• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Air adalah segala-galanya bagi kehidupan, juga peradaban, bagi manusia,

bagi tanaman, dan bagi hewan, bagi pertanian, bagi industri dan bagi

keseimbangan alam. Persediaan air yang mencukupi pada saat yang tepat dan

dengan kualitas yang memadai adalah soal hidup atau mati. Manusia masih

mungkin dapat bertahan hidup selama beberapa minggu tanpa makanan, tetapi

tanpa air ia hanya akan bertahan hidup paling lama sepuluh hari. Beberapa jenis

bakteri hidup subur tanpa oksigen, namun tak satu pun dapat tumbuh tanpa air

(Dumairy, 1992).

Air untuk keperluan irigasi adalah air yang digunakan dalam sistem

pertanian, dikonsumsi oleh tanaman dan lahan tempatnya bertumbuh. Biasanya

untuk tanaman pangan dan tanaman perdagangan, baik berupa buah-buahan dan

sayuran (hortikultura) maupun berupa bunga-bungaan. Tanaman-tanaman

semacam itu pada umumnya membutuhkan suatu sistem irigasi guna pertumbuhan

dan kesuburannya. Air yang dikonsumsikan oleh tanaman di halaman atau

pekarangan rumah tidak termasuk ke dalam golongan atau kategori ini (Dumairy,

1992).

Sistem irigasi merupakan suatu set dari elemen-elemen fisik dan sosial

yang difungsikan untuk: (i) mendapatkan air dari suatu sumber terkumpulnya air

secara alami, (ii) memfasilitasi dan mengendalikan perpindahan air dari

sumbernya ke lahan atau tempat lain yang dimaksudkan untuk budidaya tanaman

pertanian atau tanaman-tanaman lain yang diinginkan, dan (iii) menyebarkan air

(2)

2

ke zona atau daerah lingkungan (zone) perakaran di lahan yang diari. Sistem

irigasi merupakan suatu sistem yang terbuka, yang secara struktural dan

fungsional peka dalam menanggapi perubahan berbagai lingkungannya

(elemen-elemen keberlanjutan yang berada di luar sistem, seperti lingkungan fisik,

institusi, ekonomi, kebijakan dan sosial) (Pusposutardjo, 2001).

Jaringan irigasi teknis mempunyai bangunan sadap yang permanen serta

bangunan bagi mampu mengatur dan mengukur. Pengaturan dan pengukuran

dilakukan dari bangunan penyadap sampai ke petak tersier. Untuk memudahkan

sistem pelayanan irigasi kepada lahan pertanian, disusun suatu organisasi petak

yang terdiri dari petak primer, petak sekunder, petak tersier, petak kuarter dan

petak sawah sebagai satuan terkecil. Pembagian air, eksploitasi dan perneliharaan

di petak tersier menjadi tanggungjawab para petani yang mempunyai lahan di

petak yang bersangkutan dibawah bimbingan pemerintah (Hariany, dkk., 2011).

Saluran irigasi ataupun drainase termasuk pula sungai-sungai besar

ataupun kecil yang ada di lokasi perlu pula diketahui baik debit airnya, kedalaman

air, kualitas air, aliran air, kemiringan lereng dari saluran-saluran air tersebut.

Mengetahui daya penghanyutan air pada waktu hujan turun akan sangat

membantu teknologi pembentukan tanah-tanah pertanian itu sehingga

penghanyutan partikel-partikel tanah dari permukaan yang subur itu dapat dicegah

(Kartasapoetra, dkk., 1985).

Penting bahwa dengan dibangunnya jaringan air pengairan (irigasi) yang

menghubungkan sumber air dengan petak pertanaman, yaitu agar

petak-petak pertanaman tersebut memperoleh air pengairan yang cukup bagi

pertumbuhan tanaman-tanamannya serta perbaikan kondisi lahan/tanahnya. Agar

(3)

3

maksud diatas tercapai dengan baik atau dengan mendekati, maka kebutuhan air

di petak-petak pertanaman tersebut perlu diperkirakan (Kartasapoetra dan Sutedjo,

1994).

Salah satu faktor dari usaha peningkatan produksi pangan khususnya padi,

adalah tersedianya air pengairan/irigasi di sawah-sawah sesuai dengan kebutuhan.

Tidak hanya jaringan pengairan/irigasi utama saja yang perlu diutamakan,

melainkan jaringan pengairan/irigasi tersier pun perlu mendapat perhatian. Seperti

diketahui, keadaan jaringan pengairan/irigasi tersier di Indonesia pada umumnya

masih kurang sempurna (Soekarto dan Hartoyo, 1981).

Jaringan irigasi Daerah Irigasi (DI) Bandar Sidoras di Kecamatan Percut

Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu daerah yang

dikembangkan pada saat ini. Dengan luas areal seluruhnya mencapai ± 3017 Ha.

Daerah Irigasi (DI) Bandar Sidoras terbagi menjadi dua yaitu persawahan Bandar

Sidoras Kiri dengan luas 1.048 Ha dan Persawahan Bandar Sidoras Kanan dengan

Luas 1.969 Ha dimana terdapat pengembangan jaringan irigasi di daerah irigasi

kanan. Sumber pengairan irigasi ini memanfaatkan aliran air sungai Bandar

Sidoras yang merupakan aliran dari sungai Percut dengan mengandalkan bendung

yang terbuat dari karet. Dengan adanya suatu pengembangan jaringan irigasi di

daerah Bandar Sidoras, maka perlu diadakannya kajian tentang saluran irigasi di

daerah tersebut.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji saluran irigasi tersier di Desa

Percut Daerah Irigasi Bandar Sidoras Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Serdang.

(4)

4

Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan

syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi

Keteknikan Pertanian Universitas Sumatera Utara.

2. Bagi mahasiswa, sebagai informasi pendukung untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai rancangan saluran irigasi.

3. Bagi masyarakat, untuk membantu masyarakat dalam pengembangan

pengelolaan saluran irigasi.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Model Pembelajaran ARCS ( Attention, Revance, Confidence,

upaya-upaya yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan pemahamannya terhadap mata pelajaran pemrograman dasar (X). Variabel ini diukur melalui beberapa

Karena telaga ini merupakan jenis coastal aquifer yang terletak dekat dengan laut dan berbasis tanah kapur, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran tipe NHT (Numbered Head Together) dapat meningkatkan hasil belajar

Penelitian dengan pengambilan data melalui media internet sangat rentan akan perubahan atau kehilangan data, maka disarankan pada penelitian yang berbasis

[r]

Solo sebagai kota heritage tersusun oleh elemen elemen pembentuk kota antara lain kawasan hunian khususnya kampung, kawasan karya (tempat kerja, industri,

Resital yang telah penulis lakukan diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa instrumen mayor cello dan piano sebagai bahan pembelajaran dan menambah wawasan terhadap