BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Terminologi Judul
Judul dari proyek ini adalah Kuala Namu Convention & Exhibition Centre. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut:
Kuala Namu : Adalah sebuah wilayah dari Kec.Batang Kuis, dengan konsep pengembangan wilayah Aerocity. Dan terdapat sebuah landmark kawasan ini yaitu, Bandar Udara Internasional Kuala Namu, yang melayani kota Medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan.
Convention : Bangunan besar yang dirancang untuk mengadakan konvensi,
dimana individu dan kelompok berkumpul untuk mempromosikan dan berbagi kepentingan bersama. Pusat konvensi biasanya menawarkan luas lantai yang cukup untuk menampung beberapa ribu peserta. Tempat yang sangat besar, cocok untuk pameran, dan dikenal juga sebagai pusat pameran. Pusat konvensi biasanya memiliki setidaknya satu auditorium dan mungkin juga mengandung ruang konser, ruang kuliah, ruang rapat , dan ruang konferensi. (Wikipedia.Org)
And : Dan
Exhibition center merupakan gabungan yang harus mewadahi 3
fungsi yaitu pertemuan (meeting), konferensi (conference), dan pameran (exhibition). (Lawson, Congress, convention & Exhibition Facilities, 2000)
Centre : 1) Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan (Oxford Advanced Learner’s Dictionary)
2) Sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas tertentu dikonsentrasikan (Oxford Advanced Learner’s Dictionary)
3) Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut.
II.2 Lokasi
II.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi
1). Tinjauan Terhadap Struktur Kota
Dalam draft Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan sekitar Bandar Udara Kuala Namu merupakan tindak lanjut dari Rencana Tata Ruang Kawasan Bandar Udara Kuala Namu yang telah disusun pada tahun 2006 serta menyelaraskan ketentuan Pasal 14 dari UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang agar rencana tata ruang dapat menjadi acuan operasional pengembangan kawasan sebagaimana yang dimaksud dalam perundang-undangan tersebut, maka diperlukan yang merupakan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Perkotaan.
Kriteria pemilihan lokasi agar perancangan bangunan Kuala Namu Convention And Exhibition Centre ini dapat dirancang secara maksimal bila:
-
Lokasi site merupakan daerah yang mudah di jangkau untuk wisatawan maupun masyarakat lokal sendiri.- Lokasi site merupakan lahan kosong yang sudah memenuhi kriteria dalam perancangan bangunan ini.
- Sirkulasi site yang efektif bagi pengguna
- Site bukan merupakan lokasi yang dilarang pemerintah untuk pembangunan.
Gambar 2.1 Keadaan Sekitar Site (Sumber: Google Earth)
2). Pencapaian
Dalam hal pencapaian, site harus terletak pada daerah yang mudah dicapai oleh wisatawan lokal maupun internasional. Baik dengan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum.
3). Area Pelayanan
Area disekitar site dekat dengan bangunan atau sarana prasarana yang membutuhkan jasa/pelayanan yang berhubungan dengan fasilitas penginapan maupun komersil lainnya.
Adanya pembangunan hotel didaerah site, membuat sirkulasi semakin berkembang
dan mendukung area site.
Sirkulasi jalan Bandara Kuala Namu
yang lancar dari arah yang berlawanan. Batas site yang umumnya tanah kosong dan ditanami
4). Persyaratan Lain
Status kepemilikan lahan : Individu
Nilai Tanah : Harga nilai tanah semakin tinggi dari harga biasanya, semenjak adanya pembangunan Kualanamu dan banyaknya para investor membeli tanah dengan kepentingan bisnis dari harga per meternya Rp. 300.000 menjadi 1-1,5 juta (Artikel Situs Medan)
II.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek
Gambar 2.2 Kondisi Eksisting Site Proyek (Sumber: Google Earth)
Lokasi site
Lokasi lahan : Jl. Bandar Udara Kualanamu Kondisi lahan : Relatif datar
Orientasi site : Menghadap ke utara Arah lalu lintas : 2 arah
Eksisting site : Lahan kosong
Luas site : 2 Ha
KDB : 40-70%
Tinggi bangunan : 4-8 Lantai Dengan batas–batas tapak yaitu:
Utara : Lahan kosong Timur : Sungai
Selatan : Lahan kosong
Barat : The Crew Hotel
II.3 Tinjauan Fungsi
II.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Ada 4 karakter pengelompokkan pengguna pada proyek Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini, pengelompokkan antara lain yaitu :
1. Pengunjung, terbagi atas dua bagian yaitu pengunjung yang bersifat khusus dan bersifat umum
a) Pengunjung bersifat umum yaitu pengunjung yang datang untuk bersifat rekreasi, tertarik menikmati pameran untuk memuaskan rasa keingin tahuannya, kegiatannya melihat-lihat objek yang dipamerkan dan jika cocok akan membeli objek yang dipilih. Pengunjung yang dapat mengikuti pelatihan atau komunitas seni sebagai peserta.
b) Pengunjung bersifat khusus yaitu pengunjung baik domestik maupun manca negara yang mempunyai tujuan bisnis biasanya para pengusaha. Peserta ini, terbebas dari mengatur jalannya acara, dan hanya menjadi penikmat acara. Ada beberapa kelompok orang yang menjadi peserta antara lain:
c) Penyelenggara/penyewa yaitu orang yang mengorganisir pelaksanaan kegiatan. Penyelenggara adalah kelompok orang yang tersusun dalam sebuah organisasi yang mempunyai jabatannya masing-masing guna melancarkan jalannya acara konvensi atau eksibisi tersebut. Beberapa kelompok penyelenggara antara lain:
1) Panitia 2) Wartawan 3) Operator 4) Keamanan
3. Pengelola yaitu pihak yang mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas yang di butuhkan penyelenggara.
Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pengelola Gedung
4. Komunitas seni yaitu sekumpulan orang yang dapat menyalurkan bakat dan sebagai wadah untuk melatih dan mengapresiasikan kreatifitas mereka di bidang seni theater, seni musik dan seni rupa.
II.3.1.1 Segmen Pengguna
1. Trade fair/ exhibition/ pameran pameran yang diselenggarakan secara regional, nasional, dan internasional
General Manager
Sekretaris Kepala Keuangan
dan Administrasi
Teknikal Manager
Kepala Pemasaran Divisi Keamanan
Divisi ME
Karyawan Karyawan
Divisi pengelola Bangunan
Kepala pelayanan dan operasional
2. Rapat asosiasi merupakan kegiatan rapat yang diselenggarakan oleh suatu asosiasi, seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia)
3. Company event merupakan pertemuan yang dilakukan oleh perusahaan besar yang pesertanya merupakan karyawan dari perusahaan tersebut, seperti kegiatan pertemuan perusahaan Honda Motor Indonesia.
4. Program insentif merupakan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan perusahaan besar, pesertanya merupakan karyawan khusus atau dealer khusus dari perusahaan tersebut, yang bisa meningkatkan provit perusahaan
5. Organisasi Internasional merupkan kegiatan yang pesertanya merupakan anggota dari organisasi internasional seperti WWF, OPEC, UNESCO
6. Konser merupakan kegiatan pertunjukan yang di selenggarakan oleh suatu event organiser berskala nasional yang ditampilkan oleh peserta komunitas seni.
II.3.1.2 Kegiatan
Adapun kegiatan di Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini adalah :
A. Pameran
Exhibition center mempunyai kegiatan dalam hal melakukan suatu pergelaran pameran yang mana memamerkan beberapa bentuk objek contohnya :
1) Pameran dagang, seperti furniture expo, pameran komputer, pameran buku, pameran otomotif.
2) Pameran seni, seperti pameran lukisan, patung dll.
3) Pameran jasa, seperti pameran pendidikan, bursa tenaga kerja.
Pada umumnya pameran terdiri dari beberapa bagian yaitu :
2) Pameran umum yaitu pameran yang diselenggarakan terbuka untuk umum
3) Pameran khusus yaitu pameran yang memamerkan satu jenis produk
4) Pameran tunggal pameran yang diadakan oleh satu orang ataupun satu perusahaan kepada calon konsumen
Berdasarkan skala pelaksanaannya pameran dibagi atas : 1) Pameran skala internasional
2) Pameran skala nasional 3) Pameran skala regional 4) Pameran skala lokal
B. Konvensi
Merupakan kegiatan pertemuan sekelompok orang, seperti:
1) Kegiatan konfrensi yang dilakukan oleh sekelompok orang seperti kelompok industri, pelaku bisnis, dan staf pemerintahan. 2) Kegiatan seminar lokakarya dan penataran.
3) Resepsi yaitu acara yang bersifat informal seperti acara silaturahmi, ulang tahun, dan pernikahan.
4) Kongres merupakan kegiatan pertemuan berupa diskusi untuk menyelesaikan beberapa masalah, merupakan jenis kegiatan pertemuan besar yang bersifat formal untuk bertukar informasi, mencari pemecahan terhadap suatu permasalahan.
5) Workshop merupakan kegiatan pertemuan dimana kegiatan ini membahas sesuatu dan memberi pelatihan secara bersama-sama antar kelompok.
6) Peserta, sehingga para peserta mendapatkan ilmu, wawasan dan keahlian seperti workshop desain dan fotografi
7) Kuliah umum
8) Panel yang yang berupa tanya jawab oleh dua atau lebih kelompok peserta
C. Pergelaran
Yaitu kegiatan berupa penampilan yang bersifat menghibur seperti pergelaran seni, drama dan theater serta musik.
D. Kegiatan kelompok penunjang
Yaitu kelompok kegiatan yang mendukung keberlangsungan kegiatan seperti kegiatan pengelolaan, sistem manejemen/teknis bangunan, dan kegiatan lainnya yang berfungsi menghidupkan mobilitas manusia di dalam bangunan.
II.3.2 Deskripsi Perilaku
II.3.2.1 Karakteristik Pengguna
Berdasarkan sifat aktifitas yang dilakukan, prilaku dari pengguna Kuala Namu Convention & Exhibition Centre terbagi atas 2 yaitu:
a) Bersifat Stastis
Perilaku pengguna bangunan lebih bersifat menetap pada satu tempat. Kebiasaan ini merupakan kegiatan yang bersifat rutinitas maupun sementara dengan intensitas waktu yang lama sebagai contoh pengelola.
b) Bersifat Dinamis
II.3.2.2 Alur Kegiatan Pengguna
a. Analisa sirkulasi Pengunjung
Diagram 2.2 Analisa Sirkulasi Pengunjung
b. Analisa sirkulasi Penyelenggara dan Peserta Pameran
Diagram 2.3 Analisa Sirkulasi Penyelenggara dan Peserta Pameran
Datang
Parkir
Main Entrance
Hall Utama Informasi
Lobby
R.Konvensi
R.Pameran
Musholla Restoran
R.Pameran Toilet
Datang
Parkir
Main Entrance Musholla
Toilet
Kantor Restoran
Lobby Hall Utama
Informasi
Lobby K.Penyelenggara
R.Konvensi R.Pameran
c. Analisa sirkulasi Pengelola
Diagram 2.4 Analisa Sirkulasi Pengelola
II.3.3 Deskripsi Kebutuhan ruang dan Besaran ruang
a. Kebutuhan Ruang
1. Lobby 11. Gallery
2. Healing Park 12. Loading Dock 3. Waiting/Dressing room 13. Kantor Sewa 4. Multifunction Hall 14. Ruang Keamanan 5. Exhibition Hall 15. Musholla
6. Kantor Pengelola
7. Meeting Room
8. Convention Room 9. Gudang
10.Parkir
Parkir
Main Entrance
Lobby
R.Rapat Toilet
R.Direktur
R.Sekretaris
R.Staff
R.Arsip
Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang (Sumber: Hasil data primer)
1. Kelompok pengelola
No. Aktifitas Pelaku Sifat Ruang
1. Mengelola 2. Mengelola finansial Kabag finansial
Sekretaris
Staff bag.finansial
Privat Ruang kerja kabag
Ruang tamu
Ruang sekretaris
3. Mengelola pemasaran Kabag pemasaran
Sekretaris
Staff pemasaran
Privat Ruang kerja kabag
Ruang tamu
Privat Ruang kerja kabag
Ruang tamu
Privat Ruang kerja kabag
Ruang tamu
Privat Ruang kerja kabag
Ruang tamu
Ruang sekretaris
2. Kelompok pengunjung
No. Aktifitas Pelaku Sifat Ruang
1. Melihat pameran dan menikmati pagelaran kesenian
Pengunjung Publik Exhibition Hall
Sanggar seni
2. Berbelanja kuliner,
Pengunjung Publik Convention Hall
Multifunction room
Pengunjung Publik Studio musik
Sanggar seni
Exhibiton Hall
3. Kegiatan pelayanan
No. Aktifitas Pelaku Sifat Ruang
1. Mencari Informasi Pengunjung Publik Pusat informasi
Kantor pengelola 2. Berkumpul komunitas,
Mengadakan acara, Menyaksikan acara pagelaran seni.
Pengunjung Publik Studio musik
Sanggar seni
Ruang genset & trafo
Ruang PABX
Ruang Septictank
6. Keamanan Satpam Privat Ruang Kemanan
7. Menjaga kebersihan kawasan,membersihkan kawasan
Pengelola
Pengunjung
Privat Loker Cleaning Servis
Toilet Cleaning Servis
Ruang peralatan
II.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria ruang
Persyaratan dan kriteria ruang yang harus diperhatikan dalam merencanakan dan merancang sebuah exhibition center adalah fleksibilitas ruang pameran, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan terhadap objek yang di pamerkan, serta sirkulasi, baik sirkulasi dari pengunjung maupun sirkulasi dari kegiatan pergudangan. Fleksibilitas ruang dimaksudkan sebagai kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya. Kefleksibilitasan ruang ini berpengaruh terhadap potensi ruang dapat menampung item dan stan pameran. Fleksibelnya suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1) Pembagian ruang
Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat menampung kegiatan pameran. Penggunaan dinding geser pada bangunan eksebisi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ruang pameran dapat fleksibel menampung kegiatan pameran sehingga dapat menampung kegiatan pameran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.
2) Pemilihan stuktur bangunan
membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk sebuah gedung eksibisi.
3) Ketinggian ruang
Ketinggian ruang ditentukan oleh jenis produk yang di pamerkan dan bentuk stan pameran. Dengan ruang yang tinggi kita dapat memberikan space pada produk-produk yang memiliki ketinggian yang cukup dan menjadikan ruang lebih fleksibel dengan menerapkan desain stan yang bertingkat.
4) Lighting/pencahayaan
Tujuan dari perancangan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman terhadap visual, cahaya yang baik dapat membuat atmosfir dan mood suatu ruangan menjadi lebih efektif . Banyak pameran yang menjadi kurang menarik akibat pencahayaan yang tidak didesain sejalan dengan desain dari pameran. Menurut sumbernya cahaya dibagi atas dua bagian yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber dari alam yaitu matahari, sedangkan buatan berasal dari penerangan buatan seperti lampu yang digunakan pada ruangan-ruangan dalam kondisi tertentu. Penggunaan efek pencahayaan akan menjadi penerima yang baik dengan pengunaan peralatan spesial seperti lampu sorot (spot light) atau peralatan optical lainnya.
5)
SirkulasiII.3.5 Studi Banding Arsitektur (Fungsi sejenis)
1. Komunitas Salihara
Gambar 2.3 Gedung komunitas Salihara (Sumber: Google)
Lokasi : Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Bangunan Utama : Teater Salihara, Galeri Salihara, Anjung Salihara dan ruang perkantoran. Saat ini, Teater blackbox Salihara adalah satu-satunya yang ada di Indonesia. Sementara Sejak 2014 Kompleks Salihara diperluas dengan bangunan baru: Anjung Salihara. Di dalamnya terdapat Studio Tari, Studio Musik, Wisma Seni, Ruang Serbaguna dan Teater Anjung.
Arsitek : Andra Matin merancang bangunan perkantoran, Adi purnomo merancang teater, dan Marco Kusumawijawa merancang galeri.
tiap lirikan mata. Tidak ada drop-off di sini. Ketika memasuki pelataran parkir bermaterial grass block berjalan masuk melalui area Kedai Salihara, yang memang awalnya merupakan selasar penerima. Pengunjung bebas memasuki kompleks bangunan lewat mana saja, karena komposisi tiga massa bangunan ini tidak diberi pintu khusus yang dijaga satpam seperti bangunan-bangunan publik komersial yang membuat risih saat pengecekan keamanan. Namun vocal point tetap ada, yaitu tangga selebar dua meter sebagai pengakhiran dari
sequence yang diciptakan koridor diantara Kedai Salihara dan Art Store yang
menghubungkan tempat parkir dan bangunan, sedangkan ruang terbuka sebelum tangga ini merupakan simpul sirkulasi menuju lantai dua, Art Store, toilet, dan resepsionis yang bersebelahan dengan Serambi Salihara.
Material utama dari bangunan ini adalah beton ekspos, ditambah material bata, kaca, besi, dan sedikit detail kayu pada beberapa elemen fungsional. Alih-alih terlihat monoton, bangunan ini justru menunjukkan keanggunan yang rendah hati. Ditambah material bata, kaca, besi, dan sedikit detail kayu pada beberapa elemen fungsional. Alih-alih terlihat monoton, bangunan ini justru menunjukkan keanggunan yang rendah hati, mempersilahkan alam membingkai sekelilingnya yang justu menambah estetika. Tanaman hijau yang menjuntai dari atas bangunan perkantoran, semakin panjang, semakin membuat bangunannya apik sekaligus unik. Tak hanya alam, manusia di dalamnya pun bebas mempercantik tiap detail yang ada. Terlihat beberapa grafiti, mural dan kata-kata mutiara menempel di tembok-tembok beton, mencirikan kreativitas komunitas seni di dalamnya. Pada bagian interior teater, Adi Purnomo menggunakan batu bata yang disusun dengan bentuk merotasi 5 derajat, datar di bagian bawah dan semakin merongga ke atas, untuk menghasilkan kekedapan yang baik dan responsif terhadap pemantulan dan penyerapan bunyi, sebuah detail yang cerdas dan cantik.
umum, dan di ujung terdapat beberapa anak tangga turun dan ramp menuju Teater Salihara dan Surau Salihara yang berisi musholla dan wisma untuk seniman. Aspek spacio-temporal bisa kita lihat pada ruang sirkulasi selebar lima meter di antara pintu masuk teater dan surau yang di salah satu sudutnya terdapat ruang menuju toilet untuk difable dan lift, ruang terbuka yang terhubung dengan taman dan parkiran ini dapat dipakai sebagai tempat workshop maupun instalasi karya seni.
d) Esplanade Theaters by The Bay Singapore
Gambar 2.4 Esplanade theaters by The Bay Singapore (Sumber: Google)
Theatres on the Bay adalah salah satu icon negara Singapura. Letaknya persis bersebelahan dengan Patung Merlion yang berada di Merlion Park. Ini adalah salah satu pusat seni tersibuk di dunia, dibuka resmi pada tanggal 12 Oktober 2002. Di tahun 1992, terpilih sebuah tim yang terdiri dari perusahaan lokal terkenal DP Architects (Singapura) dan Michael Wilford & Partners (Inggris) untuk memulai pekerjaan pembangunan pusat seni tersebut. Untuk mempertahankan keterkaitan antara masa lalu dan masa kini, pusat seni ini akhirnya dinamakan Esplanade – Theatres on the Bay. Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat seni pertunjukan bagi semua kalangan, dan program-programnya menjangkau ke ragam audiens yang luas. Susunan program-programnya mencakup segala genre, termasuk musik, tari, teater dan seni visual, dengan fokus khusus pada budaya Asia.
duri itu akhirnya menjadi nama sebutan yang populer berdasarkan buah favorit masyarakat lokal, Durian. Konsep bangunan ini, ada yg mengatakan menyerupai sepasang mata facet belalang dengan ide kelopak terbuka sebagai bukaan terhadap cahaya, bila diperlukan. Esplanade Theatre terletak di tepi teluk, berdekatan dengan tempat wisata Merion. Fungsi Esplanade Theatre adalah sebagai wadah warga Singapore dalam berkesenian. Oleh sebab itu, semua elemen pendukung dari bangunan ini merupakan karya seni yang luar biasa.
II.4 Elaborasi Tema
II.4.1 Pengertian
Untuk menerjemahkan tema struktur sebagai elemen estetis kedalam suatu karya arsitektur, perancang merujuk pada penjelasan yang dikemukakan Vitruvius di dalam bukunya “De Architectura” (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki keindahan atau estetika (venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan (utilitas). Arsitektur dapat dikatakan keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis. Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni".
dalam istilah arsitektur merupakan sebuah sistem, artinya gabungan atau rangkaian dari berbagai macam elemen-elemen yang dirakit sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Sedangkan estetis merupakan sebuah cabang filsafat yang berhubungan dengan sifat keindahan, seni, rasa, dan dengan penciptaan apresiasi terhadap keindahan. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka tema perancangan struktur sebagai elemen estetis secara garis besar, bahwa elemen struktur itu sendiri dapat hadir sebagai fungsi lain yakni sebagai fungsi estetika, ketika biasanya struktur menjadi aspek penting sebagai kekuatan suatu bangunan dan disembunyikan dibalik elemen-elemen estetika, maka pada bangunan perancangan ini struktur juga dapat bertanggung jawab untuk tercapainya estetika pada bangunan, dimana struktur sekaligus menjadi aksen dan ornamen pada fasad bangunan.
2.4.2 Interpretasi Tema
Secara umum yang kita ketahui bahwa arsitektur merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Dengan didukung dengan teori Vitruvius yang menempatkan arsitektur sebagai disiplin ilmu, yang memanfaatkan secara bersama rasio/logika dan emosi/perasaan. Pendekatan arsitektur menjadi multi-disiplin dan beragam, antara lain melalui pendekatan seni yang didasari nilai-nilai estetis. Dengan menilai arsitektur sebagai seni, berarti teori-teori seni atau teori-teori-teori-teori estetika harus pula diterapkan pada arsitektur.
Terdapat beberapa pengertian Estetika/keindahan seperti dikutip H.K Ishar (1992:74) yaitu:
a) Nilai-nilai menyenangkan pikiran mata dan telinga (Kamus Oxford)
b) Sesuatu itu indah kalau sesuai dengan tujuan dan fungsi atau kegunaanya (Socrates)
c) Ekspresi luhur (Hegel)
Teori estetika umumnya terbagi 3 yaitu: 1. Teori Estetik Formil
Banyak berhubungan dengan seni klasik dan pemikiran-pemikiran klasik, teori ini menyatakan bahwa keindahan luar bangunan menyangkut warna dan bentuk. Teori beranggapan bahwa keindahan merupakan hasil formil dari ketinggian, lebar, ukuran (dimensi) atau warna. Keindahan terdapat dalam bentuk dan disebabkan oleh bentuk serta perasaan yang diakibatkannya. Rasa indah merupakan emosi langsung, yang diakibatkan oleh bentuk tanpa memandang konsep-konsep lain. Dalam kritik arsitektur, 2. Teori Estetik Ekspresionis
Teori menyebutkan bahwa keindahan tidak selalu terjelma dari bentuknya, tetapi dari tujuan dan ekspresinya. Teori ini beranggapan bahwa keindahan karya seni, terutama tergantung pada apa yang diekspresikannya. Bentuk adalah indah selama dapat menunjukan eksperinya. Dalam arsitektur, keindahan dihasilkan oleh ekspresi yang paling sempurna antara kekuatan gaya tarik dan kekuatan bahan (material). Ada pula yang mendasarkan keindahan seni, adalah ekspresi idea etnik atau doktrin agama.
3. Teori Estetik Psikologis
Menurut teori ini, keindahan mempunyai 3 aspek:
a) Keindahan dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana dan mudah. Dalam arsitektur, pengamat merasa dirinya mengerjakan apa yang dilakukan bangunan dengan cara sederhana, mudah dan luwes. Artinya keindahan ada dalam penampilan kekuatan sebuah bangunan.
c) Keindahan merupakan akibat rasa kepuasan si pengamat sendiri terhadap obyek yang dilihatnya.
Ketiga teori ini merupakan manifestasi untuk menenrangkan keindahan dari macam-macam sudut pandang: secara mistik, emosional atau ilmiah intelektual.
II.4.4 Keterkaitan Tema dengan Judul
Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini merupakan sebuah fasilitas untuk mewadahi kegiatan pertemuan bisnis dan sarana hiburan yang mewadahi komunitas seni sehingga dapat berkreasi dan mengapresiasikan karya mereka disini. Kawasan eksisting yang saat ini masih kurang akan fasilitas hiburan serta convention dan ruang eksebisi. Namun kawasan ini akan mengalami pengembangan yang sangat signifikan nantinya, bila didukung dengan pembanguanan Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini, kegiatan penyajian suatu karya untuk dikomunikasikan dapat diapresiasi oleh masyarakat, seperti karya seni, produk-produk industri, dll. Tipologi kawasan yang sangat mendukung pembangunan dan pengembangan wilayah Kuala Namu, tentu bisa didukung dengan pendekatan bangunan bentang lebar, dan melakukan pendekatan dengan mengkaitkan dan menyelaraskan bangunan baru dengan karakteristik lingkungan sekitar, diharapkan tercipta suatu kawasan yang terintegrasi dengan baik, baik dari segi penampilan fisik dan juga fungsinya.
II.4.5 Studi Banding arsitektur (Tema sejenis) Gardens By The Bay Singapore
Gambar 2.5 Gardens by The Bay Singapore
Gardens By The Bay dikenal juga sebagai taman selatan Marina, taman yang satu ini benar-benar akan memukau semua orang yang datang berkunjung ketika proyeknya selesai. Hingga saat tulisan ini dibuat, proyek pembuatannya sedang berlangsung. Lokasinya hanya berjarak 5 menit dari pusat kota Singapura. Arsitekturnya luar biasa rumit, membutuhkan perhitungan tinggi, namun memiliki segi artistik yang mengagumkan. Oleh sebab itu, proyek ini telah beberapa kali memenangkan penghargaan. Misalnya adalah Grant Associates yang diraih 3 tahun yang lalu. Arsiteknya saja mendapatkan penghargaan Wilkinson Eyre dan teknik strukturnya adalah Atelier 10. Taman ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu Bay South dan Bay East. Disini pengunjung akan menemukan Supertrees dengan ketinggian 16 lantai. Pohon super ini akan menjulang ke angkasa hingga 16 lantai, dan bisa membawa Anda melihat keseluruhan kota. Pohon yang akan disebut sebagai pohon solar ini bisa mengumpulkan air hujan dan mengumpulkan energi solar. Semantara di bagian timur, pengunjung akan disuguhkan pemandangan hutan tropis, taman bunga, lokasi berjalan-jalan, hingga lokasi piknik dengan pemandangan perairan teluk Marina yang sangat indah. Area bagian timur ini bisa digunakan sebagai tempat melepas lelah, bermain bersama keluarga, atau bahkan melakukan aktivitas olahraga seperti jogging dan bersepeda.
3 Atraksi utama di Gardens by the bay adalah Flower Dome, Cloud Forest Dome dan OCBC Sky way.
ketinggian 38 meter (125 kaki) tinggi dan mempertahankan suhu antara 23 ° C dan 25 ° C, sedikit lebih rendah pada malam hari.Flower dome ini memiliki tujuh bagian kebun yang berbeda serta kebun zaitun dengan bistro dan bidang perubahan tampilan sentral juga telah dimasukkan untuk memungkinkan menunjukkan bunga dan menampilkan yang akan diadakan dalam Konservatorium.
Gambar 2.6 Flower Dome (Sumber: Google)
Gambar 2.7 Cloud Mountain (Sumber: Google)
3. OCBC Skyway: Ini adalah sebuah jembatan yang menghubungkan beberapa supertree yang ada. Dari atas sini Anda bisa melihat pemandangan yang luar biasa indah. Dikarenakan jembatan ini berada di atas pohon-pohon supertree membuat Anda seperti benar-benar di atas langit. Itulan mengapa diberikan nama skyway.