• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Tapanuli Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Tapanuli Tengah"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Indeks Pembangunan Manusia

Pembangunan manusia merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk memperbaiki kualitas penduduk, hal ini dapat ditempuh dengan cara meningkatkan kapasitas dasar dan daya beli. Peningkatan kapasitas dasar adalah upaya untuk meningkatkan produktivitas penduduk melalui pengembangan pengetahuan dan pendidikan serta perbaikan derajat kesehatan penduduk. Upaya ini merupakan bagian dari fungsi dan tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan fasilitas sosial ekonomi dasar. Sedangkan peningkatan daya beli dapat ditempuh melalui perbaikan eonomi, sehingga tercipta perluasan kesempatan kerja.

Dalam upaya peningkatan efektifitas pembangunan manusia, tidak terlepas dari penggunaan data statistik baik untuk perencanaan, pemantauan maupun evalusai. Pencapaian pembangunan manusia dapat dilihat dari dua segi, yaitu: 1. Meningkatkan status pembangunan manusia dapat dilihat berdasarkan nilai

(2)

Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM), UNDP membagi tingkatan status pembangunan manusia suatu wilayah kedalam tiga golongan yaitu rendah (kurang dari 50), sedang atau menengah (antara 50 sampai 80), dan tinggi (80 keatas). Untuk keperluan daerah tingkat II (level kabupaten), tingkatan status menengah dibagi menjadi dua, yaitu menengah bawah dan menengah atas, dengan kriteria rendah (IPM<50), menengah bawah (50≤IPM<66), menengah atas (66≤IPM<80), dan tinggi (IPM>80).

2. Membuat peringkat berdasarkan besaran IPM yang dapat menunjukkan secara relatif kinerja pembangunan suatau wilayah terhadap wilayah lain. Dengan diketahuinya peringkat IPM, maka tingkat kesejahteraan disuatu daerah dapat dibandingkan dengan daerah lain. Besaran IPM merupakan besaran kumulatif selama beberapa tahun dan periode terakhir, maka peringkat yang dihasilkan juga merupakan hasil kerja kumulatif beberapa masa pemerintahan.

2.2 Sekilas tentang Penduduk Miskin, Angkatan Kerja, Rata-rata Lama Sekolah, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

(3)

dalam menghasilkan pendapatan/balas jasa kepada faktor-faktor yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi.

2.3 Pengertian Regresi

Regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat pengaruh suatu variabel terhadap variabel yang lain. Variabel yang pertama disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel

eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas, variabel X (karena sering kali digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu X). Variabel yang kedua adalah variabel yang dipengaruhi, variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini dapat merupakan variabel acak (random), namun variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak.

(4)

yang pendek bergerak menuju kerata-rata tinggi dari seluruh anak laki-laki yang menurut istilah Galton disebut dengan “regression to mediocrity”. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada umumnya tinggi anak mengikuti tinggi orangtuanya.

Istilah “regresi” pada mulanya bertujuan untuk membuat perkiraan nilai

satu variabel (tinggi badan anak) terhadap satu variabel yang lain (tinggi badan orangtua). Pada perkembangan selanjutnya analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain yang berhubungan dengan variabel tersebut.

Jadi prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu persamaan regresi adalah bahwa antara suatu variabel tidak bebas (dependent variable) dengan variabel-variabel bebas (independent variable) lainnya memiliki sifat hubungan sebab akibat (hubungan kausalitas), baik didasarkan pada teori, hasil penelitian sebelumnya, maupun yang didasarkan pada penjelasan logis tertentu.

2.4 Analisis Regresi Linier

(5)

1. Menentukan hubungan fungsional antar variabel dependent dengan

independent. Hubungan fungsional ini dapat disebut sebagai persamaan garis regresi yang berbentuk linier.

2. Meramalkan atau menduga nilai dari satu variabel dengan hubungannya dengan variabel yang lain yang diketahui melalui persamaan garis regresi.

Variabel yang lain diketahui melalui persamaan garis regresinya. Analisis regresi terdiri dari dua bentuk, yaitu:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana 2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis Regresi Linier Sederhana adalah bentuk regresi dengan model yang bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel, yakni variabel terikat dan variabel bebas. Sedangkan analisis regresi berganda adalah bentuk regresi dengan model yang memiliki hubungan antara satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tergantung dengan variabel lainya, sedangkan variabel terikat adalah variabel yang nilainya tergantung dari variabel lainya.

(6)

dari X akan diiringi pula oleh variasi dari Y. Jika dibuat secara matematis hubungan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Variabel terikat (Dependent)

X = Variabel bebas (Independent)

e = Variabel residu (Disturbace term)

Berkaitan dengan analisis regresi ini, setidaknya ada empat kegiatan yang lazim dilaksanakan yakni:

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris.

2. Menguji berapa besar variasi variabel dependent dapat diterangkan oleh variasi independent.

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak.

4. Melihat apakah tanda menghitung dari estimasi parameter cocok dengan teori.

5.

2.4.1 Analisis Regresi Linier Sederhana

(7)

Keterangan:

Y = Variabel terikat (dependent variable)

X = Variabel bebas (independent variable)

a = Konstanta (intercept)

b = Kemiringan (slope)

Penggunaan regresi linier sederhana didasarkan pada asumsi, diantaranya sebagai berikut:

1. Model regresi harus linier dalam parameter.

2. Variabel bebas tidak berkolerasi dengan disturbance term (eror). 3. Nilai disturbance term sebesar 0 atau dengan simbol sebagai e.

4. Varian untuk masing- masing error term (kesalahan) konstan 5. Tidak terjadi autokorelasi

6. Model regresi dispesifikasikan secara benar. Tidak terdapat bias spesifikasi dalam model yang digunakan dalam analisis empiris.

(8)

Jika koefisien b terlebih dahulu dihitung, maka koefisien a dapat dihitung dengan rumus:

Dengan dan masing- masing rata-rata untuk variabel-variabel X dan Y.

2.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk memperkirakan nilai variabel tak bebas Y, akan lebih baik apabila kita ikut memperhitungkan variabel-variabel bebas lain yang ikut mempengaruhi nilai Y. Dengan demikian dimiliki hubungan antara satu variabel tidak bebas Y dengan beberapa variabel lain yang bebas X1, X2, X3, . . ., Xk. Untuk itulah digunakan

regresi linear berganda. Dalam pembahasan mengenai regresi sederhana, simbol yang digunakan untuk variabel bebasnya adalah X. Dalam regresi berganda, persamaan regresinya memiliki lebih dari satu variabel bebas maka perlu menambah tanda bilangan pada setiap variabel tersebut, dalam hal ini X1, X2, . . ., Xk.

Secara umum persamaan regresi berganda dapat ditulis sebagai berikut:

Keterangan :

(9)

X = Variabel bebas (independent variable)

= Konstanta regresi

= Koefisien regresi variabel bebas

Dalam penelitian ini, digunakan lima variabel yang terdiri dari satu variabel terikat Y dan tiga variabel bebas X yaitu X1, X2, X3. dan X4. Maka

persamaan regresi bergandanya adalah :

Persamaan di atas dapat dapat diselesaikan dengan empat bentuk yaitu:

2.5 Uji Keberartian Regresi

(10)

berdasarkan penelitian ada artinya bila dipakai untuk membuat kesimpulan mengenai hubungan sejumlah peubah yang sedang dipelajari.

Untuk itu diperlukan dua macam jumlah kuadrat (JK) yaitu Jumlah Kuadrat untuk regresi yang ditulis JKreg dan Jumlah Kuadrat untuk sisa (residu) yang ditulis dengan JKres. Jika x1i= X1iX 1, x2i= X2iX2, . . . , xk= Xk– dan

yi= YiYmaka secara umum jumlah kuadrat-kuadrat tersebut dapat dihitung dari:

dengan derajat kebebasan dk = k

dengan derajat kebebasan dk = (n – k – 1) untuk sampel berukuran n. Dengan demikian uji keberartian regresi berganda dapat dihitung dengan:

Dimana statistik F yang menyebar mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan pembilang V1= k dan penyebut V2= n – k – 1. Dalam penelitian ini penulis menggunakan aplikasi softwere SPSS versi.22.

2.6 Koefisien Determinasi

(11)

untuk penelitian, karena sebagian besar variabel dependen dijelaskan oleh variabel independen yang digunakan dalam model.

Koefisien determinasi dapat dihitung dari :

Harga R2 diperoleh sesuai dengan variansi yang dijelaskan oleh masing-masing variabel yang tinggal dalam regresi. Hal ini mengakibatkan variasi yang dijelaskan penduga hanya disebabkan oleh variabel yang berpengaruh saja. Dalam penelitian ini penulis menggunakan aplikasi softwere SPSS versi.22.

2.7 Koefisien Korelasi

Uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan). Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel (tidak ada variabel dependen maupun independen). Keeratan hubungan ini dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Uji korelasi terdiri dari Pearson, Spearman dan Kendall. Jika sampel data lebih dari 30 (sampel besar) dan kondisi data normal, sebaiknya menggunakan korelasi Pearson (karena memenuhi asumsi parametrik). Jika jumlah sampel kurang dari 30 (sampel kecil) dan kondisi data tidak normal maka sebaiknnya menggunakan korelasi Spearman atau Kendall (karena memenuhi asumsi non-parametrik). Nilai koefisien korelasi merupakan nilai yang digunakan untuk mengukur

(12)

kekuatan (keeratan) suatu hubungan antarvariabel. Koefisien korelasi biasanya disimbolkan dengan r.

Koefisien korelasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

Untuk menghitung koefisien korelasi antara variabel tak bebas Y dengan empat variabel bebas X1, X2, X3 yaitu :

1. Koefisien korelasi antara Y dengan X1

2. Koefisien korelasi antara Y dengan X2

3. Koefisien korelasi antara Y dengan X3

(13)

Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah (+) ataupun minus (-) yang menunjukan arah korelasi. Makna dari sifat korelasi adalah:

1. Tanda positif (+) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan searah atau koefisien positif. Artinya jika nilai suatu variabel mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain juga mengalami kenaikan dan demikian juga sebaliknya.

2. Tanda negatif (-) pada koefisien korelasi menunjukan hubungan yang berlawanan arah atau korelasi negatif. Artinya jika nilai suatu variabel mengalami kenaikan maka nilai variabel yang lain akan mengalami penurunan dan demikian juga sebaliknya.

Sifat korelasi akan menentukan arah korelasi. Keeratan korelasi dapat dikelompokan sebagai berikut.

1. 0,00 - 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah. 2. 0,21 - 0,40 berarti korelasi memiliki keeratan lemah. 3. 0,41 - 0,70 berarti korelasi memiliki keeratan kuat.

4. 0,71 - 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.

(14)

2.8 Kesalahan Standar Estimasi

Untuk mengetahui ketetapan persamaan estimasi dapat digunakan kesalahan standar estimasi (standard error of estimate). Besarnya kesalahan standar estimasi menunjukan ketetapan persamaan estimasi untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas yang sesungguhnya. Semakin kecil nilai kesalahan standar estimasi tersebut, makin tinggi ketetapan persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak bebas sesungguhnya. Sebaliknya, semakin besar nilai kesalahan standar estimasi, maka semakin rendah persamaan estimasi yang dihasilkan untuk menjelaskan nilai variabel tidak sesungguhnya. Kesalahan standar estimasi (kekeliruan baku taksiran) dapat ditentukan dengan rumus :

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Dampak Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) terhadap Pendapatan Anggota Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP)

Sehubungan dengan emiten, Tiga perusahaan yang tergabung dalam holding BUMN tambang yaitu PTBA, ANTM, dan TINS akan mengalokasikan belanja modal dengan total sekitar

Setelah ayat yang diatas menganjurkan bertaubat dalam melakukan kegiatan nyata, antara lain membayar zakat dan bersedekah, kini mereka diminta untuk melakukan

PARTISIPASI POLITIK Pola Perilaku Pemilih Pemilu Masa Orde Baru dan Reformasi.

Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya tentang materi yang telah dibahas4.

Hal ini menunjukkan bahwa hasil proses bio- remediasi tanah bertekstur klei yang terkontaminasi minyak bumi menggunakan teknik biopile skala pilot kapasitas 2 ton

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) unsur intrinsik; (2) unsur ekstrinsik dalam kumpulan cerpen Belajar Mencintai Kambing ; (3) relevansinya

Artinya berdasarkan pasal tersebut Undang- Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dapat juga digunakan untuk mengadili tindak pidana lain seperti tindak