• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluargadan Motivasi Tenaga Kesehatan Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluargadan Motivasi Tenaga Kesehatan Terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Zat Besi Di Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi 2015"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Menurut WHO, 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan pendarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terdapat ibu hamil merupakan perdisposisi anemia difisiensi di Indonesia (Saifuddin, 2009).

Anemia yang sering ditemukan pada ibu hamil adalah anemia defisiensi besi

yang disebut dengan “potential danger to mother and child” (bahaya potensial bagi

ibu dan anak) dan pengaruhnya sangat besar terhadap sumber daya manusia. Oleh

karena itu, anemia defisiensi besi ini memerlukan perhatian yang serius oleh semua

pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan di

Indonesia (Manuaba, 2010).

Penelitian yang dilakukan di delapan Negara berkembang mengungkapkan

salah satu faktor yang memengaruhi kepatuhan dalam mengonsumsi tabet besi adalah

pengetahuan mengenai tablet besi folat. Selain itu, penelitian mengenai sikap ibu

hamil di Palestina mengungkapkan bahwa ibu hamil yang memiliki sikap yang baik,

akanmengerti pentingnya memeriksakan diri kepelayanan kesehatan dan

mengonsumsi tablet zat besi. Kepatuhan tinggi dalam mengonsumsi tablet besi juga

(2)

tablet besi folat. Hal ini karena motivasi merupakan dorongan yang digunakan untuk

memulai dan mengarahkan perilaku.

Hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 359 per 100.000

kelahiran hidup. Sedangkan target dalam Millennium Development Goals

(MDGs)yaitu menurunkan angka kematian ibu sebesar ¾ dari angka kematian ibu

pada tahun 1990 (450 per 100.000) menjadi 102 per 100.000 yang ingin dicapai pada

tahun 2015. Salah satu penyumbang angka kematian ibu tersebut adalah riwayat

anemia selama kehamilan yang menyebabkan pendarahan. Prevalensi anemia ibu

hamil di Indonesia jika dibandingkan dengan PHI (Public Health Indicator) masih

termasuk dalam kategori moderate yaitu antara 20-39,9% (Sadariah, 2012).Sementara

prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia menurut WHO tahun 2005 yaitu sebesar

41,8% dimana negara berkembang menyumbang sebesar 56% dan negara maju

sebesar 18%.

Anemia pada kehamilan bukannya tanpa resiko.Pada dasarnya ibu hamil dapat

mengalami keguguran, lahir sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan

sebelum dan selama persalinan bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan

janinnya (Tarwoto dan Wasnidar, 2007). Penelitian Chi, dkk tahun 1981 pada dua

belas rumah sakit pendidikan di Indonesia didapatkan angka kematian ibu 70% untuk

ibu-ibu yang anemia dan 19,7% untuk mereka yang non anemia (Prawirohardjo,

(3)

Faktor yang menyebabkan tingginya anemia defisiensi pada ibu hamil adalah

rendahnya kepatuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi. Faktor-faktor yang

memengaruhi ketidak patuhan ibu hamil dalam mengonsumsi tablet besi antara lain,

pengetahuan, sikap, dan efek samping dari tablet besi yang diminumnya. Faktor yang

sering dikemukakan ibu hamil adalah pernyataan “lupa” untuk meminum tablet besi.

Tingkat pengetahuan ibu hamil yang rendah akan memengaruhi bagaimana ibu hamil

menjaga kehamilannya. Pengetahuan kurang memiliki resiko 1,45 kali lebih besar

untuk menderita anemia kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil yang

berpengetahuan baik (Dinkes Sumut, 2013).

Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan konsumsi zat besi dan variasi jumlah

asupan zat besi selama hamil di Indonesia sebesar 89,1 persen. Diantaranya yang

mengonsumsi zat besi tersebut, terdapat 33,3 persen mengonsumsi minimal 90 hari

selama kehamilannya, 34,4 persen mengonsumsi kurang dari 90 hari, dan 21,4 persen

lupa mengonsumsi zat besi. Prevalensi anemia di Indonesia 2013 pada perempuan

umur 15 – 49 tahun 22,7 persen, di perkotaan 22,4 persen dan di pedesaan 23,0

persen. Kelompok ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang beresiko tinggi

mengalami anemia, meskipun anemia yang dialaminya umumnya merupakan relatif

akibat perubahan fisiologis tubuh selama kehamilan. Anemia pada ibu hamil sebesar

37,1 persen dan prevalensinya hampir sama antara ibu hamil di perkotaan 36,4 persen

dan pedesaan 37,8 persen. Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati masalah

(4)

Anemia sering terjadi pada Ibu hamil yang kekurangan zat gizi terutama zat

besi, vitamin B12, dan asam folat yang diperlukan untuk sintesis eritrosit. Selama

kehamilan, kebutuhan zat-zat makanan bertambah dan terjadi perubahan pada darah

dan sumsum tulang. Hudono (2000) menjelaskan ketidakseimbangan antara

kecepatan penambahan volume plasma dan bertambahnya masa eritrosit

(pertambahan plasma 30%, eritrosit 18%, dan hemoglobin 19%), mengakibatkan

terjadinya hemodilusi (pengenceran darah). Hemodilusi semakin terlihat nyata seiring

dengan bertambahnya umur kehamilan. Keadaan ini terjadi paling menonjol selama

trimester kedua.

Hasil penelitian Silalahi (2008) tentang kejadian anemia di Kabupaten Dairi

dengan sampel ibu hamil trismester III sebanyak 70 orang menunjukkan persentase

ibu hamil anemia adalah 55,7%, cakupan suplementasi zat besi adalah 65,7%,

kejadian anemia pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi adalah 52,2%

dan konsumsi tablet besi cukup pada ibu hamil yang tercakup suplementasi zat besi

adalah 56,5%. Faktor yang paling berpengaruh dalam kejadian anemia dalam

penelitian tersebut adalah rendahnya konsumsi makanan tinggi zat besi dan

rendahnya konsumsi tablet zat besi. Rendahnya konsumsi makanan tinggi zat besi

dipengaruhi budaya konsumsi kopi di daerah setempat, yang menghambat

penyerapan zat gizi.

Berdasarkan hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa disparitas menurut

provinsi khususnya yang tidak pernah minum tablet Fe yang terendah adalah di DI

(5)

hamil yang meminum tablet Fe terbanyak di DI Yogyakarta (67,5%) dan terendah

adalah provinsi Sulawesi Barat (2,3%).

Ramawati, dkk (2008), dalam penelitiannya menemukan faktor-faktor yang

paling dominan mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat

besi adalah pengetahuan, dukungan suami dan ketersediaan tablet zat besi itu sendiri.

Sedangkan pada penenlitian Budiarni (2012)di Semarang menyatakan faktor yang

paling dominan adalah motivasi tenaga kesehatan terhadap kepatuhan konsumsi tablet

besi.

Data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa sebanyak 80,7% ibu hamil

yang mendapatkan tablet Fe hanya 18% yang mengkonsumsi sesuai dengan batas

minimal yang dianjurkan. Konsistensi presentase ibu yang melaporkan minum tablet

Fe pada kehamilan terakhir dijelaskan bahwa ibu hamil yang tinggal dipedesaan

(24,8%) selalu lebih tinggi dibandingkan diperkotaan (14,1%). Terlihat juga

konsistensinyaibu hamil dengan tingkat pendidikan terendah,

petani/nelayan/buruh(27,8%), serta status ekonomi terendah (27,4%), selalu yang

tertinggi menghadapi masalah atau tidak dapat pelayanan. Padahal dalam penelitian

Setyoresmi (2012) disimpulkan bahwa semakin patuh ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet Fe maka akan semakin naik kadar Hb ibu hamil. Selain itu, ibu

hamil yang tidak minum tablet Fe mempunyai resiko yang lebih tinggi melahirkan

bayi dengan BBLR dari pada ibu hamil yang mengkonsumsi 90 tablet Fe atau lebih.

(6)

Menurut Notoamodjo, perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor

predisposing (predisposisi) diantaranya adalah pengetahuan. Mengonsumsi tablet zat

besi dapat menimbulkan efek samping yang mengganggu sehingga orang cenderung

menolak tablet yang diberikan. Faktor enabling (pemungkin) meliputi ketersediaan

sarana dan prasana atau fasilitas kesehatan dan faktor reinforcing (penguat) meliputi

dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dan ketersediaan Fe. Menurut

Maulana (2010), keterlibatan suami semenjak awal akan sangat berguna untuk

menjaga secara emosional merasa tenang dan yakin. Terlebih jika setiap keluarga

mengharapkan kehamilan, mendukung bahkan memperlihatkan dukungan dalam

berbagai hal.ibu hamil pun akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia selama

menjalani kehamilan. Untuk meningkatkan kepatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet

Fe. Petugas kesehatan harus mengikutsertakan keluarga dalam pengawasan makan

obat, pengawasan minum obat merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin

kepatuhaan minun obat sesuai dengan dosis dan jadwal seperti yang telah ditetapkan

(Maulana, 2008). Menurut BKKBN (2009) pengetahuan ibu hamil tentang kesehatan

khususnya anemia akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil pada pelaksanaan

program pencegahan anemia, sikap tersebut dapat berupa tanggapan.

Pada penelitian Nasyidah (2011), didapatkan ibu hamil dengan anemia paling

sering terdapat pada kelompok ibu hamil yang tingkat kepatuhannya dalam

mengonsumsi tablet besi cukup yaitu sebesar 53,8%. Kelompok ibu hamil yang

(7)

untuk kelompok ibu hamil yang tingkat kepatuhannya dalam mengonsumsi tablet besi

buruk persentasenya hanya sebesar 5,1%.

Kepatuhan mengonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang

dikonsumsi, ketepatan cara mengonsumsi tablet zat besi, frekuensi konsumsi perhari.

Dosis pemberian zat besi dibedakan atas dosis pencegahan dan dosis pengobatan.

Dosis pencegahan diberikan kepada kelompok sasaran setelahdilakukan pemeriksaan

kadar Hb. Dosis yang dianjurkan untuk ibu hamil sampai masa nifas adalah sehari

satu tablet (60 mg besi elemental) dan 0,25 mg asam folat. Berturut-turut selama

minimal 90 hari masa kehamilannya sampai 42 hari setelah melahirkan. Dengan

pertimbangan bahwa sebagian besar ibu hamil mengalami anemia, maka dilakukan

pemberian preparat Fe sebanyak 90 tablet pada ibu-ibu hamil di Puskesmas.

Hasil wawancara yang dilakukan penulis pada awal survei, terhadap 20 ibu

hamil yang datang berkunjung ke Puskesmas Sitinjo, penulis menanyakan jumlah

tablet zat besi yang sudah dikonsumsi dan menanyakan kegunaan tablet zat besi yang

sudah diperoleh dari tenaga kesehatan. Lima orang telah mengkonsumsi sesuai

jumlah hari setelah diberikan tablet zat besi, 11 orang mengakui belum

mengkonsumsi tablet zat besi sesuai jumlah hari setelah menerima tablet besi, dan 4

orang ibu hamil mengakui sering lupa mengkonsumsi tablet zat besi jika tidak

diingatkan oleh suami.

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh

(8)

kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Sitinjo di Kabupaten

Dairi.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan penelitian ini

adalah bagaimana pengaruh Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga dan Motivasi

Tenaga Kesehatan terhadap Kepatuhan Ibu Hamil Mengonsumsi Tablet Zat Besi di

Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi.

1.3. Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruhpengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi

tenaga kesehatan terhadap kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi di

Puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi.

1.4. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian adalah ada pengaruh pengetahuan, sikap, dukungan

keluarga dan motivasi tenaga kesehatan terhadap kepatuhan konsumsi tablet zat

besidiwilayah kerja puskesmas Sitinjo Kabupaten Dairi Tahun 2015.

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh

pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan motivasi tenaga kesehatan terhadap

kepatuhan ibu hamil mengonsumsi tablet zat besi di Puskesmas Sitinjo di Kabupaten

(9)

talet zatbesi selama kehamilan,diharapkan juga sebagai bahan masukan untuk

keperluan program perencanaan dan evaluasi program pemberian tablet Fe pada ibu

Referensi

Dokumen terkait

Apakah terdapat perbedaan dari Agency Cost pada BUMN sebelum. dan

Masalah rute terpendek dapat diartikan sebagai suatu masalah yang solusinya adalah pencarian jarak terpendek antara simpul awal dan simpul tujuan didalam suatu graph berarah

[r]

Pembuatan web ini menggunakan aplikasi Macromedia Dreamweaver MX .Diharapkan aplikasi ini dapat bermanfaat bagi para surfer yang ingin memperoleh informasi mengenai Kelurahan

The objective of the experiment was to figure out the optimum amount of ingredients to produce nata de coco with desirable thickness, lightness, and hardness

We have seen that the standard Monte Carlo method is a good numerical method to approximate the price and the Greeks. Furthermore, there are a lot of general variance

[r]

18 Tahun 2004: Yaitu merupakan peraturan daerah Kabupaten Pamekasan Tantang Larangan Terhadap Pelacuran dalam Wilayah Kabupaten Pamekasan, pelaksanaannya baik yang