Efek Zat Kimia Berlebihan Terhadap Tanah
Makalah
Oleh :
Ilham Budi Susilo (151510501037)
KELAS E PIT
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER 2015
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
perumahan terutama mengenai masalah kebutuhan air tanah (Keman dalam Widiyanto dkk., 2015). Akibatnya pemenuhan akan kebutuhan lahan semakin meningkat. Banyak warga yang menggunakan lahan subur sebagai areal pemukiman penduduk, efek sampingnya adalah banyak masalah yang terjadi pada tanah. Adanya permukiman- permukiman yang kurang terencana, maka dapat mengakibatkan sistem pembuangan limbah rumah tangga seperti pembuangan limbah kamar mandi/wc dan dapur tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga limbah tersebut dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya penyebaran beberapa penyakit menular. Selain mengakibatkan terjadinya pencemaran air tanah dapat juga mengakibatkan lingkungan di daerah permukiman tersebut menjadi tercemar (Harmayani dan Konsukartha, 2007). Penggunaan pestisida yang kurang bijak dapat menyebabkan kesuburan dan kesehatan tanah menurun.
Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak yang digunakan tanpa memperhatikan dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di Tanah Air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan.
pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Polutan yang masuk kedalam tanah ternyata dapat membahayakan aktivitas tumbuhan, misalnya saja membahayakan aktivitas metabolisme pada tumbuhan. Polutan yang yang berlebihan dapat membuat tanaman menjadi pada kondisi cekaman. Hal ini tentunya tidak baik pada tanaman.
1.2 Tujuan
Supaya dapat mengetahi dampak negatif pada tanaman jika tercemar oleh kandungan-kandungan zat yang tidak sesuai.
BAB 2. PEMBAHASAN 2.1 Pembahasan
buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: bahan kimia industri, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat.
Pencemaran pada lahan sawah umumnya disebabkan oleh limbah industri dan aktivitas budidaya yang menggunakan bahan-bahan agrokimia seperti pupuk dan pestisida yang kurang terkendali. Apabila dilihat dari bentuknya, pencemaran yang disebabkan oleh limbah industri dapat berben- tuk padat, cair, gas maupun kebisingan. Sedang dili- hat dari komponen - komponen pencemar yang terkan-dung dalam limbah tersebut maka pencemaran yang terjadi dapat dalam bentuk pencemaran fisika, kimia, biologis dan radioaktif (Moertinah, 2010). Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat meninggalkan residu di dalam tanah dan tanaman, bahkan dapat masuk ke dalam tubuh hewan, ikan atau biota air lainnya. Pestisida dengan waktu degradasi yang lama dapat membahayakan kesehatan manusia dan makhluk hidup yang mengkonsumsi hasil pertanian yang mengandung residu pestisida tersebut. Selain itu pestisida yang berlebihan pada tanah dapat menyebabkan cekaman pada tanah. Jika cekaman ini terjadi maka tanaman akan stress, sehingga produktifitas tanaman menurun.
Contoh kasus pencemaran di lahan persawahan terjadi di Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung sebagai akibat limbah industri tekstil yang mengandung logam berat, dan B3 yang menyebabkan pertanaman padi mengalami kerusakan dan gagal panen, khususnya di musim kemarau. Lahan sawah yang tercemar mencapai 15% dari total luas sawah yang ada. Kasus pencemaran ini disebabkan tingginya kandungan Na dalam tanah sawah, yaitu antara 467-2.983 mg/kg, nilai ini sangat jauh melampaui batas kritis Na dalam tanah yaitu 60 mg/kg (Ramadhi, Suganda et al., dan Alloway dalam Kurnia dkk, 2004). Selain Na, kandungan logam berat Cr, Co, Ni, Cu dan Zn pada tanah sawah juga memperlihatkan nilai yang hampir melampaui batas kritis yang diperbolehkan.
Kabupaten Pati, industri penyepuhan logamnya (electroplating) di Kecamatan Juwana juga memberikan kontribusi besar terhadap pencemaran tanah sawah di sekitarnya. Hal ini diakibatkan dari pembuangan limbah industri tersebut ke badan air yang digunakan sebagai sumber pengairan. Kandungan logam berat pada tanah di daerah tersebut sebesar 10,7-38,9 mg/kg Cu; 6-27,7 mg/kg Cr; 1.782-2.414 mg/kg Mn; 20,8-22,2 mg/kg Ni. Nilai ini umumnya lebih tinggi daripada batas kritis yang diperbolehkan (Kurnia, 2004).
terlalu mahal dibandingkan dengan pestisida pupuk organic juga memiliki berbagai macam manfaat. Yaitu penyediaan hara makro (nitrogen,fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium,mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit, Meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, dan Membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
BAB 3. PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Tanah yang tercemar limbah industri tidak baik bagi tanaman. Polutan yang berada dalam tanah menyebabkan cekaman pada tanaman. Akibatnya tanaman akan stress. Perlu penanggulangan khusus agar tanah dapat kembali sehat.
DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, D. P. dan H. Widijanto. 2008. Dampak Air Limbah Industri Josroyo, Karanganyar Terhadap Kadar Lembaga (Cu) dalam Air dan Permukaan Tanah Saluran Air Pungkuk. Ilmu Tanah dan Agroklimatologi, 5(1): 31-36. Harmayani, K.D. dan I.G.M Konsukharta. 2007. Pencemaran Air Tanah Akibat
Pembuangna Limbah Domestik di Lingkungan Kumuh Studi Kasus Banjar Ubung Sari, Kelurahan Ubung. Permukiman Natah, 5(2): 92-108.
Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan.
Moertinah, S. 2010. Kajian Proses Anaerobik Sebagai Alternatif Teknologi Pengolahan Air Limbah Industri Organik Tinggi. Teknologi Pencegahan dan Pencemaran Industri, 1(2): 104-114.
Triastuti, Y. Fitoremediasi Tanah Tercemar Merkuri Menggunakan Tanaman Akar Wangi (Vetiver zizanioides) pada Lahan Eks-TPA Keputih. :1-15.
Widiyanto, A. F., S. Yuniarno dan Kuswanto. 2015. Polusi Air Akibat Limbah Industri dan Limbah Rumah Tangga. Kesehatan Masyarakat, 10(2): 246-254.