PENGEMBANGAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT MELALUI PASAR-PASAR KECIL DI PESANTREN SEBAGAI WUJUD IMPLEMENTASI WAKAF PRODUKTIF
Melihat perkembangan perekonomian di indonesia yang tak kunjug membaik, lembaga-lembaga pendidikan keagamaan selain dituntut optimal dalam pengembangan SDM juga diharapkan dapat berpengaruh pada sektor perekonomian masyarakat. Dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas di pondok pesantren yang nantinya diharapkan dapat mengurangi pengangguran yang semakin meningkat di indonesia. Melalui UKM (usaha kecil menengah) dilingkup
pesantren dengan mendirikan pasar-pasar kecil yang ditujukan untuk masyarakat yang kurang mampu.
Seperti halnya yang dilakukan oleh pondok pesantren Madrasatul Quran Tebuireng yang dikenal di masyarakat dengan (MQ), selain sebagai produsen hafidh terbaik di jawa timur pondok tersebut juga mulai membangun perekonomian masyarakat pada sektor UKM (usaha kecil menengah) melalui pendirian kantin-kantin kecil yang dikelola oleh masyarakat sekitar yang kurang mampu. Pesantren tersebut hanya menyediakan tempat sedangkan modal diperoleh dari masyarakat yang ingin mengelolanya. Untuk pembagian hasil, pesantren tersebut memakai sistem musyarokah. Pesantren tersebut berharap selain menjadi lembaga pendidikan keagamaan yang hanya membangun negara dari sektor SDM, namun juga mampu membangun
perekonomian masyarakat sebagai wujud implementasi visi pesantren tersebut yaitu “Hamilil Quran Lafdhon Ma’nan Wa ‘Amalan”.
Begitu besar pengaruh pesantren di indonesia sebagai ruh negara yang dapat membangun SDM menuju bangsa yang bermoral dan berdaulat sesuai pancasila dan UUD 1945. Jika program yang dilakukan pesantren MQ dapat juga diterapkan di pesantren-pesantren lain di indonesia secara perlahan-lahan perekonomian masyarakat akan meningkat dan tentunya dapat mengurangi jumlah pengangguran di indonesia. Pemerintah seharusnya dapat lebih berkonsentrasi pada pengelolaan wakaf. Bagaimana tidak, kita hidup di indonesia tidak terlepas dari wakaf. Baik berbentuk masjid maupun lahan untuk pemakaman. Yang menjadi PR kita adalah bagaimana kita dapat mengelola wakaf dengan produktif bukan hanya sebagai pengembang SDM namun juga dapat berpengaruh pada perekonomian masyarakat.
dibeli. Namun, Biru Rumah mematok dengan harga yang tinggi. Kabar itupun sampai pada Rasullullah SAW. Beliau menawarkan kebun luas sebagai gantinya. Namun tawaran tersebut ditolaknya. Datanglah sahabat Utsman dengan pemikiran yang cerdik, sahabat Utsman menyewa sumur tersebut dengan skema menggunakan sumur tersebut secara bergantian. Satu hari untuk Biru Rumah dan satu hari selanjutnya untuk kaum muslimin. Ketika tiba giliran sahabat Utsman, masyarakat mengambil air bersih untuk persediaan selama dua hari secara Cuma-cuma. Sehingga ketika giliran Biru Rumah sumurpun menjadi sepi dan selanjutnya dia menjual seluruh sumur kepada sahabat Utsman. Sampai sekarang sumur tersebut masih digunakan sebagai sumber mata air di madinah dan dirawat oleh Kerajaan Arab Saudi.