• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain. Saat menjalani hubungan tersebut, selalu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain. Saat menjalani hubungan tersebut, selalu"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari sebagai makhluk sosial kita selalu berhubungan dengan orang lain. Saat menjalani hubungan tersebut, selalu saja kita ingin tahu tentang apa saja yang dikerjakan oleh orang lain. Rasa ingin tahu adalah bagian dari hidup dimana kita semua. Manusia sebagai makhluk sosial akan menampilkan perilaku-perilaku yang dapat mendukung hubungannya dengan orang-orang disekitar atau masyarakat. Menurut Walgito (2011:11) menyebutkan bahwa manusia adalah manusia itu makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial akan menampilkan tingkah laku tertentu dan akan terjadi peristiwa yang mempengaruhi antara individu dan individu lainnya. Hasil dari peristiwa tersebut akan saling mempengaruhi, sehingga timbulah perilaku tertentu yang akan mewarnai pola interaksi tingkah laku setiap individu.

Perilaku sosial sesorang tidak lagi hanya berkaitan dengan dirinya saja melainkan dengan orang-orang yang memiliki hubungan dengan kehidupannya sehari-hari. Selain itu manusia juga memiliki keterkaitan atau ketergantungan dengan individu lain yang ada didalam kehidupan sehari-harinya. Dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi manusia tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Hal ini terjadi karena adanya ikatan yang membuat manusia saling ketergantungan satu sama lain.

(2)

Hurlock (2003:261) menjelaskan bahwa perlaku sosial menunjukkan kemampuan untuk menjadi orang yang bermasyarakat. Perilaku sosial merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku umum yang ditunjukkan oleh individu dalam masyarakat yang pada dasarnya sebagai respon terhadap apa yang dianggap dapat diterima oleh kelompok sebaya seseorang. Perilaku tersebut ditunjukkan dengan sikap, keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Lebih lanjut Hurlock (2003:264) mengatakan perilaku sosial merupakan aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. Dalam konteks kehidupan sekolah, perilaku sosial dapat dikatakan sebagai aktifitas fisik atau psikis yang ditunjukkan siswa dengan berupa sikap, keyakinan, atau rasa hormat terhadap orang lain disekitarnya.

Perilaku sosial yang ditimbulkan seseorang tidak luput dari konsep diri yang telah terbentuk dari orang tersebut. Menurut Hurlock dalam Saam dan Wahyuni (2014:86) Konsep diri adalah gambaran seseorang mengenal dirinya sendiri, yang merupakan gabungan dari keyakinan terhadap fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi yang mereka capai. Konsep diri seseorang mula-mula terbentuk dari perasaan apakah ia diterima dan diinginkan kehadirannya oleh keluarganya maupun lingkungan sekitarnya. Dan berkembang dari pengalaman seseorang tersebut tentang berbagai hal mengenai dirinya sejak kecil, terutama yang

(3)

berkaitan dengan perilakunya sehari-hari dan perlakuan orang lain terhadap dirinya. Tidak hanya itu, konsep diri juga menyangkut tentang isi atau perasaan seseorang, serta perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Jika seseorang memahami konsep dirinya maka akan mampu memahami tindakan dan juga dapat mengaktualisasikan dirinya dengan baik. Konsep diri berkaitan dengan kesehatan mental seseorang. Dengan kata lain jika konsep diri seseorang positif maka hal ini akan mempengaruhi kesehatan mentalnya juga.

Dalam membentuk konsep diri pada seorang anak lingkungan sekitar yang sangat mempengaruhi. Keluarga sebagai orang yang terdekat sangat berperan penting dalam mempengaruhi terbentuknya konsep diri pada seorang anak. Lingkungan sekitar mempunyai peran untuk membanatu anak untuk menentukan dan memahami diri pribadi nya mengenai apa yang dibutuhkan oleh dirinya, apa kelebihan dan kekurangan pada dirinya, yang menyangkut fisik maupun psikis pada anak tersebut.

Pada lingkungan sekolah, siswa yang telah memiliki konsep diri yang baik, akan mampu memahami siapa dirinya, apa yang siswa tersebut butuhkan, serta akan ditunjukkan dengan respon sikap, nilai, rasa hormat yang baik yang mana dapat diterima oleh masyarakat atau anggota padda lingkungan sekolah sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada lingkungan sekolah. Hal tersebut tentunya sangat diharapkan dimiliki oleh seluruh siswa mengingat perkembangan siswa sangat penting dalam proses

(4)

pengajaran disekolah. Namun pada kenyataannya, tidak semua siswa dapat menunjukan sikap dan perilaku yang diharapkan dapat terbentuk dengan baik sesuai dengan norma yang berlaku. Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu guru Bimbingan dan Konseling di SMPN 8 Kota Jambi berinisial “SK”. Guru tersebut mengungkapkan perilaku sosial yang ditunjukkan siswa pada umumnya masih ada beberapa siswa yang memerlukan bimbingan lebih lanjut untuk membentuk karakter atau perilaku yang seharusnya ditampilkan dan diterima oleh lingkungan.

Perilaku-perilaku sosial yang tidak seharusnya ditunjukkan seperti melanggar aturan sekolah, merokok, membolos, mengasingkan teman yang berbeda status sosial, mengejek teman masih sering terlihat pada diri siswa tersebut. Namun, tentunya ada siswa yang mampu membantu teman lain, saling tolong menolong dalam berdiskusi dan lainnya. Perilaku yang ditunjukkan siswa tentunya berbeda-beda. Dari yang terlihat dilapangan terdapat siswa yang memiliki perilaku yang baik dan terarah tentunya mempunyai konsep diri atau cara pandang dan pola fikir yang berbeda dengan siswa lainnya, seperti siswa memahami kekurangan apa yang pada dirinya dan mau mencoba untuk tetap belajar dan mengembangkan potensinya. Ada juga siswa yang memiliki perilaku sosial yang baik dengan teman sebaya maupun dengan guru tetapi ia tidak mampu memahami dirinya sendiri, belum mampu mengaktualisasikan potensi yang ada pada dirinya dan belum mampu mengatasi masalah dengan bijak, seperti salah satu siswa yang memiliki sikap baik terhadap teman-teman

(5)

nya murah bergaul, dan ramah, namun disisi lain siswa tersebut tidak dapat memahami kesulitan belajar apa yang dialaminya. Kemudian ada siswa yang mempunyai perilaku sosial yang baik, mampu mengontrol dirinya sendiri dan memahami potensi apa yang dimiliki serta mampu mengatasi masalah dengan baik dan bijak.

Dari berbagai macam nya perilaku sosial yang timbul teradap siswa tersebut dan bagaimana konsep diri yang dimiliki dari setiap siswa tersebut, untuk itu perlu diteliti mengenai konsep diri dan pengeruh nya terhadap perilaku sosial yang timbul terhadap diri siswa tersebut. Lebih lanjut penelitian yang akan diteliti dirangkum dengan judul “Pengaruh Konsep Diri terhadap perilaku sosial Siswa di kelas VIII SMP N 8 Kota Jambi”.

B. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang dapat di cakup dalam penelitian ini, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII di SMP N 8 Kota Jambi pada tahun ajaran 2019/2020.

2. Konsep diri yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu komponen konsep diri yang berdasarkan komponen perceptual (fisik), conseptual (psikis), attitudinal (sikap).

3. Perilaku sosial yang takan diteliti yaitu komponen perilaku sosial yang terdiri dari kecenderungan perilaku peran, kecenderungan perilaku dalam berhubungan, dan kecenderungan perilaku ekspresif.

(6)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh konsep diri terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi ?

2. Apakah terdapat pengaruh konsep diri berdasarkan komponen perceptual (fisik) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi ?

3. Apakah terdapat pengaruh konsep diri berdasarkan komponen conceptual (psikis) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi ?

4. Apakah terdapat pengaruh konsep diri berdasarkan komponen attitudinal (sikap) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi ?

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk membuktikan pengaruh konsep diri terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi ?

2. Untuk membuktikan pengaruh konsep diri berdasarkan komponen perceptual (fisik) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi.

(7)

3. Untuk membuktikan pengaruh konsep diri berdasarkan komponen conceptual (psikis) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi.

4. Untuk melihat pengaruh konsep diri berdasarkan komponen

attitudinal (sikap) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Guru

Menambah wawasan guru dalam memahami siswa dan membimbing siswa untuk berperilaku yang lebih baik juga terarah, baik disekolah maupun dirumah.

2. Bagi siswa

Menjadikan siswa bersikap baik, mandiri dan terarah sehingga dapat mencapai prestasi.

3. Bagi Orang tua

Agar orangtua memahami pentingnya peran orangtua dalam membentuk konsep diri pada anak dalam pembentukan perilaku anak serta dapat mengoptimalkan dan membantu anak dalam meningkatkan pemahaman terhadap dirinya sendiri.

F. Anggapan Dasar

Menurut Sutdja dkk (2017:41) anggapan dasar dan asumsi adalah merupakan prinsip, kepercayaan, sikap atau predisposisi yang digunakan

(8)

oleh peneliti untuk membangun hipotesis penelitian ini dengan asumsi yaitu :

1. Setiap siswa memiliki konsep diri yang berbeda-bed sesuai dengan pembentukan dan keberadaan lingkungan nya.

2. Setiap siswa memiliki periaku sosial yang berbeda-beda. G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah dari penelitian yang ditentukan peneliti maka peneliti mengambil hipotesis sementara yaitu:

1. Terdapat pengaruh konsep diri terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi ?

2. Terdapat pengaruh konsep diri berdasarkan komponen perceptual (fisik) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi.

3. Terdapat pengaruh konsep diri berdasarkan komponen conceptual (psikis) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi.

4. Terdapat pengaruh konsep diri berdasarkan komponen attitudinal (sikap) terhadap perilaku sosial siswa di SMP N 8 Kota Jambi.

H. Definisi Operasional

1. Perilaku sosial adalah aktifitas fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka memenuhi kebutuhan diri atau orang lain yang sesuai dengan tuntutan sosial. Perilaku sosial seseorang merupakan sifat relative untuk menanggapi orang lain dengan cara yang berbeda-beda.

(9)

Komponen perilaku sosial yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu komponen perilaku sosial yang terdiri dari kecenderungan perilaku

peran, kecenderungan perilaku dalam berhubungan, dan

kecenderungan perilaku ekspresif.

2. Konsep diri adalah gambaran seseorang mengenal dirinya sendiri, yang merupakan gabungan dari keyakinan terhadap fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi dan prestasi yang mereka capai. Konsep diri dalam penelitian ini merupakan keseluruhan persepsi atau cara pandang, perasaan, penilaian, pengharapan siswa tentang dirinya mengenai fisik, psikologis dan sikap.

Indikator-indikator konsep diri dari penelitian ini mencakup komponen konsep diri oleh Hurlock yaitu komponen Perceptual (fisik) meliputi persepsi siswa tentang penampilan fisik yang dimiliki dan kesan yang diperoleh dari orang lain mengenai penampilan; Conceptual (psikis) meliputi karakteristik diri yang khas, konsep tentang kemampuan dan ketidakmampuan serta kesan tentang latar belakang keluarga; dan Attitudinal (sikap) meliputi sikap tentang status siswa pada saat ini dan sikap terhadap masa depan, perasaan bangga atau malu terhadap dirinya.

(10)

I. Kerangka Konseptual

Berdasarkan batasan masalah dan definisi operasional, maka dalam penelitian ini ditetapkan alur pikir sebagaimana yang tergambar dalam bagan dibawah ini:

Y Perilaku Sosial X Konsep Diri 1. Perceptual (fisik) 2. Conceptual (psikis) 3. Attitudinal (sikap)

Referensi

Dokumen terkait

Umur memiliki peranan yang cukup penting misalnya umur pertama kali beranak sangat mempengaruhi produktivitas ternak tersebut sebab ternak yang dikawinkan pada

4. Menetapkan tindakan atau prosedur untuk mengurangi potensi bahaya. Teknik ini bermanfaat untuk mengidentifikasi dan menganalisis bahaya dalam suatu pekerjaan. Hal ini

Gambar 23 merupakan grafik normalisasi gelombang teta yaitu sinyal yang telah mengalami filterisasi pada rentang nilai frekuensi 4-8 Hz untuk sampel data normal dan

Menurut Manuaba (2008; h.389) disebutkan perdarahan terjadi karena gangguan hormon, gangguan kehamilan, gangguan KB, penyakit kandungan dan keganasan genetalia. 55)

b. Untuk mencapai struktur atom yang stabil, maka ada atom yang cenderung melepaskan elektron dan ada yang cenderung menangkap elektron.. 3) Unsur gas mulia tdk dpt

Setelah itu, dipindahkan media penyaring dari sistem vakum ke media penimbang untuk kemudian dioven pada suhu 103 o C sampai dengan 105 o C selama minimal 1

Penelitian dengan judul “Motivasi Menjadi Jurnalis Dalam Rubrik Swara Kampus di Surat Kabar Harian Kedaulatan Rakyat (Studi Kualitatif Terhadap Motivasi Mahasiswa

Sistem pakar merupakan program aplikasi dimana program tersebut menirukan proses penalaran dari seorang ahli dalam memecahkan masalah, dengan kata lain sistem