• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penegakkan Struktur Di Dalam Masyarakat Pers Indonesia: Studi Kasus Terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media Oleh Dewan Pers

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penegakkan Struktur Di Dalam Masyarakat Pers Indonesia: Studi Kasus Terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media Oleh Dewan Pers"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) LAMPIRAN. 97 Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(3) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Subjek : Nezar Patria Informan No : 1 (informan utama) Topik : Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Tanggal : 4 Juli 2018 Tempat : The Jakarta Post Office Waktu : Mulai Pkl 09.48 WIB Informasi Tambahan : Wawancara ini digunakan sebagai hasil wawancara yang mewakili Dewan Pers sebagai salah satu agen sosial yang mempengaruhi proses terbentuknya kebijakan verifikasi institusi media. Informan/subyek adalah seorang jurnalis (Digital Editor in Chief di The Jakarta Post) dan juga menjabat sebagai anggota Dewan Pers dari unsur wartawan, serta Ketua Komisi Hubungan antar Lembaga dan Luar Negeri. Situasi wawancara : Santai dengan sedikit interupsi karena ada panggilan telepon dari Dewan Pers. No Refleksi Transkrip Analisis Awal Konsep 1 Tanya: Narasumber adalah Ketua Komisi Hubungan 3 Bisa tolong ceritakan aktivitas sebagai anggota Dewan Antar Lembaga Dewan Pers periode 2016-2019. Pers, khususnya sebagai ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga Periode 2016-2019?. 2. Jawab: Komisi hubungan antar lembaga ini dan hubungan luar negeri. Ini semacam komisi yang membidangi kerjasama dengan lembaga-lembaga terkait dan juga melakukan komunikasi dengan organisasi-organisasi yang ada kepentingannya dengan pers dan juga dengan Dewan Pers khususnya di luar negeri. Jadi itu tugas komisi ini. Komisi ini yang juga berhubungan dengan konstituenkonstituen Dewan Pers dengan lembaga-lembaga lain termasuk pemerintah. Tanya: Termasuk seperti lembaga pers, AJI? Jawab: AJI, PWI, IJTI, asosiasi penerbit seperti SPS, asosiasi televisi swasta kayak ATVSI, dan lain sebagainya.. Beberapa lembaga konstituen dari Dewan Pers adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Serikat Perusahaan Pers (SPS), Asosiasi Televisi Indoensia (ATVSI).. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 3.

(4) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers 3. Tanya: Apa yang melatarbelakangi terbentuknya kebijakan verifikasi institusi media?. Kebijakan verifikasi institusi media dibentuk karena banyaknya berita palsu dan hatespeech. Sekaligus menjadi mandat Dewan Pers yang sesuai dengan Undang-undang Pers Nomor 40 tahun 1999.. Jawab: Kebijakan ini sebetulnya dimulai di Piagam Palembang pada saat hari Pers Nasional tahun 2012 kayaknya. Iya iya 2012 kalau nggak salah. Cek lagi tahunnya ya. 2012, jadi waktu itu semua konstituen Dewan Pers ketemu lalu mereka berdiskusi dengan munculnya begitu banyak media-media atau lembaga-lembaga yang mengaku media, tetapi tidak menjalankan kode etik, tidak memenuhi syarat-syarat yang ada di dalam Undang-undang Pers. Nah mereka memproduksi banyak informasi-informasi yang terkadang itu mengandung hatespeech, itu mengandung fitnah, dan lain segala macam lainnya. Tapi mereka claim setiap kali mau digugat atau apa mereka bilang bahwa mereka adalah pers, mereka berlindung dalam Undang-undang Pers. Padahal mereka nggak ikut dengan standarstandar yang dibuat. Nah karena itu konstituen Dewan Pers ini, organisasi-organisasi yang sebut tadi itu berkumpul dan mereka berdiskusi kira-kira gimana caranya kita atur ini. Satu, berdasarkan Undang-undang Pers, Dewan Pers wajib melakukan pendataan terhadap Pers Nasional. Apakah mereka masuk dalam pendataan apa nggak. Nah Dewan Pers mengatakan pengurus waktu itu, saya belum bergabung, saya bergabung 2013. Jadi waktu itu di masa-masa kepengurusan akhir sebelum saya yaitu Mas Bambang Harimukti. Anda bisa Tanya dia juga, karena masa-masa itu ada di pengurusan Mas Bambang Harimukti.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1,2a.

(5) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers 4. 5. 6. Tanya: Jadi sasaran kebijakan ini adalah seluruh lembaga pers?. Memperjelas narasumber. kembali. jawaban. dari. Mempertanyakan persyaratan verifikasi isntitusi media yang tidak mungkin dipenuhi oleh lembaga-lembaga kecil.. Jawab: Seluruh media, seluruh lembaga pers kalau Anda memaksudkan itu adalah media. Tanya: Berarti termasuk komunitas, lokal? Jawab: Semuanya. Tanya: Di dalam persyaratannya tertulis modal yang harus dimiliki lembaga pers adalah 50 juta rupiah, mengapa? Jawab: Jadi begini, setelah pertemuan Piagam Palembang itu, lalu dikeluarkan peraturan-peraturan Dewan Pers. Itu di Piagam Palembang itu. Sebelumnya sudah ada pertemuan antarkonstituen, Dewan Pers menyepakati adanya suatu peraturan. Dewan Pers tetapkan standar perusahaan pers. Nah standar perusahaan pers itu mengatur kira-kira yang layak disebut pers itu adalah media yang punya badan hukum, lalu mempunyai perusahaan dengan kriteria yang disebutkan itu. Anda bisa baca di situs Dewan Pers. Antara lain ada syarat modal 50 juta tau berapa ya. Itupun ada usulan dari SPS untuk dinaikkan batas 50 juta itu, karena dianggap 50 juta itu gampang, gampang untuk dikumpulkan kemudian untuk diberikan, tetapi nggak cukup untuk membiayai pekerjaan professional pers selama satu tahun . Bahkan untuk yang small size media. Jadi usulan dari SPS untuk ditingkat 200 juta. Usulan itu sudah masuk tetapi belum jadi peraturan Dewan Pers. Selama. Sasaran kebijakan verifikasi merupakan seluruh lembaga pers dengan jenis swasta, lokal, pemerintah, dan komunitas.. 1. Lembaga pers komunitas dan loka adalah sasaran verifikasi institusi media.. 1. Persyaratan yang menjadi perdebatan dari kebijakan verifikasi institusi media ada modal sebesar 50 juta rupiah dan berbadan hukum. Dewan Pers tetap memberikan standar 50 juta karena dianggap mudah untuk dikumpulkan. Di satu sisi ada juga lembaga konstituen yang menyarakan untuk menaikkan standar menjadi 200 juta rupiah. Ini adalah tindakan keras Dewan Pers bagi lembaga pers yang ingin berpedoman pada Undang-undang Pers.. 1 & 2a. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(6) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 6. 7. Jawabannya sebelumnya belum cukup menjawab tentang bagian lembaga pers kecil.. ini kita pakai standar yang lama yaitu 50 juta, punya badan hukum, punya strukturisasi, punya penanggung jawab, perlindungan hukum untuk wartawan termasuk keselamatan jurnalis. Itulah kalau nggak salah ada pelatihan kode etik juga. Termasuk wartawannya harus tersertifikasi. Jadi itu semua satu paket standar perusahaan pers untuk membuat entry barrier buat media-media ini kalau mau disebut sebagai konstituen Dewan Pers atau yang berlindung dibawah Undangundang Pers. Maka dia harus comply dengan peraturan ini. Tanya: Bagaimana dengan media lokal atau media komunitas yang tidak mungkin memenuhi persyaratan verifikasi, seperti media buruh? Jawab: Iya itu kita tidak anggap media profesional yang ditujukan untuk umum. Itu lebih in-house media. Itu tidak termasuk kriteria pers dalam Undang-undang Pers. Tanya: Bagaimana jika hasil produk jurnalistik media yang tidak terverifikasi bermasalah di publik, apakah Dewan Pers tidak ikut turut campur atau memberi perlindungan? Jawab: Walaupun belum lolos verifikasi, kita akan cek dulu ya apakah dia melakukan pemberitaan dengan benar atau nggak. Ada juga yang dalam rangka berekspresi melalui media, mereka mempunyai semangat yang tinggi untuk membangun suatu grup journalism, tapi belum memenuhi standar-standar administrasi sebuah perusahaan pers. Ada banyak gitu anak-anak muda yang. Lembaga pers komunitas dianggap sebagai lembaga internal, bukan profesional oleh Dewan Pers.. 1. Dalam aturannya, lembaga-lembaga pers yang tidak terverifikasi tidak mendapatkan perlindungan sepenuhnya dari Dewan pers. Namun, Dewan Pers tetap merasa bertanggung jawab dan menyatakan ingin tetap membantu dengan melihat terlebih dahulu produk jurnalistiknya.. 1, 2a. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(7) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 8. Memperjelas jawaban Dewan pers dalam memberi perlindungan untuk. bersemangat bikin media menjadi wartawan, tetapi level bisnisnya belum sampai bahkan untuk memenuhi standar 50 juta itu. Dewan Pers tidak tutup mata dengan soal itu. Jadi oke, tetapi kasusnya diadukan ke Dewan Pers, biasanya diuji dulu, dilihat dulu produk jurnalistiknya. Kalau “Oh ini bagus anak-anak ini”, oke kalau gitu kita tangani, tetapi dalam pertimbangan kita biasa menyebutkan agar mereka segera mengurus standar perusahaannya. Ada beberapa kasus yang ketika diadukan mereka tidak punya cacat kode etik dalam pemberitaannya. Mereka balance. Saya temukan itu di Surabaya. Cuman dia belum terdaftar sesuai dengan peraturan Dewan Pers. Nah itu kita minta di surat penentuan pendapat dan rekomendasi atau risalah penyelesaian, dua level di Dewan Pers dalam soal menangani pengaduan. Output-nya adalah yang pertama kita sebut saja surat risalah penyelesaian, kalau pihak pengadu sama pihak teradu dimediasi oleh Dewan Pers dan sepakat untuk menyelesaikan langsung di meja perundingan, apa saja item-item yang digunakan untuk mnenyelesaikan masalah. Mengatasi masalah tersebut digunakan risalah penyelesaian. Tapi kalau proses ajudikasi dan mediasi tidak menemukan suatu kesepakatan, Dewan Pers berdasarkan dengan peraturan yang sudah dibuat membawa kasus itu ke rapat yang kita sebut sebagai sidang pleno, rapat pleno Dewan Pers. Di dalam rapat pleno ini, 9 anggota akan membahas itu memberikan pendapatnya dalam menangani lalu kemudian diputuskan penilaian, pendapat, dan rekomendasi dari Dewan Pers situ bersifat final, mengikat, dan itu sudah tidak ada lagi misalnya banding atau apa itu nggak mungkin. Tanya: Berarti jika ada kasus pers yang diadukan ke Dewan. Ada beberapa cara yang dilakukan Dewan Pers untuk menyelesaikan perkara pers seperti. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 2c.

(8) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers lembaga-lembaga terverifikasi.. pers. yang. belum. Pers akan selalu mendapatkan mediasi dari Dewan Pers? Jawab: Betul. Kalau mereka mengadukan lewat Dewan Pers makan akan kami proses. Tapi Undang-undang Pers bukanlah league specialist seperti yang didengungdengungkan itu. Jadi kalau ada kasus yang menimpa pers berarti undang-undang pertama yang didahulukan untuk mengatasi itu adalah Undang-undang Pers, bukan KUHP, bukan yang lain. Tetapi celakanya ada dualism di sini. Eksistensi KUHP yang mengatur soal pencemaran nama baik dan lain sebagainya, itu tetap berlaku dan eksis. Dan orang-orang semua punya hak hukum untuk mengajukan media melalui jalur KUHP dan ini kita tidak bisa menolak itu karena masyarakat pers tidak kebal hukum. Kemarin sudah mencoba ke Makamah Agung untuk pengajuan beberapa peraturan-peraturan yang bertabrakan dengan Dewan Pers. Tetapi judicial review itu ditolak karena Mahkamah Agung menganggap pers adalah salah satu kebebasan yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Kebebasan individu juga harus dijamin oleh negara. Kebebasan individu adalah orang yang harus diproteksi dari kemungkinan diserang nama baiknya serta privacy. Itu juga harus dilindungi. Jadi sehingga kalah, kemudian kita kembali ke Undangundang Pers dan terima kenyataan ini sebagai satu fakta yang kita jalani dalam batas-batas yang memungkinkan. Gimana caranya? Semua yang mencoba melakukan kriminalisasi terhadap karya jurnalistik, maka kita akan coba cegat, kita coba potong di tengah jalan, caranya membangun MOU. Membuat MOU dengan beberapa pihak-pihak yang terkait dengan system yudisial kita, polisi, hakim, jaksa. Nah ketiga. menjadi mediator dari dua pihak yang bermasalah atau menjadi saksi ahli. Aturan Dewan Pers sama kuatnya seperti KUHP, sehingga Dewan Pers tidak bisa mencegah jika ada lembaga pers yang dibawa ke pengadilan. Sebagai solusinya Dewan Pers akan melakukan intervensi dan menjadi saksi ahli dalam kasus tersebut.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(9) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers komponen ini kita sudah buat MOU-nya. Ada MOU dengan Kapolri, ada MOU dengan Jaksa Agung, dan ada MOU dengan Mahkamah Agung. Itu tepatnya kita melobi dengan membuat surat edaran Mahkamah Agung, kalau di pengadilan mereka menerima.. Oke saya mulai dari polisi dulu. Kalau polisi mendapat pengaduan kasus pers, maka dia wajib mengkonsultasikan kasus ke Dewan Pers untuk dinilai. Tapi kalau polisi melimpahkan itu ke Dewan Pers, maka akan dilakukan mediasi. Tetapi kalau polisi menukan fakta-fakta atau bukti lain yang melanggar undangundang yang lain, ia akan teruskan dan Dewan Pers akan dipanggil sebagai saksi ahli di pengadilan. Jadi memang di sini titik krusialnya. Kadang-kadang ini lewat aja jadi polisi nggak ngadu ke kita, lalu ke Kejaksaan. Di Kejaksaan dicegat lagi dibikin MOU. Kalau di Kejaksaan menerima pengaduan maka sama saja, maka dia minta Dewan Pers untuk saksi ahli, dan segala macam. Karena di Kejaksaan itu udah level P.21, jadi kita masuk dalam proses peradilan. Proses peradilan kita hanya bisa menghadirkan saksi. Lalu mungkin lolos di Jaksa, Jaksa nggak take care dengan peraturan itu lalu ke Hakimnya. Dan di Hakim kita melobi Mahkamah Agung, keluarlah surat edaran Mahkamah Agung. Para Hakim sebelum menyidangkan itu akan bertanya jika menyangkut dengan prosedur jurnalistik apakah sudah diselesaikan dengan jalur Undang-undang Pers atau tidak. Nah kalau belum, Hakim akan menyarankan untuk dipanggilkan saksi ahli Dewan Pers. Jadi kita coba itu. Jadi itu salah satu upaya yang dilakukan Dewan Pers untuk mencegah inisiatif-inisiatif mengkriminalkan wartawan termasuk lewat jalur peradilan. Lalu kembali lagi ke otoritas Dewan Pers untuk membuat penilaian, pendapat , dan rekomendasi ataupun dari risalah penyelesaian tadi.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(10) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 9. 10. Memperjelas kembali jawaban Dewan Pers, karena jawaban sebelumnya keluar dari pertanyaan wawancara.. Nah ini sangat krusial sebenarnya. Terutam dengan yang disebut PPN, karena itu final dan biasanya dia datang dari kepolisian segala macam, kita nggak bisa lagi manggil teradu dang pengadu itu untuk diajudikasi lewat proses Dewan Pers. Itu nggak bisa lagi karena proses hukum yang lain sudah berjalan. Yang bisa kita lakukan adalah semacam partisipasi di dalam proses peradilan itu sebagai saksi ahli atau intervensi. Tanya: Jadi kembali ke kebijakan verifikasi institusi media, kebijakan ini membantu memperkuat intervensi Dewan Pers terkait dengan kasus pers ya? Jawab: Iya biasanya kita uji dulu ya. Sebelumnya dulu tidak ketat ya pengujian itu, tetapi karena hoax, fake news, belum segila sekarang. Nah ini sejak platform online semakin menguat, muncul banyak media-media yang dibuat dalam waktu semalam dan isi-isinya itu benarbenar mengganggulah. Isinya fake news, isinya fitnah, dan segala macam lainnya. Kasus-kasus itu banyak dibawa ke Dewan Pers dan kita menemukan satu semua pola yang sama. Sehingga kita menganggap bahwa ini agak repot juga kalau kita apa namanya menghabiskan energi kita untuk menangani yang abal-abal ini. Maka diperketatlah proses verfikasi itu supaya lebih memudahkan. Tanya: Diperketat itu seperti apa?. Proses verifikasi diperketat karena Dewan Pers tidak ingin menghabiskan banyak energi untuk lembaga yang mengaku lembaga pers.. 1 & 2b. Bagi lembaga pers yang tidak terverifikasi maka tidak dianggap sebagai lembaga pers yang perlu dilindungi Undang-undang Pers.. 1. Jawab: Diperketat dalam artian semua lembaga-lembaga yang mengaku sebagai lembaga pers tapi tidak memenuhi. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(11) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers syarat-syarat perusahaan pers, maka kalau dia digugat di pengadilan atai diapa segala macam, kita tidak istilahnya tidak melakukan intervensilah seperti itu. Itu dianggap bukan lembaga pers, bukan domain Dewan Pers. Tanya: Termasuk yang lokal atau tidak lolos verifikasi atau komunitas?. Jawab: Kalau yang komunitas sudah tidak termasuk ranah Dewan Pers. Komunitas, sosial media, bulletin internal, media-media advokasi, NGO, dan segala macam itu tidak termasuk kecuali dia mendaftar sebagai perusahaan pers. Tanya: Siapa saja sih pihak-pihak yang terlibat dalam mengesahkan kebijakan ini? Jawab: Kebijakan standar perusahaan dan verifikasi? Semua konstituen. Jadi itu digodok oleh Dewan Pers draft-nya lalu didiskusikan dengan konstituen. Itu ada rapat-rapat mungkin itu lebih dari 10 kali. Bisa sampai 15 untuk satu peraturan itu ya. Baik rapat-rapat kecil dengan rpatrapat besar. Rapat-rapat kecil antar konstituen, besar kita dengan PWI, dengan AJI, kita dengan ATVSI, atau gabungan semua datang membicarakan itu. Termasuk juga diskusi-diskusi di konstituen. Nah setelah draft ini didiskusikan, dibahas, ditambah, dikurangi, didebat, dikritik, dan lain semacamnya, baru kemudian kita rapat yang besar lagi. Semua konstituen datang dan lalu. Lembaga pers komunitas dan lokal hanya masuk ranah Dewan Pers jika melakukan verifikasi institusi media.. 1. Pembentukkan kebijakan verifikasi institusi media dilakuka Dewan Pers dengan lembaga konstituennya, dan lembaga pers. Diadakannya rapat untuk mendiskusikan aspek-aspek dari kebijakan tersebut. Namun di akhir Dewan Pers menetapkan kebijakan tersebut melalui sidang pleno Dewan Pers.. 2a. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(12) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers memberikan pandangannya tentang peraturan itu, baru kemudian ditetapkan dengan sidang pleno Dewan Pers. Tanya: Berdasarkan data lembaga pers yang telah terverifikasi secara administrasi dan faktual ada 74 lembaga pers lolos verifikasi di wilayah Jakarta. 40-an di antaranya adalah lembaga pers yang dimiliki 12 grup media besar. Apakah ada kekhawatiran dari Dewan Pers jika mediamedia yang didominasi dari grup besar ini mempengaruhi produk jurnalistik medianya demi kepentingan politik dan bisnis? Ditambah ada usulan kenaikan standar modal perusahaan pers dari 50 juta menjadi 200 juta?. Jawab: Iya itulah yang menjadi perdebatan soal batas 50. Tadinya SPS kan ngotot untuk sampai 200, tapi konstituen yang lain mengatakan, itu nantinya yang bermodal besar yang akan selamat pada proses verifikasi ini. Sehingga mematikan inisiatif-inisiatif jenis lain yang muncul yang mungkin modalnya tidak sebesar itu. Akhirnya kita sepakati angka 50, walaupun sebetul angka 50 itu menurut saya sih itu gampang sekali. Itu kita memang agak repot ya, mencoba menyelamatkan atau memberi peluang buat semua warga negara Indonesia untuk menyatakan pendapatnya dalam bentuk media pers dengan menjaga kualitasnya supaya dia nggak terjerumus dalam kriminalisasi dan lain-lain semacamnya gitu. Ini dalam arti kita harus memilih. Kita kurangi entry barrier atau kita mudahkan entry barriernya, maka gelombang yang besar akan masuk ke dalam satu sistem itu dan kita semua kerepotan untuk menanganinya. Dia diperkecil dan dipersempit hanya. Adanya pelestarian kapitalisme lembaga pers bermodal besar dalam bentuk persyaratan verifikasi institusi media yang hanya dapat dipenuhi oleh lembaga pers bermodal besar. Dibuktikan dengan data lembaga pers yang terverifikasi wilayah Jakarta dan Banten. Dewan Pers mengakui bahwa dari kebijakan ini menghasilkan kelompok-kelompok elit, tetapi cara ini yang dirasa paling tepat dalam menangani permasalahan pers. Selain itu untuk solusi menghilangkan kelompok elit hanya bisa dilakukan dengan mengubah Undang-undang Pers, karena aturan dan tugas Dewan Pers tidak bisa menghentikan sebuah perusahaan untuk memiliki lebih dari satu lembaga pers.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1, 2a, 2c.

(13) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers menciptakan elit-elit media yang mungkin ditunggangi oleh kepetingan politik dan bisnis tertentu, kelompok tertentu, atau hanya melayani kelompok partisan politik dan bisnis tertentu. Nah jadi Dewan Pers mencoba mengambil sikap masih tetap di angka 50 juta itu, juga dengan memperhatikan diversity, keberagaman dalam suara ataupun pendapat dari masing-masing kelompok, supaya tidak ada yang terlalu dominan. Nah kalau isu ownership dan isu konglomerasi media, ini memang sulit untuk ditahan dengan kecuali kalau dia masuk dalam Undang-undang Pers. Kalau hanya di tingkat peraturan dia tidak akan bunyi. Peraturan Dewan Pers saja dia tidak akan bunyi, karena peraturan Dewan Pers ini undang-undangnya itu mendesain Dewan Pers itu tidak punya kekuatan imperaktif. Dewan Pers ini kalau menurut saya, saya menamakannya sebagai rezim etik. Dia rezim etik saja. Dia bukan suatu lembaga yang punya kekuatan imperaktif memaksa secara hukum. Kalau ada yang tidak taat pada kode etik, kita tidak bisa menghukum mereka. Misalnya melarang mereka terbit, itu juga berlawanan dengan Pasal 4 Undang-undang Pers, pada Pers Nasional tidak dikenakan sensor, pelarangan, dan lain-lain. Jadi harus ada yang dijaga di dalam semangat Undang-undang Pers tahun 99 ini, terutama yang di Pasal 4 kalau nggak salah yang terhadap Pers Nasional tidak diperkenankan pembredelan dan lain sebagainya. Itu kan sebetulnya roh dari Undang-undang Pers yang membedakan dia dari Undang-undang Pers sebelumnya. Itu sebenarnya crucial point dari Undang-undang Pers kita itu, tanpa itu mungkin undang-undang itu nggak akan bunyi. Undangundang itulah yang memberikan peluang yang cukup besar buat masyarakat Indonesia untuk menyatakan pendapatnya secara bebas. Sehingga setelah reformasi. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(14) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers tidak ada satupun pers yang dibredel dan tidak ada kekuatan yang bisa membredel itu. Anda bisa membayangkan tidak ada kekuatan yang bisa atau legal membredel sebuah media, untuk menutup sebuah media. Not even by law. Jadi nggak ada, Kominfo nggak bisa nutup yang namanya media. Yang bisa melakukan itu adalah kalau ada tuduhan-tuduhan kriminal terhadap media. Itu yang bisa lakukan misalkan kalau fitnah, pencemaran nama, dan segala macam. Tapi itu dihukum si wartawannya dan itu jauh lebih berbahaya. Karena itu mengancam kebebasan berekspresi warga. Tapi bagaimana kita bisa mengelola ini semua? Ini kan persoalan yang nggak mudah. Pastinya begitu. Pengalaman berdemokrasi orang Indonesia setelah lepas dari keditaktoran menjelang dua decade mungkin saat ini dan tingkat kematangannya mungkin lebih baik dari 18 tahun yang lalu. Dalam hal-hal tertentu kita harus mencatat bahwa ada hal-hal yang positif dari situ. Tapi belum kesadaran itu, kesadaran bahwa kebebasan berekspresi tapi saya juga punya tanggung jawab yang baik terhadap kebebasan orang yang mungkin saya tabrak atau saya vailid. Jadi itu mestinya kesadaran yang melekat. Gitu ya di warga negara, tapi nggak semua warga negara punya kesadaran kayak gitu. Makanya ini memang kompleks, bukan semata-mata sesuatu yang persuasi bahwa pers menjadi suatu lembaga tempat mencari uang, itu juga sumber nafkah, sumber pendapatan. Ini juga jadi problem dan ada kaitannya bisa kita bilang umunya media abal-abal yang kita sebut itu berdiri itu hidup dalam satu ekosistem korupsi yang sistemit juga gitu contohnya. Media yang muncul di daerah yang kecil-kecil abal-abal itu biasanya nempel ke divisi humas yang ada di pemprov setempat atau pemda setempat. Kenapa? Karena ada dana. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(15) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers pembinaan media. Dana pembinaan media ini sekaligus juga buat placement dan segalam macam di divisi masing-masing humas provinsi itu sehingga mereka akan menjaga hubungan anatara pemerintah daerah dengan media-media setempat. Nah kalau mereka tidak bisa menjaga hubungan baik dengan media mainstream, mereka akan menjalin hubungan dengan media-media kecil-kecil ini yang nggak jelas yang abalabal ini, gitu kan dalam rangka untuk mengimbangi yang ini. Tapi ada juga yang kuat dengan media mainstream, lalu kemudian media yang abal-abal ini merasa dianaktirikan lalu mereka menggangu dengan berbagai macam menggunakan medianya, mempersoalkan entah macam-macam hal yang kalau kita lihat sebtulnya lebih banyak tuduhan-tuduhan ketimbang fakta-fakta yang dihadirkan. Nah itu banyak sekali terjadi. Jadi kita menghadapi ekosistem kayak gini sekarang Dewan Pers. Ekosistem yang kayak gini, pertumbuhan media-medianya, melampaui kapasitas Dewan Pers itu sendiri. Sekarang ini Dewan Pers hanya beranggotakan 9 orang, dengan total 17 staf mungkin, dan itu anggota Dewan Pers tidak digaji ya kami semua volunteer untuk kebebasan pers sebetulnya. Ya saya bekerja di sini, teman-teman saya juga bekerja di tempat lain. Kami ketemu, saya biasanya setiap hari Jumat ada di Dewan Pers, bisa juga seminggu dua kali jika ada hal-hal yang mendesak. Bisa juga seminggu tiga kali. Kalau nggak rutinnya seminggu sekali untuk rapat. Lainnya kami koordinasi lewat media sosial, karena teknologi saya tidak harus bertatap muka begitu. Atau kami rapat segala macam. Tapi kalau dalam keadaankeadaan kritis, keadaan-keadaan dimana misalnya praktek pers lagi tinggi-tingginya saat Pilkada, Pilpres, segala macam, gitu ya ada ajang-ajang hajatan nasional,. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(16) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers atau segala macam, biasanya kami standby lebih intens untuk menjaga hal-hal yang bencana, kerusuhan, terus konflik, nah itu biasanya kami meningkatkan pemantauan kami gitu ya. Ya tapi dalam keadaan biasabiasa saja ya kami bergerilya saja. Setiap hari ada anggota Dewan Pers di situ, kami bagi ini piketnya. Tanya: Jika dapat ditarik dari jawaban sebelumnya berarti dari kebijakan ini memicu perdebatan tentang adanya kelompok-kelompok elit yang menguasai insdustri media. Apakah ada perdebatan atau pengaduan lain tentang kebijakan ini?. Sejauh ini tidak ada pengaduan mengenai verifikasi institusi media. Namun Dewan Pers merasa perlu adanya evaluasi mengenai kebijakan verifikasi institusi media.. Jawab: Tidak ada. Jadi uji kompetensi wartawan ini sudah masuk ke tahun kelima kalau nggak salah, ada banyak hal yang harus kami evaluasi. Karena pertama, penerapan standar kompetensi wartawan atau organisasi profesi itu kelihatannya ada yang nggak match, AJI mungkin menerapkan standar yang lebih tinggi, PWI mungkin kasih lebih longgar, IJTI mungkin sama seperti AJI, gitu jadi nggak match. Ini kami ketahui di lapangan, misalnya sejumlah yang abal-abal itu juga dapat sertifikasi. Atau ada media-media yang bagus, wartawan-wartawan muda yang bersemangat, karya jurnalistiknya bagus, nggak lolos kompetensi karena medianya belum terverifikasi. Jadi ada yang timbal balik timbal balik. Jadi kita akan evaluasi. Usulan ini sudah masuk ya, mungkin tahun ini kali ya, tapi belum tahu bulannya bulan apa. Harus kami rapatkan lagi dengan konstituen.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 2a.

(17) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Tanya: Bagaimana cara Dewan Pers mensosialisasikan kebijakan-kebijakan standar verifikasi dan perusahaan pers?. Dewan Pers melakukan sosialisasi kebijakan melalui lembaganya yang di beberapa titik di Indonesia. Selain itu sebagai lembaga yang berada di dalam naungan Undang-undang Pers, Dewan Pers dijadikan lembaga pengatur masayarakat pers, sehingga masyarakat pers sadar akan keberadaan Dewan Pers.. Jawab: Kami menggunakan konstituen pastinya. Pertama surat itu kami edarkan dari konstituen, baru dari konstituen mulai menyebarkannya, kami juga buatkan di web kami juga, kami menggunakan press release gitu ya untuk disebarkan ke media-media. Secara umum sih sosialisasi itu nggak masalah. Lalu itu yang dari institusi kami, Dewan Pers, tapi Dewan Pers juga membuat kerjasama dengan banyak badan-badan lain gitu. Termasuk juga pemerintah daerah, terutama di pers-pers local memang sangat membutuhkan updating peraturanperaturan yang sudah dibuat, kasus-kasus, lalu problem mereka, gitu kan dan solusi-solusi yang bisa diberikan Dewan Pers. Nah itu kita bikinkan sosialisasi di banyak provinsi. Kami yang Sembilan ini dibagi, sekarang juga udah nggak lengkap juga bersembilan, karena Pak Sarundajang sudah menjadi Dubes di Filipina. Nah tinggal 8 yang aktif juga mungkin sekitar 7. Sedangkan satu kadang-kadang terlalu sibuk dianya. Jadi sekali-kali aktif. Jadi otomatis kami tinggal sedikit sekali tenaga yang bisa dikerahkan gitu. Ya tapi dengan berbagai keterbatasan kami mencoba untuk meng-cover banyak wilayah itu. Antara lain kami banyak membuat tim pokja yang lebih kuat untuk mengatasi. Tim pokja ini kelompok kerja Dewan Pers yang membantu anggota Dewan Pers. Jadi anggota Dewan Pers di satu komisi dia punya tim pokja namanya, working group ya. Lalu. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1, 2b.

(18) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers sekarang kami sedang mengupayakan berbicara dengan Kominfo dan Kementrian Keuangan agar kami juga disupport untuk membayar tim ahli. Tim ahli ini ya mereka yang mengerti pers, mengerti segala macam. Ya bisa dapat honornya lah ya di sekretariat gitu. Nggak tahu disetujui atau tidak. Iya mungkin, mudah-mudahan dalam satu dua bulan ini kalau ada jauh lebih membantu karena kami bisa bayar staf yang lebih permanen. Karena selama ini semuanya volunteer, menyelesaikan tanpa honor. Betul-betul mereka itu bekerja tidak mengharapkan bayaran sebetulnya. Tapi kan voluntarisme itu tidak bisa secara terus menerus. Hanya dalam occasional, hanya dalam event-event tertentu gitu ya. Itu mungkin orang terpanggil tapi kan nggak mungkin selalu begitu ya. Kami juga berharap bisa menahan dan memegang komitmen beberapa tim ahli agar mereka lebih intens. Ada mungkin sekitar 7 tim ahli yang akan disebar di tiap-tiap komisi gitu. Tanya: Apakah ke depannya akan ada kebijakan yang memperhatikan media komunitas agar mereka juga merasa punya perlindungan hukum?. Sampai saat ini belum ada kebijakan-kebijakan yang mengatur lembaga pers komunitas oleh Dewan Pers. Meskipun sudah ada Undangundang Nomor 32 tahun 2002 yang mengatakan lembaga pers komunitas termasuk jenis lembaga pers.. Jawab: Ini memang rumit kecuali kita ubah Undang-undang Pers ya. Karena kami bekerja di bawah Undang-undang Pers kami tidak mendapat mandat untuk mengurus media-media komunitas itu. Tapi bagaimanapun kami merasa bertanggung jawab terhadap area praktek jurnalistik yang dilakukan terhadap siapapun gitu. Kita sebagai rezim etik tertinggi di republik ini merasa bahwa apa yang dilakukan media komunitas, apalagi. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1.

(19) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers muncul yang namanya citizen journalism dan segala macam itu ya layak diperhatikan. Ada beberapa yang pers komunitas diadukan ke Dewan Per situ tetap kita panggil. Kita coba mediasikan gitu kan walaupun kemudian mereka tidak bersalah secara etik tetapi mereka mempunyai kekurangan bahwa mereka tidak terdaftar sebagai pers dan kami selalu berupaya untuk melindungi mereka agar mereka tidak diadukan ke polisi. Tetapi itu upaya-upaya istilahnya nonitigasi yang kami lakukan. Jadi di luar upaya hukum ya. Karena yang bukan dilakukan berdasarkan mandat Dewan Pers itu sendiri tetapi karena kasihan loh pada mereka ini, mereka bagus, mereka ini gitu kan. Tanya: Pak Nezar selain sebagai Dewan Pers juga sebagai perwakilan dari perusahaan pers. Dan The Jakarta Post adalah salah satu media yang telah terverifikasi secara administrasi dan faktual. Apa yang melandaskan The Jakarta Post untuk melakukan verifikasi institusi media?. The Jakarta Post adalah salah satu lembaga pers yang sudah terverifikasi dari 42 lembaga pers yang terverifikasi di wilayah Jakarta dan Banten. Verifikasi dilakukan sebagai bentuk untuk menjaga eksistensi Undang-undang Pers.. Jawab: The Jakarta Post hanya mengikuti peraturan yang dibuat, karena peraturan yang dikeluarkan Dewan Pers dan berdasarkan Undang-undang Pers, Dewan Pers adalah lembaga yang tertinggi untuk mengatur ini semua ya dan The Jakarta Post merasa wajib juga menjaga Undang-undang Pers ini karena Undangundang Pers ini adalah milik semua dan menjaga urusan pers semua tanpa ada intervensi negara, maka kita mesti menjaga bersama-sama dengan mengikuti peraturan yang kita buat bersama-sama, maka kita bisa menjaga eksistensi Undang-undang Pers ini.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1.

(20) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Masalahnya kalau regulasi dibuat lalu nggak ada yang patuh, maka dia akan diambil alih oleh kekuatan yang lebih besar dalam hal ini state, negara, itu yang terjadi pada masa-masa sebelumnya. Masa Soeharto lah tepatnya. State regulation turn on the press. Itu kan ya suka-suka negara, nggak sesuai dengan politik mereka ya sama aja dengan bungkam, tutup, bredel ya kan, pangkas, penjarakan, gitu. Nah tapi kan sekarang negara udah nggak punya hak lagi karena adanya Undang-undang pers itu. Maka dibuat badan Dewan Pers sebagai self regulator body, kita mengatur komunitas pers sendiri dengan peraturan yang kita buat. Satu-satu undang-undang yang nggak ada peraturan di bawahnya dan nggak ada kementrian yang membidanginya dalam Undang-undang Pers. Jadi Undang-undang Pers ini betul-betul unik. Tanya: Bagaimana jika ada perubahan terhadap UU Pers? Jawab: Perubahan UU Pers sangat riskan dengan konstelasi politik hari ini. Dimana banyak orang melihat kebebasan pers sebagai kebablasan pers. Terutama dari instansiinstansi pemerintah atau lembaga-lembaga pemerintah, bahkan Dewan Pers semacam mendapat surat sehabis Pemilu 2014 dari Dewan Ketahanan Nasional yang isinya meminta Dewan Pers untuk me-review kembali liscene-liscene yang diberikan kepada televisi-televisi ini, karena mereka selama Pemilu Presiden 2014 bertindak sebagai juru bicara kepentingan partai, juru bicara kepentingan bisnis, dan politik kelompok mereka sendiri. Bukan sebagai media massa, media publik. Padahal liscen yang diberikan mengingat frekuensi. Undang-undang Pers menjadi pedoman seluruh lembaga pers dalam menjalankan kehidupan pers, namun dengan adanya banyak perubahan masyarakat pers yang dipacu teknologi, sudah saatnya Undang-undang Pers diperbaharui. Namun, Dewan Pers merasa ini bukan waktu yang tepat untuk memperbarui Undang-undang dengan melihat kondisi politik saat ini.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 2a &2b.

(21) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers publik yang dipakai itu jumlahnya terbatas dan mereka yang mendapatkan liscene itu kan mendapatkan kepercayaan. Kalau bisa mengelola frekuensi itu bukan untuk kepentingannya pribadi tetapi juga public interest. Tetapi public interest-nya itu kecil, lebih banyak political interest dan partisantship interest. Nah itu yang kemudian dikritik oleh Wantanas dan kemudian diminta Dewan Pers lebih keras lagi berbicara, padahal kita sudah lebih keras lagi berbicara. Termasuk media-media yang penuh fitnah, fake news, dan segala macam. Rekomendasi mereka adalah mengubah Undangundang Pers dan memberikan otoritas kepada Dewan Pers yang lebih besar termasuk melakukan sensor, melakukan pelarangan, mencabut izin, dan lain-lain. Jadi kembali kayak orde baru. Ya kita tolak sih itu. Ya tapi kalau mereka mau seperti ya keadaan chaotic membuat parlemen mengambil sikap ini pers tidak bisa diatur, sekarang serahkan saja pada negara, biar negara yang mengatur. Bisa jadi seperti itu, karena kita dianggap tidak mampu mengatur diri kita sendiri. Chaotic, kalau misalnya kelompok-kelompok yang lagi demo di Dewan Pers menginginkan bebas-sebebasnya dalam artian semua orang boleh dan digunakan untuk apa aja ya silahkan. Dengan begitu akan lebih banyak wartawan yang akan dikriminalkan. Dan Dewan Pers nggak bisa ngapa-ngapain, Dewan Pers tumpul gitu.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(22) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Draft Pertanyaan untuk anggota Dewan Pers: Area of questions – teori hegemoni dan strukturasi: 1.. Hegemoni: a. Masuk ke topik penelitian. Apa yang melatarbelakangi terbentuknya kebijakan verifikasi institusi media selain maraknya berita palsu dan media yang tidak kredibel? b. Apakah syarat-syarat untuk lolos verfikasi media juga mempertimbangkan lembaga pers yang modalnya tidak terlalu banyak seperti lembaga pers lokal dan komunitas? c. Mengapa dari daftar lembaga pers yang sudah terverifikasi didominasi oleh lembaga pers dengan modal besar?. 2.. Strukturasi: a. Mengapa dari daftar lembaga pers yang lolos verifikasi sejauh ini belum ada lembaga pers komunitas yang lolos khususnya di Jabodetabek ? b. Jika kebijakan verifikasi institusi media hanya diberlakukan untuk lembaga pers bermodal besar, apakah lembaga pers lokal dan komunitas yang tidak menyanggupi verifikasi tidak akan mendapat perlindungan yang sama jika terjadi sebuah konflik? c. Adakah lembaga pers yang melakukan protes terhadap kebijakan verifikasi institusi media? Berapa banyak? Dan bolehkah disebutkan beberapa di antaranya? d. Bagaimana Dewan Pers menanggapi protes tersebut? e. Dari kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Dewan Pers, apakah akan ada kebijakan-kebijakan khusus lembaga pers lokal atau komunitas? Melihat adanya kemudahan secara teknologi yang memungkin lembaga pers lokal dan komunitas menyiarkan produk beritanya tanpa ada bentuk fisik seperti cetak.. 3.. Kredibilitas Narasumber: a. Bisa tolong ceritakan aktivitas sebagai anggota Dewan Pers, khususnya sebagai ketua Komisi Hubungan Antar Lembaga Periode 2016-2019?. Konsep: 1. Hegemoni 2. Strukturasi a) Dualitas Struktur b) Waktu dan Ruang c) Refleksitivitas, Kesadaran Diskursif dan Praktis 3. Kredibilitas Narasumber. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(23) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Subjek : Iman D. Nugroho Informan No : 2 (informan utama) Topik : Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Tanggal : 4 Juli 2018 Tempat : Kantor AJI Indonesia Waktu : Mulai Pkl 16.50 WIB Informasi Tambahan : Wawancara ini digunakan sebagai hasil wawancara yang mewakili Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sebagai salah satu agen sosial yang mempengaruhi proses terbentuknya kebijakan verifikasi institusi media. Informan/subyek adalah seorang wartawan CNN Indonesia yang menjabat sebagai Ketua Bidang Pendidikan, Etik, dan Profesi AJI, Periode 2017-2020. Situasi wawancara : Santai dengan sedikit interupsi karena kedatangan tamu No Refleksi Transkrip Analisis Awal Konsep 1 Tanya: Dewan Pers memiliki wewenang untuk mengatur 1 & 2a Bagaimana AJI bersikap pada kebijakan verifikasi masyarakat pers dalam merayakan semangat institusi media? menjaga kebebasan pers. Namun AJI tidak menyetujui jika lembaga pers disaring dengan kebijakan verifikasi institusi media, yakni Jawab: menyaring perusahaan dari lembaga pers Pertama, kita nggak bisa serta-merta untuk menilai ini, tersebut dengan beberapa persyaratan yang kalau kita nggak tahu semangatnya. Semangatnya itu harus dipatuhi. Sebelum menjadi standar pers sejauh yang saya tahu adalah untuk melawan media yang dipublikasikan hari ini, ada beberapa abal-abal ya, terus media yang tidak abal-abal tetapi dia standar yang dirasa AJI tidak mengikuti cara kerja mem-publish berita-berita yang bohong ada. Nah pers hari ini. Dewan Pers situ mencoba untuk meregulasi. Kita memahami Dewan Pers itu harus menjaga kebebasan pers dan kebebasan berekspresi artinya ketika Dewan Pers itu membatasi penerbitan media, itu nggak boleh. Kenapa nggak boleh? Karena itu mengembalikan kondisi seperti zaman orde baru. Media itu harus dibatasi dengan cara SIUP apa segala macam itu dilakukan. Surat izin usaha penerbitan pers. Sekarang setelah advokasi boleh semua. Bagaimana Dewan Pers yang merupakan rezimnya Undang-undang Pers ini itu melakukan controlling. Controlling seperti apa controlling-nya? Ini controlling dalam tanda petik ya, ia. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(24) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers bisa mengontrol media-media yang seharusnya jurnalisnya itu bisa terkontrol secara otomatis dengan adanya quote of ethic, kode etik. Tapi faktanya banyak jurnalis yang bahkan tahu kode etiknya pun tidak. Ada juga media-media yang dibuat, dipesan oleh kelompok tertentu untuk menyebarkan konten yang melanggar kode etik. Konten bohong, hoax, berita beneran tapi angle-nya dibuat menghantam kanan-kiri. Lalu membaca situasi dan membuat enaknya ini diapain? Munculah pemikiran kebijakan verifikasi institusi media. Itu penjelasannya. Oke. Untungnya apa media yang terverifikasi itu? Verifikasi media itu seperti saringan. Dia membuat semua media itu harus, memaksa semua media itu harus masuk saringan itu. Media yang keluar ini yang sesuai dengan value verifikasi itulah quote and quote benar. Yang tidak tersaring gimana? Yang tidak tersaring ini punya mekanisme untuk menjelaskan ke Dewan Pers kalau memang dia merasa benar. Tapi kalau memang dia tidak benar ya sudah. Berarti media itu dinilai, berarti kamu bukan bagian dari pers Indonesia sebagai mana Undang-undang Pers. Tapi kamu adalah bagian dari lembaga yang harus berhenti mem-publish story-story atau meubah penerbitanmu dengan cara sesuai dengan Undang-undang Pers, sesuai kode etik, nah gitu. Baguslah nggak usulan itu? Sekilas bagus, tapi ada efek negatifnya. Apa efek negatifnya? Dewan Pers menjadi legal formal. Apa legal formal itu? Misalnya ada 7 ya katakanlah ada 7 syarat verifikasi. Kalau tidak sesuai dengan ketujuhnya maka kamu berarti bukan media menurut Dewan Pers. Loh nggak bisa gitu.. Kenapa nggak bisa gitu? Media itu tidak semua itu memiliki environment, memiliki alat, yang bisa semua dipenuhi. Misalnya gini nih, aku salah satu penyusun verifikator media itu, misalnya media harus. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(25) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers memiliki ruang redaksi. 2. Tanya: Jadi AJI salah satu pembuat syarat kebijakan verifikasi tersebut?. Jawab: Jadi gini, sebelum Dewan Pers membuat itu, dia mengundang stakeholder, salah satunya AJI. AJI tidak hadir saat Piagam Palembang. Ketika itu disusun, oke Piagam Palembang disetujui, mereka yang hadir di Palembang menyetujui, AJI nggak hadir, karena itu Hari Pers Nasional. Kita kan tidak mengakui Hari Pers Nasional kan. Ketika disusun dari penyusunan juklak dan juknisnya Dewan Pers tetap mengundang kembali stakeholder-nya, AJI, PWI, IJTI, SPS, ATVSI, semua diundang untuk membicarakan bagaimana enaknya ukuran-ukuran ini. Kita kritis di situ, kita kenapa, karena ada item-item menurut kita itu mindset-nya lama. Misalnya perusahaan pers harus punya ruang redaksi, oke. Punya semua? Punya. Harus punya ruang rapat, harus punya orang-orang yang bekerja di situ terus, ya seperti kantorlah. Aku bertanya, ketika itu aku bekerja di Microscoft waktu itu, Microsoft kan waktu itu bekerja sama dengan Telkom untuk bikin MSN, MSN itu nggak punya itu semua. Dalam arti ruang redaksi iya, tapi kita nggak ada rapat, nggak ada meeting room, nggak ada apa. Kantor kita itu namanya hot seat. Siapapun boleh ke kantor, siapapunboleh tidak ke kantor, asal pekerjaannya selesai. Meeting-nya bisa setiap dalam online. Artinya nggak perlu ruang rapat, artinya nggak. AJI merupakan bagian dari lembaga yang mendiskusikan kebijakan vefikasi institusi media. Namun AJI tidak setuju bahwa kebijakan ini adalah cara yang tepat dalam menangani permasalahan pers saat ini dan justru akan membuat permasalahan baru. Selain itu, masih ada lembaga pers yang lolos verifikasi institusi media dengan produk jurnalistiknya buruk. Ada jga yang tidak lolos, namun produk jurnalistiknya baik.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1 ,2a, 2b.

(26) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 3. perlu. Gimana dengan begitu? Itu dekat dengan hal-hal yang kita diskusikan. Terus.. media harus memiliki studi sendiri. Media TV itu. Media nggak perlu punya studio, punya studi itu artinya own, own studio. Dia nggak perlu punya studio, dia bisa nyewa. AJI prinsipnya tidak mau, media itu ditakar menjadi legal formal. Udah lah akhirnya itu banyak diskusinya. Bahkan misalnya AJI itu mencermati masuk ke dalam next question-nya itu misalkan “apakah media yang lolos verifikasi itu berarti produknya sudah bagus? Atau sebaliknya, media yang tidak lolos verfikasi, karena dia tidak melegal formal tetapi dia merupakan sebuah media yang memproduksi berita, apakah produk ini jelek?” Misalnya Watchdoc, produksnya bagus atau jelek?, bagus, dia media atau bukan? Bukan. Ketika ditakar Watchdoc bukan media, maka produk jurnalistiknya menjadi. Quote and quote nggak sah. Hak dia untuk dilindungi, hak dia untuk mendapatkan ini dan itu, menjadi hilang. Begitu. Blogger itu, media kampus media atau bukan? Dilindungi Undang-undang Pers atau tidak? Itu. Mereka tidak dilindungi, padahal produk jurnalistik mereka itu bagus-bagus termasuk blog. Akhirnya AJI, aku sepakat dengan pemikiran kawan-kawan juga bahwa ketika si media itu justru memunculkan problem lanjutan yang lebih besar apalagi ketika misalnya, media-media yang dinilai lolos verifikasi, tapi produknya jelek. Ada. Misalnya Tribun News yang dikritik banyak orang kemarin kan. Lolos nggak dia? Kalau dia lolos, kenapa produknya bisa seperti itu? Ini kritik berdasarkan penelitianku ya. Antara lain ini termasuk dimensi intelektualitas. Artinya aku menunjukkan fakta bahwa, ada dua paradoks itu. Tanya: Jadi dari kebijakan ini justru menghasilkan dampak-. AJI menyatakan kebijakan ini memunculkan efek negative yang membuat Dewan Pers keluar dari. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 2a.

(27) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers dampak negatif?. 4. Jawab: Memunculkan efek negatif yang justru keluar dari semangat Dewan Pers yang ingin membersihkan konten-konten. Jadi gini Dewan Pers itu ingin membersihkan konten buruk dari Pers Indonesia dengan cara melegal formalkan perusahaannya. Bagi kita keliru, bukan. Jangan kamu menata perusahaannya dengan cara itu, tetapi kamu harus menata, siapa yang bekerja di dalamnya. Jadi wartawannya itu yang harus kamu tingkatkan kualitasnya, bukan perusahaannya yang kamu susah-susah atur. Apa segala macam dikasih stample, dikasih ini, dikasih itu. Karena apa? Karena aksesnya itu tadi, perusahaan yang lolos kenapa masih menghasilkan berita buruk. Sementara perusahaan yang kita anggap tidak sesuai dengan Undang-undang Pers, produknya bagus-bagus. Ada nggak perusahaan yang tidak lolos Dewan Pers, tetapi produknya jelek? Ada misalkan Obor Rakyat. Gitu. Nah jadi kita lebih setuju, Dewan Pers fokus pada peningkatan kualitas wartawannya. Dengan cara apa? Uji kompetensi jurnalis. UKJ kalau di AJI, UKW kalau di PWI, UKW di IJTI juga. Jadi kalau Dewan Pers punya Uji Kompetensi Wartawan. Ini diadopsi dan menjadi gerakan di stakeholder. Itu semua punya para penguji-penguji. Justru ini yang harus dipentingkan daripada verifikasi institusi media. Tanya: Bagaimana cara uji kompetensi wartawan?. prinsipnya. Solusi dari AJI untuk mengatasi permasalahan pers saat ini adalah dengan fokus memperbaiki, mengembangkan, dan menguji kompetensi jurnalis atau pekerja persnya melalui uji kompetensi jurnalis. Setelah mengikuti ujian maka para jurnalis tersebut mendapatkan sertifikat lulus sebagai jurnalis yang diakui. Hal ini sudah dilakukan Dewan Pers dan lembaga konstituen lainnya.. Uji kompetensi wartawan dilakukan dengan cara mengikuti ujian pada umumnya.. Jawab: Dia harus duduk di kelas kemudian ujian.. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1.

(28) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers 5. 6. Tanya: Itu mau dari media jenis apapun?. Jawab: Semua. Kalau menurut AJI media komunitas juga harus ujian. Kalau uji di AJI, harus menjadi anggota AJI setahun sebelumnya. Jadi gini ujian hari ini, setahun sebelumnya dia harus jadi anggota AJI. Nggak bisa dia hari ini ujian, kemarin baru jadi anggota AJI. Kenapa begitu? Karena ujian di AJI gratis. Ujian di tempat lain bayar. Kita nggak mau ujian yang gratis ini dijadikan trik oleh orang-orang yang pingin gratisan dia masuk AJI. Dia harus setahun menunjukkan dedikasinya taat kode etik AJI. Menunjukkan dedikasinya menjadi jurnalis yang baik versi AJI, baru dia boleh ujian. Ujiannya gimana? Aku kan salah satu panitia untuk. Yaudah, dibagi ada jurnalis muda, madya, utama. Yang utama ini di atas 12 tahun. Yang ini di atas beberap tahun, yang ini lebih kecil. Ujiannya tulis ada, diskusi ada. Itu jadi benarbenar kita takar. Ada yang lolos nggak? Banyak yang lolos. Ada yang nggak lolos nggak? Banyak yang nggak lolos. Kalau nggak lolos ulangi lagi tahun depan. Artinya kita memberikan kesempatan orang untuk kembali belajar. Kan udah lama nggak ujian misalnya dia udah jadi wartawan selam 6 tahun, untuk ujian apa buka lagi. Mungkin dia lupa dan segala macam. Tanya: Apakah ini sudah menjadi kewajiban?. Uji kompetensi wartawan dapat dilakukan dari seluruh jenis media. Di AJI pengujian ini gratis namun syaratnya harus menjadi anggota AJI selama satu tahun sebelum ujian.. 1 & 2a. Pengujian ini bukan kewajiban tetapi peluang untuk mendapat sertifikat dan diakui sebagai pers.. 1. Jawab: Bukan ini adalah hak mereka. Kalau nggak mau diuji ya silahkan aja. Tapi, mereka akan menjadi wartawan yang. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(29) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 7. 8. tidak punya sertifikat. Kayak kamu misalnya, mau nggak kamu jadi dilayani sama dokter yang belum lulus, tidak mau dong. Itu yang kita dorong ke anggota AJI. Minggu ini atau minggu depan anggota AJI aka nada ujian di daerah Pontianak, lalu lanjut ke Lampung. Untuk apa? Iya untuk ini kita menyiapkan membangun orangnya. Tanya: Jadi itu solusi yang AJI tawarkan untuk mengatasi media abal-abal dan berita palsu?. Jawab: Menurut kami iya. Orangnya, jangan institusinya. Kenapa? Misal gini, Tempo, apakah semua produk Tempo itu sudah sesuai? Coba aja dicek. Apakah Tempo tidak memberitakan gossip? Coba aja dicek gitu. Lewat memfokuskan pada wartawannya. Begitu melanggar, sertifikatnya bisa dicabut. Jadi tanggung jawabnya adalah tanggung jawab kualitas produk jurnalistik itu pada jurnalisnya bukan pada institusinya. Jadi nggak bisa misalnya jika sebuah perusahaan bikin berita bohong, institusinya ditutup, nggak bisa. Tapi wartawannya disanksi. Baru bisa. Tanya: Bagaimana pendapat AJI dengan syarat verifikasi yang harus bermodal 50 juta dan perusahaannya berbadan hukum?. Jawab: Perusahaan pers itu diharuskan berPT. Itu AJI tidak setuju, kenapa tidak setuju? Karena kita kembali ke Undang-undang Pers. Disebutkan di Undang-undang Pers, bahwa syarat dari perusahaan pers adalah. Solusi ini bisa menjadi solusi jika ada pekerja pers yang bermasalah. Tanpa perlu mengurusi perusahaan pers dari pekerja pers yang bersalah, pencabutan sertifikat persnya bisa merupakan hukuman tersendiri.. 1 & 2a. AJI tidak setuju dengan syarat verifikasi yang harus berbadan hukum perusahaan, karena ini membatasi pengertian dalam Undang-undang pers yang mengahruskan berbadan hukum. Ada banyak jenis badan hukum seperti, perkumpulan, koperasi, dan perusahaan salah satunya. Lalu perihal syarat 50 juta rupiah, AJI merasa hal ini sulit untuk dipenuhi lembaga pers kecil yang ada desa-desa. AJI mengatakan bahwa Dewan Pers tidak boleh melihat pengambilan keputusan hanya dari lembaga pers bermodal besar atau. 1. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(30) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers berbadan hukum. Badan hukum yang dimaksud itu apakah badan hukum perusahaan? Siapa yang bilang? Itu kan di Undang-undang Pers nggak ada syaratnya. Kita pinginya apa? Badan hukum sesuai undang-undang itu apa? Badan hukum itu bisa misalnya, perkumpulan, bisa misalnya, koperasi, bisa. Jadi jangan membatasi definisi dari undang-undang. Jadi yang kamu omongkan harus perlu modal, itu menurut syaratnya berdiri perusahaan harus itu. Makanya kita nggak setuju, kenapa? Karena 50 juta. Mungkin di sini gampang, tapi kalau di desa, orang nggak bisa bikin perusahaan dong. Orang desa, ini orang 15, kita kumpul-kumpul bikin media, bentuknya apa ini perusahaan? Nggak punya uang. AJI memberi ruang pada orang-orang seperti itu. Jangan memakai kacamata orang-orang Jakarta untuk menakar orang-orang di seluruh Indonesia misalnya. 50 sedikitkan? Ya sedikit menurut lu. Menurut Pakdeku yang di Jawa Timur susah mengumpulkan 50 juta. Makanya jangan membatasi definisi dari perusahaan pers yang ada di undang-undang itu.. yang berada di kota, tetapi harus melihat dari pandangan lembaga pers kecil.. Tanya: Apakah AJI melihat dampak negatif dari kebijakan ini merupakan alat untuk melestarikan konglomerasi media, melihat media yang lolos verfikasi didominasi dari 12 grup media besar?. AJI menolak untuk menyatakan bahwa kebijakan verifikasi institusi media adalah sebagai bentuk pelestarian kapitalisme. AJI menilai ini merupakan kesalahan strategi Dewan Pers.. Jawab: Saya tidak mau melihat dari terminologi itu. Saya yakin bukan itu maksudnya. Aku lebih setuju kebijakan ini disebut sebagai kesalahan strategi Dewan Pers untuk memperbaiki environment pers Indonesia. Salah strategi dia. Maksudnya baik, strateginya salah,. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1 & 2a.

(31) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers outputnya salah. Gitu. Mungkin terbentuk beberapa hal, tapi beberapa hal yang lain justru nggak dapat. Tanya: Apakah ada lembaga pers yang melakukan pengaduan ke AJI perihal kebijakan ini?. Jawab: Nggak ada. Kenapa nggak? Karena orang-orang itu merasa cuek aja lah. Dewan Pers begitu, yasudahlah kalau kita nggak tercatat. Makanya itu berarti apa yang didukung oleh Masyarakat Pers. Mungkin ada juga media yang aduh udah kayak gini yaudah kita diamdiam saja. Mungkin ya. Masukan banyak. Kalau pengaduan tidak. Aku ngomong kayak gini kan karena ada masukan dari diskusi A, B, C, dan D. AJI menilai ada yang keliru dari kebijakan ini. Tanya: Bagaimana solusi dari AJI dengan kondisi kebijakan ini yang sudah berjalan selama lima tahun.. Jawab: Ya dihentikan saja kebijakannya. Semangatnya benar, tapi harus diubah point of viewnya. Jadi bukan memperbaiki perusahaannya, tetapi meubah kualitas jurnalistiknya. Jadi mendingan Dewan Per situ lupakan yang verifikasi media, fokus ke wartawan, kode etik, uji kompetensi. Jadi udah nggak usah aneh-aneh deh. Seperti itu kan jadi membuat wartawannya kesulitan, Dewan Persnya pusing. Tanya: Mengapa kebijakan-kebijakan perihal media komunitas belum ada?. Tidak ada yang melakukan pengaduan ke AJI mengenai kebijakan verfikasi institusi media, tetapi banyak yang memberikan masukan.. 2a. AJI menyarankan kebijakan ini harus dihentikan atau lebih memfokuskas saja pada pengembangan wartawan dan produk jurnalistiknya yang sesuai Kode etik Jurnalistik.. 1 & 2a. Lembaga pers komunitas bukan menjadi prioritas Dewan Pers saat ini.. 2c. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(32) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. Jawab: Itukan ngomong soal prioritas. Mungkin prioritas Dewan Pers, sekarang bukan mereka. Tanya: Apakah Undang-undang Pers sudah harus diperbaharui?. Jawab: Sekarang? Belum. Kenapa? Apakah Undang-undang Pers sudah baik? Belum. Tapi aku tidak percaya dengan DPR dan pemerintah. Tanya: Mengapa Dewan Pers tetap mempertahankan jika banyak perdebatan mengenai kebijakan ini dan sudah diberikan solusi yang lain?. Jawab: Karena Dewan Pers itu terdiri dari banyak lembaga yang mungkin ada yang diuntungkan. Mungkin ya. Atau mungkin Dewan Pers menilai ini paling bagus manfaat dan metodenya. Tanya: Bagaimana pandangan AJI terhdap data perusahaan pers yang lolos verifikasi di wilayah Jakart dan Banten? Jawab: Ini kan lolos perusahaannya. Tapi ini ada problem ketenagakerjaan. Arah.com. coba cari. Ini no.61. Undang-undang Pers saat ini belum waktunya unutk diperbaharui melihat kondisi pemerintahan dan politik hari ini.. 2a &2b. Menurut AJI kebijakan ini mungkin dipertahankan Dewan Pers karena ada kepentingan atau dirasa paling tepat dalam mengatasi permasalahan pers saat ini.. 2c. Banyak lembaga pers yang lolos verifikasi, namun masih memiliki masalah dengan pekerja persnya. Sepeti tidak digaji atau diberhentikan karena pengurangan wartawan. Selain itu masih ada yang kualitas produk jurnalistiknya di bawah standar.. 1. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(33) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers wartawannya dipecat sepihak. Femina, wartawannya nggak dibayar. Trans ada PHK, tapi golden shakehands. Nggak ramai kan? Kenapa kok aku sebut arah.com, karena AJI Jakarta sedang mengadvokasi arah.com. Femina juga sama. Jadi jangan perusahaannya karena perusahaannya itu… Global, MNC, ini lagi ramai-ramai MNC. Misalnya Watchdoc, dibandingkan cumicumi.com, lebih berkualitas yang mana? Kalau dia berpegang teguh pada ukuran dia, pikiran dia, ya pada akhirnya itu yang terjadi.. Draft Pertanyaan untuk Anggota AJI (Aliansi Jurnalis Independen): Area of questions – teori hegemoni dan strukturasi: 1.. Kontra-hegemoni: a. Melihat banyaknya berita palsu dan media yang tidak kredibel, apa tindakan yang AJI lakukan sebagai organisasi yang mendukung kebebasan pers? b. Bagaimana AJI menyikapi pemberlakuan kebijakan verifikasi media yang salah satu syaratnya adalah modal 50 juta rupiah oleh Dewan Pers? c. Apakah AJI melihat kebijakan ini sebagai salah satu pelestari kapitalisme di industri media dalam arti lain media yang punya modal besarlah yang bisa bertahan hidup? d. Apakah AJI melihat kebijakan ini sebagai salah satu pembredelan lembaga pers di era modern? e. Bagaimana solusi AJI untuk kebijakan verfikasi institusi media?. 2.. Strukturasi: a. Adakah lembaga pers yang mengadu pada AJI mengenai kebijakan verifikasi institusi media? Berapa banyak? b. Bagaimana AJI menindaklanjuti protes tersebut?. 3.. Kredibilitas Narasumber: a. Bisa tolong ceritakan aktivitas Anda sebagai Anggota AJI Bidang Pendidikan, Etik, dan Profesi?. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(34) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Konsep: 1. Kontra-hegemoni 2. Strukturasi 3. Kredibilitas Narasumber. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(35) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Subjek : Sinam M. Sutarno Informan No : 3 (informan utama) Topik : Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Tanggal : 3-4 Juli 2018 Tempat : Via Whattsap Waktu : Mulai Pkl 17.34 WIB Informasi Tambahan : Wawancara ini digunakan sebagai hasil wawancara yang mewakili Jaringan Radio Komunitas (JRKI) sebagai lembaga pers komunitas, salah satu agen sosial yang mempengaruhi proses terbentuknya kebijakan verifikasi institusi media. Informan/subyek adalah Ketua Jaringan Radio Komunitas Indonesia saat ini. Situasi wawancara : Terbatas dengan teknologi, sehingga tidak bisa melihat situasi dan kondisi narasumber saat wawancara. No Refleksi Transkrip Analisis Awal Konsep 1 Sebelumnya peneliti telah terlebih Tanya: Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) hadir 2a dahulu mengirimkan pertanyaan Bagaimana keaktifan Jaringan Radio Komunitas untuk merangkul radio-radio komunitas yang ada wawancara untuk memudahkan Indonesia saat ini? di seluruh Indonesia dan menjalankan perannya narasumber menjawabnya di satu dalam membangun masyarakat desa menjadi waktu. lebih baik. Jawab: Jaringan Radio Komunitas di Indonesia cukup aktif dalam mengawal proses advokasi radio komunitas. JRKI memiliki mandat sebagai organisasi yang berfungsi sebagai representasi, capacity building, advokasi, dan kemitraan. Sekarang ditambah lagi dengan apa…. Wahana gerakan sosial. Dalam proses advokasi JRKI mengawal revisi Undang-undang Penyiaran dan beberapa peraturan pemerintah, termasuk peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang perizinan radio komunitas. Kemudian dalam konteks capacity building, mereka mengembangkan system sekolah radio komunitas di masing-masing radio komunitas yang mengembangkan kemampuan, kapasitas, yang beragam, baik dari sisi produksi maupun kelembagaan radio komunitas. Mereka bisa saling belajar. Proses pembelajaran itulah yang kemudian kita kemas dalam sekolah radio komunitas. Kemudian dalam fungsi representasi, JRKI berfungsi sebagai juru bicara Radio. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(36) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 2. Komunitas Indonesia, dilihat kemudian bagaimana publik atau masyarakat daerah lokal maupun nasional memandang radio komunitas. Sebagai fungsi-fungsi komunikasi keluar dari bagaimana orang melihat JRKI itu harapannya juga mampu melihat radio komunitas. Kemudian fungsi kemitraan dan kita kembangkan sebagai kemitraan strategis untuk memperkuat kontenkonten siaran di radio komunitas, termasuk juga gerakan komunitas. Misalnya kerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana untuk radio komunitas dalam upaya-upaya mengembangkan pengurangan resiko bencana, membangun komunitas yang tangguh, membangun masyarakat yang tanggap terhadap potensi-potensi bencana dan strategi mitigasinya. Kemudian kita kerjasama dengan kementrian-kementrian perempuan dan lingkungan anak untuk mengkampanyekan Three Ends namanya, akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri human trafficking, akhiri kesenjangan emi untuk perempuan. Kemudian juga kerjasama dengan KPK untuk mengkampanyekan gerakan antikorupsi di tingkat basis. Salah satunya kita kawal implementasi penggunaan dana desa seperti yang dimandatkan oleh Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa. Jadi melalu radio komunitas kita kampanyekan pemanfaatan dana desa yang transaparan, accountable, dan partisipatif. Tanya: Dimana pusat kepengurusan JRKI saat ini?. Sekretariat JRKI saat ini berpusat di Solo, sebelumnya berada di Bandung.. Jawab: Pusat JRKI saat ini, Sekretariat Nasional ada di Solo, Surakarta, karena sebagaimana dimandatkan dalam kongres pertama, Sekretariat JRKI mengukuhkan ketua. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 2a.

(37) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 3. 4. terpilih, nah kebetulan saya tinggal di Boyolali, dekat Solo, Jawa Tengah. Maka kemudian Jawa Tengah lah yang menjadi tuan rumahnya, menjadi sekretariatnya. Nah dulu waktu Mas Bowo terpilih homebase-nya Mas Bowo di Bandung, maka Sekretariat Nasional ada di Bandung. Nah sekarang kemudian Jawa Tengah adalah kota kedua setelah Semarang yang dekat dengan Boyolali, kita pilih Solo sebagai Sekretariat Nasional JRKI. Tanya: Berapa jumlah radio komunitas yang saat ini tergabung dalam JRKI? Jawab: Saat ini ada 18 provinsi yang sudah masuk Jaringan Radio Komunitas Indonesia. Dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera barat, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, keudian Kalimantan Barat, dan Papu Barat. Dari 18 Provinsi ini kemudian ada beberapa calon anggota, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, dan total yang terdaftar saat ini ada 457 radio komunitas tersebar di 18 provinsi. Tanya: Bagaimana pandangan JRKI terhadap kebijakankebijakan yang ditujukan kepada lembaga pers komunitas saat ini?. Jawab: Saya ada dua pemahaman, jadi kebijakan dari lembaga penyiarannya atau kebijakan oleh pemerintah. Kalau kebijakan lembaga penyiaran, saya kira itu prinsipnya. Ada 457 radio komunitas yang terdaftar di JRKI. Radio-radio tersebut tersebar di 18 provinsi. Saat ini ada beberapa radio komunitas yang juga ingin mendaftar menjadi anggota JRKI.. 3. Kebijakan yang saat ini dijalankan JRKI ada yang dari lembaga penyiaran dan ada yang dari pemerintah. Kebijakan dari lembaga penyiaran tersebut menjadi pedoman bagi radio komunitas dalam berkomitmen pada nilai-nilai komunitas untuk menghasilkan produk jurnalistiknya. Sedangkan kebijakan pemerintah saat ini belum memihak pada radio komunitas karena lembaga pers komunitas belum diakui sebagai lembaga pers.. 1 & 2a. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(38) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 5. dari, oleh, dan untuk komunitas. Jadi kemudian merekatkan pada nilai-nilai yang ingin dicapai komunitas. Mereka dikontrol oleh komunitas. Jadi tentu kemudian produk-produk jurnalistik yang dikeluarkan juga sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung di komunitas. Termasuk misalnya, teman-teman di lembaga penyiaran komunitas, sudah masuk dalam jurnalisme yang lebih memiliki harapan. Misalnya bagaimana menggali-menggali potensi desa, mewartakan segenap potensi desa yang ada di sekitarnya sehingga itu bisa menjadi apa.. semacam motivasi bagi komunitas untuk memperkuat basis-basis ekonomi, sosial, politik di wilayahnya. Jadi saya kira kalau kebijakan di dalam lembaga penyiaran komunitas, itu sejalan dengan nilai-nilai yang ada di komunitas. Nah kalau kebijakan yang dimaksud adalah kebijakan negara, maka kita ada problem serius sebenarnya sampai saat ini pers komunitas tidak pernah diakui sebagai pers. Misalnya begitu. Tanya: Pernahkah ada suatu kasus dimana JRKI sama sekali tidak mendapat perlindungan sebagai lembaga pers komunitas?. Pekerja radio komunitas tidak mendapatkan perlindungan seperti pers pada umumnya, karena belum diakui sebagai pers. Hal tersebut menjadi persoalan lembaga pers komunitas saat ini.. Jawab: Kalau perlindungan, kita pernah ada satu kasus itu di Sumatera Barat. Kemudian ada radio komunitas yang menyiarkan, sebenarnya dia membaca sih, membaca berita di Koran tentang kejadian bunuh diri. Nah kebetulan setelah didengarkan, kemudian diprotes sama keluarga yang tidak terima dengan pemberitaan tentang bunuh diri itu, nah pada akhirnya kemudian kita tidak bisa mendapat perlindungan karena tidak meregistrasikan. Nah akhirnya masuk kepada urusan. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. 1&2a.

(39) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. 6. 7. 8. kepolisian. Masalah lembaga pers komunitas itu kemudian selesai di kepolisian. Ini kemudian yang saya kira juga tidak baik. Nah memang butuh ke depan, terobosan-terobosan bagaimana lembaga pers komunitas itu kemudian diakui selayaknya pers yang ada, bukan hanya perusahaan pers. Nah pers komunitas di Indonesia belum diakui. Tanya: Bagaimana JRKI menanggapi masalah kebijakan verifikasi institusi media? Jawab: Kalau masalah verifikasi ya saya tahu dan kami juga sudah berkali-kali berdialog dengan Dewan Pers di Yogyakarta misalnya tentang verfikasi, tetapi kemudian ya kami tidak bisa masuk dalam verifikasi itu, karena prasyaratnya tidak cukup. Institusi kami tidak cukup untuk diverifikasi sebagai pers. Dan ini akar masalahnya ada pada pers komunitas tidak diakui, belum diakui. Rabahnya kayak gini ya, jadi bagaimana JRKI kemudian kedepannya bagaimana pers komunitas adalah pers. Tanya: Berarti saat ini belum ada radio komunitas yang merupakan anggota JRKI yang melakukan verfikasi institusi media?. Jawab: Ooh belum ada radio komunitas di anggota JRKI yang terdaftar di Dewan Pers. Belum ada karena memang tadi syaratnya belum. Tanya: Jadi bagaimana dengan izin penyiaran dan praktek jurnalistiknya?. JRKI melakukan upaya-upaya untuk bisa lolos verifikasi institusi media, seperti berdialog dengan Dewan Pers daerah. Namun hal ini tidak membuahkan hasil karena lembaga persnya belum diakui.. 2c. Saat ini belum ada lembaga pers komunitas yang lolos verifikasi, karena tidak dapat memenuhi syarat-syaratnya.. 1. Izin praktek penyiaran dan praktek jurnalistik radio komunitas didapatkan melalui Kementrian Komunikasi dan Informatika dan Komisi. 1 & 2c. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(40) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers Penyiaran Indonesia. Jawab: Yang kita lakukan adalah proses perizinan di Kementrian Komunikasi dan Informatika dan KPI. Jadi izin penyelenggaraan penyiaran dan ISR itu. Nah kalau sebagai pers memang belum, karena tadi dianggap bukan perusahaan dan itu yang kemudian menyulitkan proses verifikasi itu. Jadi memang kami sadar diri bahwa kami tidak cukup, maka kemudian belum ke sana, namun kalau mau ke sana, maka kemudian pers komunitas harus dianggap dulu, diakui dulu, di dalam Undang-undang Pers itu.. Draft Pertanyaan untuk Ketua Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI): Area of questions – teori hegemoni dan strukturasi: 1.. Hegemoni: a. Bagaimana pandangan JRKI terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan untuk lembaga per komunitas atau radio komunitas saat ini? b. Apakah JRKI sudah merasa mendapatkan perlindungan yang cukup jika terjadi masalah dengan produk jurnalistiknya? c. Dari mana. 2.. Strukturasi: a. Bagaimana Keaktifan JRKI saat ini ? b. Dimana pusat kepengurusan JRKI saat ini? c. Apakah JRKI mengetahui perihal kebijakan verifikasi institusi media? d. Bagaimana JRKI menanggapi kebijakan verifikasi institusi media? e. Berapa jumlah anggota JRKI yang mengikuti verifikasi institusi media?. 3.. Informasi Umum: a. Berapa jumlah radio komunitas yang saat ini tergabung dalam JRKI?. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(41) Hasil Transkrip dan Coding: Ni Putu Angelina Kerta Dewi – 14140110120 Penelitian: Penegakkan Struktur di dalam Masyarakat Pers: Studi Kasus terhadap Kebijakan Verifikasi Institusi Media oleh Dewan Pers. Konsep: 1. Hegemoni 2. Strukturasi a) Dualitas Struktur b) Waktu dan Ruang c) Refleksitivitas, Kesadaran Diskursif dan Praktis 3. Informasi Umum. Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018.

(42) Penegakkan Struktur Di Dalam..., Ni Putu Angelina Kerta Dewi, FIKOM UMN, 2018. Scanned by CamScanner.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya hubungan politik baik yang mempunyai jabatan di lembaga pemerintahan atau pernah mempunyai jabatan tersebut yang dimiliki tidak membuat perusahaan

Penerokaan melalui pengalaman sebenar yang dialami oleh mereka adalah salah satu contoh penyelesaian yang terbaik supaya dapat dijadikan panduan kepada guru

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir/Skripsi ini dapat diselesaikan dengan

Kemudian [4] sama halnya dengan [3] melakukan penelitian dengan menggunakan arester MOV (metal oxide varistor) sebagai pelindung tegangan lebih surja pada

Pada masa kini , pclbagai penyakit ya ng menyerang masyarakat kita , yang t idak mcngira umur dan jantina merupakan salah satu isu y ang hangat diperkataka n. Salah satu

Hubungan Pemberian MPASI Dini dengan Status Gizi Bayi umur 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Rowotengah kabupaten Jember.. Widyawati, Febry F, Destriatania

Deskripsi hasil penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Aktivitas Pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Metode Kerja Kelompok di.. Data yang diperoleh

(1) Setiap produsen atau distributor susu formula bayi dan/ atau produk bayi lainnya dilarang memberikan hadiah dan/ atau bantuan kepada tenaga kesehatan, penyelenggara