• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK BAMBANG, SUTJIPTO NGUMAR & REKAN (KAP BSR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK BAMBANG, SUTJIPTO NGUMAR & REKAN (KAP BSR)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT

LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR

AKUNTAN PUBLIK BAMBANG, SUTJIPTO

NGUMAR & REKAN (KAP BSR)

Vivi Wahyuningtias

Universitas Bina Nusantara, Jl. KH. Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480 082225258160

wahyuningtiasvivi@yahoo.co.id Almatius Setya Marsudi, S.E., Ak., M.Si., CA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR) sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur pelaksanaan audit yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), dan untuk mengetahui apakah terdapat kelemahan yang ditemukan dalam pelaksanaan audit laporan keuangan KAP BSR. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penulis menggunakan KAP BSR sebagai objek penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP BSR sudah sesuai dengan SPAP. Tetapi pada praktiknya, masih terdapat penerapan prosedur di dalam pelaksanaan audit laporan keuangan yang belum dilakukan secara menyeluruh. (VW)

Kata Kunci: KAP, pelaksanaan audit, audit laporan keuangan, SPAP

ABSTRACT

This study aimed to examine whether procedures audit the financial statements in the Certified Public Accountant Bambang, Sutjipto Ngumar & Partners (KAP BSR) have been implemented in accordance with the audit procedures contained in the Professional Public Accountants Standard (SPAP) set by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants (IAPI), and to determine whether there are flaws found in the audit of financial statements KAP BSR. The research method used in this study is a qualitative research methods. KAP BSR author uses as research objects. Results from this research indicate that the procedure of the audit of financial statements in KAP BSR accordance with the SPAP. But in practice, there are the application of procedures in the audit of financial statements which have not been done thoroughly. (VW)

Keywords: KAP, audit, financial audit, SPAP

PENDAHULUAN

Perusahaan yang go public pada umumnya menyerahkan laporan keuangannya untuk diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang dianggap sudah kompeten dan independen sehingga dapat

(2)

memberikan kualitas informasi keuangan perusahaan yang benar dan bisa dihandalkan oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Audit laporan keuangan bukan bertujuan mencari penyimpangan korupsi, manipulasi dan sebagainya, tetapi ditekankan pada penilaian atas laporan keuangan apakah sesuai dengan kriteria Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Auditor akan melakukan berbagai pengujian untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan keuangan yang diperiksanya telah disajikan sesuai dengan SAK tadi. Laporan keuangan dalam sudut pandang auditing bisa mengandung kesalahan yang disebabkan dua hal, yaitu: 1) karena kesalahan (error) dan 2) kecurangan (fraud). Kesalahan (error) pada laporan keuangan terjadi karena unsur ketidaksengajaan oleh penyusun laporan keuangan, sedangkan kecurangan (fraud) karena unsur kesengajaan.

Dalam Standar Pekerjaan Lapangan ketiga pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) juga dinyatakan bahwa bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh dari inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit. Hal ini berarti jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan audit atas laporan keuangan oleh auditor bergantung kecukupan bukti audit kompeten yang diperoleh auditor dalam proses audit. Apabila bukti audit kompeten dianggap belum cukup, auditor dapat memperpanjang jangka waktu penyelesaian audit atas laporan keuangan. Kondisi ini tentu akan berdampak adanya penundaan pengumuman laporan keuangan kepada publik. Ketepatan auditor dalam menghasilkan sebuah laporan audit juga berkaitan erat dengan rendahnya tingkat skeptisme profesional dapat menyebabkan kegagalan mendeteksi kecurangan. Kegagalan–kegagalan tesebut selain merugikan Kantor Akuntan Publik secara ekonomis, juga menyebabkan hilangnya reputasi Akuntan Publik di mata masyarakat dan hilangnya kepercayaan kreditor dan investor di pasar modal. Auditor dianggap telah melakukan kesalahan maka akan mengakibatkan mereduksinya kepercayaan klien, hal tersebut terjadi dikarenakan klien merupakan pihak yang mempunyai pengaruh besar terhadap auditor (Kautsarrahmelia, 2013).

Untuk itu auditor benar-benar dituntut harus mempunyai keahlian dan kompetensi yang baik untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit sehingga memberikan opini yang tepat. Selain itu, keberhasilan penyelesaian perikatan audit sangat ditentukan oleh kualitas perencanaan audit yang dibuat oleh auditor. Oleh sebab itu tahap perencanaan audit merupakan tahap yang harus mendapat perhatian serius dari auditor. Hal ini tentu tidak dapat dipungkiri karena pekerjaan apapun tentu akan lebih baik bila terencana dengan baik. Menurut Standar Pekerjaan Lapangan pertama pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mensyaratkan adanya perencanaan yang memadai, yaitu “Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya”. Menurut SA Seksi 326 (PSA No. 07), Paragraf Audit No. 20 menyatakan bahwa auditor pada hakikatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu dan biaya yang wajar. Menghindari salah paham dengan klien adalah sesuatu yang penting agar dapat memupuk hubungan dengan klien dan memudahkan pelaksanaan kerja yang bermutu dan dengan biaya yang wajar, karena dengan penekanan biaya audit dalam batas yang wajar, Kantor Akuntan Publik akan dapat bersaing sehingga para klien tidak akan lari ke Kantor Akuntan Publik pesaing (Togar, 2012).

(3)

Berdasarkan hal diatas, penulis mengharapkan penelitian ini akan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pelaksanaan audit laporan keuangan. Maka penulis akan memberikan judul penilitian ini “EVALUASI PELAKSANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN DI KANTOR AKUNTAN PUBLIK BAMBANG, SUTJIPTO NGUMAR & REKAN (KAP BSR)”.

Berdasar latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah yang menjadi bahan pertimbangan oleh auditor di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR) dalam perolehan klien?

2. Apakah yang menjadi faktor penerimaan dan keberlanjutan klien di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR)?

3. Apakah perencanaan audit, perancangan prosedur audit dan pelaksanaan audit di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR) sudah efektif?

4. Apakah prosedur pelaksanaan audit yang dilakukan di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR) sudah sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)?

5. Apakah pelaporan audit sudah disampaikan dengan baik oleh Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR)?

Melihat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka perlu diadakan pembatasan masalah agar penelitian ini tetap terfokus, untuk itu penelitian ini dibatasi pada:

1. Penerimaan Perikatan Audit, pada tahap awal ini untuk melaksanakan audit laporan keuangan adalah mengambil keputusan untuk menerima atau menolak suatu kesempatan menjadi auditor untuk klien baru atau untuk melanjutkan sebagai auditor bagi klien yang sudah ada dengan berbagai pertimbangan yang sebelumnya dipikirkan terlebih dahulu. 2. Perencanaan Audit, karena pada suatu proses audit, tahap perencanaan merupakan tahap

yang nantinya akan menentukan baik atau tidaknya suatu proses audit. Jika suatu Kantor Akuntan Publik (KAP) memiliki perencanaan audit yang efektif maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik dan hal tersebut tentunya menunjukan bahwa kinerja auditor yang ada sudah baik dan profesional.

3. Pelaksanaan Audit, karena setelah dilakukan perencanaan audit maka akan dilakukan pelaksanaan audit yang merupakan penerapan atau pelaksanaan dari apa yang telah direncanakan pada perencanaan audit, yang juga menentukan baik atau tidaknya suatu proses audit.

4. Pelaporan Audit, karena pelaporan audit adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit. Dalam suatu audit, laporan audit sangat penting sekali karena laporan audit menginformasikan pemakai informasi mengenai apa yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya.

(4)

Tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu untuk mengetahui apakah pelaksanaan audit yang dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR) sudah sesuai dengan Standar Auditing yang oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

METODE PENELITIAN

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer berupa data mengenai struktur organisasi, aktivitas atau bidang organisasi dan gambaran umum organisasi. Sedangkan data sekunder berupa dokumentasi pelaksanaan audit laporan keuangan dalam bentuk kertas kerja audit dan pedoman pelaksanaan audit umum KAP BSR.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara

Dengan melakukan tanya jawab dengan pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan audit laporan keuangan Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR).

2. Observasi

Peneliti akan turun langsung ke lapangan untuk mendapatkan data dan informasi secara langsung. Peneliti akan mengamati cara kerja Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR) dalam melaksanakan audit laporan keuangan. 3. Dokumentasi

Dengan melakukan pemeriksaan secara teliti dan mendalam atas dokumen dan catatan yang berkaitan dengan pelaksanaan audit laporan keuangan Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR).

4. Studi Kepustakaan

Untuk melengkapi data yang diperoleh melalui penelitian di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR), dibutuhkan data untuk melengkapi yang bersifat teoritis. Studi pustaka dilakukan dengan mencari, mempelajari dan mengambil data dari literatur terkait dan sumber-sumber lain yang dianggap dapat memberikan informasi mengenai penelitian ini.

Metode analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu peneliti menguraikan hasil temuannya yang berasal dari data-data yang terkumpul melalui proses observasi di objek penelitian yang kemudian akan diperbandingkan dengan prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

Hasil analisa metode tersebut diinterprestasikan dalam bentuk narasi argumentatif yang disajikan sebagai bentuk hasil analisis deskripsi untuk memberikan gambaran secara umum atas keunggulan dan kelemahan atas pelaksanaan audit laporan keuangan di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR) sehingga pada hasil akhir kesimpulan akan diperoleh pemahaman

(5)

mengenai pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR serta menguji kesesuaian prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan KAP BSR dengan cara membandingkannya dengan pelaksanaan audit menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP).

ANALISIS DAN BAHASAN

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan pengamatan dokumen atas pelaksanaan audit laporan keuangan yang saat ini dilaksanakan oleh Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR), diketahui bahwa:

1. Hal yang menjadi bahan pertimbangan KAP BSR dalam penerimaan perikatan audit adalah sebagai berikut:

a. Melaksanakan kegiatan survei pendahuluan sebelum menerima perikatan b. Apakah klien tersebut merupakan klien baru atau klien lama

c. Apakah kondisi klien tersebut terdapat permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk tidak menerima calon klien

2. Hal yang menjadi faktor penerimaan dan keberlanjutan klien di KAP BSR dalam perolehan klien, meliputi:

a. Risiko perikatan audit

b. Penilaian integritas manajemen c. Penilaian independensi KAP

3. Perencanaan audit, perancangan prosedur audit dan pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR sudah cukup efektif. Namun auditor dinilai perlu untuk lebih memperhatikan perancangan prosedur audit dan pelaksanaan audit, agar pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR dapat terlaksana efektif dan sesuai dengan prosedur audit yang berlaku umum.

4. Berdasarkan hasil perbandingan antara prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR dengan prosedur laporan keuangan menurut SPAP, dapat diketahui bahwa prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR sudah sesuai.

5. Berdasarkan hasil evaluasi pelaporan audit di KAP BSR diketahui bahwa pelaporan audit KAP BSR sudah disampaikan dengan baik kepada klien.

Tetapi selain terdapat kelebihan-kelebihan dalam prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan yang ada di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR), juga terdapat kelemahan-kelemahan dalam prosedut tersebut, yaitu:

1. Terkadang sering terjadi kurangnya komunikasi antara senior auditor dengan junior auditor dalam hal pelaksanaan audit laporan keuangan. Sehingga junior auditor dituntut

(6)

menguasai dan memahami prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan dengan sendirinya.

2. KAP BSR tidak menggunakan teknik audit berbantuan komputer (TABK) atau perangkat lunak tertentu, misalnya penggunaan ACL (Audit Command Language) yang merupakan

software khusus audit untuk melakukan pemeriksaan audit serta mengidentifikasi penyimpangan yang terjadi. KAP hanya menggunakan Ms. Office Excel, karena KAP merasa sudah sangat cukup menggunakan Ms. Office Excel dalam pelaksanaan audit laporan keuangan. Dan para auditor KAP BSR lebih familiar dan handal dalam mengoperasikan Ms. Office Excel. Meskipun tergolong cukup baik, penggunaan Ms. Office Excel memiliki kesalahan yang sangat rentan, seperti kesalahan pengetikan yang dilakukan (human error), sehingga menjadi kurang efisien dan efektif.

3. Ruang tempat penyimpanan kertas kerja pemeriksaan belum tertata dengan rapih, sehingga terjadi kesulitan apabila kertas kerja tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan kembali.

4. Kapasitas ruangan kerja auditor tidak terlalu besar, sehingga ruang kerja auditor menjadi satu dengan ruang kerja admin dan atasan.

5. Kurangnya kuantitas fasilitas laptop atau komputer, sehingga beberapa auditor yang tidak mendapat fasilitas tersebut harus membawa laptop sendiri.

6.

Keterbatasan kuantitas sumber daya manusia di KAP BSR, sehingga dalam pembagian tugas sangat tidak sesuai dengan job desk dan auditor kurang fokus. Satu orang auditor mendapatkan tugas untuk melaksanakan audit laporan keuangan bisa dua perusahaan atau lebih.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR) mengenai pelaksanaan audit laporan keuangan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Hal yang menjadi bahan pertimbangan KAP BSR dalam penerimaan perikatan audit dari klien yaitu melaksanakan kegiatan survei pendahuluan sebelum menerima perikatan. Lalu mengetahui apakah klien tersebut merupakan klien baru atau klien lama, serta mengetahui apakah kondisi klien tersebut terdapat permasalahan yang dapat dijadikan pertimbangan untuk tidak menerima calon klien.

2. Hal yang menjadi faktor penerimaan dan keberlanjutan klien di KAP BSR dalam perolehan klien, meliputi risiko perikatan audit, penilaian integritas manajemen dan penilaian independensi KAP.

3. Perencanaan audit, perancangan prosedur audit dan pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR sudah cukup efektif. Namun auditor dinilai perlu untuk lebih

(7)

memperhatikan perancangan prosedur audit dan pelaksanaan audit, agar pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR dapat terlaksana efektif dan sesuai dengan prosedur audit yang berlaku umum.

4. Berdasarkan hasil perbandingan antara prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR dengan prosedur laporan keuangan menurut SPAP, dapat diketahui bahwa prosedur pelaksanaan audit laporan keuangan di KAP BSR sudah sesuai.

5. Berdasarkan hasil evaluasi pelaporan audit di KAP BSR diketahui bahwa pelaporan audit KAP BSR sudah disampaikan dengan baik kepada klien. pihak KAP BSR sudah menyelesaikan laporan audit tepat waktu dan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Laporan audit yang diterbitkan oleh KAP BSR dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemegang saham dan dapat digunakan oleh perusahaan untuk melakukan kegiatan peminjaman modal kerja kepada bank.

Berdasarkan kelemahan yang ditemukan dalam pelaksanaan audit laporan keuangan KAP BSR, maka penulis memberikan saran perbaikan untuk KAP sebagai berikut:

1. Untuk kurangnya komunikasi antara senior auditor dengan junior auditor, penulis menyarankan senior auditor memberikan pengarahan secara jelas dan me-review hasil kerja junior auditor agar junior auditor dapat melakukan prosedur audit dengan baik dan benar. Di dalam pelaksanaan audit laporan keuangan disarankan agar senior auditor maupun junior auditor harus memiliki pengetahuan yang memadai dalam pelaksanaan audit laporan keuangan.

2. Sebaiknya KAP BSR menggunakan software khusus audit seperti ACL (Audit Command Language). Hal ini ditujukan agar pekerjaan auditor dapat dilakukan dengan lebih terfokus, cepat, efisien dan efektif.

3. Untuk ruang tempat penyimpanan kertas kerja pemeriksaan, pihak KAP BSR sebaiknya melakukan penataan ke dalam rak dengan rapih dan ordner disusun berdasarkan tahun audit. Sehingga dapat memudahkan auditor yang akan menggunakan kembali kertas kerja pemeriksaan tersebut.

4. Meskipun kapasitas ruangan kerja auditor tidak terlalu besar, KAP BSR sebaiknya menata meja kerja auditor, admin dan atasan dengan tepat. Sehingga masing-masing pihak dapat melakukan pekerjaan dengan fokus.

5. Untuk permasalahan kurangnya kuantitas fasilitas laptop atau komputer, penulis menyarankan KAP BSR menambah kuantitas fasilitas laptop. Dengan tersedianya laptop

(8)

untuk masing-masing auditor, maka auditor dapat melakukan pekerjaan dengan fokus dan efektif.

6. Sebaiknya KAP BSR dalam mengatasi keterbatasan kuantitas sumber daya manusia, dapat melakukan perekrutan pegawai baru dengan memperhatikan standar kualifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan memperhatikan hal tersebut, auditor yang bekerja di KAP BSR adalah auditor yang memiliki kualifikasi tinggi dan pengalaman yang cukup, sehingga dapat menerima dan melaksanakan pekerjaan yang diberikan dengan baik dan sesuai dengan prosedur.

REFERENSI

Agoes, Sukrisno. (2012). Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik. (Jilid-1), Edisi keempat. Jakarta : Penerbit Salemba Empat.

Anonymous. (2013). Auditing. Journal of Accounting. American Institute of Certified Public Accountants, 215(1), 13-14.

Arens, A.A., Elder, R.J., Beasley M.M., Jusuf, A.A. (2011). Auditing and Assurance Service : An Integrated Approach. (12 Edition) Jakarta : Salemba Empat.

Arens, A.A., Elder, R.J., Beasley, M.M. (2012). Auditing and Assurance Service Anntegrated Approach. (14th Edition). England : Pearson Education Limited.

Auditing Standard Board (ASB) SAS 31 Evidential Matter (AU 326.03) Tentang Asersi Laporan Keuangan.

Biu, Victor, R., Rustam, A.R. (2014). Peran Pengujian Substantif Dalam Peningkatan Kualitas Audit Pada BPR (Studi Kasus Pada Beberapa KAP di Malang). Jurnal Akuntansi, Universitas Brawijaya.

Boynton, W.C., Johnson, R.N. (2006). Modern Auditing : Assurance Services And The Integrity of Financial Reporting. (8th Edition). New York : John Wiley & Sons, Inc.

Budiharto, Sutrisno. 2014. Globalisasi AFTA 2015, Nasionalis medan Ancamannya. Diakses tanggal 02 Januari 2015 dari

http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2014/02/28/globalisasi-afta-2015 nasionalisme-dan-ancamannya-638534.html

(9)

Fitriyani, Gani, L., Siregar, S.V., Marganingsih, A., Aggraita, V. (2011). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Auditor dan Hubungannya Dengan Kinerja dan Keinginan Berpindah Kerja Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Universitas Indonesia, 8(2), 171-196.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta : Salemba Empat.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) PSA 29 SA Seksi 508 Tentang Opini Atas Laporan Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Kautsarrahmelia, Tania. (2013). Pengaruh Independensi, Keahlian, Pengetahuan Akuntansi dan Auditing Serta Skeptisme Professional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Oleh Akuntan Publik. Skripsi S1. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Kementrian Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik.

Kementrian Keuangan RI. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 359/KMK.06/2003 Tentang Jasa Akuntan Publik.

Khalil, S.K., Cohen, J.R., Schwartz, K.B. (2011). Client Engagement Risks and the Auditor Search Period. Accounting Horizons Journal. American Accounting Association, 25(4), 685-702.

Mironiuc, M., Chersan, I.C., Robu, I.B. (2013). The influence of the Client’s Background on the Auditor’s Decision in Acceptance the Audit Engagement. Communications of the IBIMA Journal, IBIMA Publishing LLC, 2013, 1-16.

The Financial Accounting Standard Board (FASB), Statement of Financials Accounting Concept Nomor 2 Tentang Standar Kualitas Laporan Keuangan.

Togar, Aryo. (2012). Evaluasi Pelaksanaan Audit Laporan Keuangan Di Kantor Akuntan Publik (KAP) SB Jakarta. Skripsi S1. Fakultas Ekonomi, Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

(10)

Auditing. Jakarta : Harvarindo.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik. 2011. Jakarta : Kementerian Keuangan.

RIWAYAT PENULIS

Vivi Wahyuningtias lahir di kota Pemalang pada 12 Februari 1993. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang ilmu Akuntansi pada 2015. Saat ini bekerja sebagai Junior Auditor di Kantor Akuntan Publik Bambang, Sutjipto Ngumar & Rekan (KAP BSR).

Referensi

Dokumen terkait

Bagi perusahaan, hasil analisis yang ditemukan dapat memberikan masukan tentang gambaran persepsi perawat ruang rawat inap pada sistem insentif dan kepuasan kerja sehingga menjadi

Banyaknya usaha yang memiliki Badan Hukum hanya sekitar 3 persen, sedangkan sisanya sekitar 41 persen tidak dipertanyakan karena lokasi usahanya yang memang di luar bangunan

Beberapa penyebab tidak dilakukannya proses pengeringan jagung oleh masyarakat mitra adalah: lahan untuk mengeringkan yang semakin sempit, hasil panen yang semakin

(4) Kurikulum belum ada pengembangan, (5) Manajemen pendidikan belum dikelola dengan baik, (6) Sarana prasarana penunjang penerapan full day school belum terpenuhi, (7)

Dalam Pasal 8 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan disebutkan bahwa Perkawinan dilarang antara dua orang yang: Berhubungan darah dalam garis

Dapat menambah pemahaman bagi guru dan sekolah mengenai informasi pengaruh prestasi belajar, motivasi belajar dan kondisi ekonomi orangtua terhadap minat siswa

Kantor Akuntan Publik (KAP) bertanggung jawab pada audit atas laporan keuangan historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka.Kantor Akuntan Publik pun