STUDI TINGKAT KEMATANGAN MANAJEMEN PROYEK
PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR DI PROPINSI MALUKU
Dirk Eduard Tomaluweng Yulvi Zaika
Indradi Wijatmiko
Program Pascasarjana Teknik Sipil (S-2) Universitas Brawijaya Malang
ABSTRAKSI
Peningkatan pembangunan infrastruktur di Propinsi Maluku, khususnya di Kota Ambon, membutuhkan penerapan maanjemen proyek (MP) yang terencana dengan baik, sehingga menjamin keberhasilan proyek. Penelitian ini memiliki tujuan utama untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen proyek pada kontraktor di Ambon yang berkualifikasi besar (PT) dan kualifikasi menengah (CV).
Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 17 kontraktor untuk kontraktor kualifikasi besar (PT) dan 19 kontraktor untuk kualifikasi menengah (CV). Instrumen penelitian diadopsi dari Gray dan Larson dengan mengunakan analisis deskritif kuantitatif dan analisa regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kedua kualifikasi perusahaan konraktor termasuk dalam karakteristik kematangan MP pada level 3; (2) pengaruh usia perusahaan kontraktor terhadap tingkat kematangan MP terlihat signifikan, sedangkan pengaruh pengalaman perusahan kontraktor terhadap tingkat kematangan MP terlihat signifikan pada
perusahaan besar; (3) faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi tingkat kematangan MP pada kontraktor kualifikasi menengah adalah usia perusahaan, sedangkan pada kontraktor kualifikasi besar adalah pengalaman perusahaan; (4) pada perusahaan kualifikasi menengah tingkat kematangan MP tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan proyek, sedangkan pada perusahaan kualifikasi besar tingkat kematangan MP berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan proyek.
Kata Kunci: Manajemen Proyek, Tingkat Kematangan, Tingkat Keberhasilan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Meningkatnya pembangunan infrastruktur di Propinsi Maluku, khususnya di Kota Ambon, perlu diikuti dengan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencapai satu tujuan yang bermanfaat. Banyak yang
pelaksanaan pembangunan. Manajemen proyek pada perusahaan jasa konstruksi mempunyai peran yang sangat besar dalam menangani dan melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan tahapan-tahapan manajemen demi keberhasilan proyek.
Industri dan jasa konstruksi perlu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme dalam menghadapi era globalisasi agar mampu berkarya secara efisien dan produktif dalam memenuhi tuntutan masyarakat akan tersedianya infrastruktur publik yang berkualitas. Untuk itu, penilaian terhadap tingkat kematangan manajemen proyek pada perusahaan jasa konstruksi menjadi penting dilakukan dengan tujuan mengetahui sampai sejauh mana perusahaan tersebut sudah menerapkan manajemen proyek.
Berdasarkan kondisi-kondisi itulah, maka perlu dilakukan penelitian mengenai studi kematangan manajemen proyek pada perusahaan jasa pelaksana konstruksi di Kota Ambon, khususnya kontraktor kualifikasi menengah (Gred 5) dan kualifiksi besar (Gred 6 dan Gred 7), agar diperoleh gambaran mengenai kematangan manajemen proyek yang sudah diraih oleh perusahaan.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kematangan manajemen proyek pada perusahaan jasa konstruksi di Kota Ambon?
2. Apakah faktor internal perusahaan, seperti usia dan pengalaman perusahaan berpengaruh terhadap kematangan manajemen proyek yang telah dicapai?
3. Apakah faktor yang paling berpengaruh terhadap kematangan proyek?
4. Apakah tingkat kematangan manajemen proyek berpengaruh terhadap keberhasilan proyek?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat kematangan manajemen proyek pada perusahaan kontraktor di Kota Ambon.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor internal perusahaan (usia dan pengalaman) terhadap kematangan manajemen proyek yang telah dicapai perusahaan tersebut.
3. Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap kematangan proyek.
4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kematangan manajemen proyek terhadap keberhasilan proyek.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat dimanfaatkan sebagai masukan bagi penelitian lain yang ingin mengetahui lebih mendalam mengenai tingkat kematangan manajemen proyek yang telah dilakukan oleh perusahaan kontraktor di Kota Ambon.
2. Dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan kontraktor sebagai pelaksana proyek dan dapat dijadikan acuan untuk dapat meningkatkan pada level kematangan manajemen proyek selanjutnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Proyek Konstruksi
Menurut Soeharto (1999), proyek adalah suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumberdaya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya sudah jelas. Santora (2003) menambahkan bahwa dalam proyek dibutuhkan koordinasi dan pengendalian waktu, biaya, dan mutu terhadap setiap pekerjaan.
Menurut Gray & Larson (2008), proyek adalah usaha yang kompleks, tidak rutin, yang dibatasi oleh waktu, anggaran, sumberdaya, dan spesifikasi kinerja yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan karakteristik utama suatu proyek adalah punya sasaran, ada rentang waktu tertentu, biasanya melibatkan banyak departemen dan professional, umumnya melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak pernah dilakukan, serta waktu, biaya, dan persyaratan kinerja yang spesifik.
Terdapat beberapa jenis proyek, diantaranya adalah proyek konstruksi. Menurut Ervianto (2003), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka pendek. proyek konstruksi mempunyai tiga karakteristik yaitu bersifat unik, sumberdaya, dan organisasi.
Manajemen Proyek (MP)
Beberapa pengertian tentang manajemen proyek, antara lain:
a) Manajemen proyek adalah kegiatan merencanakan, mengorganisir,
memimpin, dan mengendalikan sumberdaya perusahaan untuk mencapai sasaran jangka pendek yang telah digariskan (Kerzner, 1982).
b) Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),
aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek (Menurut Budi Santosa, 2009 dalam PMBOK, 2004).
c) Manajemen proyek adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan
memimpin dan mengkoordinir sumberdaya yang terdiri dari manusia dan material dengan menggunakan teknik pengelolaan moderen untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan, yaitu lingkup, mutu, jadwal, dan biaya serta memenuhi keinginan para stakeholder (Project Management Institute, 2004).
Dari beberapa definisi tersebut diatas maka manajemen proyek mengindikasikan bahwa: (1) manajemen proyek adalah sebuah metode, disiplin, dan proses; (2) memiliki seperangkat alat untuk perencanaan, implementasi, perawatan, pengawasan, dan evaluasi perkembangan kegiatan; (3) selaras dengan tujuan dan capaian yang lebih besar dari organisasi, sehingga manajemen proyek mendefinisikan apa saja yang harus diselesaikan; serta (4) tantangan utama dalam manajemen proyek adalah pengaturan sumberdaya dan cakupan/lingkup proyek, terutama waktu, biaya, mutu, dan personel.
Organisasi Proyek
Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan tujuan yang telah disepakati, meliputi :
1. Tujuan organisasi jelas, tugas yang dilakukan jelas, pembagian tugas yang adil, penempatan posisi yang tepat, serta adanya koordinasi dan integrasi.
2. Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan manajemen yaitu: manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas (strategi).
3. Sistem yang baik adalah dengan tepat menyeimbangkan kebutuhan organisasi induk dan kebutuhan proyek, yakni dengan menentukan bersama antara proyek dan organisasi induk dalam hal wewenang. Perbedaan Manajemen Mutu dengan Model Kematangan
Mutu merupakan salah satu tolak ukur kinerja proyek yang sangat mempengaruhi hasil akhir dari tujuan dan sasaran proyek. Mutu, sebagai acuan bagi kepuasaan pelanggan, sebaiknya diperlakukan dan dikendalikan dengan standar yang telah teruji sebelumnya. Dalam konteks ini, mutu dianggap sebagai salah satu elemen kunci dari metode dan teknik manajemen proyek konstruksi. Sebagai konsekuensinya, sistem manajemen mutu harus diterapkan, baik di tingkat perusahaan maupun di proyek.
Project Management Institute (PMI, 2000) menyatakan bahwa
manajemen mutu proyek merupakan proses diperlukan untuk meyakinkan bahwa proyek akan memenuhi harapan dan kebutuhan, termasuk semua kegiatan dari semua fungsi manajemen yang menentukan kebijakan, tujuan dan tanggungjawab mutu. Dalam implementasnya diwujudkan dalam hal seperti perencanaan mutu (quality planning/QP), penjaminan mutu (quality
assurance/QA), pengendalian mutu (quality control/QC) dan peningkatan/
penyempurnaan mutu (quality improvement/QI).
Mutu biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk atau jasa, seperti: kinerja, kehandalan, mudah dalam penggunaan, estetika, dan lain sebagainya (Gaspersz, 2001).
ISO 9001:2000 adalah suatu standar internasional untuk sistem manajemen mutu yang menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen mutu yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk (barang dan/ atau jasa) yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk karena tidak menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk (barang dan/atau jasa), tetapi hanyalah merupakan standar sistem manajemen (Gaspersz, 2001). ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada 8 (delapan) prinsip manajemen mutu yang dapat digunakan oleh manajemen senior sebagai kerangka kerja (framework) yang membimbing organisasi menuju peningkatan kinerja.
Model Tingkat Kematangan Proyek (Maturity Model)
Menurut Gray dan Larson (2008) model kematangan adalah model dari suatu perusahaan yang berusaha untuk tidak fokus kepada proses, namun lebih fokus kepada keadaan organisasi yang telah meningkatkan pengelolaan proyek, yaitu:
1. Level 1: Manajemen Proyek Ad Hoc (Umum)
Pada tingkatan ini proses manajemen proyek biasanya dilakukan secara umum. Kesuksesan pada tingkat ini didasarkan pada kerja keras dan kompetensi yang tinggi dari semua orang yang ada didalam organisasi tersebut.
2. Level 2: Aplikasi Resmi Manajemen Proyek
Pada tingkat ini organisasi menerapkan prosedur dan teknik manajemen proyek yang telah direncanakan, dilaksanakan, diukur, dan dikontrol dengan baik (telah mencapai seluruh tujuan).
3. Level 3: Melembagakan Manajemen Proyek
Pada tingkat ini telah melembagakan sistem manajemen proyek untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari organisasi.
4. Level 4: Manajemen Sistem Manajemen Proyek
Pada tingkatan ini organisasi mengembangkan sistem untuk mengelola berbagai proyek yang sesuai dengan tujuan strategis organisasi.
5. Level 5: Optimisasi Sistem Manajemen Proyek
Tingkatan ini terfokus pada peningkatan proses manajemen proyek secara berkesinambungan melalui inovasi metode dan teknologi. Pada tingkatan 5 ini suatu organisasi telah mencapai seluruh tujuan khusus dan umum yang ada di Level 2, 3, 4, dan 5.
Keberhasilan Proyek
Menurut Ashley, et al. (1987) dalam Kaming (2009), keberhasilan proyek ditentukan oleh enam faktor, yaitu:
1. Upaya perencanaan pada konstruksi dan desain 2. Komitmen tujuan/sasaran oleh manajer proyek 3. Motivasi tim proyek dan orientasi tujuan
4. Kapabilitas teknik dari manajer proyek 5. Jangkauan dan definisi pekerjaan, dan 6. Sistem pengawasan.
Definisi berhasil adalah hasil yang lebih daripada yang diharapkan atau keadaan yang dipandang normal pada hal-hal yang berhubungan dengan: (1) biaya, (2) waktu, (3) kualitas, (4) keselamatan, dan (5) kepuasan lain yang menyertainya.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Lokasi Penelitian
Jenis penelitian adalah dengan cara menganalisis data, yaitu pendekatan yang bersifat objektif dengan metode pengujian statistik. Dengan cara ini, maka penelitian dinyatakan sebagai penelitian survei yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data utama.
Penelitian dilakukan pada perusahaan kontraktor di Kota Ambon yang dilakukan secara purposive (sengaja) dengan pertimbangan selain sebagai Ibukota Propinsi juga Kota Ambon sebagai pusat bisnis khususnya kontraktor sebagai penyedia barang/jasa konstruksi.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah perusahaan jasa konstruksi yang berkualifikasi menengah dan besar yang terdaftar sebagai anggota GAPENSI tahun 2012 dan berlokasi di Kota Ambon. Jumlah anggota BPC GAPENSI Kota Ambon yang terdaftar tahun 2012 berjumlah 320 kontraktor. Kontraktor yang termasuk kualifikasi menengah dan besar (gred 5, 6, dan 7)
berjumlah 52 kontraktor, terdiri dari: 6 perusahaan gred 7, 14 perusahan gred 6, dan 31 perusahaan gred 5.
Jumlah sampel yang diambil dari jumlah tersebut di atas sebagai objek penelitian adalah sebanyak 34 kontraktor.
Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang di analisis terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh usia dan pengalaman kerja terhadap kematangan manajemen proyek dapat dibedakan menjadi variabel
bebas (independent) yaitu usia perusahaan (X1) dan pengalaman perusahan
(X2); sedangkan variabel terikat (dependent) adalah kematangan
manajemen proyek(Y’).
Untuk mengetahui pengaruh kematangan Manajemen Proyek terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek dapat dibedakan menjadi
2 (dua) variabel, yaitu kematangan manajemen proyek (Y1) sebagai variabel
bebas dan tingkat keberhasilan pelaksanaan proyek (Y2) sebagai variabel
terikat. Analisis Data
Analisis Statistik Deskriptif
Penggunaan analisis ini bertujuan untuk mendeskripsikan latar belakang perusahaan responden serta mengelompokkan tingkat kematangan manajemen proyek yang dicapai oleh masing-masing perusahaan kontraktor berdasarkan 5 skala Likert yang berawal dari sesuai level 1 (bobot 1), sesuai level 2 (bobot 2), sesuai level 3 (bobot 3), sesuai level 4 (bobot 4), sampai sesuai level 5 (bobot 5).
Analisis Statistik Inferensial (Analisis Regresi Linier Berganda) Dalam penelitian ini digunakan analisis regresi linier berganda untuk menentukan hubungan dan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya, dan regresi linier berganda untuk menentukan satu hubungan dan pengaruh dua varibel bebas dengan variabel terikatnya. Hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dapat ditentukan dengan cara menghitung koefisien korelasinya (r). Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1+ b2X2+…..+ bnXn
dimana :
Y’ = Variabel dependen (nilai yang diprediksikan)
X1 dan X2 = Variabel independen
a = Konstanta (nilai Y’ apabila X1, X2…Xn = 0)
Pengujian Hipotesis
Beberapa teknik pengujian hipotesis yang digunakan antara lain: 1. Uji F digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh
lebih dari dua variabel.
2. Uji T (t-tes) digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat.
3. Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sejauh
mana variabel bebas yang dikemukakan mampu menjelaskan variabel terikat.
Alur Penelitian
Alur dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram pada gambar berikut ini.
Gambar 1. Diagram Alur Penelitian
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Karakteristik dari perusahaan/kontraktor kualifikasi menengah (CV) dan kualifikasi besar (PT) yag menjadi objek penelitian dapat digambarkan pada tabel 1 dan 2 berikut ini.
Tabel 1. Tabel 2.
Karakteristik Responden Karakteristik Responden
Kualifikasi Menengah (CV) Kualifikasi Besar (PT)
Sumber : Hasil Survei, 2013.
Analisis Deskriptif Jawaban
Analisis deskriptif jawaban dilakukan untuk menjelaskan distribusi item-item dari sub variabel secara keseluruhan yang diperoleh dari jawaban responden melalui kuisioner, baik dalam jumlah responden maupun dalam angka persentase.
Hasil analisis deskriptif dijelaskan dalam tabel 3 s/d tabel 12 tentang tingkat kematangan manajemen proyek.
Tabel 3.
Distribusi Frekuensi Variabel Penerapan Manajemen Proyek
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Variabel Sistem Seleksi Proyek
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Tabel 5.
Distribusi Frekuensi Struktur Organisasi Proyek
Sumber: Hasil Analisis, 2013
F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Proses manajemen proyek telah
diterapkan secara terstruktur 23 60,53 10 26,32 1 2,63 1 2,63 3 7,89 1,71 12 35,29 14 41,18 3 8,82 2 5,88 3 8,82 2,12 Cara dalam menjalankan proses
manajemen proyek 15 39,47 11 28,95 3 7,89 3 7,89 6 15,79 2,32 7 20,59 12 35,29 3 8,82 5 14,71 7 20,59 2,79 Alasan manajemen proyek
diperlukan dalam perusahaan 8 21,05 13 34,21 4 10,53 5 13,16 8 21,05 2,79 1 2,94 5 14,71 5 14,71 8 23,53 15 44,12 3,91 Kegiatan proses manajemen
proyek yang selalu dijalankan perusahaan
6 15,79 15 39,47 10 26,32 5 13,16 2 5,26 2,53 5 14,71 10 29,41 8 23,53 5 14,71 6 17,65 2,91
Rerata Manajemen Proyek Rerata 2,34 Rerata 2,93
5 Pernyataan
Penerapan Manajemen Proyek
PT Rerata 1 2 3 4 CV Rerata 1 2 3 4 5 F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Seleksi perusahaan terhadap
proyek yang dilaksanakan 11 28,95 5 13,16 4 10,53 17 44,74 1 2,63 2,79 2 5,88 9 26,47 3 8,82 20 58,82 0 0,00 3,21
Frekuensi seleksi formal proyek
yang dilakukan perusahaan 8 21,05 8 21,05 6 15,79 15 39,47 1 2,63 2,82 4 11,76 13 38,24 3 8,82 14 41,18 0 0,00 2,79
Kriteria yang digunakan perusahaan dalam menyeleksi proyek
7 18,42 10 26,32 9 23,68 11 28,95 1 2,63 2,71 6 17,65 6 17,65 6 17,65 14 41,18 2 5,88 3,00
Jenis proyek yang sering
diseleksi secara formal 10 26,32 4 10,53 6 15,79 8 21,05 10 26,32 3,11 8 23,53 2 5,88 9 26,47 4 11,76 11 32,35 3,24
Rerata Sistem Seleksi Proyek Rerata 2,86 Rerata 3,06
2 3 4 5 1 2 3 4
Pernyataan
Sistem Seleksi Proyek CV Rerata PT 5 Rerata 1 F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Perusahaan menerapkan struktur
organisasi tertentu 6 15,79 4 10,53 9 23,68 18 47,37 1 2,63 3,11 0 0,00 4 11,76 25 73,53 5 14,71 0 0,00 3,03
Bentuk struktur yang diterapkan
perusahaan 4 10,53 8 21,05 14 36,84 9 23,68 3 7,89 2,97 4 11,76 4 11,76 16 47,06 8 23,53 2 5,88 3,00
Mekanisme kerja dalam perusahaan berjalan sesuai prosedur dan kebijakan yang dibuat
4 10,53 7 18,42 9 23,68 16 42,11 2 5,26 3,13 0 0,00 4 11,76 5 14,71 21 61,76 4 11,76 3,74
Terdapat fleksibilitas dalam menggunakan waktu dan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan
1 2,63 11 28,95 13 34,21 3 7,89 10 26,32 3,26 2 5,88 11 32,35 11 32,35 0 0,00 10 29,41 3,15
Tujuan setiap pekerjaan yang dikerjakan perusahaan sudah didefinisikan secara jelas
0 0,00 11 28,95 9 23,68 11 28,95 7 18,42 3,37 2 5,88 4 11,76 0 0,00 21 61,76 7 20,59 3,79
Rerata Struktur Organisasi
Proyek Rerata 3,17 Rerata 3,34
5 Pernyataan
Struktur Organisasi Proyek CV
Rerata
PT
Rerata
Tabel 6.
Distribusi Frekuensi Pre-planning Pelaksanaan Konstruksi
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Tabel 7.
Distribusi Frekuensi Pengelolaan Kegiatan Konstruksi
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Tabel 8.
Distribusi Frekuensi Manajemen Mutu Dalam Pelaksanaan Proyek
Sumber: Hasil Analisis, 2013
F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Perusahaan telah memiliki konsep perencanaan awal tertentu dalam melaksanakan proyek
4 10,53 18 47,37 3 7,89 4 10,53 9 23,68 2,89 0 0,00 17 50,00 5 14,71 4 11,76 8 23,53 3,09
Alasan perusahaan saat perusahaan tidak melakukan pre-planning sebelum melaksanakan suatu pekerjaan
15 39,47 7 18,42 5 13,16 8 21,05 3 7,89 2,39 9 26,47 0 0,00 1 2,94 12 35,29 12 35,29 3,53
Konsistensi perusahaan dalam melakukan pre-planning untuk melaksanakan proyek
8 21,05 13 34,21 10 26,32 5 13,16 2 5,26 2,47 6 17,65 5 14,71 9 26,47 7 20,59 7 20,59 3,12
Mtode yang diterapkan perusahaan dalam merencanakan jadwal proyek
7 18,42 14 36,84 1 2,63 14 36,84 2 5,26 2,74 8 23,53 11 32,35 2 5,88 12 35,29 1 2,94 2,62
Perencanaan proyek telah
dilakukan oleh divisi tersendiri 18 47,37 5 13,16 12 31,58 2 5,26 1 2,63 2,03 15 44,12 3 8,82 12 35,29 3 8,82 1 2,94 2,18
Pre-planning Pelaksanaan
Konstruksi Rerata 2,51 Rerata 2,91
5 1 2 3 4 5
Pernyataan
Pre-planning Pelaksanaan Konstruksi CV Rerata PT Rerata 1 2 3 4 F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Perusahaan telah mengelola proyeknya secara baik sesuai dengan Rencana dan Syarat-syarat saat pelaksanaan
2 5,26 13 34,21 11 28,95 1 2,63 11 28,95 3,16 0 0,00 12 35,29 3 8,82 6 17,65 13 38,24 3,59
Acuan yang digunakan perusahaan saudara dalam pelaksanaan proyek
0 0,00 9 23,68 14 36,84 6 15,79 9 23,68 3,39 0 0,00 7 20,59 11 32,35 7 20,59 9 26,47 3,53
Pengelolaan sumber daya yang telah dilakukan perusahaan dalam pelaksanaan proyek
2 5,26 10 26,32 12 31,58 9 23,68 5 13,16 3,13 2 5,88 12 35,29 6 17,65 7 20,59 7 20,59 3,15
Pengelolaan biaya yang telah dilakukan perusahaan dalam pelaksanaan proyek
4 10,53 17 44,74 13 34,21 4 10,53 0 0,00 2,45 0 0,00 15 44,12 8 23,53 9 26,47 2 5,88 2,94 Rerata Pengelolaan Kegiatan
Konstruksi Rerata 3,03 Rerata 3,30
5 1 2 3 4 5
Pernyataan
Pengelolaan Kegiatan Konstruksi CV Rerata PT Rerata 1 2 3 4 F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 oleh perusahaan
9 23,68 11 28,95 8 21,05 5 13,16 5 13,16 2,63 8 23,53 4 11,76 4 11,76 6 17,65 12 35,29 3,29
Proses yang terlibat dalam manajemen proyek integrasi dalam perusahaan
6 15,79 10 26,32 6 15,79 15 39,47 1 2,63 2,87 8 23,53 5 14,71 7 20,59 7 20,59 7 20,59 3,00
Terdapat prosedur baku dalam pelaksanaan proyek untuk mencapai hasil proyek yang tepat kualitas
7 18,42 9 23,68 8 21,05 6 15,79 8 21,05 2,97 0 0,00 16 47,06 4 11,76 4 11,76 10 29,41 3,24
Kriteria prosedur baku yang meliputi pemahaman dokumen kontrak
4 10,53 6 15,79 5 13,16 18 47,37 5 13,16 3,37 0 0,00 2 5,88 11 32,35 11 32,35 10 29,41 3,85
Cara yang diterapkan perusahaan dlam melakukan pengendalian mutu suatu proyek
2 5,26 8 21,05 15 39,47 8 21,05 5 13,16 3,16 0 0,00 13 38,24 8 23,53 9 26,47 4 11,76 3,12
Rerata Manajemen Mutu
dalam Pelaksanaan Proyek Rerata 3,00 Rerata 3,30
5 1 2 3 4 5
Pernyataan
Manajemen Mutu dalam Pelaksanaan Proyek CV
Rerata
PT
Rerata
Tabel 9.
Distribusi Frekuensi Pengendalian Kegiatan Konstruksi
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Tabel 10.
Distribusi Frekuensi Distribusi Frekuensi Penerapan SIMP
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Tabel 11.
Distribusi Frekuensi Penerapan Audit Proyek
Sumber: Hasil Analisis, 2013
F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Penerapan sistem pengendalian
proyek pada perusahaan 4 10,53 14 36,84 14 36,84 3 7,89 3 7,89 2,66 2 5,88 13 38,24 9 26,47 3 8,82 7 20,59 3,00
Perhatian perusahaan terhadap penerapan sistem pengendalian proyek
5 13,16 15 39,47 6 15,79 3 7,89 9 23,68 2,89 0 0,00 6 17,65 13 38,24 2 5,88 13 38,24 3,65
Metode yang digunakan untuk mengevaluasi biaya dan jadwal kegiatan pada perusahaan
4 10,53 13 34,21 8 21,05 5 13,16 8 21,05 3,00 4 11,76 10 29,41 3 8,82 6 17,65 11 32,35 3,29
Analisa yang digunakan pada
tahap evaluasi suatu pekerjaan 4 10,53 10 26,32 16 42,11 3 7,89 5 13,16 2,87 1 2,94 8 23,53 12 35,29 11 32,35 2 5,88 3,15
Manfaat dalam melakukan evaluasi di setiap progress tertentu (milestone )
0 0,00 21 55,26 9 23,68 1 2,63 7 18,42 2,84 0 0,00 12 35,29 13 38,24 2 5,88 7 20,59 3,12
Rerata Pengendalian
Kegiatan Konstruksi Rerata 2,85 Rerata 3,24
5 1 2 3 4 5
Pernyataan
Pengendalian Kegiatan Konstruksi CV Rerata PT Rerata 1 2 3 4 F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Penerapan SIMP dalam
perusahaan 8 21,05 13 34,21 3 7,89 4 10,53 10 26,32 2,87 5 14,71 14 41,18 8 23,53 5 14,71 2 5,88 2,56 Kepentingan penerapan SIMP
dalam perusahaan 4 10,53 16 42,11 4 10,53 3 7,89 11 28,95 3,03 9 26,47 7 20,59 0 0,00 11 32,35 7 20,59 3,00 Penyelenggaraan pekerjaan yang
telah mendapatkan aplikasi penggunaan SIMP
12 31,58 7 18,42 5 13,16 2 5,26 12 31,58 2,87 3 8,82 12 35,29 1 2,94 8 23,53 10 29,41 3,29
Permasalahan yang dihadapi saat
menggunakan SIMP 9 23,68 15 39,47 7 18,42 4 10,53 3 7,89 2,39 13 38,24 9 26,47 7 20,59 2 5,88 3 8,82 2,21
Rerata Penerapan SIMP (Sistem Informasi manajemen Proyek)
2,79 2,76
Rerata Rerata
5 1 2 3 4 5
Pernyataan
Penerapan SIMP (Sistem Informasi manajemen Proyek) CV Rerata PT Rerata 1 2 3 4 F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Penerapan sistem audit proyek
pada perusahaan 10 26,32 11 28,95 2 5,26 9 23,68 6 15,79 2,74 14 41,18 10 29,41 1 2,94 3 8,82 6 17,65 2,32 Kepentingan penerapan sistem
audit proyek dalam perusahaan 10 26,32 11 28,95 4 10,53 7 18,42 6 15,79 2,68 16 47,06 4 11,76 3 8,82 9 26,47 2 5,88 2,32 Pelaksanaan sistem audit proyek
telah dilakukan oleh divisi tertentu
6 15,79 10 26,32 10 26,32 4 10,53 8 21,05 2,95 14 41,18 6 17,65 8 23,53 0 0,00 6 17,65 2,35 Rerata Penerapan Audit
Proyek Rerata 2,79 Rerata 2,33
5 1 2 3 4 5
Pernyataan
Penerapan Audit Proyek CV
Rerata
PT
Rerata
Tabel 12.
Distribusi Frekuensi Pelatihan Manajemen Proyek
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Berdasarkan tabel 3 s/d tabel 12 maka dapat dijelaskan menggunakan diagram pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.
Diagram Variabel Tingkat Kematangan Proyek pada CV dan PT
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Distribusi frekuensi untuk variabel tingkat keberhasilan proyek dijelaskan pada Tabel 13.
Tabel 13.
Distribusi Frekuensi Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Proyek
F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Pengadaan pelatihan manajemen proyek pada para staf perusahaan
11 28,95 16 42,11 6 15,79 3 7,89 2 5,26 2,18 3 8,82 23 67,65 4 11,76 2 5,88 2 5,88 2,32
Alasan perusahaan saat tidak mengadakan pelatihan manajemen proyek
14 36,84 7 18,42 9 23,68 8 21,05 0 0,00 2,29 12 35,29 7 20,59 5 14,71 3 8,82 7 20,59 2,59
Investasi perusahaan dalam mengadakan pelatihan manajemen proyek
7 18,42 11 28,95 8 21,05 9 23,68 3 7,89 2,74 11 32,35 16 47,06 1 2,94 5 14,71 1 2,94 2,09 Rerata Pelatihan Manajemen
Proyek Rerata 2,40 Rerata 2,33
5 1 2 3 4 5
Pernyataan
Pelatihan Manajemen Proyek CV Rerata PT Rerata 1 2 3 4 2.34 2.86 3.17 2.51 3.03 3.00 2.85 2.79 2.79 2.40 2.93 3.06 3.34 2.91 3.30 3.30 3.24 2.76 2.33 2.33 0 1 2 3 4 Penerapan Manajemen Proyek Sistem Seleksi
Proyek Organisasi Struktur
Proyek Pre-planning Pelaksanaan Proyek Pengelola Kegiatan Konstruksi Manajemen Mutu dalam Pelaksanaan Proyek Pengendalian Kegiatan Konstruksi Penerapan
SIMP Audit ProyekPenerapan Manajemen Pelatihan
Proyek R at a-rat a S ko r Indikator CV PT F % F % F % F % F % F % F % F % F % F %
Presentasi proyek yang mengalami keterlambatan dalam kurun waktu 5 tahun
0 0,00 5 13,16 7 18,42 14 36,84 12 31,58 3,87 0 0,00 0 0,00 5 14,71 12 35,29 17 50,00 4,35
Alasan yang membuat perusahaan tidak mencapai keberhasilan proyek
2 5,26 5 13,16 9 23,68 9 23,68 13 34,21 3,68 2 5,88 8 23,53 9 26,47 6 17,65 9 26,47 3,35
Bentuk tingkat keberhasilan yang dicapai oleh perusahaan dalam melaksanakan proyek
1 2,63 3 7,89 5 13,16 20 52,63 9 23,68 3,87 2 5,88 9 26,47 0 0,00 10 29,41 13 38,24 3,68
Alasan perusahaan saat mengalam keterlambatan dalam pelaksanaan proyek
9 23,68 1 2,63 8 21,05 14 36,84 6 15,79 3,18 6 17,65 1 2,94 2 5,88 15 44,12 10 29,41 3,65
Kriteria yang diterapkan perusahaan dalam memilih proyek
0 0,00 3 7,89 10 26,32 19 50,00 6 15,79 3,74 2 5,88 4 11,76 2 5,88 26 76,47 0 0,00 3,53
Hal yang telah dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan perusahaan dengan dasar pemenuhan kepuasan pelanggan
0 0,00 11 28,95 7 18,42 10 26,32 10 26,32 3,50 0 0,00 2 5,88 3 8,82 15 44,12 14 41,18 4,21
Rerata Tingkat Keberhasilan
Pelaksanaan Proyek Rerata 3,64 Rerata 3,79
5 1 2 3 4 5
Pernyataan
Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan Proyek CV
Rerata
PT
Rerata
Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Uji Validitas
Hasil analisis validitas dapat dijelaskan pada tabel 15.
Tabel 14.
Hasil Uji Validitas Instrument
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Hasil uji validitas berdasarkan tabel 15, terdapat pada semua item pertanyaan dinyatakan valid pada variabel Tingkat Kematangan Manajemen
Proyek (Y1) maupun Tingkat Keberhasilan Manajemen Proyek(Y2), karena
telah memenuhi kriteria pengujian, yaitu nilai korelasi product moment (r)> 0,3.
Uji Reliabilitas
Hasil uji reliabilitas (kehandalan) instrument menggunakan nilai Alpha Cronbach (α) dapat dijelaskan pada tabel 15.
Tabel 15. Hasil Uji Reliabilitas
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Hasil Uji Reliabiltas menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai koefisien Alpha Cronbach > 0,6; sehingga dapat dikatakan instrumen pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini sudah reliabel (handal) sehingga dapat digunakan dalam analisis.
Analisis Regresi Linear Berganda
Perusahaan Kualifikasi Menengah (CV)
Analisis regresi digunakan untuk mendapatkan pengaruh
variabel-variabel bebas (X1 dan X2) terhadap Y. Hasil analisis regresi untuk tingkat
kematangan proyek dapat dijelaskan pada tabel 16.
Tabel 16.
Hasil Analisis Regresi Tingkat Kematangan Proyek CV
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Dari hasil analisis regresi pada Tabel 16 diperoleh model regresi tingkat kematangan manajemen proyek terhadap usia perusahaan, pengalaman perusahaan, dan kualifikasi perusahaan sebagai berikut:
Y = 1,787 + 0,075X1+ 0,181X2
Interpretasi model regresi tersebut adalah sebagai berikut:
β1 = 0,075
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan
skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X1 dan variabel yang lain
dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi
peningkatan pada variabel Y sebesar 0,075. Sebaliknya, apabila X1
β2 = 0,181
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan
skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X2 dan variabel yang lain
dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi
peningkatan pada variabel Y sebesar 0,181. Sebaliknya, apabila X2
menurun, maka akan terjadi penurunan pada Y sebesar 0,181.
Hasil analisis regresi pada tingkat keberhasilan proyek dapat dijelaskan pada Tabel 17.
Tabel 17.
Hasil Analisis Regresi Tingkat Keberhasilan Proyek CV
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Berdasarkan hasil analisis Regresi pada tabel 18 diperoleh model regresi tingkat keberhasilan proyek (X) terhadap tingkat kematangan Manajemen Proyek (Y) sebagai berikut:
Y2 = 3,151 + 0,174Y1
Interpretasi model regresi tersebut adalah sebagai berikut :
β0 = 3,151
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh Y1,
variabel Y2 akan bernilai sebesar 3,151.
β1 = 0,174
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan
skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada Y1dan variabel yang lain
dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi
peningkatan pada variabel Y2sebesar 0,174. Sebaliknya, apabila X2
menurun, maka akan terjadi penurunan pada Y2 sebesar 0,174.
Perusahaan Kualifikasi Besar (PT)
Hasil anlisis regresi pada tingkat kematangan proyek pada perusahaan kualifikasi besar (PT) dapat dijelasakan pada tabel 18.
Tabel 18.
Hasil Analisis Regresi Pada Tingkat Kematangan Proyek PT
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Dari hasil analisis regresi pada tabel 18 diperoleh model regresi tingkat kematangan proyek (Y) terhadap X (usia dan pengalaman perusahaan) sebagai berikut:
Y = 2,056 -0,066X1+ 0,690X2
Interpretasi model regresi tersebut adalah sebagai berikut:
β1 = -0,066
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan
skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X1 dan variabel yang lain
dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi
penurunan pada variabel Y sebesar 0,066. Sebaliknya, apabila X1 menurun,
maka akan terjadi peningkatan pada Y sebesar 0,066.
β2 =0,690
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan
skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada X2 dan variabel yang lain
dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi
peningkatan pada variabel Y sebesar 0,690. Sebaliknya, apabila X2
menurun, maka akan terjadi penurunan pada Y sebesar 0,690.
Sedangkan hasil analisis regresi pada tingkat keberhasilan proyek dapat dijelaskan pada tabel 19.
Tabel 19.
Hasil Analisis Regresi Tingkat Keberhasilan ProyekPada PT
Berdasarkan hasil analisis Regresi pada Tabel 19 diperoleh model regresi tingkat keberhasilan proyek (X) terhadap tingkat kematangan manajemen proyek (Y) sebagai berikut :
Y2 = 2,251+ 0,515Y1
Interpretasi model regresi tersebut adalah sebagai berikut:
β0 = 2,251
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa tanpa adanya pengaruh Y1,
variabel Y2 akan bernilai sebesar 2,251.
β1 = 0,515
Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa apabila terdapat kenaikan
skala tanggapan responden sebanyak 1 kali pada Y1 dan variabel yang lain
dianggap tetap atau tidak ada perubahan sama sekali, maka akan terjadi
peningkatan pada variabel Y2 sebesar 0,515. Sebaliknya, apabila X2
menurun, maka akan terjadi penurunan pada Y2 sebesar 0,515.
Pembahasan
Perbandingan Koefisien Regresi pada Tingkat Kematangan Manajemen Proyek antara CV dan PT
Gambar 3.
Perbandingan Koefisien Regresi X1 dan X2 terhadap Y1 Antara CV dan PT
Sumber: Hasil Analisis, 2013 Gambar tersebut di atas menunjukkan bahwa:
a) Pada CV diperoleh hasil bahwa koefisien regresi pada X1 (usia
perusahaan) bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terdapat kenaikan pada usia perusahaan, maka akan berakibat
terjadinya kenaikan pula pada tingkat kematangan MP. Pada X2
(pengalaman perusahaan), diperoleh koefisien yang bernilai positif pula. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terdapat kenaikan pada pengalaman perusahaan, maka akan berakibat terjadinya kenaikan pula pada tingkat kematangan MP.
b) Pada PT diperoleh hasil bahwa koefisien regresi pada X1 (usia
terdapat kenaikan pada usia perusahaan, maka akan berakibat terjadinya penurunan pada tingkat kematangan MP.
Untuk X1 terjadi penurunan tingkat kematangan manajemen proyek
(MP) untuk setiap kenaikan usia perusahaan (X1). Hal ini bisa terjadi karena
pertambahan usia pada perusahaan kontraktor di Kota Ambon tidak diikuti
dengan pertambahan pengalaman. Dengan demikian, walaupun
perusahaan tersebut sudah berdiri lama, tetapi tingkat kematangannya akan
rendah karena pengalaman perusahaan yang rendah. Untuk X2 diperoleh
koefisien yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terdapat kenaikan pada pengalaman perusahaan, maka akan berakibat terjadinya kenaikan pula pada tingkat kematangan MP.
Perbandingan Koefisien Regresi Pada Tingkat Keberhasilan Proyek antara CV dan PT
Hasil analisis regresi pada Tingkat Keberhasilan Proyek pada CV dan PT maka dapat digambarkan dalam diagram pada Gambar 4.
Gambar 4.
Perbandingan Koefisien Y1 terhadap Y2 Antara CV dan PT
Sumber: Hasil Analisis, 2013 Gambar 4 tersebut di atas menunjukkan bahwa:
a) Tampak bahwa koefisien regresi pada model regresi pada PT menunjukkan koefisien yang lebih besar dibandingkan dengan model regresi pada CV. Hal ini berarti bahwa, pengaruh tingkat kematangan proyek pada PT memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap tingkat keberhasilan proyek dibandingkan dengan CV.
b) Tampak bahwa pada kedua model regresi, diperoleh koefisien regresi yang bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan tingkat kematangan proyek akan memberikan dampak positif berupa peningkatan tingkat keberhasilan proyek, baik pada CV maupun PT.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut:
1. Kedua kualifikasi perusahaan, yaitu CV dan PT, termasuk dalam karakteristik kematangan MP pada level 3, yaitu perusahaan kontraktor yang sudah melembagakan sistem MP untuk memenuhi kebutuhan dari organisasi.
2. Pengaruh internal perusahaan, yaitu: (a) usia perusahaan terhadap tingkat kematangan MP pada kontraktor di Kota Ambon berkualifikasi menengah (CV) dan besar (PT) berpengaruh secara signifikan, dan perusahaan besar (PT) berpengaruh signifikan, (b) pengaruh pengalaman perusahaan terhadap tingkat kematangan MP pada kontraktor di Kota Ambon berkualifikasi menengah (CV) tidak berpengaruh signifikan dan pada perusahaan besar (PT) berpengaruh signifikan.
3. Faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat kematangan MP pada kontraktor kualifikasi menengah (CV) adalah faktor usia perusahaan, sedangkan pada kontraktor kualifikasi besar (PT) adalah faktor pengalaman.
4. Pada perusahaan kualifikasi menengah (CV) tingkat kematangan MP tidak berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan proyek, sedangkan pada perusahaan kualifikasi besar (PT) tingkat
kematangan MP berpengaruh secara signifikan terhadap
keberhasilan proyek.
DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto. 2005. Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi. Jakarta: PT. Pradnya Paramitha.
Barrie, D.S. 1993. Manajemen Konstruksi Profesional. (Revisi Edisi II). Jakarta: Erlangga.
Bay, AF. Skifmore, M. & Susilowati, C. 2005, Maturity Level of Project Management: A Survey Conducted in Several Places in Indonesia (Tingkat Kematangan Manajemen Proyek: Survey di Beberapa Tempat di Indonesia). Jurnal Dimensi Teknik Sipil. Edisi 7. No.2. p.81-89. Surabaya: Univeristas Petra. Broun, M. 1996. Manajemen Proyek yang Sukses. (Cetakan II). Jakarta: PT. Kesaint
Blanc Indah Corp.
Druker Peter F. 1978. Manajemen: Tugas, Tanggungjawab, Praktek. Jakarta: PT. Gramedia.
Gray, L. 2007. Manajemen Proyek: Proses Manajerial. (Edisi 3). Yogyakarta: PT. Andi.
Gudono. 2012. Analisis Data Multivariat. (Edisi 2). Yogyakarta: BPFE. Husen, A. 2008. Manajemen Proyek: Perencanaan, Pengendalian dan
Pengendalian Proyek. Yogyakarta: PT. Andi.
Kristiyanti, W.S. 2012. Kajian Strategi Daya Saing Kontraktor Jasa Konstruksi. Jurnal Matrix. Vol.2. No.1. h.57-65.
LPJK Nomor 11. 2006. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta.
Rasyid, E.R. 2001. Rambu-rambu Pokok dalam Manajemen Proyek. Jakarta: Radar Jaya Pratama.
Riduan & Sunarto, H. 2011. Pengantar Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Soeharto, I. 1995. Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Surya, N.I. 2011. Pengaruh Kualifikasi Kontraktor Terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Konstruksi di Kabupaten Jembrana. Tesis. Tidak Diterbitkan. Bidang Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa