• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan yang ada harus bersaing secara ketat untuk tumbuh, berkembang, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan yang ada harus bersaing secara ketat untuk tumbuh, berkembang, dan"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, persaingan adalah hal yang tidak dapat dihindari oleh para pelaku bisnis. Perusahaan-perusahaan yang ada harus bersaing secara ketat untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan di tengah persaingan tersebut. Persaingan terjadi hampir di setiap bidang bisnis yang ada termasuk di dalam bidang otomotif, khususnya jasa perawatan mobil. Untuk itu para pelaku bisnis di bidang otomotif harus tanggap terhadap perubahan yang saat ini terjadi begitu cepat di dalam dunia bisnis.

Perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi, sebab jika sampai gagal eksistensi perusahaan akan terancam, dan perusahaan tidak akan mampu untuk bertahan di dalam persaingan yang semakin hari semakin ketat. Dalam menghadapi hal ini, perusahaan dituntut untuk mampu senantiasa memberikan kepuasaan bagi pelanggan, karena pelanggan merupakan sumber pendapatan dari perusahaan. Memberikan kepuasan secara konsisten kepada pelanggan, dapat membuat pelanggan menjadi loyal kepada perusahaan. Sikap loyal pelanggan kepada perusahaan akan sangat membantu perusahaan untuk dapat bertahan di dalam persaingan bisnis (Leverin dan Liljander, 2006). Loyalitas tidak dapat muncul dalam waktu yang singkat, perusahaan harus dapat secara konsisten menjaga kepuasan pelanggan dalam jangka panjang dan memiliki pelanggan yang loyal tentu akan sangat menguntungkan bagi perusahaan (Eisingerich dan Bell, 2006).

Kepuasaan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu bisnis (Kau dan Elizabeth, 2006). Memberikan kepuasan secara konsisten kepada pelanggan bukanlah perkara mudah. Alrubaiee dan Nazer (2010) berpendapat bahwa

(2)

perubahaan yang terjadi kini cenderung membuat pelanggan semakin mudah dalam menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan, sebab mudahnya mendapatkan informasi membuat pelanggan semakin pintar, dan mampu mengevaluasi produk mana yang mampu memenuhi harapannya atas apa yang dijanjikan oleh pemasar dalam kegiatan komunikasi pemasaran. Menghadapi tantangan tersebut, perusahaan harus mulai melakukan penyesuain strategi, perusahaan yang dulunya lebih berfokus pada kegiatan transaksional kini harus mulai beralih pada kegiatan relationship guna mendekatkan diri dengan konsumen dan lebih mengetahui apa kebutuhan saat ini serta dapat memberikan manfaat kepada konsumen atas hubungan yang dirajut oleh perusahaan dan konsumen (Hennig-Thurau et al.,2002).

Menurut Zeithaml et al. (2006:184) Relationship marketing adalah salah satu strategi perusahaan dengan menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan dalam jangka panjang. Strategi ini lebih memfokuskan pada bagaimana menjaga pelanggan yang sudah ada, agar tidak berpindah ke produk pesaing. Wibowo (2009) menyatakan bahwa relationship marketing adalah usaha untuk menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk lebih peduli pada pelanggan, karena salah satu faktor kunci perusahaan untuk dapat bertahan pada pasar yang sudah ada saat ini adalah dengan menjaga dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan (Perrien dan Richard, 1995).

Menurut Palmatier et al. (2006) relationship marketing adalah filosofi dalam melakukan bisnis berorientasi strategis, yang berfokus pada menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan saat ini bukan berfokus pada usaha untuk memperoleh pelanggan baru. Filosofi ini mengasumsikan bahwa banyak pelanggan dan pelanggan bisnis lebih memilih untuk memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan satu perusahaan saja daripada harus

(3)

berpindah-pindah pada perusahaan lain, selama perusahaan tersebut mampu untuk memberikan nilai dan memenuhi harapan dari pelanggan, oleh karena itu menjaga pelanggan saat ini akan membuat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahan akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mencoba untuk menarik pelanggan yang baru dengan menggunakan komunikasi pemasaran yang konvensional seperti iklan (Sui dan Baloglu, 2003). Untuk itulah perusahaan harus dapat memberikan suatu manfaat atau benefit kepada pelanggan dari hubungan yang dibangun kepada pelanggan (Rauyruen dan Miller, 2007). pemasar yang sukses akan bekerja dengan menggunakan strategi yang efektif untuk mempertahankan pelanggan dengan senantiasa memberikan kepuasan dalam jangka panjang (Hennig-Thurau dan Klee, 1997).

Memberikan manfaat dari sebuah hubungan atau relational benefit sesungguhnya dapat menguntungkan kedua belah pihak, baik pelanggan maupun perusahaan (Ruiz-Molina et al., 2009). Keuntungan yang dimaksud adalah ketika perusahaan menerapkan strategi relationship marketing, perusahaan akan mampu mengetahui secara utuh dan lebih lengkap tentang apa yang pelanggan sebenarnya butuhkan sehingga perusahaan akan menciptakan solusi berupa produk untuk membantu pelanggan dalam memenuhi kebutuhannya. Dengan harapan hal tersebut akan membuat pelanggan puas dan menjadi loyal pada perusahaan. Di satu sisi, pelanggan melalui hubungan ini, akan memperoleh manfaat kepuasaan bahwa seluruh kebutuhannya akan dipenuhi oleh perusahaan (Zeithaml et al., 2006 : 183). Muara dari hubungan ini adalah adanya hubungan yang saling menguntungkan diantara pelanggan dan perusahaan.

Beberapa pendekatan dapat digunakan dalam memberikan manfaat atas suatu hubungan atau relational benefit, namun yang umumnya digunakan adalah confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits (Ruiz-Molina et al., 2009 ; Dimitriadis, 2010 ; Kinnard dan Capella, 2006 ; Molina et al., 2007). Confidence benefits merupakan salah satu manfaat

(4)

hubungan berupa kepercayaan yang terjalin oleh perusahaan maupun pelanggan. Pelanggan akan merasa aman, ketika dilayani oleh perusahaan yang telah dipercaya, dan perusahaan akan lebih nyaman dalam memberikan pelayanan ketika telah mendapatkan kepercayaan dari pelangggan. Social benefits merupakan bentuk manfaat dari sebuah hubungan berupa keakraban yang terjalin oleh pelanggan dan perusahaan. Manfaat sosial akan membuat pelanggan lebih nyaman dalam menyampaikan keluhan serta masalah yang telah dihadapi, dan perusahaan akan mampu lebih akurat dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh pelanggan. Special treatment benefits merupakan bentuk manfaat berupa perlakuan istimewa yang diterima oleh pelanggan. Manfaat perlakuan istimewa diharapkan dapat membuat konsumen merasa lebih dihargai dan akhirnya menjadi loyal kepada perusahaan yang memberikannya perlakukan istimewa.

Beberapa bidang bisnis perlu untuk mengaplikasikan strategi relational benefit, termasuk bidang bisnis bengkel / perawatan purna jual. Jasa perawatan purna jual atau bengkel harus mendapatkan kepercayaan dari pelanggan agar selalu menjadi prioritas solusi ketika pelanggan membutuhkan jasa bengkel. Di samping itu, pihak bengkel melalui seluruh personilnya diharapakan mampu menciptakan suasana nyaman dalam bersosialisasi sehingga konsumen akan merasa sangat nyaman dalam berinteraksi dengan penyedia jasa bengkel. Perusahaan juga dapat memberikan special treatment benefit sebagai sebuah usaha dari perusahaan untuk memberikan suatu hal yang berbeda dan istimewa yang pelanggan tidak dapatkan di tempat lainnya.

PT Honda Dewata Motor adalah salah satu perusahaan jasa yang berada di Bali. Perusahaan ini bergerak di bidang otomotif dalam jasa penjualan mobil serta perawatan purna jual, dan perusahaan ini merupakan anak perusahaan dari PT Honda Prospect Motor.

PT Honda Prospect Motor memiliki basis bisnis berupa penjualan mobil, serta perawatan purna jual, termasuk di dalamnya penjualan spare-part. Perusahaan ini juga merupakan induk

(5)

perusahaan dari 89 anak perusahaan yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini Perusahaan Honda telah mempekerjakan 3600 karyawan yang tersebar di seluruh perusahaannya di Indonesia sampai dengan maret 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan ini merupakan sebuah perusahaan yang besar. Dengan menganut tiga prinsip dasar kebahagiaan, yaitu kebahagiaan membeli, kebahagiaan menjual, dan kebahagiaan menciptakan, perusahaan ini mulai menuangkan nilai-nilai dari perusahaan untuk dapat disalurkan ke dalam sebuah pelayanan berupa jasa kepada pelanggan (www.honda-indonesia.com).

Pada tanggal 3 April 2012, Honda meraih penghargaan untuk kualitas Dealership Network di ajang Indonesia Service to Care Champion 2012. Penghargaan tersebut diselenggarakan oleh Majalah Marketeers dan MarkPlus Insight di Four Season Hotel, Kuningan Jakarta Selatan. Penghargaan yang diterima Honda didasarkan pada pengukuran indeks Service to Care pada lima aspek yaitu : Credibility yang dijabarkan sebagai jaminan akan kualitas pelayanan yang terpercaya, lalu Dependability yaitu memberikan pelayanan berbasis “Solusi” dan “Caregiver”, setalah itu Courtesy yang merupakan pelayanan yang hangat dan tulus kepada pelanggan, lalu Comfortability yang merupakan jaminan kualitas pelayanan yang nyaman untuk pelanggan dan yang mendampingi, serta Connectivity yaitu membangun hubungan yang lebih personal dan lebih mengenali kebutuhan pelanggan. (www.honda-indonesia.com). Melalui informasi diatas, terdapat satu hal yang menarik yang dapat diteliti, yaitu terdapat salah satu aspek yang berkaitan dengan relationship marketing, yaitu aspek Connectivity. Membangun hubungan yang lebih personal dan mengenali kebutuhan pelanggan merupakan salah satu pendekatan dari strategi relationship marketing (Zeithaml et al, 2006 : 181). PT Honda Dewata Motor merupakan bagian dari Perusahaan Honda yang berada di bawah naungan PT Honda Prospect Motor. Perusahaan ini merupakan anak perusahaan ketiga setelah PT Honda Jayakarta

(6)

Motor dan PT Denpasar Agung Indah Motor.

Selama beroperasi, PT Honda Dewata Motor berhasil meningkatkan penjualan produk berupa jasa perawatan mobil Honda dari catur wulan pertama Tahun 2009 sampai dengan catur wulan ketiga pada Tahun 2012 walaupun dengan tingkat pertumbuhan yang fluktuatif setiap catur wulannya, namun trend secara keseluruhan menunjukkan bahwa perusahaan masih dalam keadaan cukup baik. Ilustrasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1 dibawah ini.

Gambar 1.1 Jumlah Mobil yang di service per Catur Wulan Pada Tahun 2009-2012

Sumber : Data Diolah, (2013)

Berdasarkan data di atas terdapat indikasi bahwa PT Honda Dewata Motor mampu menjaga loyalitas pelanggan dengan memberikan kepuasan dengan menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan. Hal ini juga sejalan dengan fakta bahwa pada Tahun 2012 Honda baru saja mendapatkan Award sebagai dealer yang mampu memberikan pelayanan prima dalam melayani dan menjaga hubungan dengan pelanggannya. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh penjelasan mengenai bagaimana pengaruh relational benefit yang terdiri atas confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan PT Honda Dewata Motor.

2009 (I) 2009 (II) 2009 (III) 2010 (I) 2010 (II) 2010 (III) 2011 (I) 2011 (II) 2011 (III) 2012 (I) 2012 (II) 2012 (III) PT. Honda Dewata Motor 1563 1469 1669 1773 1806 1978 2012 2141 2388 1969 2505 2587

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 Ju m lah M ob il Y an g di S er vi ce (U ni t)

(7)

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah pengaruh confidence benefits terhadap kepuasan pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor ?

2. Bagaimanakah pengaruh social benefits terhadap kepuasan pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor ?

3. Bagaimanakah pengaruh special treatment benefits terhadap kepuasan pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor ?

4. Bagaimanakah pengaruh confidence benefits terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor ?

5. Bagaimanakah pengaruh social benefits terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor ?

6. Bagaimanakah pengaruh special treatment benefits terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor ?

7. Bagaimakah pengaruh kepuasaan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh confidence benefits terhadap kepuasan pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor

2. Untuk mengetahui pengaruh social benefits terhadap kepuasan pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor

3. Untuk mengetahui pengaruh special treatment benefits terhadap kepuasan pelanggan

(8)

4. Untuk mengetahui pengaruh confidence benefits terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor

5. Untuk mengetahui pengaruh social benefits terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor

6. Untuk mengetahui pengaruh special treatment benefits terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor

7. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan bengkel

PT Honda Dewata Motor

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat dari penelitan ini adalah sebagai berikut. 1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi ilmu manajemen pemasaran, khususnya mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan antara relationship marketing, kepuasan dan loyalitas pelanggan, serta menambah refrensi bagi penelitan yang berkaitan dengan hubungan antara relational benefit, kepuasan dan loyalitas pelanggan.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah wawasan dalam mengetahui hubungan antara relational benefit, kepuasan dan loyalitas pelanggan serta hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan evaluasi bagi pihak manajemen dan masukan dalam menyusun strategi pemasaran perusahaannya guna memperbaiki kinerja perusahaan.

(9)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Relationship Marketing

Hubungan pemasaran pada dasarnya merupakan pergeseran paradigma dalam kegiatan pemasaran. Hubungan pemasaran (relationship marketing) adalah filosofi dalam melakukan bisnis orientasi strategis yang berfokus pada menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan dengan pelanggan saat ini, bukan berfokus pada usaha untuk memperoleh pelanggan baru (Zeithaml et al, 2006 : 182). Filosofi ini mengasumsikan bahwa banyak konsumen dan pelanggan bisnis lebih memilih untuk memiliki hubungan yang berkelanjutan dengan satu perusahaan saja daripada harus berpindah-pindah pada perusahaan lain, selama perusahaan mampu memberikan nilai dan memenuhi harapan dari pelanggan. Menjaga pelanggan saat ini akan membuat biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan akan jauh lebih sedikit dibandingkan dengan mencoba untuk menarik konsumen yang baru, pemasar yang sukses akan bekerja dengan menggunakan strategi yang efektif untuk mempertahankan pelanggan. Ardyansyah (2006).

Pemasaran kini mulai berfokus bagaimana carannya membangun hubungan dengan pelanggan, serta menjaga hubungan tersebut agar nantinya baik pelanggan maupun perusahaan akan sama-sama mendapatkan keuntungan. Relationship Marketing saat ini telah menjadi paradigma baru dalam dunia pemasaran. Pemasaran yang dulunya hanya berfokus pada kegiatan transaksional kini mulai bergeser pada kegiatan pemasaran yang berorientasi pada membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Wibowo (2009) menyatakan bahwa relationship marketing adalah usaha untuk menarik, memelihara, dan meningkatkan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Oleh sebab itu, penting bagi perusahaan untuk lebih peduli pada

(10)

pelanggan, sebab salah satu faktor kunci perusahaan untuk dapat bertahan pada pasar yang sudah ada saat ini adalah dengan menjaga dan mempertahankan hubungan jangka panjang dengan para pelanggan Madariaga dan Valor dalam Alrubaiee dan Nazer (2010).

2.2 Relational Benefits

Menurut Zeithaml et al. (2006:183) relational benefits baru akan dirasakan oleh pelanggan ketika menerima layanan dari perusahaan penyedia jasa yang memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan apa yang mereka harapkan/dapatkan dari perusahaan lainnya. Ketika perusahaan mampu dengan konsisten menyampaikan nilai dari sudut pandang pelanggan, maka satu manfaat (benefit) akan dirasakan pelanggan dengan lebih jelas yang akan mendorong mereka untuk mempertahankan hubungan. Pelanggan lebih menyukai untuk menjalin hubungan dengan suatu perusahaan yang mampu memberikan layanan berkualitas, kepuasan, dan keuntungan spesifik yang lebih besar dibandingkan pengorbanan yang dilakukannya. Pelanggan juga merasakan adanya manfaat atau benefit dengan cara yang berbeda yaitu melalui asosiasi atau hubungan jangka panjang dengan perusahaan. Terkadang benefit dari hubungan ini lebih mampu menjaga pelanggan untuk loyal terhadap perusahaan daripada atribut pada jasa inti yang ditawarkan oleh perusahaan.

2.2.1 Confidence benefits

Confidence Benefits diartikan sebagai : “feelings of reduced anxiety, trust, and confidence in the provider “ Gwinner et al. (1998), artinya mengurangi rasa kecemasan, dan memberikan keyakinan dan kepercayaan kepada perusahaan. Dapat diartikan juga bahwa dengan adanya manfaat keyakinan pelanggan akan merasa tidak cemas serta percaya dan yakin dengan perusahan penyedia jasa dalam memberikan layanannya. Hal ini juga sejalan dengan yang

(11)

diutarakan oleh Zeithaml et al. (2006 : 183), bahwa ketika kecemasan dari pelanggan dapat dikurangi, perusahaan juga harus dapat membuat pelanggan puas sesuai dengan harapannya, karena itulah penting bagi perusahaan untuk memberikan manfaat keyakinan kepada pelanggan.

Menurut Dimitriadis (2010), manfaat kepercayaan (confidence benefits) atau trust adalah hal-hal pada perusahaan yang berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan kenyamanan kepada pelanggan, serta mengurangi kekhawatiran pelanggan. Confidence benefits juga dapat diartikan sebagai kepercayaan pelanggan atas reputasi yang dimiliki oleh perusahaan yang membuat pelangan menjadi menjadi nyaman dan percaya terhadap produk yang diberikan oleh perusahaan. Dalam konteks relationship marketing, kepercayaan merupakan salah satu dimensi untuk menentukan seberapa jauh suatu pihak merasakan integritas dan janji yang ditawarkan oleh pihak lain. Hennig-Thurau et al. (2002) menyatakan bahwa konsumen yang mengembangkan kepercayaan pada penyedia jasa berdasarkan pengalaman baik mereka dengan penyedia jasa mempunyai alasan yang baik untuk tetap melanjutkan hubungan tersebut. Pengalaman yang baik terutama harus dari konsumen itu sendiri, karena komitmen dari dalam itu adalah yang paling kuat bagi konsumen agar loyal pada penyedia jasa.

2.2.2 Social Benefits

Menurut Hennig-Thurau et al. (2002) Social benefits lebih fokus pada hubungan antara penyedia jasa dengan konsumen daripada produk jasa yang dihasilkan. Keuntungan sosial juga berdampak pada loyalitas konsumen. Semakin dekat hubungan konsumen dengan karyawan dari penyedia jasa, maka semakin loyal pula konsumen tersebut terhadap penyedia jasa

Sejalan dengan hal tersebut, Zeithaml et al. (2006:184) menyatakan bahwa social benefits adalah ketika perusahaan mampu menjalin hubungan yang baik dengan konsumen atau

(12)

pelanggan mereka. Hubungan ini membuat peluang konsumen untuk beralih (brand switching) semakin kecil, walaupun terdapat pesaing atau kompetitor yang memiliki produk yang lebih baik, ataupun berani memberikan harga yang lebih murah. Hubungan pribadi dapat mengembangkan untuk bisnis ke pelanggan. Manfaat dukungan sosial yang dihasilkan dari hubungan ini penting untuk kualitas konsumen atas dan di luar manfaat teknis dari layanan yang disediakan. Seringkali hubungan pendekatan yang professional dari perusahaan terhadap pelanggan yang berkembang merupakan dasar untuk loyalitas pelanggan.

Social benefits juga diharapkan mampu membuat hubungan pelanggan dengan perusahaan menjadi lebih hangat. Dengan adanya rasa kekeluargaan, akan membuat pelanggan jauh lebih nyaman dalam berinteraksi dengan perusahaan (Dimitriadis, 2010)

2.2.3 Special treatment benefits

Menurut Zeithaml et al. (2006:184) perlakuan istimewa mencakup di dalamnya adalah pemberian harga spesial maupun perlakuan khusus yang tidak diterima oleh pelanggan kebanyakan. Dikatakan juga bahwa manfaat ini kadang tidak begitu penting dibandingkan manfaat-manfaat lainnya. Meskipun manfaat perlakuan istimewa dapat dengan jelas dijadikan sebagai unsur kritis untuk membentuk loyalitas pelanggan (misalnya manfaat bagi pemegang frequent flyer pada industri penerbangan), namun hal ini kadang dianggap kurang penting bagi pelanggan secara keseluruhan.

Sementara itu Hennig-Thurau et al. (2002) mendefinisikan Special treatment benefits merupakan kombinasi dari keuntungan secara ekonomis maupun keuntungan customization bagi pelanggan. Customization yang dimaksud adalah pelanggan akan mendapat harga yang berbeda dan juga penawaran produk yang diberikan kepadanya tidak didapat oleh semua pelanggan

(13)

secara umum karena dalam konteks ini pelanggan selalu berharap mereka mendapatkan keuntungan secara finansial.

Hal ini pun sejalan dengan pernyataan dari Dimitriadis (2010) yang menekankan pentingnya customization bagi pelanggaan. Perlakuan umum sebagai pemenuhan kebutuhan dasar dari setiap pelanggan memang penting untuk dipenuhi, namun perlakuan istimewa terhadap konsumen selektif penting dilakukan dalam upaya menumbuhkan kepuasan pelanggan.

2.3 Kepuasan Pelanggan

Kepuasaan pelanggan merupakan suatu hal yang sangat krusial dalam menentukan sukses atau tidaknya suatu bisnis, sehingga pelaku bisnis dituntut untuk dapat selalu memuaskan pelanggannya (Kau dan Elizabeth, 2006 : 111). Menurut Kotler (2005:61) kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Pelanggan mengalami berbagai tingkat kepuasan dan ketidakpuasan setelah mengalami masing-masing jasa sesuai dengan sejauh mana harapan mereka terpenuhi atau terlampaui. Menurut Lovelock, (2007:102) Apabila pelanggan merasakan kinerja berada dibawah harapan, maka pelanggan akan merasa tidak puas. Begitupun sebaliknya, bila kinerja sama dengan harapan atau melampaui harapan, maka pelanggan akan merasa puas.

Ada beberapa kesamaan dari kedua definisi diatas, yaitu menyangkut komponen kepuasan pelanggan atau harapan dan kinerja hasil yang dirasakan. Harapan pelanggan merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan terhadap apa yang akan diterima bila konsumen membeli atau mengkonsumsi produk atau jasa. Kunci utama mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Banyak keuntungan diperoleh bila pelanggan merasa puas. Menurut Kotler dalam Suprapti (2009) pelanggan yang puas akan memiliki perilaku berikut:

(14)

1) Loyal dalam waktu yang lebih lama;

2) Membeli lebih banyak produk, baik produk baru maupun paroduk yang telah ada; 3) Membentuk rekonstruksi dari mulut ke mulut (word of mouth) positif;

4) Memberikan masukan

Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Mengukur kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan untuk menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan. Selain itu, mengukur kepuasaan konsumen juga bermanfaat bagi perusahaan untuk mengevaluasi apakah kinerja perusahaan sudah memenuhi harapan pelanggan.

Empat metode yang banyak digunakan dalam mengukur kepuasan pelanggan, yaitu. 1) Sistem keluhan dan saran

Perusahaan dapat menggunakan kotak saran yang diletakkan ditempat strategis. Menggunakan kartu komentator, saluran telepon khusus bebas pulsa, atau melalui website. Namun metode ini bersifat pasif, maka sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan. Tidak semua pelanggan akan menyampaikan keluhannya, namun mereka dapat langsung berganti pemasok atau menghentikan pembelian terhadap produk atau jasa. Upaya ini juga tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila perusahaan tidak memberi timbal balik dan tindak lanjut yang memadai bagi pelanggan yang menyampaikan keluhan dan saran mereka. 2) Ghost Shopping

Metode ini dilakukan dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shopper untuk berperan sebagai pelanggan potensial jasa perusahaan pesaing. Ghost shopper dapat

(15)

melaporkan temuan penting mengenai kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan pesaingnya selain itu ghost shopper juga dapat mengobservasi cara perusahaan dan pesaingnya melayani permintaan pelanggan, menjawab pertanyaan pelanggan, dan menangani setiap masalah terkait dengan keluhan pelanggan.

3) Lost Customer Analysis

Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti melakukan pembelian atau yang telah beralih pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. Akan tetapi ada kesulitan dalam pelaksanaan metode ini, yaitu mengidentifikasi dan menghubungi mantan pelanggan yang bersedia memberi masukan dan evaluasi kinerja perusahaan. 4) Survei Kepuasan Pelanggan

Penelitian mengenai kepuasan pelanggan dapat dilakukan melalui survey, baik melalui via pos, telepon, e-mail, maupun wawancara langsung. Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan langsung dari pelanggan dan juga member sinyal positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap pelanggan.

2.4 Loyalitas Pelanggan

Menurut Hurriyati (2005 : 129) loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap produk suatu perusahaan yang dipilih. Loyalitas pelanggan juga merupakan komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku.

(16)

Pelanggan yang loyal merupakan asset penting perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya sebagaimana diungkapkan Griffin (2002:31) bahwa pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases);

2) Membeli diluar lini produk atau jasa yang sudah dikonsumsi dari perusahaan yang sama (purchase across product and service line);

3) Merekomendasikan produk kepada orang lain (refers to others); dan

4) Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis yang dihasilkan pesaing (demonstrates on immunity to the full of the competition).

Hurriyati (2005: 128) mendefinisikan loyalitas sebagai berikut : “Loyalty is deefly held commitment to rebuy or repatronize a preferred product or service consistenly in the future, despite situational influences and marketing efforts having the potential to cause switching behavior”. berdasarkan definisi diatas terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan untuk melakukan pembelian ulang produk yang dipilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh faktor situasional dan komunikasi pemasaran dapat menyebabkan perubahan prilaku.

Pelanggan yang merasa sangat puas dengan suatu perusahaan, akan bersedia untuk melakukan pembelian ulang kepada perusahaan. Hubungan baik dengan pelanggan juga memungkinkan perusahaan untuk dapat memperkenalkan produk-produk lain yang sekiranya sesuai dengan keinginan pelanggan tersebut. Hal ini dapat dilakukan secara lisan pada saat pelanggan tersebut berkomunikasi dengan perusahaan dalam memperoleh informasi atau dengan

(17)

mengirimkan majalah, buletin, atau brosur mengenai produk-produk perusahaan kepada pelanggan.

Lebih lanjut Griffin (2002:11) juga mengemukakan keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan jika memiliki pelanggan yang loyal, antara lain:

1) Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya menarik pelanggan yang baru lebih mahal).

2) Dapat mengurangi biaya turnover konsumen (karena pergantian konsumen yang lebih sedikit).

3) Dapat meningkatkan penjualan silang (cross selling) yang akan meningkatkan pangsa pasar.

4) Mendorong word of mouth yang positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang puas.

(18)

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

7.1 Kerangka Berpikir dan Konseptual

7.1.1 Kerangka Berpikir

Loyalitas merupakan hal yang sangat penting bagi kesusksesaan suatu perusahaan, memiliki pelanggan yang loyal akan sangat membantu perusahaan untuk dapat tetap eksis di dalam persaingan. salah satu cara untuk mejaga loyalitas pelanggan adalah dengan memberikan kepuasan secara konsisten kepada pelanggan. Pelanggan yang telah puas akan sangat membantu perusahaan dalam usaha untuk memenangi persaingan. salah satu cara untuk membuat pelanggan puas adalah dengan menjalin hubungan baik dengan pelangggan yaitu dengan strategi relationship marketing.

Relationship marketing merupakan strategi menjaga hubungan jangka panjang dengan pelanggan yang sudah ada, dimana strategi ini berfokus pada menjaga pelanggan yang sudah ada bukan pada upaya untuk mencari pelanggan baru. Salah satu cara untuk yang dapat dilakukan perusahaan untuk menerapkan strategi relationship marketing adalah dengan mengaplikasikan strategi relational benefits, strategi relational benefits merupakan strategi yang berfokus pada pemberian manfaat atas hubungan yang terjalin melalui confidence benefits, social benefits, special treatment benefits,

7.1.1 Kerangka Konseptual

Dalam menyusun model pengaruh konstruk relational benefit dengan konstruk kepuasan serta loyalitas pelanggan, penelitian ini mengadopsi dan mengadaptasi beberapa model penelitian yang relevan dengan topik ini. Model penelitian mengenai relational

(19)

benefit yang digolongkan melalui tiga buah konstruk yaitu confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits, merupakan adopsi dari penelitian yang dilakukan oleh Hennig-Thurau et al. pada tahun 2002. Penggolongan konstruk relational benefit menjadi confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits juga dilakukan oleh Ruiz-Ruiz-Molina et al. (2009) ; Dimitriadis (2010) ; Yen dan Gwinner, (2003) ; Kinnard dan Capella (2006) ; Molina et al. (2007) ; Zeithaml et al. (2006).

Confidence Benefits merupakan kemampuan perusahaan dalam mengurangi kecemasan pelanggan sehingga pelanggan memberikan kepercayan dan keyakinan kepada perusahan penyedia jasa. Jika dikaitkan dengan objek penelitian ini yaitu bengkel, maka Confidence Benefits menjadi hal yang penting bagi pelanggan bengkel untuk dapat merasa nyaman dan segala kecemasannya berkurang karena kepercayaan dan keyakinan terhadap reputasi dari perusahaan.

Social Benefit merupakan manfaat sosial ketika perusahaan melalui karyawan mampu menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan . Zeithaml et al. (2006 : 184) menyatakan bahwa hubungan yang baik akan membuat pelanggan merasa lebih nyaman dalam beriteraksi. Hubungan personal menjadi penting bagi karyawan bengkel pada perusahaan yang menjadi objek pada penelitian, agar dapat membangun hubungan personal yang baik dengan pelanggan.

Special treatment benefits merupakan sebuah bentuk perlakuan istimewa bagi pelanggan berupa pelayanan yang berbeda dari pelanggan lain pada umumnya (Hennig-Thurau et al., 2002). Berkaitan dengan lokasi penelitian ini pada bengkel, maka perusahaan harus dapat memberikan pelayanan diluar manfaat inti dari produk yang digunakan pelanggan, agar pelanggan nantinya mendapatkan hal yang berbeda dan lebih

(20)

ketika menggunakan produk di perusahaan tersebut.

Terdapat beberapa penelitian lainnya yang menggunakan konstruk relational benefit namun terdapat juga penelitian yang menggolongkan konstruk dengan jumlah yang lebih dari tiga, misalkan Yu-Kevin dan Yang (2009), selain menggunakan confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits juga menambahkan konstruk comfort benefits, information benefits, Identity-related benefits, interactive benefits dan sharing benefits. Namun, karena definisi dari tambahan konstruk tersebut hampir sama dan manfaat hubungan telah tercakup dalam tiga konstruk yaitu confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits, maka model relational benefit yang digunakan dalam penelitian ini adalah confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits.

Dalam penelitian yang berkaitan dengan relationship marketing, kepuasan pelanggan merupakan konstruk dari relational quality (Leverin dan Liljander, 2006 ; Alrubaiee dan Nazer, 2010). Relational quality akan muncul ketika relational benefit telah didapatkan, dan muara dari hubungan tersebut adalah relational outcomes (Hennig-Thurau et al., 2002). Sebelumnya dalam banyak penelitian, beberapa dimensi lain selain kepuasan pelanggan banyak digunakan untuk mengukur relational quality (Alrubaiee dan Nazer, 2010), seperti trust, commitmen, bonding, dan communication. Namun, karena indikator-indikator konstruk tersebut hampir sama dengan konstruk relational benefit, maka konstruk tersebut tidak digunakan dalam penelitian ini.

Loyalitas dapat digolongkan sebagai relational outcomes dari relationship marketing. Selain loyalitas, terdapat word of mouth yang juga merupakan bagian dari relational outcomes (Hennig-Thurau et al., 2002). Namun, karena di dalam indikator

(21)

loyalitas sudah terdapat unsur word of mouth, yaitu word of mouth dalam bentuk positif, maka konstruk word of mouth tidak dimasukan dalam penelitian ini.

Berdasarkan beberapa penelitian serta kajian teori diatas, maka dapat disusun Model penelitian sebagai berikut.

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

7.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Hubungan Relational Benefits dengan Kepuasan

H1 : Social benefits berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor

Hipotesis pertama, confidence benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh Hennig-Thurau et al. (2002), Kinard dan Capella (2006), Molina et al. (2007), Yen dan Gwinner (2003), Ardyansyah (2007), Prayustika (2010), dan Semadi (2010) menunjukkan bahwa confidence benefits

Confidence benefits (X1) Social benefits (X2) Special treatment benefits (X3) Kepuasan Pelanggan (Y1) Loyalitas (Y2)

(22)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

H2 : Social benefits berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor

Hipotesis kedua, social benefits berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Untuk konstruk social benefits beberapa penelitian sebelumnya memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardyansyah (2007) Semadi (2010) dan Marzo-Navaro et al. (2004),

H3 : Special treatment benefits berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor

Hipotess ketiga konstruk special treatment benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh Ardyansyah (2007) dan Prayustika (2010) menunjukkan bahwa konstruk special treatment benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan.

3.2.2 Hubungan Relational Benefits dengan Loyalitas

H4 : Confidence benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor.

Hipotesis keempat, confidence benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Adanya pengaruh positif dan signifikan confidence benefits terhadap loyalitas dikemukakan oleh Hennig-Thurau et al. (2002), Kinard dan Capella (2006); Ruiz-Molina et al. (2009), Semadi (2010) ; dan Yen and Gwinner (2003).

(23)

H5 : Social benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor .

Temuan penelitian menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan social benefits terhadap loyalitas dikemukakan oleh Hennig-Thurau et al. (2002) dan Marzo-Navaro dkk. (2004).

H6 : Special treatment benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor.

Hipotess keenam konstruk special treatment benefits berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian yang menemukan adanya pengaruh positif dan signifikan special treatment benefits terhadap loyalitas dikemukakan antara lain oleh Ruiz-Molina et al. (2009), Yen dan Gwinner (2003), Prayustika (2010) dan Ardyansyah (2007).

3.2.3 Hubungan Kepuasan dengan Loyalitas

H7 : Kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor.

Penelitian tentang pengaruh kepuasan terhadap loyalitas diantaranya dikembangkan oleh Hennig-Thurau et al. (2002), Marzo-Navaro et al. (2004), Yen dan Gwinner (2003), Yen et al. (2009), Ardyansyah (2007), Prayustika (2010) dan Semadi (2010). Keseluruhan hasil riset tersebut mengemukakan bahwa kepuasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah saat di mana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi yang kuat dan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan. Konsep tersebut menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kepuasan terhadap kesetiaan konsumen.

(24)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan riset kausalitas yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara relational benefit yang terdiri atas confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits terhadap kepuasan dan loyalitas pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor. Dalam menjelaskan hubungan variabel-variabel tersebut maka terlebih dahulu diidentifikasi variabel-variabel bebas/eksogen yang menentukan variasi terjadinya variabel terikat/endogen.

4.1.2 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bengkel PT Honda Dewata Motor yang beralamat di jalan Imam Bonjol 104 Denpasar dengan mengambil subjek para pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor. Penelitian ini juga dilakukan dengan alasan perusahaan yang diteliti merupakan sebuah perusahaan yang induk perusahaanya berhasil mendapatkan penghargaan karena mampu mengaplikasikan strategi bisnis baru yaitu relationship marketing melalui relational benefit. Penilaian pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor dalam menilai relational benefit yang terdiri atas confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits yang didapatkan ketika menggunakan jasa bengkel PT Honda Dewata Motor untuk selanjutnya diukur kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

(25)

4.2 Variabel Penelitian

Sebagaimana umumnya dalam penelititan tentang perilaku konsumen, sebagian besar variabel yang diteliti tidak dapat diukur secara langsung sehingga disebut sebagai konstruk. Konstruk yang digunakan dalam penelitian ini adalah relational benefit, kepuasaan pelanggan, dan loyalitas pelanggan.

4.2.1 Identifikasi Konstruk

Konstruk-konstruk tersebut diklasifikasi menjadi dua (Ferdinand, 2002 : 41 ), yaitu. 1) Konstruk eksogen

Konstruk eksogen dikenal juga sebagai source variables atau variabel independen yang tidak diprediksi oleh variabel lain dalam model. Konstruk ini akan digunakan untuk memprediksi satu atau beberapa variabel endogen lainnya. Kostruk eksogen tidak dapat dipengaruhi oleh konstruk eksogen lainnya. Dalam penelitian ini, konstruk eksogennya adalah relational benefit yang terdiri atas confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits.

2) Konstruk endogen

Konstruk endogen adalah faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstruk eksogen. Konstruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya. Dalam penelitian ini, konstruk endogen yang digunakan adalah kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan.

Selanjutnya indikator-indikator yang membangun seluruh konstruk dalam penelitian ini merupakan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah dimodifikasi agar

(26)

sesuai dengan konteks penelitian ini.Indentifikasi dari seluruh konstruk penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1 Identifikasi Konstruk

4.2.2 Definisi Operasional Konstruk

Definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu konstruk. Definisi operasional memiliki tujuan untuk mempermudah responden dalam mengartikan indikator-indikator di dalam konstruk yang ada pada penelitian ini.

Definisi operasional konstruk di dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Jenis

konstruk Nama konstruk(Sumber) indikatorJumlah Keterangan Simbol

Eksogen  Confidence benefits

( Hennig-Thurau et al., 2002 ; Kinard dan Capella, 2006 ; Ruiz-Molina et al., 2009 )Social benefits (Dimitriadis, 2010 ; Kinard dan Capella, 2006 ; Ruiz-Molina et al., 2009)Special treatment benefits (Ruiz-Molina et al., 2009 ; Hennig-Thurau et al., 2002; Dimitriadis 2010)

4 1) Kepercayaan terhadap karyawan 2) Kepercayaan terhadap reputasi 3) Keandalan karyawan

4) Ketepatan janji pada pelanggan atas jasa

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 4 1) Perlakuan personal yang baik

2) Hubungan pertemanan

3) Pengenalan Identitas pelanggan oleh karyawan

4) Keakraban konsumen dengan karyawan bengkel

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 5 1) Prioritas dalam list

2) Potongan harga 3) Layanan yang berbeda 4) Harga yang berbeda

5) Pelayanan yang lebih lengkap

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5

Endogen  Kepuasan pelanggan (Ndubisi dan Chan-Wah, 2005 ; Duck-Kim, 2005)

 Loyalitas pelanggan (Leverin dan Liljander, 2006 ; Ruiz-Molina et al., 2009)

5 1) Puas dengan layanan

2) Pengalaman setelah mendapatkan layanan

3) Puas dengan perlakuan perusahaan 4) Keputusan yang tepat

5) Puas dengan keseluruhan layanan

Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 4 1) Menggunakan kembali 2) Pilihan utama 3) Tidak akan beralih

4) Merekomendasikan bengkel

Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4

(27)

1.Confidence Benefits (X1)

Confidance Benefits adalah kepercayaan pelanggan terhadap layanan bengkel PTHonda Dewata Motor.

1) Karyawan bengkel dapat dipercaya (X1.1), adalah bentuk kepercayaan pelanggan terhadap karyawan bengkel PT Honda Dewata Motor dalam melakukan layanan. 2) Reputasi bengkel (X1.2), adalah bentuk kepercayaan pelanggan bahwa perusahaan

PT Honda Dewata Motor memiliki reputasi yang baik di mata konsumen.

3) Karyawan bengkel dapat diandalkan (X1.3), adalah bentuk kepercayaan pelanggan terhadap karyawan (mekanik) bengkel dalam melakukan perawatan kendaraan. 4) Layanan sesuai janji (X1.4), adalah bentuk kepercayaan pelanggan bahwa PTHonda

Dewata Motor akan memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang telah dijanjikan.

2. Social Benefits (X2)

Social Benefits adalah manfaat sosial yang diperoleh pelanggan selama menjalin hubungan dengan bengkel PTHonda Dewata Motor.

1) Perlakuan personal yang baik (X2.1), adalah bentuk manfaat yang didapatkan pelanggan ketika diperlakukan dengan baik oleh karyawan PT Honda Dewata Motor. 2) Hubungan pertemanan (X2.2), adalah bentuk manfaat yang didapatkan ketika pelangan merasa nyaman karena hubungan pertemanan dengan karyawan PT Honda Dewata Motor yang membuat suasana menjadi hangat.

3) Karyawan bengkel mengenali identitas pelanggan (X3.4), adalah bentuk manfaat yang didapatkan ketika identitas pelanggan dikenali oleh karyawan PT Honda Dewata Motor.

(28)

4) Keakraban dengan karyawan bengkel (X3.2), adalah bentuk manfaat yang didapatkan ketika pelanggan merasa akrab dengan karyawan PT Honda Dewata Motor sehingga pelanggan tidak canggung ketika menginformasikan kebutuhannya. 3. Special Treatment Benefits

Special Treatment Benefits adalah manfaat perlakuan istimewa yang diperoleh pelanggan selama menjalin hubungan dengan bengkel PT Honda Dewata Motor.

1) Prioritas dalam list (X3.1), adalah bentuk perlakuan istimewa yang didapatkan ketika seorang pelanggan menjadi prioritas di dalam list (daftar antrean layanan) bengkel PT Honda Dewata Motor.

2) Potongan harga (X3.2), adalah bentuk perlakuan istimewa yang didapatkan ketika seorang pelanggan mendapatkan potongan harga, sementara pelanggan pada umumnya tidak mendapatkan hal tersebut.

3) Layanan yang berbeda (X3.3), adalah bentuk perlakuan istimewa yang didapatkan ketika seorang pelanggan mendapatkan layanan yang berbeda (front office lebih ramah dan sopan, pemberian informasi produk baru) yang pelanggan pada umumnya tidak dapatkan.

4) Harga yang berbeda (X3.4), adalah bentuk perlakuan istimewa yang didapatkan ketika seorang pelanggan mendapatkan harga yang berbeda dari pelanggan pada umumnya.

5) Pelayanan yang lebih lengkap (X3.5), adalah bentuk perlakuan istimewa yang didapatkan ketika seorang pelanggan mendapatkan pelayanan yang lebih lebih lengkap (proses perawatan kendaraan yang lebih lengkap) yang pelanggan pada umumnya tidak dapatkan.

(29)

4. Kepuasan Pelanggan (Y1)

Kepuasan Pelanggan adalah bentuk perasaan senang atas pemenuhan kebutuhan pelanggan oleh bengkel PT Honda Dewata Motor yang telah sesuai dengan harapannya. 1) Puas dengan layanan (Y1.1), adalah bentuk perasaan senang pelanggan terhadap

bengkel PTHonda Dewata Motor atas pemenuhan kebutuhan pelanggan.

2) Pengalaman setelah mendapatkan layanan (Y1.2), adalah menggunakan layanan di bengkel PTHonda Dewata Motor merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan.

3) Puas dengan perlakuan perusahaan (Y1.3), adalah perasaan senang atas perlakuan karyawan bengkel PT Honda Dewata Motor kepada pelangaan.

4) Keputusan yang tepat (Y1.4), adalah memilih dan menggunakan layanan pada bengkel PT Honda Dewata Motor merupakan keputusan yang tepat bagi pelanggan. 5) Puas dengan keseluruhan layanan (Y1.5), adalah perasan senang atas seluruh

pelayanan bengkel PT Honda Dewata Motor yang diberikan kepada pelanggan. 5. Loyalitas Pelanggan (Y2)

Loyalitas Pelanggan adalah bentuk kesetiaan pelanggan untuk tetap menggunakan layanan bengkel PT Honda Dewata Motor secara terus-menerus.

1) Menggunakan kembali (Y2.1), apabila suatu saat nanti pelanggan membutuhkan layanan bengkel, maka pelanggan akan menggunakan layanan bengkel PT Honda Dewata Motor.

2) Pilihan utama (Y2.2), ketika pelanggan membutuhkan layanan bengkel, maka PT Honda Dewata Motor akan menjadi pilihan utama dari pelanggan.

(30)

3) Tidak akan beralih (Y2.3), apabila suatu saat pelanggan membutuhkan layanan bengkel, dan disaat yang bersamaan bengkel PT Honda Dewata Motor sedang tidak beroperasi, maka pelanggan bersedia menunda perawatan dan tidak menggunakan layanan dari bengkel lain.

4) Merekomendasikan bengkel (Y2.4), adalah kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan bengkel PT Honda Dewata Motor sebagai bengkel terbaik kepada pihak lain.

4.3 Prosedur Pengumpulan Data 4.3.1 Jenis data

4.3.1.1 Jenis data berdasarkan sifatnya

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif terdiri atas data yang tidak berupa angka-angka, hanya berupa penjelasan-penjelasan dan tidak dapat diukur dalam satuan hitung, seperti gambaran umum mengenai perusahaan yang dalam hal ini adalah PT Honda Dewata Motor. Data kuantitatif adalah data dalam bentuk angka-angka dan dapat dinyatakan dalam satuan hitung, seperti jumlah kendaraan yang di service.

4.3.1.2 Jenis data berdasarkan sumbernya 1) Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh melalui pertanyaan tertulis dengan menggunakan kuesioner atau lisan dengan menggunakan metode wawancara dengan pelanggan serta manajemen dari bengkel PT Honda Dewata Motor

2) Data Sekunder

(31)

yang berkaitan dengan penelitian ini.

4.3.2 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pelanggan yang pernah menggunakan layanan bengkel PT Honda Dewata Motor sebanyak 4.227 pelanggan.

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Sugiyono (2007 : 116) sampel adalah bagian atau sebagian kecil dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kecil pelanggan yang pernah menggunakan layanan bengkel PT Honda Dewata Motor.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2007), Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi pertimbangan adalah responden yang pernah menggunakan layanan bengkel PT Honda Dewata Motor minimal 6 (enam) bulan terakhir, karena jangka waktu tersebut diangggap masih relevan untuk menjawab kuesioner. Pertimbangan lainnya adalah responden yang berumur 17 - 60 tahun dan memiliki tingkat pendidikan terakhir minimal SMA/sederajat. Hal ini dikarenakan pada rentang usia dan tingkat pendidikan tersebut responden mampu memahami dan mampu menjawab pertanyaan dalam kuesioner sesuai dengan pengalaman yang diperoleh.

Jumlah anggota sampel atau ukuran sampel (sampel size) ditetapkan dengan pertimbangan yang menyatakan, bahwa ukuran sampel dapat ditentukan jumlah indikator dalam model 5-10 kali (Solimun, 2005). Karena jumlah indikator dalam penelitian ini adalah 22 butir maka ukuran sampel menjadi antara 110 – 220. Namun demikian, berdasarkan pertimbangan kepraktisan dan biaya, ukuran sampel yang digunakan adalah 160.

(32)

4.3.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui survey kepada pelanggan bengkel PT Honda Dewata Motor yang telah memenuhi kriteria sampel. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dari responden adalah kuesioner. Dalam penyebarannya di bantu oleh operator bengkel sejumlah dua orang.

4.4 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan skala interval, skala ini banyak digunakan untuk mengukur fenomena atau gejala sosial. Dalam kuesioner ini digunakan skala interval 1-5, di mana responden diberikan kebebasan untuk menentukan pendapat atau opini sesuai dengan yang dialaminya terhadap indikator-indikator pada kuesioner tersebut. Nilai 1 dikategorikan ukuran pernyataan sangat tidak setuju (STS), nilai 2 menunjukkan ukuran pernyataan tidak setuju (TS), nilai 3 menunjukkan ukuran Netral (N), nilai 4 menunjukkan setuju (S), dan nilai 5 menunjukkan ukuran Sangat Setuju (SS).

4.4.1 Validitas

Pengujian validitas diperlukan guna mengetahui sejauh mana ketepatan suatu alat ukur melakukan fungsi ukurnya. Sebuah indikator menunjukkan validitas konvergen yang signifikan apabila koefisien variabel indikator lebih besar dari dua kali standard error (Ferdinand 2002 : 187). Bila setiap indikator memiliki critical ratio yang lebih besar dari dua kali standard error, hal ini menunjukkan bahwa indikator itu secara valid mengukur apa yang seharusnya diukur dalam model yang disajikan.

(33)

4.4.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut Ferdinand (2002 : 63) Variabel dikatakan reliabel jika memberikan tingkatan nilai 0,7.

Menurut Ferdinand (2002 : 62) Pengujian reliabilitas dihitung dengan rumus sebagai berikut. (∑ Std.Loading)2

Reliabilitas =

(∑ Std.Loading)2 + e

dimana :

Std.Loading diperoleh langsung dari standardized loading untuk tiap-tiap indikator (diambil dari perhitungan komputer, AMOS)

e adalah measurement error dari tiap-tiap indikator

4.5 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisis data adalah Structural Equation Modelling (SEM). Menurut Ferdinand (2002 : 70), SEM merupakan alat atau teknik analisis data yang terdiri atas dua tahap dasar yaitu tahap model pengukuran (Measurement Model) melalui Confirmatory Factor Analysis dan tahap persamaan struktural model (Structural Equation Model). Tujuan utamanya adalah untuk menguji kesesuaian model tersebut (fit) dengan data yang sah.

(34)

4.5.1 Tahap model pengukuran (Measurement Model)

Measurement model adalah proses permodelan dalam penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki undimensionalitas dari indikator-indikator yang menjelaskan sebuah faktor atau sebuah variabel laten (Ferdinand, 2002 : 70) .Mengkonfirmasi apakah variabel-variabel indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah faktor yang disebut dengan Confirmatory Factor Analysis terhadap seluruh indikator yang digunakan dalam model.

4.5.2 Tahap persamaan struktural model (Structural Equation Model)

Setelah dilakukan uji Measurement Model, maka pengujian berikutnya dilanjutkan dengan uji Structural Model. Pada dasarnya Uji Measurement Model menguji apakah model secara keseluruhan dapat dikatakan fit atau tidak. Jika sebuah Measurement Model tidak dapat dikatakan fit, maka proses pengujian seharusnya tidak diteruskan ke pengujian Structural Model. Namun, jika sebuah Measurement Model telah lolos dalam pengujian, dapat dilakukan dengan Structural Model yang ada yang disebut dengan proses pengujian dua tahap yakni menguji fit serta validitas sebuah measurement model baru kemudian menguji Structural Model yang meliputi dua bagian utama yaitu (Ferdinand, 2002 : 20) :

a. Menguji keseluruhan model (overall model fit) dari Structural Model.

b. Menguji structural parameter estimates, yakni hubungan di antara konstruk atau variabel independen- dependen yang ada dalam structural model.

4.5.3 Tahapan Permodelan dengan Analisis Persamaan Struktural

Terdapat tujuh langkah dalam teknik analisis SEM yang dapat dikembangkan dan dijelaskan sebagai berikut :

(35)

1. Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui komputasi program SEM. Pada penelitian ini, pencarian atau pengembangan teori model dapat diuraikan sebagai berikut.

1) Relational Benefit

Menurut Zeithaml dkk. (2006:183) relational benefit adalah hal yang akan dirasakan oleh pelanggan ketika telah menerima layanan dari perusahaan penyedia jasa yang memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan apa yang mereka harapkan/dapatkan dari perusahaan lainnya. Ketika perusahaan mampu dengan konsisten menyampaikan nilai dari sudut pandang pelanggan, maka satu manfaat (benefit) akan dirasakan pelanggan dengan lebih jelas yang akan mendorong mereka untuk mempertahankan hubungan. relational benefit yang meliputi confidence benefits, social benefits, dan special treatment benefits

2) Kepuasaan Pelanggan

Kotler (2006 : 61) mengemukakan kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Pelanggan mengalami berbagai tingkat kepuasan dan ketidakpuasan, setelah mengalami masing-masing jasa sesuai dengan sejauh mana harapan mereka terpenuhi atau terlampaui.

3) Loyalitas Pelanggan

Hurriyati, (2005 : 129) mengemukakan bahwa loyalitas mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap produk suatu perusahaan yang dipilih.

(36)

2. Langkah kedua adalah menggambarkan model teoritis dan model penelitian yang telah dibangun menjadi sebuah diagram alur yang menunjukkan hubungan atau jalur yang terdapat antar konstruk penelitian seperti disajikan pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Diagram Alur Penelitian

(Ruiz-Molina et al., 2009 ; Hennig-Thurau et al., 2002)

Confidence benefits X1.4 e4 1 1 X1.3 e3 1 X1.2 e2 1 X1.1 e1 1 Social benefits X2.4 e8 1 1 X2.3 e7 1 X2.2 e6 1 X2.1 e5 1 Special treatment benefits X3.5 e13 1 1 X3.4 e12 1 X3.3 e11 1 X3.2 e10 1 X3.1 e9 1 Kepuasan pelanggan Y1.1 e14 1 1 Y1.2 1 e15 Y1.3 1 e16 Y1.4 1 e17 Y1.5 1 e18 Loyalitas Y2.1 e19 1 1 Y2.2 1 e20 Y2.3 1 e21 Y2.4 1 e22 z1 1 z2 1

(37)

3. Menyusun Persamaan Struktural

Selanjutnya adalah merubah diagram jalur ke dalam persamaan struktural dan model pengukuran. Persamaan yang dibangun akan terdiri atas persamaan struktural (structural equations) dan persamaan spesifikasi model pengukuran (measurement model). Persamaan struktural dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar berbagai konstruk.

Y1= 1X1+3X2 + 5X3 +1……… (1) Y2= 2X1+4X2+6X6+7Y12……….……….. (2)

4. Memilih matrik Input dan Model/ Teknik Estimasi

Setelah model dispesifikasi secara lengkap, langkah berikutnya adalah memilih jenis input (kovarian atau korelasi) yang sesuai. Dalam penelitian ini akan menguji hubungan kausalitas, maka matrik kovarian yang diambil sebagai input untuk operasi SEM. Sedangkan teknik estimasi yang digunakan adalah maximum likelihood estimation method yang telah menjadi default dari program ini. Estimasi ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

a. Estimasi Measurement Model dengan teknik Confirmatory Factor Analysis untuk menguji unidimensionalitas dari konstruk- konstruk yang dibangun.

b. Estimasi melalui SEM dengan analisis Full Model untuk melihat kesesuaian model dengan hubungan kausalitas yang dibangun dalam model yang diuji.

(38)

5. Menilai Kemungkinan Munculnya Identifikasi Problem

Dalam operasi AMOS 4.01, problem identifikasi diatasi langsung oleh program. Bila estimasi tidak dapat dilakukan, maka program akan memberikan pesan pada monitor komputer mengenai kemungkinan sebab- sebab mengapa program ini tidak dapat melakukan estimasi, sehingga peneliti dapat merencanakan tindakan perbaikan yang memungkinkan.

Cara melihat ada tidaknya problem identifikasi adalah dengan melihat hasil estimasi yang meliputi sebagai berikut.

a. Adanya nilai standart error yang besar untuk satu atau lebih koefisien. b. Ketidakmampuan program untuk invert information matrik.

c. Nilai estimasi yang tidak mungkin misalnya error variance yang negatif. d. Adanya nilai korelasi yang tinggi ( > 0,90) antar koefisien estimasi.

6. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit

Langkah yang harus dilakukan sebelum menilai kelayakan dari model struktural adalah menilai apakah data yang akan diolah memenuhi asumsi model persamaan struktural. Bila asumsi model persamaan structural telah terpenuhi, maka model dapat diuji melalui berbagai cara uji. Asumsi asumsi SEM yang harus dipenuhi yaitu :

1) Ukuran Sampel

Ukuran sampel yang harus dipenuhi dalam analisis SEM adalah minimal berjumlah 100 dan selanjutnya menggunakan perbandingan observasi untuk setiap parameter yang diestimasi.

(39)

2) Normalitas Data

Data yang diperoleh harus dianalisis untuk melihat apakah telah tersebar normal atau tidak. Jika asumsi normalitas telah terpenuhi, maka data dapat diolah lebih lanjut. Uji normalitas perlu dilakukan baik terhadap data tunggal maupun data multivariate, dimana beberapa variabel digunaka sekaligus dalam analisis akhir. Evaluasi terhadap normalitas data dapat dilakukan dengan pendekatan teori normalitas (Central Limit Theorm) yang menyatakan bahwa apabila ukuran sampel lebih besar dari 30, maka statistik data dari sampel tersebut akan mendekati distribusi normal. Pengujian terhadap normalitas data juga dilakukan secara statistik dengan menghitung nilai skewness data yang digunakan. Data dianggap normal apabila nilai skewness berada pada rentan ± 2,58 pada tingkat signifikansi 0,01 (Ferdinand, 2002 : 95).

3) Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun multivariat, yaitu yang muncul karena kombinasi karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi lainnya.

Setelah asumsi SEM terpenuhi maka langkah berikutnya adalah pengujian dengan menggunakan beberapa indeks kesesuaian untuk mengukur “kebenaran” model yang diajukan. Beberapa indeks tersebut disajikan dalam Tabel 4.2.

(40)

Tabel 4.2 Goodness- of- Fit Indices

Goodness of Fit Index Cut-off Value

X2- Chi- Square Diharapkan nilai lebih kecil

Significance Probability ≥ 0,05 GFI ≥ 0,90 CMIN/DF ≥ 2,00 TLI ≥ 0,95 CFI ≥ 0,95 RMSEA ≤ 0,08 AGFI ≥ 0,90 Sumber : Ferdinand (2002)

Setelah asumsi SEM terpenuhi, langkah berikutnya adalah melihat ada tidaknya offending estimate yaitu estimasi koefisien, baik dalam model struktural maupun model pengukuran yang nilainya di atas batas yang dapat diterima. Setelah yakin tidak ada lagi offending estimate dalam model, maka selanjutnya dilakukan penilaian model fit. Goodness of Fit mengukur kesesuaian input observasi atau sesungguhnya

7. Interpretasi dan Modifikasi Model

Ketika model telah dinyatakan diterima, maka dapat dipertimbangkan dilakukannya modifikasi model untuk memperbaiki penjelasan teoritis atau goodness of fit. Jika model dimodifikasi, maka model tersebut harus di cross- validated (diestimasi dengan data terpisah) sebelum model modifikasi diterima. Pengukuran model dapat dilakukan dengan modification indices sama dengan terjadinya penurunan Chi Square jika koefisien diestimasi.

(41)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Responden

Jumlah responden yang diteliti awalnya adalah 160 orang, namun dalam kenyataannya setelah dilakukan tabulasi data jawaban seluruh responden, terdapat tujuh data jawaban responden yang dianggap tidak mampu memberikan jawaban mengenai hubungan pelanggan dengan bengkel PT Honda Dewata Motor yang sebenarnya dikarenakan tiga responden tidak mengisi kuesioner dengan lengkap, dan empat responden tidak memenuhi syarat sebagai responden karena memiliki tingkat pendidikan terakhir SD sebanyak satu responden dan SMP sebanyak tiga responden, sehingga akhirnya hanya 153 orang responden yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini. Jumlah ini memenuhi syarat untuk melakukan penelitian karena masih dalam rentang jumlah 110 sampai dengan 220 responden. Karakteristik responden pada penelitian ini dapat dilihat dari beberapa variabel yaitu jenis kelamin, umur, pekerjaan, pendidikan, frekuensi penggunaan, sub-merek mobil yang digunakan, dan alternatif menggunakan jasa di bengkel lain. Berikut disajikan karakteristik responden penelitian dengan berbagai variabel tersebut.

Tabel 5.1 menunjukkan beberapa hal yang terkait dengan karakteristik responden. Jenis kelamin responden didominasi laki-laki yang mencapai 73,20%, sedangkan 26,80% lainnya adalah perempuan. Kelompok umur responden didominasi kelompok umur 40-49 tahun yang mencapai 35,95%. Responden dari variabel pekerjaan adalah sebagian besar Wiraswasta yang mencapai 34,64% dan paling sedikit adalah pekerjaan lainnya, yaitu sebagai dokter, dosen, dan konsultan pajak.

(42)

Tabel 5.1 Distribusi Responden Menurut Variabel Demografi, Sub-merek Mobil, Alternatif Menggunakan Jasa Di Bengkel Lain, dan Frekuensi Menerima Layanan Bengkel.

No KarakteristikResponden Keterangan Jumlah Persentase(%) 1 Jenis Kelamin Laki-laki

Perempuan 11241 73,2026,80 Jumlah 153 100 2 Umur (tahun) 17 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 60 39 53 55 6 25,49 34,64 35,95 3,92 Jumlah 153 100 3 Pekerjaan Pelajar Pegawai swasta Pegawai BUMN Wiraswasta PNS Lainnya 12 31 18 53 30 9 7,84 20,26 11,75 34,64 19,61 5,88 Jumlah 153 100 4 Pendidikan SMA Diploma Sarjana Pascasarjana 25 38 73 17 16,34 24,84 47,71 11,11 Jumlah 153 100 5 Sub-merek mobil CRV Jazz

All New Accord All new CRV Brio Lainnya 21 55 8 34 19 16 13,73 35,95 5,23 22,22 12,41 10,45 Jumlah 153 100 6 Alternatif penggunaan jasa di bengkel lain

Bengkel resmi Honda Bengkel umum Tidak beralih 72 11 70 47,06 7,19 45,75 153 100 7 Frekuensi

penggunaan 2 kali3 kali >3 kali 37 54 62 24,18 35,29 40,52 Jumlah 153 100

(43)

Responden berdasarkan tingkat pendidikannya menunjukkan tingkat pendidikan Sarjana mendominasi dengan jumlah 73 orang responden atau 47,71%. Untuk sub-merek motor di dominasi oleh mobil Jazz dengan persentase 35,95 %, lalu diikuti oleh All new CRV dengan persentase 22,22 %. Terdapat juga dua sub-merek mobil responden yang tidak diklarifikasi dalam kuesioner, yaitu Freed dan Honda Fit, total dari jenis mobil yang dikatagorikan lainnya tersebut adalah 16 unit atau 10,45 %. Untuk karakteristik frekuensi penggunaan didominasi oleh kelompok frekuensi penggunaan yang sudah lebih dari dari 3 kali sebanyak 62 responden atau sebesar. 40,52 %, sedangkan untuk alternatif penggunaan jasa lainnya, didominasi oleh penggunaan di bengkel resmi lain sebesar 47,06%.

5.1.2 Deskripsi Variabel Penelitian

Berdasarkan data tabulasi jawaban responden, dapat dideskripsikan bagaimana penilaian responden terhadap variabel-variabel operasional yang digunakan dalam penelitian yaitu confidence benefits, social benefits, special treatment benefits, kepuasan, dan loyalitas pelanggan. Penelitian ini didasarkan pada total skor tiap indikator dalam konstruk dibagi dengan jumlah responden. Hasil perhitungan tersebut akan mendeskripsikan penilaian responden dengan kategori yang dibentuk dengan mencari nilai interval, yaitu rentang nilai satu sampai lima yaitu empat, dibagi dengan jumlah katagori yang digunakan yaitu lima, sehingga rentang nilai tiap katagori adalah 0,8 dan untuk pembagian tiap katagori disajikan sebagai berikut.

 1,00 – 1,80 berarti penilaian responden adalah sangat buruk  1,81 – 2,60 berarti penilaian responden adalah buruk  2,61 – 3,40 berarti penilaian responden adalah cukup  3,41 – 4,20 berarti penilaian responden adalah baik  4,21 – 5,00 berarti penilaian responden adalah sangat baik

(44)

Tabel 5.2 Skor Tiap Indikator Penelitian.

Sumber : Hasil Penelitian, Lampiran 2

Berdasarkan data pada Tabel 5.2, penilaian responden terhadap konstruk confidence benefits, social benefits, special treatment benefits, kepuasan, dan loyalitas pelanggan hampir secara keseluruhan adalah baik. Ini dikarenakan skor pada tiap-tiap indikator kualitas jasa berada pada rentang nilai 3,41 – 4,20 hanya indikator X3.1 pada konstruk special treatment benefits yang mendapatkan nilai 3,32 yang berada pada katagori cukup. Penilaian responden terhadap indikator kepuasan yang dirasakan setelah menggunakan jasa bengkel “PT Honda Dewata Motor” memiliki nilai diantara rentang nilai 3,41 – 4,20. Ini berarti bahwa bengkel PT Honda Dewata Motor telah memberikan kepuasan kepada responden. Penilaian

Nama konstruk Jumlah

indicator Simbol Skor Keterangan

confidence benefits social benefits special treatment benefits Kepuasan Loyalitas 4 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 3,60 3,64 3,47 3,46 Baik Baik Baik Baik 4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 3,54 3,44 3,52 3,60 Baik Baik Baik Baik 5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 3,32 3,45 3,62 3,57 3,50 Cukup Baik Baik Baik 5 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 3,74 3,66 3,58 3,69 3,58 Baik Baik Baik Baik Baik 4 Y2.1 Y2.2 Y2.3 Y2.4 3,56 3,68 3,49 3,75 Baik Baik Baik Baik

(45)

responden terhadap konstruk loyalitas juga memiliki nilai diantara rentang 3,41 – 4,20 dan masuk katagori baik.

5.1.3. Evaluasi terhadap Asumsi-asumsi SEM

1. Ukuran sampel

Untuk kecukupan ukuran sampel, penggunaan alat analisis SEM memerlukan ukuran sampel antara 100-200 atau dapat pula ditentukan sebesar 5-10 kali jumlah parameter yang diestimasi (Solimun, 2005). Dalam penelitan ini jumlah parameter yang diestimasi sebanyak 22 sehingga berdasar formula tersebut maka ukuran sampel seharusnya berada pada kisaran 110-220 orang. Dalam kenyataannya, penelitan ini menggunakan sampel sebesar 153 orang sehingga berdasar kedua pertimbangan di atas maka sampel tersebut telah memenuhi ukuran yang diperlukan untuk menggunakan alat analisis SEM.

2. Normalitas data

Pengujian normalitas juga dilakukan secara statistik dengan menghitung nilai skewness data seperti disajikan pada Tabel 5.3.

Berdasarkan data pada Tabel 5.3 menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian telah terdistribusi normal karena nilai koefisien pada kolom c.r ± 2,58 pada signifikansi 0,01.

Gambar

Gambar 1.1 Jumlah Mobil yang di service per Catur Wulan Pada Tahun 2009-2012
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Tabel 4.1 Identifikasi Konstruk
Gambar 4.1 Diagram Alur Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

implementasinya terintegrasi di dalam kegiatan kurikuler, baik kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler. Adapun hasil temuan menyatakan bahwa

Suatu sumber bunyi dengan frekuensi 7200 Hz, bergerak berlawanan arah dengan pendengar yang bergerak dengan kelajuan 25 m/s, ternyata frekuensi bunyi yang didengar adalah 6300 Hz..

Karakteristik dan Motivasi Wisatawan Dalam Voluntourism di Kabupaten Gianyar (Studi Kasus Pada Yayasan Widya Guna Desa Bedulu dan Yayasan Bumi Sehat Desa

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT Telkom Indonesia Cabang Surakarta bahwa strategi pemasaran relasi yang diterapkan pada produk jasa indihome mampu

Sebagai tahap awal dari perancangan sistem kendali autoclave ini, maka akan dilakukan identifikasi sistem guna mendapatkan model sistem alat autoclave secara eksperimen

Meskipun jika diteliti dalam soal jawab antara Hakim Bicara dan pegawai Maybank sebagai saksi dalam kes ini, pihak bank masih belum mengamalkan polisi membenarkan harta

Adapun arah kebijakan yang ingin dicapai antara lain pemberdayaan pasar tradisional agar dapat tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat,

Dengan kata lain, model analisis ini berfokus pada sejauh mana variabel – variabel yang diobservasi ini dihasilkan oleh konstruk – konstruk laten yang mendasarinya; dengan