• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Tirta Sibayakindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi air minum dalam kemasan (AMDK) bermerek AQUA. PT. Tirta Sibayakindo memiliki rantai distribusi dari Central Supply Facilities (CSF) ke

Distribution Center (DC). Warehouse pusat berada di Berastagi yang berperan sebagai Central Supply Facilities kemudian disalurkan ke Distribution Center

yang berada di Medan, Banda Aceh, Pekan Baru, Padang, dan Batam.

Distribusi adalah proses penyaluran barang dari produsen ke pihak yang membutuhkan. Distribusi merupakan faktor penting bagi perusahaan untuk dapat melakukan pengiriman produk secara tepat kepada konsumen. Ketepatan pengiriman produk harus memiliki dasar penjadwalan dan penentuan rute secara tepat, sehingga produk diterima dalam kondisi baik dan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan oleh pelanggan.

PT. Tirta Sibayakindo dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola sistem distribusi dengan baik. Pada kenyataannya perusahaan belum melakukan perencanaan penjadwalan distribusi dengan tepat sehingga perusahaan belum dapat mengendalikan keadaan persediaan yang ada di gudang. Hal tersebut sering terjadi pada waktu-waktu tertentu seperti bulan Ramadhan, hari Lebaran, hari Natal dan Tahun baru. Perusahaan cenderung menggunakan metode trial dan

(2)

serta dalam merencanakan rute yang akan dilalui dalam proses pendistribusian. Proses distribusi dalam satu kali pengiriman produk hanya dilakukan kepada satu distributor dengan jumlah pengiriman yang berbeda-beda setiap kali pengangkutan. 1

Pada bulan Januari 2012 terjadi stock out sebesar 9.702 botol pada

distribution center SM yang berada di Aceh dimana kondisi ini berada dibawah

safety stock yang ditetapkan perusahaan, yaitu sebesar 7.762 botol. Permasalahan yang sama juga terjadi pada bulan Agustus 2012 di distribution center TSMS di Pekan Baru dimana terjadi stock out sebesar 11.940 botol, kondisi ini berada di bawah safety stock yang ditetapkan perusahaan, yaitu sebesar 6368 botol.

Setiap distributor memiliki rute yang berbeda menyebabkan jarak tempuh yang lebih jauh. Jarak tempuh yang lebih jauh menyebabkan waktu dan biaya yang dibutuhkan juga lebih besar.

Hal tersebut mengakibatkan terjadinya kekurangan persediaan (Stock Out) di Central Supply Facilities dan Distribution Center serta tingginya biaya distribusi yang dikeluarkan perusahaan dalam mendistribusikan produk ke setiap

Distribution Center hingga ke tangan konsumen. Pada distribution center yang berada di medan biaya distribusi yang dikeluarkan perusahaan mencapai harga Rp. 1.150/box untuk kapasitas angkut 1.400 box, distribution center yang berada di Banda Aceh Rp. 9.400/box untuk kapasitas angkut 1.400 box, distribution center Pekanbaru dan Padang mencapai harga Rp. 11.400/box untuk kapasitas angkut 1.400 box, dan untuk distribution center Batam mencapai harga

(3)

Berdasarkan permasalahan diatas, maka perusahaan membutuhkan suatu penjadwalan distribusi dan penentuan rute distribusi secara tepat untuk mengurangi pemborosan dari segi waktu, jarak, dan tenaga serta mendapatkan biaya transportasi yang lebih efisien. Oleh sebab itu perlu dilakukan perencanaan pendistribusian produk dengan menggunakan metode Distribution Resource Planning dan metode Savings Matrix. Dengan menggunakan metode Distribution Resource Planning dan metode Savings Matrix kegiatan distribusi dapat berjalan lebih efektif dan efisien terhadap konsumen.

Metode Distribution Resource Planning dan Savings Matrix telah banyak dimanfaatkan di dalam penelitian. Salah satunya terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Nurwidiana, Wiwiek Fatmawati, dan Dian Miranti pada CV. Tirta Mega alami cabang Semarang. Savings Matrix digunakan untuk meminimalkan jarak tempuh kendaraan dan menghindari perjalanan bolak-balik serta menggabungkan dua rute pengiriman kedalam satu armada berdasarkan kapasitas transportasi yang ada sehingga mampu meminimlakan total biaya transportasi. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rahma D. S. (2011) pada PT. Toba Pulp Lestari, rancangan sistem distribusi dengan metode DRP menghasilkan penurunan biaya transportasi sebesar 9,584% dan distribusi produk untuk permintaan yang akan datang akan lebih efisien karena terkoordinasi dengan baik. Kedua metode ini nantinya akan dibandingkan hasil pengerjaannya dengan hasil yang diperoleh perusahaan sebelum menerapkan metode tersebut.

(4)

1.2. Perumusan Masalah

Rumusan permasalahan yang terjadi di PT. Tirta Sibayakindo adalah jadwal dan rute distribusi dari CSF ke DC belum terencana dengan baik dan masih berdasarkan trial dan error baik dalam menentukan demand pada periode mendatang maupun dalam menentukan rute distribusi yang akan ditempuh armada transportasi perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan sering mengalami ketidakseimbangan pada demand dan jumlah produksi yang menimbulkan kekurangan stok digudang yang berdampak pada terganggunya aliran distribusi dari CSF ke DC. Perusahaan juga kurang mempertimbangkan jarak tempuh dalam penentuan rute pendistribusian barang. Hal ini menyebabkan tingginya biaya transportasi yang dikeluarkan perusahaan.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan jadwal distribusi dan rute distribusi dengan menggunakan metode distribution resource planning dan savings matrix yang mengintegrasikan setiap Distribution Center dengan mempertimbangkan kapasitas dan transportasi yang dimiliki PT.Tirta Sibayakindo.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :

(5)

2. Memberikan perencanaan jadwal distribusi yang efektif sebagai konsep perbaikan terhadap PT. Tirta Sibayakindo.

2. Memberikan rute distribusi yang optimal sebagai konsep perbaikan terhadap PT. Tirta Sibayakindo.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat bagi mahasiswa

Melalui penelitian ini adalah sebagai sarana untuk menambah pengalaman dan keterampilan dalam memahami kondisi PT. Tirta Sibayakindo dan

Distribution Center serta mampu memecahkan masalah pendistribusian AQUA di perusahaan ini.

2. Manfaat bagi perusahaan

Bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai suatu bahan pertimbangan perusahaan untuk menentukan jadwal, jumlah, dan jalur dalam pendistribusian AQUA ke daerah pemasaran PT. Tirta Sibayakindo. 3. Bagi Departemen Teknik Industri USU

Dapat mempererat kerja sama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri USU.

(6)

1.5. Batasan Masalah dan Asumsi

Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dibatasi pada kegiatan distribusi pada daerah pemasaran utama yang memiliki Distribution Center yaitu Medan, Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, dan Batam. Untuk Perhitungan Savings Matrix hanya dilakukan pada Distribution Center yang berada di Medan, Banda Aceh, Padang dan Pekanbaru (untuk Distribution Center yang berada di Batam tidak diperhitungkan karena pendistribusian produk menempuh jalur transportasi laut).

2. Planning horizon yang ditinjau adalah perencanaan jangka pendek yang dibagi dalam time bucket bulanan selama bulan Januari 2013 sampai bulan Desember 2013. Untuk perhitungan DRP dilakukan dalam mingguan.

3. Produk yang diteliti adalah AQUA jenis kemasan 600 ml dalam bentuk botol yang memiliki demand terbanyak selama priode penelitian.

4. Rute distribusi yang diteliti adalah rute distribusi yang menempuh jalur transportasi darat.

5. Kendaraan yang digunakan memiliki kapasitas angkut yang sama yaitu

(7)

Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi perusahaan tidak mengalami perubahan selama proses penelitian. 2. Untuk perhitungan DRP jumlah permintaan berada pada nilai rata-rata setiap

minggunya.

3. Data yang digunakan adalah data masa lalu dan tidak memperhitungkan pertumbuhan penduduk.

4. Lokasi distribution center tidak berubah selama periode penelitian.

5. Bahan baku, tenaga kerja, dan sumber daya dipenuhi dengan baik dan sarana transportasi beroperasi dengan baik.

6. Kapasitas lalu lintas setiap harinya dalam keadaan normal dan tidak terjadi kemacetan.

7. Kondisi kerja dalam keadaan normal yaitu tidak terjadi kecelakaan, kerusakan yang menggangu proses pendistribusian dan juga kondisi jalan dalam keadaan baik.

8. Harga yang digunakan merupakan harga pada periode Januari 2013 sampai Mei 2013.

9. Rute atau jalur distribusi yang dilalui pada saat pengiriman produk dari pabrik ke lokasi tujuan sama dengan rute kembali dari lokasi tujuan ke pabrik.

10. Satu liter bahan bakar untuk alat angkut Intercoolar roda 10 kapasitas 1400 box dapat menempuh jarak 4 km.

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini dirancang sebagai alat pembelajaran yang sedang mendalami masalah MMS dengan Penulisan ini membahas perancangan pembuatan form MMS dan menjelaskan langkah

Herman tidak menjalankan kewajiban perpajakan dengan benar, ia dapat dikenakan sanksi karena ketidakpatuhannya dalam membayar pajak terutang tersebut, dibawah ini mana

Pada tahun 2017 Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan membuka program Insentif Penguatan Sentra KI melalui

Limbah  Cair  Kawasan  Industri  adalah  limbah  dalam  bentuk  cair  yang  dihasilkan  oleh  kegiatan Kawasan  Industri  yang  dibuang  ke  lingkungan  hidup 

[r]

[r]

Data pokok dosen merujuk dan diambil dari PD-DIKTI ( http://forlap.dikti.go.id/ ), oleh karena itu jika ada data yang belum di update di PD-DIKTI silakan perbaiki terlebih dahulu

Industri komponen utama dan/atau penunjang merupakan badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik swasta yang memproduksi komponen utama dan/atau mengintegrasikan