• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Komunikasi Massa. atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Komunikasi Massa. atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

12

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Dasar/Umum

2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa

Komunikasi massa kita adopsi dari istilah bahasa Inggris, mass communication, sebagai kependekkan dari mass media communication (komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated. Istilah mass communications atau communications diartikan sebagai salurannya, yaitu media massa (mass media) sebagai kependekkan dari media of mass communication (Susanto,1974). (Wiryanto, 2004:69)

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (Rakhmat, 2003:188), yakni: (Ardianto dkk, 2007:3)

“Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)”

Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi itu harus menggunakan media massa. Jadi, jika kita berkomunikasi dengan khalayak luas tidak menggunakan media massa, maka itu bukanlah komunikasi massa.

(2)

2.1.2 Fungsi Komunikasi Massa

Menurut Effendy (1993) mengemukakan fungsi komunikasi massa secara umum adalah :

1. Fungsi Informasi

Fungsi memberikan informasi ini diartikan bahwa media massa adalah penyebar informasi bagi pembaca, pendengar atau pemirsa. Sebagian informasi didapat bukan dari sekolah, atau tempat bekerja, melainkan dari media. Khalayak media massa berlangganan surat kabar, majalah, mendengarkan radio siaran atau menonton televisi karena mereka ingin mendapatkan informasi tentang peristwa yang terjadi di muka bumi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan, diucapkan atau dilihat orang lain.

2. Fungsi Pendidikan

Media massa merupakan sarana pendidikan bagi khalayaknya (mass education). Salah satu cara mendidik yang dilakukan media massa adalah melalui pengajaran nilai, etika, serta aturan-aturan yang berlaku kepada pemirsa atau pembaca. Contohnya, dalam televisi swasta ada acara pendidikan bagi ibu dan balita yang dipandu oleh orang-orang yang berkompeten dalam bidang-bidang yang ada kaitannya dengan pendidikan anak-anak.

(3)

3. Fungsi Mempengaruhi

Fungsi mempengaruhi dari media massa secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, features, iklan, artikel, dan sebagainya. Khalayak terpengaruh oleh pesan-pesan dalam tulisan sehingga tanpa sadar khalayak melakukan tindakan sesuai dengan yang diinginkan oleh media tersebut. (Ardianto dkk, 2007:18)

2.2 Media Massa

2.2.1 Definisi Media Massa

Menurut Cangara, media adalah alat atau saran yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak, sedangkan pengertian media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi. (Cangara, 2004:119-122)

2.3 Televisi

2.3.1 Definisi Televisi

Istilah televisi terdiri dari kata tele dan visi. Tele berarti jauh dan visi (vision) berarti penglihatan. Segi jauhnya ditransmisikan dengan prinsip. Sedang segi penglihatannya di wujudkan dengan

(4)

prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar bergerak (motion picture) atau gambar diam (still picture).

Televisi merupakan media massa eletronik yang memiliki keunggulan tersendiri dari segi penampilannya. Televisi dapat menampilkan gambar bergerak serta audio secara bersamaan. Karena merupakan media elektronik, maka dalam menyajikan pesan-pesannya televisi sangat bergantung kepada energi listrik, artinya tanpa listrik tidak akan dapat menyampaikan pesan. (Morissan, 2005:6-7)

2.3.2 Sejarah Singkat Televisi

Sebagaimana radio siaran, penemuan televisi telah melalui berbagai eksperimen yang dilakukan oleh para ilmuwan akhir abad 19 dengan dasar penelitian yang dilakukan oleh James Clark Maxwell dan Heinrich Hertz, serta penemuan Marconi pada tahun 1890. Paul Nipkow dan William Jenkins melalui eksperimennya menemukan metode pengiriman gambar melalui kabel (Heibert, Ungrait, Bohn, 1975:283). Televisi sebagai pesawat transmisi dimulai pada tahun 1925 dengan menggunakan metode mekanikal dari Jenkins. Pada tahun 1928 General Electronic Company mulai menyelenggarakan acara siaran televisi secara reguler. Pada tahun 1939 Presiden Fanklin D. Roosevelt tampil di layar televisi. Sedangkan siaran televisi komersial di Amerika dimulai pada 1 September 1940. (Ardianto dkk, 2007:135)

(5)

2.3.3 Siaran Televisi di Indonesia

Kegiatan penyiaran melalui media televisi di Indonesia dimulai pada tanggal 24 Agustus 1962, bertepatan dengan dilangsungkannya pembukaan Pesta Olahraga se-Asia IV atau Asean Games di Senayan. Sejak itu pula Televisi Republik Indonesia yang disingkat TVRI dipergunakan sebagai panggilan stasiun (station call) hingga sekarang (Effendy, 1993:54). Selama tahun 1962-1963 TVRI berada diudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaannya.

Sejalan dengan kepentingan pemerintah dan keinginan rakyat Indonesia yang tersebar di berbagai wilayah agar dapat menerima siaran televisi, maka pada tanggal 16 Agustus 1976 Presiden Soeharto meresmikan penggunaan satelit Palapa untuk telekomunikasi dan siaran televisi.

TVRI yang berada di bawah Departemen Penerangan pada saat itu, kini siarannya sudah dapat menjangkau hampir seluruh rakyat Indonesia yang berjumlah sekira 210 juta jiwa. Sejak tahun 1989 TVRI mendapat saingan televisi siaran lainnya, yakni Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) yang bersifat komersial. Secara berturut-turut berdiri stasiun televisi, Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), Andalas Televisi (ANTV), Indosiar, TV7, Lativi, Metro TV, Trans TV, Global TV, dan televisi-televisi daerah seperti Bandung TV, JakTV, Bali TV, dan lain-lain.

(6)

Catatan penting untuk media elektronik saat ini, regulasi terhadap media tersebut tidak tertumpu pada pemerintah saja, melainkan kepada masyarakat melalui dibentuknya Komite Penyiaran Indonesia (KPI).

Tugas KPI adalah :

a. Menata infrastruktur penyiaran dengan mengeluarkan izin penyelenggaraan penyiaran

b. Melayani pengaduan masyarakat dalam bidang penyiaran dengan mengacu pada Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS).

Lembaga-lembaga siaran yang dilayani oleh KPI adalah lembaga siaran swasta, lembaga siaran publik, lembaga siaran berlangganan, dan lembaga siaran komunitas. (Ardianto dkk, 2007:136)

2.3.4 Fungsi Televisi

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media televisi sebagaimana hasil penelitian-penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, yang menyatakan bahwa pada umumnya tujuan utama khalayak menonton televisi adalah untuk

(7)

memperoleh hiburan, selanjutnya untuk memperoleh informasi. (Ardianto dkk, 2007:137)

2.3.5 Karakteristik Televisi

Terdapat beberapa karakteristik televisi, yaitu :

1. Audiovisual

Kelebihan televisi bila dibandingkan dengan media massa lainnya yaitu dapat didengar sekaligus dilihat. Dengan waktu yang bersamaan gambar dan suara dapat dilihat dan didengar, maka keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis sehingga tidak terjadi timpa tindih antara gambar dan suara.

2. Berpikir dalam Gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berfikir dalam gambar. Pertama, adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap Kedua adalah penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar secara individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian Lebih Kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan

(8)

yang digunakanya pun lebih banyak dan untuk pengoperasiannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal dari pada surat kabar, majalah, dan siaran radio. (Ardianto dkk, 2007:137)

2.3.6 Kelebihan dan Kelemahan Televisi

Kelebihan Televisi :

1. Kesan realistik : audio visual.

2. Masyarakat lebih tanggap : menonton dalam suasana santai, rekreatif.

3. Adanya pemilahan area siaran (zoning) dan jaringan kerja (networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat. 4. Terkait erat dengan media lain.

5. Cepat, dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat luas.

6. Terjangkau luas, menjangkau masyarakat secara luas.

Kelemahan Televisi :

1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan untuk pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan.

2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci (bila diperlukan konsumen).

(9)

3. Relatif mahal.

4. Pembuatan iklan televisi cukup lama. (Badjuri, 2010:41)

2.4 Program Televisi

2.4.1 Definisi Program Televisi

Kata “program” berasal dari bahasa Inggris yaitu programme atau program yang berarti acara atau rencana. Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Dengan demikian, program memiliki pengertian yang sangat luas.

Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio dan televisi. Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton. (Morissan, 2011:209)

(10)

2.4.2 Program Televisi Berdasarkan Jenisnya

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu : 1) program informasi (berita) dan 2) program hiburan (entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip, dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik, drama permainan (game show), dan pertunjukkan.

1. Program Informasi

Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak audien. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu berita keras (hard news) dan berita lunak (soft news).

a. Berita Keras (Hard News)

Adalah segala informasi penting dan/atau menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak audien secepatnya. Media televisi biasanya menyajikan hard news secara reguler yang ditayangkan dalam suatu program berita. Berita keras disajikan dalam suatu program berita yang berdurasi mulai dari beberapa menit saja (misalnya breaking news) hingga

(11)

program berita yang berdurasi 30 menit, bahkan satu jam. Dalam hal ini berita keras dapat dibagi ke dalam beberapa bentuk berita yaitu : straight news, features, dan infotainment.

b. Berita Lunak (Soft News)

Yaitu segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat harus segera ditayangkan. Program yang masuk ke dalam kategori berita lunak ini adalah : current affair, magazine, dokumenter, dan talk show.

2. Program Hiburan

Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik, dan pertunjukkan. a. Drama

Kata “drama” berasal dari bahasa Yunani dran yang berart bertindak atau berbuat (action). Program drama adalah pertunjukkan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh) yang diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi. Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinema elektronik (sinetron) dan film.

(12)

b. Permainan

Permainan atau game show merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu. Program ini pun dapat dirancang dengan melibatkan audien. Permainan merupakan salah satu produksi acara televisi yang paling mudah dibuat. Program permainan biasanya membutuhkan biaya produksi yang relatif rendah namun dapat menjadi acara televisi yang sangat digemari. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu : quiz show, ketangkasan, reality show. c. Musik

Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.

d. Pertunjukkan

Pertunjukkan adalah program yang menampilkan kemampuan (performance) seseorang atau beberapa orang pada suatu lokasi baik di studio ataupun di luar studio, di dalam

(13)

ruangan (indoor) ataupun di luar ruangan (outdoor). (Morissan, 2011:218-229)

Berdasarkan jenisnya, program acara musik “Dahsyat” di RCTI termasuk ke dalam jenis program hiburan kategori musik karena program acara ini berisikan tentang musik, acaranya dapat dilakukan baik di dalam studio (indoor) maupun di luar studio (outdoor).

2.4.3 Program Televisi Berdasarkan Formatnya :

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai kriteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut. (Naratama, 2004:63)

Ada tiga bagian dari Format Acara Televisi, yaitu Drama, Non drama, dan Berita Olahraga. Bisa juga dikategorikan menjadi Fiksi, Nonfiksi, dan News-Sport.

A. Fiksi (Drama)

Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses imajinasi kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa dan dikreasi ulang. Format yang dipergunakan merupakan interpretasi kisah kehidupan yang diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sejumlah adegan. Contoh : Drama percintaan (love story), Tragedi, Honor, Komedi, Legenda, Aksi (action), dan sebagainya.

(14)

B. Nonfiksi (Nondrama)

Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi dan dicipta melalui proses pengolahan imajinasi kreatif dari realitas kehidupan sehari-hari tanpa harus menginterprestasi ulang dan tanpa harus menjadi dunia khalayan. Nondrama bukanlah sebuah runtutan cerita fiksi dari setiap pelakunya. Untuk itu, format-format program acara Nondrama merupakan sebuah runtutan pertunjukkan kreatif yang mengutamakan unsur hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contoh : Talk Show, Konser Musik, dan Variety Show.

C. Berita dan Olahraga

Adalah sebuah format acara televisi yang diproduksi berdasarkan informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan masyarakat sehari-hari. Format ini memerlukan nilai-nilai faktual dan aktual yang sajikan dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan yang independen. Contoh : Berita Ekonomi, Liputan Siang, dan Laporan Olahraga. (Naratama, 2004:66)

Dalam bentuk formatnya, program acara musik “Dahsyat” di RCTI termasuk ke dalam format nonfiksi (nondrama), karena program acara ini termasuk program variety show yang berisikan pertunjukkan yang kreatif yang dipenuhi dengan hiburan musik.

(15)

2.5 Musik

2.5.1 Pengertian Musik

Musik adalah sebuah bahasa yang universal yang bisa digunakan oleh siapapun, dengan alat apapun, dan dalam kondisi apapun untuk mengekspresikan situasi atau perasaan.

Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.

Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music shows would do well to be cautious. They should select an artist with wide demographic appeal, supply as much visual support as posibble, and not let a sequence go too long. (Programmer yang ingin menyajikan pertunjukkan musik haruslah cermat. Mereka harus memilih artis yang memiliki daya tarik demografis yang luas, menyajikan sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan terlalu lama).

Dengan demikian, menurut Vane-Gross, programmer yang ingin menyajikan acara musik harus mempertimbangkan beberapa hal agar acara itu bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien, yaitu :

(16)

1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya artis yang memiliki banyak penggemar pria atau artis yang banyak digandrungi para wanita, kelompok remaja (ABG), kalangan orang tua.

2. Pengambilan gambar yang menarik secara visual. Televisi harus menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama. Mengambil gambar artis yang tengah menyanyi tidak sama dengan mewawancarai si artis. Dalam shooting musik, maka gambar harus berganti-ganti secara dinamis. (Morissan, 2011:229)

2.6 Minat

2.6.1 Pengertian Minat

Hakikat minat adalah sangat bersifat pribadi dan oleh karenanya minat sangat berbeda dari waktu ke waktu, tetapi beberapa upaya telah di kembangkan untuk mengkategorikan minat yang akan bermanfaat untuk tuntutan dalam menemukan minat khusus seseorang. (Sarwono, 2006:58)

Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada

(17)

diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decission), yakni keputusan untuk melakukan kegiatan (action) sebagaimana diharapkan komunikator. (Sarwono, 2006:66)

Menurut Sarwono menyebutkan bahwa interest atau minat diartikan sebagai berikut :

a. Suatu sikap yang berlangsung terus-menerus yang memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek minatnya.

b. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu.

c. Suatu keadaan motivasi atau set motivasi yang menuntut tingkah laku menuju satu arah tertentu. (Sarwono, 2006:70)

Maka dapat disimpulkan bahwa minat menonton merupakan suatu kemauan atau keinginan seseorang untuk melihat program acara musik “Dahsyat” di televisi dikarenakan adanya hal-hal yang menarik perhatian.

2.6.2 Faktor Timbulnya Minat

Berdasarkan teori “Acceptance Rejection” yang dikemukakan Fryer, bahwa keberadaan minat itu berdasarkan pada orientasi suka dan tidak sukanya individu terhadap objek, subjek atau aktivitas. Orientasi ini pada

(18)

gilirannya akan mempengaruhi penerimaan individu. Jika individu suka terhadap objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka individu akan menerimanya. Jika individu tidak suka kepada objek, subjek atau aktivitas tersebut, maka ia akan menolaknya. Penentuan minat ini didasarkan pada reaksi individu (menolak menerima). Jika ia menerima berarti ia berminat, dan jika menolak berarti ia tidak berminat. (Sarwono, 2003:71)

Faktor timbulnya minat, menurut Crow and Crow (1982), terdiri dari tiga faktor :

a. Faktor dorongan dari dalam, yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dorongan ini dapat membuat seseorang untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktivitas lain yang menantang. b. Faktor motif sosial, yakni minat dalam upaya mengembangkan

diri dari dan dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.

c. Faktor emosional, yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya, keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang. (Sarwono, 2003:76)

(19)

2.7 Teori Khusus

2.7.1 Uses And Gratification

Teori ini dicetuskan oleh Elihu Katz, Michel Gurevitch dan Hadassa Hass (1973). Teori Uses and Gratification (Penggunaan dan Kepuasan) ini menyatakan (mengasumsikan) bahwa orang mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan yang dapat dipenuhi dengan (salah satu caranya) menggunakan (berlangganan, membaca, menonton atau mendengarkan) media massa.

Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut orang lalu memilih, media apa yang hendak digunakan, kemudian juga memilih pesan apa (acara, rublik, berita) yang hendak “dinikmati”. Tindakan memilih atau menggunakan tersebut dilakukan karena orang mengharapkan kepuasan atau terpenuhinya keinginan. (Hamidi, 2007:77)

Uses and Gratification sebagai teori dapat digunakan sebagai upaya untuk menemukan apakah pemenuhan kebutuhan atau keinginan publik terarah pada tipe media cetak atau elektronik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan orang akan informasi lebih menggunakan media cetak, sedangkan kebutuhan orang akan hiburan lebih menggunakan media siaran (elektronik). (Hamidi, 2007:78)

(20)

Teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara bisa dilihat dalam bagan di bawah ini :

Gambar 2.1

Model Uses and Gratification Lingkungan Sosial : 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadian Kebutuhan Khalayak : 1. Kognitif 2. Afektif 3. Integratif personal 4. Integratif sosial 5. Pelepasa n ketegang an Sumber Pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media : 1. Keluarga, teman-teman. 2. Komunika si interperso nal 3. Hobi 4. Tidur Penggunaan Media Massa : 1. Jenis-jenis media SK, radio, TV dan film. 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial dan terpaan media Pemuasan Media (fungsi) : 1. Pen- ngamata n lingkung an 2. Diversi/h iburan 3. Identitas personal 4. Hub. sosial

(21)

Kebutuhan kognitif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan, dan pemahaman mengenai lingkungan. Kebutuhan ini dasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan, juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita. Kebutuhan afektif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. Kebutuhan pribadi secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal itu bisa diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kebutuhan sosial secara integratif adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. Sementara itu, kebutuhan pelepasan ketegangan adalah kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. (Nurudin, 2007:191-195)

2.8 Model Analisis X Y MINAT MENONTON MAHASISWA BINUS UNIVERSITY PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT”

(22)

Variabel Bebas (X) adalah Program Acara Musik “Dahsyat”. Yang terdiri dari dimensi : presenter, bintang tamu, dan video klip/lagu-lagu.

Variabel Terikat (Y) adalah Minat Menonton Mahasiswa BINUS University. Yang terdiri dari dimensi : faktor dorongan dari dalam, faktor motif sosial, dan faktor emosional.

2.9 Definisi dan Operasionalisasi Konsep

2.9.1 Definisi Konsep

Variabel Bebas (X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah program acara musik “Dahsyat” di RCTI. Pada dimensi program acara musik Dahsyat berisikan presenter, bintang tamu, dan video klip. Indikator yang menggunakan teori (Uses and Gratification) terdiri dari kebutuhan kognitif, afektif, integrasi personal, integrasi sosial, dan pelepasan ketegangan.

Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat menonton (studi terhadap Mahasiswa BINUS University). Dalam dimensi ini berisikan faktor dari dalam, faktor motif sosial dan faktor emosional. Indikator dalam variabel ini adalah survellence (pengawasan), diversi (hiburan), personal integration, dan social integration.

(23)

2.9.2 Operasionalisasi Konsep

Tabel 2.1

Pengaruh Program Acara Musik “Dahsyat” di RCTI Terhadap Minat Menonton (studi kasus terhadap Mahasiswa BINUS University)

VARIABEL (X)

DIMENSI INDIKATOR SKALA

PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT” PRESENTER KOGNITIF

1. MENGETAHUI HOST YANG

ADA DI PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT”.

AFEKTIF

2. MENYUKAI AKSI DARI

HOST “DAHSYAT” YANG MEMBUAT TERTAWA.

PERSONAL INTEGRATION

3. MENIRUKAN GAYA DARI

PADA HOST “DAHSYAT” AGAR DIPERHATIKAN ORANG LAIN.

SOCIAL INTEGRATION

4. DENGAN MEMBICARAKAN

HOST “DAHSYAT” MAKA PUNYA TOPIK

PEMBICARAAN DENGAN TEMAN.

PELEPASAN KETEGANGAN

5. DENGAN MELIHAT GAYA

HOST YANG ADA DI PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT”, MENJADI TERHIBUR DAN MEMBUAT TERTAWA. SKALA LIKERT DENGAN SKOR 5 = SANGAT SETUJU 4 = SETUJU 3 = RAGU-RAGU 2 = TIDAK SETUJU 1 = SANGAT TIDAK SETUJU

(24)

VARIEBEL (X) DIMENSI INDIKATOR SKALA PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT” BINTANG TAMU KOGNITIF 1. SENANG DENGAN PERFORMANCE BINTANG TAMU KARENA MENGHIBUR. AFEKTIF

2. BINTANG TAMU YANG

SANGAT AKTIF SUKA MEMBUAT TERTAWA TERBAHAK-BAHAK.

PERSONAL INTEGRATION

3. BINTANG TAMU YANG

DATANG LANGSUNG KE STUDIO BERPENAMPILAN MENARIK.

SOCIAL INTEGRATION

4. VARIASI BINTANG TAMU

YANG BERBEDA-BEDA, MEMBUAT INGIN DATANG LANGSUNG KE STUDIO “DAHSYAT” DENGAN TEMAN-TEMAN. PELEPASAN KETEGANGAN 5. TERTARIK DENGAN KEHADIRAN BINTANG TAMU YANG BERAGAM DAN BERBEDA-BEDA SETIAP HARINYA MEMBUAT TIDAK MERASA JENUH. SKALA LIKERT DENGAN SKOR 5 = SANGAT SETUJU 4 = SETUJU 3 = RAGU-RAGU 2 = TIDAK SETUJU 1 = SANGAT TIDAK SETUJU

(25)

VARIABEL (X)

DIMENSI INDIKATOR SKALA

PROGRAM ACARA MUSIK DAHSYAT VIDEO KLIP / LAGU-LAGU KOGNITIF 1. MENYUKAI PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT” KARENA MEMUTARKAN VIDEO KLIP TERBARU. AFEKTIF

2. MELIHAT VIDEO KLIP

YANG DITAYANGKAN DI PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT” JADI

LANGSUNG IKUT BERNYANYI. PERSONAL INTEGRATION

3. SETELAH MELIHAT VIDEO

KLIP DI PROGRAM ACARA MUSIK ‘DAHSYAT’, MEMBUAT MAHIR MENYANYIKAN LAGU YANG DITAYANGKAN. SOCIAL INTEGRATION 4. LAGU-LAGU YANG DINYANYIKAN PENYANYI ATAU GRUP BAND , MEMBUAT SEMANGAT DI PAGI HARI.

PELEPASAN KETEGANGAN

5. MENYUKAI LAGU-LAGU

DAN VIDEO KLIP YANG DITAMPILKAN DI “DAHSYAT” DAPAT MENGHILANGKAN STRES. SKALA LIKERT DENGAN SKOR 5 = SANGAT SETUJU 4 = SETUJU 3 = RAGU-RAGU 2 = TIDAK SETUJU 1 = SANGAT TIDAK SETUJU

(26)

VARIABEL (Y) DIMENSI INDIKATOR SKALA MINAT MENONTON MAHASISWA BINUS UNIVERSITY FAKTOR DARI DALAM SURVELLENCE / PENGAWASAN 1. INGIN MENONTON “DAHSYAT” KARENA LAGU-LAGUNYA SANGAT UPTODATE. DIVERSI / HIBURAN 2. MENYAKSIKAN PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT”, MEMBUAT HATI MENJADI SENANG. PERSONAL INTEGRATION

3. SELALU INGIN

MENONTON “DAHSYAT” KARENA DENGAN MUDAH MENGHAFAL LIRIK

LAGUNYA. SOCIAL INTEGRATION

4. SUKA DENGAN PROGRAM

ACARA MUSIK

“DAHSYAT” KARENA BISA BERNYANYI BERSAMA DENGAN TEMAN-TEMAN. SKALA LIKERT DENGAN SKOR 5 = SANGAT SETUJU 4 = SETUJU 3 = RAGU-RAGU 2 = TIDAK SETUJU 1 = SANGAT TIDAK SETUJU

(27)

VARIABEL (Y)

DIMENSI INDIKATOR SKALA

MINAT MENONTON MAHASISWA BINUS UNIVERSITY FAKTOR MOTIF SOSIAL SURVELLENCE / PENGAWASAN 1. MENONTON PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT”, MEMBANTU BERSOSIALISASI DENGAN LINGKUNGAN SEKITAR MENGENAI DUNIA MUSIK. DIVERSI / HIBURAN 2. “DAHSYAT” MERUPAKAN ACARA YANG MENGHIBUR YANG DAPAT MEMBANGKITKAN MINAT UNTUK BERNYANYI, MEMAINKAN MUSIK, DAN MENARI. PERSONAL INTEGRATION

3. DENGAN MENONTON

PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT” MEMBUAT SEMAKIN YAKIN DAN PERCAYA DIRI DALAM DUNIA MUSIK.

SOCIAL INTEGRATION

4. MENONTON PROGRAM

ACARA MUSIK “DAHSYAT” MEMBANTU BERBAUR DENGAN MASYARAKAT YANG MENCINTAI MUSIK KHUSUSNYA MUSIK DALAM NEGERI. SKALA LIKERT DENGAN SKOR 5 = SANGAT SETUJU 4 = SETUJU 3 = RAGU-RAGU 2 = TIDAK SETUJU 1 = SANGAT TIDAK SETUJU

(28)

VARIABEL (Y)

DIMENSI INDIKATOR SKALA

MINAT MENONTO N MAHASISW A BINUS UNIVERSIT Y FAKTOR EMOSIO NAL SURVELLENCE 1. MENYUKAI PROGRAM MUSIK “DAHSYAT” KARENA TIDAK HANYA MENAYANGKAN LAGU-LAGU TERUPDATE TETAPI MEMBERIKAN INFORMASI LAINNYA. DIVERSI / HIBURAN 2. TERHIBUR DENGAN PENAMPILAN PERFORMANCE DARI BINTANG TAMU DI

PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT”.

PERSONAL INTEGRATION

3. MELIHAT BINTANG TAMU

YANG BISA MENYANYI , MEMAINKAN MUSIK DAN MENARI MEMOTIVASI AGAR BISA SEPERTI MEREKA.

SOCIAL INTEGRATION

4. SELALU MENONTON

PROGRAM ACARA MUSIK “DAHSYAT” KARENA TERMASUK ACARA FAVORIT. SKALA LIKERT DENGAN SKOR 5 = SANGAT SETUJU 4 = SETUJU 3 = RAGU-RAGU 2 = TIDAK SETUJU 1 = SANGAT TIDAK SETUJU

Referensi

Dokumen terkait

pemasaran lainnya. Amaroossa Hotel merupakan hotel dengan konsep butik yang berdiri kurang dari tiga tahun, sejak dibuka pada akhir 2009. Masih banyak diantara

Gershom Scholem'in kuru ve bilgece hikayeleri ve Mar­ tin Buber'in eski Hasidik masallarının stilize tercümeleri dışında, bu konuda İngilizce olarak yazılmış olan, gerçek

Halaman Pengesahan Tugas Akhir ditulis dengan dengan spasi tunggal (line spacing= single), tipe Times New Roman 12 poin sesuai dengan contoh pada Lampiran.. 3.8

Dari hasil pengujian keamanan yang dilakukan pada Server Digital Library Universitas Bina Darma, maka secara umum ada 4 celah yang bisa dimanfaatkan oleh penyusup untuk

Islam juga menjamin hak-hak wanita untuk memperoleh kehormatan, kemanusiaan, kebebasan (yang syar‟i), dan amal-amal Islam yang sesuai dengan karakter kewanitaannya, sepanjang tidak

Simulasi dilakukan dengan memasukkan data hasil percobaan difraksi sinar-X seperti parameter sel a, b, c, space group kemudian dalam data input itu akan

Barbiturat terutama bekerja pada reseptor GABA dimana barbiturat akan menyebabkan hambatan pada reseptor GABA pada sistem saraf pusat, barbiturat menekan

Hasil observasi kedua yang dilakukan dalam menunjukkan bahwa keberhasilan RA Miftahul Huda Ngasem dalam proses bermain matematika awal melalui beberapa tahapan, meliputi