• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Yunani Yaitu oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti. berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Yunani Yaitu oikos yang berarti rumah tangga dan nomos yang berarti. berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tingkat Ekonomi Masyarakat

1. Pengertian ekonomi masyarakat

Ekonomi atau economic dari banyak literatur berasal dari bahasa Yunani Yaitu “oikos” yang berarti rumah tangga dan “nomos” yang berarti peraturan. Dengan demikian, ekonomi dapat diartikan semua hal yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga.

Kata rumah tangga mempunyai arti yang luas tidak hanya terbatas dalam satu keluarga saja, yang terdiri dari suami, istri dan anak, melainkan rumah tangga bangsa, negara, dan dunia (Putong, 2003:14).

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ekonomi adalah pengetahuan dan penelitian mengenai asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasukan dan pemakaian barang serta kekayaan (Suharso dan Ana Retnoningsih, 2005:128).

Sedangkan masyarakat dalam bahasa Inggris yaitu Society yang berarti kawan. Adapun dalam bahasa Arab “masyarakat” berasal dari kata

syirk artinya bergaul.

Para ahli seperti Maclver, J. L. Gillin dan J.P. Gillin sepakat, bahwa adanya bergaul dan interaksi karna mempunyai nilai-nilai, norma-norma yang menjadi pengikat dalam berinteraksi pada suatu sistem yang dijalin bersama (Munandar, 1986:26).

(2)

Berikut pengertian masyarakat menurut para ahli yang ditulis oleh Abu Ahmadi dalam bukunya Ilmu Sosial Dasar (1991:96-97) diantaranya: a. Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok lebih baik atau sub kelompok.

b. Prof. M. M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebutuhan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.

c. Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.

Dari berbagai pendapat di atas penulis mengartikan masyarakat adalah sautu kelompok manusia yang hidup berdampingan yang memiliki tatanan, norma-norma, nilai-nila sebagai pengikat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.

Ekonomi masyarakat dalam penelitian ini adalah semua hal yang berkenaan dengan asas-asas penghasilan, produksi, distribusi, pemasukan dan pemakaian barang yang menjadi sumber kekayaan masyarakat.

2. Pelapisan sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat sering kita dengar kata kaya dan miskin, elit dan non elit, kelas atas dan bawah yang menunjukkan adanya pelapisan sosial atau perbedaan kedudukan. Masyarakat terbentuk dari individu-individu dengan latar belakang yang berbeda-beda sehingga

(3)

mempunyai sudut pandang atau cara berpikir serta kebutuhan dan keinginan yang berbeda pula.

Di dalam Islam telah diatur bagaimana menjadi orang yang kaya yang baik dan orang miskin yang sabar karena pada hakekatnya semua manusia mempunyai derajat dan kedudukan yang sama dihadapan Allah swt. Perbedaan bagi Allah swt bukanlah kekayaan maupun jabatan seseorang melainkan ketakwaannya.

Orang yang kaya yang sadar dan insaf akan kedudukan dan kewibawaannya, yaitu “ganiyan syakura” (orang kaya yang tahu syukur). Orang yang kaya diwajibkan infaq kepada kaum yang miskin untuk meringankan beban mereka.

Orang yang miskin atau tidak mampu, Islam mengajarkan untuk bersabar dan tabah. Istilah dalam Islam dinamakan “faqiran shabira” (fuqura yang sabar). Orang yang miskin dilarang berputus asa. Mereka senantiasa diajarkan untuk berusaha dan bekerja keras. Sehingga orang kaya dan orang miskin dapat berlomba dalam berbuat kebajikan terhadap Tuhannya. Dengan demikian, antara orang yang kaya dengan orang yang miskin dapat hidup berdampingan tanpa adanya deskriminasi (Ahmad, 1979:321).

Terjadinya pelapisan sosial di masyarakat ada 2 macam, yaitu terjadi secara alamiah dan disengaja.

(4)

a. Terjadi secara alamiah

Proses ini berjalan dan tumbuh dengan sendirinya di dalam masyarakat. Orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun oleh masyarakat sebelumnya. Pengakuan-pengakuan terhadap kekuasaan dan wewenang tumbuh dengan sendirinya.

Oleh karena tumbuh secara alamiah maka bentuk lapisan bervariasi menurut tempat, waktu dan kebudayaan masyarakat dimana sistem itu berlaku. Pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, maka kedudukan seseorang adalah secara otomatis, misalnya karena usia tua, karena kepemilikan bakat dan kecerdasan yang lebih.

b. Terjadi secara disengaja

Sistem pelapisan ini terjadi karena adanya ketentuan yang jelas tentang pemberian ukuran kekuasaan dan wewenang untuk mencapai tujuan bersama.

Sistem pelapisan yang dibentuk dengan sengaja ini dapat kita lihat dalam organisasi pemerintahan, partai politik, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), perusahaan-perusahaan besar dan lain-lain.

Di dalam sistem organisasi seperti ini mengandung dua sistem, ialah:

(5)

1) Sistem fungsional yaitu merupakan pembagian kerja kepada kedudukan yang tingkatnya berdampingan dan harus bekerja sama dalam kedudukan yang sederajat.

2) Sistem skalar, yaitu pembagian kekuasaan menurut tangga atau jenjang dari bawah ke atas (Ahmadi, 1991:199-200).

Banyak para sarjana yang mengklasifikasikan pelapisan sosial secara komprehensif tetapi ada kalanya hanya satu aspek, misal aspek ekonomi atau politik saja.

Pelapisan sosial biasanya digambarkan dengan piramida, semakin ke atas maka semakin sedikit. Maksudnya pencapaian derajat atau kedudukan seseorang di tingkat atas hanya diraih oleh orang tertentu, sehingga jumlahnya sedikit dibanding tingkat bawah.

Ada yang membagi pelapisan masyarakat seperti berikut ini:

a. Masyarakat terdiri dari kelas atas (upper class) dan kelas bawah (lower class).

b. Masyarakat terdiri dari tiga kelas ialah kelas atas (upper class), kelas menengah (middleclass) dan kelas bawah (lower class).

3. Persamaan Derajat

Manusia dan lingkungan mempunyai hubungan timbal balik, maksudnya seseorang sebagai anggota masyarakat mempunyai kewajiban dan hak, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah.

(6)

a. Persamaan hak

Mengenai persamaan hak dicatumkan dalam pernyataan sedunia tentang hak-hak asasi manusia atau universitas declaration of human

right (1948) dalam pasal-pasalnya seperti:

Pasal 1 : “Sekalian orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak yang sama. Mereka dikaruniai akal dan budi dan hendaknya bergaul satu sama lain dalam persaudaraan.” Pasal 2 ayat 1 : “Setiap orang berhak atas semua hak-hak dan

kebebasan-kebebasan yang tercantum dalam pernyataan ini dengan tak ada kecuali apa pun, seperti misalnya bangsa, warna, jenis kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat lain, asal mula kebangsaan atau kemasyarakatan, milik, kelahiran ataupun kedudukan.”

Pasal 7 : “Sekalian orang adalah sama terhadap undang-undang dan berhak atas perlindungan hukum yang sama dengan tak ada perbedaan. Sedangkan orang berhak atas perlindungan yang sama terhadap setiap perbedaan yang memperkosa pernyataan ini dan terhadap segala hasutan yang ditujukan kepada perbedaan semacam ini.” (Ahmadi, 1991:207).

b. Persamaan derajat di Indonesia

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 mengenai hak dan kebebasan yang berkaitan dengan adanya persamaan derajat dan hak juga tercantum dalam pasal-pasalnya secara jelas. Kalau kita lihat ada

(7)

empat pasal yang memuat ketentuan-ketentuan tentang hak-hak asasi itu yakni pasal 27, 28, 29 dan 31.

Empat pokok hak-hak asasi dalam empat pasal UUD 1945 adalah sebagai berikut:

Pertama tentang kesamaan kedudukan dan kewibawaan warga negara di dalam hukum dan di muka pemerintahan. Pasal 27 ayat 1 menetapkan : bahwa: “Segala Warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam Hukum dan Pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

Pasal 27 ayat 2, ialah : “Hak setiap warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”

Kedua dalam pasal 28 ditetapkan bahwa : “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan oleh Undang-Undang.”

Ketiga dalam pasal 29 ayat 2 dirumuskan kebebasan asasi untuk memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara, yang berbunyi sebagai berikut: “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”

Keempat, adalah pasal 31 yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran yang berbunyi: (1) “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran” dan (2) “Pemerintah mengusahakan dan

(8)

menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang.” (Ahmadi, 1991:208-2009).

4. Sistem ekonomi a. Pengertian

Istilah sistem dalam sistem ekonomi adalah suatu kumpulan elemen-elemen, dimana antara elemen-elemen tersebut terdapat adanya hubungan, dan yang ditujukan ke arah pencapaian sasaran-sasaran bersama atau tujuan yang diinginkan bersama (Ahmadi, 1991:303).

Sistem ekonomi berarti semua hal yang berhubungan dengan ekonomi guna mencapai sasaran dan tujuan yang diinginkan.

b. Macam-macam sistem ekonomi 1) Sistem ekonomi kapitalis

Sistem ekonomi kapitalis yang dipelopori oleh Adam Smith yang dikenal sebagai bapaknya ekonomi politik. Sistem ekonomi kapitalis bercorak sekuler karena dipengaruhi oleh semangat mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin dengan sumber daya yang terbatas dan didukung oleh nilai-nilai kebebasan untuk memenuhi kebutuhannya (Mansur, 2009:13).

Sistem kapitalis menjadikan kekayaan dan kemewahan hanya dimiliki oleh orang segelintir saja. Penguasaan terhadap modal membuat pengaturan harga pasar semena-mena sehingga kaum lemah benar-benar tertindas. Negara tidak mempunyai ruang untuk

(9)

mengatur kebijakan ekonomi karena kebijakan ekonomi kapitalis di tangan swasta sepenuhnya (Thahir, 1985:37).

Pada sistem ekonomi kapitalis asumsi dasarnya adalah manusia mengejar kepentingan pribadinya. Kepentingan pribadi menjadikan manusia serakah, ingin memiliki dan menguasai segalanya. Dalam pandangan sistem kapitalis, keserakahan manusia bukan saja tidak berbahaya, dia bahkan merupakan sumber dinamika dari masyarakat kapitalis.

Ada empat sifat pokok yang penting dalam sistem kapitalis, keempat sifat pokok tersebut sebagai alat untuk mencapai tujuannya. Keempat sifat pokok tersebut ialah:

a) Hak milik atas barang-barang modal atau alat-alat produksi seperti tanah, mesin-mesin dan sumber-sumber alam ada di tangan orang perorang.

b) Prinsip ekonomi pasar.

Menurut prinsip ini, maka harga barang-barang dan jasa-jasa ditentukan oleh permintaan dan penawaran.

c) Persaingan bebas

Dalam sistem kapitalis persaingan bebas dapat terjamin. Hal ini berasal dari adanya empat kebebasan kapitalis yang pokok yaitu:

(1) Kebebasan untuk berdagang dan mempunyai pekerjaan (2) Kebebasan untuk mengadakan kontrak

(10)

(3) Kebebasan hak milik

(4) Kebebasan untuk membuat untung. d) Prinsip keuntungan

Dalam mencari keuntungan sistem kapitalis lebih demokratis sifatnya, artinya terbuka kesempatan bagi setiap orang untuk mengecap keuntungan (Ahmadi, 1991:304).

2) Sistem ekonomi sosialisme

Sistem ekonomi sosialis filosofinya adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan bersama (Mansur, 2009:14).

Sistem ekonomi sosialisme memandang bahwa manusia hakekatnya adalah sosialis bukan individualis. Manusia sebenarnya hidup secara harmonis dengan alam dan manusia-manusia lain.

Pokok pikiran kaum sosialis adalah mengembalikan hakikat manusia pada proporsi sebenarnya, yaitu manusia sosial bukan manusia yang individual. Sifat individu dan keserakahan harus diubah. Dari itu, butuh sebuah sistem dan sistem tersebut adalah sistem sosialisme.

Menurut pandangan kaum sosialis yang perlu dilakukan adalah penghapusan kepemilikan pribadi. Seluruh kegiatan ekonomi dipimpin dari pusat/negara. Produksi, distribusi dan konsumsi diatur degan peraturan dan tiada tempat bagi private

(11)

Adapun prinsip-prinsip sistem ekonomi sosialisme antara lain:

a) Pemilikan harta oleh negara

Segala macam bentuk produksi dan sumber pendapatan dimiliki dan diatur oleh negara dan dimanfaatkan oleh rakyat. Tidak ada hak bagi masyarakat untuk memiliki harta kecuali yang ditetapkan oleh negara.

b) Kesamaan ekonomi

Dalam bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan artinya semua masyarakat mendapatkan pelayanan yang sama untuk memenuhi kebutuhannya.

c) Disiplin politik

Untuk mencapai tujuan, maka negara diletakkan di bawah peraturan kaum buruh sehingga aturan yang diterapkan sangat ketat untuk mengefektifkan sistem sosialisme (Mansur, 2009:28).

3) Sistem ekonomi Indonesia

Sistem ekonomi Indonesia atau pancasila berasaskan kekeluargaan. Sistem ekonomi pancasila diatur di dalam Undang-Undang Dasar 1945. Misalnya pasal 33 yang berbunyi:

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

(12)

(2) Cabang-cabang yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat.

Wujud dari asas kekeluargaan adalah munculnya koperasi. Koperasi sebagai wadah dalam kegiatan usaha swasta yang menumbuhkan semangat keusahabersamaan dan gotong royong (Ahmadi, 1991:306).

4) Sistem ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah iqtishad, sebagaimana tujuan syariat Islam yaitu merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (Mansur, 2009:35).

Sistem ekonomi Islam menurut Suhrawardi K. Lubis (2004:14) adalah ilmu ekonomi yang dilaksanakan dalam praktek (penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu, keluarga, kelompok masyarakat maupun pemerintah/pengusaha dalam rangka mengorganisasi faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk dalam peraturan perundang-undangan Islam (Sunnatullah).

Sistem ekonomi Islam sebenarnya sudah ada sejak Nabi Muhammad saw menjadi pemimpin baik pemimpin negara maupun agama. Sistem ekonomi yang dijalankan Nabi saat berada

(13)

di Madinah berdasarkan petunjuk langsung dari Allah. Yang terkenal adalah Baitul Mal (rumah harta) atau bendahara negara (Karim, 2004:53).

Sistem ekonomi Islam sendiri di Indonesia belum bisa berkembang secara maksimal di kalangan umat Islam meski penduduk Islam menjadi mayoritas. Sebab sosialisasi ekonomi Islam masih kurang dan ekonomi konvensional sudah terlanjur mengakar di tubuh kaum muslimin sejak pemerintahan Hindia Belanda.

Sulitnya menghapus ekonomi konvensional dan mengganti dengan ekonomi Islam menjadi tantangan bagi kaum Intelektual muslim terutama yang terjun di bidang muamalah. Sejatinya sistem ekonomi Islam menjadi tanggung jawab semua kaum muslimin dan sudah sepantasnya kaum muslimin beralih kepada sistem ekonomi Islam.

Sumber terpenting ekonomi Islam yang menjadi undang-undang adalah al-Qur‟an dan al-Hadits. Dimana setiap kebijakan diperuntukan untuk kemaslahatan umat Islam sendiri.

Prinsip-prinsip ekonomi Islam antara lain: a) Kebebasan individu

Maksudnya manusia bebas mengembangkan potensinya dan memenuhi kebutuhannya sesuai dengan syariah Islam.

(14)

b) Hak terhadap harta

Maksudnya dalam memperoleh harta dengan cara yang baik, dan setiap harta yang dimiliki ada sebagian harta milik orang lain.

c) Ketidaksamaan ekonomi dalam batas yang wajar

Maksudnya Allah memberi rezeki kepada makhluknya berbeda-beda agar mereka satu sama lain saling membutuhkan, saling memberi dan menerima.

d) Jaminan sosial

Maksudnya bahwa setiap manusia mempunyai hak untuk hidup, berkembang dan berpartisipasi.

e) Distribusi kekayaan

Islam melarang harta hanya dikuasai oleh segelintir orang saja. Tetapi Islam mengajarkan agar harta bisa mengalir kepada kelompok miskin. Dengan demikian ada hubungan sosial yang harmonis antara kaya dan miskin.

f) Larangan menumpuk harta

Maksudnya Allah membolehkan manusia mencari harta, tetapi melarang orang yang mengumpulkan harta secara berlebihan.

g) Kesejahteraan individu dan masyarakat

Islam mengakui kehidupan individu maupun masyarakat. Kehidupan individu dipengaruhi oleh masyarakat sebagai

(15)

lingkungan. Begitu juga masyarakat terbentuk oleh individu-individu yang berbeda karakter. Maka kesejahteraan baik individu maupun masyarakat menjadi sama pentingnya (Mansur, 2009:32).

Sistem ekonomi Islam adalah sistem ekonomi yang mandiri dan terlepas dari sistem ekonomi yang lainnya. Adapun yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah sebagaimana diungkapkan oleh Suroso Imam Zadjuli dalam Suhrawakardi K. Lubis (2004:15):

a) Asumsi dasar/norma pokok ataupun aturan main dalam proses maupun interaksi kegiatan ekonomi yang diberlakukan. Dalam sistem ekonomi Islam yang menjadi asumsi dasarnya adalah syariat Islam.

b) Prinsip ekonomi Islam adalah penerapan asas efesiensi dan manfaat dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan alam. c) Motif ekonomi Islam adalah mencari “keberuntungan” di dunia

dan akhirat selalu khalifatullah dengan jalan beribadah dalam arti yang luas.

5. Macam-macam kebutuhan manusia

Dalam menjalani kehidupan, manusia dihadapkan berbagai macam kebutuhan, baik kebutuhan biologis maupun bathiniyah. Demikian juga untuk mendapatkan kebahagian di dunia maupun akhirat maka kebutuhan sebagai sarananya harus terpenuhi.

(16)

Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.

Kebutuhan sebagai motif mencapai tujuan, tanpa kebutuhan manusia tidak akan punya rasa tanggung jawab atas kewajiban memelihara diri sendiri maupun lingkungan. Dengan motif kebutuhan rasa sosialis akan tumbuh sebagai individu yang kehidupannya juga tergantung pada orang lain.

Di bawah ini akan diberikan jenis, macam aneka ragam definisi atau pengertian dari tiap-tiap kebutuhan manusia selama hidupnya di dunia : a. Kebutuhan manusia berdasarkan tingkat kepentingan/prioritas

1) Kebutuhan primer

Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya makanan pokok/sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.

2) Kebutuhan sekunder

Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.

(17)

3) Kebutuhan tersier/mewah

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, komputer laptop, notebook, apartemen, dan lain sebagainya.

b. Kebutuhan manusia berdasarkan sifat 1) Kebutuhan jasmani/kebutuhan fisik

Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.

2) Kebutuhan rohani/kebutuhan mental

Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.

c. Kebutuhan manusia berdasarkan waktu 1) Kebutuhan sekarang

Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh adalah kebelet

(18)

pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya.

2) Kebutuhan Masa Depan

Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh pendidikan tinggi, membeli mobil baru, dan lain sebagainya.

d. Kebutuhan manusia berdasarkan subjek/subyek penggunanya 1) Kebutuhan Individual/Individu/Pribadi

Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya.

2) Kebutuhan sosial/kolektif

Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain (http://organisasi.org/kebutuhan_hidup ekonomi-manusia_kebutuhan_primer_sekunder_tersier_jasmani_ rohani_ sekarang_masa_depan_pribadi_dan_sosial).

e. Teori needs - Abraham Maslow

Di dalam teori needs Maslow memaparkan bahwa manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan. Kebutuhan dibedakan menjadi

(19)

dua yaitu basic needs dan meta needs. Basic needs atau kebutuhan dasar meliputi lapar, kasih sayang, rasa aman, harga diri. Sementara kebutuhan meta meliputi keadilan, kesatuan, kebaikan, keteraturan, keindahan.

Selanjutnya Maslow membagi kebutuhan menjadi lima jenis yang disusun secara hirarkhi dari kebutuhan terendah sampai kebutuhan tertinggi.

1) Physiological need

Physiological need adalah kebutuhan dasar manusia yang

paling mendesak untuk dipenuhi karena berkaitan dengan kelangsungan hidup. Kebutuhan ini berupa makan, minum, oksigen, istirahat, dan keseimbanan temperatur.

2) Safeety need

Safeety need yaitu kebutuhan akan rasa aman. Merupakan

kebutuhan psikologis yang fundamental dan perlu dipenuhi. Kebutuhan ini harus dipenuhi setelah kebutuhan pshysiological need. Apabila tidak dipenuhi akan menimbulkan gangguan kepribadian yang serius.

3) Long and belongingness

Long and belongingness yaitu kebutuhan kasih sayang dan

kebersamaan yang mendorong seseorang berinteraksi secara afektif dan emosional dengan orang lain. Kurangnya kasih sayang menyebabkan perkembangan seseorang terhambat.

(20)

4) Self estem

Self estem mengandung dua konsep yaitu rasa harga diri oleh

diri sendiri serta penghargaan yang diberikan orang lain terhadap diri seseorang. Harga diri meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri kompetisi, penguasaan, prestasi, kebebasan dan ketidaktergantungan. Sementara kebutuhan penghargaan dari orang lain meliputi prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan nama baik dan penghargaan.

5) Self-Actualization

Self-Actualization merupakan kebutuhan tertinggi dari semua

kebutuhan yang dikemukakan Maslow. Kebutuhan ini akan muncul dan terpuaskan bila kebutuhan lain di bawahnya sudah terpenuhi. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang ada dalam diri manusia untuk mengeskpresikan, mengembangkan segala kemampuan dan potensi yang dimiliki (Sriyanti Dkk, 2009:156-159).

B. Komitmen Mengembangkan Madrasah Diniyah

1. Komitmen a. Pengertian

Komitmen dalam bahasa Inggris disebut “commitment” berarti tanggung jawab (Echols dan Hassan Shadily, 2005:130).

Menurut ensiklopedia umum tanggung jawab mempunyai pengertian kewajiban dalam melakukan tugas tertentu. Sedangkan menurut WJS. Poerwodarminto tanggung jawab adalah sesuatu yang

(21)

menjadi kewajiban (keharusan) untuk dilaksanakan, dibalas dan sebagainya (Mustopo, 1989:191).

Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang bertanggung jawab sebagaimana dituliskan di dalam kitb suci al-Qur‟an.













Artinya: “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu

saja (tanpa pertanggung jawaban)”. (QS. Al-Qiyaamah: 36).

Dalam konteks sosial manusia tidak bisa hidup sendiri. Ia tidak bisa hidup sendirian dengan perangkat nilai-nilai selera sendiri. Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Tuhan selain bersifat individual juga mempunyai tanggung jawab sosial (Sulaiman, 1995:78).

Tanggung jawab juga merupakan keberanian untuk mengambil risiko dari apa yang menjadi pilihan. Setiap pilihan pasti ada risiko. Keberanian mengambil risiko akan menggerakkan semua potensi dalam diri untuk selalu jujur pada diri sendiri dan orang lain sebagai sifat bertanggung jawab atas pilihannya.

b. Macam-macam tanggung jawab

Sesuai dengan eksistensinya manusia sebagai makhluk Tuhan, makhluk individu dan makhluk sosial, maka tanggung jawab dapat dibedakan sebagai berikut:

(22)

1) Tanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Manusia diciptakan oleh Tuhan akan mengalami periode lahir, hidup, mati, kemudian hidup kembali setelah kematian di alam barzah. Maka manusia diberi tanggung jawab dari setiap tindakannya. Tindakannya akan diadili baik di dunia oleh manusia maupun di akhirat oleh Tuhan sendiri.

2) Tanggung jawab terhadap keluarga

Sebagaimana makhluk yang lain, manusia juga hidup berketurunan dan berkeluarga. Tanggung jawab terhadap keluarga menjadi kewajiban agar tatanan hidup menjadi lebih baik. Setiap keturunan dapat kehidupan yang layak dan mempunyai harga diri di dalam masyarakat. Di dalam al-Qur‟an Allah swt juga berfirman:















































Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim: 6).

(23)

Ayat di atas sangat jelas bahwa manusia selain bertanggung jawab atas dirinya juga bertanggung jawab atas keluarganya, memberikan yang terbaik untuk kehidupan dunia hingga akhirat. 3) Tanggung jawab terhadap masyarakat

Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Ia tidak bisa hidup sendiri maka ia harus berinteraksi dengan masyarakat. Saling ketergantuan ini menimbulkan hukum timbal balik (feedback) sehingga ia harus bertanggung jawab dari tindakannya. Ketika tindakannya baik dia akan mendapatkan balasan baik pula dan sebaliknya.

4) Tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Manusia tidak hanya hidup di dunia saja, tetapi ada kehidupan setelah kematian. Manusia bertanggung jawab penuh atas tindakannya di dunia yang akan dipertanggung jawabkan setelah kematiannya. Sebagaimana yang dituliskan dalam berbagai kitab suci-Nya. Terkadang Tuhan memberikan teguran langsung kepada manusia ketika berbuat salah di dunia, tetapi adakalanya ditunda di akhirat (Mustopo, 1989:192-194).

2. Madrasah diniyah a. Pengertian

Madrasah diniyah adalah jenis pendidikan keagamaan yang memberikan pendidikan khusus ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003:2).

(24)

Di dalam Peraturan Menteri Agama Nomor: 13 tahun 1964 juga disebutkan bahwa:

1. Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang memberikan pendidikan dan pengajaran secara klasikal dalam pengetahuan agama Islam kepada pelajar bersama-sama sedikitnya berjumlah 10 (sepuluh) orang atau lebih, diantara anak-anak yang berusia 7 (tujuh) sampai dengan 18 (delapan belas) tahun.

2. Pendidikan dan pengajaran pada madrasah diniyah bertujuan untuk memberi tambahan pengetahuan agama kepada pelajar-pelajar yang merasa kurang menerima pelajaran agama di sekolah-sekolah umum.

3. Madrasah diniyah ada 3 (tiga) tingkatan yakni: Diniyah Awaliyah, Diniyah Wustha, dan Diniyah „Ulya (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003:23).

b. Sejarah berdirinya madrasah diniyah

Menurut Al-Maqrizi bahwa madrasah merupakan prestasi abad kelima Hijriyah. Ia mengatakan “Madrasah-madrasah yang timbul dalam Islam tidak dikenal pada masa-masa sahabat dan tabi‟in, melainkan suatu yang baru setelah 400 tahun sesudah Hijriyah. Sedangkan menurut Hasan Abd al-„Al menyebutkan bahwa Abi Ishaq Isfirayini (wafat 418 H/1027 M) adalah orang pertama yang mendirikan madrasah di Naisabur. Berarti madrasah telah berdiri sejak

(25)

abad keempat Hijriyah dan dihubungkan dengan penduduk Naisabur (Maksum, 1999:60).

Madrasah diniyah di Indonesia tumbuh seiring munculnya pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan tertua di pribumi Indonesia. Madrasah diniyah berkembang dari bentuk yang sederhana, yaitu pengajian di masjid-masjid, langgar, dan surau.

Madarasah pada mulanya hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Dalam perkembangan selanjutnya, sebagian di madrasah diberikan mata pelajaran umum, dan sebagian lainnya tetap mengkhususkan diri hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab. Madrasah yang mengkhususkan mengajarkan ilmu-ilmu agama dan bahasa Arab inilah yang disebut madrasah diniyah.

Di masa pemerintahan Hindia Belanda, hampir di semua desa di Indonesia yang penduduknya mayoritas Islam terdapat madrasah diniyah dengan berbagai nama dan bentuk seperti pengajian anak-anak, sekolah kitab, sekolah agama dan lain-lain. Penyelenggaraan madrasah diniyah ini biasanya mendapatkan bantuan dari raja-raja/sultan setempat.

Setelah Indonesia merdeka, kebutuhan pendidikan agama semakin meningkat. Oleh karena itu, masyarakat mendirikan madrasah diniyah di luar pondok pesantren. Madrasah diniyah terus berkembang seiring pendidikan agama di sekolah umum dirasa belum cukup dan

(26)

perlu diadakan tambahan, salah satunya memasukkan anaknya ke dalam madrasah diniyah.

Kebutuhan tambahan pendidikan agama ini telah mendorong peningkatan jumlah diniyah. Saat ini terdapat 18.662 buah diniyah dengan jumlah siswa sebanyak 2.204.645. Dari jumlah tersebut, sebanyak 6.798 buah diniyah dengan jumlah siswa sebanyak 297.192 orang berada di pondok pesantren dan sisanya sebanyak 11.864 buah dengan 1.907.453 orang siswa berada di luar pondok pesantren (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003:23).

c. Potensi dan kelemahan madrasah diniyah 1) Potensi madrasah diniyah

Pada umumnya, madrasah diniyah memiliki potensi untuk maju dan berkembang memberdayakan diri dan masyarakat. Hal ini karena adanya potensi dan peluang pada madrasah diniyah, antara lain:

a) Madrasah diniyah adalah lembaga pendidikan yang populis, didirikan secara mandiri oleh dan untuk masyarakat, sangat berperan dalam pembentukan moral bangsa.

b) Tersedia lahan yang luas, karena pada umumnya madrasah diniyah berada di pedesaan.

c) Minat masyarakat cukup besar terhadap madrasah diniyah, karena di samping diberikan pendidikan agama juga bimbingan moral.

(27)

d) Madrasah diniyah menyiapkan siswanya untuk siap menghadapi kenyataan hidup, meski dengan kondisi serba kekurangan.

e) Madrasah diniyah mempunyai kebebasan memilih pola, pendekatan, bahkan sistem pembelajaran yang dipergunakan tanpa terikat dengan model-model tertentu.

2) Kelemahan madrasah diniyah

Sebagian besar madrasah diniyah lembaga pendidikan yang melayani lapisan masyarakat yang lemah. Pada umumnya lembaga pendidikan Islam ini berada di daerah-daerah pedesaan dengan sumber daya alam yang rendah dan kondisi-kondisi ekonomi peserta yang lemah pula.

Kondisi ekonomi masyarakat yang lemah serta sumber daya pendidikan (SDM, sarana prasarana, pembiayaan) yang lemah mengakibatkan sulitnya berkembang bahkan secara angsur-angsur mengalami kemunduran. Kondisi seperti ini mempengaruhi kualitas pendidikan bahkan mengancam eksistensinya sebagai penyelemat masyarakat dalam memenuhi pendidikan agama Islam. Permasalahan lain, perhatian dari pemerintah juga kurang, meski madrasah diniyah termasuk lembaga yang secara historis merupakan bagian penting dalam usaha mencerdaskan rakyat. Ketidakjelasan pengakuan terhadap lulusan madrasah diniyah hingga pelayanan pembinaan dan perberdayaan. Hal ini tentu tidak

(28)

efektif dan sangat melemahkan fungsi dan eksistensi madrasah dalam upayanya mendidik watak dan kepribadian bangsa (Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003:24-26).

d. Pengembagan madrasah diniyah

Untuk mengembangkan madrasah diniyah maka butuh tenaga profesional. Selain profesional diharapkan ada tokoh yang kharismatik, karena madrasah diniyah berbasis masyarakat. Setiap tokoh yang kharismatik akan dengan mudah mengajak masyarakat bersama-sama memajukan madrasah diniyah.

Menurut Houton ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam tugas profesional, diantaranya sebagai berikut:

1) Profesi harus dapat memenuhi kebutuhan sosial berdasarkan atas prinsip-prinsip ilmiah yang dapat diterima oleh masyarakat dan prinsip-prinsip itu telah benar-benar well-established.

2) Harus diperoleh melalui latihan kultural dan profesional yang cukup memadai.

3) Menguasai perangkat ilmu pengetahuan yang sitematis dan kekhususan (spesialisasi).

4) Harus dapat membuktikan skill yang diperlukan masyarakat dimana kebanyakan orang tidak memiliki skill tersebut yaitu skill sebagian merupakan pembawaan dan sebagian merupakan hasil belajar.

(29)

5) Memenuhi syarat-syarat penilaian terhadap penampilan dalam pelaksanaan tugas dilihat dari segi waktu dan cara kerja.

6) Harus dapat mengembangkan teknik-teknik ilmiah dari hasil pengalaman yang teruji.

7) Merupakan tipe pekerjaan yang memberikan keuntungan yang hasil-hasilnya tidak dibakukan berdasarkan penampilan dan elemen waktu.

8) Merupakan kesadaran kelompok yang dipolakan untuk memperluas pengetahuan yang ilmiah menurut bahasa teknisnya. 9) Harus mempunyai kemampuan sendiri untuk tetap berada dalam

profesinya selama hidupnya, dan tidak menjadikan profesinya sebagai batu loncatan ke profesi lainnya.

10) Harus menunjukkan kepada masyarakat bahwa anggota-anggota profesionalnya menjunjung tinggi dan menerima kode etik profesionalnya (Arifin, 1995:105-106).

Di bidang keguruan ada tiga persyaratan pokok seseorang itu menjadi tenaga profesionalis di bidang keguruan. Pertama, memiliki ilmu pengetahuan di bidang yang diajarkannya sesuai dengan kualifikasi dimana dia mengajar. Kedua, memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang keguruan, dan ketiga memiliki moral akademik (Daulay, 2004:76).

Menurut Burhanuddin Salam ciri-ciri profesional adalah: 1) Adanya pengetahuan khusus

(30)

2) Adanya kaidah atau standar moral yang tinggi 3) Mengabdi kepada kepentingan masyarakat

4) Ada izin khusus untuk melaksanakan sautu profesi

5) Biasanya menjadi anggota dari suatu organisasi profesi (Daulay, 2004:76-77).

Madrasah diniyah adalah bagian dari pendidikan berbasis pada masyarakat yang memiliki keberagaman bentuk dan kekhasan tersendiri, yang justru menjadi bagian dari kekuatannya. Dalam meningkatkan pelayanan dan mutu pendidikan selain tenaga yang profesional, madrasah juga mengoptimalkan pemberdayaan dan pendampingan bagi semua potensi.

Madrasah diniyah juga mengupayakan agar kedudukannya sebagai bagian dari pendidikan dasar dan menengah akan semakin jelas karna pada dasarnya madrasah diniyah ula dan wustha adalah anak-anak. Dengan demikian program wajib sembilan tahun dapat dilaksanakan dengan baik.

Pendidikan madrasah diniyah jalur sekolah juga menggunakan sistem kelas yang sama dengan madrasah dan sekolah umum, yaitu kelas I sampai dengan kelas VI untuk diniyah Ula, kelas VII, VIII, dan IX untuk diniyah Wustha dan kelas X, XI dan XII untuk diniyah ‟Ulya (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2003:26-27).

(31)

C. Pengaruh Tingkat Ekonomi Masyarakat Terhadap Komitmen Mengembangkan Madrasah Diniyah.

Keadaan sosio-ekonomi masyarakat mempunyai pengaruh penting terhadap pengembangan madrasah diniyah. Dengan perekonomian yang cukup tentu memberikan ruang yang luas untuk membantu orang lain sebagai wujud makhluk sosialis, tidak terkecuali membantu pengembangan madrasah pula.

Mencukupi kebutuhan dimulai dari kebutuhan primer kemudian sekunder. Dari kedua kebutuhan tersebut bisa dipahami bahwa aplikasi kebutuhan primer dan sekunder adalah dari diri sendiri dan keluarga.

Terpenuhinya kebutuhan primer, misalnya makan, minum, dan pakaian untuk diri sendiri dan keluarga memberikan perasaan tenang, lebih-lebih tercukupi pula kebutuhan sekundernya, misalnya fasilitas belajar, kamar tidur, televisi dan lain-lain. Begitu juga dengan tanggung jawab dimulai dari diri sendiri, kemudian keluarga barulah lingkungan sekitar termasuk masyarakat.

Kemapanan ekonomi yang menjamin terpenuhinya kebutuhan materil keluarga, akan mendorong rasa tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan orang lain dan lingkungan. Tanggung jawab tersebut diimplementasikan dengan membantu dan menolong, misalnya membantu baik dengan tenaga maupun dana untuk pembangunan dan kemajuan madrasah diniyah.

Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka semakin tinggi pula komitmennya untuk memajukan diniyah, sebagaimana disebut di atas kelemahan madrasah diniyah karena kebanyakan berada di daerah pedesaan dengan tingkat ekonomi yang lemah.

(32)

Besarnya partisipasi masyarakat dengan ekonomi yang mapan mendorong diniyah untuk selalu mengembangkan potensinya, baik peningkatan administrasi sarana prasana, kurikulum, tenaga pendidik, tata usaha, pembiayaan, dan humas.

Sebaliknya tingkat ekonomi masyarakat yang rendah juga akan mempengaruhi perkembangan diniyah. Tanggung jawab dalam pengembangan diniyah sedikit demi sedikit tergerus. Masyarakat sibuk untuk memenuhi kebutuhannya sendiri hingga rasa memiliki diniyah menjadi pudar, tidak lagi tanggap dengan keadaan diniyah.

Dengan kondisi seperti ini diniyah yang semula berdiri tegak dan ternama pun bisa rapuh dan mati. Apalagi jika dibarengi ketidakpedulian pemerintah, baik pemerintah setempat maupun pusat. Tidak adanya dana pemeliharan gedung, pengadaan sarana prasarana sampai kesejahteran guru menjadikan fungsi dan tujuan madrasah menjadi tenggelam begitu saja.

Meski madrasah diniyah mempunyai sejarah yang panjang dan tua namun bila keberadaannya tidak dibantu masyarakat dan pemerintah tentu tidak bisa berjalan. Ketergantungan ini disebabkan tidak jelasnya kedudukan madrasah diniyah di tingkat pendidikan nasional.

Madrasah diniyah sebagai lembaga pendidikan yang ikut andil mencerdaskan bangsa dan membentuk kepribadian yang luhur, lulusan diniyah tidak diakui oleh pemerintah begitu juga birokrasinya yang rumit. Kebanyakan kesejahteraan guru, didapat dari syahriah (uang bulanan) dari peserta didik dan pengadaan sarana dan prasarana dari sumbangan suka rela masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Konseling Behavioral, adalah klien ingin berubah atas kemauan sendiri dari tingkah laku bermasalah, yaitu kebiasaan kebiasaan megatif, atau tingkah laku tidak tepat,

terpenuhinya syarat barang yang diperjualbelikan yaitu benda yang diperjualbelikan itu (fosil) bukan merupakan milik penjual serta menyalahi peraturan perundang- undangan yang

mengenai silinder pneumatik, yang mencakup tentang simbol, prinsip kerja dan kegunaan dari aktuator pneumatik telah disampaikan kepada siswa  Menyampaikan

“Toksisitas Akut Ekstrak Daun Sirsak Ratu (Annona Muricata) Dan Sirsak Hutan (Annona Glabra) Sebagai Potensi Antikanker”.. Bogor: Institut

Claimant berhasil menghindari klausa yang ada di German – Argentine BIT yang mengharuskan penyelesaian sengketa investasi di hadapan pengadilan di Argentina

Temuan fisik pada spinal cord injury sangat bergantung pada lokasi yang terkena: jika terjadi cedera pada C-1 sampai C-3 pasien akan mengalami tetraplegia dengan

Analisis kelompok menghasilkan enam segmen yaitu segmen yang well planned (merencanakan sebelum membeli barang), segmen yang dicirikan oleh konsumen yang membandingkan

Disamping itu, tahapan pada waterfall model mengambil kegiatan dasar yang digunakan dalam hampir semua pengembangan perangkat lunak, sehingga dapat lebih mudah untuk