• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPUASAN KEPEMILIKAN SAHAM KARYAWAN DAN EKSPEKTASI HARGA SAHAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KEPUASAN KEPEMILIKAN SAHAM KARYAWAN DAN EKSPEKTASI HARGA SAHAM TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEPUASAN KEPEMILIKAN SAHAM KARYAWAN DAN

EKSPEKTASI HARGA SAHAM TERHADAP KOMITMEN

ORGANISASI DI PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA

THE EFFECT SATISFACTION OF OWNERSHIP SHARE EMPLOYEES

AND EKSPEKTASI PRICE SHARE TO ORGANIZATIONAL

COMMITMENT IN PT. TELECOMMUNICATIONS INDONESIA

Agung Susilo, Djabir Hamzah, Dian AS Parawansa

Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin

Alamat Koresponden:

Magister Manajemen

Universitas Hasanuddin

Makassar 90245

Hp.0811470930

Email:

agungsusilo@gmail.com

(2)

Abstrak

Salah satu alternatif untuk meningkatkan komitmen organisasi para karyawan adalah dengan memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk memiliki saham perusahaan tempat mereka bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk : a). menguji pengaruh ekpektasi harga saham karyawan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan, b). menguji pengaruh kepuasan kepemilikan saham karyawan terhadap komitmen organisasi, b). menguji pengaruh ekspektasi harga saham karyawan terhadap komitmen organisasi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1). ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan cukup signifikan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan, 2). kepuasan kepemilikan saham karyawan berpengaruh positif dan cukup siginifikan terhadap komitmen organisasi, 3). ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. Kesimpulannya adalah Ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan cukup signifikan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan sebesar 32,7 %.

Kata kunci: Ekpeksitas harga, saham karyawan, komitmen organisasi

Abstract

One the of alternative to increase organizational commitment all employees is by giving opportunity to all employees to have share company of their place work. The research purposes are : a). examine the effect of employee’s expectation of stock price on employee stock ownership satisfaction, b). examine the effect of employee stock ownership satisfaction on organizational commitment, c). examine the effect of employee’s expectation of stock price on organizational commitment. The research methods are descriptive analysis and path analysis. The results show : 1). employee’s expectation of stock price has positive and significantly enough impact on employee stock ownership satisfaction, 2). employee stock ownership satisfaction has positive and significantly enough impact on organizational commitment, 3). employee’s expectation of stock price has positive and significantly enough impact on organizational commitment. Its conclusion is Ekspektasi employees share price have an effect on positive and enough signifikan to satisfaction is ownership of employees share equal to 32,7 %.

(3)

PENDAHULUAN

Dalam perjalanan karir seorang karyawan pada umumnya ada suatu masa terjadi

penurunan komitmen bekerja. Karyawan yang tidak berkomitmen bekerja akan berdampak

negatif pada kinerjanya. Demikian juga yang terjadi pada sebagian karyawan di PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk atau PT. PT. Telkom. Berdasarkan pengamatan ada sebagian

karyawan yang menunjukkan tanda-tanda penurunan komitmen bekerja. Tanda-tanda yang

dimaksud antara lain adalah melanggar disiplin waktu kerja, tidak antusias dengan pekerjaan,

pesimis dengan masa depan perusahaan dan berkeinginan untuk pensiun dini.

Penyebab

timbulnya gejala penurunan komitmen kerja di kalangan para karyawan di PT. Telkom

dikarenakan banyaknya karyawan yang karirnya mentok atau berada pada jenjang kepangkatan

(band posisi) yang sama selama bertahun-tahun bahkan lebih dari 10 tahun.

Komposisi jumlah karyawan yang berbentuk piramid yaitu semakin tinggi jabatan maka

semakin berkurang jumlah posisinya sehingga harus diperebutkan oleh para karyawan.

Persaingan untuk meraih jabatan / pangkat yang lebih tinggi sangat ketat sehingga banyak para

karyawan yang gagal meningkatkan karirnya.

Pola mutasi (pindah tugas) yang tidak jelas dan

tidak transparan menyebabkan banyak karyawan terutama yang ditugaskan ke daerah terpencil

menjadi frustasi karena bertahun-tahun tidak ada kejelasan kapan akan dipindahtugaskan ke

daeran perkotaan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan yang

bertugas di daerah perkotaan akan berusaha dengan segala cara agar tidak dipindahkan ke

daerah terpencil, bahkan ada yang menolak dipromosikan ke jenjang kepangkatan (band posisi)

yang lebih tinggi karena daerah penugasannya terpencil. Sebagian karyawan merasa

kompetensinya sudah tidak cocok lagi dengan bidang pekerjaan di PT. Telkom yang

dituntut untuk selalu menyesuaikan dengan kemajuan teknologi telekomunikasi, kompleksitas

jenis layanan dan irama kerja yang dituntut untuk lebih kompak, lebih cepat dan lebih cerdas

sesuai dengan budaya PT. Telkom yaitu solid, sped dan smart atau yang dipopulerkan oleh

jajaran direksi sebagai 3 S.

PT. Telkom telah menyediakan sebuah sistem bimbingan dan konseling untuk para

karyawannya yang mengalami gejala/tanda-tanda perilaku tidak komitmen tersebut. Bimbingan

dan konseling seringkali dilakukan dengan melibatkan perwakilan serikat pekerja sebagai

pendamping pihak manajemen, namun sistem tersebut tidak berjalan efektif. Sanksi berat seperti

penurunan pangkat atau pemecatan tidak dapat diterapkan karena perilaku tidak berkomitmen

(4)

bukanlah sebuah pelanggaran berat. Salah satu alternatif untuk meningkatkan komitmen

organisasi para karyawan adalah dengan memberikan kesempatan kepada para karyawan untuk

memiliki saham perusahaan tempat mereka bekerja. Penelitian oleh

Zheng dkk., (2010)

menyatakan perusahaan- perusahaan yang menerapkan program kepemilikan saham untuk

karyawan menunjukkan peningkatan kinerjanya. Pada Juni 2013 PT. Telkom menerapkan

program kepemilikan saham karyawan. Kepemilikan saham karyawan dikenal secara luas

sebagai ESOP (Employee Stock Ownership Plan). Program ini bersifat sukarela artinya

karyawan boleh ikut atau tidak ikut berdasarkan dua pilihan yaitu pilihan bonus berupa tunai atau

bonus berupa saham. Bonus atau insentif adalah suatu bentuk penghargaan prestasi kepada

karyawan jika target-target perusahaan tercapai.

Kontribusi perusahaan terhadap karyawan dalam program kepemilikan saham ini adalah

berupa diskon harga penawaran sebesar 56 % dari harga pasar. Alokasi jumlah volume saham

yang dapat dibeli karyawan dibedakan menurut jenjang kepangkatannya. PT. Telkom beserta

subsidiary PT. Telkomsel merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia,

dengan 8,8 juta pelanggan telepon rumah, 14,2 juta pelanggan Flexi, 107,1 juta pelanggan

Seluler yang dikelola oleh subsidiary PT. Telkomsel dan 15,9 juta pelanggan broadband Speedy.

Penelitian Klein (1987) menyatakan antara kepuasan kepemilikan saham karyawan dengan

komitmen organisasi terdapat korelasi positif dan signifikan. Berdasarkan data survei yang sama

dengan Klein (1987), memperjelas indikator-indikator yang berhubungan dengan kepuasan

kepemilikan saham karyawan.

Kepuasan kepemilikan saham karyawan mempunyai korelasi yang positif dan signifikan

dengan komitmen organisasi. Penelitian oleh Buchko (1992) memperkuat penelitian Klein

(1987) dan menyatakan bahwa kepuasan kepemilikan saham karyawan dan komitmen organisasi

terdapat korelasi positif dan signifikan. Penelitian oleh Wu (2009) dilaksanakan dengan merujuk

pada indikator-indikator kepuasan kepemilikan saham karyawan. Dengan analisis regresi

berganda dan analisis regresi hirarkial, penelitian oleh Wu (2009) menyatakan bahwa kepuasan

kepemilikan saham berkorelasi yang positif dengan komitmen organisasi. Penelitian ini

bertujuan untuk Menguji pengaruh ekspektasi harga saham karyawan terhadap kepuasan

kepemilikan saham karyawan.

(5)

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi

atau sampel tertentu dan pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan instrument

penelitian. Pada pendekatan kuantitatif, analisis datanya bersifat kuantitatif statistik dengan

tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan sebelumnya. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode ex post facto. Penelitian ex post facto artinya data

dikumpulkan setelah semua peristiwa yang diperhatikan terjadi. Pada penelitian ex post facto,

variabel bebas sudah terjadi sebelum penelitian dilakukan. Penelitian ex post facto pada

hakikatnya sama dengan penelitian kausal-komparatif. Pada penelitian kausal-komparatif,

peneliti tidak memanipulasi variabel bebas. Penelitian tidak memulai prosesnya dari awal,

tetapi langsung mengambil hasil. Dari hasil yang diperoleh, peneliti mencoba menemukan

sebab-sebab terjadinya peristiwa.

Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Telkom yang mengikuti program

kepemilikan saham pada Juni 2013. Jumlah populasi ini diperkirakan 60% dari total karyawan

PT. Telkom atau sekitar 9000 karyawan. Menurut Sekaran (2011) dengan jumlah populasi

9000 orang maka jumlah sampel minimal adalah 368 orang. Pengambilan data penelitian ini

direncanakan berjumlah 368 orang yang tersebar di wilayah PT. Telkom di Sulawesi, Maluku,

Papua, Bali, Nusa Tenggara dan Jawa. Karyawan yang diteliti meliputi jenjang kepangkatan

terendah (band posisi VII) sampai dengan jenjang kepangkatan tertinggi (band posisi I) sehingga

dapat diperoleh data yang komprehensif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan survei

via kuisoner dan sedapat mungkin dengan tatap muka khususnya untuk karyawan yang bertugas

di wilayah Makassar dan sekitarnya. Sedangkan untuk karyawan yang bertugas di luar

Makassar akan dilakukan pengambilan sampel via telepon atau email. Meskipun via telepon atau

email, diusahakan tetap ada komunikasi yang intensif agar tidak ada kesalahan dalam pengisian

kuisoner.

(6)

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data lisan yang berasal dari

diskusi dengan para karyawan di PT. Telkom. Data tertulis meliputi pemberitaan di web site

internal PT. Telkom, jurnal-jurnal ilmiah dan buku-buku manajemen. Data tertulis tersebut

menjadi sumber penulisan pada sub bab latar belakang, tinjauan teori dan konsep serta tinjauan

empiris. Data tertulis lainnya yaitu kuisoner yang akan menjadi dasar dalam penulisan sub bab

deskripsi data, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan, (Wiratna d k k . , 2012). Sumber data

meliputi data primer yang diperoleh melalui diskusi dengan para karyawan dan melalui jawaban

kuisoner yang akan disebarkan kepada responden. Sumber data sekunder meliputi penelitian

sebelumnya yang bertema kepemilikan saham karyawan, jurnal ilmiah, buku-buku manajemen

dan website internal PT. Telkom.

Metode Pengumpulan Data

Setting pengumpulan data primer dilakukan dengan kuisoner tanpa ada intervensi atau

perlakuan khusus apapun. Semua responden akan mengisi pertanyaan-pertanyaan kuisoner yang

sama. Sumber data primer melalui kuisoner ini yang akan menjadi bahan analisis secara

statistik sehingga diperoleh deskripsi responden, korelasi regresi antar variabel-variabel

penelitian.

Teknik Analisis Data

Penelitian ini bersifat kuantitatif dan menggunakan teknik statistika untuk menganalisis

data dibantu dengan software SPSS.

Analisis Regresi Linier Berganda adalah hubungan secara

linier antara dua atau lebih variabel bebas X1, X2, …., Xn dengan variabel terikat Y. Analisis ini

untuk mengetahui arah hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, apakah

antara variabel tersebut terjadi hubungan positif atau negatif. Nilai variabel terikat dapat

diprediksi mengalami kenaikan atau penurunan dengan melihat nilai variabel bebasnya.

Persamaan umumnya adalah : Y = β0 + β1X1 + β2X2 + . . . + βnXn

Persamaan khusus terkait rencana penelitian Y = β0 + β1X1 + β2X2

HASIL

Tabel 1 memperlihatkan Variabel X1 terdiri dari 4 item pertanyaan yang mewakili 4

indikator dari ekspektasi karyawan terhadap harga saham. Setiap item pertanyaan mempunyai

lima pilihan jawaban yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, setuju dan sangat

(7)

setuju. Hasil keseluruhan jawaban menunjukkan bahwa mayoritas memilih setuju dengan

ekspektasi karyawan terhadap kenaikan harga saham dengan jumlah 1078, disusul dengan

pilihan jawaban sangat setuju sejumlah 211, kemudian kurang setuju sejumlah 162, dan

seterusnya. Dalam penelitian ini variabel X1 adalah ekspektasi karyawan terhadap harga saham

mempunyai indikator-indikator sebagai berikut : X1.1 = kebijakan stock split, X1.2 = aksi-aksi

korporasi, X1.3 = pertumbuhan industri infokom, X1.4 = kondisi perekonomian nasional /

global.

Rata-rata total jawaban responden adalah 3,97 sehingga dapat dikategorikan baik

responnya. Secara umum para responden menyatakan setuju dengan ekspektasi kenaikan harga

saham PT. Telkom di masa yang akan datang. Untuk setiap indikator pada variabel X1, nilai skor

terendah 3,89 adalah indikator X1.2 yaitu indikator aksi-aksi korporasi. Dari 374 orang

responden, terdapat 71 responden (20%) yang menyatakan setidaknya kurang setuju

bahwa aksi-aksi korporasi seperti merger akuisisi dan konsolidasi anak perusahaan menuju

holding company dapat meningkatkan harga saham PT. Telkom. Sedangkan indikator pada

variabel X1 dengan nilai skor tertinggi 4,04 adalah indikator X1.3 yaitu industri infokom. Para

responden masih yakin bahwa industri infokom yang saat ini sudah menjadi industri broadband

akan terus berkembang dan memikat para investor sehingga harga saham PT. Telkom akan terus

naik. Industri broadband ditandai dengan kebutuhan pelanggan akan kecepatan akses internet

yang super cepat dan dapat diakses di mana saja.

Tabel 2 memperlihatkan Variabel X2 kepuasan kepemilikan saham karyawan terdiri dari

10 item pertanyaan yang mewakili 10 indikator. Setiap item pertanyaan mempunyai lima pilihan

jawaban yaitu sangat tidak puas, tidak puas, kurang puas, puas dan sangat puas. hasil

keseluruhan jawaban menunjukkan bahwa mayoritas memilih puas terhadap kepemilikan saham

karyawan dengan jumlah 2425, disusul dengan pilihan jawaban kurang puas sejumlah 632,

kemudian sangat puas sejumlah 420, dan seterusnya. Variabel X2 kepuasan kepemilikan saham

karyawan mempunyai indikator-indikator sebagai berikut : X2.1 = prosentase kepemilikan,

X2.4 = kontribusi perusahaan, X2.3 = distribusi saham, X2.4 = hak suara, X2.5 = komunikasi,

X2.6 = tenggat waktu, X2.7 = alasan kebijakan, X2.8 = filosofi kepemilikan, X2.9 = mekanisme

kepemilikan, X2.10 = tingkat pengembalian.

Rata-rata total jawaban responden adalah 3,80 sehingga dapat dikategorikan baik

responnya. Secara umum para responden menyatakan kepuasan terhadap program kepemilikan

(8)

saham. Untuk setiap indikator pada variabel X2, nilai skor terendah 3,62 adalah indikator X2.3

yaitu indikator distribusi saham. Distribusi saham dalam program kepemilikan saham di PT.

Telkom ini dibedakan berdasarkan jenjang kepangkatan seperti yang dapat dilihat pada lampiran.

Semakin tinggi jenjang kepangkatan seorang karyawan, semakin besar porsi volume saham yang

dapat dibeli oleh karyawan tersebut. Mengingat sebagian besar karyawan berada pada jenjang

kepangkatan menengah ke bawah ( band posisi 4, band posisi 5, band posisi 6, band posisi 7)

maka indikator kepuasan terhadap porsi pendistribusian saham menjadi lebih rendah dibanding

indikator lainnya. Dari 374 responden ada 138 responden (37 %) menyatakan setidaknya kurang

puas dengan porsi pendistribusian saham. Indikator pada variabel X2 dengan nilai skor

tertinggi 4,05 adalah indikator X2.8 yaitu filosofi kepemilikan. Indikator filosofi kepemilikan

berkaitan dengan perasaan ikut memiliki perusahaan dengan kepemilikan saham karyawan

(kepuasan instrinsik).

PEMBAHASAN

Pada penlitian ini terlihat bahwa Ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh

positif dan cukup signifikan terhadap kepuasan kepemilikan saham karyawan sebesar 32,7 %.

Harga saham terhadap kepuasan ESOP dan komitmen organisasi telah dilakukan oleh Wu (2009)

terhadap perusahaan-perusahaan yang menerapkan program kepemilikan saham karyawan

di Taiwan. Penelitian dilakukan terhadap 20 perusahaan di Taiwan yang menerapkan program

kepemilikan karyawan dengan total karyawan yang disurvey berjumlah 400 orang dan yang

memberi respon berjumlah 145 orang. Variabel kepuasan kepemilikan saham karyawan yang

digunakan oleh Wu (2009) adalah gabungan dari variabel karakteristik kepemilikan saham,

karakteristik karyawan dan identifikasi karyawan. Ketiga variabel tersebut menjadi variabel

bebas dalam penelitian Wu (2009). Variabel-variabel kepuasan kepemilikan saham karyawan

diadopsi. Variabel terikatnya ada dua yaitu komitmen organisasi dan intensi turnover, dimana

pengukuran komitmen organisasi menggunakan instrumen OCQ.

Sedangkan pengukuran intensi turnover menggunakan instrumen survei atau kuisoner.

Variabel mediator yang digunakan dalam penelitian Wu (2009) adalah ekspektasi harga saham

dengan definisi operasionalnya sebagai kesadaran karyawan tentang ekspektasi harga saham di

masa depan. Mengingat terdapat tiga variabel bebas yaitu satu variabel mediator, dua variabel

terikat serta kerangka konseptualnya, maka metode analisis statistik terhadap data yang diperoleh

(9)

dalam penelitian Wu (2009) ada beberapa metode. Metode tersebut adalah analisis deskriptif

yaitu mendeskripsikan karakteristik data karyawan meliputi usia karyawan, pengalaman kerja,

posisi dan gaji. Kemudian analisis ANOVA yaitu menguji pengaruh usia, pengalaman kerja,

posisi dan gaji terhadap variabel bebas. Selanjutnya analisis faktor yaitu menyederhanakan

hubungan yang sudah ada pada penelitian sebelumnya yang kompleks dan beragam. Test

reliabilitas yang dilaksanak meliputi koefisien Cronbach's alpha dan koefisien item-total untuk

menguji reliabilitas antar item dari skala pengukuran. Analisis regresi berganda diperlukan untuk

menguji hubungan antara kepuasan kepemilikan saham karyawan, komitmen organisasi dan

intensi turnover dengan total 5 variabel. Analisis regresi hirarkial (HRA), sebagaimana menurut

Cohen & Cohen adalah tes yang paling sesuai untuk menguji variabel mediator terkait

hubungannya dengan variabel bebas dan variabel terikat.

Hasil penelitian Wu (2009) menyatakan bahwa kepuasan kepemilikan saham

berdampak positif atau mendukung terhadap komitmen organisasi dan intensi turnover.

Sedangkan ekspektasi harga saham tidak berdampak siginifikan terhadap hubungan antara

kepuasan kepemilikan saham dengan komitmen organisasi. Keterbatasan-keterbatasan dalam

penelitian Wu (2009) antara lain 1) Penelitian ini mempelajari pengaruh kepuasan

kepemilikan saham karyawan dan komitmen organisasi. Namun terdapat kompleksitas faktor

yang dapat berpengaruh pada komitmen organisasi seperti keterlibatan kerja dan kepuasan kerja,

bukan hanya kepemilikan saham karyawan, 2) Kuisoner pengambilan data seharusnya

menjelaskan perbandingan antara sebelum dan sesudah karyawan ikut program kepemilikan

saham. Namun karena keterbatasan waktu dan finansial, perbandingan tersebut tidak dapat

dikerjakan, 3) Variabel mediator ekspektasi harga saham oleh seorang karyawan akan senatiasa

berubah sesuai dengan pasar saham. Berdasarkan keterbatasan- keterbatasan itu maka akan sulit

dilakukan generalisasi terhadap hasil penelitian Wu (2009).

Kruse (1993) menyimpulkan motivasi utama yang mendasari perusahaan menerapkan

kebijakan kepemilikan saham karyawan ESOP yaitu Kepemilikan saham karyawan dapat

menggantikan biaya pengawasan yang tinggi, meningkatkan produktivitas dan kerjasama antar

karyawan. Perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam memberikan gaji dan kompensasi kepada

para karyawan. Kepemilikan saham karyawan dapat mendorong karyawan untuk fokus pada

kinerja perusahaan. Perusahaan dapat melipatgandakan sumber-sumber modal. Freeman (2007),

mengkategorikan pengaruh penerapan kebijakan kepemilikan saham karyawan dalam 3 hal yaitu

(10)

Pengaruh terhadap individu (karyawan), perusahaan dan sosial masyarakat. Pengaruh

kepemilikan saham terhadap karyawan terutama dalam perihal peningkatan upah dan

kesejahteraan para karyawan, peningkatan stabilitas dalam ketenagakerjaan perusahaan,

peningkatan kepuasan kerja, komitmen organisasi, motivasi kerja dan partisipasi kerja oleh

karyawan, (Rohani dkk., 2012). Pengaruh kepemilikan saham karyawan terhadap perusahaan

terutama dalam perihal peningkatan produktivitas dan profitabilitas perusahaan, peningkatan

ketahanan dan keberlanjutan perusahaan, peningkatan keuntungan para pemegang saham

(shareholder). Pengaruh kepemilikan saham karyawan pada sosial masyarakat adalah

peningkatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kesenjangan sosial, peningkatan partisipasi

kaum pekerja dan masyarakat.

KESIMPULAN DAN SARAN

Ekspektasi harga saham karyawan berpengaruh positif dan cukup signifikan terhadap

kepuasan kepemilikan saham karyawan sebesar 32,7 %. Program kepemilikan saham karyawan

perlu dilanjutkan karena sebagian besar karyawan menyatakan kepuasannya terhadap program

tersebut dan juga menyatakan ekspektasi akan kenaikan harga saham di masa yang akan datang.

Kedua hal tersebut berpengaruh positif dan signifikan dalam meningkatkan komitmen organisasi

karyawan.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Buchko Aaron A., (1992).

Effect of Employee Ownership on Employee Attitude, A Test of Three

Teorical Perspective.

Freeman Steven F, (2007).

Effect of ESOP Adoption and Employee Ownership: 30

Years of

Research and Experiences.

Klein Katherine J, (1987).

Employee Stock Ownership And Employee Attitudes, A Test of Three

Models.

Kruse Douglas,. ( 2002).

Research Evidence on Prevalence and Effect of

Employee

Ownership.

Rohani Salleh, Mishaliny S Nair and Haryani Harun, ( 2012).

Job Satisfaction,

Organizational Commitment and Turnover Intention : A Case Study on Employees Of A

Retail Company in Malaysia.

Sekaran Uma, ( 2011).

Research Methods For Business, 4 th Edition terjemahan

Bahasa

Indonesia, Jilid 1 dan Jilid 2.

Wiratna Sujarweni dan Poly Indrayanto, ( 2012).

Statistika untuk Penelitian, Edisi

Pertama.

Wu, (2009).

The Impacts of ESOP Satisfaction, Organizational Commitment, Turnover

Intention and the Moderating Effect of Employee's Expectation of Stock Price.

Zheng Weibo, Sharan Kaur dan Wei, (2010).

New development of organizational commitment :

(12)

Tabel 1. Tabulasi data variabel X1 ekspektasi karyawan terhadap harga saham

Skor

X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

Jumlah

Sangat tidak setuju

1

1

2

3

3

9

Tidak setuju

2

12

11

4

9

36

Kurang setuju

3

33

58

29

42

162

Setuju

4

265

260

277

276

1078

Sangat setuju

5

63

43

61

44

211

Rata-rata skor

4,01

3,89

4,04

3,93

Rata-rata skor total

3,97

Tabel 2. Tabulasi data variabel X2 kepuasan kepemilikan saham karyawan

Skor X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 X2.8 X2.9 X2.10 Jumlah Sangat tdk puas 1 5 4 4 3 5 4 4 5 9 7 50 Tidak puas 2 38 18 27 24 23 17 15 11 20 10 203 Kurang puas 3 50 40 107 85 80 57 38 27 66 82 632 Puas 4 234 243 206 238 236 254 267 248 260 239 2425 Sangat puas 5 47 69 30 24 30 42 50 83 19 36 430 Rata-rata skor 3,75 3,95 3,62 3,68 3,70 3,84 3,92 4,05 3,70 3,77 3,77

Rata-rata skor total 3,80

Gambar

Tabel 2. Tabulasi data variabel X2  kepuasan kepemilikan saham karyawan

Referensi

Dokumen terkait

4.. Dua buah mobil bergerak dengan arah saling mendekati dalam waktu yang bersamaan seperti gambar... Jika mobil A bergerak dengan kecepatan tetap 15 m/s dan mobil

Dalam model ini, alam semesta dianggap sebagai sebuah permukaan tiga dimensi (yang disebut “brane” atau lebih tepat “3-brane”, mengacu pada tiga dimensi

Sedangkan kelompok investor yang mengalami anticipated regret pada investasi di saham akan cenderung memberikan tingkat risk tolerance yang rendah sebagai akibat dari

Maka dari itu keadaan faktual yang dialami keluarga Kristiani di Lingkungan Santa Theresia Paroki Hati Kudus Yesus Palasari Jembrana Bali perlu dipahami melalui penelitian untuk

Return on asset (ROA) itu sendiri adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana

[r]

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tahapan demi tahapan

Hal ini sesuai dengan penelitian dari Nofiana (2014) yang menyatakan bahwa keunggulan soal TTMCQ antara lain: jumlah materi yang dapat ditanyakan relatif banyak