• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PELAKSANAAN STUDI EHRA

KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

DISIAPKAN OLEH:

(2)
(3)

Ringkasan Eksekutif (RE)

Studi Enviromental Health Risk Assesment (EHRA) atau studi Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan adalah sebuah studi partisipatif di kabupaten/kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih Sanitasi (BPS), penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota.

Berdasarkan pertimbangan keterbatasan dana dan kaidah statistik dalam sebuah riset, maka pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Samosir dilakukan dengan kebijakan sample. Kebijakan sample dilakukan dengan menentukan persentase desa/kelurahan yang diambil sebagai area studi EHRA dan jumlah responden yang diambil sebagai sample studi EHRA.

Dalam studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014, jumlah desa/kelurahan sebagai target area studi adalah sebanyak 48 desa/kelurahan atau sebesar 38,5% dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Samosir dengan jumlah sample per desa/kelurahan sebanyak 40 responden. Dengan demikian jumlah seluruh sample adalah sebanyak 1.920 responden. Penentuan desa/kelurahan dilakukan secara random dan dilanjutkan dengan melakukan random untuk responden/sample studi EHRA. Sebelum melakukan random sampling dalam menentukan desa/kelurahan target area studi dan responden/sample, maka Tim studi EHRA terlebih dahulu melaksanakan stratifikasi terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Samosir.

Desa/kelurahan area studi dalam populasi mempunyai karakteristik geografi dan demografi yang sangat variatif (heterogen). Agar keanekaragaman karakteristik tersebut bermakna bagi analisa studi dan agar tidak terambil dari kelompok tertentu saja maka kepada desa/kelurahan area studi dilakukan stratifikasi terlebih dahulu sebelum diambil samplenya secara random (Stratified Random Sampling). Desa/kelurahan yang menjadi area studi pada suatu strata akan mewakili desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area studi pada strata yang sama.

Penetapan strata memberikan indikasi awal strata/tingkat resiko kesehatan lingkungan desa/kelurahan sehingga dapat dipakai sebagai sarana advokasi kepada pemangku kepentingan di kecamatan sehingga lebih memperhatikan desa/kelurahan yang mempunyai strata risiko kesehatan lingkungan yang tinggi. Penetapan strata dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP dan wajib digunakan oleh semua Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota dalam melakukan studi EHRA. Kriteria utama penetapan strata tersebut meliputi kepadatan penduduk, angka kemiskinan, daerah/wilayah yang dialiri sungai dan daerah terkena banjir.

Hasil analisis area berisiko persampahan di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 97,1 persen. Persentase frekuensi pengangkutan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 100 persen. Persentase ketepatan waktu pengangkutan sampah yang tidak tepat waktu adalah sebesar 100 persen. Persentase pengolahan sampah setempat yang tidak diolah adalah sebesar 84,4 persen.

Hasil analisis area berisiko air limbah domestik di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa persentase tanki septik suspek yang tidak aman adalah sebesar 39,1 persen. Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak aman adalah sebesar 96,9 persen. Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman adalah sebesar 77,0 persen.

(4)

Hasil analisis area berisiko genangan air di Kabupaten Samosir menunjukkkan bahwa persentase adanya genangan air adalah sebesar 13,1 persen.

Hasil analisis area berisiko sumber air di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa persentase sumber air tidak terlindungi adalah sebesar 44,7 persen. Persentase penggunaan sumber air tidak terlindungi yang tidak aman adalah sebesar 68,1 persen. Persentase kelangkaan air adalah sebesar 31,1 persen.

Hasil analisis area berisiko perilaku hygiene dan sanitasi di Kabupaten Samosir menunjukkan bahwa persentase yang tidak melaksanakan CTPS di lima waktu penting adalah sebesar 99,5 persen. Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja adalah sebesar 43,5 persen. Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat adalah sebesar 44,6 persen. Persentase ketidakberfungsian penggelontor adalah sebesar 36,3 persen. Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban adalah sebesar 58,4 persen. Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air adalah sebesar 16,8 persen. Persentase perilaku BABS adalah sebesar 37,3 persen.

Berdasarkan hasil template Indeks Risiko Sanitasi (IRS) studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014, maka prioritas penanganan permasalahan yang mendesak di Kabupaten Samosir adalah persampahan (96%), air limbah domestik (74%), perilaku hidup bersih dan sehat (53%), sumber air (50%) dan genangan air (14%).

(5)

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Ringkasan Eksekutif ... ii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

Daftar Singkatan ... vii

Bab 1. Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

1.3 Waktu Pelaksanaan Studi EHRA ... 2

Bab 2. Metodologi dan Langkah Studi EHRA ... 3

2.1 Penentuan Kebijakan Sample Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota ... . 3

2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan ... ... 3

2.3 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi ... ... 11

2.4 Penentuan Desa/Kelurahan dan Responden di Area Studi ... ... 12

2.5 Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya ... ... 14

Bab 3. Hasil Studi EHRA ... 17

3.1 Informasi Responden ... 17

3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga ... 18

3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja ... 20

3.4 Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir ... 25

3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga ... 33

3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi ... 35

3.7 Kejadian Penyakit Diare ... 39

3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS) ... 40

Bab 4. Penutup ... 41 4.1 Kesimpulan ... 41 4.2 Hambatan/Kendala ... 41 4.3 Saran ... 41 Lampiran Dokumentasi

(6)

Daftar Tabel

Tabel 2.2.1 Strata Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Utama Stratifikasi ... 4

Tabel 2.2.2 Sumber Data Penetapan Strata Desa/Kelurahan ... 4

Tabel 2.2.3 Stratifikasi Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Penetapan Strata ... 5

Tabel 2.2.4 Stratifikasi Desa/Kelurahan ... 8

Tabel 2.3.1 Jumlah Desa/Kelurahan Sebagai Area Studi EHRA ... 11

Tabel 2.4.1 Desa/Kelurahan Terpilih Sebagai Target Area Studi EHRA Berdasarkan Strata ... 12

Tabel 2.5.1 Karakteristik Supervisor dan Enumerator serta Wilayah Tugasnya dalam Studi EHRA ... 15

Tabel 3.1.1 Informasi Responden ... 17

Tabel 3.2.1 Area Berisiko Persampahan ... 19

Tabel 3.3.1 Area Risiko Air Limbah Domestik ... 24

Tabel 3.4.1 Area Berisiko Genangan Air ... 33

Tabel 3.5.1 Area Berisiko Sumber Air ... 34

Tabel 3.6.1 Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi ... 38

(7)

Daftar Gambar

Gambar 2.2.1 Grafik Distribusi Stratifikasi Desa/Kelurahan ... 11

Gambar 3.2.1 Grafik Pengolahan Sampah ... 18

Gambar 3.2.2 Grafik Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga ... 19

Gambar 3.3.1 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar ... 20

Gambar 3.3.2 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja ... 21

Gambar 3.3.3 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik ... 22

Gambar 3.3.4 Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik ... 23

Gambar 3.3.5 Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman ... 24

Gambar 3.4.1 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Rutin ... 25

Gambar 3.4.2 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin ... 26

Gambar 3.4.3 Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir ... 27

Gambar 3.4.4 Grafik Lokasi Genangan di Sekitar Rumah ... 28

Gambar 3.4.5 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL ... 29

Gambar 3.4.6 Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga ... 30

Gambar 3.4.7 Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi ... 31

Gambar 3.4.8 Grafik Pencemaran SPAL ... 32

Gambar 3.5.1 Grafik Akses Terhadap Air Bersih ... 33

Gambar 3.5.2 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak ... 34

Gambar 3.6.1 Grafik CTPS di Lima Waktu Penting ... 35

Gambar 3.6.2 Grafik Waktu Melakukan CTPS ... 36

Gambar 3.6.3 Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS ... 37

(8)

Daftar Singkatan

EHRA : Environmental Helth Risk Assessment

Pokja Sanitasi : Kelompok Kerja Sanitasi BPS : Buku Putih Sanitasi

SSK : Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota STBM : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat 3 R : Reduce, Reuse dan Recycle

PPSP : Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman DAS : Daerah Aliran Sungai

SKTM : Surat Keterangan Tidak Mampu TPS : Tempat Pembuangan Sampah MCK : Mandi Cuci Kakus

BAB : Buang Air Besar

BABS : Buang Air Besar Sembarangan SPAL : Saluran Pembuangan Air Limbah PAMRT : Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga PDAM : Perusahaan Daerah Air Minum

CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun IRS : Indeks Risiko Sanitasi

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Monev : Monitoring dan Evaluasi

(9)

Bab 1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Studi Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan (Environmental Health Risk Assesment = EHRA) adalah sebuah studi partisipatif di kabupaten/kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan desa/kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota sebagai salah satu bahan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS), penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

Studi EHRA dipandang perlu oleh Kabupaten/Kota karena :

1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat.

2. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas dan data sanitasi umumnya tidak dapat dipecah sampai kelurahan/desa serta data tidak terpusat melainkan berada di kantor yang berbeda.

3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrembang.

4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan

5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan masyarakat desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat atau stakeholders kelurahan/desa.

6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data representatif di kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat desa/kelurahan.

Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat seperti : A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup :

1. Sumber air minum

2. Layanan pembuangan sampah 3. Jamban

4. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga

B. Perilaku yang di pelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi yang mengacu kepada STBM : 1. Buang air besar

2. Cuci tangan pakai sabun

3. Pengelolaan air minum rumah tangga 4. Pengelolaan sampah dengan 3R

(10)

1.2 Tujuan dan Manfaat 1.2.1 Tujuan

Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkan data primer, untuk mengetahui :

a. Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan b. Informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan

c. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi

1.2.2 Manfaat

Hasil studi EHRA digunakan sebagai salah satu bahan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten/Kota dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK).

1.3 Waktu Pelaksanaan Studi EHRA

(11)

Bab 2. Metodologi dan Langkah Studi EHRA

2.1 Penentuan Kebijakan Sample Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota

Berdasarkan pertimbangan keterbatasan dana dan kaidah statistik dalam sebuah riset, maka pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Samosir dilakukan dengan kebijakan sample. Kebijakan sample dilakukan dengan menentukan persentase desa/kelurahan yang diambil sebagai area studi EHRA dan jumlah responden yang diambil sebagai sample studi EHRA.

Jumlah desa/kelurahan sebagai target area studi adalah sebanyak 48 desa/kelurahan atau sebesar 38,5% dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Samosir. Sementara jumlah sample per desa/kelurahan adalah sebanyak 40 responden. Dengan demikian jumlah seluruh sample pada studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 di 48 desa/kelurahan adalah sebanyak 1.920 responden. Penentuan desa/kelurahan dilakukan secara random dan dilanjutkan dengan melakukan random untuk responden/sample studi EHRA.

2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan

Sebelum melakukan random sampling dalam menentukan desa/kelurahan target area studi dan responden/sample, maka Tim studi EHRA terlebih dahulu melaksanakan penentuan stratifikasi desa/kelurahan terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Samosir.

Desa/kelurahan area studi dalam populasi mempunyai karakteristik geografi dan demografi yang sangat variatif (heterogen). Agar keanekaragaman karakteristik tersebut bermakna bagi analisa studi dan agar tidak terambil dari kelompok tertentu saja maka kepada desa/kelurahan area studi dilakukan stratifikasi terlebih dahulu sebelum diambil samplenya secara random (Stratified Random Sampling). Desa/kelurahan yang menjadi area studi pada suatu strata akan mewakili desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area studi pada strata yang sama.

Penetapan strata memberikan indikasi awal strata/tingkat resiko kesehatan lingkungan desa/kelurahan sehingga dapat dipakai sebagai sarana advokasi kepada pemangku kepentingan di kecamatan sehingga lebih memperhatikan desa/kelurahan yang mempunyai strata risiko kesehatan lingkungan yang tinggi. Penetapan strata dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP dan wajib digunakan oleh semua Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota dalam melakukan studi EHRA. Kriteria utama penetapan strata tersebut adalah sebagai berikut :

a. Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per luas wilayah tertentu. Desa/kelurahan yang memiliki penduduk yang padat adalah desa/kelurahan yang memiliki kepadatan penduduk lebih dari 25 jiwa per Ha. b. Angka kemiskinan

Berdasarkan hasil rapat persiapan pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014, maka disepakati bahwa desa/kelurahan miskin berdasarkan data kepesertaan Jamkesmas Kabupaten Samosir Tahun 2013 adalah desa/kelurahan yang memiliki persentase peserta Jamkesmas lebih dari 43,3%. c. Daerah/wilayah yang dialiri sungai

Daerah/wilayah yang dialiri sungai adalah desa/kelurahan yang mempunyai sungai dengan jarak minimal

50 meter dari lokasi permukiman penduduk.

d. Daerah terkena banjir.

Daerah yang terkena banjir adalah desa/kelurahan yang mengalami banjir secara rutin dengan ketinggian

genangan lebih dari 30 cm dan lamanya genangan lebih dari 2 jam.

(12)

Tabel 2.2.1.

Strata Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Utama Stratifikasi

Strata Desa/Kelurahan Kriteria Utama Stratifikasi

Strata 0 Desa/kelurahan yang tidak memiliki kriteria utama stratifikasi

Strata 1 Desa/kelurahan yang memiliki 1 (satu) kriteria utama stratifikasi

Strata 2 Desa/kelurahan yang memiliki 2 (dua) kriteria utama stratifikasi

Strata 3 Desa/kelurahan yang memiliki 3 (tiga) kriteria utama stratifikasis

Strata 4 Desa/kelurahan yang memiliki 4 (empat) kriteria utama stratifikasi

Sumber data yang dipergunakan dalam penetapan strata desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel 2.2.2 berikut ini :

Tabel 2.2.2

Sumber Data Penetapan Strata Desa/Kelurahan Kabupaten Samosir Tahun 2014

No

Jenis Data

Sumber Data

1 Kepadatan Penduduk Badan Pusat Statistik Kabupaten Samosir

2 Angka Kemiskinan Dinas Kesehatan Kabupaten Samosir

3 Daerah/wilayah yang dialiri sungai Desa/kelurahan

4 Daerah terkena banjir Desa/kelurahan

Stratifikasi Desa/Kelurahan terhadap seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel 2.2.3 dan Tabel 2.2.4 berikut ini :

(13)

Tabel 2.2.3

Stratifikasi Desa/Kelurahan Berdasarkan Kriteria Penetapan Strata Kabupaten Samosir Tahun 2014 No Kecamatan Desa/Kelurahan Padat Kriteria Strata Desa/Kelurahan Miskin DAS Banjir Strata Desa/ Kelurahan

1

Sianjur Mula-mula

1 Boho - + + - Strata 2

2 2 Aek Sipitudai - - + - Strata 1

3 3 Singkam - + + - Strata 2

4 4 Sari Marihit - + + - Strata 2

5 5 Sianjur Mula-mula - - + - Strata 1

6 6 Ginolat - - + - Strata 1

7 7 Huta Ginjang - + - - Strata 1

8 8 Siboro - + + - Strata 2

9 9 Huta Gurgur - + + - Strata 2

10 10 Bonan Dolok - + + - Strata 2

11 11 Hasinggaan - + + - Strata 2

12 12 Habeahan Naburahan - - + - Strata 1

13

Harian

1 Partungko Naginjang - + + - Strata 2

14 2 Siparmahan - + + - Strata 2

15 3 Dolok Raja - + + - Strata 2

16 4 Sampur Toba - + + - Strata 2

17 5 Hariara Pohan - + + - Strata 2

18 6 Janji Martahan - + + - Strata 2

19 7 Turpuk Sihotang - - + - Strata 1

20 8 Sosor Dolok - + + - Strata 2

21 9 Turpuk Sagala - + + - Strata 2

22 10 Turpuk Malau - + + - Strata 2

23 11 Turpuk Limbong - - + - Strata 1

24 12 Hutagalung - - + - Strata 1

25 13 Hariarapintu - - + - Strata 1

26

Sitio-tio

1 Tamba dolok - + + - Strata 2

27 2 Cinta Maju - + + - Strata 2

28 3 Buntu Mauli - + + - Strata 2

29 4 Sabulan - + + - Strata 2

30 5 Holbung - + + - Strata 2

31 6 Janji Raja - - + - Strata 1

32 7 Janji Maria - + + - Strata 2

33 8 Parsaoran - + + - Strata 2 34 Onan Runggu 1 Harian - + + - Strata 2 35 2 Sitinjak - + + - Strata 2 36 3 Pakpahan - - + - Strata 1

37 4 Onan Runggu - - + - Strata 1

38 5 Tambun Sungkean - - + - Strata 1

39 6 Sitamiang - - + - Strata 1

40 7 Pardomuan - + + - Strata 2

41 8 Huta Hotang - + + - Strata 2

42 9 Rina Bolak - + + - Strata 2

43 10 Sipira - - + - Strata 1

44 11 Janji Matogu - + + - Strata 2

(14)

No Kecamatan Desa/Kelurahan Padat Kriteria Strata Desa/Kelurahan Miskin DAS Banjir Strata Desa/ Kelurahan

46

Nainggolan

1 Pasaran Parsaoran - + + - Strata 2

47 2 Pasaran I - + + - Strata 2

48 3 Sibonor Ompuratus - + - - Strata 1

49 4 Sinaga Uruk Pandiangan - + + - Strata 2

50 5 Nainggolan - - + - Strata 1

51 6 Siruma Hombar - - + - Strata 1

52 7 Sipinggan Lumban Siantar - - + - Strata 1

53 8 Pangaloan - + + - Strata 2

54 9 Toguan Galung - + + - Strata 2

55 10 Huta Rihit - + + - Strata 2

56 11 Parhusip III - + + - Strata 2

57 12 Pananggangan - - + - Strata 1

58 13 Janji Marapot - - + - Strata 1

59 14 Sipinggan - + - - Strata 1

60 15 Pananggangan II - - + - Strata 1

61

Palipi

1 Urat Timur - + + - Strata 2

62 2 Suhut Nihuta Pardomuan - - + - Strata 1

63 3 Parsaoran Urat - + + - Strata 2

64 4 Urat II - - + - Strata 1

65 5 Gorat Pallombuan - - + - Strata 1

66 6 Palipi - - + - Strata 1

67 7 Pardomuan Nauli - + + - Strata 2

68 8 Hatoguan - - + - Strata 1

69 9 Saor Nauli Hatoguan - - + - Strata 1

70 10 Simbolon Purba - - + - Strata 1

71 11 Huta Ginjang - + + - Strata 2

72 12 Sigaol Marbun - + + - Strata 2

73 13 Sigaol Simbolon - + + - Strata 2

74 14 Pamutaran - + - - Strata 1 75 15 Sideak - - + - Strata 1 76 16 Pallombuan - - + - Strata 1 77 17 Hutadame - - + - Strata 1 78 Ronggur Nihuta 1 Paraduan - + + - Strata 2

79 2 Lintong Nihuta - + - - Strata 1

80 3 Ronggur Nihuta - - + - Strata 1

81 4 Sijambur - + + - Strata 2

82 5 Sabungan Nihuta - + + - Strata 2

83 6 Salaon Toba - - - - Strata 0

84 7 Salaon Tonga tonga - + + - Strata 2

(15)

No Kecamatan Desa/Kelurahan Padat Kriteria Strata Desa/Kelurahan Miskin DAS Banjir Strata Desa/ Kelurahan 86 Pangururan 1 Rianiate - + + - Strata 2 87 2 Parmonangan - + + - Strata 2 88 3 Hutanamora - + + - Strata 2

89 4 Pintu Sona - - + - Strata 1

90 5 Huta Tinggi - + + - Strata 2

91 6 Pardomuan I - - + - Strata 1

92 7 Pasar Pangururan + - + - Strata 2

93 8 Tanjung Bunga - + - - Strata 1

94 9 Siogung-ogung - - + - Strata 1

95 10 Parsaoran I - - + - Strata 1

96 11 Saitnihuta - + + - Strata 2

97 12 Lumban Pinggol - - + - Strata 1

98 13 Sianting Anting - + - - Strata 1

99 14 Parlondut - + + - Strata 2

100 15 Aek Nauli - + + - Strata 2

101 16 Pardugul - - + - Strata 1

102 17 Panampangan - + + - Strata 2

103 18 Sitoluhuta - + + - Strata 2

104 19 Sinabulan - + + - Strata 2

105 20 Siopat Sosor - - + - Strata 1

106 21 Huta Bolon - + + - Strata 2

107 22 Situngkir - + + - Strata 2

108 23 Sialanguan - + + - Strata 2

109 24 Parhorasan - + + - Strata 2

110 25 Pardomuan Nauli - + + - Strata 2

111 26 Lumban Suhi-suhi Dolok - - + - Strata 1

112 27 lumban Suhi-suhi Toruan - + + - Strata 2

113 28 Parbaba Dolok - + + - Strata 2

114 Simanindo 1 Tanjungan - + + - Strata 2 115 2 Parbalohan - + + - Strata 2 116 3 Pardomuan - + + _ Strata 2 117 4 Parmonangan - - + - Strata 1

118 5 Huta Ginjang - + + _ Strata 2

119 6 Tomok - - + - Strata 1

120 7 Garoga - - + - Strata 1

121 8 Tuktuk Siadong - - - - Strata 0

122 9 Ambarita - - + - Strata 1

123 10 Martoba - - + - Strata 1

124 11 Sihusapi - + - - Strata 1

125 12 Maduma - + + - Strata 2

126 13 Simanindo Sangkal - - + - Strata 1

127 14 Cinta Dame - + + - Strata 2

128 15 Simarmata - + + - Strata 2

129 16 Dosroha - + + - Strata 2

130 17 Tomok Parsaoran - - + - Strata 1

131 18 Unjur - - + - Strata 1

132 19 Siallagan-pindaraya - - + - Strata 1

133 20 Marlumba - - + - Strata 1

(16)

Tabel 2.2.4

Rekapitulasi Stratifikasi Desa/Kelurahan Kabupaten Samosir Tahun 2014

No Kecamatan Desa/Kelurahan Strata 0 Desa/Kelurahan Strata 1 Desa/Kelurahan Strata 2 1. Sianjur Mula-mula 1. Aek Sipitudai 2. Sianjur Mula-mula 3. Ginolat 4. Huta Ginjang 5. Habeahan Naburahan 1. Boho 2. Singkam 3. Sari Marihit 4. Siboro 5. Huta Gurgur 6. Bonan Dolok 7. Hasinggaan Jumlah 1 0 5 7 2. Harian 1. Turpuk Sihotang 2. Turpuk Limbong 3. Huta Galung 4. Hariarapintu 1. Partungko Naginjang 2. Siparmahan 3. Dolok Raja 4. Sampur Toba 5. Hariara Pohan 6. Janji Martahan 7. Sosor Dolok 8. Turpuk Sagala 9. Turpuk Malau Jumlah 2 0 4 9 3. Sitio-tio

1. Janji Raja 1. Tamba Dolok

2. Cinta Maju 3. Buntu Mauli 4. Sabulan 5. Holbung 6. Janji Maria 7. Parsaoran Jumlah 3 0 1 7 4. Onan Runggu 1. Pakpahan 2. Onan Runggu 3. Tambun Sungkean 4. Sitamiang 5. Sipira 6. Silima Lombu 1. Harian 2. Sitinjak 3. Pardomuan 4. Huta Hotang 5. Rina Bolak 6. Janji Matogu Jumlah 4 0 6 6

(17)

No Kecamatan Desa/Kelurahan Strata 0 Desa/Kelurahan Strata 1 Desa/Kelurahan Strata 2 5. Nainggolan 1. Sibonor Ompuratus 2. Nainggolan 3. Siruma Hombar 4. Sipinggan Lumban Siantar 5. Pananggangan 6. Janji Marapot 7. Sipinggan 8. Pananggangan II 1. Pasaran Parsaoran 2. Pasaran I 3. Sinaga Uruk Pandiangan 4. Pangaloan 5. Toguan Galung 6. Huta Rihit 7. Parhusip III Jumlah 5 0 8 7 6. Palipi

1. Suhut Nihuta Pardomuan 2. Urat II

3. Gorat Pallombuan 4. Palipi

5. Hatoguan

6. Saor Nauli Hatoguan 7. Simbolon Purba 8. Pamutaran 9. Sideak 10. Pallombuan 11. Hutadame 1. Urat Timur 2. Parsaoran Urat 3. Pardomuan Nauli 4. Huta Ginjang 5. Sigaol Marbun 6. Sigaol Simbolon Jumlah 6 0 11 6 7. Ronggur Nihuta

1. Salaon Toba 1. Lintong Nihuta 2. Ronggur Nihuta 1. Paraduan 2. Sijambur 3. Sabungan Nihuta 4. Salaon Tonga-tonga 5. Salaon Dolok Jumlah 7 1 2 5 8. Pangururan 1. Pintu Sona 2. Pardomuan I 3. Tanjung Bunga 4. Siogung-ogung 5. Parsaoran I 6. Lumban Pinggol 7. Sianting-anting 8. Pardugul 9. Siopat Sosor

10. Lumban Suhi Suhi Dolok 11. Lumban Suhi Suhi

Toruan 1. Rianiate 2. Parmonangan 3. Hutanamora 4. Huta Tinggi 5. Pasar Pangururan 6. Sait Nihuta 7. Parlondut 8. Aek Nauli 9. Panampangan 10. Sitolu Huta 11. Sinabulan 12. Huta Bolon 13. Situngkir 14. Sialanguan 15. Parhorasan 16. Pardomuan Nauli 17. Parbaba Dolok

(18)

No Kecamatan Desa/Kelurahan Strata 0 Desa/Kelurahan Strata 1 Desa/Kelurahan Strata 2 Jumlah 8 0 11 17 9. Simanindo

1. Tuktuk Siadong 1. Parmonangan 2. Tomok 3. Garoga 4. Ambarita 5. Martoba 6. Sihusapi 7. Simanindo Sangkal 8. Tomok Parsaoran 9. Unjur 10. Siallagan-Pindaraya 11. Marlumba 12. Simanindo 1. Tanjungan 2. Parbalohan 3. Pardomuan 4. Huta Ginjang 5. Maduma 6. Cinta Dame 7. Simarmata 8. Dosroha Jumlah 9 1 12 8 Jumlah Total Desa/Kelurahan 2 59 73 Persentase 1,49% 44,03% 54,48%

Hasil stratifikasi desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Samosir yang terdiri dari 134 desa/kelurahan

adalah sebagai berikut :

1. Strata 0 sebanyak 2 desa/kelurahan atau sebesar 1,49 %.

2. Strata 1 sebanyak 59 desa/kelurahan atau sebesar 44,03%

3. Strata 2 sebanyak 73 desa/kelurahan atau sebesar 54,48%,

Distribusi stratifikasi desa/kelurahan di wilayah Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Gambar 2.2.1

berikut ini :

(19)

Gambar 2.2.1

Grafik Distribusi Stratifikasi Desa/Kelurahan Kabupaten Samosir Tahun 2014

2.3 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi

Proses pemilihan desa/kelurahan sebagai target area studi dilakukan dengan teknik random atau acak

dimana setiap desa/kelurahan mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sebagai desa/kelurahan

target area studi.

Jumlah desa/kelurahan yang menjadi target area studi adalah sebanyak 48 desa (35,8%) dari 134

desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten Samosir. Jumlah desa/kelurahan sebagai area studi

EHRA berdasarkan target area studi EHRA Kabupaten Samosir dapat dilihat pada Tabel 2.3.1 berikut

ini :

Tabel 2.3.1

Jumlah Desa/Kelurahan sebagai Area Studi EHRA Berdasarkan Target Area Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

No Strata Jumlah Desa/Kelurahan

Jumlah Desa/Kelurahan yang diambil sebagai Target

Area Studi (35,8%)

1 Strata 0 2 1

2 Strata 1 59 21

3 Strata 2 73 26

Jumlah 134 48

Penentuan Desa/Kelurahan dan Responden di Area Studi

0 1 2 TOTAL Jumlah 2 59 73 134 2 59 73 134 0 20 40 60 80 100 120 140 Strata

(20)

Setelah ditentukan jumlah desa/kelurahan yang diambil sebagai target area studi, maka dilakukan

pemilihan desa/kelurahan target area studi secara random sampai tercapai jumlah sesuai dengan

perhitungan jumlah desa/kelurahan target area studi disetiap stratannya.

Desa/Kelurahan terpilih sebagai target area studi berdasarkan strata dapat dilihat pada Tabel 2.4.1

berikut ini :

Tabel 2.4.1

Desa/Kelurahan Terpilih sebagai Target Area Studi EHRA Berdasarkan Strata

Kabupaten Samosir Tahun 2014

No

Strata

Kecamatan

Desa/Kelurahan Terpilih

Jumlah

Responden

1.

0

1. Ronggur Nihuta

1.1 Salaon Toba

40

2.

1

1. Sianjur Mula-mula

2. Harian

3. Sitio-tio

4. Onan Runggu

5. Nainggolan

6. Palipi

7. Ronggur Nihuta

8. Pangururan

9. Simanindo

1.1 Aek Sipitudai

1.2 Sianjur Mula-mula

1.3 Huta Ginjang

2.1 Turpuk Limbong

3.1 Janji Raja

4.1 Tambun Sungkean

4.2 Silima Lombu

5.1 Sirumahombar

5.2 Janji Marapot

6.1 Suhut Nihuta Pardomuan

6.2 Palipi

6.3 Simbolon Purba

6.4 Pallombuan

7.1 Ronggur Nihuta

8.1 Tanjung Bunga

8.2 Lumban Pinggol

8.3 Siopat Sosor

9.1 Tomok

9.2 Martoba

9.3 Tomok Parsaoran

9.4 Marlumba

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

(21)

No

Strata

Kecamatan

Desa/Kelurahan Terpilih

Jumlah

Responden

3

2

1. Sianjur Mula-mula

2. Harian

3. Sitio-tio

4. Onan Runggu

5. Nainggolan

6. Palipi

7. Ronggur Nihuta

8. Pangururan

9. Simanindo

1.1 Boho

1.2 Sari Marihit

1.3 Siboro

1.4 Hasinggaan

2.1 Dolok Raja

2.2 Janji Martahan

2.3 Turpuk Malau

3.1 Buntu Mauli

3.2 Janji Maria

4.1 Sitinjak

4.2 Rina Bolak

5.1 Pasaran I

5.2 Toguan Galung

6.1 Urat Timur

6.2 Huta Ginjang

7.1 Paraduan

7.2 Salaon Tonga-tonga

8.1 Parmonangan

8.2 Pasar Pangururan

8.3 Aek Nauli

8.4 Sinabulan

8.5 Sialanguan

8.6 Lumban Suhi-suhi Toruan

9.1 Parbalohan

9.2 Maduma

9.3 Dosroha

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

40

2.4 Karakterirtik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya

Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta wilayah tugasnya dalam Studi EHRA Kabupaten

Samosir tahun 2014 sangat bervariasi. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.5.1 berikut ini :

(22)

Tabel 2.5.1

Karakteristik Supervisor dan Enumerator serta Wilayah Tugasnya dalam Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Kode

Kec Kecamatan Desa/Kel Kode Desa/Kel Strata Nama Enumerator Nama Supervisor

O1 Sianjur Mula-mula 001 Boho 2 1. Doris Day StumorangPitta 2. Herlina P. HutagaolCa 3. Florenta LimbongCalia alia aman

Jhon Roy Sitorus 002 Aek Sipitudai 1 004 Sari Marihit 2 005 Sianjur Mula-mula 1 007 Huta Ginjang 1 008 Siboro 2 011 Hasinggaan 2 O2 Harian 005 Dolok Raja 2

1. Fitri SitorusPitt

2. Ernawati SihotangCamalia araman Johannes MT. SiahaanPittaraman 008 Janji Martahan 2 009 Turpuk Malau 2 013 Turpuk Limbong 1 O3 Sitio-tio

003 Buntu Mauli 2 1. Christine E. Sianipar 2. Hombar Ompusungguara Lisde B. D. Sihombingittaraman 006 Janji Raja 1 007 Janji Maria 2 O4 Onan Runggu 002 Sitinjak 2 1. drg. S.T.T. Subarta

2. Navolion Sianipar Bloomy H. Silabanittaraman

005 Tambun Sungkean 1 009 Rina Bolak 2 012 Silima Lombu 1 1. Hernawati P. Samosir 2. Lisda W. Sidabutar Dedi S. Marbunittaraman O5 Nainggolan 002 Pasaran I 2 1. Timbang SitohangPittaraman 2. Arnis Nainggolan, SST Juwita PanePittaraman 006 Sirumahombar 1 009 Toguan Galung 2 013 Janji Marapot 1 O6 Palipi 005 Urat Timur 2 1. Rohani Panjaitan 2. Nurmauli Sitinjak Mardiana HutahaeanPittarama

006 Suhut Nihuta Pardomuan 1

010 Palipi 1 014 Simbolon Purba 1 1. Evy CR. SamosirP 2. Eva Simanjuntak 015 Huta Ginjang 2 020 Pallombuan 1 O7 Ronggur Nihuta 001 Paraduan 2 1. Purnama SitanggangPittaram an

2. Van Royen Nadeak

Asiani SibaraniPittara Man

003 Ronggur Nihuta 1

006 Salaon Toba 2

(23)

Kode

Kec Kecamatan

Kode

Desa/Kel Desa/Kel Strata Nama Enumerator Nama Supervisor

O8 Pangururan 002 Parmonangan 2 1. Welchana SitanggangPittaram an 2. Melisa C. Sihotang

Mutiara Ulina Simbolon 012 Pasar Pangururan 2 1. April M. Pasaribu 2. Rohma Saragih

013 Tanjung Bunga 1

1. Welchana SitanggangPitM

2. Melisa C. Sihotang 017 Lumban Pinggol 1 1. April M. Pasaribu 2. Rohma Saragih

023 Aek Nauli 2

1. Yohannes P. Sitanggang 2. Dina Ros

Lumbangaol 027 Sinabulan 2 1. Welchana Sitanggang

2. Melisa C. Sihotang 028 Siopat Sosor 1 1. Yohannes P. Sitanggang 2. Dina Ros Lumbangaol 031 Sialanguan 2 1. April M. Pasaribu 2. Rohma Saragih 035 Lumban Suhi-suhi Toruan 2

1. Yohannes P. Sitanggang 2. Dina Ros Lumbangaol 09 Simanindo 002 Parbalohan 2 1. Hernawati P. Samosir 2. Lisda W. Sidabutar Dedi S. Marbunittaraman

006 Tomok 1 3. Hernawati P. Samosir

4. Lisda W. Sidabutar Damres Simanjuntak 010 Martoba 1 1. Kristina Sidabutar2. Surya P

Situngkirittaraman Uli Mangapul SitanggangPittaraman Raman

012 Maduma 2 1. Kristina Sidabutar 2. Surya Situngkirittaraman

016 Dosroha 2

1. Kristina Sidabutar 2. Surya

Situngkirittaraman Elfina H. Simbolon

017 Tomok Parsaoran 1

1. Hernawati P. Samosir

2. Lisda W. Sidabutar Damres Simanjuntak 020 Marlumba 1 1. Kristina Sidabutar 2. Surya

Situngkirittaraman

Uli Mangapul SitanggangPittaraman

(24)

Bab 3. HASIL STUDI EHRA

3.1 Informasi Responden

Karakteristik responden berdasarkan hasil studi EHRA Kabupaten Samosir adalah bervariasi. (Tabel 3.1.1).

Tabel 3.1.1

Informasi Responden Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI 0 1 2 n % n % n % n % Kelompok Umur Responden <= 20 tahun 0 ,0 3 ,4 8 ,7 11 ,6 21 - 25 tahun 3 7,5 30 3,7 37 3,4 70 3,6 26 - 30 tahun 5 12,5 98 12,2 116 10,8 219 11,4 31 - 35 tahun 5 12,5 141 17,6 158 14,7 304 15,8 36 - 40 tahun 7 17,5 114 14,2 166 15,4 287 15,0 41 - 45 tahun 2 5,0 119 14,8 169 15,7 290 15,1 > 45 tahun 18 45,0 297 37,0 422 39,2 737 38,4

Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?

Milik sendiri 26 65,0 367 45,7 504 46,8 897 46,7 Rumah dinas 1 2,5 14 1,7 30 2,8 45 2,3 Berbagi dengan keluarga lain 0 ,0 7 ,9 6 ,6 13 ,7 Sewa 0 ,0 24 3,0 22 2,0 46 2,4 Kontrak 0 ,0 49 6,1 36 3,3 85 4,4

Milik orang tua 13 32,5 337 42,0 472 43,8 822 42,8

Lainnya 0 ,0 5 ,6 7 ,6 12 ,6

Apa pendidikan

terakhir anda? Tidak sekolah formal 8 20,0 89 11,1 177 16,4 274 14,3

SD 13 32,5 165 20,5 248 23,0 426 22,2 SMP 6 15,0 140 17,4 184 17,1 330 17,2 SMA 10 25,0 237 29,5 308 28,6 555 28,9 SMK 1 2,5 71 8,8 68 6,3 140 7,3 Universitas/Akademi 2 5,0 101 12,6 92 8,5 195 10,2 Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan? Ya 6 15,0 191 23,8 295 27,4 492 25,6 Tidak 34 85,0 612 76,2 782 72,6 1428 74,4 Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)?

Ya 9 22,5 7 ,9 5 ,5 21 1,1

(25)

Apakah ibu

mempunyai anak? Ya 37 92,5 740 92,2 1036 96,2 1813 94,4

Tidak 3 7,5 63 7,8 41 3,8 107 5,6

Tabel 3.1.1 di atas menunjukkan bahwa responden studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 sebagian besar terdapat pada responden dengan kelompok umur > 45 tahun (38,4%), responden dengan kepemilikan rumah milik sendiri (46,7%), responden dengan pendidikan terakhir SD (28,9%), responden yang tidak mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (74,4%), responden yang tidak mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (98,9%) dan responden yang mempunyai anak (94,4%).

3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Dalam hal pengelolaan sampah, hanya 2,9 persen di Kabupaten Samosir yang pengelolaan sampahnya dikumpulkan dan dibuang ke TPS. Sebagian besar mengelola sampah dengan cara dibakar (77,2%), dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk (16,7%) dan dibiarkan saja membusuk (1,5%). Pengelolaan sampah dengan cara dikumpulkan dan dibuang ke TPS di strata 1 (4,2%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (1,9%) dan strata 1 (0,0%). (Gambar 3.2.1).

Gambar 3.2.1

(26)

Persentase praktik pengelolaan sampah di Kabupaten Samosir dengan cara pemilahan hanya sebesar 6,6 persen. Pengelolaan sampah dengan cara pemilahan di strata 1 (7,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (6,1%) dan strata 0 (2,5%). (Gambar 3.2.2)

Gambar 3.2.2

Grafik Prilaku Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Tabel 3.2.1

Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Strata Desa/Kelurahan

Total

VARIABEL KATEGORI 0 1 2

n % n % n % n %

Pengelolaan sampah Tidak memadai 40 100,0 769 95,8 1055 98,0 1864 97,1 Ya, memadai 0 ,0 34 4,2 22 2,0 56 2,9 Frekuensi pengangkutan

sampah Tidak memadai 0 ,0 0 ,0 1 100,0 1 100,0 Ketepatan waktu pengangkutan

sampah Tidak tepat waktu 0 ,0 0 ,0 1 100,0 1 100,0 Pengolahan sampah setempat Tidak diolah 38 95,0 656 81,7 927 86,1 1621 84,4 Ya, diolah 2 5,0 147 18,3 150 13,9 299 15,6

Tabel 3.2.1 di atas menunjukkan bahwa persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 97,1 persen. Persentase pengelolaan sampah yang tidak memadai di strata 0 (100%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (98,0%) dan strata 1 (95,8%).

Persentase frekuensi pengangkutan sampah yang tidak memadai adalah sebesar 100 persen. Hal ini terjadi hanya di strata 2, sedangkan di strata 1 dan strata 0 tidak terdapat layanan pengangkutan sampah.

(27)

Persentase ketepatan waktu pengangkutan sampah yang tidak tepat waktu adalah sepesar 100 persen. Dan persentase pengolahan sampah setempat dengan cara tidak diolah sebesar 84,4 persen. Persentase pengolahan sampah setempat dengan cara tidak diolah di strata 0 (95,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (86,1%) dan strata 1 (81,7%).

3.3 Pembuangan Air Kotor/Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja

Tempat buang air besar di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah dengan menggunakan fasilitas jamban pribadi (69,1%), MCK umum (2,1%), ke lubang galian (0,5%) dan ke WC Helikopter (0,1%). Masih terdapat rumah tangga yang tidak menggunakan fasilitas BAB sehingga melakukan BAB sembarangan yaitu sebesar 35,3 persen. (Gambar 3.3.1)

Gambar 3.3.1

Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

69,1 2,1 ,1 3,3 24,8 1,9 ,5 3,5 1,7

PERSENTASE TEMPAT BUANG AIR BESAR

DI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

Jamban pribadi MCK/WC Umum Ke WC helikopter Ke sungai/pantai/laut Ke kebun/pekarangan Ke selokan/parit/got Ke lubang galian Lainnya, Tidak tahu

(28)

Persentase tempat penyaluran akhir tinja di Kabupaten Samosir sebagian besar menggunakan tanki septik (65,3 %). Masih terdapat penyaluran akhir tinja yang tidak menggunakan tanki septik (cubluk/lobang tanah, sungai/danau/pantai, kebun/tanah lapang, pipa sewer, langsung ke drainase, kolam/sawah). (Gambar 3.2.2)

Gambar 3.3.2

(29)

Waktu terakhir pengurasan tanki septik di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah 1-5 tahun yang lalu (1,2%), 0-12 bulan yang lalu (0,4%), lebih dari 5-10 tahun yang lalu (0,3%) dan lebih dari 10 tahun (0,2%). Sebagian besar tidak pernah melakukan pengurasan tanki septik (94,8%). (Gambar 3.3.3)

Gambar 3.3.3

Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

(30)

Praktik pengurasan tanki septik di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah dengan cara dikosongkan sendiri (16,9%), membayar tukang (12,3%) dan layanan sedot tinja (3,1%). Pengurasan tangki septik dengan menggunakan layanan sedot tinja di strata 2 (3,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (2,6%) dan strata 0 (0,0%). (Gambar 3.3.4)

Gambar 3.3.4

(31)

Persentase kualitas tanki septik di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah suspek aman (60,9%). Persentase kualitas tanki septik suspek aman di strata 1 (66,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (66,4%) dan strata 0 (65,0%). (Gambar 3.3.5)

Gambar 3.3.5

Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Tabel 3.3.1

Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Strata Desa/Kelurahan

Total

VARIABEL KATEGORI 0 1 2

n % n % n % N %

Tangki septik suspek aman Tidak aman 14 35,0 375 46,7 362 33,6 751 39,1 Suspek aman 26 65,0 428 53,3 715 66,4 1169 60,9

Pencemaran karena

pembuangan isi tangki septik

Tidak, aman 0 ,0 37 97,4 26 96,3 63 96,9

Ya, aman 0 ,0 1 2,6 1 3,7 2 3,1

Pencemaran karena SPAL Tidak aman 37 92,5 617 76,8 825 76,6 1479 77,0

Ya, aman 3 7,5 186 23,2 252 23,4 441 23,0

Tabel 3.3.1 di atas menunjukkan bahwa persentase tanki septik suspek yang tidak aman di Kabupaten Samosir adalah sebesar 39,1 persen. Persentase tanki septik suspek yang tidak aman di strata 1 (46,7%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (35,0%) dan strata 2 (33,6%).

Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak amam adalah sebesar 96,9 persen. Persentase pencemaran karena pembuangan isi tanki septik yang tidak amam di strata 1 (97,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (96,3%) dan strata 0 (0,0%).

(32)

Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman adalah sebesar 77,0 persen. Persentase pencemaran karena SPAL yang tidak aman di strata 0 (92,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (76,8%) dan strata 2 (76,6%).

3.4 Drainase Lingkungan/Selokan Sekitar Rumah dan Banjir

Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir di Kabupaten Samosir adalah sebesar 0,6 persen. Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir dengan beberapa kali setahun dan sekali dalam setahun masing-masing sebesar 0,3 persen. Persentase rumah tangga yang pernah mengalami banjir di strata 1 (0,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (0,6%) dan strata 0 (0,0%). (Gambar 3.4.1)

Gambar 3.4.1

Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

(33)

Dari 12 rumah tangga (0,6%) yang pernah mengalami banjir di Kabupaten Samosir sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 3.4.1 di atas, persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin adalah sebanyak 6 rumah tangga (40%). Persentase rumah tangga yang mengalami banjir rutin di strata 1 (62,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (14,3%). Sedangkan di strata 0 tidak pernah mengalami banjir rutin (0,0%). (Gambar 3.4.2)

Gambar 3.4.2

Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

(34)

Lama air menggenang jika terjadi banjir di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah antara 1-3 jam (66,7%). Lama air menggenang jika terjadi banjir antara 1-3 jam di strata 2 (80,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1(50,0%) dan strata 0 (0,0%). (Gambar 3.4.3)

Gambar 3.4.3

Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Lokasi genangan di sekitar rumah di Kabupaten Samosir sebagian besar berada di dekat kamar mandi (52,5%), di dekat dapur (51,2%) dan di halaman rumah (45,9%). (Gambar 3.4.4)

Gambar 3.4.4

(35)

Persentase kepemilikan SPAL di Kabupaten Samosir adalah sebesar 76,2 persen, sedangkan yang tidak memiliki SPAL sebesar 23,8%. (Gambar 3.4.5)

Gambar 3.4.5

Grafik Persentase Kepemilikan SPAL Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Akibat tidak memiliki SPAL rumah tangga di Kabupaten Samosir adalah genangan (12,6%). Adanya genangan akibat tidak memiliki SPAL di strata 2 (13,9%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (11,3%) dan strata 0 (2,5%). (Gambar 3.4.6)

Gambar 3.4.6

Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

(36)

Persentase SPAL yang berfungsi di Kabupaten Samosir adalah sebesar 51,0 persen. Persentase SPAL yang berfungsi di strata 1 (55,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (49,5%) dan strata 1 (5,0%). (Gambar 3.4.7).

Gambar 3.4.7

Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Persentase pencemaran SPAL di Kabupaten Samosir adalah sebesar 23 persen. Pencemaran SPAL di strata 2 (23,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (23,2%) dan strata 0 (7,5%). (Gambar 3.4.8)

Gambar 3.4.8

(37)

Tabel 3.4.1

Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Strata Desa/Kelurahan

Total

VARIABEL KATEGORI 0 1 2

n % n % n % n %

Adanya genangan air

Ada genangan air

(banjir) 1 2,5 95 11,8 155 14,4 251 13,1

Tidak ada

genangan air 39 97,5 708 88,2 922 85,6 1669 86,9

Tabel 3.4.1 di atas menunjukkan bahwa persentase adanya genangan air di Kabupaten Samosir adalah sebesar 13,1 persen. Persentase adanya genangan air di strata 2 (14,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (11,8%) dan strata 0 (2,5%).

3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga

Sumber air yang digunakan untuk minum, masak, cuci piring dan gelas, cuci pakaian dan gosok gigi di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah waduk/danau, air hujan dan mata air tidak terlindungi. (Gambar 3.5.1)

Gambar 3.5.1

Grafik Akses Terhadap Air Bersih Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Gambar 3.5.1 di atas menunjukkan bahwa sumber air yang paling banyak digunakan untuk minum adalah waduk/danau (28,3%), air hujan (22,8%) dan mata air tidak terlindungi (21,5%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk masak adalah waduk/danau (30,0%), air hujan (23,1%) dan mata air tidak terlindungi (21,4%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk cuci piring dan gelas adalah waduk/danau (34,2%), air hujan (25,5%) dan mata air tidak terlindungi (16,9%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk cuci pakaian adalah air hujan (13,3%), waduk/danau (12,4%) dan mata air yang tidak terlindungi (10,6%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk gosok gigi adalah waduk/danau (32,4%), air hujan (24,5%) dan mata air tidak terlindungi (18,3%).

(38)

Sumber air yang digunakan untuk minum dan masak di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah air ledeng dari PDAM (10,9%), air isi ulang dan air hidran umum-PDAM (10,1%) dan air isi ulang (8,7%). (Gambar 3.5.2)

Gambar 3.5.2

Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Gambar 3.5.2 di atas menunjukkan bahwa sumber air yang digunakan untuk minum pada umumnya adalah air isi ulang (5,6%), air ledeng dari PDAM (5,3%) dan air hidran umum-PDAM (5,0%). Sumber air yang paling banyak digunakan untuk masak adalah air ledeng dari PDAM (5,6%), air hidran umum-PDAM (5,1%) dan air sumur pompa tangan (4,6%).

Tabel 3.5.1

Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Strata Desa/Kelurahan

Total

VARIABEL KATEGORI 0 1 2

n % n % n % n %

Sumber air terlindungi

Tidak, sumber air

berisiko tercemar 13 32,5 362 45,1 484 44,9 859 44,7 Ya, sumber air

terlindungi 27 67,5 441 54,9 593 55,1 1061 55,3 Penggunaan sumber air

tidak terlindungi. Tidak Aman 37 92,5 524 65,3 747 69,4 1308 68,1 Ya, Aman 3 7,5 279 34,7 330 30,6 612 31,9 Kelangkaan air Mengalami kelangkaan air 15 37,5 210 26,2 372 34,5 597 31,1 Tidak pernah mengalami 25 62,5 593 73,8 705 65,5 1323 68,9

(39)

Tabel 3.5.1 di atas menunjukkan bahwa persentase sumber air yang tidak terlindungi di Kabupaten Samosir adalah sebesar 44,7 persen. Persentase sumber air yang tidak terlindungi di strata 1 (45,1%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (44,9%) dan strata 0 (32,5%).

Persentase penggunaan sumber air tidak terlindungi yang tidak aman adalah sebesar 68,1 persen. Persentase penggunaan sumber air yang tidak aman di strata 0 (92,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (69,4%) dan strata 1 (65,3%).

Persentase kelangkaan air adalah sebesar 31,1 persen. Persentase kelangkaan air di strata 0 (37,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (34,5%) dan strata 1 (26,2%).

3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi

Persentase CTPS di lima waktu penting di Kabupaten Samosir hanya sebesar 0,5%. (Gambar 3.6.1)

Gambar 3.6.1

(40)

Waktu melakukan CTPS di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah setelah dari buang air besar (34,3%), setelah memegang hewan (20,9%) dan sebelum makan (17,6%). (Gambar 3.6.2)

Gambar 3.6.2

Grafik Waktu Melakukan CTPS Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Persentase penduduk yang melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) adalah sebesar 37,0 persen. Persentase penduduk yang melakukan BABS di strata 0 (42,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (42,2%) dan strata 1 (30,6%). (Gambar 3.6.2)

Gambar 3.6.3

Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

0,7 12,9 34,3 17,6 4,6 3,1 5,2 20,9 0,8 33,6 0,0 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0 Sebelum ke toilet

Setelah menceboki bayi/anak Setelah dari buang air besar Sebelum makan Setelah makan Sebelum memberi menyuapi anak Sebelum menyiapkan masakan Setelah memegang hewan Sebelum sholat Lainnya

WAKTU MELAKUKAN CTPS

DI KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2014

(41)

Tabel 3.6.1

Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Strata Desa/Kelurahan Total VARIABEL KATEGORI 0 1 2 n % n % n % n % CTPS di lima waktu penting Tidak 40 100,0 798 99,4 1072 99,5 1910 99,5 Ya 0 ,0 5 ,6 5 ,5 10 ,5

Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?

Tidak 21 52,5 290 36,1 525 48,7 836 43,5

Ya 19 47,5 513 63,9 552 51,3 1084 56,5

Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?

Tidak 18 45,0 302 37,6 536 49,8 856 44,6 Ya 22 55,0 501 62,4 541 50,2 1064 55,4 Keberfungsian penggelontor. Tidak 16 40,0 233 29,0 447 41,5 696 36,3 Ya, berfungsi 24 60,0 570 71,0 630 58,5 1224 63,7 Apakah terlihat ada sabun

di dalam atau di dekat jamban?

Tidak 16 40,0 410 51,1 696 64,6 1122 58,4

Ya 24 60,0 393 48,9 381 35,4 798 41,6

Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air Ya, tercemar 2 5,0 122 15,2 199 18,5 323 16,8 Tidak tercemar 38 95,0 681 84,8 878 81,5 1597 83,2 Perilaku BABS Ya, BABS 17 42,5 246 30,6 454 42,2 717 37,3 Tidak 23 57,5 557 69,4 623 57,8 1203 62,7

Tabel 3.6.1 di atas menunjukkan bahwa persentase yang tidak melaksanakan CTPS di lima waktu penting adalah sebesar 99,5 persen. Persentase yang melaksanakan CTPS di lima waktu penting di strata 0 (100,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (99,5%) dan strata 1 (99,4%).

Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja adalah sebesar 43,5 persen. Persentase lantai dan dinding jamban yang tidak bebas dari tinja di strata 0 (52,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (48,7%) dan strata 1 (36,1%).

Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat adalah sebesar 44,6 persen. Persentase jamban yang tidak bebas dari kecoa dan lalat di strata 2 (49,8%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (45,0%) dan strata 2 (37,6%).

Persentase ketidakberfungsian penggelontor adalah sebesar 36,3%. Persentase ketidakberfungsian penggelontor di strata 2 (41,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 0 (40,0%) dan strata 1 (29,0%).

Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban adalah sebesar 58,4 persen. Persentase yang tidak terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban di strata 2 (64,6%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (51,1%) dan strata 0 (40,0%).

Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air adalah sebesar 16,8 persen. Persentase pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air di strata 2 (18,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (15,2%) dan strata 0 (5,0%).

Persentase perilaku BABS adalah sebesar 37,3 persen. Persentase perilaku BABS di strata 0 (42,5%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 2 (42,2%) dan strata 1 (30,6%).

(42)

3.7 Kejadian Penyakit Diare

Waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare di Kabupaten Samosir pada umumnya adalah 1 bulan terakhir (10,2%), lebih dari 6 bulan yang lalu (9,9%) dan 3 bulan terakhir (8,0%). (Tabel 3.7.1)

Tabel 3.7.1

Kejadian Diare pada Penduduk Berdasarkan Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014

Strata Desa/Kelurahan

Total

VARIABEL KATEGORI 0 1 2

n % n % n % n %

Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare Hari ini 2 5,0 14 1,7 27 2,5 43 2,2 Kemarin 1 2,5 21 2,6 13 1,2 35 1,8 1 minggu terakhir 5 12,5 66 8,2 75 7,0 146 7,6 1 bulan terakhir 2 5,0 76 9,5 118 11,0 196 10,2 3 bulan terakhir 4 10,0 69 8,6 80 7,4 153 8,0

6 bulan yang lalu 2 5,0 47 5,9 51 4,7 100 5,2

Lebih dari 6 bulan

yang lalu 1 2,5 97 12,1 93 8,6 191 9,9

Tidak pernah 23 57,5 413 51,4 620 57,6 1056 55,0

Anggota Keluarga yang Mengalami Diare :

Anak-anak balita Tidak 6 35,3 227 58,2 271 59,3 504 58,3

Ya 11 64,7 163 41,8 186 40,7 360 41,7

Anak-anak non balita Tidak 17 100,0 347 89,0 410 89,7 774 89,6

Ya 0 ,0 43 11,0 47 10,3 90 10,4

Anak remaja laki-laki Tidak 16 94,1 363 93,1 412 90,2 791 91,6

Ya 1 5,9 27 6,9 45 9,8 73 8,4

Anak remaja perempuan Tidak 17 100,0 354 90,8 421 92,1 792 91,7

Ya 0 ,0 36 9,2 36 7,9 72 8,3

Orang dewasa laki-laki Tidak 17 100,0 327 83,8 362 79,2 706 81,7

Ya 0 ,0 63 16,2 95 20,8 158 18,3

Orang dewasa perempuan Tidak 12 70,6 271 69,5 306 67,0 589 68,2

Ya 5 29,4 119 30,5 151 33,0 275 31,8

Tabel 3.7.1 di atas menunjukkan bahwa persentase 1 bulan terakhir waktu paling dekat anggota ibu terkena diare di strata 2 (11,0%) lebih tinggi dibandingkan dengan di strata 1 (9,5%) dan strata 0 (5,0%). Anggota keluarga yang mengalami diare pada umumnya adalah anak-anak balita (41,7%), orang dewasa perempuan (31,8%), orang dewasa laki-laki (18,3%), anak non balita (10,4%), anak remaja laki-laki (8,4%), anak remaja perempuan (8,3%).

(43)

3.8 Indeks Risiko Sanitasi (IRS)

Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di Kabupaten Samosir di strata 0 adalah 50 (sumber air), 49 (persampahan), 48 (perilaku hidup bersih dan sehat), 43 (air limbah domestik), 3 (genangan air). Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di strata 1 adalah 74 (air limbah domestik), 46 (perilaku hidup bersih dan sehat), 44 (persampahan), 41 (sumber air) dan 12 (genangan air). Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di strata 2 adalah 96 (persampahan), 69 (air limbah domestik), 53 (perilaku hidup bersih dan sehat), 46 (sumber air) dan 14 (genangan air). (Gambar 3.8.1)

Gambar 3.8.1

(44)

Bab 4. Penutup

4.1 Kesimpulan

a. Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 merupakan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan higienitas serta perilaku masyarakat pada skala rumah tangga di Kabupaten Samosir

b. Indeks Risiko Sanitasi (IRS) di Kabupaten Samosir Tahun 2014 adalah 96 (persampahan), 74 (air limbah domestik), 53 (perilaku hidup bersih dan sehat), 50 (sumber air) dan 14 (genangan air).

c. Hasil studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 merupakan informasi dasar yang dapat dipergunakan sebagai bahan promosi kesehatan

d. Hasil studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 merupakan salah satu data yang akan digunakan Pokja Sanitasi Kabupaten Samosir dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) dan Strategi Sanitasi Kabupaten Samosir berdasarkan pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

4.2 Hambatan/Kendala

a. Ketidaktersediaan data sekunder dalam penentuan stratifikasi desa/kelurahan wilayah studi EHRA dan penentuan responden terpilih dalam setiap desa/kelurahan.

b. Kegiatan entry data yang bermasalah diketahui setelah analisis data.

c. Sebagian besar kuesioner yang sudah terisi (hasil wawancara) diserahkan secara sekaligus.

4.3 Saran

a. Studi EHRA idealnya dilakukan secara berkala sehingga studi ini merupakan baseline untuk hasil studi EHRA selanjutnya.

b. Perlunya aplikasi yang dapat memperhatikan lompatan alur pertanyaan kuesioner, jawaban yang masih kosong dan jawaban yang terkait dengan jawaban sebelumnya (logika).

(45)

Lampiran

Tabel-tabel Dasar Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014.

Keputusan Bupati Samosir Nomor 121Tahun 2014 tentang Penetapan Tim Studi EHRA (Enviromental Health Risk Assessment/Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan Kabupaten Samosir Tahun Anggaran 2014.  Dokumentasi Pelaksanaan Studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014.

(46)

Tabel-tabel Dasar Hasil Studi EHRA Kabupaten Samosir

Tahun 2014

(47)

VARIABEL KATEGORI 7 8 n % n % n % n % 0 0 ,0 0 ,0 1 ,1 1 ,1 1 0 ,0 120 14,9 160 14,9 280 14,6 2 0 ,0 0 ,0 159 14,8 159 8,3 3 0 ,0 40 5,0 81 7,5 121 6,3 4 0 ,0 80 10,0 80 7,4 160 8,3 5 0 ,0 80 10,0 79 7,3 159 8,3 6 0 ,0 160 19,9 79 7,3 239 12,4 7 40 100,0 40 5,0 79 7,3 159 8,3 8 0 ,0 121 15,1 240 22,3 361 18,8 9 0 ,0 162 20,2 119 11,0 281 14,6 1 0 ,0 0 ,0 79 7,3 79 4,1 2 0 ,0 40 5,0 156 14,5 196 10,2 3 0 ,0 40 5,0 40 3,7 80 4,2 4 0 ,0 0 ,0 40 3,7 40 2,1 5 0 ,0 80 10,0 82 7,6 162 8,4 6 40 100,0 200 24,9 2 ,2 242 12,6 7 0 ,0 40 5,0 76 7,1 116 6,0 8 0 ,0 0 ,0 79 7,3 79 4,1 9 0 ,0 0 ,0 84 7,8 84 4,4 10 0 ,0 80 10,0 0 ,0 80 4,2 11 0 ,0 0 ,0 40 3,7 40 2,1 12 0 ,0 42 5,2 158 14,7 200 10,4 13 0 ,0 79 9,8 41 3,8 120 6,3 14 0 ,0 40 5,0 0 ,0 40 2,1 15 0 ,0 0 ,0 39 3,6 39 2,0 17 0 ,0 41 5,1 0 ,0 41 2,1 18 0 ,0 0 ,0 1 ,1 1 ,1 20 0 ,0 80 10,0 0 ,0 80 4,2 23 0 ,0 0 ,0 40 3,7 40 2,1 27 0 ,0 4 ,5 40 3,7 44 2,3 28 0 ,0 37 4,6 0 ,0 37 1,9 31 0 ,0 0 ,0 40 3,7 40 2,1 35 0 ,0 0 ,0 40 3,7 40 2,1 Istri 36 90,0 694 86,4 954 88,6 1684 87,7 Anak perempuan yg sudah menikah 4 10,0 109 13,6 123 11,4 236 12,3 Kode Kelurahan/Desa

A8. Hubungan Responden dengan Kepala Keluarga

KABUPATEN SAMOSIR 2014

Strata Desa/Kelurahan Total

0 1 2

Kode Kecamatan

(48)

VARIABEL KATEGORI 7 8 n % n % n % n % <= 20 tahun 0 ,0 3 ,4 8 ,7 11 ,6 21 - 25 tahun 3 7,5 30 3,7 37 3,4 70 3,6 26 - 30 tahun 5 12,5 98 12,2 116 10,8 219 11,4 31 - 35 tahun 5 12,5 141 17,6 158 14,7 304 15,8 36 - 40 tahun 7 17,5 114 14,2 166 15,4 287 15,0 41 - 45 tahun 2 5,0 119 14,8 169 15,7 290 15,1 > 45 tahun 18 45,0 297 37,0 422 39,2 737 38,4 Milik sendiri 26 65,0 367 45,7 504 46,8 897 46,7 Rumah dinas 1 2,5 14 1,7 30 2,8 45 2,3 Berbagi dengan keluarga

lain

0 ,0 7 ,9 6 ,6 13 ,7

Sewa 0 ,0 24 3,0 22 2,0 46 2,4

Kontrak 0 ,0 49 6,1 36 3,3 85 4,4 Milik orang tua 13 32,5 337 42,0 472 43,8 822 42,8

Lainnya 0 ,0 5 ,6 7 ,6 12 ,6

Tidak sekolah formal 8 20,0 89 11,1 177 16,4 274 14,3 SD 13 32,5 165 20,5 248 23,0 426 22,2 SMP 6 15,0 140 17,4 184 17,1 330 17,2 SMA 10 25,0 237 29,5 308 28,6 555 28,9 SMK 1 2,5 71 8,8 68 6,3 140 7,3 Universitas/Akademi 2 5,0 101 12,6 92 8,5 195 10,2 Ya 6 15,0 191 23,8 295 27,4 492 25,6 Tidak 34 85,0 612 76,2 782 72,6 1428 74,4 Ya 9 22,5 7 ,9 5 ,5 21 1,1 Tidak 31 77,5 796 99,1 1072 99,5 1899 98,9 Ya 37 92,5 740 92,2 1036 96,2 1813 94,4 Tidak 3 7,5 63 7,8 41 3,8 107 5,6 Kelompok Umur Responden

B1. Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?

B3. Apa pendidikan terakhir anda?

B4. Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/kelurahan?

B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)?

B6. Apakah ibu mempunyai anak?

B. INFORMASI RESPONDEN.

Strata Desa/Kelurahan Total

(49)

VARIABEL KATEGORI 7 8 n % n % n % n % 0 38 95,0 715 89,0 962 89,3 1715 89,3 1 2 5,0 87 10,8 113 10,5 202 10,5 2 0 ,0 1 ,1 2 ,2 3 ,2 0 33 82,5 632 78,7 855 79,4 1520 79,2 1 5 12,5 141 17,6 192 17,8 338 17,6 2 2 5,0 28 3,5 30 2,8 60 3,1 3 0 ,0 2 ,2 0 ,0 2 ,1 0 26 65,0 532 66,3 692 64,3 1250 65,1 1 10 25,0 197 24,5 276 25,6 483 25,2 2 3 7,5 61 7,6 83 7,7 147 7,7 3 1 2,5 10 1,2 25 2,3 36 1,9 4 0 ,0 3 ,4 1 ,1 4 ,2 0 23 57,5 446 55,5 619 57,5 1088 56,7 1 12 30,0 230 28,6 309 28,7 551 28,7 2 3 7,5 85 10,6 115 10,7 203 10,6 3 2 5,0 32 4,0 28 2,6 62 3,2 4 0 ,0 7 ,9 2 ,2 9 ,5 5 0 ,0 0 ,0 3 ,3 3 ,2 6 0 ,0 0 ,0 1 ,1 1 ,1 7 0 ,0 3 ,4 0 ,0 3 ,2 0 9 22,5 189 23,5 250 23,2 448 23,3 1 18 45,0 267 33,3 374 34,7 659 34,3 2 5 12,5 198 24,7 269 25,0 472 24,6 3 7 17,5 93 11,6 127 11,8 227 11,8 4 0 ,0 37 4,6 42 3,9 79 4,1 5 1 2,5 12 1,5 11 1,0 24 1,3 6 0 ,0 3 ,4 2 ,2 5 ,3 7 0 ,0 3 ,4 2 ,2 5 ,3 9 0 ,0 1 ,1 0 ,0 1 ,1 2 B7. Kurang dari 2 tahun B7. 2-5 tahun B7. 6-12 tahun

B7. Lebih dari 12 tahun

Jumlah anak laki-laki

B. 5 Berapa jumlah anak laki-laki yang tinggal di rumah ini ?.

Strata Desa/Kelurahan Total

(50)

VARIABEL KATEGORI 7 8 n % n % n % n % 0 35 87,5 723 90,0 979 90,9 1737 90,5 1 5 12,5 77 9,6 93 8,6 175 9,1 2 0 ,0 3 ,4 5 ,5 8 ,4 0 33 82,5 631 78,6 852 79,1 1516 79,0 1 4 10,0 146 18,2 197 18,3 347 18,1 2 3 7,5 24 3,0 27 2,5 54 2,8 3 0 ,0 1 ,1 1 ,1 2 ,1 4 0 ,0 1 ,1 0 ,0 1 ,1 0 27 67,5 529 65,9 706 65,6 1262 65,7 1 10 25,0 199 24,8 266 24,7 475 24,7 2 3 7,5 55 6,8 86 8,0 144 7,5 3 0 ,0 18 2,2 17 1,6 35 1,8 4 0 ,0 2 ,2 2 ,2 4 ,2 0 28 70,0 518 64,5 740 68,7 1286 67,0 1 9 22,5 188 23,4 247 22,9 444 23,1 2 3 7,5 82 10,2 69 6,4 154 8,0 3 0 ,0 14 1,7 19 1,8 33 1,7 4 0 ,0 0 ,0 2 ,2 2 ,1 6 0 ,0 1 ,1 0 ,0 1 ,1 0 12 30,0 248 30,9 355 33,0 615 32,0 1 17 42,5 262 32,6 349 32,4 628 32,7 2 6 15,0 147 18,3 233 21,6 386 20,1 3 3 7,5 99 12,3 92 8,5 194 10,1 4 2 5,0 37 4,6 34 3,2 73 3,8 5 0 ,0 6 ,7 10 ,9 16 ,8 6 0 ,0 4 ,5 3 ,3 7 ,4 9 0 ,0 0 ,0 1 ,1 1 ,1 0 4 10,0 86 10,7 107 9,9 197 10,3 1 10 25,0 132 16,4 211 19,6 353 18,4 2 8 20,0 167 20,8 218 20,2 393 20,5 3 6 15,0 147 18,3 207 19,2 360 18,8 4 6 15,0 124 15,4 174 16,2 304 15,8 5 4 10,0 80 10,0 103 9,6 187 9,7 6 2 5,0 39 4,9 42 3,9 83 4,3 7 0 ,0 15 1,9 8 ,7 23 1,2 8 0 ,0 7 ,9 4 ,4 11 ,6 9 0 ,0 5 ,6 3 ,3 8 ,4 10 0 ,0 1 ,1 0 ,0 1 ,1

B8. Kurang dari 2 tahun

B8. 2-5 tahun

B8. 6-12 tahun

B8. Lebih dari 12 tahun

Jumlah anak perempuan

Jumlah anak laki-laki dan perempuan yang ada dalam rumah

B. 6 Berapa jumlah anak perempuan yang tinggal di rumah ini ?.

Strata Desa/Kelurahan Total

(51)

VARIABEL KATEGORI 7 8 n % n % n % n % Tidak 10 25,0 240 29,9 217 20,1 467 24,3 Ya 30 75,0 563 70,1 860 79,9 1453 75,7 Tidak 31 77,5 578 72,0 665 61,7 1274 66,4 Ya 9 22,5 225 28,0 412 38,3 646 33,6 Tidak 40 100,0 636 79,2 859 79,8 1535 79,9 Ya 0 ,0 167 20,8 218 20,2 385 20,1 Tidak 38 95,0 506 63,0 534 49,6 1078 56,1 Ya 2 5,0 297 37,0 543 50,4 842 43,9 Tidak 40 100,0 494 61,5 682 63,3 1216 63,3 Ya 0 ,0 309 38,5 395 36,7 704 36,7 Tidak 40 100,0 745 92,8 944 87,7 1729 90,1 Ya 0 ,0 58 7,2 133 12,3 191 9,9 Tidak 40 100,0 771 96,0 1039 96,5 1850 96,4 Ya 0 ,0 32 4,0 38 3,5 70 3,6 Tidak 40 100,0 624 77,7 804 74,7 1468 76,5 Ya 0 ,0 179 22,3 273 25,3 452 23,5 Tidak 40 100,0 782 97,4 1071 99,4 1893 98,6 Ya 0 ,0 21 2,6 6 ,6 27 1,4

C. 1 Bagaimana kondisi sampah di lingkungan RT/RW rumah ibu?.

Strata Desa/Kelurahan Total

0

F. Bau busuk yang menggangu G. Menyumbat saluran drainase H. Ada anak-anak yang bermain di sekitarnya

I. Lainnya

1 2

A. Banyak sampah berserakan atau bertumpuk di sekitar lingkungan B. Banyak lalat di sekitar tumpukan sampah

C. Banyak tikus berkeliaran D. Banyak nyamuk E. Banyak kucing dan

anjingmendatangi tumpukan sampah

VARIABEL KATEGORI 7 8

n % n % n % n %

Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang

0 ,0 0 ,0 1 ,1 1 ,1

Dikumpulkan dan dibuang ke TPS 0 ,0 34 4,2 21 1,9 55 2,9 Dibakar 6 15,0 654 81,4 823 76,4 1483 77,2 Dibuang ke dalam lubang dan

ditutup dengan tanah

0 ,0 4 ,5 0 ,0 4 ,2

Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah

0 ,0 1 ,1 5 ,5 6 ,3

Dibuang ke sungai/kali/laut/danau 1 2,5 8 1,0 6 ,6 15 ,8 Dibiarkan saja sampai membusuk 0 ,0 11 1,4 18 1,7 29 1,5 Dibuang ke lahan

kosong/kebun/hutan dan dibiarkan

33 82,5 88 11,0 200 18,6 321 16,7

Lain-lain 0 ,0 3 ,4 3 ,3 6 ,3

C2. Bagaimana sampah rumah tangga dikelola?

C. PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA.

Strata Desa/Kelurahan Total

0 1 2

VARIABEL KATEGORI 5 6

n % n % n %

1 5 14,3 2 9,1 7 12,3

2 30 85,7 20 90,9 50 87,7

C3. Pemilahan Sampah Rumah Tangga

Strata Desa/Kelurahan Total

1 2

C3. Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang?

Gambar

Grafik Distribusi Stratifikasi Desa/Kelurahan Kabupaten Samosir Tahun 2014
Tabel 3.1.1 di atas menunjukkan bahwa  responden studi EHRA Kabupaten Samosir Tahun 2014 sebagian besar  terdapat pada responden dengan kelompok umur &gt; 45 tahun (38,4%), responden dengan kepemilikan rumah milik  sendiri  (46,7%),  responden  dengan  pen
Grafik Prilaku Praktik Pemilahan Sampah Oleh Rumah Tangga Berdasarkan Hasil Studi EHRA   Kabupaten Samosir Tahun 2014
Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Berdasarkan Hasil Studi EHRA  Kabupaten Samosir Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penjelasan mengenai rujukan berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan petugas rujukan di Puskesmas X Kota Surabaya, setelah prosedur tindakan pra-rujukan dilakukan

For those of you who remember using a card catalog at the public library, the change is similar to the one you experienced using a computer to find a book for the first time..

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi serta Penetapan Hasil Kualifikasi, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Non Konstruksi II Kabupaten Sukamara

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi serta Penetapan Hasil Kualifikasi, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Non Konstruksi II Kabupaten Sukamara

Another general rule of link building that applies to directory submissions is to vary your anchor text a little so that the links do not look artificial to the search engines. Rule

If you are a parent who is in the market for different types of products for your baby, you will want to consider spending some time checking out one or another of the different

Pengadaan ini dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website LPSE

If you’re trying to build traffic to a web site (and who isn’t these days?) then your first concern should be that the numbers are increasing on a regular basis.. To properly