• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 DATA PENDIDIKAN UNTUK LEMBAGA INTERNASIONAL (WEI, OECD, UNESCO)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN 2013 DATA PENDIDIKAN UNTUK LEMBAGA INTERNASIONAL (WEI, OECD, UNESCO)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

DATA PENDIDIKAN

UNTUK LEMBAGA INTERNASIONAL

(WEI, OECD, UNESCO)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN

2013

(2)

DATA PENDIDIKAN

UNTUK LEMBAGA INTERNASIONAL

(WEI, OECD, UNESCO)

2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN

(3)

KATALOG DALAM TERBITAN

Indonesia. Kemdikbud, Data Pendidikan untuk

Lembaga Internasional (WEI, UNESCO, OECD)

2013/Disusun oleh: Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik Pendidikan. – Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan, 2013

vii, 82 hal, bbl, ilus, 23 cm ISBN 979 401 563 6 1. DATA 5. PT 2. PAUD 6. KURIKULUM 3. DIKDAS 7. KEUANGAN 4. DIKMEN I. Judul

Tim Penyusun Buku Pengarah:

Yul Yunazwin Nazaruddin Siti Sofiah Penulis: Ida Kintamani Pengolah Data: Wahono Penyunting: Sudarwati

(4)

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Buku ”Data Pendidikan untuk Lembaga Internasional (WEI, OECD, UNESCO)

2013” ini bertujuan untuk menyajikan, mendokumentasikan, melakukan analisis data pendidikan yang setiap tahun diminta oleh lembaga internasional melalui

kuesioner elektronik yang disebut World Education Indicators (WEI) 2013.

Metode yang digunakan ada dua jenis, yaitu studi dokumentasi dan survai. Studi dokumentasi dilaksanakan karena data telah tersedia di PDSP, yaitu data statistik pendidikan dari TK sampai PT dan PNF khususnya Pendidikan Kesetaraan. Survai dilakukan untuk memperoleh data keuangan ke lapangan. Survai dilaksanakan di 33 provinsi dan 33 kabupaten/kota terpilih sebagai sampel. Sampel dipilih secara purposif dengan asumsi semua kabupaten/kota mempunyai permasalahan yang sama. Pengumpulan data keuangan menggunakan instrumen yang telah disusun dan telah melalui perbaikan dari hasil uji coba yang dilakukan sebelumnya. Instrumen tersebut terdiri dari dua jenis data, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan teknik tabulasi dalam tabel. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif.

Hasil dan bahasan menunjukkan lima hal, yaitu sumber data, masalah dan hambatan, tanggapan dari WEI, analisis data keuangan SKPD Provinsi (hasil survai lapangan), dan hasil isian kuesioner WEI 2013. Sumber data yang digunakan adalah statistik pendidikan yang tersedia di PDSP, statistik madrasah dan keuangan dari Kemenag, kurikulum tingkat satuan pendidikan, data keuangan dari Kemkeu, data APBN dan pengeluaran pendidikan oleh rumah tangga dari Badan Pusat Statistik. Masalah dan hambatan dalam mengisi kuesioner elektronik WEI 2013 adalah tidak semua data sumber dapat mengisi instrumen tersebut. Oleh karena itu, digunakan angka perkiraan bagi data yang tidak tersedia. Walaupun masalah sudah dapat diatasi namun, masih terdapat masalah lain setelah data dikirimkan ke lembaga internasional yang dirangkum dalam tanggapan dari lembaga internasional (WEI). Tanggapan tersebut meliputi masih adanya kode-kode yang tidak diisikan dalam kuesioner tersebut, data siswa dianggap belum valid, begitu juga data siswa baru, lulusan, guru dan tenaga kependidikan, dan keuangan.

Hasil analisis data keuangan menunjukkan bahwa ternyata belanja tak langsung yang berupa gaji dan tunjangan pegawai menduduki porsi terbesar sebesar 46,71%, tambahan penghasilan sebesar 41,96%, dan belanja penghasilan mencapai 11,33%. Bila dibandingkan antara belanja tak langsung dengan tak langsung maka belanja tak langsung sebesar 51,82% lebih besar daripada belanja langsung yang berupa 20 program pendidikan sebesar 48,18%. Selanjutnya, diketahui pula bahwa rasio belanja pendidikan provinsi terhadap siswa ternyata sangat kecil sebesar Rp288.999,00. Hanya Provinsi DKI Jakarta yang mengalokasikan belanja sangat besar sehingga rasio belanja pendidikan terhadap

(5)

siswa sebesar Rp3.898.354,00. Untuk itu, analisis serupa hendaknya dapat ditambahkan dengan belanja pendidikan untuk kabupaten/kota.

Hasil isian kuesioner elektronik WEI 2013 untuk tujuh komponen, yaitu kelas, siswa, siswa baru, lulusan, kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan, kurikulum, dan keuangan. Selain itu, ditambah dengan alokasi kurikulum dan program pendidikan berdasarkan ISCED 2011.

Simpulannya adalah data yang dimiliki oleh PSDP pada dasarnya masih ada yang perlu diolah lebih lanjut agar dapat mengisi kuesioner elektronik WEI 2013. Bagi data yang belum tersedia di PDSP hendaknya disusun mekanisme tertentu agar data tersebut dapat segera diperoleh. Data yang telah dapat diisi dengan baik karena adanya data PT Kedinasan dan data keuangan karena adanya template yang telah disusun oleh tim UIS Montreal dan UIS Bangkok.

Oleh karena itu, diberikan saran agar pendataan dari Dapodik Dikdas, Dapodik Dikmen maupun PDPT yang sekarang sudah mencakup individu sekolah, individu siswa, dan individu guru dan tenaga kependidikan dapat diperoleh oleh PDSP secara lengkap agar isian kuesioner elektronik WEI pada tahun-tahun mendatang dapat diisi dengan lengkap tanpa menggunakan perkiraan. Selain itu, diberikan rekomendasi teknis, dalam pengisian kuesioner elektronik WEI hendaknya dilakukan oleh suatu tim yang memiliki landasan hukum.

(6)

v

KATA PENGANTAR

Data Pendidikan untuk Lembaga Internasional (WEI, OECD, UNESCO) 2013 ini

merupakan hasil kajian tentang data dan informasi pendidikan yang diperlukan oleh lembaga internasional. Data dan informasi yang dimaksud terdapat pada kuesioner elektronik WEI 2013 yang diprakarsai oleh UNESCO dan OECD. Instrumen tersebut berisi data pendidikan dari Taman Kanak-kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi (PT) dan Pendidikan Kesetaraan (Paket A, Paket B, dan Paket C), data kurikulum, dan data keuangan pada tingkat nasional.

Data dan informasi yang disajikan untuk keperluan lembaga internasional yang terdapat dalam buku ini adalah data pada tahun pelajaran/akademik 2011/2012, kurikulum tahun 2006, dan keuangan pendidikan pada tahun anggaran 2012.

Sumber data yang digunakan dalam menyusun buku ini ada tujuh komponen, yaitu 1) data Statistik TK sampai PT dan PNF yang diterbitkan oleh PDSP, Kemdikbud, 2) data keuangan dari Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri, Kemdikbud, 3) data keuangan yang diperoleh dari hasil survai di 33 Dinas Pendidikan Provinsi dan 33 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota terpilih, 4) data Statistik Madrasah, PTAI, dan Keuangan Madrasah dari Kemenag, 6) data keuangan APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota dari Kemkeu, dan 7) data APBN, PDB, dan satuan biaya Rumah Tangga dari BPS. Selanjutnya, agar dapat memenuhi kebutuhan data pendidikan dari lembaga internasional diusulkan mekanisme baru untuk pengumpulan dan pengolahan data yang belum tersedia.

Pusat Data dan Statistik Pendidikan mengucapkan terima kasih atas bantuan berbagai pihak sehingga buku ini dapat disusun. Saran dan masukan dalam rangka penyempurnaan buku ini sangat diharapkan.

Jakarta, Desember 2013 Plt. Kepala,

Dr.-Ing. Ir. Yul Yunazwin Nazaruddin NIP 19570715 1987031001

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN EKSEKUTIF iii

KATA PENGANTAR v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL/GRAFIK vii

BAB I : PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Permasalahan 3 C. Tujuan 3 D. Ruang Lingkup 4 E. Manfaat 5

BAB II: KAJIAN PUSTAKA 6

A. Pendataan Pendidikan 6

B. Pelayanan Data Pendidikan 8

C. Pengertian Data, Informasi, dan Indikator 10

D. Data dan Informasi 11

E. Kuesioner Elektronik WEI 2013 16

BAB III: METODOLOGI 22

A. Metode 22

B. Indikator Pendidikan Lembaga Internasional WEI 23

BAB IV: HASIL DAN BAHASAN 26

A. Sumber Data 26

B. Masalah dan Hambatan 30

C. Tanggapan dari WEI 32

D. Analisis Data Keuangan SKPD Provinsi 34

E. Isian Kuesioner Elektronik WEI 2013 62

F. Identifikasi Mekanisme Pengumpulan Data 76

BAB V: PENUTUP 79 A. Simpulan 79 B. Saran 79 C. Rekomendasi Teknis 80 DAFTAR PUSTAKA 82 LAMPIRAN

(8)

vii

DAFTAR TABEL/GRAFIK

Halaman BAB II

Tabel 2.1 : Materi Kuesioner Elektronik WEI 2013 18

Tabel 2.2 : Kuesioner Elektronik WEI 2013 19

BAB IV

Tabel 4.1 : Sumber Data dalam Pengisian Kuesioner

Elektronik WEI 2013 28

Tabel 4.2 : Masalah dalam Pengisian Kuesioner

Elektronik WEI 2013 31

Tabel 4.3 : Belanja Tak Langsung Menurut Jenis Belanja

Tiap Provinsi 36

Tabel 4.4 : Persentase Belanja Tak Langsung Menurut Jenis

Belanja Tiap Provinsi 37

Tabel 4.5 : Porsi Belanja Tak Langsung Menurut Jenis Belanja

Tiap Provinsi 38

Tabel 4.6 : Belanja Langsung Menurut Jenis Program Tiap Provinsi 39

Tabel 4.7 : Persentase Belanja Langsung Menurut Jenis Program

Tiap Provinsi 51

Tabel 4.8 : Persentase Program terhadap Jumlah Program Seluruhnya

Tiap Provinsi 56

Tabel 4.9 : Belanja Tak Langsung dan Langsung Tiap Provinsi 58

Tabel 4.10 : Perbandingan Belanja Dinas Pendidikan terhadap Siswa

Pendidikan Dasar dan Menengah Tiap Provinsi 60

Grafik 4.1 : Persentase Belanja Tak Langsung dan Langsung

Tiap Provinsi 59

Grafik 4.2 : Rasio Belanja Pendidikan terhadap Siswa Dikdakmen

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu negara di dunia, Indonesia adalah negara sedang berkembang dan memiliki jumlah penduduk dengan urutan kelima terbesar. Sebagai negara besar, Indonesia menjadi perhatian kalangan internasional baik dari segi kependudukan maupun dari segi ekonomi. Selain itu, perhatian kalangan internasional juga ditujukan pada bidang pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia. Bukti dari perhatian kalangan internasional ini dapat dilihat dari besarnya bantuan maupun pinjaman yang diberikan kepada Indonesia dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan pembangunan pendidikan di Indonesia.

Permintaan akan data dan informasi tentang pendidikan di Indonesia semakin meningkat terkait dengan banyaknya bantuan yang diberikan oleh kalangan internasional. Permintaan tersebut makin meningkat baik dari segi frekuensi maupun keanekaragaman data, baik yang bersifat kuantitatif maupun yang kualitatif, dan baik yang bersifat rutin tahunan maupun pada saat tertentu. Kebutuhan akan data tersebut antara lain untuk mengetahui apakah bantuan yang telah diberikan dapat meningkatkan pembangunan pendidikan.

Berdasarkan jenis-jenis data yang diperlukan oleh kalangan internasional, ternyata cukup banyak jenis data yang tidak pernah atau belum dikumpulkan dengan mekanisme pendataan yang dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Apalagi sejak dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1, Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud No.1/2012) maka Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP) pada pasal 950 sampai 970 mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data dan statistik pendidikan. Perubahan organisasi ini menyebabkan PDSP makin sulit untuk memberikan data yang diperlukan untuk lembaga internasional.

Bagi jenis data yang belum ada dalam pendataan yang telah dilaksanakan di Kemdikbud, data tersebut pada umumnya diisi dengan … (titik tiga) yang artinya data tidak tersedia. Jenis data yang sering tidak dapat diisi tersebut antara lain adalah jumlah siswa, siswa baru, dan lulusan yang dirinci menurut jenis kelamin dan usia tunggal serta data keuangan terutama yang berasal dari luar Kemdikbud seperti Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, lembaga swasta atau perusahaan, masyarakat, lembaga internasional dan lain-lainnya. Data keuangan terasa makin sulit diperoleh setelah adanya otonomi pendidikan karena dana pendidikan berasal dari berbagai pihak dari pemerintah pusat sampai pemerintah kabupaten/kota, masyarakat, swasta, dan lembaga internasional.

(10)

2

Pengelolaan dana pendidikan dari berbagai kalangan ini menyebabkan sulit untuk memperoleh data keuangan pendidikan tersebut. Akibatnya, menimbulkan berbagai masalah, di antaranya adalah yang menyangkut adanya salah penilaian terhadap kinerja pendidikan di Indonesia. Hal ini juga terlihat dari ketidakmampuan Indonesia dalam memenuhi permintaan data dan informasi yang diperlukan oleh lembaga pendidikan internasional. Namun, yang perlu dikhawatirkan adalah akan terkucilnya pendidikan di Indonesia dari negara-negara lainnya di dunia, bila Indonesia tidak dapat menyajikan data pendidikan sesuai dengan kebutuhan lembaga internasional.

Dalam era globalisasi ini diperlukan keterbukaan akan arus informasi yang memerlukan dukungan data. Data tersebut dapat dikumpulkan dari berbagai sumber, baik yang berasal dari lingkungan Kemdikbud maupun yang berasal dari lingkungan luar Kemdikbud seperti Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Keuangan (Kemkeu), Kementerian lainnya sekitar 20 kementerian sebagai penyelenggara pendidikan, Badan Pusat Statistik (BPS) di tingkat Pusat dan lembaga lainnya baik di pusat maupun di daerah yang menyelenggarakan pendidikan. BPS setiap tiga tahun sekali melakukan survai tentang biaya pendidikan yang dihitung dari biaya yang dikeluarkan oleh orang tua. Data ini sangat membantu untuk mengisi keuangan yang berasal dari rumah tangga.

Oleh karena ketiga kementerian tersebut sangat diperlukan dalam menghasilkan data pendidikan dan agar diperoleh data yang konsisten, valid, dan reliabel maka diperlukan pengolahan data yang terintegrasi. Namun, ternyata dana yang dialokasikan untuk Kementerian lainnya sangat besar sehingga sangat penting untuk dilakukan pengelolaan yang terintegrasi. Selanjutnya, sesuai dengan permintaan internasional maka diperlukan data keuangan yang tidak hanya berasal pemerintah pusat melainkan juga dari daerah seperti dari Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan Lembaga Swasta serta rumah tangga atau orang tua siswa.

Luas wilayah Indonesia yang tersebar pada ribuan pulau dan 33 provinsi dan lebih dari 500 kabupaten/kota memerlukan strategi yang tepat baik dalam menerapkan metode maupun waktu agar tidak terjadi kerancuan data dalam pengumpulan dan pengolahan data pendidikan. Hal itu sangat diperlukan sehingga dapat diperoleh kepastian informasi untuk pengambilan kebijakan pimpinan kementerian, dalam hal ini adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Di samping itu, banyak lembaga dan badan internasional yang juga memerlukan data dan informasi pendidikan di Indonesia untuk digunakan sebagai bahan studi perbandingan. Beberapa lembaga internasional yang memerlukan data dan informasi yang diperlukan di antara negara-negara yang tergabung dalam suatu badan internasional, yaitu

1. International Consultative Forum on Education for All (EFA).

2. World Education Indicators (WEI) dari United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dan Organization for Economics Co-operation Development (OECD).

(11)

3. Millenium Development Goals (MDGs)

4. Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO)

Keempat organisasi internasional yang dijelaskan di atas merupakan contoh suatu badan internasional yang memerlukan data dan informasi tentang pendidikan di Indonesia. Selain itu, WEI juga memerlukan data Indonesia dalam

rangka penyusunan buku antara lain Education at a Glance (Pendidikan Selayang

Pandang) yang sifatnya internasional dan dipublikasikan tiap tahun.

Untuk mendukung penyusunan buku internasional tersebut maka setiap tahun PDSP diminta untuk mengisi instrumen WEI, tahun ini disebut kuesioner elektronik WEI 2013. Selain itu, setiap tahun PDSP diminta untuk melakukan verifikasi dan validasi data Indonesia yang akan diterbitkan oleh salah satu

organisasi internasional tersebut, yaitu Education at a Glance. Statistik

Persekolahan dan Statistik Perguruan Tinggi yang telah diterbitkan oleh PDSP, Kemdikbud didukung oleh publikasi lainnya yang berkaitan dengan data yang diminta oleh WEI. Oleh karena itu, perangkat pendukung tersebut digunakan sebagai bahan acuan untuk merancang sistem pengolahan data pendidikan yang dapat menghasilkan informasi pendidikan. Informasi tersebut, selain digunakan untuk lembaga dan badan internasional dapat pula digunakan untuk berbagai keputusan strategik di bidang pendidikan yang dapat menguntungkan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Informasi tersebut secara tidak langsung dapat digunakan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan amanat yang tersirat di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

B. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang maka dapat diidentifikasi adanya beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah sumber data yang digunakan untuk mengisi permintaan data dari

lembaga internasional WEI 2013?

2. Apakah masalah dan hambatan yang terjadi dalam pengisian kuesioner

elektronik WEI 2013?

3. Apakah data yang diisi dalam instrumen sudah sesuai dengan permintaan

data lembaga internasional WEI 2013?

4. Apakah tersedia mekanisme data untuk semua jenis permintaan data dari

berbagai sumber data diperlukan oleh lembaga internasional WEI 2013?

5. Apakah data keuangan pendidikan yang diperlukan oleh lembaga

internasional WEI 2013 dapat dianalisis?

6. Apakah data pendidikan dan data keuangan pendidikan yang diperlukan oleh

lembaga internasional WEI 2013 dapat dipenuhi? C. Tujuan

Sesuai dengan permasalahan yang ada maka terdapat dua tujuan dilakukannya kegiatan penyusunan Data Pendidikan untuk Lembaga

(12)

4

Internasional (World Education Indicator/WEI) 2013, yaitu 1) tujuan umum dan 2) tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah untuk meningkatkan citra pendidikan di Indonesia melalui data yang terkirim di kalangan internasional sebagai subsistem pendidikan tingkat dunia.

Tujuan khususnya terdiri dari enam hal sesuai dengan permasalahan yang ada, seperti disajikan berikut ini.

1. Mengidentifikasi sumber data yang dapat digunakan untuk pengisian

kuesioner elektronik WEI 2013.

2. Mengidentifikasi masalah dan hambatan yang terjadi dalam pengisian

kuesioner elektronik WEI 2013.

3. Menindaklanjuti tanggapan dari lembaga internasional WEI 2013.

4. Mengidentifikasi mekanisme untuk semua jenis data baik yang berasal dari lingkungan Kemdikbud maupun di luar Kemdikbud yang belum tersedia.

5. Melakukan analisis data keuangan dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD)

Dinas Pendidikan Provinsi.

6. Menghasilkan data pendidikan tahun ajaran 2011/2012 dan data keuangan

tahun anggaran 2012 yang diperlukan oleh lembaga internasional WEI 2013. D. Ruang Lingkup

Untuk dapat melaksanakan Data Pendidikan untuk Lembaga Internasional (World Education Indicator/WEI) 2013 maka ruang lingkupnya dibatasi hanya pada kuesioner elektronik WEI 2013 yang rutin diisi oleh PDSP, Kemdikbud, di mana kuesioner elektronik WEI tersebut dikoordinasikan oleh UNESCO/OECD dan analisis keuangan pada SKPD Provinsi. Pada saat sekarang, kuesioner elektronik WEI yang digunakan adalah WEI 2013. Pembatasan ini dilakukan karena data dan informasi yang diperlukan sudah sangat lengkap.

Selain itu, pembatasan pada jenis kuesioner elektronik WEI 2013 ini disebabkan karena sebagian besar berisi data kuantitatif dan datanya terdapat di lingkungan Kemdikbud. Di samping itu, terdapat indikator-indikator penting yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan atau kebijakan di bidang pendidikan.

Penentuan ruang lingkup ini dianggap sangat menguntungkan karena dengan mengisi kuesioner elektronik WEI 2013 maka posisi pendidikan di Indonesia dapat diketahui oleh dunia internasional karena terdapat perbandingan data dan indikator antara Indonesia dengan negara-negara lainnya yang mengisi kuesioner elektronik WEI 2013. Selanjutnya, dapat diketahui pula indikator-indikator penting dalam bidang pendidikan yang dapat mengukur keberhasilan pendidikan di Indonesia. Keuntungan lainnya adalah memacu PDSP, Kemdikbud untuk mengumpulkan data lebih lanjut tidak hanya data pendidikan melainkan juga data nonpendidikan dan data keuangan sehingga memperkaya data dan informasi yang dimiliki oleh PDSP, Kemdikbud pada khususnya dan untuk Kemdikbud pada umumnya.

(13)

E. Manfaat

Dengan disusunnya buku ini diharapkan dapat digunakan untuk Kemdikbud,

stakeholder, dan pemerhati pendidikan yang ingin mengetahui tentang data pendidikan. Untuk Kemdikbud dengan tersedianya data untuk lembaga internasional dapat meningkatkan citra pendidikan Indonesia di mata internasional terutama dari OECD dan UNESCO. Selain itu, dapat digunakan dalam rangka perencanaan pendidikan, penentuan kebijakan, dan pengambilan

keputusan tentang pendidikan di tingkat nasional. Stakeholder dapat

memanfaatkan data pendidikan untuk kebutuhan pengembangan pendidikan. Pemerhati pendidikan dapat memanfaatkan data pendidikan untuk kebutuhan penelitian atau lainnya.

(14)

6 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pendataan Pendidikan

Data yang memadai dan sesuai dengan kebutuhan program pembangunan pendidikan dapat diperoleh melalui rangkaian kegiatan pendataan pendidikan. Pendataan pendidikan memiliki arti bermacam-macam dan disesuaikan dengan perkembangan zaman. Salah satu perkembangan tersebut adalah dikaitkan dengan adanya otonomi pendidikan. Berdasarkan kegiatan pendataan pendidikan yang dikaitkan dengan otonomi pendidikan pada khususnya dan otonomi daerah pada umumnya, pendataan pendidikan terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu a) produksi data dan b) pendayagunaan/pelayanan data.

Produksi data merupakan kegiatan tersimpannya hasil pengumpulan data dalam sistem komputer, tersusunnya laporan-laporan periodik, dan tersusunnya berkas laporan untuk umpan balik pada sumber data. Kegiatan pokok produksi data ada lima jenis, yaitu a) persiapan pelaksanaan kegiatan, b) penyusunan instrumen dan pedoman pendataan (termasuk pencetakan dan pengiriman instrumen), c) pengumpulan data, d) pengolahan data, dan e) penyajian data.

Pada tahap persiapan pelaksanaan kegiatan maka yang dilakukan adalah 1) membentuk tim pelaksana teknis penyusunan statistik pendidikan, 2) mengevaluasi pelaksanaan dan hasil penyusunan statistik pendidikan pada tahun anggaran sebelumnya, dan 3) menyusun rencana teknis statistik pendidikan.

Penyusunan instrumen dan pedoman pendataan pendidikan ada tiga kegiatan, yaitu 1) perumusan kebutuhan data, 2) penyusunan instrumen pendataan, dan 3) penyusunan pedoman pendataan. Perumusan kebutuhan data dilaksanakan dengan tiga tujuan, yaitu 1) untuk melaksanakan pengkajian dan reviu terhadap perkembangan baik dalam konteks kebijakan maupun dalam konteks pembinaan dalam penyelenggaraan pendidikan secara nasional, 2) mengevaluasi data pendidikan nasional yang berhasil terkoleksi dan tersimpan di pangkalan data, dan 3) merumuskan kebutuhan unit utama akan informasi dan data pendidikan tahun anggaran saat ini.

Penyusunan instrumen pendataan dilaksanakan dengan tiga tujuan, yaitu 1) melaksanakan pengkajian dan reviu terhadap rumusan kebutuhan akan data dan informasi pendidikan pada tahun anggaran tertentu, 2) mengevaluasi format instrumen pendataan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pendataan pendidikan tahun anggaran sebelumnya, dan 3) merancang dan menyusun format instrumen pendataan baru yang akan digunakan dalam pendataan pendidikan tahun anggaran saat ini.

Penyusunan program pendataan dilaksanakan dengan tiga tujuan, yaitu 1) melaksanakan pengkajian dan reviu terhadap pelaksanaan pendataan pendidikan pada tahun anggaran sebelumnya dalam konteks koordinasi teknis, pelaksanaan

(15)

secara operasional, kinerja dan pencapaian hasil, 2) mengevaluasi pedoman pendataan pendidikan yang dipergunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pendataan pendidikan pada tahun anggaran sebelumnya, dan 3) merancang dan menyusun pedoman pendataan pendidikan baru yang akan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan pendataan pendidikan pada saat ini.

Pengumpulan data adalah proses menghimpun data dari sumber data dengan menggunakan berbagai instrumen penjaring data atas dasar waktu hitung dan mekanisme pendataan tertentu. Sumber data adalah orang per orangan atau lembaga yang ditetapkan menjadi responden pendataan. Instrumen penjaring data pada umumnya berupa berkas formulir/dokumen pelaporan yang harus diisi oleh sumber data. Waktu hitung pendataan adalah tanggal atau periode waktu tertentu yang ditetapkan sebagai waktu penghitungan data, misalnya untuk persekolahan adalah 31 Juli.

Mekanisme pendataan adalah arus yang digunakan dalam penyebaran dan pengembalian instrumen penjaring data. Dalam mekanisme pendataan ini terkandung pula waktu/jadwal pelaksanaan dan rincian lingkup kerja pendataan yang harus dilaksanakan. Hasil dari kegiatan pengumpulan data ini adalah terkumpulnya kembali seluruh berkas instrumen penjaring data yang telah diisi oleh sumber data.

Pengolahan data adalah rangkaian proses untuk memindahkan seluruh hasil pengumpulan data dalam sistem penyimpanan data elektronik. Dalam pengolahan data ini terdapat enam kegiatan pokok, yaitu a) administrasi data; b) penyuntingan, c) kodefikasi, d) penandaan, e) perekaman data, dan f) pembersihan data.

Administrasi data adalah mencatat, mengatur, dan mendokumentasikan setiap berkas instrumen penjaring data yang telah terkumpul agar memudahkan dalam melakukan pengambilan dan penyimpanan data kembali. Penyuntingan dilakukan untuk memperbaiki atau memperjelas isian pada berkas instrumen penjaring data agar tidak terjadi salah interpretasi. Kodefikasi dilakukan terhadap beberapa jenis variabel data yang sangat penting apabila pengolahan data menggunakan komputer. Penandaan adalah memberikan tanda terhadap data/ kelompok data agar memudahkan dalam memasukkan data ke perangkat komputer. Perekaman adalah proses memasukkan data dari berkas penjaring data ke dalam sistem komputer yang dilakukan oleh beberapa operator dengan beberapa perangkat komputer. Pembersihan data dilakukan terhadap hasil perekaman data untuk menjamin agar data yang terekam dalam komputer benar-benar sama dengan yang tercantum dalam instrumen penjaring data. Hasil kegiatan pengolahan data adalah terekamnya seluruh hasil pengumpulan data dalam sistem komputer. Hasil rekaman ini disebut data mentah.

Pada tahap pengumpulan data dan pengolahan data diperlukan kegiatan monitoring. Monitoring dilaksanakan dengan tujuan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data. Selain itu, dengan melakukan monitoring dapat memberdayakan Dinas Pendidikan Provinsi selaku Kordinator Pendataan Pendidikan di tingkat provinsi.

(16)

8

Penyajian data merupakan langkah akhir dari kegiatan produksi data dan berdasarkan data mentah dilakukan serangkaian proses untuk menghasilkan berbagai produk berupa data/informasi pendidikan yang secara periodik harus diterbitkan dan dipublikasikan. Kegiatan pokok penyajian data, adalah a) penyusunan naskah, b) penggandaan/ pencetakan, dan c) pendistribusian. Penyusunan naskah terdiri dari empat kegiatan, yaitu 1) verifikasi, estimasi, dan perkiraan data, 2) tabulasi statistik, 3) penyusunan draft statistik, dan 4) finasiliasi statistik. Naskah yang dihasilkan sangat bervariasi, namun pada umumnya berupa buku statistik pendidikan, buku saku, leaflet, booklet dan berkas-berkas data untuk bahan laporan tahunan/tengah tahunan.

Pendayagunaan data merupakan suatu cara untuk melakukan eksplorasi terhadap hasil produksi data berdasarkan pada perkembangan pembangunan pendidikan, kebutuhan pimpinan, atau permintaan data. Pendayagunaan data adalah kegiatan yang bersifat aktif dalam melakukan eksplorasi data. Untuk melakukan eksplorasi dituntut adanya kreativitas dan kepekaan yang tinggi dari para personilnya sehingga dapat selalu memberikan informasi yang relevan kepada pimpinan maupun masyarakat berkenaan dengan pengenalan arah dan permasalahan dunia pendidikan. Untuk dapat mendayagunakan data yang ada diperlukan kemampuan dalam melakukan analisis dan sintesis data maupun interpretasi data. Kemampuan tersebut harus dimiliki oleh semua personil di lingkungan unit kerja yang menangani pendataan. Analisis adalah kemampuan dalam mencari keterkaitan antarvariabel data pendidikan sehingga dapat tercipta informasi-informasi baru yang relevan dengan tujuan pembinaan, penyelenggaraan, dan program pembangunan pendidikan. Sintesis data adalah kemampuan dalam mencari keterkaitan antara variabel data pendidikan dengan data nonpendidikan.

Data merupakan komponen pendataan pendidikan, oleh karena itu data yang disajikan pada lembaga internasional ini telah sesuai dengan teori yang ada. B. Pelayanan Data Pendidikan

Berdasarkan Permendikbud No.1/2012, Pasal 966 terdapat bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik mempunyai yang tugas melaksanakan penyusunan bahan kebijakan teknis, statistik pendidikan, dan pemberian layanan data serta koordinasi dan fasilitasi pendayagunaan dan pelayanan data dan statistik pendidikan.

Berdasarkankan Pasal 967, dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 966, Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik menyelenggarakan fungsi:

1. penyusunan bahan kebijakan teknis pendayagunaan dan pelayanan data dan statistik pendidikan;

2. penyusunan statistik pendidikan;

3. pemberian layanan data dan statistik pendidikan; 4. pendayagunaan data dan statistik pendidikan; dan

(17)

5. koordinasi dan fasilitasi penyusunan program pendayagunaan dan pelayanan data dan statistik pendidikan.

Berdasarkan Pasal 968 maka Bidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik terdiri atas dua subbidang, yaitu

1. Subbidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik Pendidikan Dasar dan Menengah; dan

2. Subbidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik Pendidikan Tinggi, Pendidikan Anak, Usia, Dini, Nonformal, dan Informal.

Berdasarkan Pasal 969 maka Subbidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik Pendidikan Dasar dan Menengah mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan kebijakan teknis, statistik pendidikan, dan pemberian layanan data serta koordinasi dan fasilitasi pendayagunaan dan pelayanan data dan statistik pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Selanjutnya, Subbidang Pendayagunaan dan Pelayanan Data dan Statistik Pendidikan Tinggi, Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, dan Informal mempunyai tugas melakukan penyusunan bahan kebijakan teknis, statistik pendidikan, dan pemberian layanan data serta koordinasi pendayagunaan dan pelayanan data dan statistik pendidikan tinggi, pendidikan anak usia dini, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.

Pelayanan data pendidikan merupakan salah satu bagian kecil dalam pendataan pendidikan. Pelayanan data pendidikan pada dasarnya merupakan bagian dari pendayagunaan data karena untuk melaksanakan pelayanan data pasti juga melakukan pendayagunaan data. Oleh karena itu, pelayanan data didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang lebih bersifat pasif daripada aktif karena menunggu adanya permintaan akan data dan informasi pendidikan. Permintaan ini dapat berasal dari pimpinan, unit kerja vertikal atau horizontal

maupun setiap orang, pihak swasta atau stakeholder pendidikan yang akan

menggunakan data. Pelayanan data bahkan dapat menjangkau lembaga internasional seperti UNESCO dan OECD.

Pelayanan data dapat berupa bahan yang telah tersedia maupun yang belum tersedia. Bagi bahan yang telah tersedia maka pelayanan data dapat dilakukan dengan memberikan dokumen yang telah ada seperti Buku Statistik Persekolahan dan Perguruan Tinggi maupun pedoman seperti penulisan indikator, analisis data, maupun proyeksi. Pelayanan data dapat dilakukan melalui telepon, short message service (sms) maupun dalam bentuk file smelalui sistem jaringan komunikasi data (internet) dan email, untuk presentasi dengan menggunakan multimedia atau cd dan lain-lain sejenisnya. Pelayanan data yang belum tersedia karena belum ada dalam dokumen yang dimiliki oleh PDSP antara lain dilakukan dengan cara melakukan analisis data terlebih dahulu sesuai dengan permintaan, untuk hal seperti ini maka diperlukan waktu untuk analisis.

Pelayanan data yang dilaksanakan telah sesuai dengan tugas dan fungsi PDSP yang memiliki tugas untuk melaksanakan pelayanan data tidak hanya secara nasional melainkan juga untuk lembaga internasional khususnya UNESCO dan OECD.

(18)

10 C. Pengertian Data, Informasi, dan Indikator

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI) Dalam Jaringan (Daring), data adalah keterangan yang belum nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau simpulan). Secara teknis, data lebih berkaitan dengan pengumpulannya secara empiris. Dengan demikian, data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf atau simbol yang menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi empiris di lapangan. Angka, huruf atau simbol tersebut sering disebut sebagai data mentah atau besaran yang belum menunjukkan suatu ukuran terhadap suatu konsep atau gejala tertentu. Besaran data tersebut belum memiliki arti apa pun jika belum dilakukan pengolahan atau analisis lebih lanjut. Data tidak memiliki acuan konseptual apa pun tanpa dilakukan pengolahan menjadi informasi.

Sebaliknya, informasi menurut KKBI Daring adalah penerangan, pemberitahuan, kabar atau berita tentang sesuatu. Secara teknis, informasi adalah data yang telah diproses atau data yang telah memiliki arti. Informasi lebih berkaitan dengan pengolahan atau hasil pengolahan data. Informasi tidak mungkin dihasilkan tanpa adanya data. Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi. Dengan demikian, data dan informasi saling berkaitan karena dengan adanya data maka seseorang bisa menjadi informasi bagi orang lain. Data dan informasi tidak dapat dipisahkan dan bahkan saling bergantung satu sama lain. Data dan informasi merupakan dua konsep yang berlainan baik secara konsep maupun secara teknis, namun keduanya berkaitan sangat erat.

Seperti halnya, data dan informasi maka data dan indikator juga merupakan dua konsep yang berlainan baik secara konsep maupun secara teknis, namun keduanya berkaitan sangat erat. Bila menurut KBBI Daring, data adalah keterangan yang belum nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau simpulan) maka indikator adalah sesuatu yang dapat memberikan menjadi petunjuk atau keterangan. Dengan demikian, bila data lebih berkaitan dengan pengumpulannya maka indikator lebih berkaitan dengan pengolahan atau hasil pengolahan. Besaran data tersebut belum memiliki arti apa pun jika belum dilakukan pengolahan atau analisis lebih lanjut dalam bentuk indikator.

Secara teknis, indikator merupakan suatu konsep dan sekaligus ukuran. Sebagai suatu konsep, indikator merupakan besaran kuantitatif mengenai suatu konsep tertentu yang dapat digunakan untuk mengukur proses dan hasil atau dampak dari suatu instrumen kebijakan. Sebagai ukuran kuantitatif, indikator merupakan besaran dari suatu konsep atau gejala tertentu sebagai hasil pengolahan dari dua satuan data atau lebih dalam waktu yang bersamaan. Secara sederhana, indikator juga didefinisikan sebagai perbandingan antara dua atau lebih variabel sehingga dapat diinterpretasikan.

Bila dikaitkan dengan pendidikan maka indikator pendidikan dapat digunakan untuk mengukur proses dan hasil pendidikan atau dampak dari suatu instrumen kebijakan di bidang pendidikan. Dengan demikian, data dan indikator

(19)

pendidikan tidak dapat dipisahkan dan bahkan saling bergantung satu sama lain. Indikator pendidikan tidak mungkin dihasilkan tanpa adanya data pendidikan. Sebaliknya, data pendidikan tidak memiliki acuan konseptual apa pun tanpa dilakukan pengolahan data pendidikan menjadi indikator pendidikan. Besaran indikator pendidikan ini merupakan sesuatu yang berguna karena dapat dijadikan ukuran yang standar dari strategi kebijakan pendidikan, yaitu pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan serta akuntabilitas, dan citra publik pendidikan.

Data, informasi, dan indikator yang disajikan telah sesuai dengan istilah KKBI Daring, sesuai istilah teknis, dan telah disesuaikan dengan kebutuhan lembaga internasional.

D. Data dan Informasi

Data dan informasi yang dimaksud berasal dari tingkat Pusat dan Daerah yang terdiri dari empat institusi pusat dan dua institusi daerah, yaitu 1) Kemdikbud, 2) Kemkeu, 3) Kemenag, 4) BPS, 5) Dinas Pendidikan Provinsi, dan 6) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud)

Data dan informasi yang dimiliki oleh Kemdikbud dalam hal ini adalah data dari PDSP berupa data statistik yang dihasilkan secara rutin tiap tahun yang terdiri dari 10 jenis statistik yang dijabarkan menurut provinsi, yaitu

a. Statistik Persekolahan Taman Kanak-kanak (TK), b. Statistik Persekolahan Sekolah Luar Biasa (SLB), c. Statistik Persekolahan Sekolah Dasar (SD),

d. Statistik Persekolahan Sekolah Menengah Pertama (SMP), e. Statistik Persekolahan Sekolah Menengah Atas (SMA), f. Statistik Persekolahan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), g. Statistik Persekolahan Sekolah Menengah (SM),

h. Rangkuman Statistik Persekolahan (RSP), i. Statistik Perguruan Tinggi (PT), dan

j. Statistik Pendidikan Nonformal yang terdiri dari Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Keaksaraan, dan Pendidikan Kesetaraan.

Statistik Persekolahan TK berisi data tentang sekolah, siswa baru, siswa, guru, kelas dan ruang kelas. Penjelasan data sebanyak enam variabel, yaitu a. Jumlah sekolah dirinci menurut jenis sekolah dan status sekolah, b. Jumlah siswa baru dirinci menurut status sekolah,

c. Jumlah siswa dirinci menurut status sekolah, jenis kelamin dan kelompok, d. Jumlah guru menurut status sekolah, status kepegawaian dan ijazah, e. Jumlah kelas menurut status sekolah dan kelompok, dan

(20)

12

Statistik Persekolahan SD berisi data tentang sekolah, siswa baru, siswa, mengulang, lulusan, guru, pegawai, kelas, dan ruang kelas. Penjelasan data sebanyak 9 variabel, yaitu

a. Jumlah sekolah dirinci menurut status sekolah dan waktu penyelenggaraan, b. Jumlah siswa baru dirinci menurut status sekolah dan usia tunggal,

c. Jumlah siswa dirinci menurut status sekolah, tingkat, jenis kelamin, kelompok usia sekolah, dan agama,

d. Jumlah mengulang dirinci menurut status sekolah dan tingkat,

e. Jumlah lulusan yang dirinci menurut status sekolah dan jenis kelamin, f. Jumlah guru dirinci menurut status sekolah, jenis kelamin, jabatan, status

kepegawaian, dan ijazah,

g. Jumlah pegawai dirinci menurut status sekolah, penjaga sekolah menurut status sekolah dan status kepegawaian,

h. Jumlah kelas dirinci menurut status sekolah dan tingkat, dan

i. Jumlah ruang kelas dirinci menurut status kepemilikan dan status sekolah termasuk ruang kelas milik yang dirinci menurut status sekolah dan kondisi. Seperti halnya SD, Statistik Persekolahan SMP juga berisi data pokok yang lebih rinci daripada SD tentang sekolah, siswa baru, siswa, mengulang, lulusan, guru, pegawai, kelas, ruang kelas, ruang laboratorium, dan fasilitas sekolah lainnya. Penjelasan data sebanyak 11 variabel, yaitu

a. Jumlah sekolah dirinci menurut status sekolah, waktu penyelenggaraan, dan jenjang akreditasi (khusus Sekolah Swasta);

b. Jumlah pendaftar dan siswa baru dirinci menurut status sekolah, jenis kelamin dan asal sekolah;

c. Jumlah siswa dirinci menurut status sekolah, tingkat, jenis kelamin, usia sekolah, dan agama;

d. Jumlah mengulang dirinci menurut status sekolah, tingkat, dan jenis kelamin; e. Jumlah lulusan yang dirinci menurut status sekolah dan jenis kelamin; f. Jumlah guru dirinci menurut status sekolah, jenis kelamin, jabatan, status

kepegawaian, ijazah, mata pelajaran yang diajarkan, dan jenis agama yang diajarkan;

g. Jumlah pegawai dirinci menurut status sekolah dan jenis pekerjaan, dan status kepegawaian;

h. Jumlah kelas dirinci menurut status sekolah dan tingkat;

i. Jumlah ruang kelas dirinci menurut status kepemilikan dan status sekolah termasuk ruang kelas milik dirinci menurut status sekolah dan kondisi; j. Jumlah laboratorium menurut status sekolah dan jenis; dan

k. Jumlah ruang belajar lainnya menurut status sekolah dan jenis.

Statistik Persekolahan SMP, SMA, dan SMK menggunakan kuesioner yang sama maka Statistik Persekolahan SMA dan SMK yang dihasilkan pada dasarnya juga sama dengan Statistik Persekolahan SMP yang terdiri dari 11 jenis variabel seperti yang dijelaskan pada Statistik SMP.

(21)

Statistik PT, berisi data pokok yang terdiri dari jumlah perguruan tinggi, pendaftar, mahasiswa baru, mahasiswa terdaftar, lulusan, dan tenaga edukatif. Penjelasan data sebanyak enam variabel tersebut, yaitu

a. Jumlah PT menurut jenis perguruan tinggi;

b. Jumlah pendaftar dirinci menurut jenjang program, jenis kelamin, dan program studi;

c. Jumlah mahasiswa baru dirinci menurut jenjang program, jenis kelamin dan program studi;

d. Jumlah mahasiswa terdaftar dirinci menurut jenjang program, jenis kelamin dan program studi;

e. Jumlah lulusan dirinci menurut jenjang program, jenis kelamin dan program studi; dan

f. Jumlah tenaga edukatif

Pada statistik PT juga disajikan data pendidikan dari Kementerian dan Lembaga lainnya seperti dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementerian Perhubungan, Kementerian Energi dan SDM, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kehutanan, Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertahanan, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Badan Pertanahan Nasional, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kementeriam KUKM, dan Perpustakaan Nasional.

Statistik PNF, berisi data pokok tentang lima program PAUDNI. Kelima program PAUDNI adalah Pendidikan Keaksaraan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) seperti Taman Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan Satuan PAUD Sejenis (SPS), Pendidikan Kesetaraan yang terdiri dari Paket A, Paket B, dan Paket C, Pendidikan Berkelanjutan, seperti Kursus, Pendidikan Kecakapan Hidup (PKB), Kelompok Belajar Usaha (KBU), dan Kelembagaan seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) dan Taman Bacaan Masyarakat (TBM).

Statistik PNF, berisi data pokok yang terdiri dari 8 variabel tersebut, yaitu a. Jumlah lembaga;

b. Jumlah kelompok belajar (pokjar); c. Jumlah peserta didik;

d. Jumlah peserta ujian; e. Jumlah lulusan; f. Jumlah pengelola g. Jumlah pendidik, dan h. Jumlah dana.

Khusus untuk Statistik PNF dan dalam kaitan dengan instrumen elektronik WEI 2012 maka yang digunakan hanyalah Pendidikan Kesetaraan seperti Paket A, Paket B, dan Paket C yang masing-masing terdiri dari dua variabel, yaitu

a. Jumlah peserta didik dan b. Jumlah lulusan.

Data keuangan pendidikan diperoleh dari Biro Perencanaan dan Kerja sama Luar Negeri mengenai data yang berasal dari program pendidikan yang dirinci

(22)

14

menurut biaya pegawai, biaya modal, biaya barang dan jasa, dan biaya bantuan sosial. Selain itu, terdapat data keuangan untuk kementerian lainnya.

2. Kementerian Keuangan (Kemkeu)

Data dan informasi pendidikan yang dimiliki oleh Kemkeu adalah khusus data keuangan. Komponen data keuangan yang ada hanyalah besaran untuk setiap kabupaten/kota dan provinsi namun yang berkaitan dengan pendidikan, yang diberi nama Data APBD Tahun 2012 menurut Fungsi. Oleh karena itu, dalam rangka mengisi kuesioner elektronik WEI 2013 maka diperlukan metode lain untuk dapat memisahkan data keuangan antara jenjang pendidikan formal dari TK sampai SMK dan pendidikan kesetaraan seperti Paket A, Paket B, dan Paket C. 3. Kementerian Agama (Kemenag)

Data dan informasi yang dimiliki oleh Kemenag ada lima jenis satuan pendidikan, yaitu

a. Raudlatul Atfal/Bustanul Atfal (RA/BA), b. Madrasah Ibtidaiyah (MI),

c. Madrasah Tsanawiyah (MTs), d. Madrasah Aliyah (MA), dan

e. Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI). f. Perguruan Tinggi Agama Non-Islam

Data madrasah yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Agama Islam (Pendais), Sekretariat, Bagian Perencanaan memiliki komponen data yang sangat terbatas. Demikian juga dengan data PTAI yang ada. Data RA/BA, MI, MTs, dan MA yang ada dalam publikasi dirinci tiap provinsi dan status sekolah serta menurut 8 variabel sebagai berikut

a. jumlah madrasah, b. jumlah siswa, c. jumlah guru,

d. jumlah rombongan belajar, e. jumlah mengulang,

f. jumlah putus sekolah, g. jumlah lulusan, dan

h. jumlah kepala sekolah/pendidik dan tenaga kependidikan.

Data siswa dirinci menurut jenis kelamin dan status sekolah. Data guru dirinci menurut status kepegawaian dan status sekolah. Data lulusan dirinci menurut status sekolah. Data rombongan belajar, mengulang, dan putus sekolah tidak dirinci menurut status sekolah. Kedelapan jenis data tersebut disajikan setiap provinsi. Namun, data tersebut tidak tiap tahun tersedia, dalam arti tahun ini terdapat data lulusan namun tahun berikutnya tidak tersedia.

Data PTAI dirinci tiap provinsi dan menurut 6 variabel sebagai berikut a. jumlah dan jenis PT,

(23)

b. jumlah tenaga edukatif menurut status,

c. jumlah pendaftar menurut program dan jenis kelamin, d. jumlah mahasiswa baru menurut program dan jenis kelamin,

e. jumlah mahasiswa terdaftar menurut program dan jenis kelamin, dan f. jumlah lulusan menurut program dan jenis kelamin.

Seperti halnya data madrasah, data PTAI terutama data lulusan tidak tersedia tiap tahun.

Data keuangan yang disajikan mencakup data pada tiap tingkatan pendidikan dan tingkat wilayah seperti RA/BA, MI, MTs, MA, dan PTAI, Kanwil Agama, dan Kandep Agama. Data keuangan ini cukup diambil dari satu tempat adalah Biro Perencanaan, Kemenag karena untuk madrasah masih sentralisasi sehingga semua jenjang pendidikan berasal dari Pusat (Kemenag).

4. Badan Pusat Statistik (BPS)

Data dan informasi dari BPS diambil dari Statistik Indonesia dan Statistik Pendidikan yang dipublikasikan oleh BPS. Data yang diambil adalah data keuangan khusus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan data pengeluaran pendidikan oleh rumah tangga yang dihasilkan dari modul Survai Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Tahun 2012.

5. Dinas Pendidikan Provinsi

Data dan informasi dari Dinas Pendidikan Provinsi diambil dari 33 provinsi mengenai data keuangan yang berasal dari APBD Provinsi. Data yang diambil dari provinsi merupakan data dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berisi anggaran untuk Dinas Pendidikan Provinsi. Data tersebut berasal dari DPA SKPD yang berisi dana tidak langsung dan dana langsung. Dana tidak langsung dirinci menurut gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, dan belanja penghasilan lainnya. Data langsung dirinci menurut jenis program dan dirinci menjadi biaya personnel, biaya barang dan jasa, dan biaya modal.

6. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota

Data dan informasi dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota diambil dari 33 kabupaten/kota sampel mengenai data keuangan yang berasal dari APBD kabupaten/kota. Data yang diambil dari kabupaten/kota merupakan data dari SKPD yang berisi anggaran untuk Dinas Pendidikan kabupaten/kota sampel. Seperti halnya provinis maka untuk kabupaten/kota juga data DPA SKPD berisi dana tidak langsung dan dana langsung. Dana tidak langsung dirinci menurut gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan PNS, dan belanja penghasilan lainnya. Data langsung dirinci menurut jenis program dan dirinci menjadi biaya personnel, biaya barang dan jasa, dan biaya modal.

(24)

16 E. Kuesioner Elektronik WEI 2013

Seperti yang telah dijelaskan pada ruang lingkup, data dan informasi yang diperlukan oleh lembaga Internasional dengan menggunakan kuesioner elektronik WEI 2013 dalam hal ini hanya data yang rutin dikirimkan oleh lembaga tersebut untuk diisi oleh PDSP, Kemdikbud. Sejak tahun 1985, PDSP yang dahulu masih bernama Pusat Informatik untuk Pengelolaan Pendidikan dan Kebudayaan (Pusinfot) setiap tahun mengisi kuesioner dari UNESCO. Data yang diperlukan pada waktu itu terdiri dari empat bagian, yaitu

1. Data Prasekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah;

2. Data Perguruan Tinggi;

3. Data Pendidikan Kesetaraaan, dan 4. Data Keuangan.

Pada waktu itu, Pusinfot hanya mengisi data persekolahan dan PT, sedangkan data keuangan diserahkan ke Biro Keuangan, Sekretariat Jenderal untuk mengisinya. Selain itu, pada waktu itu belum ada desentralisasi pendidikan sehingga data keuangan pendidikan semuanya berada di Pusat sehingga memudahkan dalam mengisi data keuangan.

Mulai tahun 1997/1998, kuesioner UNESCO diubah atau disatukan menjadi kuesioner elektronik yang disebut kuesioner World Education Indicators (WEI) dari UNESCO/OECD. Sejak tahun 1997/1998 isian kuesioner elektronik tersebut telah mengalami perkembangan dari tahun ke tahun sehingga sampai saat ini telah dapat diisi data tersebut selama 16 kali. Contoh perubahan kuesioner misalnya pada kuesioner tahun 2000 yang harus diisi dengan data tahun ajaran 1999/2000 (khusus untuk Indonesia). Data yang diperlukan pada waktu itu terdiri dari tiga bagian, yaitu

1. Data Penduduk dan Penghasilan,

2. Data Siswa, Siswa Baru, Lulusan, Pegawai, dan Keuangan, dan 3. Guru dan Kurikulum.

Adanya perubahan pada kuesioner elektronik WEI menyebabkan makin rumitnya dalam mengisi kuesioner elektronik WEI tersebut karena tambahan yang diberikan makin rinci atau detail sehingga sulit untuk diisi dari data yang telah ada dalam sistem pendataan pada saat sekarang. Khusus isian untuk data keuangan menjadi makin sulit dengan adanya otonomi daerah. Pada tahun-tahun sebelumnya isian kuesioner elektronik WEI tersebut hanya diisi oleh PDSP, Kemdikbud, artinya hanya diisi sejauh data tersebut terdapat di PDSP. Oleh karena itu, data tersebut sering tidak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan karena terdapat perkiraan-perkiraan yang digunakan dalam rangka mengisi kuesioner elektronik WEI. Perkiraan yang tidak sesuai tersebut terjadi karena tidak ada dasarnya dalam melakukan perkiraan dan tidak memenuhi kaidah metode verifikasi data pendidikan.

Dengan adanya salah satu kegiatan pada PDSP maka Data Pendidikan untuk Lembaga Internasional 2013 yang dahulu tidak dapat diisi, secara bertahap

(25)

dicoba dicari dari instansi lain yang memiliki data yang diminta oleh kuesioner elektronik WEI tersebut. Sampai saat ini, hasil pengolahan data menunjukkan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan data yang dahulu dikirimkan. Selain itu, setelah 16 kali diisi kuesioner elektronik WEI maka mulai dapat diisi data keuangan yang ditanyakan dalam kuesioner tersebut. Demikian juga pegawai lainnya yang bekerja di sekolah. Dengan dapat terisinya data tersebut, hal ini merupakan kemajuan, karena dari kegiatan ini dapat dikumpulkan dan dikoordinasikan data yang ada di lingkungan Kemdikbud dan instansi lain yang terkait.

Kemajuan yang dapat dicapai dalam pengisian kuesioner WEI adalah karena saat sekarang telah dapat diisi data keuangan yang cukup akurat, walaupun hasilnya belum maksimal. Data keuangan tersebut dapat diisi dengan baik setelah diberikan template keuangan yang dikoordinasikan oleh UIS Montreal dan UIS Bangkok pada tahun 2011. Untuk dapat memahami template tersebut dilakukan pelatihan oleh tim dari UIS tersebut terhadap tim pengisi kuesioner elektronik WEI selama seminggu. Selain itu, template tersebut juga dipresentasikan pada pertemuan anggota WEI se Asia Tenggara di Bangkok pada bulan April 2012.

Kemajuan lainnya terjadi karena dibentuknya koordinasi dengan beberapa Unit Utama yang ada di lingkungan Kemdikbud dan unit kerja lainnya, seperti 1. Biro PKLN, Sekretariat Jenderal,

2. Pusat Kurikulum, Balitbang,

3. BPS mengenai dana APBN dan satuan biaya pengeluaran pendidikan bagi rumah tangga, dan

4. Kemkeu mengenai data keuangan pendidikan untuk pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Pada dasarnya kuesioner elektronik WEI setiap tahun ada perkembangan dan perubahan tetapi data yang selalu ada dalam kuesioner elektronik WEI mencakup tingkat nasional, jenjang pendidikan dari TK sampai PT dengan data khusus adalah keuangan pendidikan dan kurikulum pendidikan.

Khusus untuk kuesioner elektronik WEI 2013 yang berisi data pendidikan tahun ajaran 2011/2012 terdiri dari tujuh komponen, yaitu

1. kelas (class),

2. kurikulum (curriculum), 3. siswa (enrolment), 4. siswa baru (entrant), 5. keuangan (finance) 6. lulusan (graduate)

7. guru dan tenaga kependidikan (personnel)

Selain itu, terdapat dua instrumen khusus, yaitu alokasi kurikulum (intended instructional time) tahun pelajaran 2011/2012 dan program pendidikan

berdasarkan ISCED 2011 (National Education Programmes according to ISCED

(26)

18

Data keuangan disebut data khusus karena datanya tidak hanya dari Kemdikbud dan Kemenag melainkan juga dari Kemkeu, BPS, serta survai dari Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Selain itu, data keuangan yang dihasilkan adalah data tahun anggaran 2012. Data kurikulum dan instrumen khusus tentang kurikulum berasal dari Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan. Materi kuesioner elektronik WEI 2013 dirangkum dalam Tabel 2.1.

Tabel 2.1

Materi Kuesioner Elektronik WEI 2013

Penjelasan berikut merupakan rincian penjelasan tentang kuesioner elektronik WEI 2013 yang terdiri dari tujuh komponen, alokasi kurikulum dan program pendidikan berdasarkan ISCED 2011. Komponen 1 sampai 7 yang terkait dengan data persekolahan dan pendidikan tinggi. Alokasi kurikulum untuk TK, SD, SMP, dan SMA khusus Negeri tahun pelajaran 2011/2012. Program pendidikan berdasarkan ISCED 2011 meliputi informasi program dan klasifikasi berdasarkan ISCED 2011. Materi instrumen WEI secara terinci disajikan pada Tabel 2.2.

Ketujuh komponen dimaksud disajikan berikut ini.

1. Komponen 1 adalah kelas dengan kode Class,

2. Komponen 2 adalah kurikulum dengan kode Curr,

3. Komponen 3 adalah siswa/mahasiswa dengan kode Enrl,

4. Komponen 4 adalah siswa baru/mahasiswa baru dengan kode Entr,

5. Komponen 5 adalah biaya pendidikan dengan kode Finance,

6. Komponen 6 adalah lulusan dengan kode Grad,

7. Komponen 7 adalah guru dan tenaga kependidikan lainnya dengan kode

Pers.

Komponen 1 berisi tentang kelas tingkat SD/MI dan tingkat SMP/MTs dan siswa tingkat SD/MI dan tingkat SMP/MTs menurut status sekolah sehingga dapat dihitung rasio siswa per kelas tingkat SD/MI dan tingkat SMP/MTs baik Negeri maupun Swasta.

Komponen 2 berisi tentang kurikulum yang terdiri atas empat file, yaitu 1. Kode Curr2: Lamanya waktu sebagai guru tetap menurut pendidikan, jenis

program, dan jenis lembaga.

No. Variabel Kuesioner Elektronik WEI

1 Tingkat Data Tingkat nasional

2 Jenis Data Umum 5 jenis, yaitu kelas, siswa, siswa baru, lulusan, dan

guru dan tenaga kependidikan

3 Jenis Data Khusus Keuangan dan kurikulum

4 Jenjang Pendidikan TK, SD, SMP, SMA, SMK, PT dan pendidikan

kesetaraan

a. Intended Instructional Time

b. Program pendidikan berdasarkan ISCED 2011 Data Baru

(27)

Tabel 2.2

Kuesioner Elektronik WEI 2013

2. Kode Curr3: Kompensasi guru tahunan menurut jenjang pendidikan, jenis program pendidikan, jenis sekolah, dan banyaknya pengalaman guru mengajar.

3. Kode Curr4: Tahun meningkatnya gaji dari minimum ke maksimum.

4. Kode Curr5: Kriteria untuk tambahan gaji (tambahan bonus) pada sekolah Negeri pendidikan dasar dan menengah.

Komponen 3 berisi tentang siswa/mahasiswa yang terdiri atas 11 file, namun hanya 7 file yang bisa diisi sesuai dengan data yang dimiliki, yaitu

1. Kode Enrl1: Jumlah siswa menurut tingkat pendidikan, orientasi program, tujuan program, intensitas partisipasi, jenis kelamin, dan usia (12 halaman). 2. Kode Enrl1_Adult: Jumlah siswa/mahasiswa yang menggunakan program

pendidikan dewasa yang dilaporkan di Enrl1 menurut jenjang pendidikan, orientasi program, intensitas partisipasi, jenis kelamin dan usia (4 halaman). 3. Kode Enrl1a: Jumlah siswa/mahasiswa menurut jenjang pendidikan, orientasi

program, jenis lembaga, intensitas partisipasi dan jenis kelamin (4 halaman). 4. Kode Enrl1a_Adult: Jumlah siswa/mahasiswa yang menggunakan program

pendidikan dewasa yang dilaporkan di Enrl1a menurut jenjang pendidikan, orientasi program, intensitas partisipasi, jenis kelamin (2 halaman).

5. Kode Enrl3: Jumlah siswa dan mengulang program umum menurut jenjang pendidikan, jenis kelamin, dan tingkat (2 halaman).

6. Kode Enrl4: Jumlah siswa tingkat I menurut jenis kelamin dan usia (1 halaman).

7. Kode Enrl5: Jumlah siswa menurut jenjang pendidikan, destinasi program, bidang studi, dan jenis kelamin (2 halaman).

8. Kode Enrl6: Jumlah mahasiswa asing dan mobile menurut jenjang pendidikan, program destinasi, dan bidang studi

No. Jenis Data Rincian Data Kode Data 1 Class Siswa dan Kelas Class1

2 Curriculum Guru terkait dengan kurikulum Curr2, Curr3, Curr4, dan Curr5

3 Enrolment

Siswa menurut jenjang pendidikan, orientasi, tujuan program, intensitas partisipasi, jenis kelamin, dan usia.

Enrl1, Enrl1_adult, Enrl1a, Enrl1a_adult, Enrl3, Enrl4, Enrl5, dan Enrl6

4 New Entrant

Siswa baru menurut jenis kelamin dan

usia Entr1, Entr2, Entr3, dan Entr4

5 Finance

Pengeluaran pendidikan menurut

sumber dan kondisi Finance1 dan Finance2

6 Graduate Lulusan SMP, SM, dan PT Grad1, Grad2, Grad3, Grad4, Grad5, dan Grad6

7 Personnel Kepegawaian menurut program dan

guru menurut jenis pendidikan Pers1, Pers2, dan Pers4 8 Intended

Instructional Time Kurikulum untuk TK, SD, SMP, dan SM Sebagai pengganti Curr1 9 ISCED 2011 Program pendidikan dari TK sampai PT Instrumen tersendiri

(28)

20

9. Kode Enrl7: Jumlah mahasiswa asing dan mobile menurut jenjang pendidikan, program destinasi, dan tidak diketahui warganegaranya dan jenis kelamin

10. Kode Enrl8: Jumlah mahasiswa menurut jenjang pendidikan, destinasi program dan negara asing

11. Kode Enrl9: Jumlah mahasiswa menurut jenjang pendidikan, destinasi program, dan orisinil negara

Siswa dengan kode Enrl6, Enrl7, Enrl8, dan Enrl9 tidak bisa diisi karena tidak tersedia data mahasiswa asing.

Komponen 4 berisi tentang data siswa baru/mahasiswa baru yang terdiri atas 4 file, yaitu

1. Kode Entr1: Masukan tahunan menurut jenjang pendidikan dan destinasi program (1 halaman).

2. Kode Entr2: Jumlah siswa baru menurut jenjang pendidikan, jenis kelamin, dan usia (2 halaman).

3. Kode Entr3: Jumlah siswa baru menurut jenjang pendidikan, jenis kelamin, dan bidang studi (2 halaman)

4. Kode Entr4: Jumlah siswa baru tingkat I Sekolah Dasar menurut jenis kelamin dan usia (1 halaman).

Komponen 5 adalah biaya pendidikan yang terdiri atas 2 file, yaitu

1. Kode Finance1: Pengeluaran pendidikan menurut jenjang pendidikan, sumber, dan jenis transaksi (10 halaman)

2. Kode Finance2: Pengeluaran pendidikan menurut jenjang pendidikan, kategori alami dan sumber daya pendidikan (8 halaman).

Komponen 6 berisi tentang lulusan yang terdiri atas enam file, yaitu

1. Kode Grad1: Jumlah lulusan menurut jenjang pendidikan, destinasi program, jenis lembaga, jenis kelamin, dan mahasiswa asing menurut jenis kelamin (1 halaman).

2. Kode Grad2: Jumlah lulusan menurut jenjang pendidikan, destinasi program, orientasi program, usia, dan jenis kelamin (2 halaman).

3. Kode Grad3: Jumlah lulusan menurut jenjang pendidikan, destinasi program, lama lulusan kumulatif, jenis lembaga, jenis kelamin, dan mahasiswa asing menurut jenis kelamin (1 halaman).

4. Kode Grad4: Jumlah lulusan menurut jenjang pendidikan, destinasi program, lama lulusan kumulatif, usia, dan jenis kelamin (1 halaman).

5. Kode Grad5: Jumlah lulusan menurut jenjang pendidikan, orientasi program, jenis kelamin, dan bidang studi.

6. Kode Grad6: Jumlah lulusan SMP menurut jenis lembaga (1 halaman).

Komponen 7 berisi tentang guru dan tenaga kependidikan lainnya yang terdiri atas tiga file, yaitu

1. Kode Pers1: Guru kelas dan tenaga kependidikan lainnya menurut jenjang pendidikan, orientasi program, jenis kelamin, usia, jenis pendidikan, dan status kepegawaian (2 halaman).

(29)

3. Kode Pers4: Guru menurut jenjang pendidikan, orientasi program, jenis lembaga, dan tingkat pendidikan mereka (2 halaman).

Pada kuesioner elektronik WEI 2013 lebih banyak pada data yang ditonjolkan sedangkan indikatornya karena lebih cenderung dikaitkan antara pendidikan dengan ekonomi sehingga tidak secara eksplisit dicantumkan pada kuesioner elektronik tersebut.

Pada tahun ini WEI meminta mengisi instrumen khusus tentang kurikulum dari TK sampai SMA sebagai pengganti kode Curr1 yang tahun ini tidak ada. Kemudian terdapat program pendidikan berdasarkan ISCED 2011, yang sebelumnya menggunakan ISCED 1997.

Berdasarkan keenam lembaga dalam negeri dan lembaga internasional tersebut maka data dan informasi yang disajikan oleh beberapa kementerian dan lembaga pemerintah lainnya telah disesuaikan dengan kebutuhan pendidikan Indonesia oleh lembaga internasional.

(30)

22 BAB III METODOLOGI

A. Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Data Pendidikan untuk Lembaga Internasional (WEI, OECD, UNESCO) 2013 ini menggunakan dua jenis pendekatan, yaitu 1) studi dokumentasi atau kepustakaan dan 2) survai.

Studi dokumentasi atau kepustakaan, yaitu melakukan studi melalui dokumentasi dan buku-buku kepustakaan lainnya atau bahan yang tersedia di lingkungan Kemdikbud baik berupa data dan informasi yang tersedia di statistik pendidikan, kurikulum pendidikan, peta program pendidikan, pengkalan data pendidikan, pedoman maupun berbagai karya ilmiah penelitian lainnya mengenai data pendidikan. Selain itu, melakukan studi dokumentasi yang dimiliki oleh Kementerian lainnya seperti Kemenag yang menyangkut pendidikan seperti statistik madrasah.

Survai dilaksanakan ke lapangan adalah studi yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok. Salah satu keuntungan yang diperoleh dari penggunaan survai adalah hasil studi ini dapat dilakukan generalisasi dari sampel terhadap populasi.

Populasi yang dimaksud adalah 33 Dinas Pendidikan Provinsi di seluruh Indonesia dan 33 sampel Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sampel terpilih. Pelaksanaan survai dilakukan dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner khusus keuangan menggunakan format yang telah disiapkan oleh PDSP, Kemdikbud kepada petugas di setiap Dinas Pendidikan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang menjadi responden survai.

Pemilihan sampel 33 Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dilakukan secara purposif. Pengambilan secara purposif dengan asumsi semua kabupaten/kota mempunyai kondisi yang sama. Penentuan sampel terdiri dari sampel wilayah dan sampel responden. Sebagai sampel wilayah dalam studi ini mengandung kriteria utama bahwa setiap provinsi diwakili oleh satu kabupaten/kota. Sebagai sampel responden adalah mereka yang menangani data semua jenjang pendidikan, yaitu ketua kelompok kerja pendataan pendidikan (Ketua KK-Datadik).

Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner digunakan untuk menjaring data primer yang meliputi data keuangan yang terdiri dari dua hal, yaitu biaya langsung dan tidak langsung dan dirinci menurut jenjang pendidikan serta jenis biaya. Wawancara dilakukan kepada Ketua Kelompok Pendataan Pendidikan dengan didampingi oleh 2 orang sebagai responden yang pada pelaksanaannya yang mengisi kuesioner keuangan.

Analisis data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian tentang penyusunan Data Pendidikan untuk Lembaga Pendidikan Internasional (WEI,

(31)

OECD, UNESCO) 2013. Teknik analisis yang digunakan merupakan analisis deskriptif yang ditujukan untuk menjelaskan data pendidikan yang terkait dengan kuesioner elektronik WEI 2013.

Penyajian data menggunakan kuesioner elektronik WEI 2013 telah disampaikan pada bulan November 2013 dan telah mendapatkan umpan balik dari pihak WEI agar memberikan tambahan penjelasan.

B. Indikator Pendidikan Lembaga Internasional WEI

Sesuai dengan data dan informasi yang diperlukan oleh dunia internasional, beberapa indikator yang disajikan berikut ini diturunkan dari kuesioner elektronik WEI 2013. Berdasarkan data dari tujuh jenis materi/bahasan dapat dihasilkan berbagai jenis indikator yang dibagi dalam empat indikator besar, yaitu 1) indikator siswa/mahasiswa, lulusan, dan siswa/mahasiswa baru; 2) indikator pegawai; dan 3) indikator keuangan. Penjelasan masing-masing indikator disajikan berikut ini.

1. Indikator Siswa/Mahasiswa, Lulusan, dan Siswa/Mahasiswa Baru

Berdasarkan data siswa/mahasiswa, lulusan, dan siswa/mahasiswa baru dapat dihasilkan 13 indikator sebagai berikut:

a. Tahun bersekolah yang diharapkan (Ind. ENRL-1)

b. Angka partisipasi murni (APM) (Ind. ENRL-2)

c. Karakteristik angka melanjutkan (AM) pada usia 15, 16, 17, 18, 19, dan 20 (Ind. ENRL-3)

d. Pola siswa SM (Ind. ENRL-4)

e. Tahun yang diharapkan untuk mahasiswa perguruan tinggi usia 17 tahun

(Ind. ENRL-5)

f. Distribusi siswa yang paling banyak menurut status sekolah (Ind. ENRL-6)

g. Persentase siswa perempuan menurut jenjang pendidikan (Ind. ENRL-7)

h. Distribusi siswa menurut status sekolah (Ind. ENRL-8)

i. Persentase siswa mengulang dan tahun mengulang yang diharapkan (Ind.

ENRL-9)

j. Angka melanjutkan kasar (AMK) ke SM (Ind. ENTR-1)

k. Angka melanjutkan murni (AMM) ke PT (Ind. ENTR-2)

l. Rasio lulusan SM menengah terhadap penduduk (Ind. GRAD-1)

m. Angka lulusan (AL) di perguruan tinggi menurut jenis program (Ind. GRAD-2)

2. Indikator Pegawai

Berdasarkan data pegawai yang dikumpulkan dapat diperoleh 18 indikator sebagai berikut:

(32)

24

b. Persentase guru di SD dan SMP Negeri menurut kelompok usia (didasarkan

pada hitungan kepala) (Ind. PERS-2)

c. Persentase guru perempuan di sekolah negeri dan swasta menurut jenjang

pendidikan (didasarkan pada hitungan kepala) (Ind. PERS-3)

d. Persentase guru perempuan di SD dan SMP negeri menurut jenjang

pendidikan (didasarkan pada hitungan kepala) (Ind. PERS-4)

e. Gaji guru tahunan di SD negeri (Ind. PERS-5)

f. Gaji guru tahunan di SMP negeri (Ind. PERS-6)

g. Gaji guru tahunan di SMA negeri (Ind. PERS-7)

h. Gaji guru tahunan di SMK negeri (Ind. PERS-8)

i. Kriteria untuk tambahan bonus bagi guru SD dan SMP negeri (Ind. PERS-9)

j. Jam pelajaran per tahun untuk siswa usia 9 sampai 14 tahun (Ind. PERS-10)

k. Jam pelajaran matematika dan IPA per tahun untuk siswa usia 9 sampai 14

tahun (Ind. PERS-11)

l. Persentase waktu pelajaran tiap mata pelajaran terhadap jumlah seluruh

mata pelajaran untuk siswa 9 sampai 11 tahun (Ind. PERS-12)

m. Persentase waktu pelajaran tiap mata pelajaran terhadap jumlah seluruh

mata pelajaran untuk siswa 12 sampai 14 tahun (Ind. PERS-13)

n. Persentase tenaga kependidikan terhadap angkatan kerja dan persentase

guru terhadap angkatan kerja lulusan perguruan tinggi (Ind. PERS-14)

o. Distribusi guru menurut kualifikasi guru (Ind. PERS-15)

p. Jumlah jam mengajar guru per minggu dan per tahun di sekolah negeri

menurut tingkat pendidikan (Ind. PERS-16)

q. Bagaimana waktu mengajar diorganisasikan (Ind. PERS-17)

r. Persyaratan keguruan untuk guru baru di sekolah negeri menurut jenjang pendidikan (Ind. PERS-18)

3. Indikator Keuangan

Berdasarkan data keuangan yang dikumpulkan dapat diperoleh 16 indikator sebagai berikut:

a. Persentase pengeluaran pendidikan terhadap PDB untuk semua jenjang

pendidikan menurut sumber dana (Ind. FIN-1)

b. Persentase pengeluaran pendidikan terhadap PDB untuk SD, SMP dan SM

menurut sumber dana (Ind. FIN-2)

c. Persentase pengeluaran pendidikan terhadap PDB untuk PT menurut sumber

dana (Ind. FIN-3)

d. Persentase pengeluaran pendidikan dari sumber pemerintah dan swasta

untuk pendidikan terhadap PDB menurut jenjang pendidikan (Ind. FIN-4)

e. Persentase pengeluaran pemerintah untuk pendidikan terhadap seluruh

pengeluaran pemerintah (Ind. FIN-5)

f. Distribusi sumber pemerintah dan swasta untuk pendidikan sebelum dan

sesudah transfer dari sumber pemerintah menurut jenjang pendidikan (Ind. FIN-6)

Gambar

Tabel  4.10  menunjukkan  perbandingan  belanja  pendidikan  dengan  siswa  pendidikan  dasar  dan  menengah  tiap  provinsi
TABLE 1:  NATIONAL EDUCATION PROGRAMMES ACCORDING TO ISCED 2011 All formal education programmes (including adult formal education)

Referensi

Dokumen terkait

Beton didefenisikan sebagai suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat-agregat lain yang dicampur menjadi satu dengan suatu pasta yang

1) Anggaran didasarkan pada estimasi atau proyeksi atas kegiatan yang akan datang, ketepatan dari estimasi sangat tergantung kepada pengalaman dan kemampuan

Tujuan penelitian Tugas Akhir ini untuk memaparkan pencarian distribusi suhu, laju perpindahan panas sesungguhnya yang dipindahkan sirip, efisiensi sirip, serta efektivitas sirip

Errors in the Use of the Simple Past Tense in a Recount Text Made by the Eighth Grade Students of a Junior High School in Surabaya. Teacher Training and Education Faculty of Widya

profitability ratio; indicators customer perpective with retention of customer, customer acquisition, and customer satisfaction indicators; the internal business process

"Anak perempuan itu tidak perlu sekolah jauh-jauh apalagi sampai kuliah, yang penting anak itu bisa baca dan menulis itu sudah sangat cukup bagi mereka, dan setelah itu

Para ulama Mazhab Hambali menyepakati bahwa hibah itu berasal dari orang yang boleh membelanjakan harta, pembeli tidak dipaksa, pemberi serius (tidak main-main) dalam

untuk memberikan ide kreatif dalam bentuk branding yaitu branding Pasar Johar sebagai tempat nyaman.. belanja dan pasar induk