• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. penyusunan pembelajaran bahasa Inggris pada masa yang akan datang. Keputusan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. penyusunan pembelajaran bahasa Inggris pada masa yang akan datang. Keputusan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris adalah menyediakan informasi sebagai dasar dalam pengambilan keputusan, penyusunan kebijakan maupun penyusunan pembelajaran bahasa Inggris pada masa yang akan datang. Keputusan dapat terkait dengan aktivitas pembelajaran yang sedang berjalan perlu diperbaiki, dihentikan, atau dilanjutkan. Agar keputusan, kebijakan maupun pembelajaran yang disusun dapat berjalan efektif membutuhkan informasi yang lengkap, akurat dan tepat waktu. Model evaluasi pembelajaran bahasa Inggris (EPBI) merupakan model yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tersebut terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris di SMA.

Model EPBI didasarkan asumsi bahwa evaluasi pembelajaran bahasa Inggris di tingkat SMA tidak cukup hanya mencakup output belajar siswa semata, namun perlu mencakup proses pembelajaran. Hal ini perlu dilakukan karena bagaimanapun juga dalam setiap pembelajaran, output selalu dipengaruhi oleh proses pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Penilaian proses pembelajaran bahasa Inggris mencakup kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, prilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, dan fasiltas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Penilaian terhadap output pembelajaran bahasa Inggris mencakup kompetensi bahasa Inggris siswa, kemampuan siswa berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik

(2)

secara lisan maupun secara tulisan, yang mencakup keterampilan: listening, reading, speaking, dan writing.

B. Karakteristik Model EPBI

Model EPBI memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Model ini digunakan untuk mengevaluasi pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA.

2. Penggunaan model ini tidak tergantung pada pendekatan pengajaran tertentu yang dilaksanakan oleh guru.

3. Penggunaan model ini tidak tergantung pada setting maupun konteks kurikulum formal yang berlaku.

4. Model ini mengevaluasi pembelajaran secara lebih komprehensif (mengevaluasi proses pembelajaran sekaligus output pembelajaran).

5. Model ini dapat digunakan sebagai evaluasi diagnostik (diagnostic evaluation) untuk menemukan dan memetakan berbagai aspek dalam pembelajaran bahasa Inggris (proses maupun output) yang perlu diperbaiki.

C. Komponen-Komponen Model EPBI

Model EPBI ini merupakan bentuk spesifik dari seperangkat komponen dan prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses evaluasi pembelajaran bahasa Inggris. Seperangkat prosedur di sini diartikan beberapa prosedur yang tergabung dalam satu kesatuan. Model ini memotret dua komponen besar, yaitu

(3)

proses dan output pembelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA dalam satu kesatuan. Proses pembelajaran bahasa Inggris terdiri dari berbagai komponen. Komponen

Gambar 1: Komponen Model EPBI

yang sangat dominan adalah kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, prilaku siswa, serta fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris. Komponen-kompenen tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk bagan pada gambar 1. Demikian pula output pembelajaran bahasa Inggris dapat berupa kompetensi bahasa Inggris siswa. Kompetensi bahasa Inggris siswa berarti siswa dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara tertulis maupun secara lisan. Model ini menggambarkan empat keterampilan yang harus dimiliki oleh siswa setelah mereka belajar bahasa Inggris yaitu listening, speaking, reading, dan writing. Berdasarkan

Proses Pembelajaran Kepribadian Guru B.Inggris Fasilitas Kinerja Guru Bahasa Inggris Prilaku Siswa

Model EPBI

Listening Speaking Reading Writing Kompetensi Bhs. Inggris Siswa

(4)

uraian diatas, peneliti merumuskan indikator-indikator yang dapat diukur, kemudian instrumen sebagai alat pengukurannya disusun. Model EPBI selengkapnya dapat dilihat pada gambar 1.

1. Kinerja Guru Bahasa Inggris

Pengertian kinerja guru bahasa Inggris adalah semua aktivitas guru dari persiapan pembelajaran sampai dengan penutupan pembelajaran. Kinerja guru bahasa Inggris terdiri dari persiapan mengajar, pembukaan pembelajaran, penyajian materi, metode yang digunakan, cara penyampaian materi pelajaran dan penutupan pembelajaran bahasa Inggris. Kinerja guru bahasa Inggris yang baik sangat mendukung terlaksananya proses pembelajaran bahasa Inggris. Oleh karena itu untuk memperoleh hasil yang baik dalam menilai kinerja guru bahasa Inggris, aspek yang dinilai berdasarkan pada kemampuan seorang guru bahasa Inggris di dalam kelas yang profesional dalam mengelola pembelajaran bahasa Inggris. Kinerja guru bahasa Inggris yang sangat berperan di dalam pembelajaran dan ketercapaian tujuan pembelajaran menjadikan siswa dapat menguasai empat ketempilan berbahasa, listening, speaking, reading, dan writing. Untuk mengukur kinerja guru bahasa Inggris, alat ukur dikembangkan oleh peneliti.

Berdasarkan berbagai macam kompetensi guru yang dikemukakan oleh Samana (1994:123), Hamalik (1991: 43), Kuhlman (Brown, 2004: 109), Richards (2006: 209-210), Allen (Brown, 2001: 432, 434), dan Muijs & Reynold (Jones,

(5)

Jenkin, & Lord, 2006: 5), beberapa indikator kinerja guru di dalam kelas dapat dirumuskan sebagai berikut.

a. Persiapan

1) Guru betul-betul siap dan kelas tertata rapi;

2) Materi yang lalu Ditinjau ulang dan dikaitkan dengan materi baru; dan 3) Tujuan atau target yang dikomunikasikan cukup jelas.

b. Pembukaan, Pre-Teaching (Warming Up) 4) Guru memberi salam (greeting);

5) Guru memotivasi siswa; dan

6) Guru mengingatkan pelajaran sebelumnya. c. Penyajian Materi (Whilst Teaching)

7) Materi dijelaskan dengan cara yang dapat dipahami;

8) Materi pelajaran disampaikan dengan lancar, runtut dan logis; 9) Materi pelajarannya disampaikan dengan kecepatan yang sesuai;

10) Petunjuk yang diberikan jelas dan ringkas dan siswa dapat melaksanakannya; 11) Materi dipresentasikan sesuai dengan tingkat pemahaman siswa;

12) Metode(-metode) yang diterapkan sesuai dengan usia dan kemampuan siswa; 13) Guru mengetahui ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi; 14) Guru menunjukkan minat dan antusiasme dalam mata pelajaran yang

diajarkan;

15) Persentase yang tepat dalam kegiatan kelas melibatkan siswa memproduksi bahasa;

(6)

16) Ada keseimbangan antara guru dan siswa, siswa dan siswa, dan variasi aktivitas selama pembelajaran;

17) Guru mampu beradaptasi terhadap situasi yang tidak diantisipasi sebelumnya; 18) Guru mampu mengontrol dan mengarahkan siswa;

19) Guru memberi pengayaan terhadap materi;

20) Guru menggunakan pelafalan, intonasi, kelancaran pengucapan, dan penggunaan bahasa yang tepat dan berterima;

21) Guru secara positif memberi dorongan pada siswa;

22) Alat bantu pembelajaran atau sumber belajar digunakan secara efektif; 23) Guru memberi dorongan dan meyakinkan siswa untuk berpartisipasi penuh

dalam kelas;

24) Struktur kalimat diambil dari konteks latihan buatan dan diterapkan pada situasi yang nyata dalam budaya dan pengalaman pribadi siswa;

25) Persepsi guru terhadap kesalahan;

26) Koreksi kesalahan dilakukan dengan tepat; 27) Guru mengetahui nama-nama siswa;

28) Suara guru jelas, berirama, dan dapat didengar;

29) Guru bergerak di dalam kelas dan berinteraksi dengan siswa; 30) Guru sabar dalam meminta siswa memberi respon;

31) Drill (latihan) dilakukan dan diberikan secara efektif; 32) Contoh dan ilustrasi digunakan secara efektif;

(7)

34) Respon siswa bisa diperoleh secara efektif;

35) Guru dan siswa punya inisiatif, berdaya guna, dan kreatif; 36) Guru menjawab pertanyaan dengan seksama dan memuaskan;

37) Para siswa merasa bebas untuk bertanya, menyanggah, atau mengekspresikan gagasan mereka sendiri;

38) Para siswa memperhatikan dan merasa terlibat;

39) Para siswa merasa nyaman dan santai, bahkan selama kegiatan yang; menekankan pada kemampuan berpikir secara intens

40) Para siswa diperlakukan secara adil, tidak memihak, dan dihargai 41) Para siswa didorong untuk melakukan yang terbaik;

42) Guru bersikap tenang dan memberi tanggapan dan berbicara sesuai dengan keadaan;

43) Guru menyadari akan kebutuhan pribadi dan kelompok; dan

44) Digresi (penyimpangan dari materi pokok) dilakukan secara positif dan tidak berlebih-lebihan.

d. Penutupan (Closing)

45) Guru mengajak siswa untuk menyimpulkan pelajaran yang telah dilaksanakan; 46) Guru mengecek pemahaman siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan; 47) Guru memberi semangat kepada siswa untuk belajar mandiri di rumah; dan 48) Guru mengucapkan salam perpisahan sebelum keluar kelas.

(8)

Penilaian kinerja guru bahasa Inggris dalam kelas dilakukan oleh siswa, pimpinan sekolah, teman sejawat (fellow teacher), dan self report dari guru bahasa Inggris sendiri.

2. Kepribadian Guru Bahasa Inggris

Pengertian kepribadian guru bahasa Inggris dalam model ini adalah sifat atau watak guru bahasa Inggris di dalam proses pembelajaran bahasa Inggris. Guru bahasa Inggris yang baik tidak hanya menguasai kompetensi akademik dan pedagogik saja, tetapi juga seorang guru bahasa Inggris harus memiliki kepribadian dengan kreteria-kreteria yang menunjukan ciri guru yang disenangi oleh siswanya. Merujuk Nasution (Samana, 1994: 58), Hamalik (1991: 41), (pasal 28 ayat 3 PP Nomor 19 tahun 2005), dan (pasal 10 ayat 1 UU Nomor 14 tahun 2005), ada beberapa ciri atau kreteria utama guru yang disenangi oleh siswanya, yaitu:

a. Senang membantu siswa dalam pekerjaan sekolah; b. Berperangai riang;

c. Berperasaan humor;

d. Rela menerima lelucon atas dirinya; e. Bersikap bersahabat;

f. Sabar dalam meminta siswa memberi respon; g. Suara jelas, berirama, dan dapat didengar; h. Penampilan pribadi baik;

(9)

j. Menggunakan pelafalan, intonasi, kelancaran pengucapan, dan penggunaan bahasa yang tepat dan berterima;

k. Merasa menjadi anggota dari kelompok kelas; l. Penuh perhatian kepada setiap siswa;

m. Tidak pilih kasih;

n. Berusaha memahami keadaan siswa; o. Menghargai pendapat siswa;

p. Bersifat korektif;

q. Mampu membangkitkan semangat serta keuletan belajar siswa; r. Bertindak tegas;

s. Dapat membangkitkan rasa hormat dari siswa kepada guru; t. Tidak pernah menghina siswa;

u. Tidak pernah bertindak sarkastis;

v. Memberikan sesuatu yang bermakna kepada siswanya; w. Berkepribadian yang menyenangakan siswa; dan x. Pantas menjadi panutan para siswa.

Penilaian kepribadian guru bahasa Inggris dilakukan oleh siswa, pimpinan sekolah, teman sejawat (fellow teacher). Penilaian kepribadian guru bahasa Inggris di dalam kelas dilakukan dengan angket skala Likert.

(10)

3. Prilaku Siswa

Pengertian prilaku siswa dalam model ini adalah merupakan derajat afeksi positif atau negatif siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris, khususnya materi bahasa Inggris yang dapat diukur melalui pengalaman, pengetahuan, pemahaman, perasaan. Prilaku kecenderungan memberi respon terhadap mata pelajaran bahasa Inggris, materi bahasa Inggris maupun guru bahasa Inggris yang diukur melalui skala sikap.

Berdasarkan indikator prilaku siswa yang dikemukakan Depdiknas (2003: 53), Shaw & Wright (1967: 4), “concern for others” (Henerson, Morris, & Fitz-Gibbon, 1978:46), indikator prilaku siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Siswa menjawab ucapan salam dari guru bahasa Inggris;

b. Siswa sudah menyiapkan buku pelajaran bahasa Inggris di atas meja mereka sebelum guru masuk kelas;

c. Siswa membentuk kelompok atau berpasangan ketika mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya;

d. Siswa memperhatikan penjelasan guru;

e. Apabila siswa memahami penjelasan guru, siswa mengucapkan “yes” atau mengangguk-anggukkan kepalanya;

f. Siswa bertanya kepada guru apabila ada materi pelajaran yang kurang jelas dalam bahasa Inggris;

(11)

g. Jika siswa tidak punya kesempatan bertanya pada guru, siswa bertanya pada teman di dekatnya;

h. Siswa tidak pernah berpindah tempat duduk atau berdiri selama pelajaran berlangsung;

i. Siswa menunjukkan pekerjaannya yang sudah selesai dikerjakan untuk diperiksa oleh gurunya; dan

j. Siswa ikut mengemukakan kesimpulan pelajaran.

Sikap siswa terhadap pembelajaran bahasa Inggris dinilai dengan menggunakan angket sikap skala Likert.

4. Fasilitas Pembelajaran Bahasa Inggris

Pengertian fasilitas pembelajaran dalam model ini adalah segala sesuatu yang memudahkan proses pembelajaran bahasa Inggris yang meliputi: ruang belajar beserta perlengkapannya (meja dan kursi), media, teknologi pembelajaran dan sumber belajar.

Merujuk indikator yang dikemukakan oleh Richards (2006: 207), indikator fasilitas pembelajaran yang mendukung terwujudnya proses pembelajaran bahasa Inggris dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. ketersediaan kursi dan meja;

b. ketersediaan papan tulis, kapur, boardmarker;

c. ketersediaan buku pegangan pelajaran bahasa Inggris;

d. ketersediaan sumber belajar (seperti: buku tambahan, surat kabar, majalah yang berbahasa Inggris, dan internet);

(12)

e. ketersediaan kamus lengkap bahasa Inggris;

f. ketersediaan rekaman kaset, vidio, dan CD/DVD untuk pelajaran bahasa Inggris;

g. ketersediaan vidio/CD/DVD player;

h. ketersediaan audio, visual (tape recorder, sound system, dan monitor);

i. ketersediaan alat peraga untuk pembelajaran bahasa Inggris (seperti: gambar, flow Chart); dan

j. ketersediaan teknologi/media pembelajaran bahasa Inggris (OHP, LCD, Komputer, dll.).

Fasilitas yang mendukung pembelajaran bahasa Inggris dinilai dengan menggunakan angket skala Likert.

5. Kompetensi Bahasa Inggris Siswa

Kompetensi bahasa Inggris siswa merupakan kompetensi dasar yang diharapkan untuk dikuasai atau dimiliki siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Inggris. Kompetensi bahasa Inggris siswa adalah kemampuan siswa bekomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun secara tuliasan. Tujuan pembelajaran adalah pencapaian kompetensi itu sendiri (Depdiknas, 2003: 19). Kompetensi bahasa Inggris siswa terfokus pada penguasaan empat keterampilan yaitu listening, speaking, reading, dan writing yang telah dimodifikasi dan disederhanakan untuk disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa SMA .

(13)

Penilaian kompetensi bahasa Inggris siswa dalam model ini dilakukan oleh guru bahasa Inggris. Adapun instrumen penilaian menyesuaikan dengan kompetensi dasar dan indikator yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Inggris. Berdasarkan kompetensi dasar yang dituntut mata pelajaran bahasa Inggris di jenjang SMA, ada dua alternatif instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi bahasa Inggris siswa di jenjang SMA, yaitu tes tertulis dan lisan. Tes tertulis digunakan untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris siswa tentang reading dan writing sedangkan tes lisan untuk mengetahui kemampuan bahasa Inggris siswa tentang speaking dan listening.

Hasil penilaian output pembelajaran bahasa Inggris yang meliputi kompetensi bahasa Inggris siswa dapat diketahui melalui instrumen dengan menggunakan butir-butir soal UN yang pernah dipakai pada tahun sebelumnya. Buti-butir ujian susulan tahun sebelumnya juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan listening dan reading siswa. Butir-butir ini telah diujicobakan berkali-kali oleh para ahli bahasa Inggris dari Pusat Penilaian Pendidikan-BALITBANG sehingga kesahihan dan keandalan insrumen ini tidak diragukan lagi. Instrumen untuk mengetahui kemampuan speaking dan writing siswa dikembangkan oleh peneliti. Kemampuan speaking dan writing siswa dinilai oleh evaluator dan dibantu oleh 2 (dua) guru bahasa Inggris. Untuk speaking, siswa disuruh menceritakan tiga pilihan: 1) pengalaman mereka yang tak pernah terlupakan (unforgettable experience), 2) aktivitas sehari-hari, 3) ambisi mereka pada masa yang akan datang, kemudian untuk writing, siswa disuruh menuliskan apa yang

(14)

telah mereka ceritakan dalam bahasa Inggris dengan jumlah kata tidak lebih dari 150 kata.

D. Kelebihan Model EPBI

Model EPBI ini memiliki kelebihan sebagai berikut:

1. Lebih komprehensif, karena objek evaluasi tidak hanya terbatas pada output belajar siswa semata, tetapi juga mencakup evaluasi terhadap proses pembelajaran bahasa Inggris.

2. Model ini relatif sederhana dalam implementasi tanpa mengurangi kelengkapan informasi yang dibutuhkan dalam evaluasi pembelajaran.

3. Penggunaan model EPBI tidak begitu kompleks, sehingga keterlaksanaannya cukup tinggi.

4. Model ini dapat digunakan tanpa terikat dengan kompetensi tertentu.

5. Model ini efektif digunakan oleh sekolah tanpa mengganggu proses pembelajaran yang ada.

6. Model ini sejalan dengan tujuan pembelajaran bahasa Inggris, yaitu kompetensi bahasa Inggris siswa, siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik secara lisan maupun tulisan yang mencakup listening, reading, speaking dan writing.

(15)

E. Keterbatasan Model EPBI

Model EPBI ini selain memiliki beberapa kelebihan di atas juga memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut:

1. Pada proses evaluasi belum melibatkan penilai independen (independent appraisal) dari luar, hanya mengandalkan penilaian dari pihak intern (internal appraisal) sehingga dimungkinkan dapat mengurangi tingkat objektivitas hasil penilaian. Untuk mengatasi hal ini, penilaian dilakukan cek silang antar responden. 2. Komponen proses pembelajaran bahasa Inggris yang dicermati hanya mencakup kinerja guru bahasa Inggris, kepribadian guru bahasa Inggris, prilaku siswa, dan fasilitas pembelajaran. Komponen tersebut sangat berperan dalam proses pembelajaran bahasa Inggris walaupun masih banyak komponen yang lain.

G. Profil Prestasi Pembelajaran Bahasa Inggris

Hasil penilaian output pembelajaran bahasa Inggris dapat disusun dalam bentuk profil kompetensi bahasa Inggris siswa. Profil kompetensi bahasa Inggris siswa disusun untuk level siswa dan level kelas. Untuk kepentingan monitoring kemajuan belajar siswa, profil kompetensi bahasa Inggris siswa didasarkan profil level siswa, sedangkan untuk kepentingan evaluasi pembelajaran bahasa Inggris didasarkan pada profil level kelas. Contoh format profil kompetensi bahasa Inggris level siswa dan level kelas adalah berikut ini.

(16)

PROFIL PRESTASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS (Level siswa)

Nama siswa : ... Kelas/NIS: .../ ... Ketentuan:

1 = Sangat Kurang, 2 = Kurang, 3 = Cukup, 4 = Baik, 5 = Sangat Baik

No. Kompetensi Bahasa Inggris Siswa 1 2 3 4 5

1 Listening 2 Reading 3 Speaking 4 Writing Palembang, ...-...- 200 Guru Bahasa Inggris,

... PROFIL PRESTASI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

(Level kelas)

Nama Sekolah : SMA ... Kelas : ... Ketentuan:

1 = 0 % - 20 % = Sangat Kurang, 2 = 21 % - 40 % = Kurang,

3 = 41 % – 60 % = Cukup, 4 = 61 % - 80 % = Baik, 5 = 81 % - 100 % =Sangat Baik No. Kompetensi Bahasa Inggris Siswa 1 2 3 4 5

Persentase 1 Listening 2 Reading 3 Speaking 4 Writng Palembang, ...-...- 200 Guru Bahasa Inggris,

Gambar

Gambar 1: Komponen Model EPBI

Referensi

Dokumen terkait

Demikian Perjanjian Kinerja Kecamatan Kuta selatan tahun 2021 ini dibuat sebagai bahan acuan pelaksanaan program dan kegiatan dalam mencapai sasaran dan tujuan

Pada umumnya konsumen dalam hal ini pasien pelayanan kesehatan tidak dihadapkan pada persoalan ketidakmengertian ataupun ketidakjelasan akan pemanfaatan, penggunaan, maupun

Persaingan usaha yang sangat ketat saat ini mengharuskan perusahaan harus selalu mencari strategi penjualan baru agar bisa bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Ketersediaan arah kiblat di hotel dan wisma di kota Pekanbaru juga menunjukkan prestasi yang bagus karena pihak pengelola hotel telah dapat memasang dan menyediakan fasilitas arah

2) Adapun mandi besar yang disunatkan (mandi besar yang dianjurkan) diantaranya : Mandi hari Jum’at, mandi untuk shalat Jum’at ini hukumnya sunat muakat (ditekankan), kecuali

Pada tabel 2 dapat dilihat hasil analisis statistik dengan Spearman Rho Correlation didapatkan nilai koefisien korelasi 0,679 dan p=0,031 yang berarti bahwa

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap budgetary slack, kecukupan anggaran memoderasi hubungan antara

Barelang Sejahtera Prima Pekanbaru agar menjadikan presepsi pelanggan outlet menjadi lebih baik dengan memperhatikan standar waktu penyaluran produk yang telah ditetapkan