• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tohar (2001:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tohar (2001:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Usaha Kecil

Menurut Tohar (2001:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang.UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya.

Menurut Daryanto (2013:2) Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam kegiatan usaha tersebut, dan biasanya hanya mempekerjakan tidak lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil yang dimaksud dalam pengertian diatas, termasuk dalam usaha kecil informal.

Menurut Zulkarnain (2006:125) pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai:

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar rupiah. 3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar.

(2)

4. Berbentuk badan usaha yang dimiliki perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.

2.1.2 Peran dan Fungsi Usaha kecil

Menurut Hamdani (2003:13) peran dan fungsi usaha kecil diantaranya adalah :

1. Penyediaan barang dan jasa

Kebutuhan hidup manusia sebagian besar tidak dibuat sendiri. Barang dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar diperoleh dari tukar-menukar. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil dapat dijual di pasar atau ditukarkan kepada usaha menengah dan usaha besar.

Usaha kecil dapat berperan sebagai pemasok atau pengadaan (produsen) barang dan jasa yang diperlukan oleh usaha menengah dan usaha besar atau berperan sebagai penyalur hasil usaha menengah dan usaha besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Usaha kecil secara langsung maupun tidak langsung berfungsi untuk: 1. Meningkatkan kemakmuran

2. Memenuhi kebutuhan masyarakat 3. Turut mengusahakan pemerataan hasil 4. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa 5. Memperluas distribusi barang dan jasa 6. Penyerapan Tenaga Kerja

2. Salah satu sektor ekonomi yang dapat menanggulangi dan memperbesar kesempatan kerja adalah sektor usaha kecil. Usaha kecil memiliki daya serap

(3)

yang tinggi terhadap angkatan kerja dibandingkan industry lainnya, karena dapat menciptakan berbagai unit usaha produktif yang berpola kepada konsumsi masyarakat. Dengan demikian usaha kecil dapat berfungsi sebagai: Penyedia lapangan kerja yang luas bagi golongan masyarakat kecil

1. Sarana penanggulangan masalah pengangguran 2. Meningkatkan produktifitas masyarakat

3. Meningkatkan harkat martabat golongan masyarakat kecil 3. Pemerataan pendapatan

Usaha kecil merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pekerjaan dan pemberdayaan golongan masyarakat kecil. Pola-pola usaha yang dilakukan usaha kecil adalah pola usaha yang bertumpu kepada kebutuhan masyarakat banyak. Unit-unit usaha disesuaikan dengan kondisi lingkungan social masyarakatnya, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan potensi ekonomi yang tidak digarap oleh usaha menengah dan usaha besar.

Usaha kecil mampu untuk berperan memberikan pemerataan penghasilan terutama bagi golongan masyarakat kecil. Sedangkan di sisi lain, usaha kecil berfungsi sebagai:

1. Alat untuk membagi unit-unit usaha dan bidang garapan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan keleluasaan usaha untuk mem[peroleh pendapatan. 3. Menjaga stabilitas sosial masyarakat

4. Menggali berbagai potensi ekonomi masyarakat 5. Memberi Nilai Tambah Bagi Produk Jasa Daerah

(4)

4. Usaha kecil memberikan kesempatan yang sangat luas kepada setiap daerah dalam mengembangkan potensi seni dan budaya yang menjadi ciri khas daerahnya masing-masing, seperti produksi kerajinan, industri pariwisata, home industry, makanan khas, dan budaya daerah. Dengan demikian usaha kecil berfungsi sebagai:

1. Penyangga ekonomi masyarakat daerah

2. Sarana pelestari budaya yang berkembang di daerah 3. Alat meningkatkan nilai ekonomi pendapatan asli daerah 4. Meningkatkan harkat dan martabat budaya masyarakat 5. Meningkatkan Taraf Hidup

5. Usaha kecil memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memperbaiki kehidupannya. Setiap orang dapat menjalankan usaha sesuai dengan unit-unit usaha yang ada pada usaha kecil dalam rangka memperoleh penghasilan, baik sebagai mata pencaharian maupun usaha sambilan. Dengan penghasilan yang diperolehnya, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk pendidikan, kesehatan, sandang pangan dan kebutuhan ekonomi sehari-hari. Taraf hidup yang lebih baik akan mempengaruhi pola pikir dan sosial masyarakat kearah yang lebih baik, kondisi ini akan berdampak kepada kondisi stabilitas nasional yang lebih kondusif.

Usaha kecil dengan unit-unit usahanya berfungsi sebagai: 1. Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif

2. Menciptakan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang 3. Menaruh kesejahteraan masyarakat lebih baik

(5)

4. Merubah pola pikir dan perilaku sosial masyarakat 2.1.3 Ciri-Ciri Usaha Kecil

Menurut Daryanto (2013:2) Usaha kecil memiliki ciri-ciri: 1. Manajemen tergantung pemilik (bebas ditentukan pemilik) 2. Modal disediakan oleh pemilik sendiri

3. Skala usaha dan jumlah modal relatif kecil 4. Daerah operasi usaha bersifat lokal

5. Sumber daya manusia yang terlibat terbatas

6. Biasanya berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari 7. Pengusaha ada hubungan kekerabatan emosional

8. Mayoritas pengusaha berasal dari kalangan yang tidak mampu secara ekonomis

Usaha yang banyak tumbuh di masyarakat pada negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan pada penciptaan pendapatan penduduknya. Menurut Daryanto (2013:7-8) fakta-fakta tentang usaha kecil:

1. Di banyak negara, hampir 99 persen dari semua bisnis adalah usaha kecil. 2. Lebih 49 persen dari para pekerja di sektor usaha di banyak negara, bekerja

di sektor usaha kecil.

3. Sekitar 40 persen dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil.

(6)

5. 50 persen dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama

6. 60 persen dari uang yang digunakan untuk merintis usaha kecil berasal dari sumber swasta, seperti tabungan pribadi dan pinjaman dari teman.

7. Biaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui usaha kecil hanyalah sebagian kecil dari apa yang diperlukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan pada usaha besar.

8. Usaha kecil menampung porsi terbesar pegawai dalam industri ritel, grosir, dan jasa.

9. Usaha kecil menyumbang bagian terbesar dari penjualan dan jumlah pegawai di segmen tertentu di sektor manufaktur.

10. Manajemen yang buruk adalah penyebab terbesar kegagalan usaha kecil. 11. Peluang sebuah bisnis baru untuk bertahan hidup lebih dari lima tahun

adalah satu banding empat.

12. Di hampir semua negara, usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi masyarakat kita lebih tertarik menjalankan kewirausahaannya dengan memulai dari usaha kecil. Menurut Daryanto (2012:8 ) Alasan tertarik mendirikan usaha kecil:

1. Usaha kecil menghasilkan kelompok penekan yang secara politis sangat vokal dan besar yang tidak mungkin diabaikan.

2. Terdapat sejumlah besar orang yang terlibat dalam usaha kecil.

3. Para pelaku (pekerja, dan kadang pemilik) cenderung kurang mampu (terkait dengan pendapatan dan standar hidup).

(7)

5. Usaha kecil mengurangi kemiskinan dan memiliki sumbangan terhadap pembangunan ekonomi nasional.

2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil

Menurut Daryanto (2013:5) Kelemahan usaha kecil: 1. Keterbatasan Modal

Sebuah perjuangan ketika pengusaha mampu menyeimbangkan “uang masuk” dan “uang keluar”, terutama ketika mencoba melakukan perluasan usaha. Seharusnya pengusaha mendapatkan pelayanan istimewa dari pemilik modal ketika mengajukan pinjaman, tetapi pelaku usaha kecil lebih sering merasa diperlakukan seperti warga negara kelas dua. Perusahaan kecil tidak dapat menggunakan sistem kredit sebagai cara menjual semudah yang dilakukan perusahaan besar. Selain itu, kebanyakan usaha kecil memiliki masalah untuk tetap bertahan selama periode menunggu produk mereka dapat diterima pasar.

2. Permasalahan kepegawaian

Usaha kecil tidak mampu membayar gaji yang besar, serta menyediakan kesempatan dan status yang biasanya terdapat pada perusahaan besar. Pemilik usaha kecil harus berkonsentrasi pada permasalahan sehari-hari dalam menjalankan bisnis dan biasanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan tujuan atau rencana jangka panjang.

3. Biaya langsung yang tinggi

Usaha kecil tidak dapat membeli bahan baku, mesin, atau persediaan semurah perusahaan besar, atau mendapatkan diskon untuk volume

(8)

pembelian yang lebih besar seperti produsen besar. Jadi biaya produksi per unit biasanya lebih tinggi untuk usaha kecil, tetapi pada umumnya biaya operasional biasanya lebih rendah.

4. Keterbatasan varian usaha

Sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak sektor usaha dapat saja mengalami hambatan di salah satu usahanya, tapi mereka tetap kuat. Hal ini tidak berlaku bagi usaha kecil yang hanya memiliki sedikit produk. Usaha kecil sangat rentan jika produk baru mereka tidak laku, atau jika salah satu pasarnya terkena resesi, atau jika produk lamanya tiba-tiba menjadi ketinggalan zaman.

5. Rendahnya kredibilitas

Masyarakat menerima produk perusahaan besar karena namanya dikenal dan biasanya dipercaya. Usaha kecil harus berjuang untuk membuktikan setiap kali menawarkan sebuah produk baru atau memasuki pasar baru. Reputasi dan keberhasilannya di masa lalu di pasar jarang diperhitungkan. 6. Sentuhan pribadi

Pelanggan seringkali membayar harga yang lebih mahal untuk perhatian pribadi. Bahkan pada banyak industri dimana perbedaan produk dan harganya tipis, faktor kehadiran manusia menjadi kekuatan utama dalam menghadapi persaingan.

7. Motivasi yang lebih tinggi

Manajemen kunci dalam usaha kecil biasanya pemilik konsekuensinya bekerja keras, lebih lama, dan memiliki lebih banyak keterlibatan personal.

(9)

Laba dan rugi memiliki lebih banyak arti bagi mereka dari pada gaji dan bonus yang diperoleh para pegawai perusahaan besar.

8. Fleksibilitas yang tinggi

Sebuah usaha kecil memiliki fleksibilitas sebagai keunggulan kompetitif utama. Sebuah perusahaan besar tidak dapat menutup sebuah pabrik tanpa perlawanan dari organisasi buruh, atau menaikkan harga tanpa intervensi dari pemerintah, namun usaha kecil dapat bereaksi lebih cepat terhadap perubahan persaingan. Sebuah usaha kecil juga memiliki jalur komunikasi yang lebih pendek. Lingkup produknya sempit, pasarnya terbatas, serta pabrik dan gudangnya dekat, usaha kecil dapat dengan cepat mencium masalah dan memperbaikinya.

9. Kurangnya birokrasi

Para eksekutif perusahaan besar seringkali kesulitan memahami gambaran besar suatu persoalan. Hal ini menyebabkan terjadinya in-efisiensi. Dalam usaha kecil, seluruh permasalahan dapat mudah dimengerti, keputusan dapat cepat dibuat dan hasilnya dapat segera diperiksa dengan mudah.

10. Produk atau jasa tidak menarik perhatian (tidak mencolok)

Perusahaan baru dapat mencoba taktik penjualan yang baru atau memperkenalkan produk tanpa menarik perhatian atau perlawanan yang berlebihan. Perusahaan besar senantiasa berhadapan dengan perang proksi, aksi antitrust, dan peraturan pemerintah. Mereka juga kurang fleksibel dan sulit melakukan perubahan dan restrukturisasi.

(10)

2.1.5 Definisi Kantin

Menurut (Wikipedia : 2012), Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan halal. Jenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah jalur yang disediakan untuk membeli makanan. Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah di Indonesia. Biasanya kantin menjadi tempat berkumpul bagi para murid. Pesan-ambil-bayar-duduk mungkin merupakan prinsip para pengguna fasilitas kantin. Ramainya kantin disebabkan oleh obrolan siswa-siswi yang makan bersama. Kebanyakan murid menganggap penting kantin sebagai tempat bersosialisasi, tempat berkumpulnya seluruh angkatan.

2.1.6 Keberhasilan Usaha

Menurut Anoraga (2002:38) Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong keberhasilan usaha adalah dengan adanya faktor rencana pemasaran, produksi, rencana organisasi, dan manajemen, serta adanya rencana keuangan

(11)

Menurut Nasution (2001:12) Keberhasilan suatu usaha dapat diindikasikan dalam beberapa hal penting yaitu dana usaha bertambah, hasil produksi meningkat, dan keuntungan bertambah. Menurut Kasmir (2006:172) Keberhasilan usaha dapat diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, pertumbuhan, pertumbuhan, dan perkembangan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Beberapa indicator tersebut bias dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan usaha.

Menurut Dalimunthe (2003) Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

a. Keuntungan usaha

Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan sebuah produk. Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai.

b. Jumlah penjualan

Jumlah penjualan merupakan total penjuaan produk atau jasa, jumlah penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.

c. Pertumbuhan usaha

Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Pertumbuhan ini diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan, serta nama baik.

(12)

2.1.7 Faktor-faktor Keberhasilan Usaha

1. Faktor pemasaran adalah faktor keseluruhan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor pemasaran mencakup produk yang berkualitas, harga yang sesuai dengan kualitas produk, lokasi yang strategis, tenaga kerja yang terlatih, promosi melalui media dan proses pendeskripsian produk kepada konsumen yang disampaikan dengan jelas.

2. Faktor produksi adalah suatu bagian yang ada di dalam perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan produksi. Dengan mengatur kegiatan ini maka diharapkan proses produksi akan berjalan dengan lancer dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi. Faktor produksi meliputi tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan tugasnya, memperhitungkan dan menganalisis modal kerja, memiliki visi dan misi sesuai dengan tujuan perusahaan, tempat usaha letaknya dekat dengan bahan mentah, kegiatan promosi produk merupakan kegiatan yang wajib dilakukan.

3. Faktor organisasi dan manajemen merupakan faktor yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha, gaji/ upah/ fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja. Faktor organisasi dan manajemen meliputi dilakukannya pengambilan keputusan yang lebih demokratis dan partisipatif terhadap masalah yang bersangkutan dengan lingkungan organisasi, terdapatnya pembagian kerja, gaji/ upah yang baik, adanya kedisiplinan, menomorduakan kepentingan pribadi terhadap

(13)

kepentingan umum, rekan kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerja yang dijalankan, tanggung jawab akhir terletak pada atasan, kondisi kerja yang aman, nyaman, dan menarik, pimpinan yang adil dan bijaksana, garis kewenangan seperti tergambar pada struktur organisasi, terdapat keadilan dalam usaha.

4. Faktor keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Faktor keuangan meliputi melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha, menganalisis kemampuan proyek untuk mendapatkan laba yang direncanakan atau diharapkan, menganalisis kemampuan perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha, memperhitungkan kebutuhan modal.

Menurut Suryana (2003:85) Indikator keberhasilan usaha terdiri dari :

1. Modal 2. Pendapatan 3. Volume Penjualan 4. Output produksi 5. Tenaga Kerja 2.2 Penelitian Terdahulu

Purwanto (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Usaha Elektronik di Kota Semarang”, diperoleh kesimpulan bahwa dengan mengelompokan variabel-variabel

(14)

Faktor) menunjukkan bahwa faktor utama 1 adalah faktor Kemajuan Usaha, Faktor utama 2 adalah Sistem Pelayanan, Faktor Utama 3 adalah Sikap Mental Wiraswasta, Faktor utama 4 adalah Pemilihan Lokasi dan Faktor utama 5 adalah Pemberian Bonus. Variabel utama untuk masing-masing faktor adalah kelengkapan produk, sikap terbuka terhadap saran dan kritik, ketekunan dalam usaha, Lokasi usaha dalam satu arus bisnis dan Pemberian Bonus. Dari sekian banyak faktor diketahui faktor lokasi yang paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Dengan lokasi usaha yang mudah dijangkau akan memperbesar kemungkinannya dalam melakukan bisnis, karena konsumen akan lebih mudah untuk melihat dan mendatangitempat tersebut.

Wahyuningsih (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Antara Bauran Pemasaran Dengan Keberhasilan Penjualan Telur Ayam di Kota Blitar”, diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang berpengaruh dalam keberhasilan penjualan telur ayam adalah harga, promosi dan produk, sedangkan variable yang tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan adalah distribusi. Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keberhasilan penjualan telur adalah harga.

Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut maka peneliti memilih faktor lokasi dan harga karena kedua faktor ini paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

(15)

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2005:49) Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan dari beberapa variable yang diteliti yang disusun dari beberapa teori yang dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar pembuatan hipotesis.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2005:306) Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah :

1. Lokasi (place) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara.

2. Harga (price) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara

3. Lokasi (place) dan harga (price) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara

Lokasi (Place) 

Harga (Price) 

Keberhasilan Usaha Kecil

(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:11) berdasarkan tingkat eksplanasinya jenis penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian. Hipotesis tersebut yaitu variabel lokasi (place), harga (price) dan keberhasilan usaha.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Kantin di Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada variable sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) terdiri atas lokasi (place) (X1), harga (price)

(X2).

2. Variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha pada pengusaha kantin di Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Konseptual  2.4 Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Cikal bakal Sistem Jaminan Sosial (SJS) atau di Jerman dikenal sebagai Kesejahteraan Sosial (social welfare) dan jaminan sosial (social security) yang dimulai

menjadi acuan bagi harapan yang dapat diidentifikasi terkait dengan pembangunan bisnis waralaba minimarket yang terjadi di Dusun Prayan Kulon, Soropadan yaitu perlu adanya

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik yang menggunakan pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar biologi pada materi Ekosistem di SMP

Kesimpulannya H0 ditolak, karena nilai thitung > ttabel dan nilai signifikansi < 0,05 yang berarti bahwa variabel faktor-faktor pendidikan (X) berpengaruh

Hal ini dilihat dari volume lalu lintas yang cukup ramai ditambah dengan adanya kawasan pertokoan (pasar), tempat ibadah, PKL dan pemukiman liar. Lebar badan jalan pada ruas

Pemeriksaan laporan keuangan tidak dapat dijadikan satu alat untuk menilai kinerja pelayanan publik yang dilakukan oleh pemerintah.. Oleh karena itu, jikalau belum dilakukan

Profile Matching merupakan suatu metode penelitian yang dapat digunakan pada sistem pendukung keputusan, proses penilaian kompetensi dilakukan dengan membandingkan

Dalam perkuliahan Biologi Umum, pembelajaran socioscientific issue melalui metode simposium memfasilitasi mahasiswa untuk merumuskan masalah, menganalisis, mengevaluasi, dan