• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan. berkumpulnya semua faktor produksi yang memiliki tujuan untuk memperoleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan. berkumpulnya semua faktor produksi yang memiliki tujuan untuk memperoleh"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi yang memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba semaksimal mungkin. Seiring bertambah dan berkembangnya perusahaan, selain memberikan dampak positif bagi masyarakat dan perekonomian negara juga timbul masalah sosial dan lingkungan yang diakibatkan kegiatan operasional perusahaan. Kiernan (2009), menyatakan bahwa sekitar 75% permasalahan sosial dan lingkungan di dunia disebabkan oleh aktivitas perusahaan.

Permasalahan sosial dan lingkungan yang terjadi akhir-akhir in i mendorong masyarakat yang merupakan salah satu stakeholder menuntut perusahaan lebih memperhatikan dampak aktivitas bisnisnya terhadap masyarakat dan lingkungan tempat perusahaan melakukan aktivitas operasinya. Atas tuntutan tersebut diharapkan perusahaan akan berusaha lebih menyadari masalah sosial dan lingkungan dengan mengaplikasikan kepedulian tersebut dalam bentuk pertanggungjawaban sosial atau corporate social responsibility (CSR).

Gagasan tanggung jawab sosial pada dasarnya adalah perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines yaitu tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab finansial saja, tetapi juga terhadap sosial dan lingkungan. Keberlanjutan

(2)

perusahaan akan lebih terjamin apabila, perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup (Daniri, 2008).

Tan imoto dan Suzuki (2005), menyatakan bahwa CSR adalah sebuah konsep dimana perusahaan memenuhi akuntabilitasnya kepada stakeholder dengan mengintegrasikan kepedulian sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis perusahaan. Akuntabilitas perusahaan terhadap stakeholder dapat dilakukan dengan cara melakukan corporate social responsibility disclosure (CSRD). CSRD dipandang sebagai sebuah strategi yang d itujukan untuk memperoleh legitimasi akibat adanya kesenjangan antara manajemen dan pemegang saham terutama pemegang saham asing (Haniffa dan Cooke, 2005).

Tingkat corporate social responsibility disclosure yang dilakukakan perusahaan diharapkan akan meningkat seiring disahkannya Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengharuskan perusahaan untuk mengungkapan CSR dalam laporan tahunan. Tanggung jawab sosial merupakan komitmen perusahaan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya serta pengembangan dunia usaha sesuai dengan prinsip good coorporate governance (GCG).

Rustiarini (2010), menyatakan bahwa salah satu faktor corporate governance yang berpengaruh terhadap pelaksanaan CSR adalah struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan merupakan cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dan outsider melalui

(3)

pengungkapan informasi di pasar modal (Ituriaga dan Zans, 1998). Perbedaan jumlah kepemilikan saham oleh investor dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan pengungkapan informasi oleh perusahaan.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme utama corporate governance yang membantu mengurangi masalah keagenan. Rustiarini (2010), menyatakan kepemilikan manajerial adalah kondisi yang menunjukkan bahwa manajer memiliki saham dalam perusahaan. Kepemilikan institusional merupakan kepemilikan saham oleh pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum, institusi luar negeri dan institusi lainnya pada akhir tahun (Shien et al., 2006 dalam Sabrina, 2010).

Selain kepemilikan institusional dan manajerial terdapat kepemilikan asing yang mengalami peningkatan yang sangat pesat. Kepemilikan asing dalam perusahaan merupakan pihak yang dianggap concern terhadap pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan (Novita dan Djakman, 2008). Banyaknya pihak asing yang menguasai saham perusahaan di Indonesia diharapkan mampu mendorong perusahaan untuk lebih memperhatikan masalah sosial dan lingkungan.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Oh et al. (2011), yang menggunakan variabel kepemilikan institusional, kepemilikan asing dan kepemilikan oleh pihak manajemen. Penelitian ini menambahkan variabel kepemilikan publik sebagai proksi struktur kepemilikan dan variabel environmental performance.

(4)

Kepemilikan publik merujuk pada persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh publik yang diperoleh dari perdagangan saham di pasar saham (Kustono, 2009). Perusahaan yang sahamnya dimiliki publik menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang tinggi di mata masyarakat dan dianggap mampu beroperasi terus menerus (going concern) sehingga cenderung mengungkapkan informasi sosial lebih luas (Badjuri, 2011).

Berbagai macam kepemilikan saham perusahaan dipengaruhi oleh kinerja lingkungan (environmental performance). Para investor akan lebih tertarik pada perusahaan yang menerapkan manajemen lingkungan hidup yang baik dan tidak mengabaikan masalah pencemaran lingkungan (Jafar dan Arifah, 2006 dalam Suhardjanto dan Permatasari, 2010). Kinerja lingkungan menunjukkan tingkat kerusakan lingkungan yang disebabkan aktivitas perusahaan. Semakin sedikit kerusakan lingkungan yang terjadi menunjukan perusahaan memiliki kinerja lingkungan yang baik (Lankoski, 2000).

Beberapa penelitian telah melakukan pengujian hubungan struktur kepemilikan dengan CSRD. Salah satunya dilakukan oleh Oh et al. (2011), yang menunjukkan kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap CSRD. Hasil ini berbeda dengan penelitian Barnea dan Rubin (2006), Rustiarini (2010) dan Badjuri (2011), yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap CSRD.

Penelitian tentang kepemilikan manajerial d ilakukan oleh Murwaningsari (2009), menunjukkan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap CSRD. Hasil berbeda dengan penelitian yang dilakukan

(5)

Huafang dan Jianguo (2007), Rustiarini (2010), dan Utami dan Prastiti (2011) menunjukkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap CSRD.

Kepemilikan asing diteliti oleh Rustiarini (2010), Oh et al. (2011), Huafang dan Jianguo (2007) serta Tanimoto dan Suzuki (2005), menunjukkan bahwa kepemilikan asing terbukti berpengaruh terhadap CSRD. Hasil berbeda terlihat pada hasil penelitian Said et al. (2009), yang menunjukkan kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap CSRD.

Purnomowati (2010) dan Khan et al. (2012) melakukan penelitian tentang kepemilikan publik yang menunjukkan hasil kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure. Hasil tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan Adiesti (2009), serta Nur dan Priantinah (2012), yang menunjukkan bahwa proporsi kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap corporate social responsibility disclosure.

Penelitian tentang environmental performance terhadap corporate social responsibility disclosure dilakukan oleh Rakhiemah dan Agustia (2009) dan Asrianggraeni (2012), menunjukkan hasil kinerja lingkungan berpengaruh terhadap CSRD. Hasil berbeda dengan penelitian Wijaya (2012), yang menunjukkan kinerja lingkungan tidak berpengaruh terhadap CSRD.

Ketidakkonsistenan hasil beberapa penelitian yang menguji variabel serupa dan rendahnya kualitas praktik CSRD di Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Environmental Performance terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure”.

(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD)?

2. Apakah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD)?

3. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD)?

4. Apakah kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD)?

5. Apakah environmental performance berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD)?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD).

2. Untuk mengetahui apakah kepemilikan asing berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD).

3. Untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD).

(7)

4. Untuk mengetahui apakah kepemilikan publik berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD).

5. Untuk mengetahui apakah environmental performance berpengaruh positif terhadap corporate social responsibility disclosure (CSRD).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi atau acuan bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai permasalahan corporate social responsibility disclosure..

2. Bagi perusahaan, menjadikan perusahaan lebih aware terhadap corporate social responsibility disclosure, seperti halnya corporate social responsibility disclosure yang dilakukan oleh negara-negara barat sebagai salah satu informasi yang penting bagi stakeholder.

3. Bagi seluruh stakeholder, bahwa struktur kepemilikan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam corporate social responsibility disclosure perusahaan, karena kebutuhan akan legitimasi perusahaan di dalam masyarakat.

4. Bagi pemerintah, untuk mengetahui sampai sejauh mana corporate social responsibility disclosure yang telah dilakukan perusahaan, sehingga pemerintah dapat mempertimbangkan standar pelaporan corporate social responsibility yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Kantor Pengelolaan Taman Pintar Kota Yogyakarta, dan berdasarkan evaluasi, maka perlu mencabut dan mengganti Peraturan Walikota Nomor : 66 Tahun 2008 tentang Fungsi, Rincian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya kredit ritel komersial di Kanca BRI Surabaya Kusuma Bangsa untuk

Pada jumlah codeword yang sama dengan code rate yang lebih tinggi, performansi koreksi error blok decoder mengalami penurunan. Frekuensi kerja matriks 4x8 adalah 1,35

Walaupun pada saat pengujian prediksi harga bawang merah lebih baik jika menggunakan data tambahan curah hujan, mungkin hal ini tidak dapat berpengaruh karena

Standar ini diterapkan untuk pemeriksaan fungsi kedua ginjal menggunakan perangkat renograf dengan menggunakan perangkat lunak untuk membantu dalam penentuan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN

Sistem yang dibangun adalah sebuah sistem aplikasi berbasiskan aplikasi desktop yang terintegrasi dengan sebuah database yang terhubung dengan fingerprint scanner

Lipid profiles of blood serum and fatty acid composition of meat of hybrid duck fed diet supplemented with Noni (Morinda citrifolia) fruit meal.. DOI: