• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS KELOMPOK MAKALAH IPS TERPADU PENYIMPANGAN SOSIAL DAN UPAYA-UPAYA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SISWA DI SEKOLAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS KELOMPOK MAKALAH IPS TERPADU PENYIMPANGAN SOSIAL DAN UPAYA-UPAYA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SISWA DI SEKOLAH"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS KELOMPOK

MAKALAH IPS TERPADU

PENYIMPANGAN SOSIAL DAN UPAYA-UPAYA

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SISWA

DI SEKOLAH

Disusun Oleh :

Nama : 1. Hesti Diana Sari 2. Irma Wati

3. Irza Tri Mahendra

4. Mario Vinsensius Wilem 5. Desi

6. Sari Hartuti

KELAS : VIII/B

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 02 NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “PENYIMPANGAN SOSIAL DAN UPAYA - UPAYA PERMASALAHAN YANG DIHADAPI SISWA DI SEKOLAH”.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat

bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. Orang tua dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

(3)
(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii BAB I PENDAHULUAN

1.1...La tar Belakang Masalah...1 1.2...Pe

mbatasan Masalah...1 1.3...Tu

juan Penulisan...2 1.4...M

etode Pengumpulan Data...2 1.5...Si

stematika Penulisan...2 BAB II PEMBAHASAN

2.1. Sebab Perilaku Penyimpangan Sosial...3 2.2. Bentuk – Bentuk Penyimpangan dan Contohnya...4 2.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpangan...7 BAB III PENUTUP

3.1...Ke simpulan...12 3.2...Sa ran...12

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penulisan pembuatan makalah yang berjudul

PENYIMPANGAN SOSIAL dan UPAYA-UPAYA PERMASALAHANNYA YANG DIHADAPI SISWA DI SEKOLAH menjadi dasar pembuatan makalah ini.

Seperti yang kita ketahui bahwa perilaku menyimpang banyak terjadi di masyarakat luas. Bahkan semakin

berkembangnya zaman sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang semakin beragam.

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengatuhi

terjadinya penyimpangan yang akan di jabarkan penulis dan di perjelas penulis dalam makalah ini.

Melalui tulisan ini, penulis ingin menjabarkan sebab-sebab terjadinya perilaku menyimpang dan akan memperjelasnya.

1.2 Pembatasan Masalah

Bagian ini meliputi dua hal: 1) Pembatasan Istilah dan 2) Rumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan Istilah

Ada beberapa istilah yang didapat dalam pengumpulan data :

(6)

Proses : Runtunan perubahan (peristiwa) Sosialisasi : Proses belajar seorang anggota masyarakat

Integritas : Keadaan yang menunjukan kesatuan yang utuh

Menyimpang : membelok menempuh jalan yang salah 1.2.2 Rumusan Masalah

a. Apa saja sebab-sebab perilaku menyimpang?

b. Apa saja bentuk-bentuk penyimpangan dan contohnya? c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

menyimpang?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menyebutkan sebab-sebab perilaku menyimpang

2. Menyebutkan bentuk-bentuk penyimpangan dan contohnya 3. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi perililaku

menyimpang

1.4 Metode Pengumpulan Data

1. Studi Pustaka

1.5 Sistematika Penulisan

Karya tulis ini memuat 1.5.1 BAB I Pendahuluan

Bab ini memuat latar belakang masalah, pembatasan masalah ( meliputi pembatasan istilah dan rumusan

masalah), tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. 1.5.2 BAB II Pembahasan

(7)

Bab ini mengungkapkan pembahasan masalah yang bersumber pada data-data yang diperoleh dari hasil penelitian. Bagian ini dapat dipecah-pecah menjadi beberapa subbab berdasarkan topik-topik tertentu. 1.5.2 BAB III Penutup

Bab ini merupakan kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan masalah.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sebab-Sebab Perilaku Menyimpang

a. Ketidaksanggupan menyerap norma-norma kebudayaan Karena ketidaksanggupan menyerap norma-norma

kebudayaan kedalam kepribadiannya maka seorang individu tidak mampu membedakan perilaku yang pantas dan perilaku yang tidak pantas.ini mungkin juga mengalami proses

sosialisasi yang tidak sempurna. b. Proses belajar yang menyimpang

Mekanisme proses belajar perilaku menyimpang sama halnya dengan proses belajar lainnya. Namun kadangkala proses elajar perilaku menyimpang ini dipelajari dari orang yang sudah ahli atau berpengalaman.

(8)

Setiap masyarakat tidak hanya memiliki tujuan-tujuan yang dianjurkan oleh kebudayaan tetapi juga cara-cara yang diperkenankan oleh kebudayaan tersebut untuk mencapai tujuan tersebut. Apabila seseorang tidak diberi peluang maka ia akan memilih cara-cara yang menyimpang dalam

memenuhi kebutuhan hidup d. Ikatan social yang berlain-lainan

Setiap orang biasanya berhubungan dengan beberapa kelompok yang berbeda. Hubungan dengan kelompok-kelompok tersebut akan cenderung membuatnya mengidentifikasi diri dengan kelompokyang paling

dihargainya. Dalam hubungan ini individu akan memperoleh pola-pola sikap dari perilaku kelopoknya. Jika perlaku

kelompok tersebut menyimpang maka kemungkinan besar ia juga akan menunjukkan pola-pola perilaku menyimpang. e. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang

menyimpang.

Proses sosialisasi dapat terjadi karena sengaja maupun tidak sengaja. Perilaku menyimpang seringkali merupakan akibat dari sosialisasi yang sengaja maupun tidak sengaja. Perilaku menyimpang merupakan hasil sosialisasi tidak senagaj missal anak menjadi buruk kebiasaannya melalui acara televise ataupun membaca buku atau kadangkala anak melihat

perilaku menyimpang dari orang tua atau lingkungan sekitar. Sedangkan perilaku menyimpang secara sengaja dapat terjadi

(9)

melalui kelompok-kelompok gelap yang tujuannya benar-benar mengajarkan penyimpangan

2.2 Bentuk-Bentuk Penyimpangan dan Contohnya

Bentuk-bentuk penyimpangan dapat dibedakan : a. Berdasarkan Intensitasnya

1) Penyimpangan Primer (Primari Deviation)

Yaitu perilaku menyimpang yang pertama kali dilakukan seseorang. Bisa juga diartikan penyimpangan yang dilalkuakan hanya bersifat temporer atau hanya pada waktu-waktu tertentu saja dan tidak berulang-ulang. Contohnya seorang warga masyarakat terpaksa mencuri karena tidak bekerja dan harus memebeli obat untuk anaknya yang sakit.

2) Penyimpangan Sekunder (Secondari Deviation)

Yaitu perilaku menyimpang yang merupakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya atau penyimpangan sosial yang dilakukan berulang kali dan secara khas

memperlihatkan perilaku menyimpang. Contoh penyimpangan sekunder antara lain orang yang

mempunyai kebiasaan mabuk atau minum-minuman keras, pencuri kambuhan, dan sebagainya.

b. Berdasarkan Sifatnya 1) Penyimpangan Positif

Penyimpangan Positif adalah penyimpangan yang

mengarah kepada nilai-nilai ideal atau yang didambakan dalam masyarakat tetapi tidak atau belum dietrima oleh warga masyarakat karena waktunya kurang tepat.

(10)

Akibatnya orang yang melakukan penyimpangan sosial positif ini akan mendapat celaan.

2) Penyimpangan Negatif

Penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang mengarah kepadai nilai-nilai yang dipandang rendah, tercela dan melanggar pedoma-pedoman dalam

masyarakat. Penyelewengan negatif ini dinilai sebagai perbuatan yang di bawah standar hidup masyarakat. Artinya orang yang melakukan penyimpangan negatif ini kedudukannya di masyarakat sangat rendah bahkan tidak dapat diterima.

c. Berdasarkan Tempat atau Ruang Lingkupnya 1) Penyimpangan Sosial Dalam Keluarga

Penyimpangan sosial dalam keluarga adalah

penyimpangan sosial yang terjadi dalam lingkungan keluarga. Pelaku penyimpangan dalam hal ini adalah anggota keluarga, bisa anak, ibu atau ayah. Contoh

penyimpangan dalam keluarga yaitu seorang Ibu tidak lagi mengurus urusan keluarga justru mementingkan diri

sendiri, ikut fitnes, sering ngobrol tanpa mengingat waktu, dan sebagainya.

2) Penyimpangan Sosial Dalam Masyarakat

Penyimpangan sosial dalam masyarakat adalah

penyimpangan sosial yang terjadi dalam mayrarakat. Penyimpangan sosial dalam mayrarakat terjadi jika seseorang atau kelompok orang anggota masyarakat

(11)

kaidah-kaidah atau aturan dalam masyarakat. Beberapa contoh penyimpangan yang terjadi dalam masyarakat antara lain: terjadinya peristiwa pembunuhan, pencurian, pemerkosaan dan lain sebagainya.

d. Berdasarkan Pelakunya

1) Individual (Individual Deviation)

Penyimpangan individual yaitu penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang yang telah mengabaikan dan menolak norma-norma yang telah berlaku dalam

kehidupan masyarakat. Misalnya seorang anak yang membunuh ibunya, seorang ayah yang memperkosa ibunya, Penyimpangan dan lain sebagainya.

2) Penyimpangan Kelompok (Group Deviation)

Penyimpangan kelompok yaitu penyimpangan yang

dilakukan oleh sekelompok orang yang tunduk pada norma kelompok, padahal norma tersebut bertentangan dengan norma masyarakat yang verlaku pada umunya. Misalnya: perkelahian pelajar atau tawuran pelajar.

3) Penyimpangan Campuran (Mixture Of Both Deviation) Yaitu perilaku menyimpang yang dilakukan oleh golongan sosial yang terorganisir secara rapi, sehingga individu ataupun kelompok di dalamnya tunduk dan taat pada norma-norma golongan. Padahal secara keseluruhan mereka mengabaikkan norma-norma masyarakat yang berlaku. Misalnya: “Kapak Merah” merupakan kelompok perampok/penjabret yang terorganisir secara rapiu. Mereka

(12)

menjalankan aksinya di persimpangan lampu merah yang ada di Jakarta

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan sosial sebagai berikut:

a. Faktor dari Dalam 1) Intelegensi

Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuaikan diri di masyarakat. Akibatnya terjadi penyimpanganpenyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap kasar, tidak bisa berpikir logis. Contohnya, ada kecenderungan dalam

kehidupan sehari, anak-anak yang memiliki nilai jelek akan merasa dirinya bodoh. Ia akan merasa minder dan putus asa.

Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti

(13)

Perilaku menyimpang dapat juga diakibatkan karena perbedaan jenis kelamin. Anak laki-laki biasanya

cenderung sok berkuasa dan menganggap remeh pada anak perempuan.

Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan, jika terdapat satu anak laki-laki biasanya minta diistimewakan, ingin dimanja.

3) Umur

Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala

tindakannya.

Namun demikian, kadang kita jumpai

penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut, sikapnya seperti anak kecil, manja, minta diistimewakan oleh anak-anaknya.

4) Kedudukan dalam keluarga

Dalam keluarga yang terdiri atas beberapa anak, sering kali anak tertua merasa dirinya paling berkuasa

dibandingkan dengan anak kedua atau ketiga. Anak bungsu mempunyai sifat ingin dimanjakan oleh kakak-kakaknya maupun orang tuanya.

Jadi, susunan atau urutan kelahiran kadang akan

menimbulkan pola tingkah laku dan peranan dari fungsinya dalam keluarga.

b. Faktor Dari Luar (Ekstrinsik) 1) Peran keluarga

(14)

Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan sosial sangat besar perananya dalam membentuk pertahanan seseorang terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.

Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk

menumpahkan perasaannya.

Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat.

(15)

Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya.

2) Peran masyarakat

Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dari lingkungan keluarga akhirnya berkembang ke dalam lingkugan masyarakat yang lebih luas. Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan rohaniah anak

mengakibatkan anak mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah. Ini merupakan awal dari sebuah petaka masa depan seseorang, jika di luar rumah anak menemukan sesuatu yang menyimpang dari nilai dan norma sosial. Pola kehidupan masyarakat tertentu kadang tanpa disadari oleh para warganya ternyata menyimpang dari nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat umum. Itulah yang disebut sebagai subkebudayaan menyimpang.

Misalnya masyarakat yang sebagian besar warganya hidup mengandalkan dari usaha prostitusi, maka anak-anak di dalamnya akan menganggap prostitusi sebagai bagian dari

(16)

profesi yang wajar. Demikian pula anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat penjudi atau peminum minuman keras, maka akan membentuk sikap dan pola perilaku menyimpang.

3) Pergaulan

Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku anak-anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain yang menjadi teman sepergaulannya sering kali

memengaruhi kepribadian seorang anak. Dari teman bergaul itu, anak akan menerima norma-norma atau nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep-konsep norma yang bersifat positif. Namun apabila teman bergaulnya kurang baik, sering kali akan mengikuti konsep-konsep yang bersifat negatif. Akibatnya terjadi pola tingkah laku yang menyimpang pada diri anak tersebut. Misalnya di suatu kelas ada anak yang mempunyai kebiasaan

memeras temannya sendiri, kemudian ada anak lain yang menirunya dengan berbuat hal yang sama. Oleh karena itu, menjaga pergaulan dan memilih lingkungan pergaulan yang baik itu sangat penting.

4) Media massa

Berbagai tayangan di televisi tentang tindak kekerasan, film-film yang berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat memengaruhi perkembangan

(17)

Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam

masyarakat, sering kali menerima mentah-mentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru mengakibatkan perilaku menyimpang.

(18)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mempelajari tentang sebab-sebab prilaku

menyimpan dalam masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa: a. Perilaku menyimpang tidak hanya disebabkan karena satu

faktor saja, tetapi banyak hal yang bisa mempengaruhi perilaku menyimpang yang semua bersifat negatif.

b. Perilaku menyimpang tidak hanya berakibat buruk bagi diri sendiri, tetapi berdampak negatif bagi orang banyak di

sekitar kita.

c. Peran orang tua adalah peran yang paling besar dalam mempengaruhi sikap-sikap dalam individu seseorang.

3.2 Saran

Untuk mengurangi sikap menyimpang pada individu sebaiknya:

1. Pemerintah :

a. Memperketat hukum yang berlaku

b. Menindak tegas pelaku penyimpangan yang merugikan orang banyak.

c. Penegakan hukum tidak pandang bulu. 2. Orang Tua:

a. Tidak membiarkan anak terlalu bebas dalam bergaul b. Selalu mengawasi anak berteman

c. Membimbing anak untuk selalu taat dalam beragama. 3. Siswa/Anak :

a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

b. Selalu mentaati peraturan/norma yang berlaku di sekolah dan masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

indeks, 45.8 persen. Pelayanan akademik yang diberikan oleh IAIN SAS Bangka Belitung kepada mahasiswa berada pada kategori cukup puas. Hasil ini pada dasarnya masih

Kedua hal diatas berhubungan dengan peningkatan minat dalam sistem pembelian just in time. Organisasi yang menggunakan pembelian just in time biasanya menekankan biaya

Pengaruh suplementasi kholin khlorida dalam ransum terhadap bobot badan akhir, persentase organ dalam, usus halus, lemak abdominal, dan lemak hati pada ayam

[r]

sedangkan nilai masa depan dari jatuh tempo anuitas dapat dilihat kejadiannya sebagai kejadian sebagai kejadian pada. awal periode arus

berdasarkan pengetahuan sebelumnya atau dalam pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, dapat berpikir secara kritis dan aktif, dan mampu berkomunikasi dengan

2 N30.0 Cystitis Acute P eradangan Kandung Kemih yang sifatnya keras dan sering mematikan berjangkit secara mendadak, berlansung secara singkat dengan perkembangan

Setelah melaksanakan kegiatan observasi dan orientasi di SMP N 39 Semarang praktikan mendapat pengetahuan dan pengalaman mengenai banyak hal yang berkaitan dengan