SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA
DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN
ACEH BARAT DAYA
JURNAL
Oleh
Rahmad Ferdi
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK U’BUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH 2012
SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA
DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN
ACEH BARAT DAYA
JURNAL
Oleh
Rahmad Ferdi
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK U’BUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH 2012
SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA
DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN
ACEH BARAT DAYA
JURNAL
Oleh
Rahmad Ferdi
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK U’BUDIYAH INDONESIA
BANDA ACEH 2012
SURVEI PENYIMPANGAN PEMANFAATAN RUANG DESA
DI KECAMATAN BLANGPIDIE KABUPATEN
ACEH BARAT DAYA
Rahmad Ferdi
Prodi Teknik Informatika, STMIK U’Budiyah Indonesia, Banda Aceh
ABSTRAK
Kabupaten Aceh Barat Daya (ABDYA) dengan Ibukota Blangpidie merupakan sebuah kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang diresmikan pada tanggal 10 April 2002 sebagai kabupaten otonom yang terpisah dari Aceh Selatan selaku kabupaten induknya, melalui UU No.4 tahun 2002. Wilayah ini dikelilingi oleh laut dan gugusan pegunungan Bukit Barisan. Aceh Barat Daya mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan untuk kelangsungan perekonomiannya. Hal ini ditunjang dengan posisinya yang sangat strategis di jalur dagang kawasan barat Aceh, khususnya kota Blangpidie yang sejak dulu menjadi pusat perdagangan di pantai barat Aceh. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui penggunaan lahan saat ini apakah sudah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kecamatan Blangpidie atau justru banyak terjadi penyimpangan di setiap desa pada Kecamatan Blangpidie dengan memanfaatkan GIS (Geographic Information System). Dengan diketahuinya penggunaan lahan saat ini dapat dijadikan acuan dikemudian hari untuk penelitian-penelitian lanjutan yang berhubungan dengan penyimpangan penggunaan lahan.
Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, ArcGIS (9.3), Penyimpangan, Pemanfaatan
I. Latar Belakang Masalah
Penataan ruang suatu wilayah dibutuhkan dukungan data dan informasi, baik data spasial maupun non spasial. Data tersebut harus akurat dan terkini. Sebagian data spasial tersebut memang telah tersedia, namun tidak dipungkiri bahwa data spasial tersebut relatif masih terbatas dan tidak mudah diakses.
Teknologi informasi yang kini telah berkembang dengan pesat dapat digunakan, agar sebagian data dan informasi spasial yang diperlukan dalam perencanaan tata ruang dapat dibangun dalam sebuah sistem informasi. Sistem tersebut berbasis pada koordinat geografis yang lebih dikenal dengan sebutan Sistem Informasi Geografis (SIG).
Seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan data geografis, dalam SIG
dimungkinkan penggabungan berbagai basis data dan informasi. Basis data tersebut dapat dikumpulkan dari peta, citra satelit, maupun survei lapangan, yang kemudian dituangkan dalam layer-layer peta. Sistem informasi yang meng overlaykan beberapa layer peta tematik diatas peta dasar dapat membantu proses analisis wilayah dan pemahaman kondisi wilayah bagi para perencana. Disamping dapat menghemat waktu karena sebagian proses dilakukan oleh piranti lunak, dengan SIG proses perencanaan tata ruang juga dapat lebih efisien dan efektif.
Kecamatan Blangpidie merupakan pusat kota di Kabupaten Aceh Barat Daya, dan terletak pada koordinat 3° 34’ 24’’ - 4° 05’ 37’’ LU dan 96° 34’ 57’’ - 97° 09’ 19’’ BT (BPS,2007). Sebagai ibu kota Kabupaten Aceh Barat Daya yang terus berkembang, diperlukan suatu data yang akurat untuk keperluan masa yang akan datang. Untuk
Survei Penyimpangan Pemanfaatan Ruang Desa Di Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya (Rahmad Ferdi)
_________________________________________________________________________________________________________
mengarahkan perkembangan kecamatan sesuai dengan fungsinya, telah disusun suatu Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Blangpidie. RTRW adalah hasil perencanaan struktur dan pola pemanfaatan ruang sebagai dasar rujukan teknis pengaturan berbagai kebutuhan alokasi ruang dalam wilayah kabupaten dan perkotaan. Terdapat beberapa masalah yang dihadapi dalam implementasi rencana tersebut. Diantaranya dalam penyusunan rencana tersebut masyarakat belum dilibatkan secara optimal, kurang dilakukan sosialisasi, dan masyarakat kurang memahami batas-batas alokasi ruang karena tidak diberi batasan atau rambu-rambu. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya perubahan atau ketidaksesuaian atau adanya penyimpangan yang mendasar antara rencana dengan kenyataan yang terjadi dilapangan. Sehingga kegiatan analisisis penyimpangan pengguna lahan dikecamatan Blangpidie ini menjadi suatu aktivitas yang penting untuk dilakukan. Penyimpangan tersebut dapat diterjemahkan dalam kaitan; pengguna lahan saat ini (existing) tidak menyimpang dari rencana penggunaan ruang yang tertuang didalam RTRW.
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pada kali ini adalah memanfaatkan GIS (Geographic
Information System) untuk mengetahui
penyimpangan penggunaan lahan saat ini (existing) berdasarkan RTRW Blangpidie. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian kali ini adalah untuk dapat diketahui berapa besar telah terjadi penyimpangan dari alokasi ruang yang telah ada, serta untuk menjaga kesesuaian pemanfaatan ruang dengan alokasi ruang yang telah ditetapkan didalam RTRW Blangpidie, serta dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya penggunaan lahan yang tidak sesuai.
III. Metode Penelitian
Metode pelaksanaan pada studi kali ini dilakukan dengan observasi lapangan untuk mengkoreksi peta Penggunaan Lahan Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya dengan menggunakan alat GPS Garmins 60 Csx. Dengan alat tersebut akan terekam semua data koordinat x, y dari titik-titik sampel yang diambil. Selain itu juga dilakukan digitasi peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kecamatan Blangpidie untuk mendapatkan peta Penyimpangan Penggunaan Lahan yang ada di Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya. data-data yang diolah dalam SIG merupakan fakta-fakta yang ada dipermukaan bumi yang memiliki referensi keruangan secara relatif. Data ini dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi geografis. Misalnya peta RTRW, peta Penggunaan Lahan, dan data selanjutnya diolah dengan komputer menggunakan perangkat lunak (software) ArcGIS 9.3.
IV. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan Survei Penyimpangan Pemanfaatan Ruang Desa Di Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya, data-data yang diolah dalam SIG merupakan fakta-fakta yang ada dipermukaan bumi yang memiliki referensi keruangan baik referensi secara relatif maupun referensi secara absolut dan disajikan dalam sebuah peta.
a. Referensi relatif
Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis. Data ini dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi geografis. Misalnya peta RTRW, peta Penggunaan Lahan , dan lain-lain yang sudah diolah menjadi data GIS digital.
Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis (sudah memiliki koordinat tertentu dipermukaan bumi). Misalnya adalah data titik-titik yang diperoleh dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).
Pada Survei Penyimpangan Pemanfaatan Ruang Desa Di Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya menggunakan
software ArcGIS 9.3, dilakukan beberapa
macam cara untuk dapat menampilkan dan memberikan informasi yang akurat dalam melakukan survei untuk kepentingan evaluasi, pengendalian dan pemantauan. Adapun cara-cara yang digunakan seperti:
a. Koreksi Peta b. Digitasi c. Overlay d. Layout
Adapun titik koordinat yang telah disurvei disetiap desa, disajikan pada Tabel.
Adapun penyimpangan terluas yang terjadi dari hasil Groundcheck antara peta RTRW dan peta Penggunaan Lahan eksisting yang telah disurvei dan telah dilakukan Groundcheck menunjukkan penyimpangan perdesa dikecamatan Blangpidie adalah :
1. Telah terjadi penyimpangan di desa Seunaloh dari sawah menjadi perkebunan seluas 4,187 ha (10,99%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha. dan telah terjadi penyimpangan dari perkebunan menjadi sawah seluas 0,003 ha (0,01%)
Survei Penyimpangan Pemanfaatan Ruang Desa Di Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya (Rahmad Ferdi)
_________________________________________________________________________________________________________
dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
2. Telah terjadi penyimpangan di desa Guhang dari sawah menjadi perkebunan seluas 0,039 ha (0,104%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha. dan telah terjadi penyimpangan dari perkebunan menjadi sawah seluas 3,257 ha (8,548%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
3. Telah terjadi penyimpangan di desa Lhung Asan dari sawah menjadi perkebunan seluas 0,237 ha (0,621%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha, telah terjadi penyimpangan dari permukiman menjadi perkebunan seluas 0,057 ha (0,150%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105, telah terjadi penyimpangan dari permukiman menjadi sawah seluas 0,896 ha (2,352%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105, dan telah terjadi penyimpangan dari perkebunan menjadi sawah seluas 1,753 ha (4,600%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105. 4. Telah terjadi penyimpangan di desa
Lhung Tarok dari sawah menjadi perkebunan seluas 0,725 ha(1,90%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha, telah terjadi penyimpangan dari permukiman menjadi sawah seluas 2,111 ha (5,53%), dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha, dan telah terjadi penyimpangan dari perkebunan menjadi sawah seluas 0,291 ha (0,76%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
5. Telah terjadi penyimpangan di desa Cot Jeurat dari sawah menjadi perkebunan seluas 9,567 ha (25,10%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha, dan telah terjadi penyimpangan dari perkebunan menjadi sawah seluas 0,254 ha (0,657%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
6. Telah terjadi penyimpangan di desa Kuta Bahagia dari perkebunan menjadi sawah seluas 1,154 ha (3,03%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
7. Telah terjadi penyimpangan di desa Keude Siblah dari permukiman menjadi perkebunan 0,003 ha (0,01%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha, telah terjadi penyimpangan dari permukiman menjadi sawah seluas 0,570 ha (1,50%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha, dan telah terjadi penyimpangan dari perkebunan menjadi sawah seluas 0,094 ha (0,25%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha. 8. Telah terjadi penyimpangan di desa
Keude Paya dari perkebunan menjadi sawah seluas 5,293 ha (13,89%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
9. Telah terjadi penyimpangan di desa Mata Ie dari perkebunan menjadi sawah seluas 0,002 ha (0,01%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha. 10. Telah terjadi penyimpangan di desa
Gudang dari sawah menjadi perkebunan seluas 2,244 ha (5,89%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha, telah terjadi penyimpangan dari permukiman menjadi sawah seluas 1,231 ha (3,23%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha, dan telah terjadi penyimpangan dari perkebunan menjadi sawah seluas 0,063 ha(0,17%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha. 11. Telah terjadi penyimpangan di desa
Lamkuta dari perkebunan menjadi sawah seluas 3,779 ha (9,92%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
12. Telah terjadi penyimpangan di desa Alue Manggota dari perkebunan menjadi sawah seluas 0,175 ha (0,46%)
dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
13. Telah terjadi penyimpangan di desa Babah Lhung dari perkebunan menjadi sawah seluas 0,118 ha (0,31%) dari total penyimpangan desa seluas 38,105 ha.
V. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil penelitian, telah terjadi penyimpangan penggunaan lahan saat ini dari RTRW Kecamatan Blangpidie. 2. Dari hasil yang telah disurvei,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyimpangan terluas adalah 9,567 ha (25,10%) di desa Cot Jeurat dari total seluruh desa yang ada di Kecamatan Blangpidie.
3. Peyimpangan terkecil adalah 0,03 ha (0,01) yang ada di desa Seunaloh dan desa Keude Siblah dari total seluruh desa yang ada di Kecamatan Blangpidie.
Saran
1. Hasil yang di capai dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana titik-titik pengambilan sampel masih sedikit. Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, diperlukan titik sampel sebanyak 30 titik desanya. 2. untuk dapat menghasilkan data
yang terpercaya diperlukan alat yang memiliki akurasi tinggi. Pemilihan alat dapat dilakukan pada penggunaan GPS dengan daya tangkap satelit yang lebih banyak.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Faisal Tifta Zany, M.Sc, atas arahan dan masukannya sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aceh Nias, GIS Konsorsium. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar, Banda Aceh, Indonesia.
Amhar dan Darmawan. 2006. Sistem Informasi Geografis (SIG) [Online] Tersedia: www.google.com/Sistem
Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (GIS)/La An.htm. [12 April 2013].
Azziman, T., Fauzan. 2013. Pemetaan Dan Pengolahan Data Pelanggan PDAM Tirta Daroy Kota Banda Aceh Gampong Ie Masen Kaye Adang. STMIK U’budiyah Indonesia, Banda Aceh.
Barus, B., Wiradisastra, US., 1996. Sistem Informasi Geografis. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi, Ilmu Tanah Institut Pertanian Bogor, Bogor. Budiyanto, E. 1997. Sistem Informasi
Geografis Menggunakan ARC VIEW GIS, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia.
Juliadi, Reza. 2013. Pemetaan Pipa Air Pelanggan PDAM Tirta Daroy. STMIK U’budiyah Indonesia, Banda Aceh.
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya. 2012. [Online] Tersedia : http://acehbaratdayakab.go.id/ind
ex.php/en/profil/data-Survei Penyimpangan Pemanfaatan Ruang Desa Di Kecamatan Blangpidie Kabupaten Aceh Barat Daya (Rahmad Ferdi)
_________________________________________________________________________________________________________
geografis/klimatologi. [03 April 2013].
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya. 2012. [Online] Tersedia : http://acehbaratdayakab.go.id/ind
ex.php/en/profil/data-geografis/penggunaan-lahan. [03 April 2013].
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya. 2012. [Online] Tersedia : http://acehbaratdayakab.go.id/ind
ex.php/en/profil/data-geografis/letak-geografis. [03 April 2013].
Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya. 2012. [Online] Tersedia : http://acehbaratdayakab.go.id/ind ex.php/en/profil/sejarah/kabupate n-aceh-barat-daya. . [03 April 2013].
Rian, Teguh. 2011. Macam-Macam ArcGIS. [Online] Tersedia : www.teguhrian.co.id [12 April 2013].
Purnomo, Edy. 2008. 4 Cara Melakukan Update Koordinat Di ArcGIS. [Online] Tersedia : www.edypurnomo.co.id [12 April 2013].
Prahasta, E. 2005. Konsep-Konsep Dasar Sistem Informasi Informasi Geografis. Penerbit Informatika, Bandung.
Purwadhi, S. H. 1994. Penuntun Praktis Sistem Informasi Geografis (SIG). Agrometeorologi IPB, Bogor.
Purwadhi, S. H. 1999. SIG.Studi Kasus : Tata Ruang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut. BOPUNKUR. Jakarta.