i
PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS
PELAYANAN DAN TINGKAT KESADARAN WAJIB PAJAK
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Studi Kasus pada Wajib Pajak Pribadi yang memiliki usaha dan
pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta)
SKRIPSI
Oleh:
Nama: Rizqi Fitria Ramdhani
No. Mahasiswa: 14312043
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
ii PENGARUH PENGETAHUAN PERPAJAKAN, KUALITAS PELAYANAN
DAN TINGKAT KESADARAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK
(Studi Kasus pada Wajib Pajak Pribadi yang memiliki usaha dan pekerjaan bebas yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta)
SKRIPSI
Disusun dan diajukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk mencapai
derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi UII
Oleh:
Nama: Rizqi Fitria Ramdhani
No. Mahasiswa: 14312043
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
iii PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
iv HALAMAN PENGESAHAN
v HALAMAN BERITA ACARA
vi MOTTO
“If you’re afraid to fall, you’ll fall because you’re afraid, everything is choices”
(Daniel Ilabaca)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah
mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” [QS. Al Baqarah 2:216]
vii HALAMAN PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, skripsi ini penulis persembahkan untuk: Bapak Ibu tercinta
Muhammad Subedjo Sandjojo dan Hani ‘Atus Suroiyah
Atas do’a dan supportnya supaya skripsi ini bisa selesai. Semoga dengan skripsi ini menjadi awal yang baik untuk masa depan
viii KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini. Shalawat serta salam tak lupa pula penulis junjungkan kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman
yang telah membawa dan menyebarkan ajaran Islam sebagai rahmatan lil’ alamin. Penelitian berjudul “Pengaruh Pengetahuan Perpajakan, Kualitas
Pelayanan dan Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak” disusun untuk memenuhi tugas akhir yaitu skripsi sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Strata 1 (S1) pada program studi
Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
Proses penyusunan skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Allah SWT, yang selalu mencintai hamba-Nya, memberikan rezeki yang
amat melimpah serta kemudahan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ix
2. Muhammad Subedjo Sandjojo, Ir dan Hani Atus Suroiyah, SE sebagai
orangtua penulis yang selalu memberikan dukungan dan do’a sehingga
penulis bisa semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Jaka Sriyana, SE., M.Si, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia yang telah mendukung penyelesaian studi.
4. Bapak Drs. Dekar Urumsah, S.Si., M.Com., Ph.D., selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia yang telah mendukung
penyelesaian studi.
5. Ibu Neni Meidawati Dra.,M.Si.,Ak selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang
selalu sabar dalam membimbing dan memberikan saran yang terbaik selama
penyelesaian skripsi.
6. Rizqi Dzaki Ghufron sebagai adik dari penulis. Penulis sangat bersyukur
karena memiliki adik yang telah mendukung penulis sampai saat ini.
7. Seluruh keluarga besar yang telah mendukung penulis dengan sepenuh hati.
8. Keluarga KKN unit 33 Sahid Hadi, Indra Ramanda, Ardyanto Wicaksono,
Risang Khatulistiwa, Ajeng Anggraini, Dwi Condro Wulan, dan Nayha.
Terimakasih telah memberian penulis pengalaman hidup yang sebenarnya.
9. Teman-teman seperjuangan magang KPP Pratama Yogyakarta bulan
Maret 2018. Terimakasih atas pengalaman yang luar biasa selama magang.
10. KPP Pratama Yogyakarta terutama bagian Pengolahan Data dan Informasi
yang sudah memberikan data yang dibutuhkan penulis yang berkaitan dengan
x
11. Teman seperjuangan yang telah menemani masa-masa perkuliahan hingga
akhir.
12. Seluruh keluarga, sahabat, dan teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca
untuk dapat diperbaiki pada penelitian selanjutnya. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih atas dukungan dari semua pihak. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Yogyakarta,
Penulis,
xi DAFTAR ISI
Halaman Judul ...ii
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme ...iii
Halaman Pengesahan ...iv
Halaman Berita Acara...v
Halaman Motto ...vi
Halaman Persembahan ...vii
Kata Pengantar ...viii
Daftar Isi ...xi
Daftar Tabel ...xvi
Daftar Gambar...xvii
Daftar Lampiran ...xviii
Abstrak ...xix
Abstract ...xx
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah ...1
1.2 Rumusan Masalah ...5
1.3 Tujuan Penelitian ...6
xii
1.5 Sistematika Penelitian ...7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...9
2.1 Landasan Teori ...9
2.1.1 Teori Atribusi ...9
2.1.2 Teori Perilaku Terencana ...9
2.1.3 Wajib Pajak ...11
2.1.4 Kepatuhan Wajib Pajak (Tax Compliance) ...12
2.1.5 Pengetahuan Perpajakan ...13
2.1.6 Kualitas Pelayanan Pajak ...14
2.1.7 Tingkat Kesadaran Wajib Pajak ...16
2.2 Penelitian Terdahulu ...16
2.3 Hipotesis Penelitian ...19
2.3.1 Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...19
2.3.2 Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...20
2.3.3 Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...21
2.4 Gambar Kerangka Konseptual ...22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...23
3.1 Populasi dan Sampel ...23
xiii
3.2.1 Variabel Dependen ...24
3.2.2 Variabel Independen ...24
3.2.2.1 Pengetahuan Perpajakan (X1) ...25
3.2.2.2 Kualitas Pelayanan (X2) ...25
3.2.2.3 Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X3) ...25
3.3 Metode Pengumpulan Data ...26
3.3.1 Jenis Penelitian ...27
3.3.2 Sumber Data ...27
3.4 Teknik Analisis Data ...27
3.4.1 Statistik Deskriptif ...28
3.4.2 Uji Validitas ...28
3.4.3 Uji Reabilitas ...28
3.4.4 Uji Asumsi Klasik ...28
3.4.4.1 Uji Normalitas ...29
3.4.4.2 Uji Multikolinearitas ...29
3.4.4.3 Uji Heterokedastisitas ...29
3.4.5 Koefisien Determinasi ...30
xiv
3.4.7 Uji Signifikansi Individual (Uji t) ...31
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...32
4.1 Hasil Pengumpulan Data ...32
4.2 Deskripsi Responden ...33
4.2.1 Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin ...33
4.2.2 Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan ...33
4.3 Analisis Statistik Deskriptif ...34
4.4 Hasil Pengujian Kualitas Data ...37
4.4.1 Uji Validitas ...37
4.4.2 Uji Reabilitas ...38
4.5 Uji Asumsi Klasik ...39
4.5.1 Uji Normalitas ...39
4.5.2 Uji Multikolinearitas ...40
4.5.3 Uji Heterokedastisitas ...40
4.6 Hasil Koefisien Determinasi ...41
4.7 Analisis Regresi Berganda ...42
4.7.1 Uji t ...43
xv
4.8.1 Pengaruh Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...44
4.8.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...45
4.8.3 Pengaruh Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak ...46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...47
5.1 Kesimpulan ...47
5.2 Keterbatasan Penelitian ...48
5.3 Saran ...48
5.4 Implikasi Penelitian ...49
xvi DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Tabel Hasil Pengumpulan Data ...32
Tabel 4.2 Tabel Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin ...33
Tabel 4.3 Tabel Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan ...33
Tabel 4.4 Tabel Hasil Analisis Statistik Deskriptif ...34
Tabel 4.5 Tabel Hasil Uji Validitas ...37
Tabel 4.6 Tabel Hasil Uji Reabilitas ...38
Tabel 4.7 Tabel Uji Normalitas ...39
Tabel 4.8 Tabel Hasil Uji Multikolinearitas ...40
Tabel 4.9 Tabel Hasil Uji Heterokedastisitas ...41
Tabel 4.10 Tabel Koefisien Determinasi ...41
xvii DAFTAR GAMBAR
xviii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ...53
Lampiran 2 Permohonan Izin Penelitian KPP Pratama Yogyakarta ...59
Lampiran 3 Permohonan Izin Penelitian di KAP Mahsun Armand Nurmanto ....62
Lampiran 4 Rekap Data Hasil Jawaban Responden ...64
Lampiran 5 Hasil Analisis Deskriptif ...78
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Perpajakan ...79
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan ...81
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Tingkat Kesadaran Wajib Pajak ...82
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Kepatuhan Wajib Pajak ...84
Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas Pengetahuan Perpajakan ...87
Lampiran 11 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Pelayanan ...87
Lampiran 12 Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Kesadaran Wajib Pajak ...87
Lampiran 13 Hasil Uji Reliabilitas Kepatuhan Wajib Pajak ...87
Lampiran 14 Hasil Uji Normalitas ...88
Lampiran 15 Hasil Uji Heterokedastisitas ...88
Lampiran 16 Hasil Uji Multikolinearitas ...89
Lampiran 17 Hasil Koefisien Determinasi ...89
xix ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kepatuhan wajib pajak yang memiliki usaha dan pekerjaan bebas yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Kota Yogyakarta menggunakan variabel independen yakni pengaruh pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, dan tingkat kesadaran wajib pajak. Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak yang memiliki usaha dan pekerjaan bebas yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kota Yogyakarta. Alat uji yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan SPSS 16. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan perpajakan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak sedangkan kualitas pelayanan dan tingkat kesadaran wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Kata kunci: pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, tingkat kesadaran wajib pajak, kepatuhan wajib pajak.
xx ABSTRACT
This study aims to analyze the compliance of taxpayer conducting business and professional services in Yogyakarta by using independent variables such as the influence of tax knowledge, the service quality of tax officials, and the level of awareness of the taxpayer. The population of this study is individual taxpayers conducting business and professional services in Yogyakarta. The test equipment in this study was double regression analysis by SPSS 16. The result of this study indicated that tax knowledge doesn’t have influence on the tax compliance and independent variables the service quality of tax officials, and the level of awareness of the taxpayer have significant influence of taxpayers compliance.
Keyword: tax knowledge, the service quality of tax officials, the level of awareness of the taxpayer, taxpayer compliance.
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Oleh
karena itu, pemerintah khususnya Ditjen Pajak diharapkan mampu untuk
mengoptimalisasi penerimaan negara melalui penerimaan pajak. Menurut
Undang-Undang KUP No 16 Tahun 2009 Pasal 1 Angka (1) pengertian pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapat
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Pengetahuan perpajakan merupakan informasi yang dimiliki oleh wajib
pajak mengenai hal-hal yang berkaitan mengenai pajaknya. Mengetahui cara
merekap penghasilan bruto tiap bulan, membayar pajak penghasilan, dan
melaporkan SPT merupakan kegiatan yang dapat mengukur seberapa besar
pengetahuan perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak. Jika wajib pajak tidak
memiliki informasi perpajakan, maka akan mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak.
Menurut (Arum, 2012) usaha memaksimalkan penerimaan pajak tidak
dapat hanya mengandalkan peran dari Ditjen Pajak maupun petugas pajak,
tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari para wajib pajak itu sendiri. Indonesia
2
para wajib pajak berperan secara aktif dalam aktivitas pajaknya sendiri.
Perubahan sistem perpajakan dari Official Assessment menjadi Self
Assessment, memberikan kepercayaan wajib pajak untuk mendaftar,
menghitung, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya sendiri. Hal
ini menjadikan kepatuhan dan kesadaran wajib pajak menjadi faktor yang
sangat penting dalam hal untuk mencapai keberhasilan penerimaan pajak. Jadi
Ditjen Pajak hanya bertugas mengawasi dan memberikan sanksi kepada wajib
pajak yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan perpajakan (Suminarsasi &
Supriyadi, 2011).
Menurut (Ngadiman, 2014) pada dasarnya pemerintah dan wajib pajak
memiliki kepentingan yang bertolak belakang. Pajak dimata negara
merupakan sumber penerimaan utama untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan namun bagi wajib pajak merupakan beban yang mengurangi
penghasilan wajib pajak. Hal ini dapat memicu sikap wajib pajak untuk tidak
patuh perihal pajaknya karena bertentangan dengan tujuan utama wajib pajak
dalam melakukan usaha atau yang berprofesi sebagai pekerja bebas. Wajib
pajak dikatakan patuh apabila wajib pajak tersebut dapat memenuhi dan
melaksanakan kewajiban perpajakan dengan mengikuti ketentuan yang
berlaku. Kewajiban perpajakan harus dilaksanakan karena merupakan suatu
tanggungjawab yang harus dipenuhi oleh semua wajib pajak. Kepatuhan wajib
pajak mempunyai hubungan dengan penerimaan pajak karena apabila
kepatuhan dari wajib pajak meningkat maka secara tidak langsung juga akan
3
Indonesia tingkat kepatuhan wajib pajak masih tergolong rendah yang
ditunjukkan dengan angka tax ratio yang ada (perbandingan antara jumlah
penerimaan pajak dibandingkan dengan produk domestik bruto pada suatu
negara). Berdasarkan artikel yang ditulis oleh (Sembiring, 2017), Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui penerimaan pajak Indonesia
hingga saat ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara-negara
lainnya dikarenakan penerimaan pajak hingga 2016 hanya sebesar 10,6% dari
produk domestik bruto. Hal ini dapat diatasi apabila kesadaran akan patuh
perihal perpajakan oleh wajib pajak untuk membayar pajak dapat
ditingkatkan. Tingkat pengetahuan wajib pajak mengenai perpajakan
berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, semakin
tinggi tingkat pengetahuan wajib pajak terhadap perpajakan, maka semakin
tinggi kemungkinan wajib pajak untuk mematuhi peraturan tersebut.
Pengetahuan mengenai perpajakan merupakan faktor penting bagi wajib pajak
dikarenakan wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakannya serta
memandang bahwa pelaksanaan sanksi perpajakan akan lebih banyak
merugikannya. Pelaksanaan dan pemberian sanksi yang dimaksud adalah
dalam bentuk pemberian sanksi administrasi atau denda maupun sanksi
pidana. Kualitas pelayanan fiskus juga berpengaruh untuk meningkatkan
penerimaan pajak karena dengan memberikan pelayanan yang baik kepada
wajib pajak, akan memudahkan wajib pajak untuk menyelesaikan kewajiban
perpajakannya. Pada penelitian (Supadmi, 2010) disebutkan yang termasuk
4
pajak dan kemudahan dalam sistem informasi perpajakan. Pelayanan yang
diberikan kepada wajib pajak merupakan pelayanan publik yang lebih
diarahkan sebagai suatu cara pemenuhan kebutuhan wajib pajak dalam rangka
pelaksanaan peraturan perundang-undangan yang telah ditetapkan. Pelayanan
pada wajib pajak bertujuan untuk menjaga kepuasan wajib pajak yang
nantinya diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
memenuhi kewajiban perpajakannya. Jika pelayanan terhadap wajib pajak
baik maka akan berdampak kepada penerimaan pajak untuk tahun-tahun
berikutnya. Apabila kita mengacu pada pelayanan publik diatas, maka
pelayanan perpajakan merupakan jenis pelayanan publik yang mengharuskan
fiskus menempatkan wajib pajak sebagai pelanggan yang harus dilayani
dengan sebaik-baiknya, layaknya pelanggan dalam organisasi bisnis. Tujuan
pelayanan ini untuk menjaga kepuasan wajib pajak yang nantinya diharapkan
dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya. Pelayanan fiskus yang baik diharapkan mampu meningkatkan
kepatuhan wajib pajak. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam
mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah kesadaran wajib pajak.
Kesadaran wajib pajak akan perpajakan adalah rasa yang timbul dari dalam
diri wajib pajak atas kewajibannya membayar pajak tanpa adanya unsur
paksaan. Wajib pajak yang memiliki kesadaran rendah perihal pajaknya akan
cenderung untuk tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya atau
melanggar peraturan perpajakan yang berlaku. Diperlukan kesadaran yang
5
pajak tersebut, wajib pajak harus sadar bahwa kewajiban membayar pajaknya
harus dilakukan demi kelancaran jalannya roda pemerintahan yang mengurusi
segala kepentingan rakyat (Mutia, 2014).
Pengenaan pajak pada tiap wajib pajak akan berbeda sesuai peraturan
perpajakan yang berlaku. Dalam hal ini, wajib pajak dibagi menjadi wajib
pajak orang pribadi dan wajib pajak badan. Wajib pajak orang pribadi terdiri
dari wajib pajak sebagai usahawan atau pekerja bebas dan non usahawan. Bagi
wajib pajak non usahawan dalam hal perpajakannya biasanya sudah
dihitungkan oleh bendaharawan tempat instansi wajib pajak non usahawan
bekerja sedangkan wajib pajak usahawan dan pekerja bebas harus merekap
peredaran bruto, menghitung pajaknya berdasarkan tarif pajak tertentu, dan
melaporkannya ke Ditjen Pajak atas penghasilannya sendiri pada masa pajak
tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis mengambil sampel dalam
penelitian ini adalah Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki usaha dan
pekerja bebas yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta.
Berdasarkan konsep pemikiran yang dituangkan dalam latar belakang
diatas, maka penulis memutuskan untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak, kualitas
pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak, serta tingkat kesadaran wajib pajak
6 1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengetahuan perpajakan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak orang pribadi yang memiliki usaha dan pekerjaan bebas?
2. Apakah kualitas pelayanan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak
orang pribadi yang memiliki usaha dan pekerjaan bebas?
3. Apakah tingkat kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha dan pekerjaan bebas?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh pengetahuan perpajakan terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha dan pekerjaan bebas.
2. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha dan pekerjaan bebas.
3. Untuk menganalisis pengaruh tingkat kesadaran wajib pajak terhadap
kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha dan pekerjaan
bebas.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat akademik
- Sebagai referensi untuk penelitian mendatang mengenai kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang memiliki usaha dan pekerjaan
7
Manfaat bagi pemerintah
- Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan
kebijakan-kebijakan yang lebih baik untuk kedepannya dalam upaya
meningkatkan pemasukan negara dari sektor pajak.
- Sebagai tolak ukur kinerja Ditjen Pajak dalam hal kepuasan wajib
pajak dalam hal pemenuhan hak dan kewajiban perpajakannya.
Bagi Wajib pajak
- Diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
menjalankan kewajiban pajaknya.
1.5 Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini, penulis menyajikan sistematika pembahasan yang
dibagi menjadi lima bab, antara lain:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan menjadi beberapa bagian, yakni latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai landasan teori, penelitian terdahulu, hipotesis
8 BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas mengenai populasi dan sampel penelitian,
variabel-variabel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hasil analisis dari data yang telah dikumpul
dari sampel yang termasuk dalam populasi penelitian serta pembahasan tiap
variabel terkait dengan pembuktian hipotesis penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari penelitian berdasarkan hasil
9 BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Atribusi
Pada umumnya teori atribusi menerapkan bagaimana individu menafsirkan
berbagai kejadian sehingga berdampak pada pemikiran dan perilaku mereka.
Setiap individu akan berusaha untuk memahami mengapa orang lain melakukan
sesuatu dan memberikan penyebab bagi perilaku.
Terkait dengan hal ini, (Heider, 1958) menyatakan bahwa manusia dapat
membuat dua atribusi yakni atribusi internal dan atribusi eksternal. Atribusi
internal merupakan inferensi yang dibuat oleh seseorang tentang sikap, karakter,
maupun pribadi seseorang. Sedangkan atribusi eksternal merupakan inferensi
yang dibuat seseorang yang berkaitan dengan situasi dimana ia berada.
Pada penelitian ini, teori atribusi relevan untuk mejelaskan bagaimana
pengetahuan perpajakan serta kualitas pelayanan mempengaruhi kepatuhan wajib
pajak yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dari wajib pajak.
2.1.2 Teori Perilaku Terencana
Teori perilaku terencana atau theory of planned behavior merupakan
pengembangan dari teori perilaku beralasan. Menurut (Ajzen, 1991) faktor sentral
dari perilaku individu adalah bahwa perilaku dipengaruhi oleh niat individu
10
merupakan cerminan atau perantara motivasi seseorang untuk mempengaruhi
perilaku. Niat untuk berperilaku dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu
1. Sikap (attitude)
Sikap yang mendorong perilaku merupakan derajat dimana
seseorang memiliki evaluasi atau penilaian positif atau negatif terhadap
perilaku yang akan ditunjukkan. Hasil dari evaluasi berdampak pada
keyakinan individu yang mendorong perilaku.
2. Norma subjektif (subjective norm)
Norma subjektif merupakan persepsi tekanan sosial untuk
menampilkan perilaku tertentu. Norma subjektif merupakan fungsi dari
harapan yang dipersepsikan individu dimana lingkungan sekitar
menyetujui perilaku tertentu dan memotivasi individu (motivation to
comply) untuk mematuhi mereka.
3. Persepsi kontrol keperilakuan (perceived behavior control).
Menurut (Ajzen, 1991) persepsi kontrol keperilakuan didefinisikan
sebagai persepsi kemudahan atau kesulitan untuk melakukan perilaku.
Kontrol keperilakuan dapat mempengaruhi niat perilaku secara langsung
maupun tidak langsung. Semakin besar (power of control) semakin besar
pula niat seseorang untuk melakukan perilaku yang sedang
11
Pada penelitian ini teori perilaku terencana relevan untuk menjelaskan
bagaimana tingkat kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak yang
dilihat dari niat wajib pajak untuk menyelesaikan kewajiban perpajakannya.
2.1.3 Wajib Pajak
Mengacu pada Pasal 1 UU No 28 Tahun 2007 tentang perubahan ketiga
UU No 6 Tahun 1983 mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
wajib pajak merupakan orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Wajib pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak terdiri dari wajib pajak
efektif dan wajib pajak non efektif. Wajib pajak efektif adalah wajib pajak yang
masih aktif dalam memenuhi kewajiban menyampaikan SPT masa dan atau
tahunan pada tiap masa pajak (Mutia, 2014).
Wajib pajak orang pribadi tergolong menjadi dua yakni wajib pajak
usahawan atau pekerja bebas dan non usahawan. Wajib pajak usahawan ialah
wajib pajak yang melakukan kegiatan usaha yang menghasilkan barang atau
memberi jasa dan mempunyai satu atau lebih tempat usaha. Wajib pajak yang
melakukan pekerjaan bebas yang dimaksud adalah pekerjaan yang dilakukan oleh
orang pribadi yang mempunyai keahlian khusus sebagai usaha untuk memperoleh
penghasilan yang tidak terikat oleh suatu hubungan kerja (Kementrian Keuangan
12 2.1.4 Kepatuhan Wajib pajak (Tax Compliance)
Menurut (Nurmantu, 2005) pengertian kepatuhan wajib pajak yakni
sebagai suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi semua kewajiban
perpajakan dan melaksanakan hak perpajakannya. Menurut (Sutrisna, 2011)
kepatuhan wajib pajak adalah sikap atau tindakan wajib pajak yang taat untuk
melaksanakan semua kewajiban dan memenuhi hak perpajakannya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.
Menurut (Hani & Lubis, 2010) dasar hukum yang dapat digunakan untuk
menetapkan wajib pajak patuh adalah sebagai berikut :
1. Pasal 17C Undang-Undang Nomor-Nomor 16 Tahun 2000.
2. Keputusan Menteri Keuangan No. 544/ KNLK. 04/ 20000Jo 235/
KMK.03/2003.
3. Keputusan Ditjen Pajak No. 550/PJ./2000 Jo.
KEP-213/PJ/2003.
4. Surat Edaran Ditjen Pajak No. 5E-13/PJ.331/2003.
Kondisi perpajakan yang menuntut keikutsertaan aktif wajib pajak dalam
menyelenggarakan perpajakannya membutuhkan kepatuhan wajib pajak yang
tinggi yaitu kepatuhan dalam pemenuhan kewajiban perpajakan yang sesuai
dengan kebenarannya. Karena sebagian besar pekerjaan dalam pemenuhan
kewajiban perpajakan itu dilakukan oleh wajib pajak (dilakukan sendiri atau
dibantu tenaga ahli misalnya praktisi perpajakan profesional/tax agent), bukan
13 2.1.5 Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan mengenai pajak adalah proses atau cara wajib pajak untuk
memahami aturan pajak yang telah ditetapkan. Menurut (Rahayu, 2010)
menyatakan bahwa tingkat pengetahuan pajak masyarakat yang memadai, akan
mudah bagi wajib pajak untuk patuh pada peraturan pajak dan dengan
pengetahuan cukup yang diperoleh tentunya wajib pajak akan dapat memahami
bahwa dengan tidak memenuhi peraturan maka akan menerima sanksi baik sanksi
administrasi maupun pidana fiskal. Maka akan diwujudkan masyarakat yang sadar
pajak dan mau memenuhi kewajiban perpajakannya.
Pengetahuan perpajakan berkaitan dengan seberapa jauh wajib pajak
paham dengan ketentuan perpajakan secara menyeluruh, meliputi segala aspek
mulai dari mendapatkan NPWP, pelaporan, hingga pembayaran pajak terutang.
Terdapat indikator wajib pajak mengetahui peraturan perihal pajak yaitu
(Nurlis & Widayanti, 2010):
1. Pendaftaran NPWP. Setiap wajib pajak yang memiliki penghasilan
wajib mendaftarkan dirinya untuk memperoleh NPWP sebagai
salah satu sarana untuk mengurus administrasi pajak.
2. Pengetahuan mengenai hak dan kewajiban mengenai pajak.
Apabila wajib pajak telah mengetahui kewajibannya sebagai wajib
pajak,maka mereka akan melakukannya, salah satunya adalah
14
3. Pengetahuan mengenai sanksi jika melakukan pelanggaran
perpajakan. Semakin tahu dan paham terhadap peraturan
perpajakan, maka semakin tahu dan paham pula sanksi yang
diterima apabila melalaikan pajak.
4. Pengetahuan mengenai PTKP, PKP, serta tarif pajak. Dengan tahu
dan paham akan tarif pajak yang berlaku maka akan mendorong
wajib pajak untuk menghitung pajak terutang sendiri secara benar.
5. Pengetahuan dan pemahaman peraturan tentang pajak melalui
training yang diikuti dan sosialisasi dari KPP.
Dari penjelasan diatas, pengetahuan akan pajak dapat dikatakan sebagai
dasar untuk mendorong adanya kepatuhan wajib pajak, karena apabila wajib pajak
semakin mengetahui aturan pajak maka wajib pajak juga mengetahui sanksi yang
diterima bila melalaikan kewajiban dalam melaporkan SPT dan membayar
pajaknya.
2.1.6 Kualitas Pelayanan Pajak
Pelayanan adalah cara melayani dalam arti membantu mengurus atau
menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan seseorang. Dalam hal ini berarti
kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai cara petugas pajak (fiskus) dalam
membantu mengurus atau menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan wajib
pajak (Jatmiko, 2006).
Fiskus diharapkan memiliki kompetensi dalam arti memiliki keahlian,
15
dan perundang-undangan perpajakan. Selain itu fiskus juga harus memiliki
motivasi yang tinggi sebagai pelayan publik (Ilyas & Burton, 2010).
Kewajiban fiskus yang diatur dalam Undang-Undang KUP (Kementrian
Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak, 2013) antara lain:
1. Kewajiban untuk membina wajib pajak
2. Kewajiban menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
3. Kewajiban merahasiakan data wajib pajak
4. Kewajiban melaksanakan putusan
Sementara itu terdapat pula hak-hak fiskus sesuai Undang-Undang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan antara lain:
1. Hak menerbitkan NPWP atau NPPKP secara jabatan
2. Hak menerbitkan surat ketetapan pajak
3. Hak menerbitkan Surat Paksa dan Surat Perintah Melaksanakan
Penyitaan
4. Hak melakukan pemeriksaan dan penyegelan
5. Hak menghapuskan atau mengurangi sanksi administrasi
6. Hak melakukan penyidikan
7. Hak melakukan pencegahan
16 2.1.7 Tingkat Kesadaran Wajib Pajak
Kesadaran adalah keadaan seseorang dimana ia tahu atau mengerti
dengan jelas apa yang ada dalam pikirannya. Menurut (Muliari & Setiawan, 2011)
kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengetahui,
mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta
memiliki kesungguhan dan kenginan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Kesadaran masyarakat akan kewajibannya dalam membayar pajak akan
mempengaruhi tingkat kepatuhan sukarela. Sebagaimana diketahui bahwa dalam
sistem perpajakan yang ada, wajib pajak diberi kepercayaan untuk menghitung,
membayar, serta melaporkan sendiri pajak yang terutang sesuai dengan
perundang-undangan perpajakan yang berlaku. Dengan sistem perpajakan Self
Assessment System ini diharapkan wajib pajak memiliki kesadaran mengenai
kewajiban perpajakan mengingat wajib pajak yang bersangkutan yang sebenarnya
mengetahui besarnya pajak yang terutang (Kiryanto, 2000).
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada penelitian terdahulu oleh (Hamdani, 2012) dengan variabel
independen pengaruh kualitas pelayanan pajak, kesadaran wajib pajak dan
pengetahuan pajak terhadap variabel dependen kepatuhan wajib pajak yang
dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees memperoleh hasil
bahwa kualitas pelayanan pajak, kesadaran wajib pajak, dan pengetahuan pajak
wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Kualitas pelayanan di
17
memberikan pelayanan kurang baik sehingga mengecewakan wajib pajak dan
akan berakibat menurunkan pandangan wajib pajak terhadap kualitas yang telah
diberikan.
Pada penelitian terdahulu oleh (Sutrisna, 2011) dengan variabel
independen pengaruh kualitas pelayanan pajak dan kesadaran wajib pajak
terhadap variabel dependen kepatuhan wajib pajak orang pribadi memperoleh
hasil bahwa kualitas pelayanan pajak dan kesadaran wajib pajak memeberikan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak pada KPP
Pratama Soreang. Kepatuhan wajib pajak yang rendah terjadi karena kualitas
pelayanan yang buruk ditandai dengan kurangnya informasi yang diberikan
petugas pajak sehingga wajib pajak kesulitan sehingga berdampak pada wajib
pajak yang tidak melaksanakan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, wajib pajak tidak menghitung, membayar, dan melaporkan pajak
dengan benar.
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Mutia, 2014) dengan
variabel independen pengaruh sanksi perpajakan, kesadaran perpajakan,
pelayanan fiskus dan tingkat pemahaman terhadap variabel dependen kepatuhan
wajib pajak memperoleh hasil bahwa sanksi perpajakan, kesadaran perpajakan,
pelayanan fiskus dan tingkat pemahaman berpengaruh terhadap kepatuhan wajib
pajak.
Penelitian terdahulu oleh (Susmita & Supadmi, 2016) dengan variabel
independen pengaruh kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, biaya kepatuhan
18
memperoleh hasil bahwa kualitas pelayanan, sanksi perpajakan, dan penerapan
e-filing berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan variabel
biaya kepatuhan pajak berpengaruh negatif pada kepatuhan wajib pajak orang
pribadi di KPP Pratama Denpasar Timur.
Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Syafiiyah, 2017) dengan
variabel independen pengaruh sanksi perpajakan, pengetahuan perpajakan, dan
kesadaran wajib pajak terhadap variabel dependen kepatuhan wajib pajak orang
pribadi yang melakukan kegiatan usaha dan pekerjaan bebas di Kabupaten
Purworejo memperoleh hasil bahwa sanksi perpajakan, dan pengetahuan pajak
tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Sedangkan
kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Hal ini berarti semakin meningkat kesadaran akan menumbuhkan motivasi wajib
pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya.
Pada penelitian terdahulu oleh (Lestari, 2016) dengan variabel independen
pengaruh pengetahuan pajak, kesadaran membayar pajak, pelaksanaan denda
pajak serta kepercayaan kepada otoritas pajak terhadap variabel dependen
kepatuhan wajib pajak memperoleh hasil bahwa pengetahuan pajak, kesadaran
membayar pajak, pelaksanaan denda pajak serta kepercayaan kepada otoritas
pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh (Putri, 2017) dengan variabel independen
pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, kesadaran, persepsi
terhadap petugas pajak, persepsi kesesuaian tarif, dan persepsi sanksi pajak
19
variabel pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi
kesesuaian tarif tidak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Sedangkan
variabel kesadaran membayar pajak, persepsi terhadap pelayanan petugas pajak,
dan sanksi pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak pribadi.
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Pengetahuan Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak adalah
pengetahuan akan informasi perpajakan yang didapat oleh wajib pajak.
Wajib pajak yang kurang memahami mengenai perpajakan cenderung
akan memiliki sikap tidak taat dan sebaliknya jika memahami mengenai
perpajakan maka akan patuh dan akan lebih maksimal dalam
menyelesaikan kewajibannya.
Hasil penelitian (Lestari, 2016), pengetahuan pajak berpengaruh positif
terhadap kepatuhan wajib pajak yang didukung teori apabila wajib pajak
memiliki pengetahuan mengenai perpajakan yang baik maka niat wajib
pajak untuk melakukan tindakan tidak taat dalam membayar pajak tidak
akan dilakukan dan cenderung akan taat dalam memenuhi kewajibannya
karena menganggap peraturan perpajakan sangat ketat sehingga akan
menimbulkan sikap patuh.
20 2.3.2 Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kualitas pelayanan dapat diukur dari kemampuan memberikan pelayanan
yang memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan tanggapan, kemampuan,
kesopanan, dan sikap dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh (Putri, 2017) dapat membuktikan bahwa
wajib pajak mendapatkan pelayanan cukup baik dari petugas pajak dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas. Pelayanan fiskus sangat perlu untuk
dipertahankan guna memberikan tingkat kepercayaan dan kepuasan tersendiri bagi
wajib pajak. Hal ini menunjukkan semakin baik persepsi pelayanan terhadap
petugas pajak maka akan semakin meningkat kepatuhan wajib pajak. Penelitian
(Jatmiko, 2006) menemukan bahwa pelayanan fiskus memiliki pengaruh positif
signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.
Penelitian yang dilakukan oleh (Susmita & Supadmi, 2016) berhasil
membuktikan bahwa kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan
wajib pajak. Wajib pajak yang mendapatkan kualitas pelayanan yang baik dari
aparat pajak cenderung patuh dalam membayar kewajiban perpajakannya.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa makin tinggi
pemberian pelayanan yang dilakukan kepada wajib pajak, maka makin tinggi pula
tingkat kepatuhan wajib pajak sehingga dapat disimpulkan pelayanan fiskus
diduga akan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak.
21 2.3.3 Tingkat Kesadaran Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Kesadaran perpajakan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengetahui,
mengakui, menghargai dan menaati ketentuan perpajakan yang berlaku serta
memiliki kesungguhan dan kenginan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.
Semakin tinggi tingkat kesadaran wajib pajak maka pemahaman dan pelaksanaan
kewajiban perpajakan semakin baik sehingga dapat meningkatkan kepatuhan
(Muliari & Setiawan, 2011).
Dari penelitian oleh (Hardiningsih & Yulianawati, 2011) memperoleh
bukti bahwa kesadaran memberikan pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Wajib pajak yang sadar belum tentu memiliki pengetahuan dan memahami aturan
pajak yang tinggi, bisa jadi pengetahuan mengenai aturan pajak yang minim tidak
membuat kesadaran terhadap kewajibannya juga menjadi berkurang.
Penelitian oleh (Jotopurnomo & Mangoting, 2013) memperoleh bukti
bahwa persepsi positif wajib pajak terhadap pelaksanaan fungsi negara oleh
pemerintah akan menggerakkan wajib pajak untuk melaksanakan kewajibannya
membayar pajak. Sikap kesadaran yang tinggi mengenai manfaat dan pentingnya
pajak dalam memberikan fasilitas umum dan dalam memajukan pembangunan
daerah maupun pembangunan nasional untuk menciptakan kesejahteraan
masyarakat dapat mendorong seseorang untuk bertanggung jawab dalam
memenuhi kewajiban perpajakan, sehingga semakin besar kemungkinan wajib
22
tingkat kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajaknya, maka
semakin besar kemungkinan wajib pajak untuk melaksanakan kepatuhan pajak.
H3:Tingkat kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib
pajak
2.4 Gambar Kerangka Konseptual
Pengetahuan Perpajakan (X1)
Kualitas Pelayanan (X2)
Tingkat Kesadaran Wajib Pajak (X3)
23 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang
memiliki usaha dan jasa yang termasuk dalam pekerjaan bebas yang tercantum
dalam peraturan Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2013 yang terdaftar di
KPP Pratama Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik random
sampling adalah teknik yang didalam pengambilan sampelnya mencampur
subjek-subjek dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama
(Arikunto, 1993).
Pada penelitian ini, penentuan sampel menggunakan rumus sebagai
berikut (Hadi, 2009): n = Keterangan: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi ε = Standar error
Berdasarkan data yang penulis ambil di KPP Pratama Yogyakarta, data
populasi wajib pajak usahawan dan pekerja bebas KPP Pratama Yogyakarta
24
jumlah sampel WPOP usahawan dan pekerja bebas dapat dihitung dengan cara
berikut dengan tingkat kesalahan yang bisa ditolerir dalam penelitian ini
sebesar 10%. n = N 1 + N (e)2 n = 25777 1 + 25777 (0,1)2 n = 100 orang.
Berdasarkan perhitungan diatas dapat diperoleh jumlah sampel yang harus
diambil pada penelitian ini sebanyak 100 orang.
3.2 Variabel Penelitian
3.2.1 Variabel Dependen
Variabel dependen dari penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak (Y).
Kepatuhan wajib pajak ialah kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri,
menyetorkan dan melaporkan SPT sesuai dengan tarif pajak yang telah dikenai.
Pada kuesioner penelitian ini, terdapat 11 pertanyaan dari peneliti terdahulu yang
terdiri dari 7 pertanyaan dari penelitian (Mutia, 2014) serta 4 pertanyaan dari
25
3.2.2 Variabel Independen
Variabel independen dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.2.2.1 Pengetahuan Perpajakan (X1)
Pengetahuan perpajakan merupakan proses wajib pajak untuk mengetahui
dan memahami mengenai hal yang berkaitan dengan pajak kemudian
mengaplikasikannya dengan melaporkan SPT dan membayar pajak. Pengetahuan
perihal pajak dapat dilihat dari kepemilikan NPWP, mengetahui aturan-aturan
pajak seperti PTKP dan PKP, serta mengetahui akan pentingnya sistem self
assessment yang telah diterapkan. Indikator variabel pengetahuan perpajakan
terdiri dari 6 pertanyaan diambil dari penelitian (Novista, 2015) serta 2 pertanyaan
dari kuesioner penelitian (Putri, 2017).
3.2.2.2 Kualitas Pelayanan (X2)
Topik pertanyaan pada kuesioner penelitian ini adalah tingkat kualitas
pelayanan fiskus apakah sudah cukup membantu apa yang dibutuhkan oleh wajib
pajak serta kesopanan, disiplin, serta tingkat kepuasan yang dirasakan oleh
responden. Pertanyaan kuesioner kualitas pelayanan pajak diambil dari penelitian
(Novista, 2015) sebanyak 4 pertanyaan serta 1 pertanyaan dari kuesioner
penelitian (Putri, 2017).
3.2.2.3 Tingkat Kesadaran Wajib pajak (X3)
Tingkat kesadaran dalam membayar pajak merupakan unsur dalam setiap
individu dalam memahami realitas dan cara bertindak yang salah satunya adalah
26
sadar akan kewajiban membayar pajaknya demi memajukan negara yang pada
akhirnya akan berdampak pada wajib pajak sendiri. Pertanyaan yang digunakan
pada kuesioner ini diambil dari penelitian (Novista, 2015) sebanyak 6 pertanyaan
dan 2 pertanyaan dari kuesioner penelitian (Lestari, 2016).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner yang
dalam penelitian ini adalah kuesioner personal (Personal Administrated
Questionnares), yaitu proses pengumpulan data dengan menggunakan
pertanyaan tertulis yang ditujukan pada responden (Indriantoro, 1999). Dalam
proses pendistribusian kuesioner ini peneliti memberikan penjelasan singkat
mengenai tata cara pengisian dan memberikan waktu kepada responden untuk
mengisi kuesioner tersebut. Menurut (Wicaksono, 2014) untuk memenuhi
salah satu syarat regresi linear berganda, yaitu bahwa skala yang
diperbolehkan untuk diolah adalah skala interval dan rasio, maka data di
convert menjadi skala interval menggunakan metode transformasi. Metode
transformasi yang digunakan yaitu Method of Successive interval dengan
bantuan makro mini tab. Teknik pengukuran menggunakan skala interval
dengan scoring yaitu pemberian nilai numerikal 1,2,3,dan 4 dengan rincian
sebagai berikut:
Angka 1 = Sangat Tidak Setuju
Angka 2 = Tidak Setuju
27
Angka 4 = Sangat Setuju
3.3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kausalitas. Penelitian
kausalitas merupakan penelitian yang menganalisis pengaruh antara variabel
bebas dengan variabel terikat. Peneliti menguji pengaruh pengetahuan perpajakan,
kualitas pelayanan pajak, dan tingkat kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan
wajib pajak orang pribadi yang melalukakan usaha dan pekerjaan bebas.
3.3.2 Sumber Data
Sumber data penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Menurut
(Hadi, 2009) data primer didapatkan oleh peneliti secara langsung dari obyek
penelitian tanpa melewati orang atau lembaga lain. Data primer dalam penelitian
ini dengan metode kuesioner atas serangkaian pertanyaan yang diajukan peneliti
mengenai pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan, kesadaran perpajakan, dan
kepatuhan wajib pajak. Sedangkan data sekunder didapat penulis dari data yang
penulis ambil di KPP Pratama Kota Yogyakarta dalam hal ini jumlah Wajib Pajak
Orang Pribadi yang memiliki usaha dan pekerja bebas yang terdaftar di KPP
Pratama Yogyakarta.
3.4 Teknik Analisis Data
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Analisis data
penelitian ini dengan menggunakan regresi linier berganda, yaitu metode
analisis untuk lebih dari satu variabel independen. Dalam penelitian ini, data
28 3.4.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif ini bertujuan untuk menganalisis konsistensi dan
akurasi sampel data penelitian. Kualitas data yang dihasilkan dari instrumen
penelitian dievaluasi dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
3.4.2 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya kuisioner
penelitian. Uji dilakukan dengan membandingkan koefisien r hitung dengan
koefisien r tabel. Apabila nilai r hitung lebih besar dari r tabel mengindikasikan
item tersebut valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel berarti item
penelitian tidak valid untuk digunakan.
3.4.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur kuisioner penelitian yang
merupakan indikator dari variabel. Kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengujian dilakukan dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha
masing-masing instrumen dari suatu variabel. Suatu variabel dikatakan reliabel
jika besarnya nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,6.
3.4.4 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat
terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS) yang menghasilkan estimator linier
29 3.4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk melihat bahwa suatu data terdistribusi
secara normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan One
Sample Kolmogorov Smirnov Test > 0,05 atau data berada di sekitar garis
diagonal para Normal P-Plot.
3.4.4.2 Uji Multikolinearitas
Tujuan uji multikolonearitas adalah untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan yang sempurna atau tidak sempurna diantara beberapa atau semua
variabel yang menjelaskan. Multikolinearitas dapat diketahui dengan melihat
hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.
Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat
nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya multikolinearitas apabila nilai Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10
(Ghozali, 2005).
3.4.4.3 Uji Heteroskedastistas
Uji heteroskedastistas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual pengamatan pada model
regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya
30 3.4.5 Koefisien Determinasi
Nilai Adjusted R Square digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel independen secara keseluruhan yang didapat dari besarnya nilai
Adjusted R Square. Nilai Adjusted R Square antara 0-1. Jika nilai Adjusted R Square semakin besar (mendekati satu), maka pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen semakin besar begitu juga sebaliknya apabila nilai
Adjusted R Square semakin kecil (mendekati nol), maka besarnya pengaruh
variabel independen terhadap dependen semakin kecil.
3.4.6 Uji Hipotesis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier
berganda yaitu model regresi untuk menganalisis lebih dari satu variabel
independen dengan persamaan sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
Keterangan :
Y : Kepatuhan Wajib pajak
X1 : Pengetahuan Perpajakan
X2 : Kualitas Pelayanan Pajak
X3 : Tingkat Kesadaran Wajib pajak
α : Konstanta
β1-3 : Koefisien Regresi
31 3.4.7 Uji Signifikasi Individual (Uji t)
Uji t bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dan untuk mengetahui apakah variabel independen
berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen. Untuk
mendeteksi uji tersebut dengan melihat P-Value dari hasil uji t dengan
menggunakan derajat kepercayaan sebesar 95%, sedangkan tingkat kesalahan (α) yang ditoleransi sebesar 5%. P-Value sebesar < 0,05 dengan α = 5% maka
32 BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data
Subjek dalam penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi yang
memiliki usaha dan pekerja bebas yang terdaftar di KPP Pratama Yogyakarta.
Kuesioner disebar sebanyak 146 kuesioner dalam rentang waktu 02 Februari 2018
hingga 16 April 2018. Berikut data rincian hasil penyebaran kuesioner:
Tabel 4.1
Hasil Pengumpulan Data
Keterangan Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 146 100%
Kuesioner yang tidak kembali 22 15%
Kuesioner yang kembali 124 85%
Kuesioner yang tidak memenuhi syarat 17 14%
Kuesioner yang memenuhi syarat 107 86%
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan data pada tabel 4.1, dapat dilihat bahwa kuesioner
yang disebar sebanyak 146 kuesioner. Namun dari 146 kuesioner disebar
yang kembali hanya 124 kuesioner dan dari kuesioner yang kembali
sebanyak 17 kuesioner tidak memenuhi syarat memiliki usaha maupun
sebagai pekerja bebas sehingga hanya 107 kuesioner yang memenuhi
33 4.2 Deskripsi Responden
4.2.1 Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.2
Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki - laki 62 58%
Perempuan 45 42%
Jumlah 107 100%
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa sebanyak 107
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 62 orang (58%) dan sisanya
berjenis kelamin perempuan sebanyak 45 orang (42%).
4.2.2 Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel 4.3
Klasifikasi Responden berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase
Usahawan 71 66%
Pekerja Bebas 36 34%
Jumlah 107 100%
Sumber: Data primer diolah,2018
Berdasarkan data pada tabel 4.3, dapat diketahui bahwa dari 107
responden, 71 responden (66%) diantaranya memiliki pekerjaan sebagai
usahawan serta 36 responden (34%) termasuk sebagai pekerja bebas.
4.3 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan keadaan
variabel-variabel penelitian secara umum menggunakan statistik. Penelitian ini
34
untuk menggambarkan analisis deskriptif setiap variabel. Analisis deskriptif ini
menggunakan Microsoft Excel 2013.
Tabel 4.4
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Median
Std. Deviation Pengetahuan Perpajakan 107 2,63 4,0 3,23 3,25 0,28 Kualitas Pelayanan 107 2,0 4,0 3,05 3,0 0,38 Tingkat Kesadaran Wajib Pajak 107 2,38 3,88 3,25 3,25 0,26 Kepatuhan Wajib Pajak 107 2,73 4,0 3,30 3,36 0,23 Valid N (listwise) 107
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui data statistik mengenai nilai minum,
nilai maksimum, rata-rata (mean), median dan standar deviasi. Berikut penjelasan
dari tabel 4.4
a. Pengetahuan Perpajakan
Pengetahuan perpajakan memiliki nilai minimum sebesar 2,63 dan
nilai maksimum 4 yang menandakan bahwa penilaian terendah
jawaban atas pengetahuan perpajakan adalah 2,63 dan tertinggi 4. Nilai
rata-rata sebesar 3,23 yang berarti dari seluruh responden yang
memberikan jawaban atas pengetahuan perpajakan, rata-rata responden
memberikan penilaian sebesar 3,23 dimana nilai tersebut berada
35
perpajakan sebesar 3,25. Standar deviasi sebesar 0,28 memiliki arti
bahwa ukuran penyebaran data pada variabel pengetahuan perpajakan
sebesar 0,28 dari 107 responden yang diteliti.
b. Kualitas Pelayanan
Variabel kualitas pelayanan pajak menghasilkan nilai minimum
sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 4 yang menandakan bahwa
penilaian terendah jawaban atas kualitas pelayanan adalah 2 dan
tertinggi 4. Nilai rata-rata sebesar 3,05 yang berarti dari seluruh
responden yang memberikan jawaban atas kualitas pelayanan di KPP
Pratama Yogyakarta, rata-rata responden memberikan penilaian
sebesar 3,05 dimana nilai tersebut diantara skala 3-4 dari skala 1-4.
Median kualitas pelayanan sebesar 3. Standar deviasi sebesar 0,39
memiliki arti bahwa ukuran penyebaran data pada variabel kualitas
pelayanan sebesar 0,39 dari 107 responden yang diteliti.
c. Tingkat Kesadaran Wajib Pajak
Variabel tingkat kesadaran wajib pajak menghasilkan nilai
minimum sebesar 2,38 dan nilai maksimum sebesar 3,88 yang berarti
penilaian terendah jawaban atas tingkat kesadaran wajib pajak adalah
sebesar 2,38 dan tertinggi 3,88. Nilai rata-rata sebesar 3,25 yang
berarti dari seluruh responden yang memberikan jawaban atas tingkat
kesadaran wajib pajak di KPP Pratama Yogyakarta, rata-rata
36
diantara skala 3-4 dari skala 1-4. Nilai median tingkat kesadaran wajib
pajak sebesar 3,25. Standar deviasi sebesar 0,27 yang menandakan
bahwa ukuran penyebaran data pada variabel tingkat kesadaran wajib
pajak sebesar 0,27 dari 107 responden yang diteliti.
d. Kepatuhan Wajib Pajak
Pada variabel dependen kepatuhan wajib pajak menghasilkan nilai
minimum sebesar 2,73 dan nilai maksimum sebesar 4 yang berarti
penilaian terendah jawaban atas kepatuhan wajib pajak adalah 2,73 dan
tertinggi 4. Nilai rata-rata sebesar 3,30 yang berarti dari seluruh
responden yang memberikan jawaban atas kepatuhan wajib pajak,
rata-rata responden memberikan penilaian sebesar 3,30 dimana nilai
tersebut berada diantara skala 3-4 dari skala 1-4. Nilai median variabel
dependen sebesar 3,36. Standar deviasi sebesar 0,23 yang menandakan
bahwa ukuran penyebaran data pada variabel kepatuhan wajib pajak
sebesar 0,23 dari 107 responden yang diteliti.
4.4 Hasil Pengujian Kualitas Data 4.4.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya kualitas
kuesioner. Suatu pertanyaan pada kuesioner dikatakan valid apabila r hitung lebih
besar dari r tabel. Dari penelitian ini didapat n sebesar 107, maka dengan tingkat
kepercayaan 95% (α=5%), df dari 107 adalah 0,1900. Hasil uji validitas dapat dilihat dalam tabel 4.5
37 Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas
Variabel Item r
hitung r tabel Keterangan
Pengetahuan Perpajakan X1.1 0,357 0,190 Valid X1.2 0,602 0,190 Valid X1.3 0,599 0,190 Valid X1.4 0,539 0,190 Valid X1.5 0,554 0,190 Valid X1.6 0,548 0,190 Valid X1.7 0,524 0,190 Valid X1.8 0,637 0,190 Valid Kualitas Pelayanan X2.1 0,785 0,190 Valid X2.2 0,750 0,190 Valid X2.3 0,773 0,190 Valid X2.4 0,734 0,190 Valid X2.5 0,461 0,190 Valid Tingkat Kesadaran Wajib Pajak X3.1 0,486 0,190 Valid X3.2 0,430 0,190 Valid X3.3 0,482 0,190 Valid X3.4 0,488 0,190 Valid X3.5 0,597 0,190 Valid X3.6 0,563 0,190 Valid X3.7 0,559 0,190 Valid X3.8 0,549 0,190 Valid Kepatuhan Wajib Pajak Y1 0,561 0,190 Valid Y2 0,411 0,190 Valid Y3 0,582 0,190 Valid Y4 0,546 0,190 Valid Y5 0,393 0,190 Valid Y6 0,549 0,190 Valid Y7 0,434 0,190 Valid Y8 0,518 0,190 Valid Y9 0,471 0,190 Valid Y10 0,412 0,190 Valid Y11 0,469 0,190 Valid
38
Dari hasil uji validitas tersebut dapat disimpulkan bahwa r hitung
lebih besar dari r tabel sehingga semua pertanyaan pada kuesioner
penelitian yang berkaitan dengan pengetahuan perpajakan, kualitas
pelayanan pajak, tingkat kesadaran wajib pajak terhadap kepatuhan wajib
pajak dapat dikatakan valid.
4.4.2 Uji Reabilitas
Suatu variabel dapat dikatakan reliabel apabila memberikan nilai
Cronbach Alpha (α) > 0,6. Hasil uji reabilitas menggunakan software SPSS versi
16 yang dapat dirangkum pada tabel berikut
Tabel 4.6 Hasil Uji Reabilitas
Variabel Cronbach Alpha Keterangan
Pengetahuan Perpajakan 0,66 Reliabel Kualitas Pelayanan 0,73 Reliabel Tingkat Kesadaran Wajib Pajak 0,61 Reliabel Kepatuhan Wajib Pajak 0,67 Reliabel
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji reabilitas tersebut, dapat dilihat bahwa nilai
cronbach alpha pada variabel-variabel ini diatas 0,60 maka dapat disimpulkan
bahwa variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini reliabel sehingga
39 4.5 Uji Asumsi Klasik
4.5.1 Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan alat uji SPSS 16 dengan
uji Kolmogrov Smirnov. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu
variabel terdistribusi normal atau tidak. Variabel-variabel tersebut dapat dikatakan
terdistribusi normal apabila signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil dari
perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstanda rdized Residual n 107 Normal Parametersa Mean .0000000 Std. Deviation .1574358 8 Most Extreme Differences Absolute .068 Positive .052 Negative -.068 Kolmogorov-Smirnov Z .703
Asymp. Sig. (2-tailed) .707
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan perhitungan pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 yakni sebesar 0,703 sehingga dapat
40 4.5.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk membuktikan bahwa tidak ada
korelasi antar variabel independen pada suatu penelitian. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Untuk menguji
multikolinearitas digunakan Variance Inflation Factor (VIF). Data penelitian
dinyatakan bebas multikolinearitas apabila Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10.
Hasil uji multikolinearitas penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini
Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
X1 0,651 1,537
X2 0,684 1,462
X3 0,637 1,569
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan perhitungan diatas, nilai tolerance semua variabel independen
pada penelitian ini berada diatas 0,10 dan VIF dibawah 10 sehingga dapat
disimpulkan bahwa persamaan model regresi tidak terdapat masalah
multikolinearitas yakni tidak adanya korelasi diantara variabel-variabel
independen sehingga layak untuk dianalisis lebih lanjut.
4.5.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk meregresikan antara nilai absolute
residual dengan variabel independen yang dilakukan menggunakan uji gletser.
41
signifikansi > 0,05. Hasil dari uji heteroskedastisitas penelitian ini dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 4.9
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model Nilai
Signifikansi
Pengetahuan Perpajakan 0,121
Kualitas Pelayanan 0,133
Tingkat Kesadaran Wajib Pajak 0,832
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada tabel 4.9, semua variabel
independen penelitian ini diperoleh hasil signifikansi diatas 0,05 yang berarti
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.6 Hasil Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai Adjusted R Square terletak
diantara nol sampai dengan satu. Hasil koefisien determinasi dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi
Adjusted R Square
0,534
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan data tabel 4.10, dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R
42
kualitas pelayanan, dan tingkat kesadaran wajib pajak mampu mempengaruhi
kepatuhan wajib pajak sebesar 53,4%. Sedangkan sisanya (100%-53,4% = 46,6%)
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel independen dalam penelitian ini.
4.7 Analisis Regresi Berganda
Hasil analisis regresi berganda pada variabel independen yakni
pengetahuan perpajakan, kualitas pelayanan pajak dan tingkat kesadaran wajib
pajak dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi
Hipotesis Koefisien
Regresi
t
Hitung Probabilitas Hasil
H1: Pengetahuan perpajakan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 0,51 0,75 0,45 H1 Tidak Didukung H2: Kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 0,12 2,48 0,01 H2 Didukung H3: Tingkat kesadaran wajib pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak 0,49 6,75 0,00 H3 Didukung Y Konstanta 1,20
Sumber: Data primer diolah, 2018
Berdasarkan analisis pada tabel diatas, model regresi yang
digunakan adalah sebagai berikut