• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETA DAKWAH. ÌéÖ<`i KOTA BATAM א א

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETA DAKWAH. ÌéÖ<`i KOTA BATAM א א"

Copied!
196
0
0

Teks penuh

(1)

א

       

 

PETA DAKWAH

KOTA BATAM

 

ÌéÖ<`i

א

א

 

 

(2)
(3)

 

D

M

Diterbitkan o

MUI Kota Bat

PETA

KO

oleh :

tam

DAKW

OTA BAT

1435/2

WAH

TAM

2014

(4)

P O D L H A @ e C M K S J T e Peta DakwahKo Oleh : Effendy A Design sampul : Lay out :

Hak Cipta Dilin Allright reserve @EA, 2014 e-mail ; effendy Cetakan I, Muh Majelis Ulama I Kota Batam Sekretariat ; Ma Jl. Engku Putri Telp. 0778- 4599 email :muibatam ota Batam Asmawi Alhajj : EA’s Compute : Mutiara Offse ndungi Undang-ed asmawi@ymail harram 1435 Indonesia asjid Agung Ba Batam Centre 987 m.ea@gmail.co er et -Undang l.com atam 29432 m

(5)
(6)
(7)

א

SEKAPUR SIRIH PENULIS

Alhamdulillah, penulisan “peta dakwah” Kota Batam, dapat diselesaikan, walaupun sangat susah, berhubung serba keterbatasan penulis, baik menulis maupun meneliti, ditunjang keterbatasan dana dan ini memerlukan waktu yang cukup panjang + satu tahun berjalan.

Dengan semangat mewujudkan peta dakwah ini untuk memberikan info kepada pegiat-pegiat dakwah di kota ini khususnya dan kepada stakeholders umumnya. Peta dakwah ini bukan saja memberikan info tentang dimensi dakwah, tapi juga memberikan sebuah solusi bagaimana metodologi dakwah itu dikemas dengan baik hingga mencapai hasil maksimal dan yang lebih penting lagi bernilai ibadah di sisi-Nya. Dengan melihat data yang otentik kita bisa mengatur bagaimana dakwah itu direalisasikan secara optimal, insya Allah.

Akhirnya tulisan ini dapat juga diselesaikan, dengan berbagai bantuan dari semua pihak, maka selayaknya kami mengucapkan terima kasih khususnya kepada K.H. Usman Ahmad (Ketua Umum) MUI Kota Batam yang selalu memberikan motivasi dengan penuh gigih dan kesabaran. Demikian juga kepada mbak Indah/tenaga fulltimer sekretariat MUI yang selalu membantu kami dalam pengetikan naskah buku ini

(8)

א

hingga selesai, semoga Allah membalas kebaikannya, amin.

Kami yakin, di sana-sini, pasti terdapat kekurangan dan kekhilapan, seyogyanya kami menyusun jari, memohon maaf dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan dan diucapkan terima kasih.

Batam, Rabiul Awal 1435

Januari 2014 Penulis,

(9)

B u m D te o K b d p s k p S KET Bismillahirrahma Kharithah umum MUI in merupakan sum Dakwah dan stak

Buku ini entang analisa e otentik dinamika Kami menyadar buku ini alhmdu dalam memberik Semoga perjuangan dalam swt sebagai go kebajikan dan petunjuk-Nya. Semoga bermanf B KHITHAB TUA MUI KOT

anirrahim, h Dakwah yang ni “al-akh’ Ef mbangan MUI keholders di Kot i diperlukan, b entitas kedakwah a dakwah di kota ri dengan serba ulillah dapat dite kan “khadimatul

buku ini dapa m mencari dan olongan umat inilah umat y faat, amin. atam, Rabiul A Februari Ketua Umu K.H. Usman A BAH TA BATAM g ditulis oleh s ffendy Asmaw kepada aktivi ta ini.

bukan saja mem han tapi juga be a ini. a keterbatasan, erbitkan, sebagai ummah”. at memberikan menggapai ridh yang menyeru yang beruntung Akhir 1435 2014 um, Ahmad sekretaris i Alhajj is-aktivis maparkan erisi data akhirnya i langkah inspirasi ha Allah u kepada dengan

(10)

א

DAFTAR ISI

halaman

SEKAPUR SIRIH PENULIS 5

KHITHABAH KETUA UMUM MUI KOTA BATAM 7

BAB I 10

PENDAHULUAN 11

1. Historiografi Kota Batam 12

2. Geografika Kota Batam 16

BAB II 20

REALITAS KEHIDUPAN UMAT 21

1. Sosial Budaya 21 2. Ekonomi 27 3. Pendidikan 34 4. Hukum 40 5. Politik 48 6. Realitas Dakwah 55

7. Aspek Sarana & Metode Dakwah 66

8. Aspek Lingkungan 74

9. Aspek Kepemimpinan terhadap Manajemen Dakwah 80

10. Aspek Dukungan & Hambatan 86

11. Tantangan dalam Menyampaikan Dakwah 101

12. Kristenisasi 107

13. Nativasi 113

BAB III 120

KEKUATAN, KELEMAHAN, PELUANG & ANCAMAN 121

1. Persoalan Makro Dunia Islam 121

2. Pola Keberagaman Masyarakat Melayu Batam 136

(11)

א

BAB IV 145

DATA REAL KOTA BATAM 146

1. Jumlah Penduduk Kota Batam 146

2. Religiusitas dalam Persentase 149

3. Komposisi Etnis Kota Batam 150

4. Lembaga/Ormas Islam Batam 151

5. Tempat Ibadah Kota Batam 154

6. Mass Media Kota Batam 155

7. Muballigh, Imam & Guru TPA Kota Batam 156

8. Pondok Pesantren / Yayasan Islam Kota Batam 157

9. Perguruan Tinggi Kota Batam 161

10. Restoran Halal Kota Batam 162

BAB V 167

TITIK KHATHIR DAKWAH 168

1. Pengertian Dakwah 170

2. Metode Dakwah 171

3. Problematika Dakwah 172

4. Peran Lembaga Dakwah 174

5. Upaya Antisipasi 175 6. Persoalan Umat 176 7. Peran Muballigh 177 BAB VI 178 PENUTUP 179 BAB VII 181 SENARAI RUJUKAN 182

(12)
(13)

א

PETA DAKWAH BAB

(14)
(15)

א

BAB I

PENDAHULUAN

Batam merupakan salah satu pulau yang berada di antara perairan Selat Malaka dan Selat Singapura. Tidak ada literatur yang dapat menjadi rujukan dan mana nama Batam itu diambil, yang jelas Pulau Batam merupakan sebuah pulau besar dan 329 pulau yang ada di wilayah Kota Batam. Satu-satunya sumber yang dengan jelas menyebutkan nama Batam dan masih dapat dijumpai sampai saat ini adalah Traktat London (1824). Penduduk asli Kota Batam diperkirakan adalah orang-orang Melayu yang dikenal dengan sebutan Orang Selat atau Orang Laut. Penduduk ini paling tidak telah menempati wilayah itu sejak zaman kerajaan Tumasik (sekarang Singapura) dipenghujung tahun 1300 atau awal abad ke-14. Malahan dan catatan lainnya, kemungkinan Pulau Batam telah didiami oleh orang laut sejak tahun 231 M yang di zaman Singapura disebut Pulau Ujung. Pada masa jayanya Kerajaan Malaka, Pulau Batam berada di bawah kekuasaan Laksamana Hang Tuah. Setelah Malaka jatuh, kekuasaan atas kawasan Pulau Batam dipegang oleh Laksamana Hang Nadim yang berkedudukan di Bentan (sekarang P. Bintan). Ketika Hang Nadim menemui ajalnya, pulau ini berada di bawah kekuasaan Sultan Johor sampai pada pertengahan abad ke.18. Dengan hadirnya kerajaan di Riau Lingga dan terbentuknya jabatan Yang Dipertuan Muda Riau,

(16)

א

maka Pulau Batam beserta pulau-pulau lainnya berada di bawah kekuasaan Yang Dipertuan Muda Riau, sampai berakhirnya kerajaan Melayu Riau pada tahun 1911.

Di abad ke-18, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat Melaka. Bandar Singapura yang maju dengan pesat, menyebabkan Belanda berusaha dengan berbagai cara menguasai perdagangan melayu dan perdagangan lainnya yang lewat di sana. Hal ini mengakibatkan banyak pedagang yang secara sembunyi-sembunyi menyusup ke Singapura. Pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura, amat bermanfaat bagi pedagang-pedagang untuk berlindung dan gangguan patroli Belanda. Pada abad ke-18, Lord Minto dan Raffles dan kerajaan Inggris melakukan Barter dengan pemerintah Hindia Belanda sehingga Pulau Batam yang merupakan pulau kembar dengan Singapura diserahkan kepada pemerintah Belanda.

1. Historiografi Kota Batam

Menurut sejarah, pengembangan Pulau Batam dapat dilihat pada tiga periode yang berbeda yakni periode masa lampau, periode pendudukan kolonial dan periode globalisasi. Perkembangan pulau Batam awalnya berasal dari Pemerintahan Kesultanan yang sekarang telah berbaur dengan Republik Singapura dan kerajaan

(17)

א

Malaysia yang terlebih dahulu menganut paham moderat. Sejarah pulau Batam dapat ditelusuri ketika pertama kali Bangsa Mongolia dan Indo-Aryans pindah dan menetap di kerajaan Melayu sekitar tahun 1000 M atau sebelum kerajaan Islam Malaka dan Bintan muncul serta saat datangnya Pemerintahan Kolonial Eropa yang diprakarsai oleh bangsa Portugis, Belanda dan Inggris. Sejak tahun 1513 M, pulau Batam dan Singapura telahmenjadi bagian dari kesultanan Johor. Penduduk pulau Batam sendiri berasal dari orang Melayu atau yang lebih dikenal dengan orang Selat atau orang Laut. Mereka menempati wilayah tersebut sejak zaman kerajaan Temasek atau paling tidak dipenghujung tahun 1300 M (awal abad ke-14). Referensi lain menyebutkan, pulau Batam telah dihuni orang Laut sejak 231 M. Ketika Singapura dinamai Temasek yang dikelilingi oleh perairan, wilayah ini telah dijadikan sebagai pusat perdagangan yang dikuasai oleh Temanggung Tempatan (pemimpin wilayah).

Akibat dari pesatnya perdagangan tersebut membuat kerajaan Melayu Johor, Penyengat serta Lingga/Daik menjadi kuat dan mereka memperluas daerah kekuasaan sampai ke kawasan Malaka. Bukan itu saja, pulau Sumatera Bagian timur juga menjadi bagian dari kekuasaan mereka. sampai akhirnya datang bangsa Belanda dan Inggris pada tahun 1824 M, yang kemudian

(18)

א

mengambil alih tampuk kekuasaan sekaligus menjadi daerah jajahannya dan muncullah paham politis yang baru.

Di abad ke-19, persaingan antara Inggris dan Belanda amatlah tajam dalam upaya menguasai perdagangan di perairan Selat malaka. Bandar Singapura juga maju pesat, mengakibatkan Belanda dengan berbagai cara ingin menguasai perdagangn Melayu dan aktivitas lainnya yang melewati kawasan tersebut. Terjadilah penyusupan tersembunyi yang dilkukan oleh pedagang Singapura. hal ini sangat menguntungkan pulau Batam yang berdekatan dengan Singapura sebagai tempat bersembunyi dari gangguan patroli Belanda. Pada 17 Maret 1824, Pemerintah Inggris Baron Fagel dari Belanda menandatangani perjanjian London (Anglo-Deutch Tractate berisi : Belanda mengaku kedudukan Inggris di Malaka dan Singapura, sementara itu Bencoolen (Bengkulu, Sumatera) menjadi kekuasaan Belanda sekaligus menguasai kepuluan Riau). Setelah kerajaan Melayu Riau yang berpusat di Lingga berpisah dari Johor, maka yang dipertuan besar bergelar Sultan membagi wilayah administrasi pemerintahan dalam kerajaan Melayu Lingga-Riau menjadi tiga bagian. Yakni kekuasaan Sultan di Daik Lingga, Yang Dipertuan Muda di Penyengat dan Tumenggung di Bulang. Ketiga wilayah ini menjadi satu kesatuan yang utuh dalam menjalankan roda pemerintahan. namun secara umum

(19)

א

yang menjadi titik sentral dalam menjalankan roda pemerintahan di kerajaan Melayu dipegang Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di Penyengat. Batam sendiri saat itu, merupakan wilayah kekuasaan Tumenggung, Tumenggung yang pertama di Bulang bergelar Tengku Besar. Sementara yang menjadi Tumenggung terakhir adalah Tumenggung Abdul Jamal. Sebagai pusat kekuasaan dan yang menjalankan roda pemerintahan, pada tahun 1898, Yang Dipertuan Muda yang berpusat di Penyengat, mengeluarkan sepucuk surat yang ditujukan kepada Raja Ali Kelana bersama seorang saudaranya untuk mengelola pulau Batam. bekal surat itulah, Raja Ali Kelana kemudia mengembangkan usahanya di pulau Batam. Slaah satunya mendirikan pabrik batu bata. Pada tahun 1965 Temasek melepaskna diri dari Federasi Malaysia (1963-1965) untuk menjadi negara Singapura yang bebas. Pada awal kemerdekaan Indonesia tahun 1945 hingga 1957, Tanjung Pinang dinobatkan sebagai pusat pemerintahan dan bisnis di bagian Timur Sumatera. Tanjung Pinang kemudian ditetapkan sebagai ibukota propinsi Riau yang kemudian diikuti oleh Pekanbaru yang terletak di Sumatera. Semenjak itu, Tanjung Pinang resmi menjadi ibukota Kabupaten Kepuluan Riau yang melingkupi 17 kecamatan termasuk di antaranya pulau Batam.

(20)

א

2. Geografika Kota Batam

1. Letak

Kota Batam terletak antara :

0°.25\'29\'\' - 1°.15\'00\'\' Lintang Utara 103°.34\'35\'\' - 104°.26\'04\'\' Bujur Timur 2. Batas

Kota Batam berbatasan dengan : Sebelah Utara Selat Singapura

Sebelah Selatan Kecamatan Senayang Sebelah Timur Kecamatan Bintan Utara

Sebelah Barat Kabupaten Karimun dan Moro Kabupaten Karimun.

3. Geologi

Wilayah kota Batam seperti halnya Kecamatan-Kecamatan di daerah Kabupaten di Kepulauan Riau, juga merupakan bagian dari paparan Kontinental. Pulau-pulau yang tersebar didaerah ini merupakan sisa-sisa erosi atau penyusutan dari daratan pra tersier yang membentang dari semenanjung Malaysia/ pulau Singapore di bagian utara samapi dengan pulau-pulau Moro dan Kundur serta karimun di bagian selatan. Permukaan tanah di kota batam pada umumnya dapat digolongkan datar dengan variasi disana-sini berbukit-bukit dengan ketinggian maksimum 160 m diatas

(21)

א

permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan dan dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat..

4. Fisiografi

Wilayah kota Batam terdiri dari 329 buah pulau besar dan kecil, yang letak satu dengan lainnya dihubungkan dengan perairan. Pulau-pulau yang tersebar pada

umumnya merupakan sisa-sisa erosi atau pencetusan dari daratan pratersier yang membentang dari Semenanjung Malaysia di bagian utara sampai dengan Pulau Moro, Kundur, serta Karimun di bagian selatan.

Permukaan tanah di kota batam pada umumnya dapat digolongkan datar namun disana-sini berbukit-bukit, berbatu muda dengan ketinggian maksimum 160 meter di atas permukaan laut. Sungai-sungai kecil banyak mengalir dengan aliran pelan yang dikelilingi hutan-hutan serta semak belukar yang lebat. Dilihat dari perputaran arus yang ada maka perairan di kota Batam yang berada di selat malaka ini merupakan daerah subur bagi kehidupan perikanan dan biota lainnya. Perairan Kota Batam merupakan wilayah ekosistem perikanan Kepulauan Riau yang dipengaruhi oleh gerakan air yang berasal dari Samudera Hindia yang melewati Selat Malaka dan gerakan arus yang berasal dari laut Cina Selatan. Dalam ekosistem di wilayah kota batam ditemukan satwa liar yang terdiri dari 8 (delapan) jenis

(22)

א

kelas mamalia, 16 (enam belas) heasevas dan partilia. Tipe habitat yang digunakan satwa liar ini yaitu : pantai, mangrove, rawa/danau, lading/kebun, hutan sekunder dan hutan primer.

5. Iklim

Kota Batam mempunyai iklim tropis dengan suhu minimum pada tahun 2006 berkisar antara 21,2 C – 24,0 C dan suhu maksimum berkisar antara 29,6 C-34,1 C, sedangkan suhu rata rata sepanjang tahun 2006 adalah 25,6 C - 27,8 C. Keadaan tekanan udara rata rata untuk tahun 2006, minimum 1.006,14 MBS dan maksimum 1.014,1 MBS. Sementara kelembaban udara di Kota Batam rata- rata berkisar antara 79 – 86 %. Dan kecepatan angin maksimum 15 - 28 knot atau rata rata kecepatan angin maksimal sebesar 4.5 knot.

Banyaknya hari hujan selama setahun di Kota Batam pada tahun 2006 adalah 208 hari dan banyaknya curah hujan setahun 2.964,7 mm .

a). Pulau Batam

415 Km2 (41.500 Ha) = 67% Luas Singapura. b). Singapura

Terletak 20 Km disebelah Barat Laut pulau Batam, luas 620 Km2 (62.000 Ha).

(23)

א

Terletak 10 Km di sebelah Timur pulau Batam, luas 1.100 Km2 (110.000 Ha) = 117% Luas Singapura. d). Pulau Natuna

Terletak 550 Km disebelah Timur Laut pulau Batam,luas 1.720 Km2 (172.000 Ha) = 277% Luas Singapura. e). Pulau Bulan

Terletak 2.5 Km di sebelah Barat Daya pulau Batam, luas 100 Km2 (10.000 Ha) = 16% Luas Singapura. g). Pulau Rempang

Terletak disebelah Tenggara pulau Batam, luas 165.83Km2 (16.583 Ha) = 27% Luas Singapura. h). Pulau Galang Baru

Terletak 180 m disebelah Selatan pulau Galang,luas 32 Km2 (3.200 Ha) = 5.2% Luas Singapura.

i) Pulau Galang

Terletak 350 m disebelah Tenggara pulau Rempang, luas 80 Km2 (8.000 Ha) = 13% Luas Singapura.

j). Wilayah Barelang

Pulau Batam, pulau Rempang, pulau Galang dan pulau-pulau disekitarnya 715 Km2 (71.500 Ha) = 115% Luas Singapura.

(24)
(25)

PETA DAKW BAB IIWAH

(26)
(27)

א

BAB II

REALITAS KEHIDUPAN UMAT

1. Sosial Budaya

Pada bagian ini akan memaparkan beberapa aspek yang berkaitan dengan masalah sosial budaya dan adat istiadat yang terdapat didalam masyarakat dengan segala aspeknya. Disamping itu akan dikemukakan beberapa pengaruh dari berbagai aspek kehidupan didalam masyarakat. Kemudian akan dilihat juga sejauh mana masyarakat memandang pentingnya sebuah lembaga pendidikan untuk kelanjutan generasi mereka. Selanjutnya melihat begaimana masyarakat dalam menyelesaikan masalah apakah menonjolkan aspek agama atau aspek hukum atau melibatkan keduanya. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada paparan tabel berikut ini :

(28)

א

Nilai-nilai Adat Istiadat yang Terdapat dalam Masyarakat

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat Ada Ada Ragu Tidak ada 113 524 13 13 17 % 79 % 2 % 2 %   Jumlah 663 100 % Data Lapangan : 2013

Berdasarkan data yang telah terkumpul di dalam tabel di atas, menunjukan bahwa 113 responden atau 17 persen, menyatakan adat istiadat yang terdapat dalam masyarakat menggambarkan kekerabatan itu sangat ada. Kemudian responden yang menyatakan ada sebanyak 524 responden atau 79 persen. Selanjutnya yang menyatakan ragu sebanyak 13 responden atau 2 persen dan yang menyatakan tidak ada sebanyak 13 responden atau 2 persen.

Pada umumnya masyarakat menyatakan bahwa adat istiadat yang terdapat dalam masyarakat menggambarkan kekerabatan antara anggota masyarakat itu ada, adat istiadat itu dapat mengikat hubungan kekerabatan antar sesama anggota. Bagi masyarakat tradisional sangat menjaga hubungan kekerabatan dengan tetap

(29)

א

berpijak dengan adat istiadat setempat, sehingga timbul istilah “biyar mati anak daripada mati adat”. Ini menunjukan begitu kentalnya masyarakat tradisional memegang adat istiadatnya. Namun bagi masyarakat yang telah maju mereka mulai memilah-memilah kapan adat itu mereka gunakan dan kapan tidak menggunakan adat istiadat tersebut. Inilah perbedaan masyarakat maju dan masyarakat tradisional dalam memegang adat istiadat. Perbedaan bukan berarti bahwa masyarakat maju meninggalkan secara total, ada masyarakat yang sudah maju, mereka lebih tradisional di dalam masalah adat istiadat dan budaya. Maka boleh dikatakan di dalam diri masyarakat yang sudah maju ada jiwa ketradisionalan dan sebaliknya masyarakat yang tradisional ada pula jiwa ingin maju. Inilah kenyataan yang dapat kita pantau di lapangan.

(30)

א

Pengaruh Nilai-nilai Budaya dan Agama dalam kehidupan

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat mempertimbangkan Mempertimbangkan Ragu Tidak mempertimbangkan 345 318 0 0 52% 48% 0 0 Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

Menurut tabel diatas dapat diketahui bahwa responden sangat memepertimbangkan nilai-nilai budaya dan dalam menjalani kehidupan, dengan alternatif jawaban yang diberikan sebanyak 345 responden atau 52 persen. Sedangkan yang menyatakan selalu mempertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama dalam menjalani kehidupan di dalam masyarakat sebanyak 318 responden atau 48 persen. Kemudian alternatif opsion ragu dan tidak memepertimbangkan nilai-nilai budaya dan agama tidak menjadi pilihan responden.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa, pada umumnya masyarakat muslim dalam menjalani kehidupan di dalam masyarakat selalu mempertimbangkan nilai-nilai adat istiadat dan

(31)

א

agama. Masyarakat yang selalu menggunakan nilai-nilai budaya dan agama dalam menjalani kehidupan, akan lebih bermoral dalam memutuskan segala persoalan di dalam masyarakat. Nilai-nilai adat istiadat dan agama selalu mengikat setiap anggota masyarakat untuk tunduk dengan aturan-aturan di dalamnya, sehingga mereka lebih mudah untuk diatur atau dipimpin, karena mereka terikat dengan nilai-nilai adat istiadat dan agama yang mereka anut.

Pertimbangan budaya dan agama kelihatannya masih dominan di dalam kehidupan masyarakat kota Batam khususnya dan Riau pada umumnya. Adat budaya serta agama telah menjadi pertimbangan yang cukup kuat di dalam kehidupan masyarakat beragama di Kota Batam.

Pandangan Responden terhadap Nilai-nilai Budaya yang Terdapat di Media Berpengaruh

Terhadap Akhlak Masyarakat

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat baik Baik Ragu Tidak baik 13 292 166 192 2% 44% 25% 29% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

(32)

א

Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa responden menyatakan pandangannya terhadap nilai-nilai budaya Islam dan non Islam yang dimunculkan di media cetak dan elektronik terhadap akhlak masyarakat sangat baik dengan jawaban yang diberikan sebanyak 13 responden atau 2 persen. Dan yang menyatakan dengan berpandangan baik sebanyak 292 responden atau 44 persen. Kemudian yang menyatakan dengan pandangan ragu sebanyak 166 responden atau 25 persen dan yang menyatakan dengan pandangan tidak baik sebanyak 192 responden atau 29 persen saja.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa, masyarakat Muslim yang berpandangan sangat baik itu sangat sedikit sekali yakni hanya 2 persen. Dan memberikan pandangan baik terhadap budaya Islam dan non Islam yang dimunculkan di media cetak dan elektronik sangat berpengaruh terhadap akhlak masyarakat. Namun ada juga berpandangan ragu terhadap budaya Islam dan non Islam yang dimunculkan di masmedia mempunyai pengaruh terhadap akhlak masyarakat. Dan terdapat pula masyarakat yang menyatakan tidak berpengaruh terhadap akhlak masyarakat.

(33)

א

Sebaiknya masyarakat Islam mencintai budaya yang bernuansa Islam, sebab bagi masyarakat melayu identik dengan masyarakat Islam, maka sewajarnya kalau nilai-nilai budaya melayu yang Islami terus dikembangkan di tengah masyarakat Kota Batam sebagai kota provinsi yang terus berbenah diri dan terus berkembang sampai visi dan misi Kota Batam sekarang dan akan datang.

2. Ekonomi  

Pengaruh Iklan Terhadap Pola Konsumsi di Masyarakat

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat berpengaruh Berpengaruh Ragu-ragu Tidak berpengaruh 265 398 0 0 40% 60% 0 0 Jumlah 663 100 % Data Lapangan: 2013

Menurut data yang telah dihimpun, bahwa iklan sangat berpengaruh terhadap pola komunikasi di dalam masyarakat, dengan opsion

(34)

א

jawaban sebanyak 265 responden atau 40 persen. Sedangkan yang menyatakan berpengaruh sebanyak 398 responden atau 60 persen. Yang menyatakan ragu-ragu dan yang menjawab tidak berpengaruh tidak ada yang memberikan jawaban.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa, pada umumnya masyarakat Kota Batam menyatakan bahwa iklan sangat berpengaruh dan berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat. Masyarakat selalu terpesona dengan segala macam bentuk iklan yang di tayangkan di masmedia baik cetak maupun elektronik. Masyarakat tertarik dengan gaya yang dilakonkan oleh para bintang iklan, seolah-olah apa yang dilihatnya hal yang sesungguhnya. Mulai dari pola hidup sampai pola makan terpengaruh dengan berbagai macam iklan.

Lembaga Syariah di Lingkungan Responden

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B Ada Tidak ada 477 186 72% 28% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

(35)

א

Berdasarkan data di dalam tabel di atas, menunjukkan 477 responden atau 72 persen menyatakan ada lembaga syariah di lingkungan responden. Kemudian yang menyatakan tidak ada lembaga syariah dilingkungannya sebanyak 186 responden atau 28 persen.

Dengan demikian dipahami bahwa di lingkungan umat Islam pada umumnya tidak terdapat lembaga syariah yang dapat dijadikan rujukan oleh umat Islam. Selanjutnya teramat kecil jumlah lingkungan masyarakat Islam terdapat lembaga syariah sebagai tempat rujukan atau tempat berkonsultasi bagi umat Islam di lingkungannya. Seharusnya para pimpinan Islam mulai menyadari perlunya lembaga-lembaga syariah yang dapat dijadikan suatu pegangan dalam kehidupan umat Islam apabila terdapat persoalan yang berkaitan dengan syariah.

Minat Responden Berhubungan dengan Lembaga Syariah

Opsion Jawaban Frekuensi % A B C D Sangat berminat Berminat Ragu Tidak berminat 146 517 0 0 22% 78% 0 0 Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

(36)

א

Berdasarkan pada data yang dikumpulkan di atas dapat dipahami bahwa terdapat 146 responden atau 20 persen sangat berminat berhubungan dengan lembaga syariah, sedangkan yang menyatakan berminat berhubungan dengan lembaga syariah sebanyak 517 responden atau 78 persen. Kemudian yang menyatakan ragu dan tidak berminat tidak ada yang memberikan opsion jawaban satu pun.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa sebagian besar masyarakat Islam berminat untuk selalu berhubungan dengan lembaga-lembaga syariah yang ada di lingkungannya. Dengan harapan semua permasalahan umat Islam dapat di selesaikan oleh umat Islam sendiri melalui lembaga syariah yang ada di tengah umat Islam.

Kawasan Industri di Wilayah Responden Opsion Jawaban Frekuensi %

A

B Tidak ada Ada 365 298 55% 45%

Jumlah 663 100%

Data Lapangan: 2013

Berdasarkan data di dalam tabel di atas, menunjukan 365 responden atau 55 persen menyatakan di wilayah nya terdapat kawasan industri. Kemudian yang menyatakan tidak ada

(37)

א

kawasan industri di wilayahnya sebanyak 298 responden atau 45 persen.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa di lingkungan sebagian besar responden terdapat kawasan industri. Selanjutnya masyarakat menyatakan di lingkungannya tidak terdapat kawasan industri di tempat tinggalnya. Kawasan industri pada satu sisi mempunyai nilai positif dan di sisi lain ada nilai negatif. Dari segi positifnya akan menambah pendapatan masyarakat sedangkan dari segi negatif lingkungan masyarakat akan tercemar.

Tabel Pengaruh Industri Terhadap Kehidupan Ekonomi Masyarakat

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sedang berpengaruh Berpengaruh Ragu Tidak berpengaruh 133 345 113 92 17% 52% 17% 14% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

Menurut data yang telah dihimpun, keberadaan industri sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi masyarakat, dengan opsion

(38)

א

jawaban sebanyak, 133 responden atau 17 persen. Sedangkan yang menyatakan berpengaruh sebanyak 345 responden atau 52 persen. Yang menyatakan ragu-ragu sebanyak 113 responden dan yang menjawab tidak berpengaruh sebanyak 92 responden atau 14 persen.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pada umumnya masyarakat Kota Batam, menyatakan bahwa kawasan industri sangat berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat hanya melihat industri dari sisi manfaat yang diperolehnya saja. Dengan adanya kawasan industri mempunyai nilai tambah bagi peningkatan ekonomi, sehingga ekonomi masyarakat semakin mapan dan sejahtera.

Pemanfaatan Tanah Pekarangan Rumah dalam Meningkatkan Ekonomi Opsio n Jawaban Frekue nsi % A B C D Sangat memanfaatkan Memanfaatkan Ragu-ragu Tidak memanfaatkan 48 378 13 226 7% 57% 2% 34% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

(39)

א

Melihat pada data yang terhimpun dapat diterangkan bahwa 48 responden atau 7 persen menyatakan sangat memanfaatkan tanah pekarangan rumah dalam meningkatkan ekonominya.Sedangkan yang menyatakan memanfaatkan pekarangan rumah dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sebanyak 378 responden atau 57 persen. Kemudian yang menyatakan ragu sebanyak 13 responden atau 2 persen dan yang menyatakan tidak memanfaatkan tanah pekarangan rumah dalam meningkatkan ekonomi sebanyak 226 responden atau 34 persen.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa di lingkungannya sebagian besar responden telah memanfaatkan tanah pekarangannya dengan berbagai macam tanaman yang bernilai ekonomis guna menambah pendapatannya.Selanjutnya masyarakat yang menyatakan ragu-ragu dan tidak memanfaatkan tanah pekarangan rumahnya jumlahnya pun cukup besar. Bagi mereka yang tidak memanfaatkan tanah pekarangan rumahnya dengan tanaman yang bernilai ekonomis, karena beberapa kemungkinan, antara lain karena merasa cukup dalam kehidupannya. Kemudian mereka mempunyai sifat malas dan suka enaknya saja (suka yang instan). Karena tidak mengetahui

(40)

א

atau tidak paham dalam menggunakan tanah pekarangan dan lain sebagainya.

3. Pendidikan  

Di dalam bagian ini akan menyampaikan tentang pandangan masyarakat terhadap pentingnya pendidikan. Kemudian akan menjelaskan pertimbangan masyarakat ketika akan menyekolahkan anak-anak mereka. Orang tua sebagai partner guru dalam mendidik dan mengawasi pendidikan anak-anak mereka secara baik dan benar, orang tua mengawasi anaknya di rumah dan masyarakat, guru mengawasi siswanya di rumah juga di dalam masyarakat. Untuk lebih lanjutnya dapat di perhatikan paparan berikutnya:

Pandangan Masyarakat Terhadap Pentingnya Pendidikan

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat penting Penting Ragu-ragu Tidak penting 530 99 13 21 80% 15% 2% 3% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

(41)

א

Menurut data tersebut di atas menunjukkan bahwa masyarakat memandang bahwa pendidikan sangat penting dan sangat diperlukan dengan jumlah responden yang menyatakan sangat penting sebanyak 530 responden atau 80 persen. Yang menyatakan penting sebanyak 99 responden atau 15 persen. Kemudian yang menyatakan ragu-ragu terhadap pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan sebanyak 13 responden atau 2 persen, sedangkan yang menyatakan tidak penting sebanyak 21 responden atau 3 persen saja.

Pada umumnya masyarakat menyatakan bahwa pendidikan sangat penting di dalam kehidupan manusia.Manusia tanpa pendidikan, maka akan selalu terbelakang dan terisolir. Melalui pendidikan banyak hal yang dapat dikerjakan dan diselesaikan. Namun masih ada sebagian kecil dari masyarakat ragu akan eksistensi pendidikan terhadap kehidupan manusia masa kini, bukan itu saja masih terdapat pula masyarakat yang menganggap bahwa pendidikan itu tidak begitu penting dalam kehidupan. Karena pendidikan itu hanya membuang-buang waktu dan menghabiskan uang. Bagi mereka yang berpandangan demikian, bahwa yang penting adalah pandai membaca dan

(42)

א

menghitung, dengan demikian cukuplah mereka tamat SD atau SMP, tidak perlu sampai tingkat yang lebih tinggi.

Pertimbangan Responden Ketika Akan Menyekolahkan Anak

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Perbaikan ekonomi Status sosial Kualitas SDM Tidak tahu 186 60 417 20 28% 9% 63% 3% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

Berdasarkan data di atas, bahwa responden memberikan opsion jawaban ketika menyekolahkan anak dengan pertimbangan peningkatan ekonomi keluarga dengan opsion jawaban sebanyak 186 responden atau 28 persen. Kemudian yang memeberikan opsion jawaban untuk meningkatkan status sosial sebanyak 60 responden atau 9 persen. Yang menyatakan untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia(SDM) sebanyak 417 responden dan yang menyatakan tidak tahu sebanyak 20 responden atau 3 persen saja.

(43)

א

Dengan demikian dapat diketahui bahwa masyarakat menyekolahkan anak-anaknya opsion jawaban yang diberikan pada umumnya untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia(SDM). Dengan meningkatnya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan sendirinya ekonomi masyarakat secara pelan akan meningkat. Kemudian yang mengambil opsion jawaban untuk perbaikan ekonomi jumlah cukup banyak dengan menempati urutan kedua setelah peningkatan kualitas SDM. Bagi mereka yang memberikan opsion jawaban peningkatan status sosial juga cukup banyak juga. Namun ada juga yang memberikan jawaban bahwa ketika menyekolahkan anak-anaknya tidak tahu untuk apa menyekolahkan anaknya. Opsion yang pertama, memang ada pengaruhnya dalam meningkatan ekonomi, karena apabila pengetahuan tinggi maka ada kemungkinan pekerjaan mudah untuk di dapatkan. Opsion jawaban kedua, dengan pendidikan yang tinggi akan meningkatkan status seseorang itu di tengah-tengah masyarakat. Untuk beropsion meningkatkan SDM itu tujuan sesungguhnya, karena dengan meningkatnya SDM diharapkan meningkat status dan ekonomi rumah tangganya. Bagi mereka yang tidak tahu apa maksud dan

(44)

א

tujuan menyekolahkan anak-anaknya sungguh amat naïf dan mereka ini hidupnya agak terbelakang baik dalam bidang pendidikan dan ekonomi demikian juga masalah statusnya di dalam masyarakat.

Peran Orang Tua dalam Mengawasi Teman Sepergaulan di Sekolah dan di Lingkungan

Rumah

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat mengawasi Mengawasi Ragu Tidak mengawasi 125 422 85 31 19% 63.6% 12.8% 4.6% Jumlah 633 100% Data Lapangan: 2013

Menurut data tersebut di atas menunjukkan bahwa orang tua yang menyatakan sangat mengawasi teman sepergaulan di sekolah dan di lingkungan rumah sebanyak 125 responden atau 19 persen. Dan yang menyatakan mengawasi teman sepergaulannya di sekolah maupun di rumahnya sebanyak 422 responden atau 63,6 persen. Yang menyatakan ragu dalam pengawasan teman bergaul anaknya di sekolah maupun di lingkungan rumahnya sebanyak 85

(45)

א

responden atau 12,8 persen dan yang menyatakan tidak mengawasi sebanyak 31 responden atau 4,6 persen.

Pada umumnya masyarakat menyatakan bahwa orang tua sangat mengawasi dan mengawasi teman sepergaulan baik di sekolah maupun di lingkungan tempatnya tinggal masing-masing. Dan masyarakat yang menyatakan ragu-ragu terhadap pengawasan anak di sekolah maupun di lingkungan rumah dan ada juga masyarakat sama sekali tidak melakukan pengawasan terhadap teman bergaul anak di sekolah maupun di rumah. Sesungguhnya pengawasan itu penting dalam upaya mengarahkan mereka ke hal-hal yang positif.

(46)

א

4. Hukum

Masyarakat di Lingkungan Responden Mempertimbangkan Ajaran Agama dalam

Menyelesaikan Masalah Opsion Jawaban Frekue

nsi % A B C D Sangat mempertimbangka n Mempertimbangka n Ragu Tidak mempertimbangka n 192 398 0 73 29% 60% 0 11% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

Berdasarkan data yang terhimpun di atas, bahwa yang menyatakan dalam menyelesaikan masalah-masalah penting selalu menggunakan pertimbangan-pertimbangan agama dengan jumlah opsion jawaban 192 responden atau 29 persen. Dan yang menyatakan menggunakan pertimbangan agama dalam menyelesaikan masalah-masalah penting sebanyak 398 responden atau 60 persen dan yang tidak menggunakan pertimbangan agama dalam

(47)

א

menyelesaikan masalah-masalah penting sebanyak 73 responden atau 11 persen.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa pada umumnya masyarakat dalam menyelesaikan berbagai macam masalah penting selalu menggunakan pertimbangan agama. Dengan melalui pertimbangan agama, biasanya akan menemukan cara yang benar dan dapat diterima oleh semua kalangan. Menyelesaikan masalah dengan memakai konsep agama akan mendatangkan kepuasan dalam menerima segala keputusan. Namun ada juga masyarakat kurang peduli atau tidak menggunakan konsep-konsep agama dalam menyelesaikan masalah, sehingga akan melahirkan masalah-masalah baru dan sukar untuk diterima oleh semua kalangan. Hukum dan aturan agama juga yang dapat menyelesaikan masalah yang mudah diterima oleh semua kalangan di dalam masyarakat Islam.

(48)

א

Penyelesaian Perselisihan Tentang Harta Warisan atau Wasiat

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Tokoh agama Tokoh adat Pengadilan agama Kekeluargaan 166 13 292 192 25% 2% 44% 29% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

Di dalam data yang terhimpun menunjukkan, 166 responden atau 25persen masyarakat dalam menyelesaikan masalah harat warisan atau wasiat melalui jasa ulama atau tokoh agama. Dan yang menggunakan jasa tokoh adat dalam menyelesaikan masalah harta waris atau wasiat dengan opsion jawaban sebanyak 13 responden atau 2 persen. Sedangkan masyarakat yang menggunakan jasa pengadilan agama dalam menyelesaikan masalah harta waris atau wasiat sebanyak 292 responden atau 44 persen dan masyarakat yang menyelesaikan masalah sengketa harta waris atau wasiat melalui musyawarah secara kekeluargaan sebanyak 192 responden atau 29 persen.

Dengan demikian masyarakat dalam menyelesaikan masalah masih mempercayakan

(49)

א

melalui jasa para ulama, artinya menyelesaikan kasus selalu menggunakan undang-undang agama ketimbang cara-cara lain. Kemudian yang selalu menyelesaikan masalah dengan menggunakan hukum adat resam daerah itu dan itu disepakati secara bersama-sama. Karena kesadaran masyarakat semakin hari semakin membaik (kondusif), maka kecerdasan masyarakat dan kesadaran hukum masyarakat semakin baik pula, oleh karena itu masyarakat menyerahkan ke pengadilan agama dalam menyelesaikan harta waris atau wasiat oleh orang yang masih hidup.

Sikap Responden terhadap Fatwa MUI dalam Masalah Bunga Bank, Suap dan Narkoba

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat menyetujui Menyetujui Ragu-ragu Tidak meyetujui 73 364 13 13 11% 55% 17% 17% Jumlah 663 100% Data Lapangan: 2013

Di dalam data yang terhimpun menunjukkan, 73 responden atau 11 persen masyarakat menyatakan bahwa selalu sangat

(50)

א

mengikuti fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam masalah bunga bank, suap, dan narkoba. Dan yang mengikuti fatwa majelis ulama dalam masalah bunga bank, suap, dan narkoba dengan opsion jawaban sebanyak 364 responden atau 55 persen. Sedangkan masyarakat yang ragu-ragu dengan fatwa majelis ulama tentang bunga bank, suap, dan narkoba sebanyak 13 responden atau 17 persen. Dan masyarakat yang tidak mengikuti fatwa majelis ulama dalam masalah bunga bank, suap,dan narkoba sebanyak 13 responden atau 17 persen.

Pada umumnya masyarakat selalu mengikuti fatwa majelis ulama dalam berbagai hal, antara lain dalam persoalan bunga bank, suap, dan masalah narkoba. Namun ada saja masih ragu dan tidak mau mengikuti fatwa majelis ulama, karena ketidaktahuan masyarakat terhadap akibat negatif yang ditimbulkan dari apa yang di fatwakan oleh majelis ulama tersebut. Umat Islam yang selalu berjalan pada jalur yang benar, mereka akan selalu mencari tahu terhadap semua masalah yang berada di hadapan mereka, apakah masalah yang sedang dihadapi itu dibenarkan agama atau tidak. Untuk itu mereka selalu bertanya kepada ulama atau kepada para ahlinya. Bagi mereka yang tidak mengetahui

(51)

א

masalah agama atau mungkin buta dalam masalah agama, mereka tidak peduli dengan semua masalah yang sedang dihadapi dibenarkan aturan agama atau tidak. Apakah ada fatwa atau tidak bagi mereka sama saja, karena mereka sangat awam terhadap masalah-masalah keagamaan sebagaimana tersebut di atas.

Kemungkinan Hukum Islam untuk Diterapkan di Indonesia

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat mungkin Mungkin Ragu-ragu Tidak mungkin 165 365 60 73 25% 55% 9% 11% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Dalam data yang terhimpun di atas memberikan gambaran bahwa hukum Islam atau hukum nasional yang diterapkan di Indonesia, pada opsion pertama menyatakan sangat mungkin diterapkan kedua hukum tersebut ini dibuktikan dengan jumlah jawaban 165 responden atau 25 persen. Dan yang menyatakan mungkin sebanyak 365 responden atau 55 persen . Kemudian yang menyatakan ragu untuk menerapkan kedua hukum di Indonesia terdapat 60 responden atau 9 persen dan yang menyatakan

(52)

א

tidak mungkin sebanyak 73 responden atau 11 persen.

Dari data diatas dapat dipahami, bahwa pada umumnya masyarakat menyatakan sangat memungkinkan dan memungkinkan untuk diberlakukan salah satu dari keduanya atau digabungkan antara hukum Islam dengan hukum nasional. Dengan penggabungan dimungkinkan akan menemukan solusi yang terbaik dalam menjadikan negeri ini akan lebih kondusif. Pada dasarnya hukum nasional yang berlaku di Indonesia tidak bertentangan dengan hukum Islam. Namun ada sebagian kecil dari masyarakat yang menyatakan ragu untuk menerapkan hukum Islam dan nasional di Indonesia. Tidaklah mungkin kita akan menggabungkan antara keduanya, bahkan ada yang menyatakan tidak mungkin hukum Islam dan nasional untuk diberlakukan di Indonesia. Mereka yang menyatakan ragu dan tidak mungkin itu mereka hanya melihat dari sisi saja tetapi tidak melihat dari sisi lain. Kalau kita melihat dari sisi positifnya maka mungkin keduanya bisa saja di gabungkan. Kalau kita melihat dari sisi negatifnya, mungkin ada beberapa aturan hukum nasioanl tidak sinkron dengan hukum Islam,

(53)

א

namun nilai positif lebih besar dari nilai negatifnya.

Pandangan Responden Hukum yang Lebih Efekttif Diterapkan dalam Kehidupan

Bermasyarakat

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B Hukum Islam Hukum Nasional 564 99 85% 15% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Informasi data yang diperoleh di lapangan tentang hukum Islam dan hukum nasional, mana yang lebih adil pelaksanaan di dalam kehidupan masyarakat. Pada umumnya masyarakat menyatakan bahwa yang lebih sinkron dan lebih adil di dalam kehidupan masyarakat hukum Islam. Dengan jumlah opsion jawaban yang diberikan sebanyak 564 responden atau 85 persen. Ini membuktikan bahwa hukum Islam mampu memberikan kedamaian kepada masyarakat andaikata sesuai dengan yang di atur Allah Swt. Hukum Islam sumbernya adalah wahyu Allah. Oleh karena itu orang Islam lebih percaya terhadap hukum Islam daripada hukum lainnya. Hukum nasional dalam hal ini hanya

(54)

א

memperoleh opsion jawaban sebanyak 99 responden atau 15 persen saja. Ini suatu bukti bahwa masyarakat tidak begitu percaya terhadap hukum nasional di kenal dengan hukum positif.

Dengan demikian semua kita maklum bahwa hukum Islam mampu menjawab semua persoalan yang di hadapi oleh umat. Kalau mereka menganggap hukum Islam itu mandul, sesungguhnya bukan hukum itu yang mandul, tetapi yang mandul itu adalah akal manusia itu. Hukum Islam itu hidup dimana tempat dan kapan saja. Hukum Islam itu berkembang sesuai dengan akal manusia dia Holisti, jika pengetahuan tentang hukum lebih mendalam maka akan lebih luas dan jika pengetahuan manusia tentang hukum itu sempit maka hukum itu menjadi sempit pula. Hukum Islam bersifat universal. Sedangkan hukum nasional hanya berlaku di dalam sebuah Negara tertentu, tidak universal sifatnya hanya mengadopsi hukum-hukum yang berlaku di wilayah tertentu.

 

5. Politik

Pada bagian ini kita akan melihat bagaimana responden dalam memilih calon pemimpin, apakah responden menonjolkan masalah agama

(55)

א

dalam mencalonkan seorang pemimpin. Kemudian seorang pemimpin putra daerah dan harus menetap di wilayah yang dia pimpin dan lain sebagainya. Untuk lebih detailnya perhatikan tabel berikut ini.

Kriteria Untuk Menjadi Seorang Calon Pemimpin

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Akhlak Pengetahuan Iman Kepemimpinan 450 60 133 20 68% 9% 20% 3% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Melihat dari alternatif jawaban yang diberikan oleh responden tentang kriteria memilih seorang calon pemimpin, sebagaimana di dalam tabel di atas menunjuk 450 responden atau 68 persen masyarakat menyatakan, bahwa seorang pemimpin seharusnya berakhlak. Kriteria berikutnya responden memberikan pernyataan sebanyak 60 responden atau 9 persen seorang pemimpin itu harus berilmu pengetahuan. Iman juga menjadi kriteria seorang calon pemimpin masa depan. Ini dibuktikan dengan alternatif jawaban yakni 133 responden atau 20 persen dari jumlah responden yang memberikan pikirannya.

(56)

א

Kemudian terdapat kriteria lain yang juga tidak kalah pentingnya untuk calon seorang pemimpin yakni punya bakat kepemimpinan atau pengalaman menjadi seorang pemimpin. Dengan persentase 20 responden atau 3 persen.

Pada dasarnya keempat hal di atas merupakan kriteria untuk menjadi calon seorang pemimpin. Seorang calon pemimpin itu harus mempunyai sifat dan perilaku atau akhlak yang mulia, baik kepada dirinya sendiri, kepada masyarakatnya , kepada lingkungannya semua orang membutuhkan jasamu sebagai seorang pemimpin. Selain dari akhlak seorang calon pemimpin itu harus berilmu pengetahuan, iman juga merupakan kriteria yang sangat diperlukan dalam memilih calon pemimpin di samping punya bakat kepemimpinan.

Kekuatan Agama Menjadi Pertimbangan Utama dalam Menentukan pilihan Calon Pemimpin

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat menentukan Menentukan Ragu-ragu Tidak menentukan 411 239 0 13 62% 36% 0 2% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

(57)

א

Berdasarkan data di atas menunjukan, bahwa kekuatan agama menjadi pertimbangan utama dalam menentukan calon seorang pemimpin, ini dibuktikan dengan besarnya jumlah responden yang menyatakan sangat menentukan, yakni sebanyak 411 responden atau 62 persen. Kemudian terdapat 239 responden atau 36 persen menyatakan bahwa kekuatan agama menjadi pertimbangan yang menentukan. Dan terdapat sekitar 13 responden atau 2 persen menyatakan bahwa agama tidak menjadi pertimbangan yang menentukan.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa hamper semua responden menyatakan agama menjadi kekuatan yang sangat menentukan dan menentukan dalam memilih calon pemimpinnya. Karena orang yang memiliki pegangan agama yang baik akan selalu bertindak dan melakukan kegiatan berdasarkan kepada aturan dan menghindarkan diri dari tindakan-tindakan yang dilarang dalam agama. Sehingga kepemimpinannya selalu menyenangkan dan berusaha menyejahterakan orang-orang yang dipimpinnya. Namun bagi mereka yang jauh dari agama selalu bertidak dan berbuat tanpa batas dan melakukan sesuatu tanpa pertimbangan moral atau agama. Kalau hal semacam ini terjadi

(58)

א

maka yang akan menjadi korban adalah masyarakat atau rakyatnya.

Penyalahgunaan Izin Bangunan (Rumah Dijadikan Rumah Ibadah)

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Banyak Ragu-ragu Tidak banyak Tidak ada 192 33 133 305 29% 5% 20% 46% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Masalah izin bangunan selalu menjadi permasalahan di kota-kota besar. Yang menjadi masalah bukan izinnya, tetapi penggunaan bangunan tersebut yang tidak sesuai dengan keizinannya. Dalam izinnya sebagai tempat tinggal namun ada yang sebagai tempat kegiatan seperti menjadi tempat ibadah. Sebagian besar responden menyatakan bahwa tidak ada penyalahgunaan izin bangunan oleh masyarakat seperti pernyataan di atas, mereka yang tidak ada penyalahgunaan izin bangunan tersebut sebanyak 305 responden atau 46 persen. Kemudian yang menyatakan bahwa banyak masyarakat yang menyalahgunakan izin bangunan yang tidak sesuai dengan keizinan, sebanyak 192 responden

(59)

א

atau 29 persen. Responden yang menyatakan tidak banyak mereka yang menyalahgunakan izin bangunan, dari pernyataan responden sebanyak 133 responden atau 20 persen, sedangkan yang menyatakan ragu sebanyak 33 responden atau 5 persen saja.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa, masyarakat mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Ada masyarakat yang mengetahui terjadinya penyalahgunaan izin bangunan dan ada yang tidak. Izin bangunan yang diberikan adalah tempat tinggal, namun pada kenyataannya dijadikan rumah ibadah. Namun ada masyarakat yang tidak mengatahui sama sekali, bahwa ada kalangan masyarakat tertentu telah menyalahgunakan izin yang diberikan, sehingga terjadilah konflik di tengah-tengah masyarakat. Oleh sebab itu setiap izin bangunan yang diberikan kepada masyarakat hendaknya selalu diawasi agar tidak terjadi penyalahgunaan izin bangunan tersebut. Kemudian terdapat sebagian kecil dari masyarakat tidak mau peduli dengan masalah izin bangunan, sehingga ada di antara mereka tidak mengetahui dan ragu dengan masalah izin bangunan.

(60)

א

Pengetahuan Masyarakat dalam Izin Pembangunan Rumah Ibadah dari Pemerintah

Setempat

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat mengetahui Mengetahui Ragu-ragu Tidak mengetahui 152 418 54 39 23% 63% 8% 6% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Pada umumnya masyarakat mengetahui, bahwa dalam masalah izin membangun rumah ibadah dari pemerintah setempat dapat dilihat dari jumlah responden memberikan jawaban sebanyak, 418 responden atau 63 persen dan yang menyatakan sangat mengetahui sebanyak 152 responden atau 23 persen. Kemudian terdapat masyarakat yang ragu dalam memberikan jawaban dalam masalah izin pendirian rumah ibadah dari pemerintah daerah setempat, sebanyak 54 responden atau 8 persen dan yang tidak mengetahui sebanyak 39 responden atau 6 persen saja.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa masyarakat mengetahui sekali tentang izin membanguin rumah ibadah dari pemerintah setempat. Di kawasan kota pembangunan yang

(61)

א

tidak berizin jika terjadi, maka sangat sukar sekali untuk dipertahankan secara hukum. Oleh sebab itu semua masyarakat harus tahu benar bagaimana aturan dalam membangun rumah ibadah maupun yang lainnya. Maka harus melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat, agar segala macam aturan itu terserap oleh semua kalangan masyarakat, baik dari tingkat yang paling bawah sampai masyarakat paling tinggi. Melakukan sosialisasi memakan waktu yang cukup lama dan kadang hasilnya kurang maksimal.

6. Realitas Dakwah  

Rutinitas Masyarakat sebagai Sasaran dan Wilayah Dakwah

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat Rutin Rutin Ragu-ragu Tidak rutin 33 292 33 305 5% 44% 5% 46% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Masyarakat merupakan sasaran dan wilayah dakwah yang harus dipelihara dan dipertimbangkan keberadaannya. Ini dibuktikan

(62)

א

dengan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh lembaga-lembaga dakwah yang ada di kota Batam. Sebagimana terlihat pada tabel diatas rutinitas kegiatan dakwah yang dilakukan oleh para da’i. Menurut pengetahuan responden bahwa 33 responden atau 5 persen saja yang menyatakan sangat rutin, sedangkan yang menyatakan rutin sebanyak 292 responden atau 44 persen. Responden yang menyatakan ragu terhadap kegiatan dakwah sebanyak 33 responden atau 5 persen saja, sedangkan yang menyatakan kegiatan kepada masyarakat tidak dilaksanakan secara rutin, dengan jumlah jawaban sebanyak 305 responden atau 46 persen.

Respon Responden terhadap Materi yang Diberikan Mubaligh

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat kesulitan Kesulitan Ragu-ragu Tidak kesulitan 14 26 26 597 2% 4% 4% 90% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Pada umumnya responden memberikan pernyataan, bahwa materi yang disampaikan oleh para mubaligh atau da’i tidak sulit untuk

(63)

א

dipahami dan dimengerti oleh jamaah. Ini dapat diperhatikan didalam alternatif jawaban yang diberikan sebanyak 597 responden atau 90 persen. Kemudian yang mengatakan sulit sebanyak 14 responden atau 2 persen dan yang menyatakan kesulitan sebanyak 26 responden atau 4 persen. Selanjutnya yang menyatakan ragu-ragu untuk memberikan pernyataan terhadap materi yang diberikan mubaligh sulit atau tidak terdapat 26 responden atau 4 persen.

Dengan demikian ada di antara masyarakat yang sulit untuk memahami materi yang disampaikan oleh mubaligh. Ketidaktahuannya disebabkan oleh beberapa kemungkinan antara lain, latar belakang pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat yang tidak memahami istilah-istilah yang ada didalam agama, sedang tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah tersebut. Kurang nyambung karena mubaligh sedang ceramah ada juga jamaah ngobrol sendiri, akibatnya tidak tahu apa yang disampaikan oleh guru di depan kita. Berikutnya daya tangkap mereka yang sudah tumpul sehingga daya tangkapnya kurang. Datang kemajlis ta’lim bukan memahami kaji yang disampaikan, tetapi sekedar kumpul dan bercerita tanpa satupun dapat memahami apa

(64)

א

yang di sampaikan mubaligh kepada masyarakat. Akan tetapi pada umumnya masyarakat memahami dan menyatakan tidak sulit dalam memahami materi yang disampaikan oleh mubaligh.

Metode Dakwah yang Dilakukan Mubaligh

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Ceramah Diskusi Rihlah Dan lain-lain 278 266 119 0 42% 40% 18% 0 Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Dalam masalah metode yang digunakan oleh mubaligh dalam menyampaikan dakwahnya kebanyakannya adalah menggunakan metode ceramah dengan jumlah jawaban 278 responden atau 42 persen. Dan ada juga yang menggunakan metode diskusi sebanyak 266 responden atau 40 persen dan yang menggunakan metode rihlah sebanyak 119 responden atau 18 persen.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa kebanyakan mubaligh dalam menyampaikan dakwahnya dengan menggunakan metode ceramah dan terdapat pula yang menggunakan metode diskusi, karena metode ceramah

(65)

א

merupakan metode yang paling gampang untuk dilaksanakan oleh para mubaligh. Namun ada juga mubaligh menyenangi metode diskusi, sebab melalui metode ini masyarakat akan lebih memahami materi yang disampaikan oleh mubaligh. Disisi lain mubaligh menggunakan metode rihlah.

Sikap Responden terhadap Perbedaan Pendapat di Kalangan Umat Islam

Opsion Jawaban Frekuens i % A B C D Wajar-wajar saja Tidak setuju perbedaaan pendapat Tidak peduli

Berpihak pada yang sesuai 617 0 46 0 93% 0 7% 0 Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Masalah perbedaan pendapat di kalangan umat Islam sudah ada semenjak masa sahabat sampai tabi’ tabiin. Dalam Islam berbeda itu rahmat bagi kita. Oleh karena responden yang menyatakan wajar sebanyak 617 responden atau 93 persen. Kemudian terdapat 46 responden atau 7 persen.

(66)

א

Perbedaan pendapat bukan perkara baru di dalam Islam, namun perbedaan pendapat di dalam Islam merupakan rahmat asalkan didasari oleh ilmu pengetahuan dan tetap berlandaskan pada kitab Al-Qur’an serta sunah Nabi Muhammad Saw. Perbedaan pendapat yang tidak berlandaskan pada Al-Qur’an dan sunah rasullullah serta adanya pengetahuan seseorang maka akan menimbulkan malapetaka dan bencana pada masyarakat tersebut. Jadi boleh berbeda pendapat asal punya pengetahuan serta laksanakan pendapat tersebut sesuai dengan pendapat anda. Perbedaan pendapat itu merupakan sesuatu yang lumrah dan perbedaan pendapat bukan berarti kita berpecah belah, walaupun kita berbeda dalam pendapat maka kesatuan umat pecah karena perbedaan tersebut. Kita setuju untuk sepakat dalam perbedaan sesuai dengan argument yang dimiliki (ilmu seseorang) sehingga tidak ada permusuhan antara kita, yang ada adalah persaudaraan. Dengan demikian kehidupan yang harmonis di dalam tubuh uamt Islam tetap terjaga dan terpelihara dengan baik.

(67)

א

Tanggapan Responden terhadap Kegiatan Dakwah di Masyarakat oleh Para Mubaligh

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik 159 478 13 13 24% 72% 2% 2% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Masalah kegiatan dakwah di dalam masyarakat yang dilakukan oleh para mubaligh itu baik dengan melihat jawaban yang diberikan oleh responden sebanyak 478 responden atau 72 persen menyatakan baik. Kemudian terdapat 159 responden atau 24 persen memberikan pernyataan sangat baik. Selanjutnya terdapat sekitar 13 responden atau 2 persen menyatakan kurang baik dan 13 responden atau 2 persen menyatakan tidak baik.

Baik tidak baiknya sebenarnya kegiatan dakwah tergantung dari sudut pandang apa atau dari kacamata apa melihatnya. Kalau melihat dari segi pengelolaannya mungkin, dari kacamata penyampaian materi atau cara berkomunikasi mubaligh dengan jamaah dan lain sebagainya. Pada umumnya di Kota Bata mini, pengelolaan lembaga dakwah sudah termasuk baik, namun

(68)

א

perlu untuk ditingkatkan kualitasnya baik sarana maupun pembinaan para mubaligh, agar menjadi lembaga dakwah professional diterima di tengah-tengah masyarakat Islam.

Pengaruh Penyebaran Agama lain Terhadap Umat Islam

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat berpengaruh Berpengaruh Kurang berpengaruh Tidak berpengaruh 13 152 132 366 2% 23% 20% 55% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Penyebaran agama di tengah-tengah masyarakat Muslim, telah terjadi semenjak lama. Namun penyebaran tersebut sedikit banyaknya berpengaruh terhadap umat Islam itu sendiri. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penyebaran agama lain terhadap umat Islam dapat dilihat pada tabel tersebut di atas. Responden yang menyatakan sangat berpengaruh sebanyak 13 responden atau 2 persen, yang menyatakn berpengaruh sebanyak 152 responden atau 23 persen. Selanjutnya yang menyatakan kurang berpengaruh sebanyak 132 responden

(69)

א

atau 20 persen dan yang menyatakan tidak berpengaruh sebanyak 366 responden atau 55 persen.

Penyebaran agama lain di tengah-tengah umat Islam, memang menyakitkan hati umat Islam, namun umat Islam tidak bisa begitu saja menyalahkan mereka, karena umat Islam sendiri kurang waspada dan tidak begitu peduli terhadap sesamam umat Islam itu sendiri terutama kepada mereka yang lemah. Lemah yang dimaksud disini adalah lemah iman, lemah ekonomi dan lemah sumber daya manusianya. Mereka yang lemah seperti ini sangat mudah di pengaruhi oleh ajaran agama lain yang menurut mereka lebih baik dalam bidang kesejahteraannya.

(70)

א

Sikap Responden terhadap Penyebaran agama lain yang Mempengaruhi Umat Islam Opsion Jawaban Frekuen

si % A B C D Melaporkan ke pihak yang berwajib Melakukan komplain Bersifat apatis Menyelesaikan secara baik-baik 225 79 66 293 34% 5% 10% 44% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Untuk melihat sikap responden terhadap penyebaran agama lain yang mempengaruhi umat Islam dapat dilihat pada tabel di atas. Sikap responden terhadap penyebaran agama lain, yang mempengaruhi umat Islam diketahui bahwa responden tidak setuju maka, masyarakat melaporkan kepada yang berwajib dengan jumlah pilihan sebanyak 225 responden atau 34 persen. Kemudian sebagian melakukan komplain sebanyak 79 responden atau 5 persen. Namun ada responden memberikan jawaban, bahwa masyarakat bersifat apatis dengan jawaban sebanyak 66 responden atau 10 persen.

(71)

א

Kemudian yang ingin menyelesaikan dengan cara baik-baik dengan jumlah responden yang memberikan jawaban sebanyak 293 responden atau 44 persen.

Sebagian masyarakat lebih menghendaki melalui jalan damai dengan cara musyawarah kepada para penyebar agama di wilayah umat Islam yang mayoritas, sebab perbuatan semacam itu akan menimbulkan konflik yang dapat membahayakan keamanan Negara. Cara lain dapat membantu persoalan penyebaran agama di tengah-tengah kelompok yang mayoritas Islam, lewat jalur hukum. Umat Islam merasa tidak senang kalau ada umat agama lain melakukan penyebaran agama , di perkampungan umat Islam. Maka umat Islam yang merasa terganggu melaporkan kepada pihak berwajib , untuk menindak mereka yang menyebarkan agama dan mempengaruhi umat yang telah memeluk suatu agama tertentu, sesuai hukum yang berlaku di negeri ini. Namun ada masyarakat tidak ambil peduli dengan apa yang terjadi di lingkungannya. Ini yang disebut dengan masyarakat yang apatis terhadap keadaan yang ada di lingkungannya. Dan ada masyarakat secara spontan melakukan suatu gerakan menentang terhadap mereka yang menyebarkan agama di tengah-tengah

(72)

א

masyarakat yang telah memeluk agama tertentu. Tindakan semacam ini, menimbulkan masalah yang lebih besar dan konflik antar agama yang akan melibatkan banyak pihak.

7. Aspek Sarana dan Metode Dakwah  

Tempat-tempat Pelaksanaan Dakwah

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Masjid Mushala Lapangan Gedung aula 577 33 13 40 87% 5% 2% 6% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Pada umumnya pelaksanaan dakwah itu dilaksanakan di masjid, berdasarkan opsion jawaban sebanyak 577 responden atau 87 persen dan terdapat 33 responden atau 5 persen menyatakan bahwa dakwah itu dilaksanakan di mushala. Kemudian terdapat sekitar 13 responden atau 2 persen menatakan dakwah dilaksanakan di lapangan terbuka dan terdapat opsion jawaban sebanyak 40 responden atau 6 persen menyatakan dakwah dilaksanakan di gedung atau aula.

(73)

א

Sesungguhnya dakwah itu bisa saja dilaksanakan dimana saja asalkan tempat itu bersih dan ada orang yang akan didakwahi, di kantor baik, di gedung juga bagus, di tanah lapang juga tidak dilarang, di masjid dan mushala lebih baik. Namun pada umumnya di kota Batam ini dakwah dilaksanakan di masjid dan mushala, karena di masjid dan mushala orang mudah berkumpul, tidak begitu formal dan yang mendengarkan dakwah lebih rileks dibandingkan tempat-tempat lain yang harus menyediakan waktu tersendiri.

Harapan Responden terhadap Dana Dakwah

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Pemerintah Organisasi dakwah Perorangan Masyarakat 345 318 0 0 52% 48% 0 0 Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Dalam masalah penanggulangan dana dakwah merupakan tanggung jawab semua komponen masyarakat, namun responden memberikan perrnyataan bahwa tanggung jawab dana dakwah itu adalah pemerintah, sebagaimana yang tertuang di dalam tabel di atas, menunjukkan 345 responden atau 52 persen. Dan

(74)

א

terdapat 318 responden atau 48 persen menyatakan bahwa tanggung jawab dana dakwah adalah organisasi dakwah itu sendiri.

Di sini kelihatan bahwa masyarakat tidak punya tanggung jawab apa-apa kecuali lembaga pemerintah dan lembaga dakwah yang mengelola dakwah tersebut. Sebenarnya tidak demikian, tanggung jawab untuk pendanaan dakwah tanggung jawab semua umat Islam terutama bagi para orang kaya. Lembaga dakwah tidak punya uang yang punya uang adalah masyarakat, untuk itu lembaga dakwah dan pemerintah mendapat uang dari masyarakat, tanpa sokongan masyarakat lembaga dakwah dan pemerintahan tidak akan pernah jalan. Jadi sesungguhnya pendanaan kegiatan dakwah itu pada prinsipnya kewajiban seluruh umat muslim dimana saja, terutama mereka yang telah diberi nikmat oleh Allah Swt yang berlimpah ruah. Kurang pantaslah dana dakwah itu terlalu dibebankan kepada lembaga dakwah dan pemerintah, sedangkan masyarakat lepas tangan.

(75)

א

Bantuan Pemerintah terhadap Lembaga-lembaga Dakwah

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Sangat memadai Memadai Kurang memadai Tidak memadai 0 152 133 378 0 23% 20% 57% Jumlah 633 100% Data Lapangan 2013

Bantuan pemerintah terhadap lembaga-lembaga dakwah sangat dibutuhkan melalui anggaran pendapatan daerah atau pendapatan Negara. Negara sekurang-kurangnya memberikan motivasi kepada umat beragama dan khususnya bagi umat Islam melalui dana bantuan dakwah. Pesan-pesan pemerintah dapat disampaikan melalui dakwah, sehingga program pemerintah dapat tersosialisasi secara luas kepada masyarakat. Dengan demikian bantuan pemerintah kepada lembaga dakwah dapat dilihat dalam pernyataan responden di atas. Terdapat 152 responden atau 23 persen mengatakan bantuan pemerintah kepada lembaga dakwah memadai, namun terdapat 133 responden atau 20 persen menyatakan kurang memadai. Selanjutnya terdapat sekitar 378 responden atau 57 persen belum memadai.

(76)

א

Ini membuktikan bahwa bantuan pemerintah kepada lembaga dakwah belum begitu dapat di harapkan. Masih terlalu kecil yang diberikan oleh pemerintah terhadap lembaga dakwah. Pemerintah kurang peka terhadap lembaga-lembaga keagamaan seperti lembaga dakwah. Sesuatu yang agaknya aneh dilakukan oleh pemerintah, mereka menyuruh para mubaligh untuk selalu menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada masyarakat melaui dakwah-dakwahnya, akan tetapi dana tidak pernah dikucurkan kepada lembaga-lembaga tersebut. Sebuah lembaga-lembaga dakwah akan berjalan normal apabila ditopang oleh adanya dana dari semua komponen masyarakat mulai dari para dermawan, orang kaya dan semua lapisan masyarakat yang simpatik terhadap perkembangan dakwah dan lembaga-lembaga dakwah yang sering kekurangan dana.

(77)

א

Metode yang Digunakan dalam Melaksanakan Dakwah

Opsion Jawaban Frekuensi %

A B C D Bilisan Bilqalam Bilhal Perpaduan tiga metode di atas 66 40 53 504 10% 6% 8% 78% Jumlah 663 100% Data Lapangan 2013

Para mubaligh dalam menyampaikan dakwahnya menggunakan berbagai macam metode sebagaimana dalam tabel di atas. Sebagian mubaligh menyenangi metode bilisan atau ceramah, sesuai dengan pilihan responden terdapat sebanyak 66 responden atau 10 persen menyatakan mubaligh menggunakan metode bilisan. Kemudian terdapat 40 responden atau 6 persen mubaligh menggunakan metode bilqalam. Selanjutnya terdapat 53 responden atau 8 persen mubaligh menggunakan metode bilhal dan sebagian besar mubaligh menggabungkan ketiga metode di atas dengan jumlah jawaban responden sebanyak 504 responden atau 78 persen.

Semua metode yang digunakan oleh para mubaligh itu disamping punya kelemahan masing-masing juga memiliki kelebihan. Para

(78)

א

mubaligh pada umumnya berusaha bagaimana jamaah bisa memahami topik pembahasan di dalam ceramahnya. Maka disamping menggunakan ceramah bilisan digunakan juga dialog dan memberikan contoh agar jamaah yang dijadikan sasaran dapat memahaminya. Namun ada pula mubaligh dalam berdakwah menggunakan metode bilhal. Metode bilhal ini lebih baik, tetapi membutuhkan dana, contoh mengajar cara mengafani jenazah yang membutuhakan alat peraga dan lain sebagainya.

Dakwah Bilhal Melalui Pengembangan Aqidah, Sosial & Ekonomi

Opsion Jawaban Frekuensi % A

B Ada Tidak ada 431 232 65% 35%

Jumlah 663 100%

Data Lapangan 2013

Sebagaimana telah diterangkan di atas dakwah bilhal selalu digunakan oleh mubaligh dalam upaya mempraktekan apa yang telah disampaikan melalui lisan ke dalam bentuk yang sesungguhnya. Umpamanya cara aqiqah, cara mencapai kehidupan, cara bermasyarakat, cara berta’ziah dan lain sebagainya. Jamaah diajak

Gambar

Tabel Pengaruh Industri Terhadap Kehidupan  Ekonomi Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji bagi Rabbul‘alamin yang telah memberi kesempatan dan kekuatan sehingga skripsi yang berjudul “Deteksi Cemaran Rambut Babi pada Kuas Cat Tembok dengan Porcine

Hasil akhir dari penelitian ini adalah sebuah sistem informasi yang dikembangkan untuk melayani pengelolaan satuan kredit partisipasi di Universitas Islam Indonesia

Hasil pembahasan diatas yang didasarkan pada data yang diperoleh dari hasil observasi dan penilaian hasil kerja para guru pada pra siklus, siklus I, dan siklus II

sumber data adalah perannya dalam pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan sastra Jawa modern. Adapun alasan pemilihan cerkak DPBLL sebagai objek penelitian adalah

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang berjudul “PELAKSANAAN PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH UNTUK MEMPEROLEH KEPASTIAN HUKUM MELALUI PROGRAM NASIONAL AGRARIA

Dari kejadian tersebut dapat disimpulkan, bahwa panjang elektroda tidak mempengaruhi arus dan waktu pada proses busur listrik, atau perbedaan tahanan antara

Permata Finance Indonesia berupa setiap kantor subcabang mengirimkan data hasil transaksi yang terjadi setiap harinya pada akhir jam kerja atau pada sore hari kepada kantor

Adapun pada tabel 20 di atas dipahami bahwa dari 70 respondenterdapat 37 responden pada klasifikasi motivasi belajar siswa sangat tinggi dengan sistem