• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN RASIO PROFITABILITAS PADA PT. WASKITA BETON PRECAST, TBK. Juni Sasmiharti

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN RASIO PROFITABILITAS PADA PT. WASKITA BETON PRECAST, TBK. Juni Sasmiharti"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 ANALISIS KEUANGAN PERUSAHAAN BERDASARKAN RASIO

PROFITABILITAS PADA PT. WASKITA BETON PRECAST, TBK

Juni Sasmiharti

j_sasmi@staff.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan melalui analisis laporan keuangan. Terdapat banyak alat analisis laporan keuangan, salah satunya adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan meliputi analisis rasio likuiditas, solvabilitas, activity dan profitabilitas. Alat penilaian yang paling tepat untuk menilai kinerja keuangan adalah analisis rasio profitabilitas. Analisis rasio porfitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal yang digunakan.

Salah satu cara untuk menilai efisiensi kinerja keuangan dari suatu usaha dalam manajemen keuangan adalah dengan menggunakan analisis rasio profitabilitas. Terdapat banyak jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian kinerja keuangan. Penilaian rasio profitabilitas ini menggunakan beberapa kriteria antara lain : Gross Profit Margin, Profit margin on sales, return on investment, dan return on equity.

Kata Kunci : GPM, NPM, ROI dan ROE

PENDAHULUAN

Analisis rasio keuangan merupakan metode analisis yang paling sering digunakan karena merupakan metode yang paling cepat untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan. Dengan mengetahui kinerjanya, perusahaan dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat guna untuk mencapai tujuannya.

Berdasarkan data-data laporan keuangan, pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dapat melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan. jumingan (2006:239) menjelaskan pengertian “kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indicator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas”. Pengertian kinerja keuangan menurut Sawir (2009:1) “kinerja keuangan merupakan suatu proses atau perangkat proses untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dengan cara pengambilan keputusan secara rasional dengan menggunakan alat-alat tertentu”. dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa kinerja keuangan dalam penelitian ini merupakan hasil atau prestasi yang dicapai perusahaan mengenai posisi keuangan

(2)

2 perusahaan, informasi dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan.

Menurut Raharjaputra (2011:68) “Rasio profitabilitas mengukur kemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan sebagai salah satu alat keputusan investasi apakah investasi bisnis ini akan dikembangkan dan sebagainya”. Menurut Mamduh dan Abdul (2005:77) “rasio profitabilitas adalah rasio yang melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba”.

RASIO PROFITABILITAS 1. PROFIT MARGIN

Profit margin on sales atau rasio profit margin merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Profit margin on sales dibagi menjadi dua yaitu gross profit margin dan net profit margin. Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa gross profit margin adalah rasio yang mengukur harga pokok dengan membandingkan laba kotor dan penjualan. Menurut Kasmir (2013:5) “Net ptofit margin atau margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan”. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa net profit margin adalah rasio yang mengukur pendapatan bersih perusahaan dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan.

2. RETURN ON INVESTMENT

Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. “Return on investment merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan” (Syamsuddin, 2009:63). Menurut Kasmir (2013:115) “Return on investment juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya”.

“Return on investment merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva”. (Syafri, 2008:63). Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa return on investment adalah rasio yang mengukur laba bersih yang diperoleh perusahaan atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan dengan cara membandingkan laba bersih setelah bunga dan pajak dengan jumlah seluruh asset perusahaan, Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.

(3)

3 Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan” (Sawir 2009:20). Menurut Kasmir (2013:115) “return on equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”. “Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan” (Syafri, 2008:305).

Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa return on equity adalah rasio yang mengukur laba bersih perusahaan atas modal sendiri dengan cara membandingkan laba bersih setelah bunga dan pajak dengan modal (ekuitas). Profitabilitas merupakan hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Tujuan perusahaan pada era globalisasi saat ini tidak semata-mata pada penciptaan laba saja, namun juga dituntut untuk dapat menciptakan nilai bagi perusahaan.

TEKNIK ANALISIS RASIO PROFITABILITAS

1. Profit Margin On Sales

Gross Profit Margin = x100%

Sales

HPP Bersih

Penjualan

Net Profit Margin = x100%

Sales Pajak Setelah Laba 2. Return on Investment Return On Investment = x100% Assets Total Pajak Setelah Laba 3. Return on Equity Return On Equity = x100% Equity Total Pajak Setelah Laba

Hasil perhitungan diatas kemudian dibandingkan dengan standar umum rata-rata industri menurut Kasmir dibawah ini:

(4)

4 Rasio profitabilitas rata-rata industri

Rasio Profitabilitas Standar umum rata-rata industri

Gross Profit Margin 30%

Net Profit Margin 20%

Return On Investment 30%

Return On Equity 40%

Sumber Data: Kasmir (2013:134)

PEMBAHASAN

Hasil dalam pembahasan ini adalah bagaimana kinerja perusahaan PT . WASKITA BETON PRECAST Tbk, ditinjau dari rasio profitibilitas. Dibawah ini penyajian data yang digunakan dalam perhitungan analisis rasio profitabilitas yang diperoleh dari laporan neraca dan laporan laba - rugi PT . WASKITA BETON PRECAST Tbk, periode 2014 – 2018.

Tahun GPM NPM ROI ROE 2014 22,85% 21,86% 11,67% 19,98% 2015 15,86% 12,64% 7,72% 25,12% 2016 25,85% 13,46% 4,62% 8,57% 2017 27,42% 14,08% 6,70% 13,67% 2018 23,08% 13,79% 7,25% 14,00% Sumber : Data diolah

Gross Profit Margin

Semakin besar Gross Profit Margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah di bandingkan dengan penjualan. PT. WASKITA BETON PRECAST,Tbk hasil Gross Profit Marginnya berfluktuasi, rasio tertinggi dicapai tahun 2017 sebesar 27,42% dan rasio tererndah di tahun 2015 sebesar 15,86%.

Net Profit Margin

Laba bersih sesudah pajak yang dicapai dari volume penjualan. Semakin tinggi Net profit margin ini, semakin baik operasi perusahaan. PT. WASKITA BETON PRECAST,Tbk hasil Net Profit Marginnya berfluktuasi, rasio tertinggi di tahun 2014 sebesar 21,86% dan kemudian ditahun 2015 mengalami penurunan yaitu sebesar 12,64%.

Return On Investment

Rasio ini menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang di peroleh dari total aktiva. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan. PT. WASKITA BETON PRECAST,Tbk hasil Return On Investment berfluktuasi, rasio tertinggi di tahun 2014 sebesar 11,67%, kemudian terjadi penurunan dan yang terendah di tahun 2016 sebesar 4,62%.

(5)

5

Return On Equity

Rasio ini menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang di peroleh pemilik perusahaan atas modal yang di investasikan. Semakin tinggin return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan / posisi pemilik perusahaan. PT. WASKITA BETON PRECAST,Tbk hasil Return On Equity berfluktuasi, rasio tertinggi di tahun 2015 sebesar 25,12% dan terendah di 2016 sebesar 8,57%.

PENUTUP

Dalam setiap perusahaan dilakukan penilaian, pengendalian yang dilakukan oleh manajemen perusahaan dapat berupa penilaian kinerja atau prestasi seorang manajer, dengan cara menilai dan membandingkan data keuangan perusahaan selama periode berjalan. Dalam hal ini penilaian kinerja seorang manajer dapat diukur berdasarkan hasil laporan keuangan yang disajikan. Menurut Bringham dan Houston “Laporan keuangan merupakan laporan yang diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Laporan ini berisi laporan keuangan dasar dan opini manajemen atas operasi perusahaan selama tahun lalu dan prospek perusahaan di masa depan”.

Namun melihat laporan keuangan saja tidak dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan keuangan perusahaan. Untuk itu diperlukan analisis lebih lanjut terhadap laporan keuangan agar dapat lebih terlihat kondisi keuangan perusahaan pada periode tertentu. Analisis laporan keuangan merupakan pengolahan data yang berasal dari laporan keuangan sebagai bahan informasi yang lebih berguna, lebih akurat bagi pihak-pihak yang memerlukan untuk pengambilan keputusan.

Dalam menilai kinerja keuangan tidak cukup menghitung besaran laba maupun rugi yang diperoleh, perlu membandingkan dengan besaran modal yang digunakan untuk memperoleh laba maupun rugi tersebut. Disamping itu, untuk menilai kinerja keuangan perlu membandingkan dengan standar kinerja yang lazim digunakan. Di Indonesia standar kinerja keuangan yang lazim digunakan adalah rasio rata-rata industri.

Perhitungan rasio profitabilitas melibatkan semua aspek penting dalam keuangan perusahan sehingga persentase rasio-rasio profitabilitas dapat dijadikan perhitungan penting didalam perusahaan untuk dijadikan patokan kesehatan perusahaan. Hal ini juga dapat dijadikan bahan perbandingan bahwa perusahaan mampu dalam menjaga kestabilan keuangan perusahaan, baik oleh investor maupun kreditur.

DAFTAR PUSTAKA

1. Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. (2001). Manajemen Keuangan. (Penterjemah: oleh Dodo Suharto dan Herman Wibowo). Jakarta: Erlangga

(6)

6 2. Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan.

Jakarta:PT Grafindo Persada

3. Jumingan. (2006). Analisis Kinerja Keuangan. Cetakan Pertama. Jakarta: Penerbit PT. Bumi Aksara

4. Kasmir. (2013). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media Group

5. Mamduh, M.Hanafi dan Abdul Halim. (2000). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YPKN

6. Raharjaputra, S Hendra. (2011). Manajemen Keuangan dan Akuntansi:untuk Eksekutif Perusahaan. Jakarta: Penerbit Salemba Empat

7. Sawir, Agnes. (2009). Analsisis Laporan Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Gramedia

8. Syamsuddin (2009). Rasio Pasar Per Buku (Market To Book Value Ratio). Jakarta: PT Gramedia Utama

Referensi

Dokumen terkait

Rasio return on assets membantu perusahaan dalam mengukur tingkat kembalian investasi yang telah dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan seluruh dana

Berdasarkan rasio perputaran aktiva tetap selama 5 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva tetap untuk menghasilkan

Penyebab rasio profitabilitas perusahaan kurang stabil, disebabkan laba perusahaan yaitu laba kotor, laba usaha maupun laba bersih cenderung mengalami fluktuasi, untuk laba

Menurut Sutrisno Return On Investment merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan

Laba bersih = penjualan – harga pokok penjualan – beban beban - pajak Rasio laba bersih yang baik adalah 10 – 30 % , lebih besar lebih bagus. Rasio laba bersih - Net

Penurunan aktiva lancar ini disebabkan diantaranya oleh adanya penurunan jumlah persediaan bersih perusahaan karena digunakan sebagai jaminan atas utang jangka pendek

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Profitabilitas adalah suatu alat untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan membandingkan laba

Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan yang diukur dengan rasio Aktivitas (Total Asset Turnover, Inventory Turnover), rasio Profitabilitas