• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL BENDA PENYEBAB ANOMALI MAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN MAG2DC Aryadi Nurfalaq, S.Si Fisika Bumi, Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL BENDA PENYEBAB ANOMALI MAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN MAG2DC Aryadi Nurfalaq, S.Si Fisika Bumi, Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL BENDA PENYEBAB ANOMALI MAGNETIK DENGAN

MENGGUNAKAN MAG2DC

Aryadi Nurfalaq, S.Si Fisika Bumi, Jurusan Fisika Universitas Negeri Makassar

Mag2dc merupakan salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk memodelkan benda penyebab anomaly magnetic. Perangkat lunak ini ditulis dengan menggunakan Borland Delphi dan menggunakan algoritma tipe Talwani untuk menghitung anomaly. Sebelum melakukan pemodelan pada mag2dc, terlebih dahulu dibuat data sebagai masukan. Data masukan tersebut berupa 2 kolom yang terdiri dari panjang lintasan profil dan data magnetic di sepanjang profil tersebut. Data masukan ini berekstensi (*.dta). data masukan ini dapat diperoleh dengan menggunakan Surfer berupa kontur magnetic. Berikut akan disajikan, langkah – langkah pembuatan profil magnetic.

1. Tampilkan peta kontur berdasarkan file grid misalnya “total.grd”, kemudian tandai jalur yang akan dibuat profilnya berupa garis lurus, seperti gambar dibawah ini.

2. Kemudian, klik kanan mouse dan pilih item “Digitize” untuk mendigitasi jalur profil yang diinginkan (garis lurus). Simpanlah (save as) sebagai file blanking “profiltotal.bln” pada jendela “digitized coordinates” yang muncul saat melakukan digitasi.

(2)

3. Gunakan menu “grid Slice” hingga muncul kotak dialog “Open Grid”.

4. Pada kotak dialog yang baru muncul ini, tentukan file “total.grd” dan “profiltotal.bln” sebagai masukan hingga kemudian muncul kotak dialog “Grid Slice”.

5. Pada kotak dialog yang baru muncul ini, tekan tombol “change filename” yang terdapat disebelah kanan frame “output BLN file” untuk menentukan nama file output dalam format file BLN (misal profil.bln). tekan tombol “change filename” yang terdapat disebelah kanan frame “output DAT file” untuk menentukan nama file output dalam format file DAT (misal profil.dat).

6. Tekan tombol “OK” untuk segera keluar kotak dialog dan menghitung data profilnya.

7. Jika ditampilkan, maka isi file “profil.dat” adalah koordinat – koordinat (x, y, z) perpotongan profilnya beserta dua kolom tambahan (ke-4 sebagai akumulasi jarak horizontal antar-titik profil ( 2 2

dy

dx , atau 1 2

2 1)

(xi xi yi yi dan kolom ke-5 sebagai nomor atau kode unsur jalur yang bersangkutan).

(3)

8. Copy kolom D ke pada kolom A dan Copy kolom C pada kolom B ke worksheet Excel yang baru, seperti gambar di bawah ini.

9. Copy nilai Kolom A dan Kolom B di atas ke notepad, kemudian pisahkan kolom A dan Kolom B dengan menggunakan “Spasi” bukan “Tab”. Setelah Itu “Save As” dengan ekstensi *dta (misalnya Profillat.dta).

(4)

Data masukan telah selesai dibuat, kemudian kita lanjutkan pembuatan model dengan mag2dc berdasarkan data masukan yang telah dibuat sebelumnya.

Langkah pertama yang dilakukan adalah menjalankan program mag2dc dengan cara mengdouble klik icon , maka akan tampil jendela awal mag2dc seperti gambar di bawah ini.

Pilih menu “System Optionbegin a new model” sehingga muncul jendela “New Model Parameters” seperti di bawah ini.

Silahkan input nilai pada masing-masing kolom. Pada kotak “profile Bearing”, “Reference height” dan “Max. Depth Displayet” jika nilainya tidak diketahui, biarkan saja terisi secara default. Silahkan isi kotak “intensity” dengan harga IGRF daerah penelitian misal 43151 nT dan pada kotak “inclination” dan “Declination” diisi dengan harga inklinasi dan deklinasi daerah penelitian misal -27.45o dan 1.63o. Pada kotak “initial Body Susceptibility” isi dengan harga suseptibilitas benda misal 0.01. Kemudian pilih salah satu “SI” atau “cgs” pada kotak “Susceptibility” dan pilih “km” atau “m” pada kotak “Unit of measure”. Dalam latihan ini

(5)

digunakan “SI” dan “m” sebagai satuan pengukuran. Kotak “Strike length” biarkan saja seperti itu, kemudian klik “OK”. Kemudian akan muncul kotak dialog “open”. Pilih data masukan yang tadi dibuat (profillat.dta) lalu klik “open” sehingga akan muncul jendela “Field data entry” lalu tekan “OK”, maka akan muncul jendela “information” lalu tekan “OK”.

Buat bentuk geometri benda dengan cara mengklik mouse di sembarang titik pada jendela utama mag2dc seperti pada gambar di bawah ini.

Misfit = ketidakcocokan kurva. Semakin kecil nilai harga misfit maka kurva kodel dan kurva observasi semakin berimpit (cocok).

Body Depth = kedalaman benda Body Width = Lebar Benda.

Jika kurva model dan kurva observasi belum berimpit (harga misfit masih terlalu besar) maka lakukan pemanipulasian harga suseptibilitas dan bentuk geometri benda sampai di dalam harga misfit yang paling kecil. Dalam proses ini diperlukan kesabaran yang luar biasa dari user, jadi lakukan dengan sabar dan hati-hati.

A. Memanipulasi bentuk benda

1. Mengganti Sudut Benda dengan menggunakan Mouse

Kurva Model

Kurva Obs ervasi Ha rga Ma gnetik

Keda laman

(6)

Pilih menu “edit the model change a corner with the mouseOK”. Lalu klik sudut benda yang akan dipindahkan ke tempat yang diinginkan. Sebagai contoh, sudut bagian bawah di klik dan dipindahkan ke bagian atas seperti pada gambar dibawah ini. Untuk mengakhiri proses penggantian sudut, klik kanan pada mouse.

2. Mengganti sudut benda secara numeric

Pilih menu “edit the model change a corner numerically, kemudian akan muncul jendela “manual corner coordinate change”

Silahkan input nilai “Horizontal position” dan “depth” yang diinginkan sambil memperhatikan kecocokan kedua kurva tersebut lalu “OK”.

3. Menambahkan sudut pada benda

Pilih menu “edit the model add a corner to a bodyOK. Kemudian klik salah satu sudut benda, lalu klik di tempat yang akan ditempatkan sudut benda yang baru. Lakukan hal tersebut sambil memperhatikan harga misfit.

(7)

4. Menghapus sudut benda

Pilih menu “edit the model delete body cornersOK. Lalu klik sudut yang hendak dihilangkan. Misal pada gambar di atas sudut yang dihilangkan yaitu sudut bagian bawah.

5. Menambahkan benda

(8)

Input harga suseptibilitas untuk benda ke-2 (misal 0.8), lalu tekan “OK”. Pada jendela “information” tekan “OK” lalu buat bentuk geometri benda. Contoh bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

Perhatikan harga misfit dan kedua kurva. Kurva observasi semakin berimpit dengan kurva model dan harga misfit juga semakin berkurang dari semula.

6. Menghapus benda

Klik benda yang akan dihapus (misal benda ke-1), kemudian Pilih menu “edit the model delete a body Yes, sehingga yang tersisa adalah benda ke-2.

Kurva Obs ervasi Kurva Model

(9)

7. Memindahkan benda

Pilih menu “edit the model move a body, lalu muncul jendela “move a body” seperti di bawah ini.

Setelah dilakukan pemindahan posisi benda, maka diperoleh bentuk model yang baru seperti pada gambar dibawah ini.

Perhatikan harga misfit model semakin berkurang. 8. Memanipulasi suseptibilitas Benda

“edit the model change body properties, sehingga muncul jendela

(10)

Pada jendela “body properties” pengguna dapat memanipulasi suseptibilitas, kedalaman dan lebar dari benda. Perlu diperhatikan bahwa ketika memanipulasi property benda di atas perhatikan harga misfitnya, apakah semakin besar atau kecil.

Lakukan langkah – langkah di atas jika model yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan atau harga misfitnya terlalu besar, hingga di dapat kecocokan antara dua kurva tersebut dengan harga misfit yang kecil. Jika model yang di dapatkan sudah sesuai dengan harapan, untuk melakukan print out atau ingin mengcopynya ke aplikasi lain (misal office word) mengguna dapat memanfaatkan fasilitas “print screen” pada keyboard anda.

Interpretasi struktur regional dapat dibuat dari peta total magnetik dengan mengelompokkan kedalam bentuk geometri sederhana yang khas seperti :

Bentuk lingkaran, yang menggambarkan kemungkinan terjadinya aktivitas, hidrothermal pada daerah tersebut.

Bentuk anomali magnetik yang linear umumnya disebabkan oleh dyke, sill atau formasi besi.

Jalur anomali yang lebar dengan pola rumit biasanya merupakan ciri dari batuan vulkanik seperti lava, sekis dan lain – lain.

Pola magnetik yang tiba – tiba patah mengindikasikan kemungkinan adanya patahan.

Variasi respon magnetik dapat digunakan untuk membedakan batuan penutupnya. Akan lebih baik hasilnya bila digabungkan dengan data radiometrik.

(11)

Pada pemrosesan data magnetik lebih lanjut, data respon magnetik dimodelkan secara 2D untuk memperoleh gambaran geometri benda anomali magnetik. Material benda anomaly magnetic dapat diketahui berdasarkan harga suseptibilitasnya. Setiap material memiliki harga suseptibilitas yang khas. Harga suseptibilitas tiap – tiap material dapat dilihat pada table di bawah ini. Misal, dalam contoh ini diperoleh harga suseptibilitas benda 0,84. Dalam table material yang mungkin adalah dolerite, magnetite, chromit, dan pyrrotite dengan kedalaman sekitar 11 meter dan lebar sekitar 160 m.

Jenis Batuan dan Ore Suseptibilitas Magnetik

Batuan Slate Dolerite Greenstone Basalt Granulite Rhyolite Salt Gabbro Limestone Ore Hematite Magnetite Chromite Pyrrhotite Pyrite 0 – 0,002 0,01 – 0,15 0,0005 – 0,001 0,001 – 0,1 0,0001 – 0,05 0,00025 – 0,01 0 – 0,001 0,001 – 0,1 0,00001 – 0,0001 0,001 – 0,0001 0,1 – 20,0 0,0075 – 1,5 0,001 – 1,0 0,0001 – 0,005

(12)

REFERENSI

Aryadi Nurfalaq. 2009. Model Anomali magnetic pada Daerah Potensi Pasir Besi di Pantai

Tamarunang Kel. Pabiringa, Kec. Binamu, Kab. Jeneponto dengan Metode Geomagn et. Skripsi FMIPA UNM : Makassar

Wahyuni Lestari. 2010. Pemodelan Anomali magnetic pada Daerah Potensi Pasir Besi di Desa

Tongke-Tongke kec. Sinjai Timur Kab. Sinjai dengan Metode Geomagnet. Skripsi FMIPA UNM : Makassar

Milsom, John. 2003. Field Geophysics : The Geological Field Guide Series Third Edition. England : John

Wiley & Sons Ltd

Nurhakim. 2006. Teknik Eksplorasi. Banjar Baru : Teknik Pertambangan FT UNLAM

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka memberikan pedoman yang komperehensif bagi pelaksanaan upaya edukasi masyarakat di bidang pasar modal dan lembaga keuangan non bank di Indonesia, Cetak Biru

Berdasarkan hasil SEM bobot penilaian untuk masing-masing komponen portofolio adalah sebagai berikut : Kualifikasi Akademik (14%), Pendidikan dan Latihan (11%), Pengalaman

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik, yaitu dengan memaparkan data tentang klaim asuransi dalam akad wakalah bil ujrah pada PT Asuransi Takaful

Gagal ginjal Kronik Merupakan Kerusakan Ginjal Progresif yang berakibat fatal dan di tandai dengan uremia (urea dan Limbah nitrogen lainnya yang beredar dalam darah serta

Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada saat ini, peneliti akan mengembangkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Lien, Wen, & Wu, 2011) yang

Proses ini merupakan proses dari penyelesaian masalah yang terjadi didalam applikasi yang dibangun dengan menggunakan pendekatan metode PNN dapat memberikan hasil

Variabel Mesin N Mean Variance Min. Mesin 5 mengalami kerusakan se- banyak 20 kali dalam periode 2012-2016 yang lebih banyak terjadi dibandingkan mesin 6 yaitu