• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan modul pembelajaran IPA materi Organ Tubuh Manusia untuk siswa kelas V Sekolah Dasar - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengembangan modul pembelajaran IPA materi Organ Tubuh Manusia untuk siswa kelas V Sekolah Dasar - USD Repository"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

i PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA

MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA

UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Alvinsia Kresna Balim

NIM: 151134227

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang sudah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran dan terang Roh Kudus selama mengerjakan skripsi ini.

2. Papaku Lim Tiong Ham (Hamzah Balim) dan Mamaku Lie Soei Eng (Yusniar Bakri Deli) yang selalu mendoakan, menyemangati dan memberikan yang terbaik untukku sampai saat ini.

3. Adikku Alessandro Lazcano yang selalu memberikan semangat dan doa terbaik untuk cecenya.

(5)

v MOTTO

Jadilah yang “terbaik” dari yang “baik”

(6)

vi PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 Januari 2019

Penulis

(7)

vii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Alvinsia Kresna Balim

Nomor Mahasiswa : 151134227

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 22 Januari 2019 Yang menyatakan

(8)

viii ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA

UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

Alvinsia Kresna Balim Universitas Sanata Dharma

2019

Latar belakang penelitian adalah tidak tersedianya modul pembelajaran IPA di sekolah dan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi IPA karena banyaknya hafalan dan penggunaan buku paket yang didominasi oleh tulisan. Penggunaan modul pembelajaran dibutuhkan siswa untuk mengatasi permasalahan tersebut karena modul merupakan bahan ajar yang memuat materi secara sistematis, menarik dan kompleks. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar dan mengetahui kualitas produk modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan. Subjek penelitian ini adalah 10 siswa kelas V SD Negeri Deresan Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019. Objek penelitian ini adalah modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner, dan soal tes. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia untuk siswa kelas V diadaptasi menjadi lima tahap yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) perancangan dan pengembangan produk, (3) pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk, (4) revisi produk, dan (5) uji coba produk. Validasi produk menunjukkan

kualitas “sangat baik” dengan rerata skor sebesar 3,75. Uji coba terbatas menunjukkan bahwa rerata nilai posttest sebesar 91 lebih tinggi daripada rerata nilai pretest sebesar 51. Selisih rerata nilai pretest dan posttest sebesar 40. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia memiliki kualitas sangat baik dan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi organ tubuh manusia.

(9)

ix ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MODULE HUMAN BODY ORGAN MATERIALS

FOR FIFTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS

Alvinsia Kresna Balim Sanata Dharma University

2019

The background of the research was the unavailability of science learning modules in schools and students experiencing difficulties in understanding science materials due to the large number of memorization and use of textbooks dominated by writing. The used of learning modules is needed by students to overcome these problems because modules are teaching materials that contain material systematic, interesting and complex. This research aims to develop a science learning module for the fifth grade elementary school human body material and to know the quality product of the science learning module of the fifth grade elementary school material for human organs.

The type of research used research and development. The subject of this research were 10 fifth grade students of SD Negeri Deresan Yogyakarta in the academic year 2018/2019. The object of this research is the science learning module of human body organs. The research instruments used were observation guidelines, interview guidelines, questionnaires, and test questions. The data analysis technique used the analysis of quantitative and qualitative data.

The results showed that the procedure for developing science learning modules for the material of human organs for class V students was adaptation into five stages, namely (1) needs analysis, (2) product design and development, (3) product quality testing and instrument testing, (4) revisions products, and (5) product trials. Product validation showed the average result of 3,75 which is

categorized as “very good”. The limited test showed that the average posttest

value is 91 higher than the average pretest value of 51. The average difference in the pretest and posttest values is 40. Therefore, it can be concluded that the science learning module is a material of human organs that has very good quality and can help students in studying the material of human organs.

(10)

x KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat rahmat dan kasih-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Tubuh Manusia Untuk Siswa Kelas V

Sekolah Dasar”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang sudah membantu dalam penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang sudah memberikan kesehatan, kemudahan, kelancaran dan terang Roh Kudus selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Papaku Lim Tiong Ham (Hamzah Balim) dan Mamaku Lie Soei Eng (Yusniar Bakri Deli) yang selalu mendoakan, menyemangati dan memberikan yang terbaik selama mengerjakan skripsi ini.

3. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

4. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD. 5. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.

6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. dan Drs. Albertus Hartana, S.J., M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

7. Kepala Sekolah SD Negeri Deresan yang telah memberikan ijin untuk melakukan uji coba produk.

8. Wali kelas V A SD Negeri Deresan yang telah membantu dalam uji coba instrumen.

9. Seluruh siswa kelas V A SD Negeri Deresan yang telah membantu dalam uji coba produk.

(11)

xi 11.Teman-teman mahasiswa PGSD kelas E angkatan 2015 Universitas

Sanata Dharma.

Peneliti menemukan banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini. Walaupun demikian, kendala tersebut tidak membuat peneliti menyerah dan putus asa, melainkan menjadi semakin semangat dan tekun dalam menyelesaikan skripsi tepat waktu.

Peneliti meminta maaf apabila terdapat kesalahan baik dalam sistematika, isi, dan hal lainnya dalam skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Peneliti

(12)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

(13)

xiii

2.1.1 Modul Pembelajaran ... 8

2.1.1.1 Pengertian Modul Pembelajaran ... 8

2.1.1.2 Karakteristik Modul ... 10

2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ... 12

2.1.3 Organ Tubuh Manusia ... 13

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ... 13

2.3 Kerangka Berpikir ... 16

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 19

(14)

xiv

4.1.3 Pengembangan dan Pengujian Instrumen Kualitas Produk ... 64

4.1.3.1 Tes ... 65

4.1.3.2 Kuesioner Validasi Produk ... 67

4.1.4 Revisi Produk ... 68

4.1.5 Uji Coba Produk ... 71

4.1.5.1 Data dan Analisis Tes ... 71

(15)

xv DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Literature Map dari penelitian-penelitian yang relevan ... 16

Bagan 3.1 Langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick & Carey ... 21

Bagan 3.2 Langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan peneliti ... 26

Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 52

(16)

xvi DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Instrumen Observasi Pembelajaran IPA Kelas V ... 32

Tabel 3.2 Instrumen Wawancara Guru Kelas V ... 32

Tabel 3.8 Tabel Kategori Skor Validasi Instrumen ... 41

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli ... 43

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas V ... 43

Tabel 4.3 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru ... 45

Tabel 4.4 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa ... 45

Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V ... 46

Tabel 4.6 Hasil Wawancara dengan Siswa 1 Kelas V ... 49

Tabel 4.7 Hasil Wawancara dengan Siswa 2 Kelas V ... 50

Tabel 4.8 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 53

Tabel 4.9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 53

Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 54

Tabel 4.11 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Peserta Didik ... 55

Tabel 4.12 Kompetensi Dasar (KD), Indikator, dan Tujuan ... 59

Tabel 4.13 Hasil Validasi Soal Tes oleh Ahli IPA ... 65

Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows ... 66

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS 20 for Windows ... 66

Tabel 4.16 Kisi-Kisi Pretest dan Posttest ... 67

Tabel 4.17 Hasil Validasi Produk oleh Ahli ... 67

Tabel 4.18 Rekapitulasi Komentar Validasi Modul Pembelajaran IPA ... 68

(17)

xvii Tabel 4.20 Hasil Kuesioner Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Tubuh

(18)

xviii DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Modul Pembelajaran IPA ... 7

Gambar 4.1 Sampul Modul ... 60

Gambar 4.2 Pendahuluan Modul ... 60

Gambar 4.3 Daftar Isi Modul ... 61

Gamabr 4.4 Petunjuk Belajar Modul ... 61

Gambar 4.5 Kegiatan Belajar (Materi) Modul ... 62

Gambar 4.6 Percobaan Modul ... 62

Gambar 4.7 Permainan Modul ... 63

Gambar 4.8 Rangkuman Modul ... 63

Gambar 4.9 Latihan Soal Modul ... 63

Gambar 4.10 Refleksi Modul ... 63

Gambar 4.11 Daftar Pustaka Modul ... 64

(19)

xix DAFTAR GRAFIK

(20)

xx DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 SURAT PENELITIAN

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian ... 86

Lampiran 1.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 87

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN ANALISIS KEBUTUHAN Lampiran 2.1 Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 88

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran Kelas V ... 89

Lampiran 2.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 90

Lampiran 2.4 Lembar Hasil Wawancara Guru Kelas V ... 93

Lampiran 2.5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 94

Lampiran 2.6 Lembar Hasil Wawancara Siswa 1 Kelas V ... 97

Lampiran 2.7 Lembar Hasil Wawancara Siswa 2 Kelas V ... 98

Lampiran 2.8 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 99

Lampiran 2.9 Hasil Kuesioner Guru ... 102

Lampiran 2.10 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa .. 104

Lampiran 2.11 Hasil Kuesioner Siswa ... 107

LAMPIRAN 3 VALIDASI PRODUK Lampiran 3.1 Hasil Validasi Modul oleh Ahli ... 109

Lampiran 3.2 Hasil Validasi Modul oleh Guru ... 111

LAMPIRAN 4 INSTRUMEN TES DAN SPSS Lampiran 4.1 Hasil Validasi Instrumen Soal Tes ... 113

Lampiran 4.2 Hasil Pretest ... 119

Lampiran 4.3 Hasil Posttest ... 120

Lampiran 4.4 Output SPSS Penghitungan Validitas Instrumen Tes ... 121

LAMPIRAN 5 KUALITAS PRODUK Lampiran 5.1 Hasil Kuesioner Tanggapan oleh Guru ... 123

Lampiran 5.2 Hasil Kuesioner Tanggapan oleh Siswa 1 ... 125

Lampiran 5.3 Hasil Kuesioner Tanggapan oleh Siswa 2 ... 126

LAMPIRAN 6 JADWAL PENELITIAN ... 127

(21)
(22)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai (1) latar belakang, (2) batasan masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian, (6) definisi operasional, dan (7) spesifikasi produk.

1.1 Latar Belakang

(23)

2 proses pembelajaran. Guru harus mampu memandu dan menciptakan proses pembelajaran agar dapat mencapai target kompetensi yang hendak dicapai (Shoimin, 2014: 5). Sekarang ini menjadi guru tidak hanya berdiri di depan kelas lalu berceramah tentang materi yang ada di buku paket. Siswa dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan bahan ajar yang diberikan guru ataupun bahan ajar yang didapat siswa dari berbagai sumber.

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan alam sekitar. Setiap guru harus paham alasan IPA diajarkan di sekolah dasar. Salah satu alasannya adalah untuk melatih anak berpikir kritis dan objektif (Darmodjo, 1992: 3). Dalam mengajarkan IPA kepada siswa, banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi IPA. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan modul pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan modul pembelajaran merupakan strategi dalam menyelenggarakan pembelajaran secara mandiri dan menyenangkan. Modul pembelajaran merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010: 24). Modul pembelajaran merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dimanfaatkan oleh siswa secara mandiri. Modul yang baik harus disusun secara sistematis, menarik, dan jelas. Modul juga dapat digunakan kapan dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan siswa.

(24)

3 organ tubuh manusia tergolong rendah. Hal ini didasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan. Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 24 Agustus 2018 menunjukkan bahwa guru dan siswa menggunakan buku paket dan LKS yang disediakan dari sekolah sebagai pedoman dalam belajar dimana siswa mencatat, mendengarkan, dan mengerjakan soal-soal yang ada di buku paket dan LKS tersebut. Ketika menjelaskan materi, guru terkadang bertanya jawab kepada siswa namun tidak semua siswa bisa menjawab pertanyaan dari materi yang baru saja dipelajari.

(25)

4 mandiri baik di sekolah maupun di rumah sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya masing-masing.

Berdasarkan penelitian di atas, maka dikembangkan bahan ajar berupa modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar. Modul IPA ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan selain buku paket dan LKS yang telah disediakan sekolah. Maka dari itu, peneliti mengambil judul

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA MATERI ORGAN

TUBUH MANUSIA UNTUK SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR”.

1.2 Batasan Masalah

1.2.1 Bahan ajar yang dibuat oleh peneliti berupa modul pembelajaran IPA. 1.2.2 Materi yang disajikan dalam modul pembelajaran IPA adalah organ tubuh

manusia materi organ pernapasan, organ pencernaan, dan organ peredaran darah manusia.

1.2.3 Subjek penelitian adalah siswa kelas V sekolah dasar.

1.2.4 Objek penelitian adalah modul pembelajaran IPA kelas V sekolah dasar.

1.3 Rumusan Masalah

1.3.1 Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar?

(26)

5 1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar.

1.4.2 Untuk mengetahui kualitas produk modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Siswa

Siswa memperoleh bahan ajar tambahan berupa modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan memudahkan siswa memahami pelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar.

1.5.2 Bagi Guru

Guru memperoleh referensi berupa modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar sebagai bahan ajar tambahan yang dapat digunakan untuk membantu penyampaian pelajaran IPA materi organ tubuh manusia.

1.5.3 Bagi Sekolah

Sekolah memperoleh bahan ajar tambahan berupa modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar.

1.5.4 Bagi Peneliti

(27)

6 (Penelitian dan Pengembangan) dalam mengembangkan modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar.

1.6 Definisi Operasional

1.6.1 Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik dengan bahasa yang mudah dipahami yang dapat dipelajari oleh siswa secara mandiri sehingga siswa dapat belajar secara aktif dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan serta mempermudah siswa belajar secara optimal.

1.6.2 Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam semesta dengan segala isinya yang telah diuji kebenarannya.

1.6.3 Organ tubuh manusia adalah kumpulan beberapa jaringan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh.

1.7 Spesifikasi Produk

(28)

7 (3) indikator pembelajaran; (4) tujuan pembelajaran; (5) petunjuk belajar; (6) materi pelajaran (dalam Kegiatan Belajar 1. Organ Pernapasan Manusia, Kegiatan Belajar 2. Organ Pencernaan Manusia, dan Kegiatan Belajar 3. Organ Peredaran Darah Manusia); (7) gambar-gambar; (8) percobaan; (9) rangkuman materi; (10) latihan soal; (11) refleksi; dan (12) daftar pustaka. Modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia kelas V sekolah dasar berukuran 21 cm x 29,5 cm. Modul pembelajaran IPA ini dibuat menggunakan Microsoft Word 2010 (doc) dan Corel Draw X7, huruf Comic Sans MS, ukuran huruf 12, dan jarak antar baris 1,5

spasi. Sampul modul dicetak menggunakan kertas Ivory yang dilaminasi glossy, sedangkan isi modul dicetak berwarna bolak-balik dengan menggunakan kertas HVS A4 80 gram yang terdiri dari 54 halaman.

Gambar 1.1 Modul Pembelajaran IPA 21 cm

(29)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai (1) kajian pustaka, (2) hasil penelitian yang relevan, (3) kerangka berpikir, dan (4) pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Subbab ini membahas mengenai beberapa teori yang mendukung penelitian, diantaranya 1) modul pembelajaran, 2) ilmu pengetahuan alam, dan 3) organ tubuh manusia.

2.1.1 Modul Pembelajaran

Subbab ini membahas mengenai pengertian modul pembelajaran dan karakteristik modul. Berikut adalah pembahasan tersebut.

2.1.1.1 Pengertian Modul Pembelajaran

(30)

9 belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik (Prastowo, 2013: 106). Menurut Nasution (1982: 205), modul dapat dirumuskan sebagai suatu unit lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Salah satu tujuan pengajaran modul adalah membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut kecepatan masing-masing karena siswa tidak akan mencapai hasil yang sama dalam waktu yang sama. Pengajaran modul juga memberi kesempatan bagi siswa untuk belajar menurut cara masing-masing dengan teknik yang berbeda-beda untuk memecahkan masalah berdasarkan latar belakang pengetahuan dan kebiasaan masing-masing. Sedangkan pembelajaran merupakan kegiatan guru terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati, 2006: 297). Pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya (al-Tabany, 2014: 19). Menurut Gagne (dalam Kurniawan, 2014: 27), pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang membantu mempermudah seseorang dalam belajar, sehingga terjadi belajar secara optimal.

(31)

10 mandiri sehingga siswa dapat belajar secara aktif dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan serta mempermudah siswa belajar secara optimal. 2.1.1.2 Karakteristik Modul

Menurut Daryanto (2013: 9), modul yang baik adalah modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik sebagai berikut:

a. Self Instruction

Karakteristik yang memungkinkan seseorang belajar secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakeristik self instruction, modul harus memuat tujuan pembelajaran yang jelas, memuat materi yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, terdapat soal-soal latihan, kontekstual, menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif, dan terdapat rangkuman materi pembelajaran.

b. Self Contained

Modul dikatakan self contained apabila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara tuntas.

c. Stand Alone

Stand alone merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan

(32)

11 yang digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai modul yang stand alone (berdiri sendiri).

d. Adaptif

Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif apabila modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan di berbagai perangkat keras (hardware).

e. User Friendly

Modul hendaknya user friendly (bersahabat/akrab) dengan penggunanya. Setiap instruksi dan paparan informasi harus bersifat membantu dan bersahabat dengan penggunanya, termasuk kemudahan pengguna dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa modul memiliki karakteristik diantaranya self instructional (belajar secara mandiri), self contained (materi lengkap), stand alone (tidak tergantung dengan bahan ajar lain),

adaptif (sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi), dan user friendly

(33)

12 2.1.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sering disebut sains. Sains (Inggris: Science) berasal dari kata latin “scientia” yang berarti (1) pengetahuan tentang,

(34)

13 2.1.3 Organ Tubuh Manusia

Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh makhluk hidup. Beberapa organ tubuh manusia diantaranya adalah organ pernapasan, organ pencernaan, dan organ peredaran darah (Sulistyanto, dkk, 2008: 3). Organ tubuh manusia adalah suatu kumpulan dari berbagai jaringan yang melakukan fungsi-fungsi tertentu. Setiap perangkat memiliki fungsi tertentu untuk menunjang kehidupan manusia. Organ tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam organ. Ada organ pernapasan, organ perncernaan, dan organ peredaran darah (Azmizyzwati, dkk, 2008: 3). Dari beberapa sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa organ tubuh manusia adalah kumpulan beberapa jaringan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Elyas (2017) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Modul Pelajaran IPA Untuk Menumbuhkan Sikap Peduli Lingkungan Kelas IV di SD

Bopkri Gondolayu dengan Pendekatan PPR yang bertujuan (1) untuk mengetahui

(35)

14 pembelajaran IPA layak digunakan karena modul pembelajaran IPA sudah memenuhi 8 kriteria pengembangan menurut Tomlinson. Modul pembelajaran IPA untuk menumbuhkan sikap peduli lingkungan siswa kelas IV SD berdasarkan hasil implementasi mendapatkan skor rata-rata 3,08. Skor tersebut dalam skala 4

menurut Widoyoko termasuk kriteria “baik”. Pengaruh penggunaan modul

pembelajaran IPA dapat membuat siswa menjadi terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan menumbuhkan sikap peduli lingkungan pada siswa (humanis), serta membuat siswa tertarik, memunculkan rasa ingin tahu, dan muncul kesadaran untuk menjaga lingkungan (kesadaran kritis).

Say (2017) melakukan penelitian yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Video Organ Pada Sistem Pencernaan Manusia dengan Materi

Pokok Organ Pencernaan Manusia dalam Subtema Pola Hidup Sehat untuk Siswa

Kelas V Sekolah Dasar dengan tujuan (1) untuk mendeskripsikan langkah-langkah pengembangan media pembelajaran video organ pada sistem pencernaan manusia dengan materi pokok organ pencernaan manusia dalam subtema pola hidup sehat untuk siswa kelas V sekolah dasar, (2) untuk mendeskripsikan kualitas produk media pembelajaran video organ pada sistem pencernaan manusia dengan materi pokok organ pencernaan manusia dalam subtema pola hidup sehat untuk siswa kelas V sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas media

video organ pada sistem pencernaan manusia termasuk pada kategori “sangat

(36)

15 dapat dilihat dari hasil skor rata-rata validasi dua orang pakar, E.D, satu orang guru kelas V, dan kepala sekolah yaitu sebesar 4,31.

Sumarni (2015) melakukan penelitian yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar IPA pada Materi Organ Tubuh Manusia dan Hewan Melalui

Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas V SD Negeri

17 Tolitoli dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui

pembelajaran kooperatif dengan bantuan media gambar pada pokok bahasan organ tubuh manusia dan hewan. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif berbantuan media gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari data hasil penelitian siklus I mendapat skor rata-rata 75,44 dengan ketuntasan siswa sebesar 71,43% dan siklus II mendapat skor rata-rata 80,74 dengan ketuntasan siswa sebesar 82,86% sehingga terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II.

(37)

16 produk yang dihasilkan. Dari ketiga penelitian di atas, tidak ditemukan penelitian yang mengkombinasikan antara produk modul dengan materi organ tubuh manusia. Maka dari itu, peneliti mengembangkan modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar. Kerangka relevansi penelitian dapat dilihat pada literature map yang akan dijabarkan pada bagan 2.1.

Bagan 2.1. Literature Map dari penelitian-penelitian yang relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Tuntutan pendidikan yang semakin kompleks membuat guru harus dapat membuat pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Kekompleksan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Modul merupakan salah satu dari berbagai macam bahan ajar yang dapat digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Modul merupakan salah

Yosepha Kurniawati

Siswa Kelas V Sekolah Dasar

Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Tubuh Manusia Untuk Siswa

(38)

17 satu dari berbagai bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami dan dapat digunakan secara mandiri oleh si penggunanya. Kehadiran modul diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan materi ajar kepada siswa karena modul mampu mengatasi keterbatasan yang dimiliki seperti ruang, waktu, dan daya perkembangan siswa. Modul pembelajaran dapat dijadikan penunjang bahan ajar yang digunakan di sekolah dalam proses belajar mengajar di kelas. Dengan karakteristik modul yang memuat materi yang dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, bahasa yang sederhana, lengkap, dan menarik, modul dapat dijadikan bahan ajar yang dapat menunjang proses belajar mengajar dan meningkatkan rasa ketertarikan siswa ketika belajar.

Organ tubuh manusia merupakan salah satu materi pelajaran IPA di kelas V sekolah dasar. Dalam materi tersebut dibahas mengenai organ pernapasan, organ pencernaan, dan organ peredaran darah manusia. Materi IPA yang terlalu banyak membuat siswa merasa kesulitan memahami materi tersebut. Keterbatasan bahan ajar dalam proses pembelajaran membuat siswa hanya terpaku pada materi yang terdapat dalam bahan ajar yang digunakan. Penggunaan modul pembelajaran dapat dijadikan solusi untuk membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran IPA.

Dengan adanya modul pembelajaran, siswa diharapkan dapat memahami materi dan belajar secara mandiri sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya masing-masing. Maka dari itu, penelitian ini berusaha mengembangkan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Tubuh Manusia Untuk Siswa Kelas V Sekolah

(39)

18 2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan modul pembelajaran IPA dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi organ tubuh manusia? 2.4.2 Bagaimana kualitas modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia

untuk siswa kelas V sekolah dasar menurut ahli IPA?

(40)

19 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian dan pengembangan yang meliputi 1) jenis penelitian, 2) setting penelitian, 3) prosedur pengembangan, 4) teknik pengumpulan data, 5) instrumen penelitian, dan 6) teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sukmadinata (2008: 164), Penelitian

dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah sebuah proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penelitian dengan judul “Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Materi Organ

Tubuh Manusia Untuk Siswa Kelas V Sekolah Dasar” merupakan jenis penelitian

(41)

20 3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian membahas mengenai subjek penelitian, objek penelitian,

lokasi penelitian, dan waktu penelitian. 3.2.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas V tahun ajaran 2018/2019 di SD Negeri Deresan. Sekelompok siswa tersebut berjumlah 10 orang yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan.

3.2.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia.

3.2.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD Negeri Deresan. SD Negeri Deresan berlokasi di Jl. Cempaka Blok CT X, Manggung, Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281. 3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan pada bulan Juli 2018 hingga bulan Oktober 2018.

3.3 Prosedur Pengembangan

(42)

21 guru, siswa, materi, aktvitas pembelajaran, sistem penyajian, dan belajar serta lingkungan saling berinteraksi dalam mencapai capaian pembelajaran yang diharapkan. Berikut bagan langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick & Carey (Setyosari, 2013: 234).

Bagan 3.1 Langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick & Carey

Berikut penjelasan langkah penelitian dan pengembangan menurut Dick & Carey (Setyosari, 2013: 230).

1. Analisis kebutuhan dan tujuan

Analisis kebutuhan dilakukan untuk menentukan tujuan program atau produk yang akan dikembangkan. Kegiatan analisis kebutuhan mengidentifikasi dari kebutuhan prioritas yang segera perlu dipenuhi. Dengan mengkaji kebutuhan, peneliti akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya ada (what should be) dan keadaan nyata di lapangan yang sebenarnya (what is). Setelah

(43)

22 2. Analisis pembelajaran

Analisis pembelajaran dilakukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh tentang bagaimana mencapai suatu tujuan pembelajaran yang didapat dari analisis tujuan. Analisis pembelajaran mencakup keterampilan, proses, prosedur, tugas-tugas belajar dan lain-lain. Hal-hal yang menjadi kebutuhan diidentifikasi dan dikembangkan dalam bentuk rancangan produk tertentu. Ini menjadi spesifikasi suatu produk atau desain yang akan dikembangkan lebih lanjut dan memiliki kekhasan tersendiri.

3. Analisis pembelajar dan konteks

Analisis ini dapat dilakukan bersamaan secara simultan dengan analisis pembelajaran maupun setelah analisis pembelajaran. Analisis pembelajar dan konteks meliputi kemampuan, sikap, dan karakteristik awal pembelajar dalam latar pembelajaran.

4. Merumuskan tujuan performansi

(44)

23 5. Mengembangkan instrumen

Pengembangan instrumen assessment secara langsung berkaitan dengan tujuan khusus. Tugas mengembangkan instrumen sangat penting. Ini berkaitan dengan tujuan operasional yang ingin dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu dan untuk mengukur perangkat produk yang dikembangkan. Instrumen yang berkaitan dengan tujuan khusus berupa tes hasil belajar, sedangkan instrumen yang berkaitan dengan perangkat produk yang dikembangkan berupa kuesioner/daftar cek.

6. Mengembangkan strategi pembelajaran

Secara spesifik, pengembangan strategi pembelajaran berguna untuk membantu pembelajaran mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran dirancang khusus untuk mencapai tujuan secara eksplisit. Strategi pembelajaran yang dirancang juga berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan. Apabila peneliti ingin mengembangkan suatu desain pembelajaran tertentu, strategi apa yang cocok dan dipilih untuk menunjang desain tersebut. Peranan strategi tetap sangat penting dalam kaitan dengan proses pengembangan yang ingin dilakukan.

7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran

(45)

24 model tersebut biasanya dikemukakan dalam subbagian model pengembangan.

8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif

Merancang dan melakukan evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilaksanakan selama proses, prosedur, program, atau produk yang dikembangkan. Evaluasi formatif dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan maksud untuk mendukung proses peningkatan efektivitas. Dick & Carey merekomendasikan 3 langkah evaluasi formatif:

a. Uji coba prototipe bahan secara perorangan (one-to-one trying out)

Uji coba perorangan ini dilakukan untuk memperoleh masukan awal tentang produk atau rancangan tertentu. Uji coba ini memerlukan 1-3 orang sebagai subjek. Setelah melakukan uji coba ini, produk atau rancangan yang dikembangkan akan direvisi.

b. Uji coba kelompok kecil (small group tryout)

Uji coba ini memerlukan 6-8 orang sebagai subjek. Hasil uji coba kelompok kecil digunakan untuk melakukan revisi produk atau rancangan. c. Uji coba lapangan (field tryout)

Uji coba ini memerlukan 15-30 orang sebagai subjek (a whole class of learners).

(46)

25 9. Melakukan revisi

Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program atau produk yang berkaitan dengan 7 langkah awal yaitu tujuan umum pembelajaran, analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan bahan-bahan pembelajaran. Rangkuman evaluasi formatif pada langkah sebelumnya dijadikan sebagai landasan desain pembelajaran untuk merevisi produk pembelajaran yang sudah dibuat.

10.Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tingkat efektivitas produk, program, proses secara keseluruhan. Untuk keperluan uji efektivitas rancangan, proses, program secara menyeluruh diperlukan uji atau evaluasi secara eksternal. Dengan demikian, diperoleh tingkat efisiensi, efektivitas, dan daya tarik rancangan, proses, dan program secara menyeluruh.

(47)

26 hanya sampai pada tahap uji coba produk. Langkah penelitian dan pengembangan terkait lima langkah tersebut tersaji dalam bagan berikut.

(48)

27 Berikut penjelasan langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan peneliti.

1. Analisis Kebutuhan

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan yang diperlukan guna mengidentifikasi tujuan pembelajaran, menganalisis pembelajaran, dan menganalisis pembelajar dan konteks. Langkah pertama yang dilakukan bertujuan untuk menentukan informasi dan kelayakan yang sebaiknya dikuasai setelah menyelesaikan pembelajaran/pencapaian terhadap tujuan pembelajaran. Identifikasi dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Hasil dari observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner mengarah pada tujuan pembelajaran IPA kelas V sekolah dasar. Langkah selanjutnya adalah menganalisis pembelajaran. Pada langkah ini dilakukan analisis tujuan pembelajaran untuk mengidentifikasi langkah yang telah dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Langkah selanjutnya adalah menganalisis pembelajar dan konteks. Langkah analisis pembelajar dan konteks dilakukan secara bersamaan (simultan) dengan langkah analisis pembelajaran. Analisis pada langkah ini mencakup kemampuan, sikap, dan karakteristik awal siswa dalam latar pembelajaran. 2. Perancangan dan Pengembangan Produk

(49)

28 IPA kelas V sekolah dasar. Kompetensi dasar, indikator, dan tujuan dipilih berdasarkan materi organ pernapasan makhluk hidup sebagai pengisi modul pembelajaran IPA yang menjadi dasar arah materi yang akan disajikan supaya tidak terlalu luas.

3. Pengembangan dan Pengujian Instrumen Kualitas Produk

(50)

29 4. Revisi Produk

Langkah yang keempat adalah melakukan revisi pada produk yang telah dibuat. Revisi berkaitan dengan pengembangan dan pemilihan pembelajaran. Revisi produk ini dirancang supaya dapat memberikan gambaran untuk melakukan perbaikan produk yang telah dipilih dan dikembangkan supaya menjadi lebih baik. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan data sesuai dengan kuesioner validasi produk yang telah divalidasi oleh validator. Hasil komentar dan saran dari validator dijadikan sebagai acuan dalam perbaikan produk yang dikembangkan.

5. Uji Coba Produk

(51)

30 pembagian kuesioner tanggapan mengenai produk untuk melihat tanggapan siswa terhadap produk tersebut.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara, kuesioner, dan tes. Berikut adalah penjelasannya.

3.4.1 Observasi

Pengamatan atau observasi adalah suatu metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat setiap informasi sesuai dengan kenyataan yang mereka alami selama penelitian berlangsung (Sunyoto, 2013: 64). Observasi yang dilakukan dalam pelajaran IPA berkaitan dengan penggunaan modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia.

3.4.2 Wawancara

(52)

31 3.4.3 Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009: 142). Kuesioner diberikan kepada guru dan siswa kelas V untuk menganalisis kebutuhan terkait modul pembelajaran IPA kelas V materi organ tubuh manusia.

3.4.4 Tes

Menurut Mardapi (dalam Widoyoko, 2014: 2), tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung yaitu melalui respon seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Penelitian ini menggunakan pretest dan posttest. Pretest dan posttest digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian. Pretest dilakukan sebelum uji coba produk dan posttest dilakukan sesudah uji coba produk.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, lembar wawancara, lembar kuesioner, dan soal tes.

3.5.1 Instrumen Observasi

(53)

32 Tabel 3.1 Instrumen Observasi Pembelajaran IPA Kelas V

No Yang akan diobservasi Keterangan 1. Ada modul pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran IPA.

2. Modul pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

3. Guru menggunakan modul pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA.

4. Guru menguasai isi modul pembelajaran IPA. 5. Guru menjelaskan cara penggunaan modul

pembelajaran IPA kepada siswa.

6. Siswa dapat menggunakan modul pembelajaran secara mandiri.

7. Siswa memahami materi yang diajarkan dengan bantuan modul pembelajaran.

8. Siswa mengalami kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas.

9. Siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal IPA.

3.5.2 Instrumen Wawancara

Berikut adalah instrumen wawancara guru kelas V yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2 Instrumen Wawancara Guru Kelas V

No Topik

1. Apakah dalam pembelajaran IPA tersedia modul pembelajaran IPA?

2. Darimana Bapak/Ibu memperoleh modul pembelajaran IPA? Apakah dari hibah atau dibuat sendiri?

3. Jika dibuat sendiri, contoh modul pembelajaran IPA apa saja yang pernah dibuat?

4. Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengadaan modul pembelajaran IPA? 2. Penggunaan

modul pembelajaran dalam

5. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini?

6. Apakah dalam pembelajaran IPA

(54)

33 pembelajaran

IPA

7. Dalam penggunaan modul pembelajaran IPA, berapakah jumlah siswa untuk satu modul pembelajaran?

8. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan modul pembelajaran dalam pembelajaran IPA?

9. Bagaimana tingkat pemahaman siswa terhadap materi dalam pembelajaran IPA setelah menggunakan modul pembelajaran IPA?

3. Kegunaan modul pembelajaran IPA

10.Apakah modul pembelajaran IPA membantu guru dalam menyampaikan materi?

11.Apakah Bapak/Ibu mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA?

12.Jika ada, kesulitan seperti apa yang dialami guru

13.Materi apa saja yang sulit disampaikan kepada siswa?

14.Apakah siswa mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA?

15.Jika ada, kesulitan seperti apa yang dialami siswa?

16.Berapa jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA? 6. Usaha yang

17.Usaha-usaha apa saja yang telah Bapak/Ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa?

18.Bagaimana keberhasilan Bapak/Ibu mengatasi kesulitan yang dialami siswa?

7. Modul yang ingin

dikembangkan

19.Apakah pemberian cover yang berwarna pada modul pembelajaran membuat modul pembelajaran lebih menarik?

20.Apakah bentuk dan ukuran huruf

(55)

34 Berikut adalah instrumen wawancara siswa kelas V yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.3 Instrumen Wawancara Siswa Kelas V

No Topik

1. Bagaimana pendapatmu mengenai

pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini?

2. Apakah kamu senang dengan pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini?

Apa alasannya?

3. Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah

menggunakan modul pembelajaran dalam pembelajaran IPA?

Jika iya, modul pembelajaran apa saja yang pernah Bapak/Ibu gurumu gunakan dalam pembelajaran IPA?

4. Apakah kamu tertarik dengan modul pembelajaran yang digunakan oleh Bapak/Ibu gurumu?

Apa alasannya?

5. Seberapa sering Bapak/Ibu gurumu menggunakan modul pembelajaran dalam pembelajaran IPA?

6. Apakah modul pembelajaran dapat

membantu kamu memahami materi dalam pembelajaran IPA?

Apa alasannya?

7. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPA menggunakan modul pembelajaran?

8. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika belajar IPA?

Apa alasannya?

9. Materi apa yang paling sulit dalam mata pelajaran IPA?

10.Mengapa materi tersebut menurutmu paling sulit?

11.Bagaimana cara yang dilakukan oleh Bapak/Ibu gurumu dalam mengatasi kesulitan belajar yang kamu alami? 4. Jenis modul

pembelajaran

(56)

35 yang disukai b. Bergambar

c. Ada materi d. Ada rangkuman e. Ada games f. Ada soal

13.Ukuran huruf modul seperti apa yang kamu sukai?

a. Besar b. Sedang c. Kecil

3.5.3 Instrumen Kuesioner

Berikut adalah instrumen kuesioner guru kelas V yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.4 Instrumen Kuesioner Guru Kelas V

No Indikator Perntanyaan 1. Penggunaan

Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan modul pembelajaran dalam pembelajaran IPA?

(…) Ya

Sebutkan nama modul pembelajaran yang Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan pernjelasan!

………

Apakah penggunaan modul pembelajaran dapat membantu siswa untuk memahami materi pelajaran IPA?

(…) Ya

Apakah penggunaan modul pembelajaran dapat membantu siswa untuk menemukan jawaban yang benar?

(…) Ya

(57)

36 siswa belajar secara mandiri?

(…) Ya

Apakah Bapak/Ibu pernah membuat modul pembelajaran IPA?

Apakah pemberian cover yang berwarna pada modul

pembelajaran membuat modul pembelajaran lebih menarik?

(…) Ya (…) Tidak

Cover seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk modul pembelajaran?

Berikut adalah instrumen kuesioner siswa kelas V yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.5 Instrumen Kuesioner Siswa Kelas V

No Indikator Pertanyaan

1. Penggunaan

Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan modul pembelajaran dalam pembelajaran IPA?

(…) Ya (…) Tidak

Jika ya, sebutkan nama modul pembelajaran yang pernah gunakan!

………

2. Kegunaan modul

(58)

37

Apakah penggunaan modul pembelajaran dapat membantu kamu untuk menemukan jawaban yang benar?

(…) Ya

Apakah penggunaan modul pembelajaran dapat membantu kamu belajar secara mandiri?

(…) Ya

Apakah pemberian cover yang berwarna pada modul

pembelajaran membuat modul pembelajaran lebih menarik?

(…) Ya (…) Tidak

(59)

38 3.5.4 Instrumen Tes

Berikut adalah instrumen tes yang akan diberikan kepada siswa kelas V. Tabel 3.6 Instrumen Tes

No Soal yang dinilai

1. Organ pernapasan manusia terdiri dari, kecuali … a. hidung

b. tenggorokan c. kerongkongan d. paru-paru

2. Kondisi di dalam rongga hidung selalu … a. kering

b. lembab c. basah d. berair

3. Persimpangan jalan masuk udara dan makanan adalah … a. faring

b. laring c. trakea d. bronkus

4. Organ pernapasan yang berbentuk seperti pita adalah … a. faring

b. laring c. trakea d. bronkus

5. Cabang tenggorokan disebut … a. faring

b. laring c. trakea d. bronkus

6. Perhatikan gambar di bawah ini!

Nama organ pernapasan di samping adalah …

(60)

39 7. Alveolus adalah gelembung-gelembung halus di dalam …

a. hidung b. tenggorokan c. kerongkongan d. paru-paru

8. Diafragma adalah sekat antara … a. hidung dan tenggorokan b. rongga dada dan rongga perut c. tenggorokan dan kerongkongan d. bronkus dan bronkiolus

9. Selaput yang membungkus paru-paru disebut … a. pleura

b. kulit c. lendir d. kapiler darah

10. Gangguan pada organ pernapasan antara lain, kecuali … a. asma

b. anemia c. bronkitis d. influenza

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif.

3.6.1 Data Kualitatif

(61)

40 diperlukan. Data kualitatif juga didapat dari kritik dan saran dari berbagai pihak yang terlibat dalam penelitian.

3.6.2 Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang berwujud angka-angka sebagai hasil observasi atau pengukuran (Widoyoko, 2012: 21). Data kuantitatif didapat dari skor penilaian uji coba produk. Skor diperoleh dari validator. Data juga didapat dari analisis hasil kuesioner dan tes. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert 1 - 4. Berikut skala dan kriteria penilaian.

Tabel 3.7 Skala Penilaian Instrumen

Skala Instrumen Nilai

4 Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki Sangat Setuju 3 Sudah sesuai namun perlu diperbaiki Setuju 2 Kurang sesuai dan perlu diperbaiki Kurang Setuju 1 Tidak sesuai dan harus diperbaiki Tidak Setuju

Hasil yang diperoleh dari penilaian dengan menggunakan Skala Likert 1 - 4 kemudian dihitung untuk memperoleh nilai akhir atau rerata nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas, diperoleh rerata nilai. Rerata nilai tersebut kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Berikut adalah tabel kategori skor validasi instrumen menurut Widoyoko.

Nilai Akhir = ∑ 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ

(62)

41 Tabel 3.8 Tabel Kategori Skor Validasi Instrumen

Interval Skor Kategori Bobot

3,26 – 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.

2,51 – 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. 1,76 – 2,50 Kurang Keseluruhan instrumen kurang

layak digunakan. 1,00 – 1,75 Sangat

Kurang

Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.

(63)

42 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dalam bab ini berisi hasil penelitian dan pembahasan yang akan dijelaskan sebagai berikut.

4.1 Hasil Penelitian

Dalam penelitian dan pengembangan ini akan dipaparkan: 1) analisis kebutuhan, 2) perancangan dan pengembangan produk, 3) pengembangan dan pengujian instrumen kualitas produk, 4) revisi produk, dan 5) uji coba produk.

4.1.1 Analisis Kebutuhan

Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan yang diperlukan di lokasi penelitian. Berdasarkan analisis kebutuhan, ditemukan bahwa butuhnya bahan ajar lain yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas V. Hal ini dikarenakan kurang mendalamnya materi pada bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran di kelas. Langkah selanjutnya adalah menganalisis kebutuhan siswa dengan melakukan observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner.

4.1.1.1 Observasi

(64)

43 ketersediaan dan penggunaan modul pembelajaran IPA serta kesulitan belajar yang dialami siswa. Sebelum digunakan, instrumen observasi divalidasi terlebih dahulu oleh validator (ahli pembelajaran IPA). Berikut hasil validasi instrumen observasi.

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Observasi oleh Ahli

Ahli Nomor Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9

IPA 4 4 4 3 4 4 3 3 3 32 3,55

Dari hasil validasi instrumen observasi oleh ahli pada tabel 4.1, didapat rerata skor sebesar 3,55. Dilihat pada tabel kategori skor validasi pada Bab III, rerata validasi instrumen observasi di atas termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, instrumen observasi dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan.

Peneliti melakukan observasi pada hari Jumat, 24 Agustus 2018. Berikut ini merupakan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran di Kelas V

No Aspek yang diobservasi Jawaban Catatan 1. Ada modul pembelajaran

yang digunakan dalam pembelajaran IPA di kelas.

Tidak Pembelajaran di kelas menggunakan Buku Tematik dan LKS.

2. Modul pembelajaran layak untuk digunakan dalam pembelajaran.

Ya Modul pembelajaran layak digunakan dalam pembelajaran karena modul merupakan bahan ajar yang memuat materi pelajaran yang cukup lengkap.

3. Guru menggunakan modul pembelajaran untuk menjelaskan materi pembelajaran IPA.

Tidak Guru menggunakan buku paket dan LKS yang tersedia di sekolah, namun dalam menjelaskan materi, guru terkadang menayangkan

(65)

44

6. Siswa dapat menggunakan modul pembelajaran secara mandiri.

Ya Ketika siswa diperlihatkan contoh modul, siswa merasa tertarik dan langsung melihat-lihat dan membaca modul tersebut.

7. Siswa memahami materi yang diajarkan dengan bantuan modul

pembelajaran.

Ya Materi yang ada di modul jelas dan cukup lengkap dibanding buku paket.

8. Siswa mengalami

kesulitan ketika mengikuti pembelajaran IPA di kelas.

Ya Siswa mengalami kesulitan pada pembelajaran sistem pernapasan karena materinya kebanyakan hafalan.

9. Siswa mengalami kesulitan ketika

mengerjakan soal IPA.

Tidak Ketika guru mengajukan pertanyaan, siswa tidak mengalami kesulitan menjawabnya karena siswa kelas V A mampu berpikir kritis dan dapat menganalisis permasalahan-permasalahan yang ada.

(66)

45 4.1.1.2 Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari narasumber. Wawancara dilakukan kepada guru dan 2 siswa kelas V A SD Negeri Deresan. Sebelum melakukan wawancara, instrumen waancara divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA terlebih dahulu. Berikut adalah hasil validasi instrumen wawancara guru dan instrumen wawancara siswa oleh ahli.

Tabel 4.3 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Guru

Ahli Nomor Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

IPA 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 72 3,6

Tabel 4.4 Hasil Validasi Instrumen Wawancara Siswa

Ahli Nomor Item Total Rerata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

IPA 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 49 3,76

Hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli pada tabel 4.3 didapat rerata skor sebesar 3,6. Sedangkan hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli pada tabel 4.4 didapat rerata skor sebesar 3,76. Dilihat pada tabel kategori skor validasi pada Bab III, rerata validasi pedoman wawancara guru dan validasi pedoman wawancara siswa di atas termasuk dalam kategori sangat baik. Dari kategori tersebut, dapat dikatakan bahwa instrumen wawancara guru dan instrumen wawancara siswa dinyatakan valid sehingga layak untuk digunakan.

(67)

46 Tabel 4.5 Hasil Wawancara dengan Guru Kelas V

Topik

Untuk sekarang belum ada. Biasanya langsung menggunakan media yang nyata atau media replika.

2. Darimana Bapak/Ibu memperoleh modul pembelajaran IPA? Apakah dari hibah atau dibuat sendiri?

Dulu ada modul lawas yang diperoleh dari guru yang mengajar di sekolah ini.

3. Jika dibuat sendiri, contoh modul pembelajaran IPA apa saja yang pernah dibuat?

Saya belum pernah membuat modul pembelajaran IPA, saya biasanya praktek langsung di lapangan bersama siswa.

4. Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengadaan modul pembelajaran IPA?

Kesesuaian materi pembelajaran dengan tema dan standar

(Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar).

Pembelajaran dilakukan di dalam dan luar kelas. Ketika di dalam kelas biasanya menggunakan buku paket, LKS, dan video-video. Sedangkan di luar kelas biasanya guru dan siswa melakukan eksperimen dan study tour.

Saya tidak menggunakan modul, tapi setiap siswa memiliki buku paket dan LKS masing-masing.

(68)

47 diberikan modul pembelajaran sepertinya mereka akan lebih suka membaca.

Pembelajaran di kelas belum menggunakan modul. Tapi kalau menggunakan buku paket, siswa masih kurang begitu paham.

Kegunaan

Tidak, namun terkadang ada materi yang sulit untuk diajarkan. Sebelum mengajar, biasanya saya belajar atau mencari-cari materi di internet terlebih dahulu (Google / Youtube). 12.Jika ada, kesulitan

seperti apa yang dialami guru?

Kesulitan materi sendi, organ pernapasan, dan organ pencernaan karena materinya banyak dan medianya tidak ada yang nyata jadi harus menggunakan video dan media replika.

13.Materi apa saja yang sulit disampaikan kepada siswa?

Materi sendi, organ pernapasan, dan organ pencernaan.

Ya, siswa mengalami kesulitan pada beberapa materi.

15.Jika ada, kesulitan seperti apa yang dialami siswa?

Kesulitan dalam memahami dan menghafal materi. Misalnya mengurutkan organ pernapasan manusia. Biasanya siswa sering terbalik-balik.

16.Berapa jumlah siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran IPA?

Ada namun tidak terlalu banyak.

Usaha yang dilakukan guru untuk

17.Usaha-usaha apa saja yang telah Bapak/Ibu lakukan untuk

(69)

48

sudah saya bagi berdasarkan tingkat kecerdasan. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan tinggi mengajari siswa yang kurang.

18.Bagaimana keberhasilan

Bapak/Ibu mengatasi kesulitan yang dialami siswa?

Tidak semuanya berhasil karena ketika belajar kelompok masih ada beberapa siswa yang tidak

melaksanakannya.

Ya. Modul yang colorfull itu sangat menarik.

20.Apakah bentuk dan ukuran huruf memengaruhi kualitas modul pembelajaran?

Ya. Biasanya bentuk dan ukuran menyesuaikan yang biasanya dipakai.

Dari hasil wawancara guru yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa modul pembelajaran IPA belum tersedia di kelas, guru tidak pernah menggunakan modul pembelajaran dalam mengajarkan mata pelajaran IPA di kelas, siswa hanya menggunakan buku paket dan LKS, dan beberapa materi masih sulit disampaikan karena materi yang ada di buku paket kurang mendalam dan tidak ada gambar yang nyata.

(70)

49 Tabel 4.6 Hasil Wawancara dengan Siswa (Zerlin) Kelas V

Topik yang dilakukan selama ini?

Suka, tapi malas menghafalkan materi-materinya.

2. Apakah kamu senang dengan pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini? Apa alasannya?

Senang, karena ketika belajar IPA diperlihatkan video-video tentang IPA, tapi menghafalkannya sulit. Penggunaan

3. Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan modul pembelajaran dalam

pembelajaran IPA?

Jika iya, modul pembelajaran apa saja yang pernah

Bapak/Ibu gurumu gunakan dalam pembelajaran IPA?

Tidak, Ibu guru hanya menggunakan buku paket dan LKS.

4. Apakah kamu tertarik dengan modul pembelajaran yang digunakan oleh Bapak/Ibu gurumu?

Apa alasannya?

-

5. Seberapa sering Bapak/Ibu gurumu menggunakan modul

6. Apakah modul pembelajaran dapat membantu kamu memahami materi dalam pembelajaran IPA? Apa alasannya?

Iya, karena modul itu menarik sehingga membuat kita rajin belajar.

7. Apakah kamu menyukai pembelajaran IPA menggunakan modul pembelajaran? Apa alasannya?

Iya, modul itu penuh warna dan menarik.

8. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika belajar IPA? Apa alasannya?

Iya, karena banyak hafalan dan kadang materinya kurang jelas.

9. Materi apa yang paling sulit dalam mata pelajaran IPA?

Sistem pernapasan manusia. 10.Mengapa materi tersebut

menurutmu paling sulit?

(71)

50 dilakukan oleh Bapak/Ibu

gurumu dalam mengatasi kesulitan belajar yang kamu alami?

12.Kamu menyukai modul yang seperti apa? soalnya sedikit saja.

13.Ukuran huruf modul seperti apa yang kamu sukai? a. Besar disimpulkan bahwa guru tidak menggunakan modul pembelajaran, guru menggunakan buku paket dan LKS, siswa merasa lebih paham dan senang jika menggunakan modul pembelajaran, dan siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami beberapa materi karena materinya banyak dan kurang jelas.

Wawancara siswa kedua kelas V A SD Negeri Deresan dilakukan pada hari Kamis, 6 September 2018. Berikut adalah hasil wawancara siswa yang telah dilakukan.

Tabel 4.7 Hasil Wawancara dengan Siswa (Keke) Kelas V A

Topik Pertanyaan

Pertanyaan Jawaban

Tanggapan

1. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran IPA yang dilakukan selama ini?

Seru, karena banyak materi yang lumayan mudah dipahami. 2. Apakah kamu senang dengan

(72)

51

3. Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah menggunakan modul pembelajaran dalam pembelajaran IPA?

Jika iya, modul pembelajaran apa saja yang pernah Bapak/Ibu gurumu gunakan dalam pembelajaran IPA?

Tidak, Ibu guru mengajar hanya menggunakan buku paket dan LKS.

4. Apakah kamu tertarik dengan modul pembelajaran yang digunakan oleh Bapak/Ibu gurumu?

Apa alasannya?

-

5. Seberapa sering Bapak/Ibu gurumu menggunakan modul pembelajaran dalam pembelajaran IPA?

Tidak pernah.

6. Apakah modul pembelajaran dapat membantu kamu memahami materi dalam pembelajaran IPA? 7. Apakah kamu menyukai

pembelajaran IPA menggunakan tidak cepat bosan. Kesulitan

belajar yang dialami siswa dalam

pembelajaran

8. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika belajar IPA?

Apa alasannya?

Sedikit mengalami kesulitan.

9. Materi apa yang paling sulit dalam mata pelajaran IPA?

Sistem pencernaan. 10.Mengapa materi tersebut menurutmu

paling sulit?

Karena susah

menghafal urutannya. 11.Bagaimana cara yang dilakukan oleh

Bapak/Ibu gurumu dalam mengatasi kesulitan belajar yang kamu alami?

Dengan cara belajar kelompok.

Jenis modul pembelajaran yang disukai

12.Kamu menyukai modul yang seperti apa?

13.Ukuran huruf modul seperti apa yang kamu sukai?

a. Besar b. Sedang c. Kecil

(73)

52 Dari hasil wawancara siswa kedua yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa guru tidak pernah menggunakan modul pembelajaran, guru hanya menggunakan buku paket dan LKS namun guru menyelipkan beberapa referensi yang mendukung proses pembelajaran berupa tayangan-tayangan video dalam menjelaskan materi. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dikarenakan banyaknya hafalan.

Berdasarkan hasil wawancara ketiga sumber tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak tersedianya modul pembelajaran IPA materi organ tubuh manusia untuk siswa kelas V sekolah dasar dan siswa masih kesulitan dalam memahami materi pelajaran IPA. Hal tersebut terlihat dari jawaban narasumber yang disajikan pada bagan 4.1.

Bagan 4.1 Triangulasi Sumber Data Wawancara Siswa 1

Guru tidak menggunakan modul pembelajaran. Guru menggunakan buku paket dan LKS. Siswa merasa lebih paham dan senang jika menggunakan buku paket, LKS, dan tayangan-tayangan

Sekolah tidak mempunyai modul pembelajaran. Sekolah hanya menyediakan buku paket dan LKS. Pemahaman materi tentang

organ tubuh manusia siswa masih kurang. Guru

Modul pembelajaran IPA belum tersedia di kelas. Guru tidak pernah menggunakan modul pembelajaran dalam mengajarkan mata pelajaran IPA di kelas. Siswa hanya

Gambar

Tabel 4.20 Hasil Kuesioner Modul Pembelajaran IPA Materi Organ Tubuh
Grafik 4.2 Perbedaan rerata nilai pretest dan posttest .........................................
Gambar 1.1 Modul Pembelajaran IPA
Tabel 3.1 Instrumen Observasi Pembelajaran IPA Kelas V
+7

Referensi

Dokumen terkait

Masing-masing sampel tanah ditimbang sebanyak 5 gram, sampel yang digunakan yaitu tanah kebun, tanah pekarangan, dan tanah pinggir jalan.Setelah ditimbang sampel

Berdasarkan hasil musyawarah kepala madrsah bersama ketua komite, kaur tata usaha dan waka beserta seluruh dewan guru maka kepala madrasah memutuskan untuk

Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan sangat bermanfaat sekali

Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara metode persalinan dengan IMD (RR=4,9; 95% CI=2,16-11,31), artinya proporsi IMD lebih besar 4,9 kali pada

modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka agar mereka dapat

Tahapan dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan perencanaan yang meliputi perencanaan ke- giatan penelitian, kemudian pelaksanaan tindakan, melakukan observasi,

Awalnya penatalaksanaan VAP dilakukan berdasarkan prinsip terapi eskalasi ( escalation therapy ) yaitu memulai terapi dengan satu jenis antibiotik misalnya sefalosporin

Direktorat Tenaga Kependidikan (2008:3-5) menjelaskan bahwa modul pembelajaran yang baik harus memenuhi karakteristik berikut yaitu self instruction (dapat membantu