SMP MIBS KEBUMEN
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017
Oleh
IMAM TURMUDI
NIM. 12010150064
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
iii
MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PAI DI SMP VIP AL HUDA DAN MIBS KEBUMEN
KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017
Penelitian ini bertujuan untuk, pertama mengetahui gambaran umum pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah, kedua untuk mengetahui kompetensi profesional guru PAI di SMP VIP Al-Huda dan SMP MIBS Kebumen. Mengetahui peran superfisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI .
Penelitian ini menggunakan Metode deskriftif kualitatif, dengan pengumpulan data melalui;observasi,wawancara,dan dokumentasi. teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman dengan reduction, display, dan verification.
Temuan penelitian ini menujkkan bahwa pertama, pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam bentuk. 1. supervisi kelas deangan tahapan; a). Menyusun rencana program supervisi kelas,b).melaksanakan observasi kelas dan c). tindak lanjut supervisi kelas. 2. membuat program peningkatan kompetensi profesional Guru PAI. 3. Supervisi akademik Kepala sekolah berhasil meningkatkan Kompetensi profesional Guru PAI.
iv
IN SMP VIP AL HUDA AND MIBS KEBUMEN KEBUMEN DISTRICT YEAR 2017
This study aims to first find out the general description of the academic supervision of the principal, secondly to know the professional competence of PAI teachers in VIP Al-Huda Junior High and Kebumen MIBS Junior High School. Know the role of the principal's academic superfisi in improving the professional competence of PAI teachers.
This research uses qualitative descriptive method, with data collection through observation, interview, and documentation. data analysis techniques using Miles & Huberman model with reduction, display, and verification.
The findings of this study indicate that first, the implementation of academic supervision conducted by the principal in the form. 1. supervision of grade deangan stage; a). Develop a classroom supervision plan, b) perform a class observation and c). follow-up of class supervision. 2. make a program of professional competence improvement Teacher PAI. 3. Academic Supervision The principal succeeds in improving the professional competence of PAI Teachers.
v
karunia terindahnya. Atas rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul ” Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam meningkatkan kompetensi Guru PAI di SMP VIP Al Huda dan SMP MIBS Kebumen Kabupaten Kebumen”.
Dalam penyelesaian tesis ini, penulis mendapat bantuan, motivasi dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan Jazakallah khoiron katsiro kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof, Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Bapak Noor Malihah, Ph.D selaku pembimbing tesis, yang telah membimbing dengan ikhlas sampai tesis selesai.
4. Semua dosen program Beasiswa Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga yang telah membimbing dan memberi kemudahan selama penulis mengikuti kuliah.
vi
7. Keluarga, istri dan anak-anakku terimakasih atas motivasi selama ini.
Tidak ada satu pun yang dapat penulis berikan sebagai imbalan, kecuali doa semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebaik-baiknya dan berlimpah rahmat serta hidayah-Nya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi bahan kajian dalam bidang ilmu yang terkait. Amin.
Penulis
vii
Halaman
HALAMAN JUDUL ………... i
HALAMAN PENGESAHAN ………... ii
HALAMAN PERNYATAAN ………... iii
MOTTO ... .. iv
PERSEMBAHAN... ... v
ABSTRAK ……….. ... vi
PRAKATA ……….. ... vii
DAFTAR ISI ……….. ... ix
DAFTAR TABEL ………. ... x
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang …... 1
B.Rumusan dan Batasan Masalah ……… ... 4
C.Signifikasi Penelitian ………... 5
D.Tinjauan Pustaka ………... ... 6
E. Sistematika Penelitian ………. ... 9
BAB II KERANGKA TEORI A. Teori Supervisi Akademik …….. ... 11
viii
E. Pendekatan Supervisi... 18 F. Teknik Supervisi ... 20 G. Kompetensi Profesional Guru ... 22 BAB III METODE PENELITIAN
A.Metode Penelitian ... 29 B.Gambaran Umum Sekolah Berbasis Pesantren …….. ... 34 BAB IV DESKRIPSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
A.Supervisi Kelas .. ... 49 B.Program Peningkata Kompetensi Profesional Guru PAI … 63 C.Kompetensi Propfesional Guru PAI... 73
BAB V PENUTUP
A.Simpulan …….. ... 75 B.Saran ………… ... 76
DAFTAR PUSTAKA ……… 78
LAMPIRAN ……… ...
ix
Tabel Halaman
3.1 Data Guru PAI SMP VIP Al Huda Kebumen... 37
3.2 Stuktur Ornagisasi SMP VIP Al Huda ... 38
3.3 Agenda Kegiatan ... 43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk mewujudkan pembangunan dibidang pendidikan, khususnya di sekolah menengah, dibutuhkan penyempurnaan dan peningkatan penyelenggaraan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana pendidikan. Adanya program wajib belajar 9 tahun (wajar) membuat pendidikan setingkat SMP menjadi target penuntasan. Menghadapi kenyataan di atas, tentu saja perlu dilakukan upaya-upaya perbaikan dan pembenahan, antara lain dengan meningkatkan kinerja sumber daya manusia yang dimiliki. Satu-satunya potensi sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya kinerja dalam pencapaian tujuannya. Di lain pihak, sumber daya manusia sekarang digunakan dan diakui sebagai aset kinerja yang paling berharga.1
Kepala sekolah dan guru merupakan sumber daya manusia yang mempunyai kedudukan strategis dalam upaya pemberdayaan seluruh potensi sekolah, karena itulah supervisi akan sangat bergantung pada kinerja mereka. Peran guru selama ini diharapkan dapat berjalan dengan optimal sesuai rencana,
sehingga akan banyak pihak yang diuntungkan dari kinerja guru. Namun demikian dalam proses pencapaian masih banyak sekali faktor yang mempengaruhi, diantaranya beberapa pencapaian kinerja belum terealisasi sesuai harapan. Guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar, kata mengajar sendiri dapat diartikan berbagai macam.2 Berikut adalah pengertian mengajar menurut Muhibbin:
1. Menularkan pengetahuan dan kebudayaan kepada orang lain (bersifat kognitif);
2. Melatih keterampilan jasmani kepada orang lain (bersifat psikomotorik); 3. Menanamkan nilai dan keyakinan kepada orang lain (bersifat afektif).3
Pengertian di atas secara eksplisit menguraikan bahwa tugas mengajar bukanlah hanya pada satu aspek saja, melainkan beberapa aspek. Akan tetapi, terlepas dari aneka ragam interpretasi, guru yang dimaksud dalam tulisan ini adalah tenaga pendidik yang pekerjaan utamanya mengajar. Kegiatan mengajar yang dilakukan guru tidak hanya berorientasi pada kecakapan berdimensi ranah cipta saja, tetapi kecakapan yang berdimensi ranah karsa dan rasa.4
Supervisi merupakan layanan berupa bimbingan yang diberikan oleh seorang supervisor kepada karyawan atau staf kerjanya, sehingga jelas bahwa kepala sekolah sebagai supervisor memiliki tugas untuk memberikan layanan
2Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: Penerbit Rosdakarya,
2001, 223.
3Muhibbin, Psikologi Pendidikan ..., 225.
berupa bimbingan atau bantuan kepada guru untuk dapat meningkatkan kinerjanyasebagai pengajar.5
Willes dalam Asf dan Mustofa menyatakan “Supervision is assistance
in the development of better teaching learning situation”. Supervisi adalah
bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Situasi belajar yang dimaksud adalah situasi belajar yang memperhatikan tujuan, materi ajar, teknik pembelajaran, metode pembelajaran, guru, siswa dan lingkungan belajar.6
Wawancara yang peneliti lakukan dengan narasumber Bapak Farkhanudin, S.Pd.M.Pd kepala sekolah SMP VIP Al-Huda Jetis Kutosari dan Hamim Mustofa M.Pd. kepala sekolah SMP MIBS Kebumen menyebutkan bahwa kesulitan yang dihadapi kepala sekolah sehingga tidak dapat melaksanakan supervisi akademik di sekolahnya adalah karena banyaknya tugas yang dibebankan pada kepala sekolah, hal ini berakibat kepala sekolah kesulitan dalam manajemen waktu. Kurangnya pemahaman tentang supervisi akademik yang dimiliki oleh oleh kepala sekolah. Pernyataan tersebut menunjukkan, bahwa kepala sekolah kesulitan dalam menjalankan salah satu tugasnya yaitu sebagai supervisor.
Berdasarkan observasi, di kecamatan Kebumen terdapat 11 (sebelas) sekolah yaitu tujuh sekolah negeri dan empat sekolah sewasta. Penulis hanya mengambil sampel dua sekolah SMP VIP Al Huda dan MIBS Kebumen karena
5Asf Jasmani dan Syaiful Mustofa, Supervisi Pendidikan. Yogjakarta: Ar- Ruzz Media, 2013,
26.
sekolah tersebut merupakan sekolah swasta favorit yang banyak diminati oleh siswa. Penulis akan meneliti mengenai peran supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional Guru PAI di SMP VIP Al Huda dan MIBS Kebumen.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Kurangnya pemahaman kepala sekolah tertang supervisi akademik sehingga kepala sekolah hanya memahami supervisi sebagai bentuk pengawasan dan penilaian kinerja guru dalam pembelajaran.
b. Minimnya pelatihan kepala sekolah tentang supervisi, serta beban kepala sekolah sehingga tidak maksimal dalam melakukan supervisi akademik.
c. Kurangnya perhatian kepala sekolah terhadap guru dalam meningkatkan kompentessi supervisi.
2. Pembatasan masalah
a. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu supervisi akademik yang akan dilakukan oleh kepala sekolah.
b. Peneliti membatasi permasalahan dari perencanaan sampai dengan keberhasilan supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI di SMP VIP Al Huda dan SMP MIBS Kabupaten Kebumen.
a. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP VIP Al Huda dan SMP MIBS Kebumen ?
b. Bagaimana kompetensi profesional guru PAI di SMP VIP Al Huda dan MIBS kebumen ?
c. Bagaimanakah peran supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI di SMP VIP Al Huda dan MIBS kebumen ?
C. Signifikasi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah di SMP VIP Al Huda dan SMP MIBS Kebumen.
b. Untuk mengetahui kompetensi profesional guru PAI di SMP VIP Al Huda dan MIBS kebumen .
c. Untuk mengetahui peran supervisi akademik kepala sekolah di SMP VIP Al Huda dan MIBS kebumen .
2. Manfaat penelitian
a. Teoritis
Memberikan solusi bagi dunia pendidikan islam sekaligus memperkaya wawasan tentang supervisi pendidikan islam.
b. Praktis
2) Bagi kepala sekolah sebagai masukan dalam menerapkan supervisi akademik.
3) Bagi guru PAI sebagai pedoman dalam meningkatkan kompetensi profesional.
D. Tinjauan Pustaka
Puji Handriyani melakukaan penelitian tentang supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI, pendekataan ini menggunakan kualitatif deskriftif. Sebagaian besar kepala sekolah hanya melakukan supervisi secara kelompok dengan pembinaan guru secara bersama–sama di awal tahun ajaran baru. Beberapa kepala sekolah tidak melakukan supervisi perseorangan dengan kunjungan kelas, observasi kelas maupun pertemuan individual. Supervisi akademik kepala sekolah di Kecamatan Sragen belum berhasil dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PAI karena pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah belum terencana sistematis dan berkelanjutan.7
Mochammad Slamet, dalam penelitiannya tentang pengaruh kompetensi supervisi manajerial dan akademik pengawas terhadap kinerja guru. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan analisis data menggunakan korelasi dan regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah: (1) Kompetensi supervisi manajerial berpengaruh
7Puji Handriyani, Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi
terhadap kinerja guru dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan sumbangan sebesar 31,36%. (2) Kompetensi supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja guru dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan sumbangan sebesar 43,38%. Berdasarkan hasil penelitian ini berarti kompetensi akademik pengawas cukup baik sehingga efektif dalam proses pendidikan di Kota Banjar. (3) Kompetensi supervisi manajerial dan akademik pengawas berpengaruh terhadap kinerja guru dengan hubungan tergolong tinggi dan memberikan kontribusi sumbangan sebesar 47,61%. sisanya sebesar 52,39% ditentukan oleh variabel yang lain seperti disiplin guru, motivasi guru, sarana prasarana, pengalaman mengajar dan lain- lain.8
Edi Wahjanto melakukan penelitian tentang pengaruh supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dan kompetensi guru terhadap kinerja guru dan prestasi belajar siswa sma negeri se kota magelang. Penelitian tersebut menggunakan teknik analisis jalur. Adapun hasil sebagai berikut: pertama, prestasi belajar siswa merupakan refleksi keberhasilan siswa dalam belajar, secara bersama-sama dipegnaruhi oleh supervisi kunjungan kelas, kompetensi guru dan kinerja guru diperoleh R2 = 0,674. Ini berarti prestasi belajar siswa SMA Negeri se Kota Magelang sebesar 67,4% variasinya dipengaruhi secara bersama-sama oleh supervisi kunjungan kelas, kompetensi guru dan kinerja guru. Sedangkan 32,6% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang dispesifikasikan. Kepala sekolah dan kompetensi guru masing-masing
8 Mochammad Slamet, “Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial Dan Supervisi Akademik
mempunyai sumbangan efektif sebesar 9,9%, dan 23,0%. Hal ini berarti prestasi belajar siswa SMA Negeri se Kota Magelang secara tidak langsung variasinya sebesar 9,9% dipengaruh oleh supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah, 23,0% oleh kompetensi guru. kepala sekolah dan kompetensi guru masing-masing dengan sumbangan efektif sebsar 30,6% ditemukan dari supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah, dan kompetensi guru masing-masing dengan sumbangan efektif sebesar 30,6% dan 47,3%. Dengan temuan ini berarti variasi tenaga guru sebesar 30,6% ditentukan seupervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah dan 47,3% oleh kompetensi guru. Pada temuan tersebut, kompetensi guru mempunyai pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan variabel supervisi kunjungan kelas oleh kepala sekolah.9
Tri Martiningsih, dalam penelitiannya memaparkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah merupakan layanan bagi guru berupa bimbingan agar guru lebih profesional dalam melaksanakan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Analisis menggunakan statistik regresi tunggal dan regresi ganda. Kontribusi partisipasi guru dalam KKG terhadap peningkatan kompetensi profesional guru sebesar 0,220. Secara bersama-sama supervisi akademik dan partisipasi guru dalam KKG memberi kontribusi terhadap kompetensi profesional guru sebesar 0,303. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: (1) semakin tinggi supervisi akademik
9 Edi Wahjanto, “Pengaruh Supervisi Kunjungan Kelas Oleh Kepala Sekolah Dan Kompetensi
akan mengakibatkan semakin tinggi kompetensi profesional guru; (2) Semakin tinggi partisipasi guru dalam KKG akan mengakibatkan semakin tinggi kompetensi profesional guru; (3) Semakin tinggi supervisi akademik dan partisipasi guru dalam KKG akan mengakibatkan semakin tinggi kompetensi profesional guru. Supervisi akademik yang dilakukan bukan semata-mata sebuah penilaian, namun lebih pada upaya diskusi bersama dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran.10
E. Sistematika Penelitian
Tesis ini terdiri atas lima bab.
Bab pertama: Pendahuluan, yang meliputi: Latar belakang penelitian, Rumusan masalah, Signifikasi penelitian, Tinajuan pustaka dan Sistematika Penelitian.
Bab kedua : Krangka Teori. Bab ini meliputi, Supervisi Akademik Kepala Sekolah, Tujuan supervisi, Fungsi supervisi Prinsip supervisi akademik, Pendekatan supervisi akademik, Peran supervisi akademik, Teknik supervisi akademik, kompetensi profesional guru PAI dan indikatornya.
Bab ketiga : Metode penelitian yang meliputi gambaran dan kondisi Sekolah di SMP VIP Al Huda Jetis dan SMP MIBS Kebumen Kab Kebumen.
Bab keempat : Deskripsi supervisi akademik kepala sekolah, supervisi kelas,program peningkatan kompetensi profesional guru PAI, kompetensi profesional guru PAI.
10 Tri Martiningsih, “Pengaruh Supervisi Akademik Dan Partisipasi Guru Dalam Kkg (Kelompok
Bab lima : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran-saran akhir.
BAB II
KERANGKA TERORI
A. Teori Supervisi Akademik
Supervisi berasal dari kata super dan vision, artinya" melihat sesuatu dimana subjek berada dalam keadaan lebih". Supervisi sebagai suatu usaha mencapai hasil yang diinginkan dengan cara mendayagunakan bakat/kemampuan alami manusia dan sumber-sumber yang memfasilitasi, yang ditekankan pada pemberian tantangan dan perhatian yang sebesar-besarnya pada bakat/kemampuan alami manusia. Supervisi akademik adalah supervisi yang menitikberatkan pengamatan pada masalah akademik, yaitu yang langsung berada dalam lingkup kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa ketika sedang dalam proses belajar mengajar.11 Inti dari definisi tersebut adalah bahwa supervisor bukanlah menangani sendiri secara fisik operasional, tetapi cukup dengan membimbing, mengarahkan, dan melatih bawahan sehingga mereka dapat memberi kontribusi yang maksimal.Selain itu supervisor juga perlu menciptakan iklim yang membuat karyawan bekerja dengan tenang dan bersemangat.12
11
Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana, Manajemen Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2008,5
12Mulianto, Sindhu dkk, “ Panduan Lengkap Supervisi”. Jakarta: PT Elek Media Kompeten,
Supervisi adalah suatu layanan terhadap guru, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok. Supervisi sebagai “usaha mesti- muli, mengkoordinasi dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah, baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran”, sehingga menurutnya kata kunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan kepada guru-guru, maka tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas. Seperti firman allah dalam al Quran berikut:
ٌةَنَسَح ٌةَوْسُأ يهللَّا يلوُسَر يفِ ْمُكَل َناَك ْدَقَل
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab :21)13Beberapa definisi yang tertulis di atas terdapat beberapa kesamaan oleh karenanya kesamaan inilah yang akan penulis jadikan sebagai acuan dalam menyimpulkan pengertian tentang supervisi pendidikan. Pertama, supervisi pendidikan adalah sebuah layanan. Kedua, layanan itu berupa bimbingan yang ditujukan kepada guru-guru dengan tujuan agar guru lebih profesional dalam melaksanakan pembelajaran.
Supervisi pendidikan memiliki tiga ciri yaitu: (1) Supervisi pendidikan merupakan sebuah proses, oleh karena itu perlu ada langkah-langkah yang harus ditempuh oleh kepala sekolah dan pengawas atau guru yang ditugasi
13 Kementerian Agama RI Direkturat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direkturat Urusan
sebagai penyelia; (2) Supervisi merupakan aktifitas membantu guru meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugas- tugasnya, khususnya dalam mengelola proses belajar mengajar; (3) Tujuan akhir supervisi pendidikan adalah guru semakin mampu mengelola proses pembelajaransecara efektif dan efisien. Bafadal mengemukakan pula bahwa supervisi akademik akan mampu membuat guru semakin profesional apabila programnya mampu mengembangkan dimensi persyaratan profesional/kemampuan kerja.14
B . T u ju an S u p ervi s i
Proses pembelajaran dikatakan efektif jika mencapai tujuan pembelajaran. Pada awalnya supervisi pendidikan dilakukan untuk mengawasi kegiatan sekolah dengan tujuan agar pendidikan berjalan dengan baik, tetapi perkembangannya justru lebih bersifat kepengawasan untuk merekam kerja guru, akibatnya lebih banyak mengungkap kesalahan guru dan berakhir dengan pemecatan. Menurut Glickman dalam Donni Juni Priansa dan Rismi Somad,
Secara umum, tujuan supervisi akademik adalah membantu guru untuk mengembangkan kemampuannya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang direncanakan bagi peserta didiknya.15 Menurut Peter Oliva dalam Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, menyatakan bahwa kegiatan supervisi akademik dimaksudkan untuk:
1. Membantu guru dalam merencanakan pembelajaran 2. Membantu guru dalam penyajian materi pembelajaran
14 Ibrahim Bafadal, Supervisi pengajaran: Teori dan aplikasinya dalam membina
profesional guru, Jakarta: Bumi Aksara, 1992, 10.
15 Donni Juni Priansa dan Rismi Somad, Manajemen Supervisi …,
3. Membantu guru dalam mengevaluasi pembelajaran 4. Membantu guru dalam mengelola kelas
5. Membantu guru mengembangkan kurikulum 6. Membantu guru dalam mengevaluasi kurikulum
7. Membantu guru dalam mengevaluasi diri mereka sendiri 8. Membantu guru bekerjasama dengan kelompok
9. Membantu guru melalui inservice program.16
Tiga tujuan supervisi akademik antara lain pengembangan profesional, pengawasan kualitas dan penumbuhan motivasi yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengembangan Profesional
Supervisi akademik dimaksudkan untuk membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya dalam memahami akademik, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya melalui teknik-teknik tertentu
2. Pengawasan kualitas
Supervisi akademik untuk memonitor kegiatan belajar mengajar di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru, teman sejawatnya, maupun dengan peserta didik.
3. Penumbuhan motivasi
Supervisi akademik untuk mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar ia memiliki perhatian yang sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya.
C. Fungsi Supervisi
Sebagaimana pengertian supervisi yang berarti suatu aktivitas pembinaan dan pembimbingan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif guna mencapai tujuan pendidikan. Maka ada beberapa tanggapan tentang fungsi dari supervisi. Supervisi pendidikan mempunyai fungsi utama untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran.17
Menurut Purwanto fungsi-fungsi supervisi itu menyangkut beberapa hal di antaranya,
a. Dalam bidang kepemimpinan, b. Hubungan kemanusiaan, c. Pembinaan proses kelompok, d. Bidang administrasi personel e. Dalam bidang evaluasi.18
17Piet A Sahertian, Konsep Dasar, ..., 21.
Sedangkan menurut Swearingin yang dikutip oleh Sahertian ada delapan fungsi supervisi:
a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah c. Memperluas pengalaman guru-guru d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus f. Menganalisis situasi belajar-mengajar
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.19 Dari beberapa fungsi supervisi yang telah dirumuskan oleh tokoh di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa fungsi dari supervisi pendidikan adalah untuk membantu guru dalam melaksanakan tugasnya secara efektif.
D. Prinsip Supervisi
Prinsip-prinsip pelaksanaan supervisi pendidikan adalah prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif dan konstruktif.20 Sedang menurut Sahertian, prinsip supervisi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Prinsip ilmiah (scientific) dengan ciri-ciri : Supervisi dilaksanakan berdasarkan data yang objektif dalam proses pembelajaran; data yang diperoleh menggunakan perekam seperti : angket, observasi, dan percakapan pribadi; dan supervisi dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan kontinu.
b. Prinsip demokratis yaitu dengan menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru sehingga guru merasa aman dalam melaksanakan tugas.
c. Prinsip kerja sama dengan memberi support, mendorong, menstimulasi guru sehingga merasa tumbuh dan berkembang bersama.
d. Prinsip konstruktif dan kreatif sehingga guru akan termotivasi dalam mengembangkan potensi dan kreativitasnya, serta menciptakan suasana kerja yang menyenangkan.21
Secara lebih jelas, prinsip supervisi diungkap oleh Marks, Stoops dan King Stoops sebagaimana dikutip oleh Nur Aedi sebagai berikut:
a. Supervisi adalah satu bagian integral dari suatu program bidang pendidikan, yang di dalamnya terdapat sistem kooperatif dan jenis layanan kelompok.
b. Semua kebutuhan guru, haknya, bantuan supervisi, dan jenis layanan ini adalah tanggung jawab pemimpin sebagai pengawasan utama.
c. Supervisi harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan individu dari personel sekolah.
d. Penggolongan demikian berlaku pula bagi personel yang telah bersertifikat serta harus mendapat manfaat dari supervisi terkait.
e. Supervisi harus membantu memperjelas tujuan objektif bidang pendidikan serta harus mendapatkan manfaat dengan penerapan tujuan tersebut. f. Supervisi hendaknya dapat membantu meningkatkan perilaku dan
hubungan dari semua anggota staf sekolah dan harus membantu mengembangkan hubungan baik dengan semua komunitas.
g. Supervisi harus membantu pengadministrasian organisasi dan sesuai aktivitas-aktivitas pembelajaran untuk siswa.
h. Tanggung jawab untuk meningkatkan satu program untuk supervisi sekolah terletak di tangan guru, sama halnya pengawas bertanggung jawab atas sistem sekolahnya.
i. Supervisi juga harus memiliki asas ketepatan dengan program kerja dan anggaran tahunan sekolah.
j. Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang merupakan hal penting dalam kepengawasan yang keduanya saling mempengaruhi.
k. Program kepengawasan harus menggunakan bantuan konsultan dari kantor pendidikan, serta harus melibatkan pengawasan pendidikan yang ditunjuk oleh kementerian terkait lainnya.
l. Supervisi harus membantu menerjemahkan dan mempraktikkan penerapan penemuan terakhir dari penelitian bidang pendidikan.
m.Efektivitas program untuk supervisi harus dievaluasi oleh keduanya, yaitu peserta dan konsultan luar.22
E. Pendekatan Supervisi
21Piet A. Sahertian, Konsep Dasar...., 20.
22Nur Aedi, Pengawasan Pendidikan Tinjauan Teori dan Praktik, Jakarta: Raja Grafindo
Pendekatan supervisi menurut Mantja dibedakan ke dalam tiga jenis sebagai berikut:
a. Pendekatan langsung
Pendekatan langsung (direktif) yaitu cara pendekatan masalah yang bersifat langsung. Pendekatan direktif didasarkan atas pemahaman terhadap psikologi behaviorisme yang mana semua perbuatan berasal dari reflek yaitu respon terhadap rangsangan. Mengacu dari pandangan ini maka guru yang mengalami kekurangan perlu diberikan rangsangan sehingga mampu bereaksi, supervisor dalam implementasinya dapat dengan cara memberi penguatan (reinforcement) atau hukuman (punishment).23
Supervisor dalam menerapkan pendekatan langsung atau direktif melalui hal-hal sebagai berikut :
1. Menjelaskan. 2. Menyajikan. 3. Mengarahkan. 4. Memberi contoh. 5. Menetapkan tolok ukur. 6. Menguatkan.24
b. Pendekatan tak langsung
Pendekatan tak langsung (non direktif) adalah suatu pendekatan dalam supervisi yang mana pelaku supervisi tidak langsung menunjukan
23Willem Mantja, Bahan Ajar : Model Pembinaan / Supervisi Pengajaran, Malang: Program
Pascasarjana Universitas Negeri Malang, 2000, 172.
permasalahan, melainkan mendengarkan secara efektif apa-apa yang disampaikan para guru. Pendekatan ini didasarkan ada asumsi bahwa belajar pada hakikatnya merupakan pengalaman pribadi, sehingga individu yang bersangkutan harus mampu memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Pemecahan masalah bagi seorang guru adalah upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran pada peserta didik, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal.25
c. Pendekatan kolaboratif
Pendekatan kolaboratif adalah pendekatan dalam supervisi yang memadukan antara pendekatan langsung (directif) dengan pendekatan tak langsung (non directif) di mana supervisor dan guru bersama-sama bersepakat menetapkan struktur, proses, dan kriteria dalam melaksanakan proses pemecahan terhadap masalah yang dihadapi oleh guru.26
Model pendekatan kolaboratif didasarkan atas pemahaman psikologi kognitif yang berasumsi bahwa belajar merupakan hasil panduan antara kegiatan individu dengan lingkungan, sehingga akhirnya akan berpengaruh terhadap arah aktivitas.27
Perencanaan supervisi akademik memiliki berbagai macam manfaat yang sangat berguna bagi supervisor. Adapun manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai berikut:
1. Pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik.
2. Untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi akademik.
3. Penjamin penghematan dan keefektifan penggunaan sumber daya sekolah (tenaga, waktu, dan biaya).28
F. Peranan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
Supervisi akademik kepala sekolah merupakan bentuk layanan dalam rangka pembinaan terhadap guru-guru terutama dalam uapaya mempertahankan, mengubah atau memperbaiki perilaku mengajar guru. Kepalsa sekolah memiliki peran yang sangat pwnting dalam pelaksanaan supervisi menurut Goleman yang dikutip muslim”Tentunya kepala sekolah memiliki memiliki kecerdasan
emosional yang terrefleksikan dalam bentuk kesadaran diri dan kendali dorongan hati, semangat, dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial.”29
Menurut Kimbal wiles yang dikutip Sahertian, supervisi berfungsi untuk membantu (assisting) memberikan dukungan, (supporting), dan mengikutsertakan (Sharring).30 Dari fungsi tersebut , peran supervisi akan terlihat dalam kinerja seorang supervisor. Dalam pelaksanaannya supervisor dapat berperan sebagai koordinator, konsultan, pemimpin kelompok, dan evaluator. Sebagai koordinator harus dapat mengkoordinasikan program belajar mengajar, tugas dari berbagai kegiatan yang berbeda diantara guru-guru. Seperti mengkoordinasikan tugas guru, mengajar satu pelajaran yang dibina oleh
28Lantip D.P dan Sudiyono, Supervisi Pendidikan,…, 96.
29 Sri banun Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan kualitas Profesionalisme Guru ,
Bandung Alfabeta, 2013,71.
beberapa orang guru. Sebagai konsultan supervisor dapat emberikan bantuan mengkonsultasikan masalah yang dialami guru, baik secara invidu ataupun kelompok. Misalnya ada kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar, dan guru sulit mengatasinya dalam kegiatan belajar dikelas. Sebagai pemimpin kelompok, supervisor dapat memimpin guru-guru dalam mengembangkan potensi kelompok, misalnya saat pengembangan kurikulum, materi pelajaran, dan kebutuhan profesional guru secara bersama. Dan sebagai evaluator, supervisor dapat membantu guru menilai hasil dan proses belajar, menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Dia juga dapat merefleksi dirinya sendiri. Misalnya pada akhir semester dia dapat mengevaluasi dirinya sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap guru atau siswa yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan diri.31
Peran supervisi tersebut hendaknya terus menerus dikembangkan dalam pelaksanaan tugas supervisor untuk membantu guru melaksanakan tugas utamanya supaya lebih baik. Disamping itu seorang supervisor harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang cooperative learning dan group process. Uraian di atas memberikan gambaran bahwa seorang supervisor yakni kepala sekolah harus memiliki sejumlah kompetensi, tidak cukup hanya didasarkan atas pengalaman semata. Dengan demikian peran kepala sekolah dalam melakukan supervisi niscaya dapat meningkatkan kompetensi profesional guru PAI di lembaga pendidikan yang dipimpinnya.
31Hamdani,”Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah di sekolah Dasar Kecamatan
G. Teknik Supervisi Akademik
Agar pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif,diperlukan sebuah keterampilan tekhnikal yang harus dimiliki oleh seorang supervisor. Keterampilan yang dimaksud berupa kemampuan menerapkan teknik-teknik supervisi yang tepat dalam pelaksanaan kegiatan supervisi. Pemahaman dan penguasaan teknik-teknik tersebut oleh supervisor, menjadi suatu keharusan jika ingin pelaksanaan supervisi di sekolah/madrasah, dapat berjalan dengan baik sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran. Teknik supervisi akademik merupakan suatu cara yang digunakan oleh seorang supervisor dalam memberikan pelayanan dan bantuan kepada guru yang disupervisi. Teknik-teknik supervisi pendidikan dapat ditinjau dari banyaknya guru dan cara menghadapi guru.32 Secara umum, teknik-teknik supervisi yang seharusnya
dipahami dan dikuasai oleh seorang supervisor ada dua macam. Kedua macam teknik tersebut yaitu teknik supervisi individual dan teknik supervisi kelompok .
Teknik supervisi pendidikan adalah atat yang digunakan oleh supervisor untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan perbaikanpengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupunsecara perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media komunikasi.33 Adapun teknik supervisi
32
Hendiyat Soetopo dan Easti Soemanto, Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan,
Jakarta: Bina Aksara, 1984, 44
33 Sagala Syaiful, Manajemen Startegik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
kelompok menurut mataheru dalam sagala terdiri dari rapat guru, workshop, seminar, kepemimpinan, konseling kelompok, buletin, karya wisata, dan penataran atau penyegaran.34 Sedangkan supervisi teknik individual menurut mataheru dan segala yaitu observasi kelas, kunjungan kelas, percakapan pribadi, kunjungan rumah, dan saling mengunjungi.35
Indikator supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi provesional Guru PAI yang di gunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Merencanakan supervisi 2. Mensosialisasikan supervisi . 3. Melaksanakan supervisi .
4. Melaksanakan tindak lanjut supervisi . 5. Menentukan model supervisi
6. Mengunakan teknik supervisi. 7. Mengunakan pendekatan supervisi.
H. KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
1. Pengertian Kompetensi Profesional
Menurut Donni Juni Priansa kompetensi profesional adalah adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan terintegrasikannya konten pembelajaran dengan menggunakan TIK dan membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP, Penjelasan Pasal 28 ayat 3 butir c).36 Menurut Ennar Ratriany Assa
kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi segala hal.37
Menurut Asian Institut for Teacher Education dalam bukunya H.E Mulyasa Indikator dari kompetensi profesional secara umum ada 8 kompetensi yang dari 8 tersebut dijabarkan lagi menjadi 23 poin penting.38
Dari sekian banyaknya peneliti memfokuskan pada menguasai bahan dan pendalaman bidang studi, mengelola pembelajaran dengan merumuskan tujuan dan memilih metode efektif, menggunakan media dan sumber belajar serta membuat alat bantu mengajar.
Menurut Undang –undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 8 menyatakan guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memilki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada Pasal 1 ayat 10, disebutkan: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. Pasal 10 ayat 1
menyatakan kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
36 Donni Juni Priansa, Kinerja dan Profesionalisme Guru, Bandung: Alfabeta, 2014, 127.
37
Enar Ratriany Assa, Strategy of Learning Hal-Hal yang Boleh dan Tidak Boleh dilakukan oleh Guru saat Mengajar, Yogyakarta: Araska, 2015, 33.
38
professional.39
Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru bab II pasal 3 dijelaskan bahwa kompetensi professional sebagaimana dimaksud adalah kemampuan guru dalam menguasai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya yang diampunya yang sekurang – kurangnya meliputi penguasaan:
a. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai standar isi, program satuan pendidikan, mata pelajaran dan kelompok mata pelajaran yang diampu,
b. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi atau seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan program satuan pendidikan, mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran yang diampu.40
Slamet PH yang dikutip Sagala menjelaskan, kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi yang terdiri dari sub-kompetensi:
a.Memahami mata pelajaran,
b.Memahami standar kompetensi dan standar isi sesuai Peraturan Menteri, c.Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan,
d.Menerapkan konsep keilmuan dalam kehidupan sehari – hari.41
39 Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. 40 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008.
41 Syaiful Sagala, Kemampuan Profesioanal Guru Dan Tenaga Kependidikan, Bandung:
Kompetensi profesional guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik.42 Sesuai dengan cakupan definisi pendidikan agama dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 Pasal 1, yaitu:
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dalam bentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.43
Sehubungan dengan Pendidikan Agama Islam (PAI), seorang Guru PAI harus memiliki kemampuan profesional agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dari mata pelajaran yang diampunya, terhadap diri siswa muslim, yang meliputi; sikap, kepribadian, keterampilan dan pengamalan ajaran agamanya.
Menurut Muhaimin dan Abdul Mujib yang dikutif Abdul Majid menjelaskan bahwa seorang Guru Agama Islam (Guru PAI) harus memiliki kompetensi profesional sebagai berikut:
a. Menguasai materi Al-Islam yang komprehensif serta wawasan dan bahan pengajaran, terutama pada bidang yang menjadi tugasnya,
b. Mengusai strategi yang mencakup, pendekatan, metode dan teknik pendidikan islam termasuk kemampuan evaluasinya,
c. Menguasai ilmu dan wawasan pendidikan,
d. Memahami prinsif-prinsif dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan pada umumnya guna keperluan pengembangan Pendidikan Islam. Menuntut
42 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet.7, 2011, 18.
kepekaan terhadap informasi secara langsung atau tidak langsung yang mendukung kepentingan tugasnya.44
Sehubungan dengan kompetensi profesional, secara rinci Masaong mengungkapan bahwa seorang Guru PAI harus:
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran PAI,
b. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran / bidang pengembangan PAI,
c. Mengembangkan materi pembelajaran PAI secara kreatif,
d. Mengembangkan keprofesionalan Guru PAI secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif,
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.45
Sedangkan dalam permen nomor 16 tahun 2007 membagi kompetensi profesional guru ke dalam 5 kompetensi inti sebagai berikut :
a. Menguasai materi, strutur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai standar kompetensi dan dasar mata pelajaran yang diampu c. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif
e. Memanfaatakan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.46.
Dari beberapa uraian diatas, indikator kompetensi profesional guru pendidikan agama islam( PAI ) yang digunakan, dalam penelitian ini adalah yang sesui dengan Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 sebagai berikut:
a. Mampu menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran PAI.
b. Mampu menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran PAI.
c. Mampu mengembangkan materi pembelajaran PAI. Secara kreatif. d. Mampu mengembangkan keprofesionalan Guru PAI secara
berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif pada mata pelajaran PAI.
e. Mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk mengembangkan diri.
46 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 tahun 2007 Tentang
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian merupakan penelitian kualitatif. Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.47 Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data-data yang telah diperoleh daari lapangan maupun literatur kepustakaan yang berkaitan dengan pembahasan.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode studi lapangan (field research). Dengan pendekatan deskriptif natturalistik, karena penelitian ini
dilakukan pada kondisi alamiah. Sumber datanya ialah situasi wajar,peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi wanancara dan dokumentasi .48 3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP VIP (Versi Integrated Pesantren) Al Huda Jetis Kutosari Kutosari dan SMP MIBS (Muhammadiyah Integrated Boarding School) Kebumen Tahun 2017.
4. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh dalam penelitan ini berasal dari kepala Sekolah dan guru PAI SMP VIP Al Hud dan SMP MIBS Kebumen.
Data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya dalam hal ini melalui guru-guru PAI, serta dokumen yang terkait dengan penelitian. Semua itu untuk menjelaskan supervisi akademik kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru SMP VIP Al Huda dan SMP MIBS Kebumen.
5. Teknik Pengumpulan Data a. Teknik Observasi
Dalam proses pengumpulan data dan pencatatan dilakukan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki secara sistematik.49 Dalam hal ini, observasi dilakukan untuk meneliti tentang gambaran lokasi penelitian, aktivitas supervisi akademik kepala SMP VIP Al Huda dan SMP MIBS Kebumen untuk mengambil data tentang peran supervisi akademik kepala sekolah dan evaluasi kinerja guru PAI dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik di SMP VIP Al-Huda dan SMP MIBS Kebumen.
b. Teknik Wawancara
Dalam penelitian ini, peneliti memilih bentuk wawancara tak terstruktur. Wawancara tak terstruktur dalam pelaksanaan tanya jawab
mengalir seperti dalam percakapan sehari-hari.50 Alasan peneliti menggunakan teknik wawancara tak terstruktur adalah untuk memberikan kesempatan kepada seseorang atau responden untuk menyatakan dan menangkap pernyataan secara mendetail. Yang menjadi informan dalam penelitian ini terdiri dari (1) kepala sekolah, (2) guru SMP VIP Al Huda Jetis Kutosari dan SMP MIBS Kebumen,
c. Teknik Dokumentasi
Teknik ini dikenal dengan penelitian dokumentasi (documentation research) yang mencari data melalui beberapa arsip dan dokumen sejarah
madrasah/sekolah, raport, surat kabar, majalah, jurnal, buku dan benda-benda tulis lainnya yang relevan.51
Dalam penelitian ini metode dokumentasi untuk mengumpulkan data tentang supervisi akademik kepala sekolah di SMP VIP Al Huda dan SMP MIBS Kebumen.
6. Analisis Data
Setelah seluruh data yang dibutuhkan berhsil dikumpulkan, langkah selanjutnya adalah melakukan proses verifikasi data supaya data yang ada dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Penelitian kualitatif terdapat empat kriteria yang dapat digunakan dalam uji validitas data yaitu berkaitan
50 Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian ..., 191
51 Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan, Jakarta: Rineka Cipta 1993,
dengan derajat kepercayaan (credibelity) keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability)52.
Data tersebut diuji keabsahan dengan triangulasi sumber data, untuk mengetahui sejauh mana temuan-temuan di lapangan benar-benar representatif untuk dijadikan pedoman analisis dan juga untuk mendapatkan informasi yang luas tentang perspektif penelitian. 53
Teknik yang digunakan dalam triangulasi sumber data adalah dengan menggunakan banyak sumber untuk satu data yaitu membandingkan antara hasil wawancara dengan hasil observasi antara ucapan informan di depan umum dengan ucapan ketika informan sendirian (secara informal). Dan antara hasil wawancara dengan data yang ada pada dokumen. Juga dilakukan chek-richek, konsultasi dengan kepala sekolah, guru dan sumber-sumber data yang terkait. Adapun analisis data pada penelitian ini mengikuti model Miles and Hubermen seperti yang dikutip Sugiyono sebagai berikut:
Gambar 1.1. Analisis Model Miles dan Hubermen
52 Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian..., 173. 53 Lexy J. Moleong Metodologi Penelitian..., 177.
Data colection
Data reduction conclusion
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif. Langkah – langkah analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi,
b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut,
c. Menyusun data dalam satuan – satuan yang relevan,
d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding), e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data melalui data observasi,
dokumentasi, dan wawancara,
f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta – fakta khusus kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.54
B. GAMBARAN UMUM SEKOLAH BERBASIS PESANTREN
1. SMP VIP AL-HUDA JETIS, KUTOSARI, KEBUMEN
a. Sejarah SMP VIP Al-Huda
Syaikhuna Wamurobbiruhina Asysyaikh Al ‘Alim Al ‘Alamah KH.
Abdurrohman adalah pendiri sekaligus Pengasuh pondok pesantren Al-Huda Jetis Kutosari Kebumen yang didirikan pada tahun 1801 M.
Kebetulan pada saat itu Bupati Kebumen membutuhkan seorang Kyai untuk ditempatkan di desa Kutosari tepatnya di dukuh Jetis, akhirnya Beliau ditempatkan di Jetis yang saat itu namanya telah diganti menjadi KH. Abdurrohman. Pada mulanya Jetis merupakan hutan belantara yang sangat angker dan wingit, tapi berkat jasa serta kesaktian yang dimilikinya akhirnya beliau mampu menaklukan semua dedemit yang ada disana. Kemudian beliau
wafat, laju kepemimpinan pondok dipegang oleh putranya yang sulung KH. Abdul Kholiq, seorang kyai yang bertempramental keras dan sangat disiplin,
tapi sayang ketika beliau sedang semangat-semangatnya mengasuh pondok beliau dipanggil untuk menghadap Rahmatulloh. Setelah beliau wafat, digantikan oleh adiknya yaitu Syaikhina Wamurobbiruhina Romo KH. Wahib
Machfudz dan adiknya Romo KH. Yazid Machfudz.
Dalam pendidikannya pondok pesantren AL-Huda, menganut sistim salafi dimana setiap pembelajarannya selalu memakai dasar kitab-kitab
karangan Ulama salaf atau lebih terkenal dengan sebutan Kitab Salafy atau pula sering disebut kitab gundul atau kitab kuning.
Pada perkembangannya Pondok Pesantren Al-Huda, setiap tahunnya
selalu menunjukan grafik yang selalu meningkat terlihat dari tahun 2000 yang tercatat hanya sekitar 400 santri sekarang meningkat mencapai lebih dari 600 santri yang semuanya datang dari berbagai penjuru daerah di Indonesia seperti Cilacap, Ciamis, Jakarta, Lampung, dan juga dari daerahnya sendiri Kebumen dan tidak jarang pula datang dari kota – kota seberang seperti palembang, Riau, Jambi, Bengkulu, Irian Jaya, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan berbagai daerah lainnya.
b. Struktur Pengurus SMP VIP Al- Huda Kebumen
1) Pimpinan / Pengasuh Pondok Pesantren Al-Huda
- KH. Yazid Mahfudz ( Pengasuh Pondok Pesantren )
- KH. Yazid Mahfudz (Direktur Masroh Pondok Pesantren)
2) Kepala Sekolah : Farkhanudin, S.Pd.M.Pd
c. Visi dan Misi
1) VISI
Cerdas, Berprestasi, Santun, dan Islami 2) MISI
a) Menyelenggarakan Pendidikan pesantren dengan berpaham Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan Berbudaya Pesantren Salafy.
b) Menyelenggarakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
c) Menyelenggarakan praktek kegiatan beribadah, ilmu pengetahuan dan teknologi.
d) Meningkatkan SDM Guru dan Karyawan
d. Pengasuh, Asatidz, Dan Santri
Sosok Kyai merupakan sosok yang sangat berpengaruh dalam sebuah Pesantren. Pertumbuhan dan perkembangannya semua tergantung pada Sosok Kyai, dan tidak jarang dari kalangan masyarakat yang akan memondokkan putranya tidak melihat mewahnya bangunan pesantren atau sarana prasarana yang lengkap tapi mereka memandang sosok pengasuhnya.
Pondok Beliau juga diamanati sebagai Rois Syuriah PWNU Kabupaten Kebumen yang sangat menyita waktunya.
Berkat kealiman, kearifan, dan kepribadiannya yang tinggi tidak heran Beliau menjadi sosok Kyai yang dikagumi oleh para santri-santrinya, dan juga tokoh yang disegani oleh masyarakat umum bahkan
sampai para pejabat sekalipun mereka selalu patuh terhadap sosok Beliau.
Keadaan tenaga pendidk di SMP VIP Al Huda jetis terdiri dari 37
Guru dan karyawan terdiri 27 guru 6 Staf tata usaha 1 Kepala tata usaha 1 perpustakawan 1 Satpam 1 Caraka ( Petugas kebersihan ).
Terdapat 3 ( tiga ) guru PAI atas nama Farhanudin
S.Pd,M.Pd.Ahmad Komarudin,S.Pd.I dan Siti badiatul Firdaus,S.Pd.I. Keadaan Ustadz diambil dari lulusan-lulusan terbaik Madrasah Roudlotul Huda dan juga para alumni yang sengaja ditempatkan di sekitar Pondok Pesantren AL-Huda, yang kesemuanya merupakan lulusan Madrasah Roudlotul Huda, dibantu oleh Putra-Putri Pengasuh yang kesemuanya mempunyai Skill yang tinggi dalam ilmu agamanya, Ustadz/ Ustadahnya, yang memperjuangkan serta mempertahankan kesalafan Pondok Pesantren ditengah-tengah lajunya perkembangan zaman yang sangat pesat.
Tabel 3.1 Data Guru PAI SMP VIP Al Huda Jetis Kebumen
No Nama Pendidikan Sertifikasi Ket
2 Akhmad Komarudin,
1. Farhanudin S.Pd,I ,M.Pd Kepala Sekolah
2. Akhmad Komarudin, S.Pd.I Wakil Kepala
Sekolah
Urusan Kurikulum
3. Umar, S.Pd Guru Urusan Humas
4. Zaenal Arifin, S.Pd.I Guru Urusan Kesiswaan
5. Wawan Hariyanto,S.Pd.I Guru Sarpras
6. Siti Badi'atul Firdos, S.Pd.I Guru PAI
7. Akhmad Muddofar, M.Pd.I Kepala TU
8. Sodikin Satpam
f. Data Siswa
Berdasarka data keadaan peserta didik pada tahun 2016/2017 .siswa SMP VIP Al Huda Jetis terdidri dari :
Siwa kelas VII berjumlah 192 ,kelas VIII 163, kelas IX 153. Pembelajaran dilaksanakan dalam 3 ( tiga) rombongan belajar yaitu :
2) Siswa kelas VIII : 6 kelas 3) Siswa kelas IX : 6 kelas Kultur Kepesantrenan
1) Pendalaman Ilmu-ilmu Agama (tafaqquh fi al din) 2) Berbasis Masyarakat (al-Mujtama’iyyah)
3) Mondok (muqim)
a) Keteladanan (Uswah hasanah) b) Kesalehan (sholih)
c) Kepatuhan (Tha’ah)
d) Kemandirian (al-I’timad ala al nafs) e) Kedisiplinan (Nidzomi)
f) Kesederhanaan (zuhd) g) Toleransi (Tasammuh) h) Kana’ah (Qona’ah) i) Rendah Hati (Tawaddhu’) j) Ketabahan (Shobar)
k) Kesetiakawanan (Ukhuwah) l) Ketulusan (Ikhlas)
g. Sarana dan Prasarana Sekolah
1) Luas Tanah : 13.325
2) Luas Bangunan : 10. 250
3) Musholla : 2 lokal
5) Perpustakaan utama : 2 lokal 6) Kantin dan warung santri : 5 lokal 7) Guest Home/Ruang tamu : 2 lokal
8) Gedung Sekolah : 34 lokal
9) Lapangan Bola : belum ada
10) Lapangan Volly : 2 lokal
11) Kantor dan administrasi : 4 lokal 12) Kantor guru/ Asatidz : 3 Lokal 13) Laboratorium multimedia : Belum ada 14) Laboratorium Praktek IPA : belum ada 15) Gedung Pusat Bahasa Asing : Belum ada 16) Kamar mandi dan toilet : 55 lokal
17) Kampus baru yang luas, bersih, nyaman, dan representatif. 18) Ruang Kelas VIP dengan fasilitas AC.
19) Iklim pendidikan yang religius.
20) Biaya Pendidikan dan Pondok terjangkau.
H.Kurikulum Pembelajaran
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ) 2) Kurikulum Pesantren
c) Bandungan Kitab Tafsir, Ihya’ Ulumiddin, Fiqih, dan Ta’limul Muta’alim.
d) Madrasah Diniyah (Akhlaq, Tauhid, Fiqih, Tarikh, B. Arab dan R. Mahidl)
3) Program Kurikulum Penunjang : a. Tilawatil Qur’an (Ahad) b. Komputer/TIK (Setiap hari)
c. Demonstrasi Bahasa Asing (Kamis, Jum'at, Sabtu) d. Pramuka & PMR (Jumat)
e. Pencak Silat (Ahad)
f. Demonstrasi Bahasa Asing (Kamis, Jum'at, Sabtu) g. Khitobah dan Barzanji (Malam Jumat)
h. Kunjungan Ilmiah/Wisata Rohani (2 tahun sekali)
4) Ciri Khas Pesantren SMP VIP Al Huda
1. Ilmu Alat/Nahwu Sharaf 2. Al Quran
3. Tahfidzul Qur’an
Kegiatan pendidikan atau selain pendidikan yang pelaksanaannya paling dominan, misalnya : Tafsir Qur’an/Tahfizh Qur’an/ Hadits/ Fiqih/
Akhlaq/Pertanian/ Keterampilan/ IT/Umum/dan sebagainya hanya diisi satu jenis yang paling dominan.
I. Pesrtasi Siswa
a. Juara I Pidato Bahasa Inggris : Tingkat Kabupaten b. Juara I Pidato Bahasa Arab : Tingkat Kabupaten c. Juara I Lomba Adzan : Tingkat Kabupaten d. Juara I MTQ Pelajar : Tingkat Kabupaten e. Juara III Lomba Sinopsis : Tingkat Kabupaten f. Juara I MTQ Pelajar : Tingkat Propinsi g. Peserta Demonstrasi Bahasa Inggris : Tingkat Propinsi h. Peserta emonstrasi Bahasa Arab : Tingkat Propinsi i. Peserta Debat Bahasa Asing : tingkat Propinsi j. Juara I Lomba Dakwah : Tingkat Kabupaten k. Juara I lomba Tilawah : Tingkat Kabupaten l. Juara III Parade Puisi : Tingkat Kabupaten m. Juara III POPDA Bola Volly : Jawa Tengah n. Juara III Penyuluhan kesehatan : Tingkat Propinsi
o. Juara I MQK : Tingkat Kabupaten
t. UN terbaik swasta se Kabupaten Kebumen u. Peringkat 3 UN Se Kabupaten Kebumen
Tabel 3.3 Agenda Kegiatan Sehari-hari SMP VIP Al Huda Kebumen
NO WAKTU KEGIATAN
1 04.00 - 04.30 Persiapan Jama'ah Shalat Shubuh 2 04.30 - 05.00 Jama'ah Shalat Shubuh
3 05.00 - 06.00 Pengajian Fasholatan, Juz 'Amma, Al-Qur'an 4 06.00 - 06.30 Persiapan berangkat Sekolah (MCK)
5 06.30 - 06.45 Shalat Dluha, Sarapan pagi 6 06.45 - 07.00 Berangkat Sekolah
7 07.00 - 07.15 Pembiasaan di Sekolah
8 07.15 - 12.30 Pulang Sekolah, Jama'ah Shalat Dhuhur
9 07.00 – 12.30 KBM di sekolah
10 12.30 - 13.00 Pembiasaan Bahasa Asing, Makan Siang
11 13.00 - 13.30 Istirahat
12 13.30 - 15.00 Persiapan Jama'ah Shalat 'Ashar (MCK)
13 15.00 - 15.30 Jama'ah Shalat 'Ashar
14 15.30 - 16.00 Madrasah Diniyah (MADIN)
15 16.00 - 17.15 Pembiasaan Bahasa Asing, Makan Sore
16 17.15 - 18.00 Jama'ah Shalat Maghrib
17 18.00 - 18.30 Pengajian Nahwu dan Shorof
18 18.30 - 20.00 Jama'ah Shalat 'Isya
19 20.00 - 20.30 Pengajian langsung dengan Romo Kyai (semua santri)
20 20.30 - 21.00 Pengajian Tasrif
2. PROFIL SMP MIBS KEBUMEN
a. Sejarah Berdirinya SMP MIBS Kebumen
Pesantren Modern MIBS Kebumen berdiri berdasarkan keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang mewajibkan pada setiap daerah memiliki pesantren binaan muhammadiyah daerah setempat. Keputusan ini ditanggapi dengan penuh semangat oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kebumen sehingga terbentuklah kepanitian dan berdirilah Pesantren Modern MIBS Kebumen.
MIBS Kebumen berdiri dan disahkan pada 11 Januari 2015 Masehi yang bertepatan dengan 09 Rabiul Awwal 1435 Hijriyah. Disahkan oleh Prof. DR. H.M. Amien Rais, MA di halaman utama SMA Muhammadiyah Kebumen. MIBS pada awal mulanya berdiri dengan nama MBS Kebumen yang kemudian oleh Prof. DR. Eng. Imam Robandi dianjurkan untuk memiliki ciri dan identitas lain dari MBS yang sudah ada, diubahlah MBS Kebumen menjadi MIBS Kebumen Muhammadiyah Integrated Boarding School Kebumen.
berkemajuan.Hingga saat ini MIBS Kebumen sudah resmi memiliki ijin operasional SMP MIBS Kebumen dan nantinya akan dilanjutkan dengan SMA MIBS Kebumen. Dengan harapan akan lebih mandiri dan terus berkembang bahkan hingga perguruan tinggi.
b. Visi dan Misi Sekolah
Menjadi lembaga pendidikan pesantren yang memiliki keunggulan dalam menghasilkan generasi yang Percaya Diri, Memiliki Pemahaman syar’i, dan berjiwa pemimpin.
Misi Sekolah
1) Mempersiapkan generasi muda yang berkualitas menuju terbentuknya khairu ummah.
2) Menyelenggarakan sistem pendidikan yang kondusif terhadap
pembentukan pribadi yang percaya diri.
3) Membentuk generasi yang memiliki jiwa kepemimpinan serta peduli terhadap ummat.
4) Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang menuju ulama yang berjiwa besar dan berpengetahuan luas.
5) Mempersiapkan warga Negara yang berkepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
c. Stuktur Organisasi SMP MIBS Kebumen
Tabel 3.4 Stuktur Organisasi SMP MIBS Kebumen
No Struktural Fungsional
1. Khamim Mustofa ,M.Pd Kepala Sekolah
2. Imam Yudiantoro,M.Pd Wakil Kepala
Sekolah
Urusan Kurikulum
3. Amin Mustaqim Guru Urusan Humas
4. Muhrofin, LC Guru Urusan Kesiswaan
5. Avan Hanzahnanggara,S.Pd Guru Sarpras
6. Septiya Mulyani Guru Urusan 7 K
7. Farhan Indra Fahrudi,S.Hi,MH Guru Koor .Aik
8. Adam Kholid,SE Ka. Tu -
9. Siti Mahmudah Bendahara Sekolah -
10. Nana Prabananggara - Ka. Perpustakaan
d. Data siswa
Berdasarka data keadaan peserta didik pada tahun 2016/2017 .siswa SMP MIBS Kebumen dan semua bertempat tinggal di sekolah terdidri dari :
Siwa kelas VII berjumlah 22 ,kelas VIII 22, kelas IX 27. Pembelajaran dilaksanakan dalam 3 ( tiga) rombongan belajar yaitu : 1)
1) Siswa kelas VII : 1 kelas 2) Siswa kelas VIII : 1 kelas 3) Siswa kelas IX : 1 kelas
e. Sarana dan prasarana
Gedung milik sendiri dan memiliki 3 ruang asrama 3 rombongan belajar 1 ruang guru
f. Kurikulum dan model pembelajaran
semua siswa SMP MIBS semua laki- laki dan ber tempat tinggal di asrama .
g. Prestasi siswa yang pernah di proleh pada mapel PAI: 1. juara 3 tahfid qur’an 2016 Mapsi
2. juara 1 tahfid qur’an 2016 Tingkat kecamatan kebumen 3. juara 1 lomba al islam 2016 di gombong
BAB IV
DESKRIPSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH
Supervisi akademik kepala sekolah di SMP VIP Al Huda dan SMP MIBS Kebumen dilakukan dengan kegiatan sebagai berikut :
A. Supervisi Kelas
Kegiatan supervisi kelas dimulai dengan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut supervisi.
1. Perencanaan Supervisi Kelas
a. SMP VIP Al-Huda
Perencanaan supervisi akademik dilakukan kepala sekolah SMP VIP Al-Huda dengan menyusun program supervisi diawal tahun ajaran baru. Perencanaan ini nantinya menjadi pedoman untuk pelaksanaan supervisi kepala sekolah terhadap semua guru, baik Guru PAI maupun guru mata pelajaran lainnya. Rencana supervisi akademik ini dalam rangka pelaksanaan delapan standar kompetensi pendidikan yang menjadi acuan mutu sekolah. Penyusunan rencana dan program supervisi sangatlah penting bagi kepala sekolah sebagaimana disampaikan Kepala SMP VIP Al Huda, Farkhanudin S.Pd.I.M.Pd, berikut ini:
disetiap awal tahun ajaran baru, program supervisi ini juga saya sosialisasikan pada waktu rapat”.55
Penjelasan kepala sekolah di atas dikuatkan oleh Guru PAI SMP VIP Al Huda Jetis Kebumen Siti Badiatul Firdaus, S.Pd.I berikut ini:
“Biasanya penyusunan program supervisi di SMP VIP Al-Huda dilakukan pada tahun ajaran baru, sementara waktu dan pelaksanaannya disesuaikan dengan kalender pendidikan, dan saya mempersiapkan admistarsi dan perangkat pembelajaran baik itu silabus, rpp, prota dan promes.”56
Sedangkan menurut bapak Ahmad Komaruddin, S.PdI sebagai berikut: “Untuk penyusunan jadwal supervisi, bapak kepala sekolah mengadakan rapat dengan dewan guru membahas tentang program sekolah, pembagian tugas mengajar, pembinaan kegiatan ekstra dan intra kurikuler, termasuk di dalamnya program supervisi kelas. Dan itu dibahas bersama dewan guru dan juga Guru PAI pada rapat di awal tahun ajaran baru”.57
Kemudian berdasarkan informasi dari guru dan Kepala sekolah SMP VIP Al-Huda, bahwa dalam menyusun program supervisi dibantu oleh wakil bidang akademik yaitu wakil kepala sekolah bagian kurikulum. Kepala sekolah melibatkan guru dalam menyusun program supervisi, selalu berkoordinasi tentang jadwal dan waktu pelaksanaan.
Dalam menyusun program supervisi kepala sekolah memasukan tehnik supervisi kunjungan kelas, obervasi kelas dan percakapan pribadi yang dikoordinasikan dengan guru terkait, hal ini dimaksudkan agar semua Guru PAI terlibat dan ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaannya. Apabila guru PA mengetahui adanya kegiatan supervisi, maka mereka akan mempersiapkan diri
55 Wawancara dengan Farkhanudin Kepala Sekolah SMP VIP Al HudaTanggal 23 Mei 2017.
56Wawancara dengan siti badiatul firdaus guru PAI SMP VIP Al Huda tanggal 23 Mei 2017
sebaik mungkin dan dapat mempersiapkan admistrasi serta perangkat pembelajaran PAI .
b. SMP MIBS Kebumen
Kepala sekolah merencanakan supervisi akademik pada awal tahun ajaran dengan menyusun jadwal yang terlebih dahulu disosialisasikan kepada dewan guru di dalam rapat . Sebagaimana penjelasan Pak Khamim Mustofa, M.Pd sebagai kepala sekolah :
“Saya mempunyai jadwal yang telah ditentukan untuk melaksanakan supervisi yang dilaksanakan semester satu kali atau dua kali dalam setahun dengan orang (guru) yang berbeda. Sedangkan untuk jadwal supervisi guru PAI saya berkoordinasi dengan pengawas PAI agar tidak bertabrakan. Selain saya juga melihat siapa saja orang yang kurang dalam melaksanakan proses pembelajaran, pelaksanaan prosedurnya ada yang diberitahukan terlebih dahulu dan ada yang tidak. Masing-masing prosedur memiliki tujuan tersendiri, tergantung kesiapan dari guru.”.58 Penjelasan kepala sekolah tersebut di atas juga di dibenarkan oleh salah satu guru PAI, bapak Mukhrofin, Lc
“Benar pak, kepala sekolah di tempat kami telah membuat jadwal supervisi, jadwal supervisi disosialisasikan kepada semua guru termasuk saya selaku guru PAI, biasanya melalui rapat dewan guru”59
Berdasarkan observasi dan dokumentasi yang diperoleh penulis, dapat digambarkan bahwa di sekolah MIBS sebelum pelaksanaan supervisi kepala sekolah, terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan menyusun program supervisi akademik dalam meningkatkan kompetensi guru PAI.
2. Pelaksanaan Supervisi Kelas
Berdasarkan temuan di SMP VIP Al-Huda dan SMP MIBS Kabupaten Kebumen, bahwa pelaksanan supervisi akademik kepala sekolah sebagai berikut: