• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUD I KORELASI ANTARA EFEKTIVITAS BIMBiNGAN CEAGAMAAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN S1SWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS II SMK DIPONEGORO SALAT1GA TAHUN 20052006 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STUD I KORELASI ANTARA EFEKTIVITAS BIMBiNGAN CEAGAMAAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN S1SWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS II SMK DIPONEGORO SALAT1GA TAHUN 20052006 SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

STUD I KORELASI ANTARA EFEKTIVITAS BIMBiNGAN CEAGAMAAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN S1SWA

PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS II SMK DIPONEGORO SALAT1GA

TAHUN 2005/2006

S K R I P S I

Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Dalam Ilmu Tarbiyah.

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH T1NGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

(2)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGE RI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tcntara Pelajar 02 Te)p.(0298) 323706,323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsa!atiga.ac.id

DEKLARASI

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penelhi menyalakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pemah

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi : atupun pikiran-pikiran orang lain,

kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yar g dijadikan bahan rujukan.

Apabila dikemudian hari temyata terdapai materi atau pikiran-pikiran orang

lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, naka peneliti sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian ini di hadapan sidang munaqosyah

skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 3 Juli 2006

Peneliti

(3)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : NUR AZIZAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 02 028

yang berjudul STUD1 KORELASI ANTARA EFEKTIVITAS BIMBINGAN

KEAGAMAAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN SISWA PADA

MATA PELAJARAN PEND1D1KAN AGAMA ISLAM PADA SISWA

KELAS II SMK DIPONEGORO SALATIGA TAHLN 2005/2006 telah

dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi

Agama Islam Ncgeri Salatiga, pada hari Sabtu, 5 Agustus 2006 yang bertepatan

dengan tanggal 10 Rajab 1427 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

_ . . 5 Agustus 2006 M Salatiga, ---- - ---10 Rajab 1427 H

Panitia Ujian

(4)

Drs. H.M Banany

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka

bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudari:

Nama : NUR A7JZAH

NIM : 111 02 028

Jurusan/program Studi : Tarbiyah/Pendidikan A gam Islam

Judul : STUDI KORELAS1 ANTARA EFEKTIVITAS

BIMB1NGAN KEAGAMAAN TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA KELAS II SMK

Wassalamu 'alaikum Wr. Wb

Salatiga, 20 April 2006

ibimbing

Banany

(5)

MOTTO

(Do’a mrmSen^an ^e^uatan 6agiyang CemaH,

!MemSuat orang tiifaf^percaya jacfipercaya,

(6)

PERSEMBAHAN

(persemoafiank'i

<Buat JAyafi dan ib u C ii y a n g te rc in ta

S erta 6 u a t d a n a d t ^ u se m m n n ya

y a n g dengan segaCa ^etuCusan dan

Serendafiar. f ia t i teCab Sanya

£

m emberibgn

sema -igat d a n du b u n g a n y a n g t id a ^ tcmiCai

Sarg, m y a baif^secara moriC m aupun s p iritu iC

dem i CeCancaran d a n terseCesainya s tu d i d a ri

awaCCiingga a k fiir.

TVtVR MATVR NVWVN

1. <duat W apal^tDrs. ‘H.CM (Banany S erta CeCuarga 6esar

J/lC-TJAdJA te rim a ka sifi a tas segaCa 6 a n tu a n n ya

Sefiingga terseCesainya pen uCisan s firip s i in i

2. (Buat semua tem en-tem en seperfuangan y a n g

senantiasa m em beribgn in s p ira s i d i seCa-seCa

CcCemafianbjx daCam p enyusuna n s fy ip s i d a n maCgsih

a ta s m o tiv a s i da n dorongannya

3. T a ll Cupa Suat { eCuarga 6e.;ar JisQ s.C om , ‘M a S g sih

Sanget a tas semua S antuaiiya.

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas

segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapa. menyelesaikan skripsi

ini. Tak lupa shoiawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW yang membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman

terang-benderang. Berkat anugerah dan petunjuk d iri Allah SWT, penulisan skripsi

ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyarata i guna memperoleh gelar saijana

dalam Pendidikan Agama Islam Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.

Juga tak lupa penulis sampaikan teriraa kasih ini, serta penghargaan

setinggi-tingginya kepada:

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku ketua STAIN Salatiga.

2. Drs Sa’adi M.Ag, selaku ketua jurusan Tarbiyah

3. Nur Hasanah M.Ag, Sciaku Ketua Progdi PAI

4. Drs. H.M Banany, selaku pembimbing skripsi yang dengan sabar dan

ikhlas telah meluangkan waktunya untuk membiinbing dan mengarahkan

dalam penilisan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen STAIN Salatiga.

6. Segcnap Civitas Akademik STAIN Salatiga.

7. Teman sejawat dan semua pihak yang telah membantu dan memberi

molivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

(8)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini mash jauh dari kata sempuma,

oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang

bcrsifat membangun dan oerrr.anfaat bagi penulis, scmoga skripsi ini bermanfaat

bagi kita semua.

Amin Yarobbal alamin

(9)

DAFTAR IS1

HALAMAN JUDUL... i

DEKLARASI... ii

NOTA PEMB1MBING...iii

HALAMAN PENGESA11AN...iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN...vi

>igr KATA PENGANTAR...vii

DAFTAR IS1...ix

DAFTAR TABEL... xii

BAB IPENDAHULUAN A. Latur Belakang Masalah...'! B. Pokok Permasalahan... 3

C. l ujuan Pcnclitian... 3

D. Manfaat Hasil Penelitian...4

E. Hipotesis...5

F. Metodc penelitian...5

G. Tchnik Analysis Data...]2

(10)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Biinbingan Keagamaan... 15

). Pengertian Bimbingan...15

2. Pengertian Bimbingan Keagamaan... ... 16

3. Prinsip-prinsip Bimbingan...18

4. Tujuan Bimbingan...20

5. Peran Guru Terhadap Bimbingan Keagamaan Siswa...21

B. Tingkat Keberhasilan Siswa...24

1. Pengertian Keberhasilan... ... 24

2. Indikator Keberhasilan... 25

3. Tingkat Keberhasilan... 25

4. Penilaian Keberhasilan...26

5. Motif ikeberhasilan... 27

C. Pendidikan Agama Islam... 27

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 27

2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam... 29

3. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam...34

4. Faktor yanng Mempengaruhi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam... ...35

5. Pentingnya Pendidikan Agama Islam...36

6. Faktor-faklor Pendidikan Agama Islam...38

(11)

BAB III LABOR AN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK. Diponegoro Salatiga...49

B. Daftar N ama Responden...58

C. Penyajian Hasil Data... ...63

BAB IV ANALISIS DATA

A. Analisis Pendahuluan...67

B. Analisis Lanjutan... 75

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...79

B. Saran-saran... 80

C. Penutup... 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

TABEL I : SARANA DAN PRASARANA...53

TABEL II : KEADAAN GURU...54

TABEL III : KEADAAN KARYAWA...56

TABEL IV : JUMLAH SISWA...56

TABEL V : KEGIATAN EKSTRAKURIKULER... 57

TABEL VI : DAFTAR NAMA RESPONDEN...58

TABEL VII : DAFTAR NILAI ANGKET EFEKTIFITAS BIMBINGAN KEAGAMAAN...60

TABEL VIII : DAFTAR NILAI ANGKET KEBERHASILAN SISWA...61

TABEL IX : NILAI HASIL ANGKET EFEKTIFITAS BIMBINGAN KEAGAMAAN SISWA...64

TABEL X : NILAI HASIL ANGKET KEBERHASILAN SISWA...65

TABEL XI : TABULASI NILAI EFEKTIFITAS BIMBINGAN KEAGAMAAN SISWA...68

TABEL XII : TABEL KLAS1FIKAS1 PRESTASJ... 69

TABEL XIII : TABULASI NILAI TINGKAT KEBERHASILAN SISWA...70

TABEL XIV : TABEL KLASIFIKASI PRESTASI... 72

TABEL XV : INTERPRETASI EFEKTIFITAS BIMBINGAN KEAGAMAAN SISWA...73

(13)

TABEL XVI : INTERPRESTASI TINGKAT KEBERHASILAN SISWA...74

TABEL XVII : TABEL TENTANG ANALISIS LANJUTAN...75

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan suatu proses pendidikan bagi siswa yang

bertujuan membentuk pribadi siswa dewasa dan dapat mengebangkan daya

fiimya. Hal ini menunjuk;ui bahwa aktivitas siswa dalam belajar merupakan

perpaduan antar kemampuan akademik dan efektivitas bimbingan guru

sekolah, kesemuanya akan mcngantarkan sis va kctiugkat kebcrhasilan yang

sesuai dengan standar kompetensi yang telah i litetapkan.

Berkaitan dengan itu, pengajaran di sekolah sangat penting. Pengajaran

menuntut adanya perpaduan dari aktivitas, yaitu aktivitas belajar.1 Dalam

'T0~'

aktivitas mengajar peranan guru untuk dapat menciptakan jalinan

komusikasi yang harmonis antara guru dan siswa. J ilinan komunikasi yang

harmonis dan adanya ct'cktvitas bimbingan guru dapat dijadikanlar.dasan

proses pengajran itu akan berjalan dengan baik.

Mengajar, bukanlah tugas yang sederhana, sebab dalam pengajaran

seorang guru dituntut untuk mempunyai profesionalitas yang tinggi. Guru

tidak hanya berperan sebagai penyampaian materi pelajaran saja. namun

1 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Hdisi Rcflsi, PT R ncka Cipla, Jakarta, 2004, H lu. 4.

(15)

2

diharapkan dapat memberikan praktek yang nyata dari materi yang diajarkan.

Sehingga siswa tidak hanya mengetahui materi pelajaran secara teoritis, tetapi

ia juga dapat mengetahui dengan praktiknya (yang dalam ha! ini guru bidang

studi PAI).

Bukti empirik menunjukkan kepada kita, bahwa selama ini siswa

kurang termotivasi untuk mengikuti mata pelajaran PAI. Hal ini dikarenakan

kurangnya stimulus yang diberikan oleh guru, dan kurangnya variasi, inovasi

dalam hal metode pengajaran PAI. Sehingga siswa merasa boson, karena

penyampaian pengajaran didominasi dengan satu metode saja. Walaupun nilai

siswa mencapai nilai delapan, namun siswa belum cukup menunjukkan

memiliki kecakapan efektif yang tinggi sebagaimana yang ditetapkan dalam

standar kompetensi PAI, seperti membaca, menulis dan memahami ayat-ayat

al-Qur’an, berperilaku dengan sifat-sifat terpuji dan menghindarkan sifat

tercela, beribadah sesuai dengan keteniuan syari’at Islam dan sebageinya.

Dengan demikian, maka pengajaran Pendidikan Agama Islam di

sekolah yang menjadi titik berat adalah mewujudkan sikap dan perilaku siswa

yang mengacu pada hasil pengajaran yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan, yang mampu mengembangkan dan mendewasakan insan didiknya.

Hal tersebut menunjukkan, bahwa tujuan dari pengajaran itu tidak

hanya sebatas pengetahuan saja, namun dapat diwujudkan dalam bentuk

perilaku kehidupan. Perilaku merupakan gambaran dan wujud dari pengajaran

pendidikan agama yang telah diberikan guru dalam proses mengajar di

(16)

Berdasarkan permasalahan diatas, peneliti bermaksud mengadakan

penelitian ilmiah yang membahas tentang korelasi antara efektivitas

bimbingan keagamaan di sekolah terhadap tingkat keberhasilan siswa dalam

bidang studi PAI. Melalui penelitian ini, peneliti mengambil judul “Studi

Korelasi Antara Efektivitas Bimbingan Keagamaan Terhadap Tingkat

Keberhasilan Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada

Siswa Kelas II SMK Diponegoro Salatiga Tahun 2005/2006”.

B. Pokok Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka pokok permasalahannya yang

dapat diteliti adalah:

T Bagaimana variasi efektivitas bimbingan keagamaan pada siswa SMK

Diponegoro Salatiga tahun 2005 ?

I

2. Bagaimana variasi tingkat keberhasilan siswa SMK Diponegoro Salatiga

dalam mata pelajaran PAI tahun 2005 ?

3. Sejauhmana tingkat hubungan antara efektivitas bimbingan keagamaan

dengan tingkat keberhasilan siswa dalam mata pelajaran PAI pada siswa

SMK Diponegoro Salatiga tahun 2005/2006

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan di atas, peneliti bertujuan untuk:

1. Mengetahui variasi efektifitas bimbingan keagamaan pada siswa SMK

(17)

2. Mengetahui variasi tingkal keberhasilan siswa SMK. Diponegoro dalam

bidang studi PAI tahun 2005/20Q6

3. Mengetahui tingkat hubungan antara efektivitas bimbingan keagamaan

dengan tingkat keberhasilan siswa dalam mata pelajaran pendidikan

agama Islam SMK Diponegoro tahun 2005/2006

D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi

yang jelas tentang adanya hubungan antara efektivitas bimbingan keagamaan

dengan tingkat keberhasilan siswa dalam mata pelajaran PAI. Dari informasi

tersebut dapat memberikan manfaat secara praktis maupun secara teoritis

yaitu:

1. Secara praktis, apabila temyata ada hubungan, hal ini berarti bagi guru

PAI khususnya dapat memperoleh pemahaman tentang arti pentingnya

efektivitas bimbingan keagamaan terhadap tingkat keberhasilan siswar

dalam mata pelajaran PAI. Selanjutnya pemahaman tersebut guru agama

dapat memberikan bimbingan dan pembinaan dalam membangkitkan

sikap positif pada peserta didik.

2. Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi

pengembangan pendidik pada umumnya, khususnya dapat memperkaya

(18)

5

E. Hipotesis

Hipotesis adalah “jawaban semontara atau kesimpulan yang diambil

• • 2

untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dalam penelitian. I

Hipotesis adalah “Jawaban sementara terhadap masalah penelitian,

yang kebenarannya harus diuji secara empiris.2 3

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hipotesis altematif (Ha)

“Ada hubungan positif antara efektivitas bimbingan keagamaan dengan

tingkat keberhasilan siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SMK

Diponegoro Salatiga tahun pelajaran 2005/2006

2. Hipotesis Nol (Ho)

“Tidak ada hubungan antara efektivitas bimbingan keagamaan dengan

tingkat keberhasilan siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SMK

Diponegoro Salatiga tahun 2005/2006

F. Metode Penelitian

1. Populasi dan sampel

Populasi adalah kenyataan yang hendak digenaralisasikan.4

Sedangkan populasi menurut Suharsimi Arikunto yaitu “keseluruhan

2 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, PT Bumi Aksara, Jakarta 2004, him. 48

3 Moh Hazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1985, him. 182

(19)

f

6

subyek penelitian.”5 Pupolasi dalam penelitian ini adalah para siswa kelas

II SMK Diponegoro Salatiga tahun 2005/2006.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sasaran

penelitian yang dianggap dapat mewakili populasi.”6.

-Mengenai teknik pengambilan sampel tidak ada ketentuan yang

pasti berapa banyaknya. Menurut Suharsimi Arikunto, “...sekedar sebagai

ancer-ancer bila populasinya besar bisa diambil antara 10-20% atau 20-

25%.7

Untuk menghemat waktu, tenaga, biaya, maka penulis menetapkan

besamya sampel kurang lebih 30% dari besamya populasi.

Menurut hemat peneliti, populasi yang diambil termasuk populasi

besar, maka sampel diambil sebanyak 30%. Jadi dari 159 siswa diambil

(20)

f

2. Variabel penelitian

Penelitian ini melengkapi dua veriabcl yaitu efektivitas bimbingan

keagamaan variabel pertama (x) dan tingkat keberhasilan siswa mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai variabel (y).

Asumsi yang dapat dijadikan dasar dalam penelitian ini bahwa

efektivitas bimbingan keagamaan dengan tingkat keberhasilan siswa mata

pelajaran PAI bervariasi dan veriabel peitama diduga berpengaruh

terhadap veriabel kedua.

3. Devinisi operasional

Untuk menghindari salah tafsir dan sekaligus penyamaan persepsi

antar pembaca, peneliti menjelaskan setiap istilah yang terdapat dalam

judul diatas dengan interpretasi yang dimaksud.

a. Studi korelasi

Korelasi adalah hubungan dua variabel atau lebih....”8 Adapun

yang dimaksud dalam skripsi ini adalah hubungan antara dua variabel

yaitu efektivitas bimbingan keagamaan dengan tingkat keberhasilan

siswa mata pelajaran PAI

b. Efektivitas bimbingan keagamaan

7

(21)

r

1) Efektivitas

Efektivitas adalah “Usaha atau tindakan yang dilakukan

secara berdaya guna dan berhasil ur tuk memperoleh hasil yang

baik”.9

Sementara menurut Nana Sudjana efektivitas adalah

“Berkenaan dengan pemilihan atau penggunaan ca/a atau jalan

utama yang paling tepat dalam mencapai suatu tujuan.1''

2) Bimbingan keagamaan

Bimbingan berasal dari Bahasa Inggris Guidance, yang

artinya bantuan atau tuntunan. Adapan menurut Bimo Walgito,

pengertian bimbingan adalah “Bantuan atau pertolongan yang

diberikan kepada individu dan sekumpulan individu-individu

dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan didalam

kehidupan, agar individu atau sekumpulan individu-individu itu

dapat mencapai kesejahteraan hidupnya”.11

Sementara menurut Drs. H.M. Arifin, M.Ed dikatakan

dengan istilah bimbingan dan penyuluhan agama, yaitu:

“Usaha pemberian bantuan terhadap seseorang yang

mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah, yang

menyangkut tentang kehidupan dimasa dini dan masa

9 Purwadarminto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pengembangan dan Pembinaan Sahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, PN Balai Pustaka, Jakarta, 1982, him.

10 Dr. Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Sinar Baru, Bandung, 1991, him. 49

" Drs. Bimo Wakgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, Andi Offset, Yogyakarta, 1989, him. 4

(22)

r

mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan dibidang

mental dan spiritual. Dcngan maksud orang yang

bersangkutan mampu mengatasi kesulitannya dengan

k.emampuan yang ada pada dirinya sendiri melalui dorongan

dari kekuatan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha

Esa”.12

Da-i pengertian diatas yang dimaksud efektivitas

bimbingan keagamaan adalah kecenderungan seorang guru untuk

berusaha dan membimbing terhadap suatu objek. Sehubungan

dengan penelitian ini, objek yang dimaksud adalah siswa SMK

Diponegoro Salatiga.

Indikator efektivitas bimbingan keagamaan dapat diukur dengan:

a) Memberikan bimbingan dan contoh konkret terhadap semua

siswa

b) Adanya bimbingan setiap hari baik di sekolah maupun diluar

sekolah

c) Menegur siswa yang melakukan kesalahan dalam hal agama

d) Menghukum siswa yang melakukan perbuatan melanggar I

agama

e) Mendorong anak untuk mengikuti kegiatan-kegiatan

keagamaan

9

(23)

I

f) Memberikan bimbingan agar anak melakukan amal yang

shaleh dan berakhlak mulia

g) Membiasakan berdo’a kepada Allah

c. Tingkat keberhasilan siswa

Keberhasilan ini penulis artikan sesuatu hasil yang diperoleh

dari usaha atau kerja keras yang dilakukan untuk mendapatkan hasil

yang memuaskan.

Keberhasilan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

keberhasilan siswa SMK Diponegoro dalam bidang stud! PAI baik

dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

d. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah suatu pendidikan yang

diselenggarakan dengan niat untuk mengejawantahkan ajaran dan

nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikan.13

Sementara menurut Achmadi Pendidikan Agama Islam adalah

“Usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitrah

keagamaan subjek didik agar lebih memahami, menghayati, dan

mengamalkan ajaran-ajaran Islam.”14

Pendidikan Agama Islam merupakan suatu pendidikan yang

bertujuan untuk membimbing dan membina perilaku individu dalam

kehidupan sehari-hari.

13 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Madrasah Perguruan Tinggi, Edisi IV, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, him. 8

Achmadi, Islam Sebagai Paradigma lim a Pendidikan, Aditya Media, Yogyakarta, 1992, him. 18

(24)

I

II

Adapun indikator tingkat keberhasilan siswa mala pelajaran

Pendidikan Agama Islam adalah:

1) Kemampuan membaca al-Qur’an dengan tartil sesuai makharijul

khuruf dan kaidah ilmu tajwid.

2) Kemampuan menulis ayat-ayat al-Qur’an dengan baik dan benar

3) Memahami hukum-hukum Islam dan mengamalkan dalam

kehidupan sehari-hari

4) Menghindarkan sifat-sifat tercela ,

5) Berperilaku dengan sifat-sifat terpuji

6) Beribadah sesuai dengan ketentuan syariat Islam

7) Meneladani sifat-sifat dan kepribadian Rasul

4. Metode pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan

data sebagai berikut:

a. Metode angket

Angket atau kuisioner adalah “Sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh infor nasi dari responden dalam

arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.”15 Angket

disini digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi

tentang efektivitas bimbingan keagamaan dengan tingkat keberhasilan

siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SMK Diponegoro

Salatiga.

(25)

12

b. Metode observasi

Observasi adalah “Sebagai pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik fenomena-fenaomena yang diselidiki.”16 Metode ini

digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif, yaitu gambaran

umum SMK Diponegoro Salatiga, sejarah singkat berdirinya, letak

geografis, struktur organisasi, dan lain-lain.

c. Metode dokumentasi dan wawancara

Dokumentasi yaitu mencari data-data mengenai hal-hal yang

berup." catat".n buku, surat kabar, notulen, agenda, dan sebagainya.17

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan

sekolah dengan mengambil dari dokumentasi yang tersedia di sekolah.

Sedang wawancara digunakan untuk memperoleh data

penunjang yang menguraikan sekilas gambaran global, latar belakang

siswa SMK Diponegoro Salatiga tahun 2005/2006.

G. Metode Analisis Data

Untuk mengetahui distribusi frecuensi efektivitas bimbingan

keagamaan SMK Diponegoro Salatiga digunakan analisis prosentase dengan

rumus:

F

P = --- x 100% N

(26)

r

13

Keterangan:

P = Prosentase pcrolehan

F = Frcquensi mentah

N = Jumlah total responden

Untuk mengetahui hubungan antara efektivitas bimbingan keagamaan

dengan tingkat keberhasilan siswa kelas II SMK Diponegoro Salatiga

menggunakan rumus produk moment:

NEXy-(EX)(Ey)

rxy =

---V«N.Ex2 - (E X2} {NEy* - (E y)2}

Keterangan:

Txy = Koefesien Korelasi antara x dan y

N = Jumlah responden

EX = Nilai hasil variabel efektivitas bimbingan keagamaan

Ey = Nilai hasil variabel tingkat keberhasilan siswa mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam

1 Ji

Exy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini membuat lima bab yaitu:

(27)

14

Bab I

Bab II

B a b in

Bab IV

Bab V

: Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, maniaat hasil penelitian, hipoteisis, metode

penelitian, teknik analisis data, sistematika penulisan skripsi

: Landasan teori

Bab ini berisi pengertian efektivitas bimbingan keagamaan dan

tingkat keberhasilan siswa

: Gambaran umum SMK Diponegoro Salatiga

Bab ini berisi tentang latar belakang geografis, sejarah

berdirinya, struktur organisasi sekolah, keadaan siswa, guru dan

karyawan, keadaan fasilitas, dan hasil angket siswa

: Analisis data

Dalam bab ini meliputi adanya pengelolaan data yang telah

diperoleh dari hasil penelitian lapangan.

: Penutup

(28)

LANDASAN TEORI

BAB II

A. Bimbingan Keagamaan

1. Pengertian Bimbingan

Sebagai bahan acuan pembahasan tenang bimbingan keagamaan,

serta kaitannya dengan tingkat keberhasilan siswa dalam bidang studi

pendidikan agama islam perlu penulis kemukakan beberapa batasan

pengertiannya.

Menurut Failor yang dikutip Arifin sebagai berikut:

Guidance servise assit the individual in the proses of self understnding and self acceptence, appraisal of his present and posible future socio economic enviroment and adjuments that futhur both personal satisfaction and socio economic effectiveness.1

Jadi arti bimbingan menurut Failor adalah bantuan kepada

seseorang dalam proses pemahaman dan penerimaan terhadap dirinya sendiri

serta perhitungan (penilaian) terhadap lingkungan socio ekonomisnya masa

sekarang dan kemungkinan masa mendatang dan bagaimana

mengintregrasikan dua hal tersebut melalui penilaian-penilaian serta

penyesuaian-penyesuaian diri yang membawa kepada kepuasan hidup pribadi

dan pendayagunaan socio ekonomisnya.

1 Arifin, Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan Penyuluhan Agama, Bulan Bintang, Jakarta, 1979, him 20-21

(29)

f

16

Menurut Miller per per1 i an bimbingan:

Bimbingan merupakan proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara rnaksimal kepada sekolah, keluarga. serta masyarakat.2

Bimbingan dalam kontek diatas lebih merujuk kepada upaya

mebantu anak untuk menjadi manusia dewasa dalam pengertian luas, dalam

arti tidak dibatasi dalam bidang-bidang tertentu dan tidak didasarkan

timbulnya kesulitan pada diri anak.

Menurut Bimo Walgito

Bimbingan adalah pemberian pertolongan dan pertolongan inilah nerupakan hal yang prinsipul .3

Peranan bimbingan sebagimana yang diungkapkan Bimo Walgito

diatas membcri pertolongan tctapi walaupun bimbingan memberikan

pertolongan, namun tidak semua pertolongan merupakan bimbirgan. Misal

orang memberikan pertolongan kepada orang yang jaiuh untuk berdiri, tetapi

ini bukan merupakan pertolongan dalam arti bimbingan.

2. Pengertian Bimbingan Agama

Bila kita menengok sejenak kepada sejarah agama islam maka

bimbiirngan keagamaan telah dilaksanakan para Nabi dan Rasul, para

Sahabat Nabi, para ulama dan para Pendidik atau pcngajar dilingkungan

masyarakat dari zaman ke zaman.

i

2 Miller, dikutip Djuinhur M Suryu, Kimhinf’an danPenyuluhan diSekolah, C.V llmu, Bandung, 1008. him 26.

(30)

f

17

Dikalangan masyarakat Islam telah pula dikenal prinsip-prinsip yang

bersumber dari firman Allah serta Sunnah Nabi, sebagaimana firman Allah

dibawah ini:

bahwa (yang Kami perintchkan) ini jalan-K u yang lurus, maka ilulah

dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan (yang lain), karena dengan ja la n itu mencerai bcraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa”. (Al-An ’anm:152)

Disamping itu tcrdapat pula sabda Nabi yang menjelaskan bahwa

nasihat itu kewajiban agama. Seperti sabda Nabi yang menyatakan (agama itu

adalah nasihat). Meskipun secara ilmiyah bimhingan keagamaan belum

dikenal baik di masyarakat maupun dilingkungan dunia pendidikan, namun

pengcrtiannya dapat juga dibcrikan secara scdcrhana.

Menurut Drs. H.M. Arifin M. Ed, memberikan istilah dengan bimbingan dan penyuluhan agama yaitu “usaha memberikan bantuan kepada seseorang yang mengalami 1 esulitan, baik lahiriyah .naupun batiniyah yang menyangkut kehidupan masa kini maupun masa mendatang. Bantuan tersebut merupakan pertolongan dalam bidang mental spritual. Dengan malcsud orang bersangkutai mampu emngatasi kesulitamiya dengan kemampuan yang ada dalam dirinya sendiri, melalui dorongan dan kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maba Esa. Sehingga timbul pada diri pribadinya, suatu cahaya harapan kebahagiaan hidup saat sekarang dan masa depan.4

(31)

18

Jadi bimbingan terscbut baik pengertian agama nampak jelas

tekanannya pada pemberian bantuan ats pertolongan dalam berbagai masalah

seseorang dimasa mendatang. Semua aspek yang ada merupakan lahan yang

perlu mendapatkan bimbingan yang ruang lingkupnya menuntut tujuan

masing-masing. Sehingga diharpakan dari itu mmepunyai ruang lingkup

menurut tujuan masing-masing seperti jabatan, bimbingan yang menyangkut

kesejahteraan keluarga, namun dalam bimbingan penulis maksud adalah

bimbingan yang menyangkut pendidikan keagamaan anak.

3. Prinsip-Prinsip Bimbingan

Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan ataupun prinsip tidaklah

mempunyai apa-apa. Oleh karena itu kiranya sukar lah bagi kita untuk

mendapatkan contoh-contoh usaha yang tidak bertujuan dan berprinsip.

Dapat dikatakan bahwa tidak ada suatu usaha yang tidak bertujuan atau

. berprinsip. Oleh karena itu dalam suatu kegiatan bimbingan hams dilandasi

dengan pandangan filosofis yang dijadikan pedoman pelaksanaannya oleh

para pembimbing.

Prinsp-prinsip bimbingan agam menurut Arifin sebagai berikut:

a. Setiap individu adalah mahkluk yang dinamis dengan kegiatan-

kegiatan yang bersifat individual, serta msing-masing mempunyai

(32)

r

19

b. Suatu kepribadian yang bersifat individual tersebut terbetuk dari dua

faktor. Pcngaruh dari dalam bakat dan ciri keturunan baik jasmani

maupun rohaninya, dan faktor pcngaruh yang dipengaruhi oleh

lingkungan baik mas sekarang maupun masa lampau.

c. Setiap individu adalah oiganisme yang berkcmbang atau tumbuh, yang

senantiasa pengekspresiannya dapat dibimbing kearah pokok hidup

yang menyangkut masyarakat sekitar.

d. Setiap individu dapat meperoleh keuntungan dengan pemberian

bantuan dalam hal melakukan pilihan-pilihan, dalam hal mamajukan

penyesuaian diri serta dalam mengarahkan kepada kehidupan yang

sukses.

e. Sekolah mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan program

bimbingan dan penyuluhan yang diperlukan bagi setiap murid guna

mencapai pcrkcmbanan yang maksimal baginya.

f. Masyarakat dapat memperoleh kemajuan karena adanya

perkembangan serta kemampuan penyesuaian diri pada anggota-

anggotanya secara individual.

g. Setiap individu harus diberi hale yang sama serta kesempatan dalam

mengembangkan pribadinya tanpa memandang perbedaan suku,

(33)

f

20

h. Setiap individu memiliki sifat (kemampuan dasar) beragania yang

dapat bcrkembang dengan baik, bila mana diberi kesempatan melalui

bimbingan yang baik.5

Pandangan diatas sebagaimana sabdaNabi Muhammad Saw:

“Setiap anak dilahirkan di atas Fitrahnya, maka orang tua keduanya dapat menjadikan anak pemeluk agama yahudi aiau agama nasram atau agama majusi(HR Bukhari) ”6

4. Tujuan bimbingan agama

Apabila mer.gamati secara dalam tentang arti bimbingan kita dapat

mcmpcrsiapkan scdini mungkin masa dcpan si tcrbimbing, sesuai dengan arah

kepada tujuan ya.tg hendak dicapai.

Pelaksanaan bimbingan agama dapat berjalan dengan sukses, apabila

memahami bahwa individu mempunyai suatu kepribadian yang sangat

individunl. I Ini tcrsebut tcrhctuk dnri pcngnruh baik dnri dalam yang berupa

bakat bawaan mai pun pangaruh dari lingan masyarakat, ia bertempat tinggal.

Keadaan yang scnantiasa bcnibah pada individu itulah yang perlu

mendapat perhatian bimbingan, sehingga dapat terarahkan untuk menetukan

pilihan-pilihan dari bcntuk menyesu likan diri dan mempengaruhi pandangan

kepada kehidupan yang telali sukses. Demikian ini merupskan suatu

5 Ibid, hln.31-32

6 Ahmad xunarlo, Terjemah Shnhih Bukhari IV, CV Asy Syit'a, Semarang, 1993

(34)

22

siswa boleh jadi bertentangan dengan apa yang di harapkan guru, karena anak

tidak mau menerima keadaan yang tidak mcnyenangkan.7

Agar siswa berbuat baik, niaka biasakanlah dalam pclaksaannya * 5

21

gambaran sekilas tentang kondisi individu y ing perlu dipcrhatiakan sebelum

kita memberikan bimbingan

Bcrdasarkan pcngcrtian bimbingan dan tuntunan yang hendak dicapai

dalam megarahkan dan membim’oing, maka pcuulis dapat mengambil

kesimpulan bahwa tujuan bimbingan adalah mengarahkan individu kepada

hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan yang berhubungan masa

sekarang, masa mendatang dengan cara tanggung jawab, sehingga diharapkan

dapat menerapkan ke dalam situasai kehidupan yang sesuai lingkungan yang

ada.

5. Peran guru terhadap bimbingan keagamaan siswa

Scorang pendidik atau guru mempunyai tanggung jawab yang sangat

berat, ddam membimbing anak didiknya agar selalu melakukan perbuatan-

perbuatan yang baik, bersikap sopan dan hormat kepada yang lebih tua,

sayang yang muda, menhargai orang lain dan lain sebagainya. Ini bergantung

bagaimanu seorang guru bersikap. Sikap siswa lerhadap guru bergantung u

bagaimana scorang guru bersikap kepada sisrvanya. Apabila siswa merasa

terpenuhi akan kebutuhan, hak dan kewajibannya maka siswa akan

menghargai dan menghormati gurunya, tetapi siswa yang meras tehalang akan

pemenuhan kebutuhan hak dan kewajibannya, seringkali siswa akan merasa

(35)

23

Masalah yang sudah mcnjad* kctetapan dalam syariat islam

bahwa anak diciptakan dalam lint a tauhid yang murni, agama yang lurus

dan iman kepada Allah. Dari sini peran pemoiasan pengrjaran dan

pendidikan dalam pertumbuhan dan pcrkembang'an anak dalam

menemukan tauhid yang murni.

Keutamaan budipekerti spiritual, serta nama agama yang lurus

maka pembiasaan merupakan upaya yang praktis dalam membentuk dan

pengembangan pribadi anak.

c. Metode nasihat.

Metode yang lain yang lebih penting adalah pendidikan mental

spiritul. Dengan nasihat dapat membuka mata anak untuk memahami

hakikat sesuatu, sehingga memudahkan untuk memahami ajaran-ajaran

prinsip islam.

d. Metode perhatian

Mencurahkan perhatian terhadap kebiasaan perkembangan anak

didik akan dapat membantu menumbuhkan akidah moral dan merupakan

persiapan moral spiritual, dan tidak diragukan lagi bahwa dengan

perhatian pendidikan ini dianggap masa yang kuat untuk membantu

manusia secara utuh dalam menunaikan hak-hak kehidupan dan

(36)

24

Mclalui upaya tcrscbut diharapkan dapat menjadikannya sebagai muslim

hakiki dan juga pondasi keimanan yang kuat.

e. Metode hadiah dan hukuman

Dengan hukuman anak akan jera, berhenti dari perbuatan dan

peka dalam menolak hawa nafsu, dengan ini anak akan terhindar dari

kenistaan dan kemungkaran.

Tetapi perlu diingat bahwa dan memberi hukuman kepada anak

bukan berarti menyakiti, menganiaya dan balas dendam, tetapi

merupakan peringatan yang halus. Kalau itu tidak bisa berubah sikap

anak, maka perlu dengan pukulan yang tidak menciderai. (

Dengan demikian jelaslah bahwa guru hams menjadikan siswa-

siswanya terpelihara dan memiliki sifat-sifat utama memberikan

tealadan yang baik. Sehingga siswa-siswanya mengikuti melaksanakan

aj aran-aj arannya dan menim akhlak yang baik.

B. Tingkat Keberhasilan

1. Pengertian Keberhasilan

Keberhasilan pada dasamya sulit didefmisikan secara tegas,

karena pada dasamya proses belajar mengajar itu bisa dikatakan berhasil

apabila tujuan pembelajaran khusus itu dapat dicapai oleh peserta didik.8 9

8 Abdullah Nasih Ulwan, Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam, Semarang, Asy Syifa, 1993, him. 174

(37)

25

I

Dalam kamus besar bahasa Indonesia menyatakan bahwa keberhasilan

adalah perihal (keadaan) berhasil.10

2. Indikator Keberhasilan

Indikator yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan

bahwa suatu proses balajar mengajar dapat dikatakan berhasil, berdasarkan

ketentuan kurikulum yang disempumakan yang saat ini digunakan adalah:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi

tingkat tinggi, baik individual atau kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau interaksional

khusus (TIK) telah dicapai siswa baik secara individu maupun klasikal.11

3. Tingkat Keberhasilan

Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa

terhadap proses belajar yang telah dilakukannya sekaligus juga untuk

mengetahui keberhasilan guru, kita dapat mengunakan acuan tingkat

kebarhasialan tersebut, sejalan dengan kurikulum yang berlaku saat ini adalah

sebagai berikut:

a. Isumewa/ maksimal :Apabila seluruh bahan pelajaran yang

dianjurkan itu dapat dikuasai siswa

b. Baik sekali/ optimal : Apabila sebagian besar (8:5% s/d 94%) bahan

pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai

(38)

26

c. Baik/ maksiamal : Apabila bahan pelajann yang diajarkan hanya

75% s/d 84% dikuasai siswa.

d. Kurang : Apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang

dari 75% d'kuasai siswa.12

4. Penilaian Keberhasilan

I

Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar

tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar.13 Berdasarkan tujuan dan

ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan kedalam jenis

penilaian sebagai berikut:

a. Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk mengukur setiap suatu bahasan tertentu dan

bertujuan hanya untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa

terhadap satuan bahasa tersebut.

b. Tes Sub Sumatif

Penilaian ini meliputi sejumlah bahan pengajaran atau satuan bahasan

yang telah diajarkan dalam waktu tertentu..

c. Tes Sumatif

Penilaian ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap pokok-

pokok pembahasan yang telah diajarkan selama satu semester.

(39)

27

5. M otif Keberhasilan

Motif keberhasilan (achievment motivation) terdiri dari tiga

komponen:

a. Dorongar Kognitif

Yang termasuk dorongan kognitif adalah kebutuhan untuk mengetahui, untuk mengerti dan untuk memecahkan masalah. Dorongan ini timbul didalam proses intcraksi antara siswa dengan tugas atau masalah

b. Harga Diri

Ada F:swa t^rtentu yang tekun belajar melaksanakan tugas-tugas bukan terutama untuk memperoleh pengetahuan dan kecakapan,melainkan untuk memeperoleh status harga diri.

c. Kebutuhan Beraplikasi

Kebutuhan beraplikasi sukar dipisahkan dari harga diri. Ada siswa akan berusaha menguasai bahan pelajaran atau belajar dengan giat untuk memperoleh pembenaran atau penerimaan dari temen-temannya atau dari orang lain ( atasan ) yang dapat memberikan status kepadanya.14 15

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pergertian Pendidikan Agama Islam

Abd Rahman Saleh memberikan pengert'.an Pendidikan Agama

Islam sebagai berikut, Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa

bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai

pendidikan dapat memahami dan mengenal ajaran islam serta menjadikan.

pegangan hidup (Way o f life)}5

I

Drs. Achmadi merjelaskan pendidikan agama islam adalah usaha

yang lebih khusus ditujukan untuk pengembangan fitrah keberagaman subjek

l4Slamento, Belajar dan Faktor-Faktoryang Memprengaruhinya, Rineka Cipta, Jakarta, 1995 hlm.26

(40)

I 28

didik agar lebih mampu memabami, menj.hayati dan mengamalkan ajaran-

ajaran agama Islam. 16

Sedang menurut Zuhairi pengertian pendidikan Agama Islam

diartikan sebagai usaha secara sistematis dan praktis dalam membantu anak

didik agar supaya mereka hidup sesuai dengan agama Islam.17

Didalam GBPP PA1 di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan

agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,

mcmahami, dan mengamalkan ajaran >slam melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran dan dengan perhatian tuntutan untuk menghormati agama lain

dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.18

Dalam pengertian tersebut dalam ditemukan beberapa hat yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam sebagai berikut:

a. Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadai, yakni sualu kegiatan,

bimbingan, pengajaran dan atau latihan yang dilakukan secara bcrcncana

dan sadar atas tujuan yang hendak dicapai

b. Peserta didik yang hendak disapkan untuk mencapai tujuan, dalam arti

ada yang dibimbing, diajari, dan dilatih dalam peningkatan keyakinan,

pemahaman, penghayatan, pengamalan terhadap ajaran Islam.

16 Achmadi, Islam Sebagai Paradigma limit Pendidikan, Aditya Media, hlm.20 l7Zishniri dan kawan-kawan, Meoldik Khusus Pendidikan Agama, Biro lliniah l alkutas Tnrhiynh IAIN Sunan Ampcl, Malang. 1983, hlm.27

(41)

f

29

c. Pendidik atau Guru Pendidikan Islam (GPAI) yang melakukan kegiatan

bimbingan, pengajarau dan latihan secara sadar terhadap peserta

didiknya untuk mcncapaUujuan pendidikan agama Islam.

d. Kegiatan pembelajaran pendidikan agama [slam diarahkan untuk

menungkatkan keyakinan pemahaman, penghayatan dan pengamalan

agama Islam dari peserta didik yang disampaikan untuk membentuk

kcsalehan, kualitas pribadi, juga untuk membentuk kesalehan sosial.19

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama

Islam adalah suatu bidang studi yang berisi tentang ajaran Islam yang harus

disampaikan guru kcpada murid dengan melalui bimbingan, pembinaan,

dengan tujuan agar siswa dapat memahami, menghayau, dan mengamalkan

dalam kehidupan individu bermasyarakat, berbangsa dan bemegara.

Pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan ajaran

Islam supaya hendak menjadi manusia yang cakap dalam menyes'laikan tugas

hidup yang diridhoi Allah SWT.

2. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

Adapun dasar atau landasan penyelenggaraan pendidikan agama

Islam ditinjau dari beberapa aspek:

a. Aspek Normatif

b. Aspek Psikologis

c. Aspek Historis

(42)

30

d. Aspek Yuridis20 21

1. Aspek Normatif

Banyak Al-Qur’an atau Sunnah Nabi yang secara langsung atau

tidak langsung mewajibkan umat Islam melaksanakan pendidikan

khususnya pendidikan agama. Itulah yang dimaksud dasar normatif

pelaksanaan pendidikan agama Islam, adapun kewajiban pelaksanaan

pendidikan agama Islam itu ditujukan kepada:

a. Kewajiban orang tua mendidik anaknya

Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat At-Tahrim ayat 6

J-

a

I

j

s l j

3—11L

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharclah dirimu dan iceluargamu dari api neraka (Q.S At-Tahrim:6)”2'

Sabda Nabi Muhammad SAW sebagai bcrikut:

“Sesungguhnya rebagian dari tanda-ianda hari kiamat adalah hilangnya ilmu, dHetapkannya kebodohan, diminumnya khamer dan

nampaknya perzinaan2”

20 Chabib Tlioha, PBM-PA1 Di Sekolah Ekstensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam, Falkutas Tarbiyah IAIN Walisongo, Semarang, 1998, him.33

21 Departemen Agama Rl, op.cit, him

(43)

31

Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadist diatas pendidikan agama

scpenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua, akan tetapi

keterbatasan kemampuan orang tua, maka orang tua dapat

melimpahkan sebagian tanggung jawabnya kepada orang lain yaitu

guru dan sekolah.

b. Kewajiban bagi setiap muslim untuk belajar

Firman Allah dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 122:

£

j j - o *4l*J

Artinya:

“Tiu la sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Megapa tidak pergi dari tiap-tiap golongiin diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya

apabila mereka telah kembali kepadanya supaya mereka itu dapat v menjaga dirinya(At-Taubah: 122) ”23

2. Aspck Psikologis

Ilmu jiwa agama (Psikologi Agama) meneliti dan menelaah

kehidupan beragama pada seseorang dan mempelajari seberapa besar

pcngaruh kcyakinan agama itu dalam sikap dan tingkah laku serta keadaan

(44)

32

hidup pada umumnya. Disamping itu ilmu jiwa agama mempelajari pola

pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak pada seseorang dan faktor-

faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut.

3. Aspek Historis

Dalam sejarah yang panjang, dimana dunia Islam semakin luas

terjadilah proses islamisasi dan sekaligus pendidikan agama Islam bagi

bangsa-bangsa non Arab. Diantaranya para sejarahwan membagi

periodesasi sejarah perkembangan pendidikan agama Islam menjadi lima

periode antara lain:

a. Periode pembinaan pendidikan Islam, yang berlangsung pada zaman

Nabi Muhammad SAW.

b. Periode pertumbuhan pendidikan Islam, yang berlangsung sejak Nabi

Muhammad wafat sampai Bani Umaiah yang diwamai dengan

perkembangan ilmu naqli.

c. Periode kejayaan (puncak perkembangan) pendidikan Islam, yang

berlangsung sejak permulaan daulad Abbas yah sampai jatuhnya

Bagdad dan diwamai dengan perkembangan ilmu aqli dan tumbuhnya

madrasah serta munculnya perkembangan kebudayaan Islam.

d. Periode kemunduran pendidikan Islam, sejak jatuhnya Bagdad sampai

(45)

33

sendi-sendi kebudayaan Islam dan berpindahnya pusat-pusat

perkembangan kebudayaan kedunia barat.

e. Periode pembaharuan pendidikan Islam, yang berlangsung sejak

pendudukan Mesir oleh Napoleon sampai masa kini, yang ditandai

gejala-gejala bangkitnya kembali umat dan kebudayaan Islam.

4. Aspek Yuridis

Disini yang dimaksud aspek yuridis ialah ketentuan hukum

dalam melaksanakan pendidikan agama. Untuk itu perlu ditinjau hal-hal

yang berkaitan dengan hukum yang menlandasi pelaksanaan pendidikan

agama. Dalam hal ini ada dua pedoman yakni landasan idiil dan landasan

operasional.

a. Landasan Idiil

Terwujudnya kehidupan beragama bagi seluruh rakyat

Indonesia menjadi suafu cita-cita (idiil) pada pendiri Republik. Cita-

cita inilah yang kemudian dituangkan dalam Pancasila dan UUD 45.

b. Landasan Operasional

Kewajiban mengajarkan agama kepada orang lain. Firman

(46)

34

Artinya;

'Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyeru kepada kebaikan (makruf) dan mencegah dari yang mungkar, karena itulah orang-orang yang beruntung (Ali Imron:104ya 4

3. Tujuan dan Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Secara umum tujuan pendidikan agama Islam untuk meningkatkan

keimanan, pemahaman, penghayatan, pengamalan peserta didik tentang

agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang bcriman dan bertakwa

kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,

masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Dari tujuan GBPP PAI, 1994. Muhaimin menjelaskan dimensi yang

hendak ditingkatkan dan dituju oleh kegiatan pembelajaran pendidikan agama

Islam yaitu:

a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran agama Islam

b. Dimensi pemahaman, penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta didik terhadap ajaran agama Islam

c. Dimensi penghayatan atau pengamalan batin yang dirasakan peserta didik dalam pengamalan ajaran agama Islam

d. Dimensi pengamalan dalam arti ajaran yang telah diimani, dipahami dan dihayati serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.25

Dari penyempunaan tujuan pendidikan agama Islam mengandung

pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dialami siswa

mengalami beberapa tahap antara la'n:

24 Ibid, hlm.93

(47)

35

a. Tahap kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung didalam ajaran agama Islam

b. Tahap afeksi, yakni terjadinya proses lntemalisasi ajaran dan nilai-nilai agama dalam hati, dalam arti menghayati dan menyakiri. Tahap afeksi ini terkait erat dengan tahap kognisi, dalam arti penghayatan dan pemahaman terhadap ajaran dan nilai agama Islam

c. Tahap Psikomotorik, tahap ini situasi bergerak untuk mengamalkan ajaran agama yang telah diyakini, sehingga terbentuk manusia Muslim yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia.

Untuk mencapai tujuan tersebut maka ruang lingkup materi

pendidikan Islam, (kurikulum 1994) pada dasarnya mencakup tujuh unsur

pokok yaitu Al-Qur’an dan Hadist, Keimanan, Syariah, Ibadah, Muamalat,

Akhlak, dan Tarikh (sejarah Islam) yang mcnekankan pada pengcmbangan

politik.

4. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Makmun Yunus mengklasifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

pendidikan agama Islam sebagai berikut:

a. Pengajaran agama disusun dalam rencana pengajaran yang ditetapkan di sekolah yang mempengaruhi pendidikan agama anak.

b. Contoh dan keteladanan yang baik oleh orang dewasa seperti orang tua, saudara dan guru.

c. Pengadaan iklim/ atmosfer keagamaan yang baik pada lingkungan anak, seperti keluarga, sekolah dan pergaulan sehari-hari.

d. Dukungan masyarakat yang baik dan senang hidup yang agamis dan menghargai akhlak.26 27

26 Ibid, him. 79

(48)

36

Berdasarkan keberhasilan pendidikan agama akan menghasilkan

anak-anak bahkan masyarakat yang hidup agamis. Pendidikan agama

diperoleh tidak hanya di sekolah, tetapi juga di keluarga, lingkungan

masyarakat dan keteladanan-keteladanan yang diperoleh anak dalam hidup.

5. Pentingnya Pendidikan Agama Islam

Proses pembentukan kepribadian anak sudah dimulai sejak proses

kahamilan anak tersebut didalam kandungan ibunya. Ketika anak lahir

mulailah ia menerima didikan dan perlakuan-perlakuan yang mula-mula dari

ibunya, kemudian dari anggota keluarga yang lain, semuanya itu akan ikut

ambil bagian didalam memberikan dasar-dasar pembentukan kepribadian

I

anak.

Pendidikan agama harus diberikan kapada anak sejak kecil, sebab

sukar bagi anak untuk menerima pendidikan agama bila sudah besar atau

dewasa. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur agama tidak terdapat dalam

kepribadiannya yang terbentuk sejak kecil. Segala keinginannya akan dapat

terpenuhi dengan cara yang tidak melanggar hukum-hukum agama, karena

dengan melanggar ia akan mengalami kegoncangan jiwa, sebab tindakannya

tidak sesuai dengan kepribadiannya.

Juga pendidikan agama tidak mungkin terlepas dari pengajaran

agama. Jika penanaman jiwa agama tidak dapat dilakukan oleh orang tua di

(49)

37

profcsional dalam bidangnya. Mengingat pentingnya pcndidikan agama bagi

pembinaan mental dan akhlak anak-anak, maka pendidikan agama harus

dianjnrkan di sekolah dan tidak cukup diberikan oleh orang tua saja.

Pendidikan agama di sekolah memiliki peranan yang penting dalam

pembinaan dan penyempumaan pertumbuhan anak didik, karena pendidikan

agama mempunyai dua aspek.

Aspek pertama, pendidikan agama ditujukan kepada jiwa atau

pembentukan kepribadian. Anak didik diberi kesadaran kepada adanya Tuhan,

lalu dibiasakan melaksanakan perintah-perintah Tuhan dan meninggalkan

larangan-larangan-Nya.

Aspek kedua, pendidikan agama adalah ditujukan kepada pikiran

yaitu pengajaran itu sendiri, kepcrcayaan kepada Tuhan tidak akan sempuma

bila isi dari ajaran-ajaran Tuhan itu tidak diketahui betul-betul sikap dan

prilaku siswa harus mencerminkan ajaran agamanyu.*8 Maka dari sini perlu

seorang guru agama yang profcsional dalam bidangnya , karena pendidikan

agama tidak bisa diberikan sambil lalu saja, tetapi perlu adanya perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi yang sesuai dengan kaidah ilmu pendidikan modem.

Pendidikan itu tidak boleh lepas dari pengajaran agama, yaitu

pengetahuan yang ditujukan kepada pemahaman hukum-hukum, syariai-

syariat, kewajiban-kewajiban, batasan-batasan dan norma-norma yang berlaku l

dan diindahkan. Pendidikan agama harus memberikan nilai-nilai yang aapat 28

(50)

38

dimiliki dan diamalkan anak didik, supaya semua pcrbuatan dalam hidupnya

mempunyai nilai-nilai agama a1au tidak keluar dari norma agama.

6. Faktor-faktor Pendidikan Agama

Dalam melaksanakan pcndidikan agama, pcrlu dipcrhatikan adanya

faktor pendidikan yang ikut dalam mcncntukan berhasil atau tidaknya

pendidikan agama tersebut. Menurut Sutari imam Bamadid, bahwa faktor-

faktor pendidikan itu diantaranya:

a. Tujuan Pendidikan

b. Pendidik

c. Anak Didik

d. Alat-alat Pendidikan

e. Millieu/ Lingkungan

Walaupun ada sementara ahli yang tidak melibatkan faktor alam,

akan tetapi yang jelas kelima faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang

utuh dan tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya.

Faktor Tujuan Pendidikan

Pendidikan adalah usaha yang membutuhkan proses setahap demi

setahap secara kontiyu dan akan berakhir dengan tercapainya tujuan akhir dari

pendidikan. Mengenai tujuan pendidikan ini M.J Langevold membedakan

enam macam tujuan dalam pendidikan.29

(51)

39

1. Tujuan Umum

Tujuan umum adalah tujuan ini mengupayakan bentuk manusia kamil,

manusia yang dapat menjukkan kesclarasan dan kehomiatan antara

jasmani dan rohani.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus merupakan perjalanan dari tujuan umum

3. Tujuan Insidental (seketika)

Tujuan insidental merupakan tujuan tersendiri yang bersifat seketika

I

4. Tujuan Sementara

Tujuan sementara ini seolah-olah merupakan tempat berhenti atau

tempat istirahat didalam perjalanannya ke tujuan umum.

5. Tujuan Tidak Lengkap

Tujuan ini mempunyai hubungan dengan aspek kepribadian manusia,

sebagai fungsi kerohanian pada bidang-bidang etika, keagamaan,

estetika, dan sikap sosial daripada orang itu

6. Tujuan Pranatara

Tujuan ini sama dengan tujuan sementara, tetapi khusus mengenai

pelaksanaan tehnis daripada tugas belajar.

Tujuan pendidikan agama pada lembaga pendidikan formal di

Indonesia ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:

(52)

40

Tujuan umum ini ialah membimbing anak agar mercka menjadi orang

muslim sejati, beriman teguh, beramal sholeh, dan berakhlak mulia serta

berguna bagi masyarakat agama dan negara.

b. Tujuan Khusus Pendidikan Agama

Ialah tujuan pendidikan agama pada setiap tahap atua tingkat yang dilalui

seperti, tujuan pendidikan Agama untuk SD, berbeda dengan tujuan

pendidikan Agama untuk Sekolah Menengah, dan berbeda pula untuk

Perguruan Tinggi.30

Faktor Pendidik

Pendidik adalah salah satu faktor yang sangat penting, karena

pcndidik itulah yang bcrtanggung juwab dalam pembcntukan kepribadian

anak didiknya, terutama pendidikan agama, ia mcmpunyai pcrtanggung

jawaban yang lebih berat bila dibanding dengan pendidikan pada umumnya,

karena selai bertanggung jawab terhadap pembcntukan kepribadian anak yang

sesuai dengan ajaran agama Islam, iajuga bertanggung jawab terhadap Allah

SWT.

Agar supaya pendidik agama dapat melaksanakan tugas tersebut

dengan sebaik-baiknya, perlu adanya kriteria dan syarat-syarat khusus bagi

seorang pendidik. Adapun syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Takwa kepada Allah

(53)

Sesuai dcngan tujuan ilmu pendidikan Islam, pendidik tidak

mungkin mcndidik anak agar bcrbakti kcpada Allah jika ia scndiri tidak

bcrtakwa kcpada Allah, sebab ia adalali tauladan bagi inuridnya.

2. Berilmu

Ijazah bukanlah hanya secarik kertas, tetapi sesuatu bukti bahwa

pemiliknya tel ah mempunyai ilmu pengetahuan dan kcsanggupan tertcntu

yang diperlukan untuk suatu jabatan.

3. Sehat jasmani dan rohani

Kesehatan jasmani dan rohani kerap kali dijadiakn syarat bagi

yang melamar menjadi guru. Guru yang mengisap penyakit menular

umpamanya sangat bcrbahaya bagi kesehatan anak-anaknya.

4. Berkelakuan baik

Budi pekerti penting dalam pendidikan watak murid, guru harus

menjadi suri tauladan, karena anak-anak bcrsifat meniru/11

Disamping itu ada syarat-syarat yang lain, oleh Direktur Direkturat

Pendidikan Agama telah ditetapkan sebagai berikut:

a. Pendidik memiliki pribadi mukmin, muslim dan muhsin

b. Taat untuk menjalankan Agama (menjalankan syariat Islam, dapat

memberi tauladan yang baik anak didiknya)

c. Memiliki jiwa pendidik dan rasa kasih sayang kepada anak didiknya. 31

(54)

42

d. Memiliki dusar-dasur ilmu pcngctahuan tenlang kcguruan tcrutiuna

Ditaktik dan Methodik

e. Menguasai ilmu pengetahuan Agama

f. Tidak mcmpunyai cacat rohaniah dan jasmanian dalam dirinya.

Persyaratan-persyaratan scbagaimana tersebut diatas akan

mempengaruhi guru agama dalam melaksanakan tagas sucinya itu, terutama

berpengaruh kepada anak didiknya, ketauiadana guru dalam berkepribadian

dan bersikap scmuanya akan lurut scrta mcmcnuhi scmua pcrsyaratan

I

tersebut, hendaknya pendidik juga memiliki komitmen terhadap syari’ah,

berakhlak mulia, berbudi pengerti luhur, berjiwa bcsar dan kasih sayang

kepada semua anak didiknya lanpa pandang luilu.

Dari uraian diatas scnada dcngan pcndapat Moll Alliiyali Al-Abrasi

dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Pokok ’’endidikan Islam”

mengemukakan:

Guru adalah spiritual father atau bapuk roluuii bagi seorang murid. Ialah yang memberi santapan jiwa dcngan ilmu, pendidikan akhlak dan membenarkannya, maka menghormati guru berarli penghormatan terhadap anak-anak kita, menghargakan guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah mereka hidup dan berkembang, sekiranya setiap guru itu menunaikan tugasnya dengan sebaiknya.3 32 33

32 Zuhairi, Op.cit, hlm.36

(55)

43

Faktor Anak Didik

Anak didik adalah anak yang sedang tumbuh dan berkembang, baik

sccara fisik maupun psikologis untuk mcncapai tujuan pcndidikannya melalui

lcmbaga pendidikan. Dcfinisi ini membcrikan arti baliwa anak didik

merupakan anak didik yang belum dewasa yang membutuhkan orang lain

untuk menjadi dewasa.34 Faktor anak didik ini merupakan salah satu faktor

tersebut maka pendidikan tidak akan berlangsung oleh karena itu faktor anak.

didik tidak boleh doganti oleh faktor lain.35

Pengertian anak didik secara umum adalah setiap orang atau

kelompok orang yang menerima pengaruh dari seseorang atas sekelompok

orang yang mcnjalankan kegiatan pendidikan sedang pengertian anak didik

seeara khusus adalah anak y n a g belum d e w a s a yang diserahkan kcpada

tanggung jawab pcndidik.

Anak didik adalah anak yang sedang berkembang, didalam

perkembangannya anak memiliki lima asas perkembangan:

1. Tubuhnya selalu berkembang sehingga semakkin lama semakin menjadi

alat menyatakan kcpribadiannya.

2. Anak dilahirkan dalam keadaan tidak terdaya. Keadaan ini yang

mcnyebabkan dia terikat pada pertolongan orang dewasa yang

bertanggung jawab - ,

(56)

44

3. Anak mcmbuluhkan pertolongan dan pcrlindunga, dan rncmbutuhkan

pendidikan untuk kesejahteraan anak didik

4. Anak mempunyai daya berekplorasi, anak mempunyai kekuatan untuk

menemukan hal-hal yang baru didalam lingkungannya dan menuntut

kepada pendidikan untuk diberi kesempata n

5. Anak mempunyai dorongan untuk mcncapai emansipasi dengan orang

lain.

Tinjaiian tcrhadap faklor anak didik dari berbagai segi akan

membuktikan bahwa anak dalam jiwanya telah ada kesiapan untuk menerima

pendidikan agama.

1. Tinjauan dari segi agama firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Ar-Ruum

ay at 30:

1

&

1

&

^.LUI

I ^JLII Cs^-JLa

1J

j

iiLs

?

^LUI

y J i

3

fesH

L i I jLSJ

jj.-J d .IL J

Artinya:

“Hadapkannya wajahmu dengan lurus kepada Agama Allah. Tetaplah pada fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah tersebut. Tidak ada perubahan bagi fitrah Allah; itulah Agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Ar-Ruum:30)”36

2. Tijauan dari segi Ilmu Jiwa Belajar

(57)

Para psycholog bcrpcndapat, bahwa berdasarkan hasil penelitian

mereka, menyatakan dalam jiwa anak scmcnjak kccilnya telah tumbuh

perasaan agama, kemudian akan berkembang sesuai pengaruh

lingkungannya.

Faktor Alat-alat Pendidikan

Faktor alat adalah scgala sesuatu yang sccara langsung,

dibutuhkannya untuk tcrlaksananya tujuan pendidikan. Alat pendidikan tidak l

lepas apa benda-benda yang kongkrit saja tetapi dapat pula berupa nasehat,

tuntunan contoh-contoh, hukuman, ancaman, dan sebagainya.3'

Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam

usaha untuk mencapai tujuan daripada pendidikan. Dengan demikian yang

dimaksud dengan alat pendidikan agama ialah segala sesuatu yang dipakai

untuk mencapai tujuan pendidikan agama.

Alat pendidikan yang dipergunakan dalam pclaksanaan pendidikan

agama itu eukup banyak, karena itu dalam uraian ini akan dikelompokkan

menjadi tiga kelompok.

1. Alat Pengajaran Agama

Alat pengajaran ini dibagi menjadi tiga macam:

a. Alat pengajaran klasikal

Yakni alat pengajaran yang dipergunakan oleh guru bersama-sama

dengan murid contoh: papan tulis, kapur dan sebagainya

(58)

•1(1

Yakni alat pcngajaran yang dipergunakan olcli guru bersama-sama

dengan murid contoh: papan tulis, kapur dan sebagainya

b. Alat pengajaran individual

Yakni alat yang dimiliki masing-masing murid dan guru, seperti alat-

alat tulis, buku pelajaran untuk murid dan lain-lain.

c. Alat peraga

lalah alat-alat pengajaran yang berfungsi untuk memperjelas ataupun

memberikan gambaran yang kongkrit tentang hal-hal yang diajarkan.

2. Alat Pengajaran yang Langsung

Adapun yang dimaksud dengan alat pendidikan agama langsung adalah

dengan menanamkan pengaruh yang positif kepada murid. Misalnya

denagn memberikan contoh, tauladan, memberi nasehat-nasehat, perintah-

perintah berbuat amal sholch, melatih dan membiasakan suatu amalan-

amalan yang baik dan lain sebagainya.

3. Alat pendidikan yang tak langsung

Alat pendidikan agama yang tidak langsung ialah yang bersifat kuratif

agar dengan demikian anak-anak menyadari perbuatannva yangs salah dan

berusaha memperbaikinya.

Faktor Millieu/ Lingkungan

Millieu atau lingkungan adalah mempunyai peranan yang sangat

Gambar

TABEL XVI : INTERPRESTASI TINGKAT KEBERHASILAN SISWA........74
TABEL IIKEADAAN GURU SMK DIPONEGORO
DATA KEADAAN KARYAWAN SMK DIPONEGOROTABEL III
TABEL VKEG1ATAN EKSTRA KURIKIJLER
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun alasan penulis memilih judul analsis efektifitas sistem pengendalian internal terhadap peningkatan kinerja keuangan perusahaan dalam perspektif ekonomi isLam (studi

NAMA-NAMA PELAMAR YANG DINYATAKAN LULUS SELEKSI ADMINISTRASINALIDASI ADMINISTRASI DOKUMEN DAN BERHAK UNTUK MENGIKUTI SELEKSI KOMPOTENSI DASAR (SKD) DENGAN SISTEM COMPUTER ASSISTED

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi akademik kepala sekolah dapat

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI NO.43/PUU-XIII/2015 TENTANG PROSES REKRUTMEN HAKIM TINGKAT PERTAMA.. TANPA MELIBATKAN

[r]

Yang paling terlihat jelas disini adalah aktifitas manusia yang secara langsung menghancurkan terumbu karang, seperti misalnya pembangunan lapangan terbang dan

Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa

- Disebut juga kalkulus predikat, merupakan logika yang digunakan untuk merepresentasikan masalah yang tidak dapat direpresentasikan dengan menggunakan proposisi.