Oleh AM Akyas
PENGANTAR
Tulisan ini merupakan pembekalan bagi
Mahasiswa S1 Agrotek, Faperta Unpad dalam
mengantisipasi “merebaknya” praktek budidaya
off-season pada mangga, khususnya mangga
“gedong Gincu” di daerah Sumedang –
Majalengka.
Untuk Mahasiwa Pasca, dapat dibaca sebagai
arti agronomis dari teori-teori dan
konsep-konsep tentang Dinamika Tumbuh.
SEORANG SARJANA ADALAH SEORANG
YANG MAMPU MENANGKAP
FENOMEN YANG DIHADAPINYA, DAN
MENDUDUKKANNYA DALAM
JADUAL TEKNOLOGI BUDIDAYA OFF SEASON
(menurut Penyuluh setempat)
N o Kegiatan Bulan No p De s Ja n Fe b Ma r Ap r Me i Ju n Jul Ag u Se p Ok t 1 Penyiangan, dan pemangkasan produksi 2 Pemupukan 3 Aplikasi ZPT (Paklobutrazol) 4 Penyemprotan MKP 5 Penanganan kerontokan bunga mangga 6 Peningkatan kualitas buah
(Aplikasi KNO3, Unsur mikro)
7 Pengamatan dan
pengendalian OPT
PERGESERAN MUSIM
(menutut Penyuluh setempat)
Bulan Nop 11 Des 12 Jan 1 Feb 2 Mar 3 Apr 4 Mei 5 Jun 6 Juli 7 Agu 8 Sep 9 Okt 10 Nop 11 Des 12 Jan 1
Konvensional
Berbunga->Panen 10 % ? ? 90%Off Season
Berbunga->Panen 90 % 10 %PANEN MANGGA
KONVENSIONAL
1. Juni 5 – 10 %
2. Okt- Nop 90-95 %
PANEN MANGGA
DI LUAR MUSIM
1. Juni 90 %
2. Oktober 10 %
General Remark!
• MEMBUAT PANEN OFF SEASON PADA DASARNYA ADALAH MANIPULASI PROSES FISIOLOGIS POHONAN YANG SECARA ALAMI TELAH SINKRON DENGAN KONDISI LINGKUNGAN TUMBUHNYA.
BERHASIL TIDAKNYA MANIPULASI BERGANTUNG KEPADA KEMAMPUAN MEMBACA SEMUA FAKTOR YANG TERIBAT DALAM PROSES FISIOLOGIS TERSEBUT DAN MEMANIPULASINYA DENGAN TEPAT.
Semua faktor dapat dimanipulasi. Namun tidak semua dapat
dimanipulasi dengan memadai , mudah dan murah, terutama iklim!
Pohonan buah-buahan adalah tanaman tahunan; setiap perubahan saat ini akan berdampak pada waktu berikutnya. Pohonan akan berreaksi secara dinamis terhadap perubahan iklim dan setiap campur tangan manusia
PERUBAHAN DINAMIS ITU HARUS TERUS MENERUS DIBACA DAN DIJAGA AGAR TETAP BERARAH PADA TARGET
Nomenclature Pertajukan (1)
Elemen/komponen tajuk pohonan terdiri dari:
Poros adalah batang dan perpanjangan dari batang
Cabang : Cabang Tk. I, yaitu cabang yang muncul dari poros/batang • Cabang Tk. II, yaitu cabang yang muncul dari Cabang Tk. I • Cabang Tk, III .... Dst.
(Ranting generatif biasanya muncul dari Cabang Tk. II ke atas)
Ranting adalah “cabang” berumur kurang dari 1 tahun. Kita mengenal ada:
Ranting vegetatif
Ranting generatif
Kuncup adalah pupus (shoot) yang baru muncul atau belum berkembang
dengan atau tidak mengandung bakal bunga, menunggu stimulus untuk pecah (pecah mata tunas) dan berkembang.
Biasanya kuncup vegetatf bisa dibedakan dengan kuncup reproduktif
Sudut Cabang adalah besarnya sudut antara Cabang (Tk. I, II, dst) dengan garis vertikal )
Makin besar sudut cabang, cabang tsb cenderung makin generatif, dan sebaliknya makin kecil makin vegetatf.
Keseimbangan Fisiologis dan Struktur Tajuk Produktif (1)
Pohon berbuah sangat lebat , dengan (baca: walaupun) kualitas prima
bukan target ideal, tetapi justru harus diwaspadai,
Bila pohon berbuah sangat lebat, besar kemungkinan pohon tersebut pada musim tahun berikutnya berbuah sangat sedikit, atau tidak berbuah sama sekali (dan
baru berbuah lagi tahun berikutnya ->alternanz), bahkan merana dan mungkin mati.
Hal ini dapat terjadi karena terlalu dominannya ranting generatif, katimbang ranting vegetatif, sehingga tidak ada pelanjut tumbuh berikutnya , baik karena semua makanan cadangan habis tersedot ke pembesaran buah, maupun karena ranting vegetatif yang sedikit / tidak memadai.
Pohon berbuah ideal adalah pohon yang mampu menghasilkan buah yang
ajeg kuantitas dan kualitas prima setiap tahun.
Jadi jumlah buah yang banyak harus juga diimbangi oleh jumlah ranting vegetatif dan makanan cadangan yang cukup untuk pelanjut tumbuh berikutnya.
Pohonan ideal demikian disebut berada dalam KESEIMBANGAN
FISIOLOGIS.
Pohonan buah-buahan sebagai tanaman tahunan
(perenial crops) mempunyai pola tumbuh
EPISODIC, yang antar species, antar kutivar, antar
lingkungan tumbuh berbeda satu sama lain.
Untuk setiap kultivar pada kondisi tempat tumbuh
yang sama, setiap tahun akan mempunyai pola
tumbuh yang sama.
Periodisitas tumbuh berikut pengetahuan tentang
mekanismenya mempunyai implikasi penting
untuk upaya manipulasi ke arah panen yang
optimal.
Tumbuh Episodic dan Teori Bochert (2)
Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak
kontinyu, akan tetapi ber”siklus”; pupus yang tumbuh
cepat diikuti oleh tumbuh lambat, masa istirahat diikuti
oleh masa aktif kembali:
tumbuh vegetatif dengan tumbuh genertaif berinteraksi,
tumbuh akar dengan tumbuh pupus bergantian dan
seterusnya.
Pola tumbuh ini dikontrol secara internal
oleh:FITOHORMON.
Fitohormon mengintegrasikan pemanfaatan fotosintat,
pengisapan hara mineral, dan pengarahan pertumbuhan
dan perkembangan ke berbagai pusat diseluruh wilayah
tubuh tanaman pada waktu yang berlainan.
Tumbuh Episodic dan Teori Bochert (3)
Bergandengan dengan kendali internal, faktor
tempat tumbuh memegang peranan penting dalam
mempengaruhi perumbuhan dan perkembangan
tanaman:
Suply air ke tanaman,
temperatur udara,
temperatur tanah,
hara mineral,
intensitas cahaya dan
foto-periodisitas
Suatu faktor tempat tumbuh atau suatu faktor
endogen,
mungkin suatu saat sangat dominan
Tumbuh Episodic dan Teori Bochert (4)
TEORI BOCHERT
:
Periodisitas tumbuh terjadi karena adanya
kendali umpan balik antara bagian atas
tanaman dengan akar sinkron dengan kondisi
tempat tumbuh.
(Hasil studi Bochert menunjukkan bahwa asalkan pertumbuhan
akar tidak terganggu, periodisitas atau tumbuh episodic terjadi
karena adanya ”simple feed back control” antara akar dengan
shoot. Periodisitas ini bahkan terjadi pada kondisi lingkungan
yang konstan sekalipun)
Sinkronisasi atau kerjasama antara kendali internal dengan
faktor tempat tumbuh dibuktikan oleh penelitian Bochert:
Tumbuh Episodic dan Teori Bochert (5)
Kendali umpan balik ini terjadi demikian;
dengan makin meningkatnya transpirasi karena pertumbuhan dan
perkembangan tunas-tunas muda, luas permukaan transpirasi
bertambah dengan cepat sedemikian rupa sehingga akar tidak
mampu lagi mengimbanginya dengan suplai air yang cukup.
Akibatnya terjadilah cekaman air; ujung-ujung tumbuh di shoot
menjadi dorman, dalam pada itu daun masih tetap berfungsi,
namun karena shoot tidak lagi menjadi sink (penampung, limbung),
fotosintat banyak dialirkan ke akar, dengan akibat akar tumbuh lagi,
berramifikasi lagi.
Pada gilirannya, air berikut hara mineral dan hormon (terutama
sitokinin yang diproduksi diakar) dialirkan lagi ke shoot; kuncup yang
dorman terpicu lagi, mulailah kembali kuncup pecah, flushing, daun
berkembang, akar tidak mampu lagi memenuhi kebutuihan air
Pada pohon muda, dengan kondisi tempat tumbuh yang
optimal, pertumbuhan trubus kontinyu, dalam artian interval
pendek dan konstant. Hanya karena makin berkembangnya
kompleksitas, tanaman menjadi episodic. Makin tua pohon,
flushing makin jarang atau makin pendek durasinya, makin
tersinkronisasi dengan lingkungan.
Mangga yang sentranya terdapat dimusim kering yang tegas
(4-5 bulan bulan-kering menurut tipe curah hujan Scmidt
Fergusson) masa flushingnya hanya 3-4 bulan dalam
setahun denga 2-3 kali flush. Sawo, yang sentranya di
daerah basah, flushing sepanjang tahun.
KAPAN POHON BERBUAH ?
(1)
PERTAMA ADALAH BILA HABIS FASE YUVENIL !
(langsung atau melalui fase transisi; masa transisi dapat
dimanipulasi! bila belum habis fase yuvenil tidak dapat dimanipulasi)
BERIKUTNYA TIAP MUSIM (DALAM SETAHUN, SATU, DUA ATAU BEBERAPA KALI MUSIM BERBUAH )
Berbuah tidaknya pohon tergantung pada kendali hormonal
(lingkungan hormonal/ hipotesis Hess) dan pasokan nutrisional
Yang jelas inisiasi bunga (dari tumbuh vegetatif ke tumbuh
generatif) biasanya didahului oleh cekaman/ stress. Pada mangga
untuk dapat berbiunga perlu musim kering yang tegas 3-4 bulan,
jeruk keprok 3 bulan, jeruk siem 2-3 minggu sudah cukup, sawo
berapa hari)
KAPAN POHON BERBUAH ?
(2)
FITO HORMON
Hormon positif / promotor;
auxin terutama diproduksi di ujung-ujung tumbuh,
giberellin terutama di organ yang sedang berkembang,
citokinin terutama diproduksi di akar
Hormnon negatif / inhibitor
Absicic Acid (ABA)
(Ethylen)
HIPOTESISI HESS
Kerja fitohormon tergantung dari jumlah dan imbangannya
SKEMA HARRISON
Kerja sama antara lingkungan hormonal dan kondisi
nutritional diskemakan oleh Harrison
KAPAN POHON BERBUAH ?
(2)
ZAT PENGATUR TUMBUH
(ZPT / Growth Regulator)
Senyawa kimia yang dapat mempengaruhi kerja hormonal, baik
beraktivasi seperti kerja fitohormon, memicu kerja fitohormon, atau
menghanbat kerja fitohormon
Alar ( ANTI GIBERRELIN)
Etephon / Ethrel (pH < Ph tanaman; menyebabkan terbentuknya ethylen)
Paclobutrazol (ANTI GIBERELLIN)
CCC (Chlormequate (Seperti Alar / memblokir sintesa giberrelin)
TIBA (2,3,5- Trijodbenzoicacid) (memperbesar sudut cabang!)
Gibberelline
Controls related to Nutrient Uptake
Activation
Competitive Effect
SCHEME FOR THE DIFFERENTIATION OF A REPRODUCTIVE STRUCTURE (Modified from HARRISON, 1969)
Growth by Increase of Cell Number
And Size Attainment of
Competent Fruit Ripening
Controls Related to the External Hormonal Milieu Environmental Stimuli; Photo-periode, Temperature Endogenous Development Controls Ripe fruits