KONSULTASI PUBLIK
NANIK PURWANTI SH., M.POL. ADMIN
ASISTEN DEPUTI BIDANG HUKUM KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
OUTLINE
Konsultasi publik dalam peraturan
perundang-undangan
Pengertian, tujuan dan manfaat, serta
prinsip konsultasi publik
Memahami keragaman metode konsultasi
publik
KONSULTASI PUBLIK DALAM PUU
•
Undang-undang No. 12 Tahun 2011
tentang
Pembentukan
Peraturan
Perundang-undangan (Pasal 88, 89, 90, &
96)
•
Peraturan Presiden No. 87 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 12
Tahun 2011 (Pasal 174 & 175)
Pasal 88 (UU No. 12 Tahun 2011 )
Penyebarluasan dilakukan oleh DPR dan Pemerintah sejak penyusunan Prolegnas, penyusunan RUU, pembahasan RUU, dan Pengundangan UU
Penyebarluasan dilakukan untuk memberikan informasi dan masukan masyarakat serta para pemangku kepentingan.
Pasal 89 (UU No. 12 Tahun 2011 )
Penyebarluasan prolegnas dilakukan oleh DPR dan Pemerintah yang dikoordinasikan oleh alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi
Penyebarluasan RUU yang berasal dari DPR dilaksanakan oleh Komisi/panitia/badan/ alat kelengkapan DPR yang khusus menangani bidang legislasi
Penyebarluasan RUU yang berasal dari Presiden dilaksanakan oleh instansi pemrakarsa sejak penyusunan Prolegnas, penyusunan RUU, pembahasan RUU, dan Pengundangan UU
KONSULTASI PUBLIK DALAM PUU
Pasal 96
(UU No. 12 Tahun 2011 )
Masyarakat (orang perseorangan atau kelompok orang yang
mempunyai kepentingan atas substansi Rancangan Peraturan
Perundang-undangan) berhak memberikan masukan secara lisan
dan/atau tertulis dalam Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan. Masukan tersebut dapat dilakukan melalui rapat dengar
pendapat umum; kunjungan kerja; sosialisasi; seminar, lokakarya,
dan/atau diskusi.
Untuk memudahkan masyarakat dalam memberikan masukan
secara lisan dan/atau tertulis maka setiap Rancangan Peraturan
Perundang-undangan harus dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat.
KONSULTASI PUBLIK DALAM PUU
Pasal 174 (Perpres No. 87 Tahun 2014)
Penyebarluasan RUU yang berasal dari Presiden dilaksanakan oleh instansi
pemrakarsa
Rancangan yang disebarluaskan merupakan RUU yang sedang dalam proses
penyusunan atau pembahasan
Hasil penyebarluasan RUU dijadikan bahan masukan untuk penyempurnaan
RUU
Pasal 175 (Perpres No. 87 Tahun 2014)
Penyebarluasan RUU dilakukan oleh pemrakarsa dengan cara:
•
Mengunggah di dalam sistem informasi peraturan perundang-undangan
kementerian /lembaga pemrakarsa ;
•
Menginformasikan RUU di media cetak; dan/atau
•
Melaksanakan uji publik, sosialisasi, diskusi, ceramah, lokakarya,
seminar, dan atau pertemuan ilmiah lainnya.
Pengertian Konsultasi Publik
“Kegiatan yang dilakukan dalam bentuk komunikasi dua arah antara
penyusun rancangan peraturan perundang-undangan dengan masyarakat
atau stakeholder yang berkepentingan tehadap suatu rancangan peraturan
perundang-undangan,
yang
berlangsung
dalam
setiap
tahapan
pembentukan suatu peraturan perundang-undangan, yang bertujuan untuk
mengumpulkan saran, kritik dan pendapat atas suatu rancangan peraturan
perundang-undangan ”
“Proses komunikasi dialogis atau musyawarah antar pihak yang
berkepentingan guna mencapai kesepahaman dan kesepakatan alam
perencanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum” (Ps. 1 angka 8 UU No. 2 Tahun 2011 tentang pengadaan tanah bagi
pembangunan untuk kepentingan umum)
Tujuan Konsultasi Publik
•
Memberikan informasi kepada masyarakat
terkait adanya peraturan yang akan/sedang
dibentuk
•
Memperoleh masukan dan tanggapan dari
masyarakat terkait peraturan yang sedang dibuat
•
Agar masyarakat memahami dampak adanya
pengaturan tersebut
Manfaat Konsultasi Publik
Meningkatkan legitimasi dan efektifitas pelaksanaan
Peraturan perundang-undangan, karena PUU yang
dihasilkan memperoleh dukungan dari para stakeholder
karena mereka terlibat dalam konsultasi publik
Meningkatkan partisipasi masyarakat
Konflik vertikal dan horisontal terhadap obyek yang
diatur dalam PUU yang dibuat dapat dicegah, sekaligus
mengurangi biaya sosial yang mungkin timbul akibat
konflik
Meningkatkan kualitas Peraturan perundang-undangan
Prinsip Konsultasi Publik
Prinsip-prinsip konsultasi publik menurut Prof. Dr. I.B.R Supancana 1.Akses Publik yang seluas-luasnya
Konsultasi publik hendaknya dilakukan segala media yang mudah dijangkau oleh masyarakat, untuk itu segala media yang tersedia, baik media lisan, cetak, maupun elektronik harus dimanfaatkan
2.Melibatkan semua pihak yang terkait
Keterlibatan semua pihak terkait akan dapat memetakan berbagai kepentingan dan aspirasi yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan RUU,sehingga diharapkan dapat meminimalisir kejutan-kejutan dalam pelaksanaannya
3. Dilakukan secara sistematis dan transparan
Proses pelaksanaan konsultasi publik harus dilakukan secara transparan, termasuk kesepakatan-kesepakatan yang dicapai dalam konsultasi pubik sehingga masyarakat percaya bahwa konsultasi publik tidak semata dilakukan untuk memenuhi persyaratan formal prosedur saja
4. Dilakukan dalam jangka waktu yang memadai
Konsultasi publik hendaknya dilakukan dalam jangka waktu yang memadai.Jangka waktu yang memadai sangat variatif, tergantung dari materi dan kompleksitas permasalahan yang akan diatur
5. Dilakukan sedini mungkin/dari awal proses penyusunan
Konsultasi publik juga hendaknya dilakukan dari awal pada saat suatu rancangan Undang-undang sedang disusun.
6. Ketepatan identifikasi target
Ketepatan identifikasi target grup akan mempengaruhi hasil pemetaan permasalahan dan solusinya yang akan diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan. Konsultasi publik hendaknya melibatkan pihak yang paling terkena dampak dari peraturan perundang-undangan yang akan dibuat
Metode Konsultasi Publik
1.Konsultasi informal
Konsultasi informal merupakan pendekatan dalam konsultasi publik yang lebih fleksibel, dilakukan dengan berbagai cara seperti melalui pertemuan informal, telepon, atau surat menyurat.Metode ini meliputi semua bentuk kontak yang bersifat diskretif, ad hoc dan tidak berstandar antara regulator dengan kelompok yang terkena dampak.
2. Penginformasian dan komentar publik
Metode ini dilakukan dengan penyebaran informasi yang biasanya terdiri dari: informasi latar belakang, termasuk rancangan peraturan perundang-undangan yang sedang disusun, tujuan peraturan perundang-undangan dan permasalahan yang ingin diatasi, analisis dampak dan altenatif solusinya. Lebih terbuka dan insklusif karena semua pihak yang berkepentingan mempunyai kesempatan untuk mengetahui dan memberikan komentar terhadap suatu rancangan peraturan perundang-undangan
Metode Konsultasi Publik (2)
3. Dengar pendapat umum
Dengar pendapat umum adalah suatu bentuk
pertemuan umum terkait dengan draft peraturan
perundang-undangan dimana semua kelompok dan
pihak-pihak
yang
berkepentingan
dapat
menyampaikan komentarnya secara pribadi atau
kelompok. Biasanya melengkapi prosedur konsultasi
publik yang lain. Yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaannya adalah kejelian dalam memili pihak
yang dimintakan pendapatnya serta pengawalan atas
substansi yang disampaikan agar dapat terakomodasi
dengan baik.
Bagaimana Prakteknya?
1. Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah sangat menyadari pentingnya
konsultasi publik dalam penyusunan RPUU disamping karena amanat UU No. 12 Tahun 2011 dan Perpres No. 87 Tahun 2014, keseriusan tersebut dibuktikan dengan adanya pengaturan lebih lanjut di masing-masing
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah mengenai mekanisme
konsultasi publik. Sebagai contoh :
* Peraturan Daerah Propinsi Lampung Nomor 8 Tahun 2012
* Keputusan DKN Nomor: SKN.02/DKN-KP/2012 tentang Protokol Konsultasi Publik
2. Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah telah melakukan konsultasi publik. Dalam prakteknya metoda konsultasi publik yang dipakai bervariatif dengan menggabungkan beberapa metoda dengan memanfaatkan berbagai jenis media. Beberapa metoda yang dipakai yaitu FGD, Lokakarya, rapat, pertemuan konsultasi. Selain itu juga memanfaatkan media cetak dan elektronik.
Contoh Konsultasi Publik dengan membuka akses di Portal Web
Kementerian/Lembaga
Sese
Bagaimana Prakteknya (2)
3. Menurut Khopiatuziadah S.Ag, M.A., LL.M (Sekretariat
Jenderal DPR, dimuat dalam jurnal Rechts Vinding) pada
Prakteknya selama ini untuk RUU yang diajukan oleh DPR
telah dilakukan konsultasi publik.
Pada tahap penyiapan draft Naskah Akademik dan RUU sdh
dilakukan konsultasi publik karena :
a) Dilakukan brainstorming dengan para akademisi pada tahap
awal penyiapan draft NA dan RUU. Hasil brainstorming ini
menjadi dasar untuk menyusun draft NA dan RUU
b) Draft NA dan RUU yang sudah tersusun tersebut dilakukan
uji publik, untuk menyempurnakan draft yang sudah ada
c) Draft NA dan RUU yang sudah disempurnakan tersebut
dilakukan konsultasi publik melalui RDPU dan Kunjungan
Kerja yang dilaksanakan oleh Komisi atau Alat Kelengkapan
DPR
…