• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS. telah dilakukan berguna sebagai acuan untuk menjawab permasalahan penelitian yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS. telah dilakukan berguna sebagai acuan untuk menjawab permasalahan penelitian yang"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

Penjelasan mengenai pemikiran teoritis dan fakta empiris dari penelitian ini yang telah dilakukan berguna sebagai acuan untuk menjawab permasalahan penelitian yang diungkapkan diatas.

II.1 Komunikasi

Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang karena berhubungan menimbulkan interaksi sosial. Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (Effendy, 2004: 3).

Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).

Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama manusia melalui pertukaran infomasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2007: 19). Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (dalam buku Wiryanto, 2004:6) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.

(2)

Kemudian menurut Shannon dan Weaver (dalam buku Hafied Cangara, 2006:18) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.

Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan perkataan lain, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Schramm menyatakan bahwa field of experience atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi akan berlangsung lancar.

II.1.1 Prinsip Komunikasi

Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masing-masing pakar. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi (dalam buku Deddy Mulyana, 2007:91) yaitu :

1. Komunikasi adalah suatu proses simbolik.

Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.

2. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.

Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

(3)

3. Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.

Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi.

4. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.

Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).

5. Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.

Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.

6. Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.

Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

7. Komunikasi itu bersifat sistemik.

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan

(4)

keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

8. Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.

9. Komunikasi bersifat nonsekuensial.

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.

10. Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional.

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

11. Komunikasi bersifat irreversible.

Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali.

12. Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.

(5)

II.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.

II.1.3 Sifat Komunikasi

a. Komunikasi verbal 1. Komunikasi lisan 2. Komunikasi tulisan b. Komunikasi non verbal

1. Komunikasi kial (gesture) 2. Komunikasi gambar c. Komunikasi tatap muka d. Komunikasi bermedia

II.1.4 Tatanan Komunikasi

Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :

a. Komunikasi Pribadi (Personal Communication) 1. Komunikasi intrapribadi

(6)

3. Komunikasi transendental (komunikasi dengan Tuhan) b. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

1. Komunikasi kelompok kecil 2. Komunikasi kelompok besar

c. Komunikasi Massa (Mass Communication) 1. Komunikasi media massa cetak/pers 2. Komunikasi media massa elektronik.

d. Komunikasi Bermedia (MedioCommunication)

II.1.5 Tujuan Komunikasi

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change the behavior)

d. Mengubah masyarakat (to change the society).

II.1.6 Komunikasi Di TK Sabila Amanda

Komunikasi yang terjalin dalam sistem pengajaran di TK Sabila Amanda adalah komunikasi yang bersifat verbal, baik itu komunikasi lisan maupun tulisan dan juga komunikasi non verbal, seperti komunikasi kial (gesture) dan komunikasi gambar. Guru memberikan materi pembelajaran lewat tulisan dan kemudian mereka akan menjelaskannya secara lisan agar anak atau santri lebih memahami materi pelajaran yang disampaikan. Pemanfaatan gambar-gambar yang mendukung dapat memudahkan anak dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan. Ditambah dengan gerakan tubuh ataupun ekspresi wajah yang dapat digunakan sebagai contoh semakin membuat anak cepat tanggap dalam menerima materi. Proses komunikasi yang terjadi di antara anak didik dan guru di TK Sabila Amanda

(7)

berlangsung dengan komunikasi tatap muka. Komunikasi ini memudahkan para guru untuk melihat umpan balik yang diberikan oleh anak terhadap pesan yang disampaikan, apakah umpan balik yang positif ataupun negatif.

II.2 Komunikasi Antarpribadi

Sebagian besar kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia berlangsung dalam situasi atau tingkatan komunikasi antarpribadi. Tingkatan komunikasi antarpribadi dapat ditemui dalam konteks kehidupan dua orang, keluarga, kelompok maupun organisasi (Cahyana, 1996: 195).

Komunikasi antarpribadi mempunyai banyak manfaat. Melalui komunikasi antarpribadi seorang individu dapat mengenal diri sendiri dan orang lain, menjalin hubungan yang lebih bermakna serta dapat mengubah nilai-nilai dan sikap hidup orang lain. dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam hal mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Alasannya karena komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face to face), oleh karena itu maka terjadilah kontak pribadi.

Komunikasi antarpribadi bersifat dialogis. Artinya, arus balik terjadi langsung. Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga. Komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif, negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak berhasil maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya (Wiryanto, 2004:36).

Pengertian komunikasi antarpribadi dari beberapa ahli, diantaranya pendapat dari Rogers (dalam buku Alo Liliweri, 1991: 12) menyatakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi. Supratiknya (dalam buku Supratiknya, 1995: 30) berpendapat bahwa komunikasi antarpribadi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbal maupun non

(8)

verbal yang ditanggapi oleh orang lain. De Vito (dalam buku Sugiyo, 2005: 3) mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang yang lain atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang berlangsung.

Joseph A. Devito dalam bukunya Human Communication (1994) menjelaskan definisi komunikasi antarpribadi dari tiga perspektif :

1. Perspektif Konvensional

Perspektif ini mendefinisikan komunikasi antarpribadi berdasarkan pada unsur-unsur atau komponennya, yaitu merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan di antara dua orang ataupun sekelompok kecil orang, dengan berbagai efek dan umpan balik.

2. Perspektif Relasional

Menurut perspektif ini, komunikasi antarpribadi didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan jelas di antara mereka. Definisi relasional acapkali disebut definisi pasangan (diadik) karena melibatkan hubungan antara dua orang yang berinteraksi.

3. Perspektif Pengembangan

Pada perspektif pengembangan, komunikasi antarpribadi adalah suatu proses yang berkembang, yaitu dari komunikasi yang bersifat impersonal meningkat menjadi komunikasi yang sangat pribadi atau intim. Artinya ada peningkatan hubungan di antara para peserta komunikasi (Cahyana, 1996: 196).

Dari ketiga perspektif tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara dua orang atau di antara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan bebrapa umpan balik seketika (Devito, 1989: 4).

(9)

II.2.1 Jenis-jenis Komunikasi Antarpribadi

Secara teoritis, komunikasi antarpribadi diklasifikasikan menjadi dua jenis menurut sifatnya (Effendy, 2003:62) :

a. Komunikasi diadik

Komunikasi diadik adalah komunikasi antarpribadi yang berlangsung antara dua orang yakni yang seorang adalah komunikator yang menyampaikan pesan dan seorang lagi komunikan yang menerima pesan. Oleh karena pelaku komunikasinya dua orang, maka dialog yang terjadi berlangsung secara intens. b. Komunikasi triadik

Komunikasi triadik adalah komunikasi antarpribadi yang pelakunya terdiri dari tiga orang, yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan.

II.2.2 Ciri Komunikasi Antarpribadi

Menurut Everett M. Rogers (dalam buku Wiryanto, 2004:35) ciri-ciri komunikasi antarpribadi adalah sebagai berikut :

a. Arus pesan cenderung dua arah. b. Konteks komunikasinya dua arah.

c. Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi.

d. Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas, terutama selektivitas keterpaan tinggi.

e. Kecepatan jangkauan terhadap khalayak yang besar relatif lambat. f. Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap.

(10)

II.2.3 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi

Menurut Kumar (dalam buku Wiryanto, 2004:36) efektivitas komunikasi antarpribadi mempunyai lima ciri, yaitu :

a. Keterbukaan (openess)

Kemauan menanggapi dengan senang hati informasi yang diterima di dalam menghadapi hubungan antarpribadi.

b. Empati (empathy)

Merasakan apa yang dirasakan orang lain. c. Dukungan (supportiveness)

Situasi yang terbuka untuk mendukung komunikasi berlangsung efektif. d. Rasa positif (positiveness)

Seseorang harus memiliki rasa positif terhadap dirinya, mendorong orang lain lebih aktif berpartisipasi, dan menciptakan situasi komunikasi kondusif untuk interaksi yang efektif.

e. Kesetaraan (equality)

Pengakuan secara diam-diam bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna, dan mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.

II.2.4 Komunikasi Antarpribadi Di TK Sabila Amanda

Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi utama yang dipakai oleh para pengajar di TK Sabila Amanda. Jenis komunikasi ini digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak dan juga dalam menciptakan hubungan yang dekat dengan anak. Selain itu komunikasi antarpribadi juga sering diterapkan dalam kegiatan bermain pada saat jam istirahat. Komunikasi antarpribadi diterapkan oleh setiap guru untuk membuat anak didiknya merasa nyaman dalam berkomunikasi dengan guru maupun dengan

(11)

teman-temannya. Bila ada yang aneh dengan sikap atau wajah dari anak didiknya maka guru akan bertanya kepada anak tersebut secara pribadi. Dari komunikasi antarpribadi ini guru-guru di TK Sabila Amanda dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh anak dan guru juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak tersebut, karena biasanya seorang anak yang masih dalam rentangan masa usia dini akan lebih terbuka bila diajak berbicara secara pribadi.

II.3 Pola Strategi Komunikasi

Keberhasilan kegiatan komunikasi secara efektif banyak ditentukan oleh penentuan pola strategi komunikasi yang digunakan dalam proses komunikasi yang berlangsung.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul “Dimensi-dimensi Komunikasi” (1981: 84) menyatakan bahwa : “Strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communicationplanning) dan manajemen (communicationsmanagement) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi”.

Menurut Anwar Arifin dalam buku ‘Strategi Komunikasi’ (1984 :10) menyatakan bahwa : Sesungguhnya suatu strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan, guna mencapai tujuan. Jadi merumuskan strategi komunikasi, berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan yang akan mungkin dihadapi di masa depan, guna mencapai efektivitas. Dengan strategi komunikasi ini, berarti dapat ditempuh beberapa cara memakai komunikasi secara sadar untuk menciptakan perubahan pada diri khalayak dengan mudah dan cepat.

Guru sebagai tenaga profesional di bidang pendidikan, disamping memahami hal-hal yang bersifat filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang bersifat teknis ini, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar mengajar. Dalam proses pendidikan sering kita jumpai kegagalan-kegagalan, hal ini biasanya dikarenakan lemahnya sistem komunikasi yang dipakai. Untuk itu, pendidik perlu mengembangkan pola komunikasi efektif dalam proses belajar mengajar. Komunikasi pendidikan yang dimaksudkan adalah hubungan atau interaksi

(12)

antara pendidik dengan peserta didik pada saat proses belajar mengajar berlangsung atau dengan istilah lain yaitu hubungan aktif antara pendidik dengan peserta didik. Ada tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa yaitu:

a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah

Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif dan siswa pasif. Ceramah pada dasarnya adalah komunikasi satu arah atau komunikasi sebagai aksi. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan siswa belajar.

b. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah

Pada komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama yaitu pemberi aksi dan penerima aksi. Disini sudah terlihat hubungan dua arah, tetapi terbatas antara guru dan pelajar secara individual. Antara pelajar dan pelajar tidak ada hubungan. Pelajar tidak dapat berdiskusi dangan teman atau bertanya sesama temannya. Keduanya dapat saling memberi dan menerima.

c. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi

Komunikasi ini tidak hanya melibatkan interaksi yang dinamis antara guru dengan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan yang lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. Diskusi dan simulasi merupakan strategi yang dapat mengembangkan komunikasi ini. Dalam kegiatan mengajar, siswa memerlukan sesuatu yang memungkinkan dia berkomunikasi secara baik dengan guru, teman, maupun dengan lingkungannya. Oleh karena itu, dalam proses belajar mengajar terdapat dua hal yang ikut menentukan keberhasilannya yaitu pengaturan proses belajar mengajar dan

(13)

pengajaran itu sendiri yang keduanya mempunyai ketergantungan untuk menciptakan situasi komunikasi yang baik yang memungkinkan siswa untuk belajar

II.3.1 Pola Strategi Komunikasi Di TK Sabila Amanda

Pola strategi komunikasi yang dipakai di TK Sabila Amanda adalah komunikasi interaksi atau komunikasi dua arah. Jenis komunikasi ini diharapkan dapat menumbuhkan keaktifan anak, baik dalam kegiatan belajar mengajar ataupun dalam kegiatan bermain. Pola strategi komunikasi ini diterapkan di TK Sabila Amanda dengan memberi pertanyaan kepada anak setelah guru selesai memberikan materi, jika anak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan berarti anak sudah terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, guru juga memberi kesempatan kepada anak untuk bertanya. Hal ini selain dapat mendorong anak untuk aktif di kelas juga dapat mendorong anak agar berani berbicara, mengemukakan pendapat didepan teman-temannya.

Komunikasi banyak arah juga digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di TK Sabila Amanda. Jenis strategi komunikasi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi antara anak dengan teman-temannya, misalnya melalui tugas kelompok yang diberikan guru. Anak akan saling membantu dalam menyelesaikan tugas tersebut. Anak yang lebih pintar akan membantu anak yang kurang cepat tanggap, sehingga terjadi proses transaksi diantara mereka.

II.4 Taman Kanak-kanak (TK)

TK adalah jenjang dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK ditekankan pada pemberian rangsangan

(14)

pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Lama masa belajar seorang murid di TK biasanya tergantung pada tingkat kecerdasannya yang dinilai dari

Umur rata-rata minimal anak-anak mulai dapat belajar di sebuah taman kanak-kanak berkisar antara 4-5 tahun sedangkan umur rata-rata untuk lulus dari TK berkisar 6-7 tahun. Setelah lulus dari TK ata sederajat, murid kemudian melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi di atasnya, yaitu

Di TK, siswa diberi kesempatan unt yang sesuai dengan usia pada tiap-tiap tingkatannya, seperti :

• Agama,

• Budi bahasa,

• Berhitung,

• Membaca (mengenal aksara dan ejaan),

• Bernyanyi,

• Bersosialisasi dalam lingkungan keluarga dan teman-teman sepermainannya

• dan berbagai macam keterampilan lainnya.

Tujuan TK adalah meningkatkan daya cipta anak-anak dan memacunya untuk belajar mengenal berbagai macam sosial, emosional, fisik, motorik, kognitif, bahasa, seni, dan kemandirian. Semua dirancang sebagai upaya mengembangkan daya pikir dan peranan anak dalam hidupnya. Kegiatan belajar ini dikemas dalam model belajar sambil bermain

(15)

II.4.1 TK Sabila Amanda

TK Sabila Amanda merupakan TK yang berlandaskan pada pendidikan Al-Qur’an. Tujuan utama dari TK ini adalah untuk mendidik agar para anak didik atau santri dapat membaca Al-Qur’an. Sistem pembelajaran yang digunakan di TK Sabila Amanda lebih banyak memprioritaskan pada kegiatan belajar daripada bermain. Hal ini dimaksudkan agar nantinya para anak atau santri lebih siap dalam memasuki jenjang pendidikan yang lebih lanjut yaitu SD. Agar kegiatan belajar mengajar tidak berlangsung dengan kaku dan membosankan, guru-guru di TK Sabila Amanda terkadang menyelipkan sedikit permainan ke dalam proses penyampaian materi pelajaran karena hal ini dinilai mampu membuat anak cepat dan mudah dalam memahami pelajaran.

II.5 Guru TK

Guru TK adalah pendidik dan pengajar pada atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru

Menjadi guru TK untuk anak usia dini tidak seperti menjadi guru untuk anak remaja atau bahkan orang dewasa, perlu kesabaran, ketulusan dan kelembutan hati yang ekstra. Segala tutur kata dan perbuatan yang dilakukan oleh sang guru akan ditiru oleh mereka, oleh karena itu sebagai guru, harus memberikan contoh yang baik terhadap anak. Hal-hal yang harus dimiliki oleh seorang guru TK, yaitu :

(16)

• Dapat Mengerti apa yang anak ucapkan dan anak lakukan sehingga dapat memberikan respon atau komentar yang positif pada anak.

• Dapat memperkaya belajar anak.

• Dapat memberikan feedback yang positif, bukan komentar umum.

• Dapat menjadi model bagi anak, semua nilai luhur yang akan dibangun pada anak dapat dimodelkan oleh guru utama.

• Guru dapat mendemonstrasikan cara yang benar dalam melakukan sesuatu.

• Guru dapat memberikan pertanyaan yang dapat mempengaruhi anak untuk maju.

• Guru yang dapat memberikan pijakan kepada anak agar mereka dapat belajar. Ada 4 Macam pijakan yaitu Pijakan penataan lingkungan, pijakan awal main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main.

• Guru yang dapat membuat rencana kurikulum yang membuat anak berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

• Dapat membangun kerjasama yang erat antara guru dan orang tua.

II.5.1 Guru Di TK Sabila Amanda

Guru di TK Sabila Amanda berjumlah 7 orang perempuan yang terdiri dari berbagai tingkatan pendidikan seperti, SMA, Aliyah dan Sarjana. Guru-guru ini dipanggil dengan sebutan Bunda oleh para santri. Panggilan ini bertujuan untuk mengakrabkan para santri dengan guru secara emosional. Bunda di TK Sabila Amanda dituntut untuk dapat menjadi orang tua pengganti selama anak berada di sekolah. Mereka harus dapat memahami sifat dan karakter setiap anak agar para bunda dapat mengetahui cara menghadapi anak tersebut. Untuk itu para bunda di TK Sabila Amanda selalu menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua santri, segala hal yang berhubungan dengan perkembangan anak akan dirundingkan dengan

(17)

orang tuanya sehingga orang tua dan bunda dapat bekerja sama dalam mendidik anak tersebut.

II.6 Anak Usia Dini

Batasan pengertian anak usia dini adalah 0-6 tahun. Usia dini pada anak kadang-kadang disebut sebagai usia emas atau golden age. Masa-masa tersebut merupakan masa kritis dimana seorang anak membutuhkan rangsangan-rangsangan yang tepat untuk mencapai kematangan yang sempurna (Pratisti 2008: 56).

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Sujiono, 2009:7). Perkembangan anak usia dini merupakan fase yang sangat mendasar bagi perkembangan individu. Mengingat karakteristik yang khas, maka pembelajaran anak usia dini harus dirancang sedemikian rupa sehingga menyenangkan dan menarik bagi anak. Makanan yang bergizi yang seimbang serta stimulasi yang intensif sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tersebut.

Ada berbagai kajian tentang hakikat anak usia dini, khususnya anak TK diantaranya oleh Bredecam dan Copple, Brener, serta Kellough (dalam Masitoh dkk., 2005: 1.12 – 1.13) sebagai berikut :

a. Anak bersifat unik.

b. Anak mengekspresikan perilakunya secara relatif spontan. c. Anak bersifat aktif dan enerjik.

d. Anak itu egosentris.

e. Anak memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. f. Anak bersifat eksploratif dan berjiwa petualang.

(18)

h. Anak masih mudah frustrasi.

i. Anak masih kurang pertimbangan dalam bertindak. j. Anak memiliki daya perhatian yang pendek.

k. Masa anak merupakan masa belajar yang paling potensial. l. Anak semakin menunjukkan minat terhadap teman.

II.6.1 Anak Usia Dini Di TK Sabila Amanda

Anak usia dini yang ada di TK Sabila Amanda terdiri dari anak usia 4-6 tahun. Mereka berjumlah 61 orang dan kesemuanya berada di kelas 0 (nol) besar yang terbagi atas kelas regular dan kelas plus. Siswa-siswi di TK Sabila Amanda disebut sebagai santri.

II.7 Keterampilan Sosial

Keterampilan sosial anak merupakan cara anak dalam melakukan interaksi, baik dalam hal bertingkah laku maupun dalam hal berkomunikasi dengan orang lain

Keterampilan sosial merupakan bekal untuk menjalin hubungan yang seimbang dengan sebayanya. Hubungan pertemanan yang seimbang dapat diperoleh jika anak memiliki rasa percaya diri dan bisa menghadapi berbagai masalah serta mencari solusinya. Keterampilan sosial juga membuatnya mudah diterima oleh anak lain karena mampu berperilaku sesuai harapan lingkungannya secara tepat. Begitu pula, anak-anak yang diberi banyak kesempatan untuk bermain dan bergaul cenderung akan memiliki keterampilan sosial yang tinggi ketimbang anak yang sehari-harinya di rumah saja. Uniknya, semakin sering anak bergaul dan mempunyai pengalaman langsung dengan banyak situasi sosial, maka di usia

(19)

sekolah IQ-nya akan bertambah 10-15 poin. Artinya, keterampilan sosial juga membantu perkembangan kognitif anak.

Peranan guru sangat penting dalam membangun keterampilan sosial seorang anak. Perlunya Pemahaman mendalam bagi guru Taman Kanak-kanak dalam membangun pengetahuan pada anak. Guru terlebih dahulu harus memahami inti dari setiap pengetahuan yang akan dibangun pada anak. Karena pengetahuan di dapat dari interaksi terhadap lingkungan sekitar. Dalam membangun pengetahuan pada anak, guru juga harus memperhatikan tahap perkembangan kognitif anak yang sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam berpikir. Guru harus memiliki keterampilan dalam membangun pengetahuan sesuai dengan kemampuan berpikir anak.

Keterampilan sosial anak usia dini berkembang dengan pesat setelah adanya rangsangan dari lingkungan dimana anak berada yaitu dirumah, di sekolah dan di lingkungan sekitar. Maka dari itu, harus ada kerjasama antara guru dan orang tua sehingga perkembangan sosialisasi anak dapat berkembang seoptimal mungkin.

Keterampilan sosial yang harus dimiliki seorang anak antara lain : 1. Kenal Diri

Ini merupakan bagian dari kecerdasan diri/intrapersonal yang diperlukan anak untuk bisa menjalin hubungan sosial yang baik dengan orang lain. Keterampilan kenal diri akan membantu anak untuk bisa memilih sendiri kegiatan yang ingin dilakukan, dengan teman/orang seperti apa dia akan bermain, serta bagaimana ia bisa bersikap menghadapi situasi sosial yang ditemuinya dan bisa mencari alternatif lain.

2. Kenal Emosi

Anak yang mengenal emosinya dengan baik akan belajar mengatur dan mengendalikan emosinya sehingga bisa bersikap dan berperilaku sesuai tuntutan lingkungan. Anak yang tak bisa mengendalikan emosinya dapat mengalami hambatan

(20)

dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Ia bisa dijauhi teman-temannya lantaran sikapnya yang tidak disukai, selain juga bisa timbul konflik dalam berinteraksi.

3. Empati

Anak harus memiliki keterampilan untuk mengerti dan merasakan emosi orang lain serta mampu untuk merasakan dan membayangkan dirinya berada di posisi orang tersebut. Keterampilan sosial ini diperlukan dalam melakukan hubungan sosial untuk menumbuhkan rasa saling menghargai, menghindari dari kesalahpahaman, juga melatih kepedulian dan kepekaan sosial anak.

4. Simpati

Yaitu keterampilan untuk mengerti perasaan dan emosi orang lain, biasanya dipengaruhi oleh emosi iba atau belas kasihan dan ada suatu tindakan yang ingin dilakukan. Dengan memiliki simpati, anak dapat menghayati perasaan orang lain, memiliki kepekaan sosial yang tinggi, tak bersikap semena-mena pada orang lain, memunculkan sikap pemurah. Semua nilai ini amat dibutuhkan dalam menjalin hubungan sosial dengan orang lain.

5. Berbagi

Keterampilan sosial ini diperlukan anak untuk memperoleh persetujuan sosial dengan membagi apa yang jadi miliknya. Anak dituntut untuk merasakan kebersamaan dengan berbagi kepunyaannya. Keterampilan sosial ini mengajarkan pada anak untuk tidak mementingkan dirinya sendiri, bisa menghargai milik dirinya maupun orang lain, juga menimbulkan sifat pemurah.

6. Negosiasi

Bernegosiasi membantu anak mengungkapkan pendapat dan keinginannya dengan cara yang diterima, serta membantu anak menyelesaikan masalah yang

(21)

dihadapi, dan bagaimana anak bersikap dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang ada dan mungkin tak menyenangkan. Selain juga dapat menghindari timbulnya konflik.

7. Menolong

Menolong menumbuhkan kesadaran diri pada anak untuk membantu orang lain, dapat mengembangkan sikap kepedulian sosial anak sehingga anak pun bisa diterima dalam lingkungan kelompok pertemanan maupun lingkungan sosial lain yang lebih luas.

8. Kerja Sama

Keterampilan bekerja sama dibutuhkan untuk anak belajar saling menghargai dan menghormati, tidak mementingkan diri sendiri, merasakan kebersamaan dengan lingkungan sosialnya.

9. Bersaing

Keterampilan untuk mengungguli dan mengalahkan anak lain ini, akan membantu anak untuk mengetahui kelemahan maupun kelebihan dirinya, bersikap fleksibel dalam menghadapi tantangan, kemenangan maupun kekalahan yang akan ditemui nantinya dalam kehidupa

II.7.1 Keterampilan Sosial Di TK Sabila Amanda

Pembentukan keterampilan sosial yang diterapkan di TK Sabila Amanda kepada anak didik tidak hanya berlangsung pada saat suasana belajar mengajar namun juga dalam suasana bermain. Guru di TK Sabila Amanda selalu menerapkan agar setiap anak memiliki keterampilan sosial yang baik. Keterampilan sosial yang dibentuk diantaranya dengan melatih anak untuk berbagi dengan temannya misalnya, jika ada salah satu teman yang tidak

(22)

membawa alat tulis maka anak yang lain diajarkan untuk meminjamkan alat tulisnya kepada temannya tersebut. Guru melatih agar diantara mereka timbul rasa peka terhadap sesamanya. Saat ada teman yang tidak mau bermain maka anak yang lain ramai-ramai datang untuk membujuknya agar mau ikut bermain bersama.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan lembar penilaian aktivitas siswa, perolehan skor aktivitas siswa adalah 28 dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa yang memperoleh penilaian

Namun pengaturan waktu makan umur 21-35 hari tidak berpengaruh nyata terhadap ukuran bobot proventikulus, bobot pangkreas dan bobot usus (duodenum, jejunum,

Dari sengketa ini dapat disimpulkan bahwa prinsip yurisdiksi teritorial dapat pula berlaku terhadap kejahatan yang dilakukan tidak hanya di wilayah negara yang bersangkutan, tapi

Selain penghasilan yang berkesinambungan seperti yang telah dipaparkan di atas, terdapat pula penghasilan tidak berkesinambungan yang diperoleh oleh Wajib Pajak

Berdasarkan hasil uji validitas logis yang telah dilakukan terhadap instrumen penilaian kemampuan ber- pikir tingkat tinggi tentang materi sel untuk peserta

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan mengenai potensi industri dan pengembangan daerah sebelumnya antara lain : Rachmawati dan Amir (2003) meneliti mengenai

Tingginya obesitas pada remaja ada kecenderungan mengalami peningkatan, dengan pola makan yang sudah berubah serta aktivitas fisik yang kurang dengan latar