• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini banyak bank yang dilikuidasi oleh Lembaga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini banyak bank yang dilikuidasi oleh Lembaga"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini banyak bank yang dilikuidasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Satria (2013), Direktur Penjaminan dan Manajemen risiko menyatakan bahwa sejak tahun 2006 – 2013 LPS telah mengurus simpanan dana 50 bank nasional dan daerah yang dilikuidasi. Total simpanan bank yang dilikuidasi sebesar Rp.1,19 triliun dan 96.220 rekening. Banyaknya kredit macet yang lebih besar dari simpanannya merupakan salah satu faktor utama kebangkrutan bank.

Perbankan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Suksesnya aktivitas perbankan akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian Indonesia sehingga apabila sebuah bank mengalami kegagalan, dampak yang ditimbulkan akan cukup luas meliputi nasabah dan lembaga yang menyimpan dananya serta lembaga yang menginvestasikan modalnya di bank. Hal ini akan berpengaruh pada pasar domestik maupun pasar internasional. Salah satu risiko yang sangat penting akan keberlangsungan kegiatan operasional bank adalah risiko likuiditas. Selain itu, untuk mengelola risiko yang disebabkan oleh sektor keuangan, Bank Indonesia membuat kebijakan dengan mengarahkan pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makro ekonomi.

(2)

2 Menurut Diamond dan Rajan (2001) bank merupakan bagian utama dalam perekonomian dari sisi sektor keuangan yang melakukan dua kegiatan utama yaitu dari sisi aset, untuk meningkatkan aliran dana pinjaman kepada nasabah yang kekurangan dana, sebaliknya dari sisi kewajiban mengumpulkan sumber dana dari pihak ketiga untuk menyediakan likuiditas. Untuk menghindari risiko kebangkrutan maka bank harus menjaga likuiditasnya agar mampu melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan baik dan mampu bertahan serta bersaing dalam persaingan bank yang sangat kompetitif. Semakin likuid kondisi keuangan bank maka semakin kecil risiko likuiditas yang dimiliki bank.

Risiko likuiditas adalah salah satu risiko yang paling penting yang dihadapi oleh bank, karena masalah likuiditas pada akhirnya akan menyebabkan masalah kebangkrutan (Hanafi, 2012). Dalam perbankan, manajemen risiko likuiditas merupakan elemen yang paling penting untuk menjaga stabilitas dan keamanan bank dalam kegiatan operasinya. Semua keputusan yang dilakukan untuk meningkatkan laba perusahaan dan tingkat kepercayaan nasabah dilihat dari sisi likuiditas perusahaan. Oleh karena itu, bank harus menilai risiko likuiditasnya setiap saat dan khususnya pada kondisi krisis atau resesi ekonomi.

Menurut Jenkinson (2008) risiko ketika perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya kepada deposan disebut risiko likuiditas. Risiko likuiditas ini akan mempengaruhi citra suatu bank kepada nasabahnya. Semakin besar risiko likuiditas yang ditanggung oleh suatu bank maka semakin buruk citra bank tersebut karena kepercayaan nasabah berkurang terhadap kinerja bank. Hal ini tentu saja akan berdampak pada penurunan kinerja pasar bank. Menurut Lopez

(3)

3 (2008) likuiditas didefinisikan sebagai kemampuan suatu perusahaan keuangan untuk memenuhi kewajiban utangnya tanpa menimbulkan kerugian yang besar. Misalnya, dengan melakukan pendanaan pinjaman jangka panjang, pembelian aset dengan deposito jangka pendek. Sedangkan pengelolaan likuiditas melibatkan perkiraan sumber dana dan penyediaan kas untuk kebutuhan jangka pendek atau musiman maupun untuk kebutuhan jangka panjang.

Peraturan perbankan di Indonesia mewajibkan bank-bank yang ada di Indonesia untuk menjaga dan mengelola likuiditasnya dengan baik. Peraturan Bank Indonesia Pasal 1 Nomor 11/25/PBI/2009 menyatakan bahwa risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Peraturan tersebut berasal dari dokumen dari Basel Committee yang menjadi pedoman bagi bank Indonesia untuk melakukan kajian rekomendasi manajemen risiko likuiditas yang diterapkan pada perbankan di Indonesia. Peraturan tersebut dinyatakan dalam Consultative Paper Manajemen Risiko Likuiditas yang sesuai dengan regulasi dalam peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum.

Pemerintah menetapkan melalui peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum bank umum dalam Rupiah dan

(4)

4 valuta asing bagi bank umum konvensional. Dalam peraturan tersebut Bank Indonesia menetapkan Giro Wajib Minimum (GWM) yang harus dimiliki bank. GWM adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh bank yang besarnya ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga. Penetapan jumlah GWM primer pada tahun 2013 oleh Bank Indonesia dalam Rupiah sebesar 8% sedangkan untuk jumlah GWM sekunder dalam Rupiah sebesar 4% serta penetapan jumlah GWM untuk valuta asing sebesar 8%. Persentase tersebut merupakan jumlah dana yang harus dimiliki bank agar tidak mengalami risiko likuiditas ketika para nasabah tiba-tiba menarik uangnya.

Pentingnya likuiditas pada suatu sistem perbankan akan membuat suatu bank sangat fokus terhadap manajemen likuiditasnya. Hal ini terjadi karena risiko likuiditas sangat berpengaruh terhadap kinerja bank. Beberapa peneliti melakukan analisis tentang pengelolaan risiko likuiditas terhadap kinerja bank, seperti penelitian yang dilakukan oleh Fayman dan He (2011) menemukan adanya hubungan yang positif antara risiko prepayment terhadap kinerja bank. Selain itu, penelitian lain dilakukan oleh Bareikaite dan Martinkute (2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengelolaan manajemen risiko likuiditas terhadap pendapatan bank.

Taswan (2006) mengatakan bahwa ketidakpastian penarikan kredit dan penarikan simpanan oleh para deposan menuntut bank harus mengkaji likuiditas yang direncanakan dan komponen untuk berjaga-jaga. Oleh karena itu pemberian kredit yang bagus merupakan salah satu pengukuran yang harus diperhatikan bank

(5)

5 agar arus kasnya tidak tersendat yang akan berakibat terganggunya likuiditas bank. Selain itu, banyaknya kredit macet akan menyebabkan penurunan profitabilitas bank.

Bank yang berfokus untuk meningkatkan kinerjanya akan menempatkan dana pada aset yang mampu memberikan pendapatan yang optimal. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan kinerja pada penyaluran kredit yang maksimal dibandingkan berinvestasi pada aset likuid. Meningkatnya jumlah kredit tanpa adanya risiko kredit macet (Non Performing Loans) akan dapat meningkatkan profitabilitas bank dan kinerja pasar bank.

1.2 Rumusan Masalah

Banyaknya jumlah bank yang dilikuidasi membuat pemerintah harus menerapkan secara tegas tentang peraturan manajemen risiko untuk melindungi investor dari semua risiko yang ditimbulkan oleh bank. Risiko likuiditas merupakan aspek yang paling krusial bagi bank. Semua bank harus menjaga likuiditasnya agar memiliki risiko likuiditas yang kecil sehingga tidak menghambat kegiatan operasionalnya. Selain itu, dalam menjaga likuiditasnya bank dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan melakukan aktivitas pendanaan yang optimal. Disisi lain risiko likuiditas bank yang kecil mampu meningkatkan kepercayaan investor terhadap bank dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja pasar perusahaan.

Menurut Saunders dan Cornett (2014) risiko likuiditas adalah risiko yang terjadi akibat adanya peningkatan secara tiba-tiba dalam penarikan kewajiban

(6)

6 yang membuat bank harus melikuidasi aset dalam waktu yang sangat singkat dan dengan harga rendah. Risiko ini akan mengakibatkan bank mengalami gagal bayar terhadap deposan karena tidak mampu melunasi kewajibannya. Hal seperti ini akan mempengaruhi laba dan nilai pasar perusahaan.

Dalam upaya pengelolaan risiko likuiditas, ada dua faktor yang harus diperhatikan yaitu dari faktor aset dan kewajiban. Dari faktor aset yang harus diperhatikan adalah jumlah simpanan optimum yang dimiliki perusahaan, cadangan kas yang dimiliki perusahaan. Sedangkan dari faktor kewajiban yang harus diperhatikan adalah sumber pendanaan yang digunakan dan jumlah kredit yang bermasalah (Hanafi, 2012).

Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah dan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini akan menguji pengaruh dari dana pihak ketiga (deposits), kas (cash), kesenjangan likuiditas (liquidity gap) dan jumlah kredit bermasalah (NPL) terhadap kinerja bank di Indonesia yang diukur dengan ROE sebagai kinerja operasi dan Tobin’s Q sebagai kinerja pasar bank.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Apakah dana pihak ketiga (deposits) berpengaruh positif terhadap ROE Bank?

(7)

7 3. Apakah kesenjangan likuiditas (liquidity gap) berpengaruh negatif

terhadap ROE Bank?

4. Apakah NPL berpengaruh negatif terhadap ROE Bank?

5. Apakah dana pihak ketiga (Deposits) berpengaruh positif terhadap Tobin’s Q?

6. Apakah kas (cash) berpengaruh negatif terhadap Tobin’s Q?

7. Apakah kesenjangan likuiditas (liquidity gap) berpengaruh negatif terhadap Tobin’s Q?

8. Apakah NPL berpengaruh negatif terhadap Tobin’s Q?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menguji apakah deposits berpengaruh positif terhadap ROE bank.

2. Untuk menguji apakah kas berpengaruh negatif terhadap ROE bank. 3. Untuk menguji apakah kesenjangan likuiditas berpengaruh negatif

terhadap ROE bank.

4. Untuk menguji apakah NPL berpengaruh negatif terhadap ROE bank. 5. Untuk menguji apakah deposits berpengaruh positif terhadap Tobin’s

Q.

(8)

8 7. Untuk menguji apakah kesenjangan likuiditas berpengaruh negatif

terhadap Tobin’s Q.

8. Untuk menguji apakah NPL berpengaruh negatif terhadap Tobin’s Q. 1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini diantaranya: 1. Manfaat bagi akademisi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi ilmiah bagi akademika dan mampu memberikan tambahan wawasan serta informasi terkait dengan pengaruh risiko likuiditas terhadap kinerja operasi dan kinerja pasar bank.

2. Manfaat bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu sebagai bahan masukan atau usulan bagi manajemen dalam melakukan pengelolaan risiko likuiditas agar dapat mengoptimalkan kinerja operasi dan kinerja pasar bank.

3. Manfaat bagi Investor

Penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna untuk investor yang ingin melakukan investasi agar mempunyai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi pada suatu bank yang bagus.

1.6. Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian ini terbatas pada hubungan variabel independen yaitu deposits, kas, liquidity gap, NPL dan ROE serta TOBIN’S Q sebagai

(9)

9 variabel dependen. Periode penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 2009-2013 saat adanya peraturan pengetatan manajemen risiko perbankan tentang likuiditas.

2. Objek yang diteliti adalah industri perbankan yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan.

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini dibagi dalam 5 (lima) bab pembahasan. Bab-bab tersebut sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup penelitian.

Bab II: Landasan Teori

Bab ini menguraikan mengenai landasan teori sebagai dasar untuk melakukan penelitian ini, diantaranya teori tentang manajemen risiko, definisi risiko likuiditas, aset lancar, kesenjangan likuiditas (liquidity gap), NPL, kinerja operasi (ROE) dan kinerja pasar (Tobin’s Q).

Bab III: Metodologi Penelitian

Bab ini menjelaskan tentang metodologi penelitian yang digunakan mengacu pada rumusan masalah yang telah ditetapkan. Bab ini juga menjelaskan tentang pendekatan penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, prosedur pengumpulan data serta teknik analisis dalam penulisan tesis ini dengan analisis regresi data panel .

(10)

10 Bab IV: Hasil Analisis Data

Dalam bab ini dibahas mengenai hasil yang diperoleh dari proses pengumpulan data, analisis dan pembahasan mengenai pengujian hipotesis serta hasil uji statistik .

Bab V: Simpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian, saran untuk perbaikan sistem manajemen risiko likuiditas, pemilihan investasi pada bank dan keterbatasan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Jika dibandingkan dengan penelitian terdahulu dari Pipih Nurhanipah dan Herdin lihat penelitian terdahulu pada bab 2, dalam penelitiannya Pipih meneliti tentang budaya organisasi

Seperti halnya penerapan ICT berdasarkan sarana dan prasarana (infrastruktur) yang ada di Museum Angkut, dimana penerapan ICT ini bertujuan untuk mempermudah

1 Sistem dapat digunakan untuk menyimpan Tinggi U.01 Use Halaman Utama (H.2) pengetahuan yang berasal tulisan auditor,. karangan orang lain maupun artikel majalah dan internet yang

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

BAB I Pendahuluan, bab ini terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian Penelitian, Tinjauan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

From Incidental News Exposure to News Engagement: How Perceptions of the News Post and News Usage Patterns Influence Engagement with News Articles Encountered on

Sebanyak 87.5 % mahasiswa menjawab bahwa pengukuran viskositas menggunakan dua kumparan merupakan hal yang menarik dengan alasan karena hal baru dan mudah untuk