• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNIVERSITAS INDONESIA PROSES AUDIT ATAS AKUN PINJAMAN OBLIGASI, PINJAMAN DARI PEMERINTAH PUSAT, DAN PINJAMAN MEDIUM TERM NOTES PADA PT PQR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "UNIVERSITAS INDONESIA PROSES AUDIT ATAS AKUN PINJAMAN OBLIGASI, PINJAMAN DARI PEMERINTAH PUSAT, DAN PINJAMAN MEDIUM TERM NOTES PADA PT PQR"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

PROSES AUDIT ATAS AKUN PINJAMAN OBLIGASI,

PINJAMAN DARI PEMERINTAH PUSAT, DAN PINJAMAN MEDIUM TERM NOTES PADA PT PQR

LAPORAN MAGANG

YOSHANTI ANDIKASARI 0906525964

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK JULI 2013

(2)

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSES AUDIT ATAS AKUN PINJAMAN OBLIGASI, PINJAMAN DARI PEMERINTAH PUSAT, DAN PINJAMAN MEDIUM TERM NOTES

PADA PT PQR

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

YOSHANTI ANDIKASARI 0906525964

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI

DEPOK JULI 2013

(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Triratna, karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan magang ini. Penulisan laporan magang ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan laporan magang ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan laporan magang ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa dan Triratna yang telah memberikan berkah dan perlindungan selama hidup saya, serta kekuatan bagi saya untuk menjalani perkuliahan selama di FEUI hingga akhir.

2. Orangtua tercinta (Andy Saputra dan Ikajanti Koesnadi), yang telah memberikan dukungan moril dan semangat selama saya kuliah hingga penulisan laporan magang ini rampung.

3. Ibu Rini Yulius, S.E., M.Ak, selaku dosen pembimbing penulis yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran selama membantu dan membimbing penulisan laporan magang ini.

4. Bapak Mafrizal Heppy, Ak., MBA dan Ibu Dian Nastiti, S.E., MBA, selaku dosen-dosen penguji yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk menguji dan memberi masukan atas laporan magang ini. 5. Mbak Retty Wahyu Susanti, selaku Manajer di RSM AAJ Associates

Divisi Blue yang telah memberikan kesempatan untuk bergabung, belajar, dan mendapatkan pengalaman berharga di dalam tim auditnya.

6. Kak Maxson Hakim Wijaya, Kak Ispriyanti, dan Kak Juhanson Alfons Simbolon, selaku senior di RSM AAJ Associates yang telah mengarahkan, mengajarkan, dan memberi masukan kepada saya baik selama bertugas sebagai intern atau pun dalam penulisan laporan magang ini.

(6)

7. Najla Masthura, Santi Rosita, Kartika Anzelia, Devitha Amelia, dan Nabila Rachman, yang telah menjadi teman-teman seperjuangan di Divisi Blue RSM AAJ Associates.

8. Teman-teman terdekat selama berkuliah di FEUI: Yolanda Oclines, Elly Juliaty, Ranita Wijaya, Rika Christin, Ratna Yani, Lita J. Kurnia, dan Sukha Adiputra. Tak lupa juga teman-teman yang sama-sama berjuang menyelesaikan studi hingga 4 tahun bersama: Jessica Sani, Yosef I. Sidharta, I Made Ari Mahadi, dan Jane Natalie. Serta teman-teman lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah mendukung dan membantu penulis selama kuliah.

Akhir kata, semoga semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan magang ini mendapatkan berkah atas perbuatan baiknya. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan berbagai hal positif lainnya.

Depok, 8 Juli 2013

(7)
(8)

ABSTRAK

Nama : Yoshanti Andikasari

Program Studi : Akuntansi

Judul : Proses Audit atas Akun Pinjaman Obligasi, Pinjaman dari Pemerintah Pusat, dan Pinjaman Medium Term Notes pada PT PQR

Laporan ini menganalisis proses audit yang dilakukan atas pinjaman obligasi, pinjaman dari pemerintah pusat, dan pinjaman Medium Term Notes (MTN) pada PT PQR yang merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara. Analisis dilakukan dengan membahas metodologi audit yang digunakan oleh auditor dengan teori yang diterapkan pada umumnya. Analisis dimulai dari fase awal penerimaan dan peninjauan kembali atas klien, kemudian fase perencanaan awal dan perencanaan audit, fase pekerjaan lapangan atas transaksi, akun, dan pengungkapan, fase pekerjaan lapangan atas entitas secara keseluruhan, hingga fase terakhir yakni fase penyelesaian dan pelaporan. Dalam laporan ini auditor juga mengacu pada PSAK 50: Instrumen Keuangan – Penyajian (revisi 2010) dan PSAK 55: Instrumen Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran (revisi 2011) dalam memperoleh keyakinan bahwa akun liabilitas keuangan telah disajikan, diakui, dan diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Hasil yang dapat disimpulkan adalah metodologi audit yang digunakan oleh auditor secara keseluruhan tidak berbeda signifikan dengan teori yang dipaparkan.

Kata kunci: Proses audit, obligasi, pinjaman dari pemerintah pusat, pinjaman Medium Term Notes (MTN).

(9)

ABSTRACT

Name : Yoshanti Andikasari Study Program : Accounting

Title : Audit Process of Bonds Payable, Government Notes, and Medium Term Notes of PT PQR

This report analyzes the audit process of obligation, government notes, and Medium Term Notes (MTN) of PT PQR, a state-owned enterprise. The explanation focuses on the audit methodology used by auditor and the auditing theory. This report explains from the very first phase until the last phase of auditing, start from client acceptance and re-evaluation preplanning and planning, fieldwork for transactions, balances, and disclosures, fieldwork for entity-wide program, completion and reporting. This report also describes how the auditor use PSAK 50: Financial Instrument – Presentation (revision 2010) and PSAK 55: Financial Instrument – Recognition and Measurement (revision 2011), as guidance to obtain reasonable assurance that the financial liabilities are presented, recognized, and measured in accordance with generally accepted accounting principles. The conclusion is that audit methodology used by auditor is not significantly different with the perceived theory.

Key words: Audit process, bonds payable, government notes, Medium Term Notes (MTN)

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ...iv

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1: PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Pelaksanaan Program Magang... 1

1.2 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program Magang ... 1

1.3 Aktivitas Selama Program Magang ... 2

1.4 Latar Belakang Tema Laporan Magang ... 5

1.5 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang... 8

1.6 Tujuan Pembahasan ... 9

1.7 Sistematika Penulisan Laporan Magang ... 9

BAB 2: LANDASAN TEORI ... 11

2.1 Liabilitas ... 11

2.1.1 Definisi Liabilitas ... 11

2.1.2 Penyajian Liabilitas... 12

2.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Liabilitas ... 12

2.2 Pengauditan ... 13

2.2.1 Definisi Pengauditan ... 13

2.2.2 Jenis-jenis Audit ... 14

(11)

2.2.3.1 Asersi Manajemen Terkait Klasifikasi Transaksi

dan Peristiwa ... 15

2.2.3.2 Asersi Manajemen Terkait Saldo ... 16

2.2.3.3 Asersi Manajemen Terkait Penyajian dan Pengungkapan ... 17

2.2.4 Tujuan Pengauditan ... 18

2.2.4.1 Tujuan Audit Terkait Transaksi ... 18

2.2.4.2 Tujuan Audit Terkait Saldo... 19

2.2.4.3 Tujuan Audit Terkait Penyajian dan Pengungkapan ... 20

2.2.5 Materialitas ... 21

2.2.6 Bukti Audit untuk Pengauditan Liabilitas Keuangan ... 22

2.2.7 Pengauditan untuk Liabilitas Keuangan ... 23

BAB 3: PROFIL TEMPAT MAGANG DAN PERUSAHAAN ... 28

3.1 Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, & Saptoto (RSM AAJ Associates) ... 28

3.1.1 Gambaran Umum RSM AAJ Associates ... 28

3.1.2 Produk Layanan RSM AAJ Associates ... 28

3.1.3 Struktur Organisasi RSM AAJ Associates ... 30

3.2 Profil PT PQR ... 33

3.2.1 Gambaran Umum PT PQR ... 33

3.2.2 Visi dan Misi PT PQR ... 36

3.2.3 Struktur Organisasi... 37

BAB 4: PEMBAHASAN ... 39

4.1 Proses Audit Secara Umum ... 39

4.2 Fase Penerimaan dan Evaluasi Kembali atas Klien ... 43

4.3 Fase Perencanaan Awal dan Perencanaan Audit ... 45

4.4 Fase Pekerjaan Lapangan untuk Transaksi, Akun, dan Pengungkapan 50 4.4.1 Prosedur Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi ... 51

(12)

4.4.3 Prosedur Pengujian Rincian Saldo ... 56

4.5 Fase Pekerjaan Lapangan atas Entitas Secara Keseluruhan ... 64

4.6 Fase Penyelesaian dan Pelaporan ... 66

BAB 5: PENUTUP ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 71

5.2.1 Saran untuk PT PQR ... 71

5.2.2 Saran untuk RSM AAJ Associates – KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto ... 71

DAFTAR REFERENSI ... 72

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Posisi Pembiayaan Menurut Jenis ... 6

Tabel 2.1 Tujuan Audit Terkait Saldo dan Prosedur Pengujian Rincian Saldo ... 25

Tabel 3.1 Divisi RSM AAJ Associates ... 31

Tabel 3.2 Daftar Kantor Wilayah PT PQR ... 33

Tabel 4.1 Perbandingan Proses Pengauditan antara Teori Arens dengan RSM Audit Methodology ... 40

Tabel 4.2 Matriks Perhitungan Batas Materialitas ... 48

Tabel 4.3 Batas Materialitas Audit PT PQR ... 49

Tabel 4.4 Analytical Review atas Pinjaman Obligasi PT PQR ... 54

Tabel 4.5 Analytical Review atas Pinjaman MTN PT PQR ... 55

Tabel 4.6 Rincian Pinjaman MTN tahun 2012 ... 56

Tabel 4.7 Rekapitulasi Perhitungan Ulang Nilai Pinjaman Obligasi, SUP, dan MTN PT PQR ... 58

Tabel 4.8 Contoh Perbedaan Perhitungan Beban Bunga PT PQR dengan Perhitungan Ulang Auditor ... 59

Tabel 4.9 Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR ... 60

Tabel 4.10 Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga SUP PT PQR .. 61

Tabel 4.11 Rekapitulasi Perhitungan Ulang Beban Bunga MTN PT PQR ... 62

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi RSM AAJ Associates ... 32 Gambar 3.2 Struktur Organisasi PT PQR ... 38

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Ulang Beban Bunga Obligasi PT PQR... 73 Lampiran 2 Perhitungan Ulang Beban Bunga MTN PT PQR ... 76

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG

Program magang menjadi salah satu sarana bagi mahasiswa untuk memperdalam ilmu, memperkaya pengalaman atas praktek nyata di dunia kerja dan menerapkan pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan selama menjalani program magang. Jika selama di bangku perkuliahan mahasiswa mempelajari akuntansi dan audit dari segi teori, maka program magang menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk melihat dan melakukan proses audit secara langsung untuk berbagai bisnis yang berbeda.

Selain memperkaya pengetahuan dan pengalaman di dunia kerja, mahasiswa juga dapat mengasah kemampuan interpersonal. Selama menjadi karyawan magang, mahasiswa pasti menghadapi tantangan untuk dapat beradaptasi dan berkomunikasi dengan baik tak hanya dengan kolega namun juga dengan klien.

Laporan atas hasil program magang ini juga menjadi salah satu syarat kelulusan mahasiswa setelah menyelesaikan masa magang di bangku perkuliahan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Program magang akan memudahkan mahasiswa untuk mendapatkan tema dan menggali lebih dalam permasalahan terkait akuntansi dan pengauditan di dunia nyata sebagai bahan penulisan tugas akhir. Di samping itu, program magang dapat menjadi batu loncatan dalam dunia karir karena pengalaman yang didapat akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi mahasiswa dalam melanjutkan karirnya setelah terjun ke masyarakat.

1.2 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN PROGRAM MAGANG

Program magang dilaksanakan di Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar dan Saptoto (RSM AAJ Associates) yang berlokasi di Jakarta.

(17)

RSM AAJ Associates merupakan kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan salah satu firma akuntansi internasional yakni RSM International.

Program magang ini berlangsung selama empat bulan lebih sejak tanggal 2 Januari 2013 hingga tanggal 10 Mei 2013. Penempatan magang dilakukan di lini jasa Audit & Assurance khususnya Divisi Blue.

1.3 AKTIVITAS SELAMA PROGRAM MAGANG

Selama program magang yang dilaksanakan di RSM AAJ Associates, peserta magang ditempatkan di lini Audit & Assurance khususnya Divisi Blue. Intern atau peserta magang memiliki kesempatan untuk terjun langsung dan melakukan praktek pengauditan secara profesional di bawah bimbingan Junior Auditor, Senior Auditor, dan Manager In Charge.

Selama empat bulan lebih program magang berjalan, telah dilakukan aktivitas audit atas laporan keuangan tahunan untuk tiga klien yang berbeda. Salah satu dari ketiga klien tersebut adalah PT PQR yang merupakan perusahaan BUMN dengan risiko audit cukup tinggi dan adanya fokus atas kepatuhan peraturan-peraturan dari Pemerintah serta Bapepam-LK. Sementara dua klien lainnya bukan merupakan perusahaan yang terdaftar di bursa efek . Berikut ini adalah kegiatan audit yang dilakukan selama program magang berlangsung:

1. General Audit per 31 Desember 2012 atas PT PQR

PT PQR merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berfokus pada jasa keuangan khususnya penyaluran kredit dengan prinsip gadai dan fidusia. PT PQR memiliki kantor pusat di Jakarta dan kantor wilayah (kanwil), kantor cabang serta UPC (Unit Pembantu Cabang) dan CPS (Cabang Pembantu Syariah) yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Audit laporan keuangan tahunan atas PT PQR telah berjalan sejak bulan Desember 2012. Kegiatan audit di Kantor Wilayah berfokus pada test of control dan test of detail atas akun kas dan setara kas, pendapatan usaha, persediaan, utang pajak, beban operasional, dan aset tetap. Kegiatan audit di Kantor Wilayah juga mencakup kunjungan ke penerima dana atau mitra atas

(18)

3

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT PQR. Sementara itu kegiatan audit di Kantor Cabang juga serupa dengan kegiatan audit di Kantor Wilayah hanya saja fokus audit yang lebih mendetail pada validasi data antara data akuntansi dengan data operasional.

Dalam penugasan audit laporan keuangan PT PQR ini, intern bertanggungjawab untuk menangani working paper atas audit akun kas dan setara kas, beban dibayar di muka, pinjaman obligasi, pinjaman medium term notes (MTN), pinjaman dari pemerintah pusat, serta utang pajak. Untuk audit atas akun kas dan setara kas, intern melakukan cash opname atau pemeriksaan fisik atas kas, membuat rekonsiliasi kas, dan menyusun konfirmasi bank serta deposito. Kemudian intern juga membantu melakukan perhitungan amortisasi atas beban dibayar di muka dan melakukan rekapitulasi utang pajak. Intern juga membantu para junior auditor dan senior auditor dalam pemeriksaan fisik inventori dan barang jaminan milik Kantor Wilayah dan Cabang. Untuk pengauditan akun pinjaman obligasi, pinjaman Medium Term Notes (MTN) dan pinjaman dari pemerintah pusat, intern bertanggungjawab untuk melakukan penghitungan ulang dan pengecekan pencatatan serta dokumentasi.

General Audit Engagement untuk PT PQR tidak hanya untuk menyusun dan menyajikan laporan keuangan serta opini auditor atas kewajaran laporan keuangan itu sendiri, tapi juga untuk membantuk PT PQR menyusun Laporan Keuangan PKBL, Laporan Keuangan anak perusahaan, Laporan Evaluasi Kinerja, dan Laporan Kepatuhan atas Peraturan dan Pengendalian Internal.

2. General Audit per 31 Desember 2012 atas PT ABC

PT ABC merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan menyediakan jasa pelatihan sumber daya manusia kepada perusahaan maupun institusi yang membutuhkan. Jasa yang diberikan meliputi pelatihan komunikasi, pelatihan kepemimpinan, dan pelatihan lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian sumber daya manusia.

(19)

PT ABC merupakan franchise dari salah satu perusahaan pelatihan dan pengembangan diri yang berasal dari Amerika Serikat. PT ABC memiliki kantor pusat di Rawamangun, Jakarta dan memiliki dua kantor cabang masing-masing di Bandung dan Surabaya serta satu kantor pemasaran khusus di Medan.

Kegiatan audit dilakukan sejak awal Maret 2013 dan dilakukan di kantor pusat Jakarta terlebih dahulu, lalu setelahnya dilakukan di kantor cabang Bandung dan Surabaya. Kegiatan audit atas laporan keuangan PT ABC per tanggal 31 Desember 2012 ini dilakukan untuk kepentingan Rapat Umum Pemegang Saham perusahaan.

Dalam penugasan ini, penulis sebagai intern turut membantu menyusun rekapitulasi pajak kantor pusat dan vouching beban operasional kantor pusat. Selain itu intern juga membantu junior auditor dalam proses pengauditan kantor cabang Bandung dengan membantu audit dan mengerjakan working paper atas kas dan setara kas, aset tetap, modal, dan beban umum dan administrasi. Intern melakukan pemeriksaan fisik atas kas, rekonsiliasi kas, konfirmasi rekening bank dan deposito, konfirmasi modal, penghitungan ulang beban depresiasi aset tetap, dan vouching atas beban umum dan administrasi.

3. General Audit per 31 Desember 2012 atas PT DEF

PT DEF merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perminyakan dan gas. Awalnya sejak berdiri di tahun 1996, PT DEF pernah menekuni sejumlah bidang bisnis hingga akhirnya di tahun 2001 PT DEF serius terjun ke dunia minyak dan gas bumi. Hal tersebut diawali dengan pengambil alihan perusahaan yang bergerak dalam kegiatan hilir migas berupa pengolahan gas alam menjadi Gas Alam Cair (Liquified Petroleum Gas/LPG) di Pangkalan Brandan.

Setahun setelahnya yakni di tahun 2002, PT DEF kembali mengambil alih perusahaan migas lainnya yang bergerak di kegiatan hulu industri migas yaitu eksplorasi dan produksi migas. Kemudian di tahun 2003 PT DEF

(20)

5

mengambil alih salah satu perusahaan yang mengelola kegiatan hulu migas di lapangan lepas pantai Udang Natuna. Perusahaan ini merupakan mitra PT Pertamina EF dalam mekanisme kerja sama yang dikenal dengan sebutan Technical Assistance Contract (TAC).

RSM AAJ Associates bertanggungjawab untuk melakukan kegiatan audit laporan keuangan tahunan atas PT DEF dan juga dua anak perusahaannya. Salah satu anak perusahaan tersebut belum melakukan kegiatan operasional selama tahun 2012 oleh karena itu kegiatan audit lebih difokuskan pada PT DEF sebagai holding company dan anak perusahaan dengan kegiatan operasional hulu migas yang berperan paling penting dalam keuangan PT DEF.

Dalam kegiatan audit anak perusahaan PT DEF, intern

bertanggungjawab untuk membantu senior auditor dalam mengaudit Cost Recovery, persediaan, beban operasional, kas dan setara kas, aset tetap, utang pajak, utang dan piutang usaha, transaksi pihak-pihak berelasi, kewajiban imbalan kerja, serta pendapatan operasional. Sementara itu kegiatan audit atas PT DEF sendiri sebagai holding company hampir serupa dengan kegiatan audit atas anak perusahaannya hanya saja tidak menekankan pada audit atas persediaan dan kewajiban imbalan kerja.

1.4 LATAR BELAKANG TEMA LAPORAN MAGANG

Mangani (2009) menyatakan bahwa di dalam suatu sistem ekonomi, pasar keuangan berperan penting untuk mengalirkan dana dari pihak yang memiliki dana berlebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Dana tersebut kemudian mengalir baik secara langsung dari pemberi dana kepada peminjam dana atau pun secara tidak langsung melalui lembaga-lembaga perantara keuangan.

Berdasarkan sumber dananya, lembaga perantara keuangan

diklasifikasikan menjadi tiga kategori yakni lembaga penerima deposito, contractual saving institution, dan perantara investasi. Lembaga keuangan yang termasuk sebagai perantara investasi memperoleh dana dari warkat niaga (commercial paper) dan unit penyertaan untuk kemudian meminjamkannya

(21)

kepada nasabah atau konsumen. Perantara investasi terdiri atas perusahaan pembiayaan, reksa dana, dan reksa dana pasar uang. Berdasarkan jenis pembiayaannya, perusahaan pembiayaan dibagi menjadi perusahaan pembiayaan bisnis/komersial, perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan pembiayaan perdagangan.

Tabel 1.1 – Posisi Pembiayaan Menurut Jenis

KETERANGAN

Posisi (dalam milyar Rupiah)

Desember 2010 Desember 2011 Desember 2012

Sewa Guna Usaha 53.166,9 76.591,83 105.082,04 Anjak Piutang 2.295,5 3.914,72 5.147,57 Kartu Kredit 875,67 1,67 2,48 Pembiayaan Konsumen 130.015,92 164.790,93 191.820,22 Total 186.353.99 245.299,14 302.052,31

Sumber: Publikasi Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI), Bank Indonesia, 2013

Dari segi pembiayaan yang disalurkan kepada masyarakat, porsi pembiayaan konsumen merupakan porsi terbesar dari portofolio piutang perusahaan pembiayaan yakni sebesar Rp 191,820 trilyun atau 63,51% dari total keseluruhan piutang pembiayaan di bulan Desember 2012. Kemudian disusul oleh pembiayaan sewa guna usaha sebesar Rp 105,082 trilyun, anjak piutang sebesar Rp 5,148 trilyun dan kartu kredit sebesar Rp 2,48 milyar. Dari Tabel 1.1 di atas, terlihat bahwa posisi pembiayaan konsumen memiliki tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan adanya ekspansi pelayanan untuk pembiayaan dan diversifikasi produk keuangan yang ditawarkan kepada masyarakat.

(22)

7

PT PQR merupakan salah satu perusahaan pembiayaan konsumen milik pemerintah Indonesia dan telah menjadi sumber pendanaan alternatif selain bank yang banyak diminati dan dimanfaatkan oleh masyarakat dan pengusaha golongan kecil dan menengah.

Penulis memilih PT PQR sebagai bahan penulisan laporan magang karena PT PQR memiliki karakteristik bisnis yang unik sebagai satu-satunya perusahaan pembiayaan konsumen milik pemerintah dengan prinsip gadai dan fidusia. Meski kini kompetisi di dalam industri pembiayaan konsumen terbilang cukup ketat karena pada akhirnya banyak bank komersial dan perusahaan manufaktur yang juga turut bersaing menyediakan pembiayaan konsumen, perusahaan pembiayaan konsumen tetap memiliki pangsa pasar yang signifikan karena perusahaan ini pada umumnya bersedia memberikan pinjaman kepada konsumen dengan beragam kemudahan yang tidak disediakan oleh bank dan lembaga keuangan lainnya.

Pokok pembahasan laporan magang yang dipilih hanya mencakup pengauditan liabilitas keuangan PT PQR khususnya pinjaman obligasi, pinjaman dari pemerintah pusat atau Surat Utang Pemerintah (SUP), dan pinjaman Medium Term Notes (MTN). Pembahasan difokuskan pada ketiga liabilitas keuangan tersebut karena ketiganya merupakan bagian dari sumber pendanaan utama yang dimiliki oleh PT PQR. Prosedur audit atas liabilitas keuangan menjadi topik yang menarik untuk dibahas karena liabilitas keuangan memiliki aspek-aspek penting yang khas dan perlu diperhatikan oleh auditor.

Aspek pertama yang mempengaruhi pencatatan dan penyusunan laporan keuangan adalah pengakuan liabilitas keuangan. Suatu transaksi atau kejadian boleh diakui hanya jika menimbulkan kewajiban masa kini dan penyelesaian di masa mendatang yang harus dipenuhi dan dipicu oleh transaksi yang sebelumnya telah terjadi.

Setelah itu aspek kedua yang penting untuk diperhatikan juga adalah pengukuran liabilitas keuangan. Hal ini penting karena pada awal pengakuan, liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarnya namun untuk seterusnya akan diukur pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dan dengan

(23)

menggunakan metode suku bunga efektif yang akan mempengaruhi nilai dan perhitungan beban bungaatas liabilitas keuangan tersebut.

Aspek penting lainnya adalah bagaimana liabilitas keuangan telah disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam laporan keuangan. Dalam hal ini pengakuan awal dan penghentian pengakuan liabilitas keuangan harus diperhatikan sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan itu sendiri.

Prosedur audit yang efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan tujuan audit, Standar Profesional Akuntan Publik, dan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum (PSAK No. 50 dan PSAK No. 55 untuk instrumen keuangan) diperlukan bagi auditor untuk mendapatkan keyakinan memadai bahwa pencatatan nilai liabilitas keuangan perusahaan telah memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek penting tersebut. Hal ini membuat proses dan prosedur pengauditan atas liabilitas keuangan PT PQR menarik untuk dibahas lebih lanjut.

1.5 RUANG LINGKUP PENULISAN LAPORAN MAGANG

Ruang lingkup pembahasan di dalam laporan ini terbatas pada analisa penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan pelaksanaan prosedur audit atas liabilitas keuangan PT PQR untuk kepentingan pelaporan keuangan untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. Liabilitas keuangan milik PT PQR yang menjadi pokok pembahasan laporan ini terdiri dari pinjaman obligasi, pinjaman dari pemerintah atau Surat Utang Pemerintah (SUP), dan pinjaman Medium Term Notes. Pembahasan dari segi pengauditan akan fokus pada pelaksanaan prosedur audit dan temuan-temuan yang terkait dengan akun-akun liabilitas keuangan PT PQR tersebut. Analisa atas pengauditan PT PQR dilakukan secara runut sesuai RSM Audit Methodology yang digunakan sebagai pedoman pengauditan oleh RSM AAJ Associates. Pengauditan dimulai dengan proses penerimaan dan peninjauan kembali atas klien hingga fase terakhir yakni penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit.

(24)

9

1.6 TUJUAN PEMBAHASAN

Analisa audit atas akun liabilitas keuangan PT PQR bertujuan untuk: 1. Membahas perlakuan akuntansi atas akun liabilitas keuangan PT PQR dari

segi Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

2. Membahas kesesuaian prosedur audit atas liabilitas keuangan PT PQR khususnya pinjaman obligasi, pinjaman SUP, dan pinjaman Medium Term Notes (MTN), dengan teori pengauditan pada umumnya.

Oleh karena itu laporan magang ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran dan tambahan informasi bagi pembaca yang ingin mengetahui informasi terkait pengauditan atas liabilitas keuangan bagi perusahaan yang bergerak di bidang pembiayaan konsumen dengan prinsip gadai dan fidusia.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN MAGANG

Laporan magang ini terdiri dari lima bab dan lampiran yang terkait dengan pembahasan laporan magang ini, dengan rincian sebagai berikut:

1. Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang pelaksanaan program magang, waktu dan tempat pelaksanaan program magang, aktivitas selama program magang, latar belakang tema laporan magang, ruang lingkup penulisan laporan magang, tujuan pembahasan, dan sistematika penulisan laporan magang.

2. Bab 2 Landasan Teori

Bab ini berisi konsep dan teori mengenai akuntansi, pengauditan, dan teori lainnya yang terkait dengan tema penulisan laporan magang ini.

3. Bab 3 Profil Tempat Magang dan Perusahaan

Bab ini berisi profil RSM AAJ Associates – KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto sebagai tempat pelaksanaan program magang dan profil PT PQR yang merupakan klien dari RSM AAJ Associates serta perusahaan yang menjadi inti pembahasan laporan ini.

(25)

4. Bab 4 Pembahasan

Bab ini menjabarkan analisa dan pembahasan kegiatan dan prosedur audit yang dilakukan oleh RSM AAJ Associates. Bab ini juga membahas perbandingan teori dan konsep di Bab 2 dengan praktek audit yang sesungguhnya, serta temuan-temuan apa saja yang didapat dari kegiatan audit tersebut.

5. Bab 5 Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan laporan magang ini dan saran untuk RSM AAJ Associates – KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, dan Saptoto serta PT PQR.

(26)

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 LIABILITAS 2.1.1 Definisi Liabilitas

Berdasarkan PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang “Instrumen Keuangan: Penyajian”, liabilitas keuangan adalah setiap liabilitas yang berupa:

1. Kewajiban kontraktual:

a. Untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lainnya kepada perusahaan lain

b. Untuk mempertukarkan aset atau liabilitas keuangan dengan perusahaan lain dimana perusahaan tidak diuntungkan dari peristiwa pertukaran tersebut

2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrumen ekuitas yang diterbitkan perusahaan dan merupakan:

a. Nonderivatif di mana entitas harus atau berpotensi diwajibkan menyerahkan sejumlah instrumen ekuitas yang diterbitkan perusahaan

b. Derivatif yang akan atau berpotensi diselesaikan selain dengan pertukaran kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah instrumen ekuitas yang diterbitkan perusahaan.

Contoh liabilitas keuangan yang mencerminkan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan sejumlah kas di masa depan adalah utang dagang, wesel bayar, pinjaman diterima, dan utang obligasi. Sedangkan liabilitas keuangan dengan kewajiban kontraktual untuk menyerahkan aset keuangan selain kas. Contohnya adalah wesel bayar atas obligasi pemerintah dimana pemegang wesel bayar berhak menerima obligasi pemerintah dan bukannya kas.

PSAK No. 50 (Revisi 2010) juga menjelaskan bahwa instrumen utang perpetual memberikan hak kontraktual kepada pemegangnya untuk menerima pembayaran bunga setiap tanggal tertentu dan juga dapat diperpanjang.

(27)

2.1.2 Penyajian Liabilitas

Suatu peristiwa atau transaksi dikategorikan sebagai liabilitas jika memiliki tiga karakteristik berikut ini:

1. Merupakan kewajiban masa kini yang membutuhkan adanya penyelesaian

dengan pertukaran atau penggunaan kas, barang, atau jasa di masa depan. 2. Merupakan kewajiban yang harus dipenuhi.

3. Transaksi atau peristiwa lainnya yang memicu munculnya kewajiban tersebut telah terjadi.

Liabilitas terdiri dari dua kategori yakni: 1. Liabilitas lancar.

Merupakan kewajiban yang proses likuidasi atau penyelesaiannya diekspektasi memerlukan aset lancar perusahaan atau menimbulkan adanya liabilitas lancar lainnya. Contoh liabilitas lancar adalah utang usaha, wesel bayar, utang jangka panjang yang jatuh tempo di periode sekarang, utang dividen, uang muka dan deposito, utang pajak penghasilan, dan lain sebagainya.

2. Liabilitas jangka panjang.

Merupakan kewajiban jangka panjang yang menimbulkan adanya pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang dan sifatnya tidak terhutang dalam satu tahun operasional perusahaan. Contoh liabilitas jangka panjang adalah utang obligasi, wesel bayar jangka panjang, kewajiban imbalan kerja, dan utang sewa.

2.1.3 Pengakuan dan Pengukuran Liabilitas

Kieso, Weygandt, dan Warfield (2011) menyatakan bahwa liabilitas membutuhkan adanya pengeluaran sumber daya perusahaan baik berupa aset keuangan ataupun jasa, oleh karena itu poin terpenting dalam pengakuan dan pengukuran liabilitas adalah tanggal di mana transaksi liabilitas itu menjadi terhutang bagi perusahaan.

Menurut PSAK No. 55 “Instrumen Keuangan – Pengakuan dan Pengukuran”, entitas mengukur liabilitas keuangan pada nilai wajarnya saat pengakuan awal liabilitas keuangan tersebut. Namun untuk seterusnya perusahaan

(28)

13

harus mengukur liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi (amortized cost) dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Konsep tersebut wajib diaplikasikan untuk seluruh liabilitas keuangan kecuali untuk:

1. Liabilitas derivatif yang terkait dengan instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal maka nilainya harus diukur pada biaya perolehan.

2. Liabilitas keuangan yang timbul ketika transfer aset keuangan tidak memenuhi syarat penghentian pengakuan aset keuangan atau pencatatan transfer tersebut menggunakan pendekatan keterlibatan berkelanjutan. 3. Kontrak jaminan keuangan.

4. Komitmen untuk menyediakan pinjaman di bawah suku bunga pasar.

2.2 PENGAUDITAN

2.2.1 Definisi Pengauditan

Menurut Arens et al (2009), pengauditan adalah proses akumulasi dan evaluasi bukti-bukti dan informasi untuk menentukan dan melaporkannya. Untuk melakukan kegiatan audit, auditor harus membutuhkan informasi yang andal dan kriteria standar untuk mengevaluasi informasi tersebut. Proses pengauditan berbeda dengan akuntansi dimana akuntansi merupakan kegiatan pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan peristiwa-peristiwa ekonomi secara logis untuk menyediakan informasi keuangan dalam proses pembuatan keputusan. Sedangkan dalam proses pengauditan, auditor fokus pada penentuan apakah informasi yang telah dicatat memang telah sesuai merepresentasikan peristiwa ekonomi yang terjadi selama periode pembukuan tersebut. Selain itu auditor juga harus memahami dan memiliki pengetahuan mendalam atas akumulasi dan interpretasi bukti audit yang didapat dari informasi keuangan tersebut.

Standar Auditing (SA) Seksi 110 menjabarkan tujuan dari kegiatan audit atas laporan keuangan adalah untuk memungkinkan auditor menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan yang diaudit, dalam semua hal yang material, dan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

(29)

Hayes (2005) menyatakan bahwa audit merupakan suatu kegiatan dengan pendekatan yang sistematis. Kegiatan audit yang efektif pasti didasarkan pada suatu rencana audit (audit plan) yang terstruktur dan terdokumentasi dengan rapi. Audit juga harus dilaksanakan secara objektif, independen, dan memerlukan suatu evaluasi dan pengujian bukti yang andal.

2.2.2 Jenis-jenis Audit

Arens et al (2009) membagi jenis-jenis audit ke dalam tiga kategori yakni: 1. Audit operasional (operational audit)

Kegiatan audit operasional bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas prosedur dan metode operasional suatu bagian atau proses dalam organisasi. Audit operasional tidak hanya mengkaji dari segi akuntansi saja namun dapat juga mengkaji struktur organisasi, sistem informasi yang digunakan, hingga metode produksi dan pemasaran. Audit operasional dianggap lebih sulit dilakukan dibandingkan dengan audit kepatuhan atau audit laporan keuangan karena banyaknya bidang-bidang yang dapat dikaji dengan audit operasional sementara tidak ada standar baku dalam pelaksanaan audit operasional itu sendiri. Kriteria untuk mengevaluasi informasi dalam proses audit operasional juga umumnya cenderung subjektif. Oleh karena itu audit operasional lebih dianggap sebagai konsultan manajemen dibandingkan auditor.

2. Audit kepatuhan (compliance audit)

Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah entitas yang diaudit telah memenuhi suatu prosedur atau pun peraturan tertentu yang telah ditentukan oleh pihak berwenang. Hasil dari audit kepatuhan umumnya hanya dilaporkan kepada manajemen karena manajemen lah yang berwenang dan bertanggungjawab dalam seberapa jauh pelaksanaan prosedur dan peraturan oleh entitas.

(30)

15

3. Audit laporan keuangan (financial statement audit)

Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah suatu laporan keuangan telah disajikan dengan wajar dan sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria tersebut dapat berupa kerangka pelaporan keuangan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum (Standar Akuntansi Keuangan). Hasil atas audit laporan keuangan ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit dan dapat dipergunakan untuk kepentingan pembuatan keputusan internal entitas dan untuk kepentingan para pemangku kepentingan lainnya.

Audit laporan keuangan menjadi penting dan merupakan suatu kewajiban bagi emiten dan perusahaan publik di Indonesia. Berdasarkan Peraturan BAPEPAM Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala, perusahaan harus menyampaikan laporan keuangan tahunan yang disertai dengan laporan akuntan publik dengan opini audit kepada BAPEPAM.

2.2.3 Asersi Manajemen

Menurut Arens et al, (2009), asersi manajemen adalah pernyataan manajemen atas klasifikasi transaksi dan akun-akun yang terkait serta pengungkapannya dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terkait langsung dengan kerangka pelaporan keuangan karena asersi manajemen merupakan kriteria yang digunakan oleh manajemen dalam mencatat dan mengungkapkan informasi dalam laporan keuangan. Asersi manajemen terbagi ke dalam tiga kategori yakni asersi manajemen terkait dengan klasifikasi transaksi dan peristiwa untuk periode yang diaudit, asersi manajemen terkait saldo akhir akun, dan asersi manajemen terkait penyajian dan pengungkapan.

2.2.3.1Asersi Manajemen Terkait Klasifikasi Transaksi dan Peristiwa

Menurut Arens et al., (2009), asersi manajemen tentang klasifikasi transaksi dan peristiwa yang terjadi selama periode yang diaudit terdiri atas:

1. Keterjadian (occurrence)

Asersi ini mengenai apakah transaksi yang termasuk ke dalam laporan keuangan memang benar-benar terjadi selama periode akuntansi terkait.

(31)

2. Kelengkapan (completeness)

Asersi ini mengenai apakah semua transaksi yang memang seharusnya termasuk ke dalam laporan keuangan telah diperhitungkan dalam pelaporan.

3. Akurasi (accuracy)

Asersi akurasi mengenai apakah transaksi telah dicatat pada jumlah yang sebenarnya. Asersi ini menekankan pentingnya pencatatan dan perhitungan jumlah yang benar.

4. Klasifikasi (classification).

Asersi klasifikasi mengenai apakah transaksi dicatat pada akun yang sesuai. Misalnya beban gaji pegawai administrasi dicatat pada beban umum dan bukan dicatat ke dalam harga pokok penjualan.

5. Pisah batas (cutoff)

Asersi ini mengenai apakah transaksi dicatat pada periode akuntansi yang sesuai. Contohnya transaksi penjualan dengan pengiriman barang pada bulan Januari tahun berikutnya tidak dicatat pada bulan Desember.

2.2.3.2Asersi Manajemen Terkait Saldo

Menurut Arens et al., (2009), asersi manajemen tentang saldo akun pada akhir periode terdiri atas:

1. Keberadaan (existence)

Asersi ini mengenai apakah aset, liabilitas, dan ekuitas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan memang benar ada pada saat tanggal penyajian laporan posisi keuangan tersebut.

2. Kelengkapan (completeness)

Asersi kelengkapan mengenai apakah semua akun dan jumlahnya yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan memang telah disajikan secara keseluruhan.

3. Penilaian dan alokasi (valuation and allocation)

Asersi ini mengenai apakah akun aset, liabilitas, dan ekuitas yang disajikan dalam laporan keuangan telah disajikan dalam jumlah yang tepat,

(32)

17

termasuk dengan seluruh penyesuaian penilaian yang menunjukkan nilai aset secara net realizable value.

4. Hak dan kewajiban (rights and obligation)

Asersi ini menunjukkan apakah aset yang dilaporkan memang berhak dimiliki oleh entitas dan apakah liabilitas memang merupakan kewajiban entitas pada saat tanggal pelaporan.

2.2.3.3Asersi Manajemen Terkait Penyajian dan Pengungkapan

Menurut Arens et al., (2009), asersi manajemen tentang penyajian dan pengungkapan informasi keuangan dalam laporan terdiri atas:

1. Keterjadian, hak dan kewajiban (occurrence and rights and obligation) Asersi ini menunjukkan apakah peristiwa-peristiwa ekonomi yang diungkapkan telah terjadi dan menunjukkan hak atau pun kewajiban entitas.

2. Kelengkapan (completeness)

Asersi ini mengenai apakah semua pengungkapan yang diperlukan telah disajikan dalam laporan keuangan. Contohnya semua transaksi material dan dalam jumlah signifikan dengan pihak-pihak berelasi telah diungkapkan dalam laporan keuangan.

3. Akurasi dan penilaian (accuracy and valuation)

Asersi ini mengenai apakah informasi keuangan telah diungkapkan secara wajar dan dalam nilai yang sesuai dan sesungguhnya. Asersi ini menekankan pencatatan akuntansi yang akurat dan penilaian yang wajar dan sesuai.

4. Klasifikasi dan dapat dipahami (classification and understandability) Asersi ini mengenai apakah nilai-nilai dalam laporan keuangan telah diklasifikasikan dengan sesuai dan catatan atas laporan keuangan. Asersi ini juga menunjukkan deskripsi saldo akun dan pengungkapan yang terkait atas akun tersebut dapat dipahami oleh pembaca.

(33)

2.2.4 Tujuan Pengauditan

Tujuan pengauditan terbagi ke dalam tiga kategori yakni tujuan audit terkait transaksi, tujuan audit terkait dengan saldo, dan tujuan audit terkait dengan penyajian dan pengungkapan (Arens et al., 2009).

2.2.4.1Tujuan Audit terkait Transaksi

Menurut Arens et al., (2009), berikut ini adalah tujuan audit terkait dengan transaksi:

1. Keterjadian (occurrence)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa transaksi yang dicatat memang benar-benar terjadi. Tujuan ini merupakan perimbangan terhadap asersi manajemen atas keterjadian transaksi.

2. Kelengkapan (completeness)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa semua transaksi yang seharusnya dicatat dan dijurnal telah benar-benar dicatat dan dijurnal. Tujuan ini merupakan perimbangan asersi manajemen atas kelengkapan transaksi. Kelengkapan berbeda dengan keterjadian, keterjadian berkaitan dengan adanya potensi kelebihan pencatatan sedangkan kelengkapan berkaitan dengan transaksi yang belum dicatat.

3. Akurasi (accuracy)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa keakuratan informasi atas transaksi akuntansi dan merupakan bagian dari asersi manajemen atas akurasi.

4. Pencatatan dan penjurnalan (posting and summarization)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa akurasi transfer informasi dari transaksi yang dicatat dalam jurnal ke jurnal subsidiari dan buku besar. Tujuan ini merupakan bagian dari asersi akurasi.

(34)

19

5. Klasifikasi (classification)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa transaksi telah dicatat dalam akun yang sesuai dan tujuan audit ini merupakan perimbangan aseri manajemen atas klasifikasi.

6. Waktu (timing)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa asersi manajemen atas pisah batas (cutoff). Kesalahan waktu akan muncul jika transaksi dicatat bukan pada hari transaksi tersebut terjadi.

2.2.4.2Tujuan Audit terkait Saldo

Menurut Arens et al., (2009), berikut ini adalah tujuan audit terkait dengan saldo:

1. Keberadaan (existence)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa jumlah yang seharusnya disajikan dalam laporan keuangan memang telah disajikan dengan sesuai. Tujuan audit ini merupakan perimbangan asersi manajemen atas keberadaan saldo akun.

2. Kelengkapan (completeness)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa semua jumlah yang seharusnya dicatat dan disajikan memang telah dicatat dan disajikan. Tujuan ini merupakan perimbangan asersi manajemen atas kelengkapan saldo akun. Tujuan audit keberadaan berbeda dengan tujuan audit kelengkapan, tujuan audit keberadaan berhubungan dengan adanya potensi kelebihan catat sementara tujuan audit kelengkapan berhubungan dengan adanya nilai yang tidak tercatat (kurang catat). 3. Akurasi (accuracy)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa nilai yang disajikan adalah nilai yang tepat. Tujuan audit ini merupakan bagian dari asersi manajemen atas penilaian dan alokasi. 4. Klasifikasi (classification)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa transaksi yang termasuk ke dalam daftar yang dibuat klien telah

(35)

dimasukkan atau dijurnal ke dalam akun buku besar yang sesuai. Tujuan klasifikasi ini terkait dengan bagaimana akun buku besar disajikan dan diungkapkan secara wajar dalam laporan keuangan.

5. Pisah batas (cutoff)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa transaksi telah dicatat dan disajikan pada periode yang sesuai. Tujuan audit ini penting karena seringkali terjadi potensi salah saji pencatatan transaksi yang terjadi di akhir periode tutup buku.

6. Kesesuaian detail (detail tie-in)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa detail data yang mendukung nilai saldo akun di laporan keuangan telah disajikan dengan benar dan sesuai dengan nilai yang tercantum di buku besar.

7. Nilai realisasi (realizable value)

Audit bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa saldo akun telah dikurangi dengan penurunan nilai biaya perolehan menjadi nilai realisasi atau nilai pasar yang sesuai untuk perlakuan akun tersebut. Tujuan audit ini hanya berlaku untuk akun-akun aset dan merupakan bagian dari asersi valuasi dan alokasi untuk saldo akun.

8. Hak dan kewajiban (rights and obligation)

Tujuan audit ini merupakan perimbangan untuk asersi manajemen atas hak dan kewajiban dari saldo akun yang disajikan. Auditor harus memastikan bahwa aset yang disajikan dalam laporan keuangan memang benar-benar merupakan hak perusahaan, begitu juga dengan liabilitas yang disajikan dalam laporan keuangan memang benar merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan.

2.2.4.3Tujuan Audit terkait Penyajian dan Pengungkapan

Tujuan audit terkait dengan penyajian dan pengungkapan serupa dengan asersi manajemen atas penyajian dan pengungkapan (Arens et al., 2009). Tujuan audit terkait dengan penyajian dan pengungkapan terdiri atas keterjadian dan hak serta kewajiban (occurrence and rights and obligations), kelengkapan

(36)

21

(completeness), akurasi dan valuasi (accuracy and valuation), serta klasifikasi dan dapat dipahami (classification and understandability).

2.2.5 Materialitas

Materialitas merupakan suatu pertimbangan penting bagi auditor dalam menentukan opini atas laporan keuangan yang akan diterbitkan (Arens et al., 2009). Menurut Hayes (2005), suatu informasi dapat dikatakan material bila penghapusan atau salah saji atas informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. Dengan konsep materialitas tersebut auditor diharapkan dapat memperoleh keyakinan memadai bahwa adanya salah saji material dapat teridentifikasi.

SA Seksi 312: “Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit” menyatakan bahwa suatu laporan keuangan dianggap mengandung salah saji material bila laporan keuangan tersebut mengandung salah saji yang dampaknya cukup signifikan sehingga laporan keuangan tersebut tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Arens et al., (2009) menjabarkan lima tahap penerapan konsep materialitas dalam pengauditan sebagai berikut:

1. Menentukan penilaian awal atas materialitas (set preliminary judgment about materiality).

2. Mengalokasikan penilaian awal atas materialitas ke dalam segmen-segmen (allocate preliminary judgment about materiality to segments).

3. Mengestimasi total salah saji dalam segmen (estimate total misstatement in segments).

4. Mengestimasi kombinasi nilai salah saji (estimate the combined misstatement).

5. Membandingkan kombinasi nilai salah saji dengan penilaian awal atau penilaian materialitas yang telah direvisi sebelumnya (compare combined estimate with preliminary or revised judgment about materiality).

(37)

2.2.6 Bukti Audit untuk Pengauditan Liabilitas Keuangan

Arens et al., (2009) menyatakan bahwa bukti audit merupakan segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit memang telah disajikan sesuai dengan kriteria. Bukti-bukti yang digunakan oleh auditor memiliki beragam bentuk, mulai dari bukti yang didapat sendiri oleh auditor, dari pihak ketiga, dan dari klien. Suatu bukti audit harus relevan dengan tujuan audit tersebut. Bukti audit juga harus andal dan dapat memberikan keyakinan memadai bagi auditor bahwa laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar.

Berikut ini adalah macam-macam bukti audit yang diperlukan dalam pengauditan liabilitas keuangan sesuai dengan tujuan auditnya:

1. Konfirmasi (confirmation)

Konfirmasi merupakan respon tertulis secara langsung dari pihak ketiga independen yang memverifikasi keakuratan informasi yang diminta oleh auditor. Konfirmasi ini dibuat untuk klien dan nantinya klien akan meminta pihak ketiga yang terkait untuk meresponnya secara langsung kepada auditor. Untuk proses audit liabilitas keuangan diperlukan konfirmasi dari bank atau pihak ketiga pemberi pinjaman sebagai bukti audit untuk memenuhi tujuan audit kelengkapan (completeness) dan keberadaan (existence).

2. Dokumentasi (documentation)

Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen dan pencatatan klien untuk meyakinkan bahwa informasi substansial telah tercatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Auditor bisa memperoleh bukti audit ini dari dokumen internal organisasi dan dokumen eksternal yang dimiliki oleh pihak ketiga yang bersangkutan seperti tagihan dan polis asuransi. Untuk proses audit liabilitas keuangan, auditor dapat memperoleh bukti ini dari dokumentasi yang terkait dengan pencatatan, penambahan, atau pun pengurangan liabilitas keuangan dan bunga pinjamannya. Bukti audit ini diperlukan untuk memenuhi tujuan audit kelengkapan (completeness), keberadaan (existence), dan hak serta kewajiban (rights and obligation).

(38)

23

3. Prosedur analitis (analytical procedures)

Auditor melakukan prosedur analitis dengan membandingkan dan melihat hubungan antar akun untuk menimbang apakah saldo akun atau informasi terkait telah disajikan secara wajar dan sesuai dengan kriteria. Prosedur analitis dapat membantu auditor melihat perubahan signifikan dari liabilitas keuangan perusahaan dan seringkali dipergunakan selama fase perencanaan dan penyelesaian audit. Prosedur analitis ini dibutuhkan sebagai bukti audit untuk memenuhi tujuan audit kelengkapan (completeness) dan akurasi (accuracy).

4. Wawancara dengan klien (inquiries of the client)

Auditor dapat memperoleh bukti audit yang andal dari hasil wawancara dengan klien baik secara tertulis maupun lisan. Wawancara ini diperlukan ketika auditor menemukan adanya perubahan signifikan dalam liabilitas keuangan perusahaan, adanya kejanggalan dalam pencatatannya atau pun penyajiannya. Bukti audit ini dibutuhkan untuk memenuhi tujuan audit kelengkapan (completeness), akurasi (accuracy), dan juga untuk memenuhi tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan khususnya klasifikasi dan dapat dipahami (classification and understandability). 5. Perhitungan ulang/rekalkulasi (recalculation)

Auditor melakukan penghitungan ulang atas sampel data yang dipilih dan membandingkannya dengan perhitungan yang dilakukan oleh klien. Perhitungan ulang ini diperlukan khususnya untuk mendapatkan keyakinan memadai atas kewajaran nilai liabilitas keuangan perusahaan dan nilai bunga pinjaman yang dibebankan untuk periode bersangkutan. Penghitungan ulang ini diperlukan sebagai bukti untuk memenuhi tujuan audit akurasi (accuracy).

2.2.7 Pengauditan untuk Liabilitas Keuangan

Arens et al., (2009) menjabarkan bahwa proses pengauditan laporan keuangan terbagi ke dalam empat fase. Keempat fase tersebut adalah sebagai berikut:

(39)

1. Fase I – Perencanaan dan desain pendekatan audit.

Sebelum melaksanakan audit, auditor harus membuat perencanaan dan desain audit yang sistematis, efektif, dan efisien sehingga pelaksanaan audit nantinya tidak memakan waktu dan biaya yang cukup signifikan. Terdapat tiga aspek penting dalam melakukan perencanaan dan desain pendekatan audit yaitu sebagai berikut:

a. Memperoleh pemahaman atas entitas yang diaudit dan lingkungan bisnisnya. Aspek ini penting bagi auditor untuk menilai adanya risiko

salah saji material pada laporan keuangan dan untuk

menginterpretasikan informasi yang diperoleh selama pelaksanaan audit.

b. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian. Aspek ini penting karena jika auditor menilai bahwa klien memiliki pengendalian internal yang efektif dalam kegiatan operasional dan akuntansinya maka risiko salah saji laporan keuangan dapat berkurang. Jumlah akumulasi bukti audit yang diperlukan juga lebih sedikit bila dibandingkan dengan ketika pengendalian internal klien tidak efektif. c. Menilai risiko salah saji material. Auditor dapat menggunakan

pemahamannya atas industri, strategi bisnis, dan efektivitas pengendalian internal klien untuk menilai besarnya risiko salah saji material dalam laporan keuangan.

2. Fase II – Pelaksanaan pengujian pengendalian (test of controls) dan pengujian substantif atas transaksi (substantive tests of transactions).

Prosedur uji pengendalian (test of controls) dilakukan untuk menguji efektivitas sistem pengendalian yang dimiliki klien dan mendapatkan bukti yang valid dan memadai atas kondisi pengendalian internal klien terkait dengan liabilitas keuangan perusahaan. Pada fase ini juga dilakukan uji substantif atas transaksi (substantive tests of transactions) yang bertujuan untuk menguji dan mengevaluasi pencatatan liabilitas keuangan yang dilakukan oleh klien dengan melakukan verifikasi nilai moneter dari transaksi tersebut.

(40)

25

Pengujian pengendalian internal dan pengujian substantif atas transaksi liabilitas keuangan dilakukan dengan:

a. Mengecek otorisasi atas penerbitan liabilitas keuangan baru.

b. Melakukan pemeriksaan atas pengendalian yang memadai untuk

pembayaran pokok dan beban bunga liabilitas keuangan. c. Mengecek pencatatan dan dokumentasi atas liabilitas keuangan. d. Mengecek verifikasi berkala yang dilakukan oleh pihak independen.

3. Fase III – Pelaksanaan prosedur analitis (analytical procedures) dan pengujian detail saldo (test of details of balances).

Tabel 2.1 – Tujuan Audit Terkait Saldo dan Prosedur Pengujian Rincian Saldo

Tujuan Audit Terkait Saldo Prosedur Pengujian Rincian Saldo

Liabilitas keuangan di skedul klien sesuai dengan master file liabilitas dalam sistem dan totalnya sesuai dengan buku besar (detail tie-in)

Hitung dan sesuaikan saldo liabilitas keuangan dan akru beban bunga. Lacak total ke buku besar dan saldo ke master file.

Liabilitas keuangan memang benar-benar ada (existence)

Konfirmasi liabilitas keuangan. Periksa otorisasi dan persetujuan untuk liabilitas keuangan.

Liabilitas keuangan yang dimiliki telah dimasukkan ke dalam skedul perhitungan (completeness)

Periksa pembayaran setelah periode berakhir untuk menentukan liabilitas pada saat tanggal neraca.

Mendapatkan konfirmasi dari bank dan rekonsiliasi bank.

Liabilitas keuangan dan akru bunga dicatat dengan akurat (accuracy)

Konfirmasi liabilitas keuangan, suku

bunga, dan tanggal pembayaran

bunga.

(41)

Tujuan Audit terkait Saldo Prosedur Pengujian Rincian Saldo

Liabilitas keuangan telah

diklasifikasikan dengan sesuai

(classification)

Periksa tanggal jatuh tempo pada perjanjian liabilitas keuangan untuk menentukan porsi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang. Mengkaji ulang apakah terdapat liabilitas kepada pihak-pihak berelasi. Liabilitas keuangan dicatat pada

periode yang sesuai (cutoff)

Periksa dokumen terkait untuk

menentukan apakah liabilitas

keuangan memang berlaku pada tanggal atau sebelum tanggal neraca. Perusahaan memiliki kewajiban untuk

membayar liabilitas keuangan

(obligations)

Periksa dokumen terkait untuk

menentukan apakah perusahaan

mempunyai kewajiban untuk

membayar.

Sumber: Arens et al., (2009) – telah diolah kembali

Pada fase ini auditor akan menggunakan prosedur analitis dengan melakukan perbandingan dan hubungan antar informasi keuangan untuk menilai apakah saldo liabilitas keuangan telah disajikan secara wajar. Dari prosedur analitis, auditor dapat memprediksi beban bunga atas liabilitas keuangan dan memperoleh keyakinan atas kewajaran penyajian saldo beban bunga liabilitas keuangan dalam laporan keuangan perusahaan.

Auditor juga melakukan prosedur uji rincian saldo (tests of details of balance) sesuai dengan masing-masing tujuan audit atas saldo yang terkait untuk menguji apakah ada salah saji moneter atas saldo liabilitas keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan.

4. Fase IV – Penyelesaian audit dan penerbitan laporan audit.

Di dalam fase terakhir ini, semua informasi yang didapat selama pelaksanaan audit akan dirangkum untuk mencapai suatu kesimpulan apakah

(42)

27

laporan keuangan klien telah disajikan dengan wajar. Setelah laporan keuangan yang diaudit telah mencapai proses finalisasi, maka auditor harus menerbitkan pendapat auditor atas laporan keuangan klien.

(43)

BAB III

PROFIL TEMPAT MAGANG DAN PERUSAHAAN

3.1 Profil Kantor Akuntan Publik (KAP) Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, & Saptoto (RSM AAJ Associates)

3.1.1 Gambaran Umum RSM AAJ Associates

RSM AAJ Associates merupakan salah satu kantor akuntan publik terkemuka di Indonesia yang berkantor pusat di Jakarta dan memiliki cabang di Surabaya. Pertama kali berdiri pada tahun 1985 oleh Amir Abadi Jusuf dan bergerak di bidang jasa dengan menyediakan berbagai layanan mulai dari jasa audit dan konsultan akuntansi profesional, hingga manajemen risiko, perpajakan, keuangan, dan teknologi informasi. RSM AAJ Associates terdiri dari KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar, & Saptoto, serta unit bisnis lainnya yang bernaung di bawah payung RSM AAJ Associates.

RSM AAJ Associates merupakan salah satu kantor akuntan publik anggota jaringan RSM International, sebuah organisasi global atas kantor akuntan publik yang profesional dan independen. RSM International memiliki 700 kantor yang tersebar di 90 negara dan dengan lebih dari 32.500 profesional yang siap memenuhi kebutuhan audit, akuntansi, dan keuangan.

3.1.2 Produk Layanan RSM AAJ Associates

Berikut ini adalah macam-macam layanan yang disediakan oleh RSM AAJ Associates untuk membantu kegiatan audit, akuntansi, dan bisnis klien:

1. Audit & Assurance. Merupakan jasa layanan audit dan assurance dengan RSM Audit Methodology yang telah mematuhi standar audit internasional. Layanan yang diberikan meliputi:

a. General Audit b. Special Audit

c. Review & Compilation d. Attestation Engagement e. Financial Due Diligence

(44)

29

2. Risk & Internal Audit Advisory. Layanan ini meliputi: a. Corporate Governance Advisory

b. Internal Audit Advisory & Outsourcing c. Risk Management Advisory

d. Internal Control & Sarbanes-Oxley Advisory e. IT Assurance & Advisory

f. Performance Improvement

g. System & Procedures Development

3. Transaction Support & Capital Market. Dalam menyediakan layanan ini, RSM AAJ Associates berperan sebagai partner yang siap membantu menyediakan solusi bisnis bagi klien.

4. Business Establishment & Corporate Secretarial. RSM AAJ Associates berperan untuk membantu klien dalam mempersiapkan dan mempertahankan bisnis di Indonesia. Beberapa jasa yang ditawarkan di antaranya adalah business establishment services, corporate secretarial services, dan executive search.

5. Tax Advisory. RSM AAJ Associates telah lama memberikan layanan terhadap perusahaan domestik dan asing dalam hal penanganan berbagai isu perpajakan di Indonesia, mulai dari audit perpajakan, isu perpajakan internasional dan lintas negara, dan sebagainya. Lingkup jasa ini adalah:

a. Tax consulting, terkait dengan konsultasi perencanaan pajak, investasi bisnis yang tax-efficient, prosedur pencatatan dan dokumentasi perpajakan, dan lain sebagainya.

b. Tax compliance, meliputi persiapan dan pengisian SSP untuk PPh Badan, witholding tax, PPh 21 karyawan, dan PPN.

6. Accounting & Administration. RSM AAJ Associates memberikan pelayanan dalam kegiatan administrasi dan akuntansi klien sehingga

(45)

klien dapat menyusun laporan administrasi dan keuangan yang andal. Jasa ini meliputi:

a. Accounting services. Terdiri dari layanan pembukuan umum, persiapan laporan keuangan interim dan tahunan, serta analisa laporan keuangan.

b. Administration services. Terdiri dari layanan pembukuan remunerasi untuk karyawan yang meliputi perhitungan gaji, pajak penghasilan, jaminan sosial, persiapan slip gaji, hingga administrasi dan pengendalian tagihan serta pembayaran.

7. International Financial Reporting Standards (IFRS). Seiring dengan pengaplikasian International Financial Reporting Standards (IFRS) yang semakin meluas di dunia internasional, isu konvergensi IFRS dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia menjadi kian penting. Jasa ini meliputi due diligence and transaction supports, valuasi dan pelatihan IFRS, konversi terhadap IFRS, atau audit laporan keuangan sesuai dengan IFRS. Berikut ini adalah ruang lingkup jasa yang diberikan terkait dengan IFRS:

a. IFRS Conversion Project

b. Due Diligence in an IFRS Environment

c. Valuations relating to the Purchase Price Allocation Process d. Shared-based Payments

e. Audit on IFRS Financial Statements f. IFRS Training

3.1.3 Struktur Organisasi RSM AAJ Associates

RSM AAJ Associates dikepalai oleh dewan eksekutif atau Board of Partners yang merupakan dewan tertinggi di dalam RSM AAJ Associates dan berperan untuk menentukan tujuan dan strategi perusahaan, menangani isu-isu penting dalam organisasi, serta mengarahkan seluruh sumber daya yang dimiliki untuk mencapai visi misi organisasi. Board of Partners diketuai oleh seorang Chief Executive Partner (CEP).

(46)

31

Heads of Service Line (Head of Audit, Head of Risk and Internal Audit, Head of Tax, Head of Transaction Support) setara dengan Senior Managing Partner Service Lines dan bertanggungjawab kepada Chief Executive Partner. Masing-masing lini jasa akan dipimpin oleh Managing Partner yang akan mengawasi Division Chief Operating Officer (DCOO). Di sisi lain, Partner in Charge (PIC) berperan dalam mengawasi kualitas kinerja anggota RSM AAJ Associates dan mengawasi kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Menurut lingkup pengawasannya, PIC terdiri dari PIC for Ethics & Independence, PIC Continuing Professional Development (CPD), dan PIC Personnel.

Terdapat 8 (delapan) divisi di dalam RSM AAJ Associates yang menawarkan lini jasa berbeda-beda. Suatu divisi dipimpin oleh Division Chief Operating Officer (DCOO) yang bertanggungjawab melapor kepada Managing Partner serta Head of Service Line yang bersangkutan. Berikut ini adalah daftar divisi yang ada di RSM AAJ Associates beserta lini jasa yang ditawarkan:

Tabel 3.1 Divisi RSM AAJ Associates

Division Service Line

Blue Audit & Assurance, IFRS

Green Audit & Assurance, IFRS

Red Audit & Assurance, IFRS

Tosca Audit & Assurance, IFRS

White Risk & Internal Audit

Orange Transaction Support & Capital Market

Purple Tax Corporate Services

Brown (Surabaya) All Service Lines

(47)

Gambar 3.1. Struktur Organisasi RSM AAJ Associates

(48)

33

3.2 Profil PT PQR

3.2.1 Gambaran Umum PT PQR

PT PQR merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan karakteristik bisnis yang berbeda dibanding BUMN lainnya. PT PQR bergerak di bidang jasa keuangan atau penyaluran kredit khususnya atas dasar hukum gadai dengan berbagai macam produk keuangan yang ditawarkan kepada masyarakat luas.

PT PQR telah berdiri sejak 1 April 1901 dan beberapa kali berubah status. Pada tanggal 1 April 2012, PT PQR resmi berubah status dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero). Berdasarkan data Laporan Tahunan PT PQR di tahun 2011, perusahaan memiliki 1 buah kantor pusat yang berlokasi di Jakarta Pusat, 12 buah kantor wilayah dan 4.586 buah kantor cabang yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Tabel 3.2 Daftar Kantor Wilayah PT PQR Kantor Wilayah PT PQR dan Daerah Operasi

1. Kanwil I – Medan 7. Kanwil VII – Denpasar

2. Kanwil II – Pekanbaru 1. Kanwil VIII – Jakarta 1

3. Kanwil III – Palembang 2. Kanwil IX – Jakarta 2

4. Kanwil IV – Balikpapan 3. Kanwil X – Bandung

5. Kanwil V – Manado 4. Kanwil XI – Semarang

6. Kanwil VI – Makassar 5. Kanwil XII – Surabaya

Sumber: Laporan Tahunan 2012 PT PQR

Produk yang ditawarkan oleh PT PQR terbagi ke dalam dua kategori yakni Produk Bisnis Inti dan Produk Bisnis Non-Inti. Selain kedua kategori produk tersebut, PT PQR juga menawarkan layanan tambahan yang sifatnya melengkapi kedua kategori produk yang ditawarkan.

Produk Bisnis Inti terdiri atas:

1. KCA (Kredit Cepat Aman)

Produk keuangan ini berupa pinjaman berdasarkan hukum gadai dengan barang jaminan yang menjadi agunan meliputi perhiasan

(49)

emas/permata, kendaraan bermotor, elektronik, kain, dan alat rumah tangga lainnya.

2. Rahn

Produk jasa gadai ini berlandaskan pada prinsip-prinsip syariah dan mengacu pada sistem administrasi modern. Besar kredit yang diberikan sama dengan Gadai Konvensional/KCA namun berbeda dalam proses penetapan sewa modal.

Di sisi lain, produk dan layanan Bisnis Non-Inti terdiri dari: 1. Jasa Taksiran

Jasa ini merupakan bentuk layanan kepada masyarakat yang ingin mengetahui keratase dan kualitas harta perhiasan, emas, berlian, dan batu permata, baik untuk keperluan investasi atau keperluan bisnis. 2. Jasa Titipan

Jasa ini merupakan pelayanan kepada masyarakat yang ingin menitipkan barang atau surat berharga yang dimiliki.

3. Kreasi

Kredit Angsuran Fidusia ini diberikan kepada para pengusaha mikro-kecil (dalam rangka pengembangan usaha) dengan skema penjaminan secara fidusia.

4. Krasida

Kredit Angsuran Sistem Gadai diberikan kepada para pengusaha mikro-kecil (dalam rangka pengembangan usaha) atas dasar gadai. Pengembalian pinjaman dilakukan melalui angsuran per bulan dengan jangka waktu kredit tertentu.

5. Kresna

Kredit Serba Guna diberikan kepada pegawai/karyawan dalam rangka kegiatan yang sifatnya produktif/konsumtif dengan besar kredit yang diberikan didasarkan pada jumlah angsuran maksimum sepertiga dari penghasilan bersih.

Gambar

Gambar 3.1  Struktur Organisasi RSM AAJ Associates ............................... 32  Gambar 3.2  Struktur Organisasi PT PQR ..................................................
Tabel 1.1 – Posisi Pembiayaan Menurut Jenis
Tabel 2.1 – Tujuan Audit Terkait Saldo dan Prosedur Pengujian  Rincian Saldo
Tabel 3.1 Divisi RSM AAJ Associates
+7

Referensi

Dokumen terkait