• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BEBERAPA FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIK

Desi Nur Isnaeni

Siti Novianti dan Kiki Korneliani

Jl.Pelita Graha no 159 Rt 05/Rw 02 Cigembor Ciamis

(e-mail :desi.nur@student.unsil.ac.id )

Program Studi Epidemiologi Dan Penyakit Tropik Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

(Jalan Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tasikmalaya 46115)

ABSTRAK

Gagal Ginjal kronik atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi yang progresif irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme & keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia retensi urin & sampah nitrogen lainnya dalam darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian gagal ginjal kronik yang meliputi Riwayat DM, Hipertensi dan Kebiasan Merokok.

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan kasus kontrol, data yang digunakan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner. Sampel kasus adalah pasien gagal ginjal kronik unit hemodialisa sebanyak 34 orang yang diambil secara acak, dan sampel kontrol adalah pasien rawat jalan poli bedah sebanyak 68 orang, diambil berdasarkan kesamaan berdasarkan umur dan jenis kelamin pada periode yang sama dengan sampel kasus saat penelitian .Hasil penelitian menunjukkan jumlah responden yang mempunyai riwayat DM sebanyak 60 %, 53,6 % responden mempunyai hipertensi, 52,3 % memiliki kebiasaan merokok berisiko . Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa riwayat DM (p=0,001 ; OR 5,250 ; CI = 2,097 – 13,144) Hipertensi (p=0,001 ; OR= 12,115 ; CI= 3,828 – 38,348) Kebiasaan merokok (p=0,001 ; OR= 4,680 CI= 1,934 – 11,324) berhubungan dengan kejadian gagal ginjal kronik.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa riwayat DM, Hipertensi, Kebiasaan Merokok merupakan faktor risiko kejadian gagal ginjal kronik. Disarankan pada penderita diabetes mellitus yang belum gagal ginjal kronik harus kontrol gula darah dan

(2)

2 penderita hipertensi harus rutin memeriksakkan tekanan darah agar terhindar dari gagal ginjal kronik.

Kata kunci : Gagal ginjal kronik, Faktor risiko

RISK FACTORS RELATING WITH RENAL FAILURE INCIDENCES

ABSTRACT

Chronic renal failure is a malfunction progressive and irreversible failing which the body’s ability to maintain metabolism and balance fluid and electrolyte cause uremia retention of urea and other nitrogen waste in the blood. Purpose of this study was determine the some risk factors relating with chronic renal failure with includes history diabetes mellitus, hypertension, and smoking habits

The study was analytical survey with case control design. Data used are primary data, using questionnaire. Sample of cases is patients with chronic renal failure hemodilalysis unit as many as 34 people were taken randomly, and control sample is poly surgical patients as many 68 people were taken by similiarty based on age and sex in in the same period with a sample case study many as 68. The result showed number of respondents with history of diabetes mellitus by 60 %, respondents have hypertension 53,6 %, and smoking habits 52,3 %. Result of statistical chi-square showed history of diabetes mellitus (p=0,001 ; OR 5,250 ; CI = 2,097 – 13,144) respondents have hypertension (p=0,001 ; OR= 12,115 ; CI= 3,828 – 38,348) and smoking habits (p=0,001 ; OR= 4,680 CI= 1,934 – 11,324).

Conclusion of this study is that history of diabetes mellitus, hypertension, and smoking habits is a risk factors of chronic renal failure incidient. Recommended in patients with diabetes mellitus, must be take control blood sugar and patients with hypertension routinely examined blood pressure to avoid chronic renal failure incidence.

(3)

3 PENDAHULUAN

Gagal ginjal kronik merupakan penyakit dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia. Pusat data dan informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PDPERSI) menyatakan jumlah penderita gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per satu juta penduduk berdasarkan data dari Indonesia Renal Registry, suatu kegiatan registrasi dari perhimpunan nefrologi Indonesia, pada tahun 2008 jumlah pasien hemodialisa (cuci darah) mencapai 2260 orang dari 2146 orang pada tahun 2007

Gagal ginjal kronik antara lain disebabkan Diabetes mellitus yang tidak terkontrol dan menyebabkan nefropati diabetikum. Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol (Seno Soemantri, 2012). Selain dari riwayat penyakit penyertanya,kejadian gagal ginjal kronik dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok (As’adi Muhammad,2012).

Berdasarkan data rekam medik di unit Hemodialisa RSUD Kota Tasikmalaya tahun 2011 untuk rawat jalan penderita gagal ginjal sebanyak 109 kasus dengan laki – laki sebanyak 68 (25,68%) kasus sedangkan perempuan sebanyak 41 (37,61%) kasus. Terjadi peningkatan sebesar 40% pada 2012 yaitu sebanyak 152 kasus dengan laki – laki sebanyak 91 (59,86%) kasus dan perempuan sebanyak 61 (40,13%) kasus. Berdasarkan hal tersebut menjadi perhatian besar bagi peniliti untuk mengetahui “Beberapa Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik Di RSUD Kota Tasikmalaya Pada Tahun 2013”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan penelitian kasus kontrol. Subyek kasus penelitian adalah pasien rawat jalan unit hemodialisa dan subyek kontrol penelitian pasien rawat jalan poli bedah RSUD Kota Tasikmalaya. Sampel kasus diambil secara random menggunakan SPSS sebesar 34 orang, dan sampel kontrol diambil berdasarkan kesamaan berdasarkan umur dan jenis kelamin pada periode yang sama dengan sampel kasus saat penelitian yaitu sebesar 68 orang.Kriteria inklusi kasus adalah pasien gagal ginjal kronik rawat jalan unit hemodialisa, pasien yang memiliki kebiasaan merokok, bersedia diwawancara. Kriteria inklusi kontrol adalah pasien rawat jalan poli bedah pada periode waktu penelitian yang sama, pasien poli bedah. Kriteria

(4)

4 eksklusi adalah pasien yang meninggal saat penelitian, tidak bersedia diwawancara dan sakit parah.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan kuesioner. Analisis data hasil penelitian di uji chi-square dengan statistik menggunakan program SPSS.

PEMBAHASAN

Tabel 1

Hubungan antara Beberapa Faktor Risiko dengan Kejadian Gagal Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSU Kota Tasikmalaya Tahun 2013

Riwayat Diabetes Melitus

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan responden dengan diabetes melitus proporsi kejadian gagal ginjal lebih besar (60%) dibandingkan dengan yang tidak gagal ginjal. Responden yang tidak diabetes melitus proporsi kejadian gagal ginjal lebih kecil (22,2%) dibandingkan dengan yang tidak gagal ginjal (77,8%). Proporsi gagal ginjal lebih banyak ditemukan pada responden yang diabetes melitus. Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara riwayat diabetes mellitus dengan kejadian gagal ginjal kronik. Nilai p = 0,001 < nilai α 0,05. Nilai OR = 5,250. Hal ini berarti responden yang gagal ginjal dengan riwayat diabetes melitus mempunyai risiko 5,250 kali untuk terserang gagal ginjal dibandingkan dengan responden yang tidak gagal ginjal.

Pada penyakit diabetes terjadi gangguan pengolahan glukosa dalam darah oleh tubuh, yang lama – kelamaan dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan akhirnya dapat menjadi penyakit ginjal kronik. Kadar glukosa yang

No. Variabel Gagal Ginjal Kronik Nilai

p OR

Positif Negatif 1. Diabetes Melitus - Diabets Melitus 18 (60%) 12 (40%)

0,001 5,250 - Tidak Diabetes Melitus 16 (22,2%) 56 (77,8%)

2. Hipertensi - Hipertensi 30 (53,6%) 26 (46,4%)

0,001 12,115 - Tidak Hipertensi 4 (8,7%) 42 (91,3%)

3. Kebiasaan Merokok - Berisiko 23 (52,3) 21 (47,7)

0,001 4,680 - Tidak Berisiko 11 (19) 47 (81)

(5)

5 tinggi dalam darah tersebut, bila tidak terkontrol dapat merusak pembuluh darah ginjal dalam kurun bertahun – tahun sehingga menurunkan kemampuan ginjal untuk menyaring darah dan membuang produk sisa di urin . Gangguan ginjal pada penderita diabetes mellitus dan hipertensi bukan karena obat – obatan yang dikonsumsi. Namun karena kadar gula darah yang kerap tidak terkontrol secara menahun merusak pembuluh darah ginjal (Sudoyo dkk, 2007).

HIPERTENSI

Tabel 1. menunjukkan responden yang hipertensi proporsi kejadian gagal ginjal lebih besar (53,6%) dibandingkan dengan yang tidak gagal ginjal. Responden yang tidak hipertensi proporsi kejadian gagal ginjal lebih kecil (8,7%) dibandingkan dengan yang tidak gagal ginjal (91,3%). Proporsi gagal ginjal lebih banyak ditemukan pada responden yang hipertensi.

Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara hipertensi dengan kejadian gagal ginjal kronik. Nilai p = 0,001 < nilai α 0,05. Nilai OR = 0,190. Nilai OR = 12,115. Hal ini berarti responden yang gagal ginjal dengan riwayat hipertensi mempunyai risiko 12,115 kali untuk terserang gagal ginjal dibandingkan dengan responden yang tidak gagal ginjal.

Hipertensi yang berlangsung lama dapat mengakibatkan perubahan struktur pada arteriol di seluruh tubuh, ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi dinding pembuluh darah. Organ sasaran utama adalah jantung, otak, ginjal, dan mata. Pada ginjal, arteriosklerosis akibat hipertensi lama menyebabkan nefrosklerosis. Gangguan ini merupakan akibat langsung iskemia karena penyempitan lumen pembuluh darah intrarenal. Penyumbatan arteri dan arteriol akan menyebabkan kerusakan glomerulus dan atrofi tubulus, sehingga seluruh nefron rusak. Terjadilah gagal ginjal kronik

(http://www.scribd.com/doc/31652291/Hubungan-Hipertensi-Dan-Diabetes-Melitus-Terhadap-Gagal-Ginjal-Kronik).

KEBIASAAN MEROKOK

Berdasarkan Tabel 1. menunjukkan responden yang gagal ginjal dengan kebiasaan merokok berisiko proporsi kejadian gagal ginjal lebih besar (52,3%) dibandingkan dengan yang tidak gagal ginjal. Responden yang kebiasaan merokok tidak berisiko proporsi kejadian gagal ginjal lebih kecil (19%)

(6)

6 dibandingkan dengan yang tidak gagal ginjal (81%). Proporsi gagal ginjal lebih banyak ditemukan pada responden dengan kebiasaan merokok berisiko.

Pada penelitian ini, kebiasaan merokok ternyata berhubungan dengan terjadinya gagal ginjal. Hasil analisis bivariat memberikan hasil perhitungan uji chi – square didapat niali p < 0,05, jadi terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan merokok dengan terjadinya penyakit gagal ginjal. Proporsi kejadian gagal ginjal dengan kebiasaan merokok lebih besar dibandingkan dengan yang tidak gagal ginjal.

Mekanisme lain dari rokok dan kerusakan ginjal adalah merokok dapat mempengaruhi peredaran darah di tubuh. Merokok dapat mengeraskan pembuluh nadi dan mengecilkan pembuluh darah , hal ini mengakibatkan peredarah darah ke ginjal terhambat sehingga ginjal tidak bekerja secara efektif. Merokok juga meningkatkan tekanan darah. Jika seseorang sudah memiliki tekanan darah tinggi, merokok hanyak akan semakin memperbruk. Perokok dengan tekanan darah tinggi meningkatkan resiko mereka untuk terkena gagal ginjal tahap terminal. Perokok dengan diabetes juga memiliki resiko dua atau tiga kali lebih besar untuk menderita penyakit ginjal. (Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia, 2012).

KESIMPULAN

Prevalensi responden yang mengalami gagal ginjal kronis adalah 22,4 %. Hasil dari penelitian menunjukkan faktor risiko yang berhubungan dengan gagal ginjal kronik yaitu riwayat diabetes mellitus, hipertensi, dan kebiasaan merokok dan ke 3 faktor risiko yang diteliti ini, semuanya dapat meningkatkan risiko mengalami gagal ginjal kronik.

SARAN

Pasien GGK sebaiknya rutin menjalani hemodialisa untuk mempertahankan kondisi ginjal agar tidak semakin parah. Bagi pasien yang tidak mengalami GGK supaya melakukan pencegahan dengan cara pola makan yang seimbang, minum minimal 8 gelas perhari, menghindari stress, melakukan olahraga secara teratur dan tidak mengonsumsi rokok.

(7)

7 DAFTAR PUSTAKA

1. As’adi Muhammad (2012), Serba serbi gagal ginjal. DIVA Press. Jogjakarta, 2.

http://www.scribd.com/doc/31652291/Hubungan-Hipertensi-Dan-Diabetes-Melitus-Terhadap-Gagal-Ginjal-Kronik

3. Smeltzer,S. C, Bare, B.G, (2008) Hinkle, J.L, Cheever, K.H Bruner &

Suddharth’s Textbook of medical-surgical nurshing. II th Edition. Philadelphia : Lippincott Wiliam & Wilkins,

4. Sudoyo, Setiabudi, Alwi, Simadibrata & Setiati (2007) Buku ajar : Ilmu penyakit dalam,: Pusat penerbitan Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia Jakarta.

5. Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia, 2012 mekanisme rokok terhadap ginjal. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa pembuatan emulsi dengan konsentrasi emulsifier yang lebih tinggi pada tekanan yang sama akan menghasilkan ukuran partikel yang

[r]

Sugiarto Puradisastra, dr., M.Kes, selaku dosen pembimbing sekaligus dosen wali, yang dengan penuh perhatian telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dalam

Dalam meningkatkan kemampuan passing bawah pada cabang permainan bola voli pada siswa SMP Negeri 1 Randangan, dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran STAD

Merupakan regresi dengan satu variabel bebas, regresi dengan variabel bebas X dan variabel takbebasnya Y atau dinamakan juga regresi Y atas X, bentuk

perusahaan yang bersangkutan. 5) Dengan memperoleh kredit dari bank debitur sekaligus akan.. memperoleh manfaat yang lain antara lain fasilitas perbankan

Buat simbol movie clip “judulMc” dengan cara cara memilih Insert &gt; New Symbol , kemudian pada kotak dialog yang muncul pilih Movie Clip, dan ketik judulMc pada field

Lingkungan tersebut mencangkup Lingkungan umum atau sering kali disebut Lingkungan Makro dan Lingkungan Khusus atau Lingkungan Mikro, dari masing-masing lingkungan