• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

.

.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN

NOMOR PER- 69 /PB/2010 TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN PENGEMBALIAN

PENERIMAAN NEGARA ATAS BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

Menimbang

Mengingat

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,

a. bahwa berdasarkan pembagian beban kerja Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta I, KPPN Jakarta II, KPPN Jakarta III, KPPN Jakarta IV, dan KPPN Jakarta V, terdapat pengalihan kantor bayar terhadap pembayaran atas beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang semula dilaksanakan oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara dialihkan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II;

b. bahwa untuk pelaksanaan pembayaran atas beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dimaksud, perlu petunjuk pelaksanaan pembayaran pengembalian atas beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta II;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara atas Beban Sisa Lebih Perhitungan Anggaran;

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK06/2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1OO/PMK01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143.1/PMK.01/2009;

(2)

Menetapkan PERATURAN PETUNJUK PENERIMAAN ANGGARAN.

MEMUTUSKAN:

DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

PELAKSANAAN PEMBAYARAN PENGEMBALIAN

NEGARA ATAS BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN

BABI KETENTUANUMUM

I', '.' ~,'J

""'" ".

Pasal 1

Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan:

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disebut SiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran.

2. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.

3. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut Kuasa PA adalah pejabat yang memperoleh kewenangan dan tanggung jawab dari PA untuk menggunakan anggaran yang dikuasakankepadanya.

4. Direktorat Pengelolaan Kas Negara adalah unit eselon' II pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang mempunyai tugas menyiapkan perumusan .ke,bij~kal}_,perencanaari;pelaksanaan, pengendalian, verifikasi dan pl?mberian bimbingan teknis pi bidang pengelolaan kas dan pro.gram pensiun serta pelaksanaan akuntansi atas transaksi keuangan melalui Direktorat Pengelolaan Kas Negara berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

5. Pejabat Pembuat Komitmen Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara yang selanjutnya disingkat PPK Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atasbeban SiLPA yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

6. Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar Pengembalian Penerimaan Negara adalah pejabat yang diberi kewenangan untuk menguji dan menandatangani Surat Perintah Membayar Pengembalian Penerimaan Negara yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.

7. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjutnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang memperoleh kewenangan selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. 8. Surat Keputusan Persetujuan Pembayaran Pengembalian Penerimaan

yang selanjutnya disebut SKP4 adalah dokumen yang berfungsi sebagai dasar pengembalian pendapatan dan/atau penerimaan.

9. Surat Keterangan Telah Dibukukan yang selanjutnya disingkat SKTB adalah surat keterangan yang diterbitkan oleh Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN/Direktorat Pengelolaan Kas Negara atas pendapatan dan/atauPengelolaan Kas Negara.penerimaan negara yang telah dibukukan KPPN/Direktorat ,..;If

(3)

10. Surat Permintaan Pembayaran yang selanjutnya disingkat SPP adalah suatu dokumen yang dibuaUditerbitkan oleh pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dan disampaikan kepada PAiKuasa PA atau pejabat lain yang ditunjuk selaku pemberi kerja untuk selanjutnya diteruskan kepada pejabat penerbit SPM berkenaan.

11. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat SPM adalah dokumen yang diterbitkan oleh PAiKuasa PA atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mencairkan dana yang bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang dipersamakan.

12. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah surat perintah membayar langsung kepada pihak ketiga yang diterbitkan oleh PAiKuasa PA atas dasar perjanjian kontrak kerja atau surat perintah kerja lainnya.

13. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN berdasarkan Surat Perintah Membayar.

14. Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnya disingkat PNBP adalah seluruh penerimaan pemerintah pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan.

15. Rekening Kas Umum Negara yang selanjutnya disingkat RKUN adalah rekening tempat menyimpan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara pada bank sentral.

16. Subrekening Kas Umum Negara Kuasa Bendahara Umum Negara di daerah yang sefanjutnya disebut Subrekening Kas Umum Negara Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (SUBRKUN KPPN) yaitu rekening Nomor 501.00000x di Bank Indonesia.

17. Kas Negara adafah tempat menyimpan uang negara yang ditentukan Menteri Keuangan sel.aku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran Negara. 18. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak yang selanjutnya disingkat

SPTJM adalah surat pernyataan yang menyatakan bahwa segala akibat dari tindakan pejabaUseseorang yang dapat mengakibatkan kerugian negara menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari pejabaUseseorang yang mengambil tindakan dimaksud.

BAB II

RUANG LlNGKUP PENGEMBALIAN Pasal2

Pelaksanaan pembayaran pengembalian penerimaan negara atas beban SiLPA merupakan pengembalian atas penerimaan tahun anggaran sebelumnya yang meliputi:

1. pengembalian atas penerimaan negara yang diterima melalui RKUN; 2. pengembalian atas penerimaan negara, yang diterima melalui Kas Negara

(4)

Pasal3

(1) Pembayaran pengembalian atas penerimaan negara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 angka 1 meliputi: •

a. Pengembalian PNBP yang disetor dan/atau dipotong melalui RKUN, akibat:

1) kelebihan/kesalahan penyetoran;

2) kelebihan/kesalahan memotong pada SPM; 3) setoran ganda;

4) ikatan perjanjian;

5) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

b. Pengembalian penerimaan lainnya selain dimaksud pada huruf a kecuali pengembalian retur SP2D, pengembalian pajak. dan pengembalian bea cukai, yang disetorkan melalui RKUN akibat:

1) kelebihan/kesalahan penyetoran;

2) kelebihan/kesalahan memotong pada SPM; 3) setoran ganda;

4) ikatan perjanjian;

5) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

(2) Pembayaran pengembalian atas penerimaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 angka 2 meliputi:

a. Pengembalian PNBP yang disetor melalui Kas Negarq.akibat: 1) kelebihan/kesalahan penyetoran;

2) setoran ganda; 3) ikatan perjanjian;

4) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

b. Pengembalian lainnya selain dimaksud pada huruf a kecuali pengembalian retur SP2D, pengembalian pajak, dan pengembalian bea cukai, yang disetorkan melalui Kas Negara akibat:

1) kelebihan/kesalahan penyetoran; 2) setoran ganda;

3) ikatan perjanjian;

4) sesuai ketentuan perundang-undangan harus dikembalikan.

BAB III

TATA CARA PENERBITAN SPM Bagian Kesatu

Pembayaran Pengembalian atas Penerimaan Negara yang Diterima melalui RKUN

Pasal 4

(1) PNKuasa PA mengajukan permintaan pengembalian penerimaan negara kepada Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara dengan melampirkan:

a. Copy bukti setor penerimaan negara yang telah dikonfirmasi oleh BUN/Kuasa BUN PusaUKuasa BUN di Daerah;

b. Surat Ketetapan Pengembalian; c. SPTJM.

~

I

I

(5)

(2) Direktorat Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktorat Pengelolaan Kas Negara/PPK melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen pemintaan pengembalian penerimaan negara.

(3) Dalam hal setoran telah diterima dan dibukukan pada RKUN, Direktorat Pengelolaan Kas Negara C.q. Subdirektorat Kas Umum Negara menerbitkan SKTB dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 dan lembar ke-2 disampaikan kepada PPK; b. lembar ke-3 sebagai pertinggal.

(4) Atas dasar SKTB sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Direktur Jenderal Perbendaharaan atau pejabat yang ditunjuk menerbitkan SKP4 (format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini) atas nama Menteri Keuangan dengan ketentuan: a. lembar ke-1 dan lembar ke-2 disampaikan kepada PPK;

b. lembar ke-3 sebagai pertinggal.

Bagian Kedua

Pengembalian atas Penerimaan Negara yang Diterima melalui Kas Negara dan/atau SUBRKUN KPPN

PasalS

(1) PAlKuasa PA mengajukan permintaan pengembalian penerimaan negara kepada KPPN mitra kerjanya dengan melampirkan: .

a. Copy bukti setor penerimaan negara yang telah dikonfirmasi oleh BUN/Kuasa BUN Pusat/Kuasa BUN di Daerah;

b. Surat Ketetapan Pengembalian;

c. SPTJM (format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini).

(2) KPPN melakukan pemeriksaan kelengkapan pemintaan pengembalian penerimaan negara ..

(3) Dalam hal setoran telah diterima dan dibukukan pada Kas Negara/Sub RKUN, Seksi Verifikasi dan Akuntansi KPPN menerbitkan SKTB (format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II dan Lampiran III Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini) dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 disampaikan kepada PAlKuasa PA;

b. lembar ke-2 disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara/PPK;

c. lembar ke-3 sebagai pertinggal.

(4) Atas dasar SKTB sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala KPPN menerbitkan SKP4 dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 disampaikan kepada PAlKuasa PA;

b. lembar ke-2 disampaikan kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara/PPK;

c. lembar ke-3 sebagai pertinggal.

(5) KPPN meneruskan permintaan pengembalian penerimaan negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan SKTB dan SKP4 kepada Direktorat Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdirektorat Kas r~

(6)

Pasal 6

(1) PPK Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara melakukan penelitian atas permintaan pengembalian penerimaan negara yang diajukan oleh PNKuasa PNKPPN ..

(2) Dalam hal permintaan pengembalian penerimaan negara telah dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan, PPK Pembayaran Pengembalian Penerimaan Negara menerbitkan SPP dengan menggunakan akun SiLPA.

(3) SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara dilengkapi dengan dokumen SKP4 lembar ke-2, SKTB lembar ke-2, SPTJM, dan Surat Ketetapan Pengembalian.

(4) Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara melakukan pengujian atas SPP yang diajukan oleh PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara membuat dan menandatangani SPM atas beban SiLPA dalam hal hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) telah memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(6) SPM yang memuat nilai nominal mata uang rupiah ditulis dalam angka rupiah penuh tanpa angka sen di belakang koma.

(7) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dan ayat (6) dibuat dalam rangkap 3 dengan ketentuan:

a. lembar ke-1 dilengkapi dengan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan lembar ke-2 tanpa lampiran disampaikan kepada KPPN Jakarta II;

b. SPM lembar ke-3 sebagai pertinggal Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara.

BAB IV

TATA CARA PENERBITAN SP2D Pasal 7

(1) KPPN Jakarta II melakukan pengujian atas SPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (7).

(2) Pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari pengujian substantif dan pengujian formal. .

(3) Pengujian substantif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi: a. pengujian atas kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam

SPM;

b. pengujian atas dokumen pelaksanaan anggaran lainnya yang ditunjuk dalam SPM; .

c. pengujian atas kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (7) huruf a.

(4) Pengujian formal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:

a. pencocokan tanda tangan Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara, cap/stempel kantor/satker/PNKuasa PA dengan spesimen yang diterima;

b. kebenaran cara penulisan pengisian jumlah uang dalam angka dan huruf pada kuitansi termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan;

(7)

c. kebenaran penulisan SPM, termasuk tidak boleh terdapat cacat dalam penulisan.

(5) Berdasarkan hasil pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4), KPPN Jakarta II melakukan:

a. penerbitan SP2D dalam hal SPM yang diajukan telah memenuhi persyaratan; atau

b. pengembalian SPM kepada Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara dalam hal SPM yang diajukan tidak memenuhi persyaratan.

Pasal 8

SP2D sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf a diterbitkan sesuai ketentuan.

Pasal 9

(1) SPM yang telah diterbitkan SP2D dan telah dicairkan tidak dapat dibatalkan.

(2) SPM yang telah diterbitkan SP2D hanya dapat dilakukan perbaikan kesalahan yang bersifat administrasi yang tidak berakibat perubahan jumlah uang pada SPM, yaitu:

a. kesalahan dalam pencantuman kode akun;

b. kesalahan dalam pencantuman kode fungsi, subfungsi, program, kegiatan, subkegiatan, bagian anggaran; dan/atau

c. kesalahan dalam penulisan uraian pengeluaran.

(3) Atas kesalahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara menyampaikan surat pemberitahuan perbaikan SPM kepada KPPN Jakarta II.

(4) Pejabat Penerbit SPM Pengembalian Penerimaan Negara memberitahukan kepada PAlKuasa PAlPPK dalam hal ditemukan kesalahan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk dilakukan perbaikan.

BABV

PELAPORAN DAN AKUNTANSI Pasal 10

(1) KPPN Jakarta II mencantumkan realisasi penerbitan SP2D atas beban . SiLPA dalam Laporan Harian Kas Posisi (format sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini). (2) KPPN Jakarta II wajib melaporkan realisasi penerbitan SP2D atas beban

SiLPA kepada Direktur Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur

Pengetotaan Kas Negara, dan menyusun taporan keuangan sesua; ( ketentuan perundang-undangan.

(8)

BABVI

KETENTUAN PERALIHAN Pasal11

Dengan berlakunya Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, maka Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-57/PB/2010 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-239/PB/2009 tentang Pembagian Beban Kerja KPPN Jakarta I, Jakarta II, Jakarta III, Jakarta IV, dan Jakarta V dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Pasal13

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Januari 2011.

Ditetapkan di Jakarta

padatanggal 31 Desember ·2010

(9)

LAMPIRAN I

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 69 I PB/2010

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN

PENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATAS

BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR KEP (diisi dengan nomor keputusan) TENTANG

PERSETUJUAN PEMBAYARAN PENGEMBALIAN PENERIMAAN ATAS BEBAN SILPA

DENGAN RAMA T TUHAN YANG MAHA ESA MENTERIKEUANGAN

Membaca : 1 (diisi dengan nomor dan tanggal surat permintaan)

2 (diisi dengan nomor dan tanggal SKTB) MEMUTUSKAN:

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyetujui pembayaran pengembalian pendapatan/penerimaan negara melalui rekening pengeluaran bendahara umum negara dengan uraian sebagai berikut:

1. Jumlah uang

2. Yang berhak menerima 3. Atas beban :

a. Fungsi, Sub Fungsi, Program b. Kegiatan, Sub Kegiatan c. Klasifikasi Belanja d. Mata Anggaran e. Bagian Anggaran f. Satuan Kerja g. Lokasi

: Rp (diisi dengan jumlah uang yang diminta) (. ) (diisi dengan huruf senilai yang diminta) : (diisi yang berhak menerima, no rekening, dan

nama bank) .

: 00.00.00 : 0000.0000 : 3112 (SiLPA)

: 311212 (Koreksi Pendapatan Tahun Anggaran lalu) : 999.99 (Bendahara Umum Negara)

: 999001 (Direktorat Pengelolaan Kas Negara) : 01.51 (Jakarta Pusat)

4. Untuk keperluan : (diisi uraian pembayaran)

5. Asli Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan kepada Direktur Pengelolaan Kas Negara selaku penerbit Surat Perintah Membayar (SPM)

6. Pencairan dana dilakukan melalui KPPN Jakarta II

Ditetapkan di. (diisi nama kota) Pada tanggal. (diisi tanggal ketetapan) a.n. Menteri Keuangan

... (diisi nama Jabatan Penanda tangan)

Nama (diisi nama penanda tangan) NiP (diisi NIP Penanda tangan)

(10)

LAMPI RAN II

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER-

69

I PB/2010

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN

PENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATAS

BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

(KOP SURA T)

SURAT KETERANGAN TELAH DIBUKUKAN Nomor .... (1) ...

Seksi Verifikasi dan Akuntansi Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (2) . menerangkan bahwa Rekening Kas Negara nomor (3) telah menerima setoran dan telah dibukukan oleh KPPN sebagai penerimaan pada Buku Bank/Pos dengan rincian sebagai berikut.

No NamaTanggal Setor Pembukuan KPPN Penyetor

Tanggal Nomor NotaJumlahMAP

DebeUKredit Setoran 1 2 576

3

4 (4) ... (5). ... (8L ... (10L ... (9L ... (6L .... .. ..(7) .... ... (11) tanggal (12) .

Kepala Seksi Verifikasi dan Akuntansi,

... (13) : . Nama Lengkap

NIP

(11)

NO.

1

.1

(3)

PETUNJUK PENGISIAN SURAT KETERANGAN TELAH DIBUKUKAN

DIREKTUR JENDERAL,

t

(12)

..

LAMPI RAN III

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 69 IPB/2010

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN

PENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATAS

BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

(KOP SURAT)

SURAT KETERANGAN TELAH DIBUKUKAN Nomor .... (1) ...

Direktorat Pengelolaan Kas Negara menerangkan bahwa Rekening Kas Umum Negara Nomor ... (2) telah menerima setoran dan telah dibukukan sebagai penerimaan negara dengan rincian sebagai berikul.

No. NamaTanggal Setor Pembukuan Dil. PKN Penyetor

Tanggal Nomor NotaMAP

Jumlah Debet/Kredit Setoran 1 2 3 4 56 7 (3) ... (4) ...

...(i)...

...(gL ....

... (8) ... ..(5).. ... (6).. .. ... (10) tanggal (11) . a.n. Direktur Pengelolaan Kas Negara

Kasubdit Kas Umum Negara,

... (1.2) .

Nama Lengkap NIP

(13)
(14)

..

Nomor Lampiran Perihal

LAMPIRAN IV

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER-

69

IPB/2010

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN

PENGENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA AT AS

BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN •

(KOP SURA T)

: ... lembar

: Laporan Harian Kas Posisi

LAPORAN HARlAN KAS POSISI TANGGAL . (Dalam Rupiah)

PENDAPATAN DAN PENERIMAAN NON

ANGGARAN

BELANJA DAN PENGELUARAN NON

ANGGARAN

BKPP URAIANURAIANBKPK JUMLAHJUMLAH

41

PENERIMAANSILPA 31

PERPAJAKAN 42

PENERIMAANBELANJA BARANGNEGARA 52

BUKAN PAJAK 81

PENERIMAANBELANJA MODALNON 53

ANGGARAN 61 BELANJA DANA PERIMBANGAN 82 PENGELUARAN NON ANGGARAN JUM. PEND & PEN NON ANGG

JUM. BEL & PENG NON ANGG

SALDO AWAL HARIINI

SALDO AKHIR HARIINI JUMLAH SELURUHNYA

JUMLAH SELURUHNYA

(15)

Saldo AkhirMenurut Pembukuan Bank

Hari Ini Saldo

No PembukuanKPPN Rek. Bank/Pas MenurutHari iniSaldo AwalPenerimaanPengeluaranHari iniHari IniAkhirHari Ini

1 27 564

3

1 Bank TunQQal 2 BO I Non Gaii

3

BO I Gaji 4 BO II 5 BO III PBB 6 BO III BPHTB 7

Rek. Kas. Neg. Gab.

8

GP Penerimaan 9 GP PenQeluaran 10 GP PBB 11 GP BPHTB 12 BLU Jumlah Kepala KPPN .

/

(16)

.•

LAMPIRAN V

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

PERBENDAHARAAN NOMOR PER-

69

IPB/2010

TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN

PENGENGEMBALIAN PENERIMAAN NEGARA ATAS

BEBAN SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

SURA T PERNY AT AAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama

NIP

Jabatan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen .

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Bertanggung jawab penuh atas permintaan pembayaran pengembalian penerimaan pada Satuan Kerja sebesar Rp (dengan huruf).

2. Apabila di kemudian hari terdapat kesalahan dan/atau kelebihan atas pembayaran pengembalian penerimaan tersebut, sebagian atau seluruhnya, kami bertanggung jawab sepenuhnya dan bersedia menyetorkan kembali kelebihan pembayaran terse but ke rekening Kas Negara.

3. Segala akibat yang timbul dari pembayaran pengembalian penerimaan ini menjadi tanggung jawab kami sepenuhnya.

Oemikian pernyataan ini kami buat d~ngan sebenar-benarnya.

Kuasa Pengguna Anggaran/PPK

(Nama Lengkap) NIP

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Penetapan Pemenang dari Pejabat Pengadaan Barang/Jasa pada pelaksanaan kegiatan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Timur Sumber dana OTSUS Tahun Anggaran 2016

Aceh Timur Tahun Anggaran 2016 , menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai

AKAN RUNTUH

Kepala Sub Bidang Standarisasi dan Prosedur Rekrutmen. Perpustakaan

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali

Jika pada tanggal/waktu tersebut diatas Saudara tidak dapat hadir/tidak dapat memberikan penjelasan dan Bukti Akurat atas permasalahan yang akan diklarifikasi, penawaran

Seluruh berkas asli yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut di atas (Khusus Ijazah Cukup Fotocopy berleges..

Fotocopy berkas yang tercantum didalam formulir isian kualifikasi penawaran yang saudara sampaikan pada paket pekerjaan tersebut untuk diserahkan pada Pokja sebanyak 1