• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNTUK STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING

Jusmawati1, Bambang Soedijono2, Emha Taufiq3

1Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Sistem Informasi, Universitas Yapis Papua 2,3 Universitas AMIKOM Yogyakarta

1juzmawati.nr@gmail.com,2bambang.s@amikom.ac.id,3emhataufiqluthfi@amikom.ac.id

Abstrak

Pemanfaatan teknologi informasi sebagai pendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi harus diimbangi dengan keefektifan dan efisiensi dalam pengelolaannya, sehingga dapat menigkatkan keunggulan bersaing dalam suatu organisasi. Banyak perguruan tinggi telah memanfaatkan dan bergantung pada teknologi informasi dalam mendukung kegiatan-kegiatannya, tanpa terkecuali perguruan tinggi STIKOM Artha Buana Kupang. Walaupun demikian, STIKOM Artha Buana Kupang belum memanfaatkan secara optimal teknologi informasi dalam institusinya. Tujuan dari pemanfaatan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang adalah sebagai salah satu strategi pendorong kemajuan atau pertumbuhan (growth driver). Sehingga strategi yang digunakan harus benar-benar meresap ke dalam setiap aspek penyelenggaraan organisasi guna meningkatkan keunggulan bersaing. Oleh karena itu, perlu dilakukannya evaluasi pemanfaatan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang dengan menggunakan framework COBIT 5. Hal ini nantinya bisa mendukung kinerja organisasi secara kontinyu, agar apa yang dilakukan pada pengembangan teknologi informasi dapat terus berkesinambungan dan mempunyai arahan yang jelas serta sesuai dengan rencana strategis dari STIKOM Artha Buana Kupang.

Kata Kunci : Pemanfaatan Teknologi Informasi, Cobit 5, Strategi Keunggulan Bersaing

1. Pendahuluan

Pemanfaatan teknologi informasi merupakan sarana penunjang atau pendorong bagi organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Pemanfaatan teknologi informasi dapat dilakukan secara efektif jika anggota dalam organisasi tersebut dapat menggunakan teknologi dengan baik. Teknologi senantiasa terkait dengan penciptaan sesuatu yang sempurna[1]. Pada hakekatnya teknologi informasi bukanlah bidang steril dari pengaruh bidang lain, tetapi teknologi informasi merupakan alat bantu dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi manusia. Pemanfaatan teknologi informasi dapat memberikan implikasi kinerja yang lebih baik pada teknologi informasi [2].

Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi dapat dilihat dari dampak pemanfaatan teknologi informasi pada rantai nilai organisasi (value chain). Sedangkan dampak strategis pemanfaatan teknologi informasi bagi organisasi dapat dilihat dari dapat tidaknya teknologi informasi menunjang dan membantu organisasi dalam melaksanakan serta mencapai strategi organisasi secara keseluruhan.

Teknologi informasi menjadi indikator keberhasilan pencapaian sasaran perguruan tinggi. Artinya, capaian-capaian harus bisa diukur, dimonitor, dan dievaluasi menuruti prinsip-prinsip akuntabilitas. Keberhasilan atau kegagalan sebuah perusahaan bergantung pada keunggulan bersaingnya[3]. Setiap perusahaan harus mampu

menciptakan dan mempertahankan keunggulan bersaingnya dalam industri mereka, jika ingin tetap hidup (survive) dan bila perlu berkembang. Konsepsi ini berlaku juga bagi sebuah perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi swasta (PTS) tanpa terkecuali STIKOM Artha Buana Kupang.

STIKOM Artha Buana Kupang adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang saat ini sedang dalam masa pertumbuhan bisnis yang cukup baik. Untuk dapat berperan serta secara optimal dalam usaha-usaha pengembangan dan/atau peningkatan program pendidikan, terutama terkait dengan perluasan mandat, STIKOM Artha Buana Kupang menghadapi sejumlah kendala, yang memerlukan penanganan terpadu dan kerja keras. Untuk menghadapi sejumlah kendala tersebut, memiliki strategi bisnis saja tidak cukup untuk menghadapi persaingan dewasa ini. Tetapi harus pula dilengkapi dengan strategi yang unggul dalam bersaing. Hal ini diperlukan karena saat ini STIKOM Artha Buana Kupang telah menerapkan dan memanfaatkan teknologi informasi guna mendukung segala proses yang dilakukan dalam institusinya.

Walaupun demikian, STIKOM Artha Buana Kupang belum memanfaatkan secara optimal teknologi informasi yang ada sekarang untuk menjadikannya sebagai salah satu aspek keunggulan bersaing. Masih terdapat kekurangan dalam pemanfaatannya, seperti sarana dan prasarana teknologi informasi yang belum termanfaatkan secara optimal karena belum adanya arahan yang 389

(2)

jelas, keterbatasan sumber daya yang menguasai teknologi informasi di STIKOM Artha Buana dalam mendukung kinerja institusinya dan lain-lain.

Mengamati kondisi tersebut di atas, nampak ada kesenjangan antara yang direncanakan dengan realitas yang terjadi pada STIKOM Artha Buana Kupang. Hal tersebut dipandang perlu untuk dikaji lebih mendalam dengan melakukan evaluasi pemanfaatan teknologi informasi. Evaluasi pemanfaatan teknologi informasi diperlukan untuk mencari tahu bagaimana pelaksanaan serta tingkat kematangan tata kelola teknologi informasi yang telah dilakukan dan masalah-masalah apa yang dihadapi, sehingga dapat diusahakan rekomendasi yang tepat untuk peningkatan dan pengembangan.

Untuk mengevaluasi dan merencanakan perbaikan terhadap teknologi informasi yang telah ada pada STIKOM Artha Buana Kupang, diperlukan evaluasi yang tepat dan akurat agar sistem yang akan diterapkan atau diperbaiki nantinya dapat berfungsi dengan baik. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja COBIT 5 agar lebih terarah dalam melakukan penilaian teknologi informasi yang akan dijalankan di organisasi. Termasuk mengidentifikasi strategi yang perlu dilakukan terkait dengan target yang ingin dicapai berdasarkan hasil penilaian maturity level untuk mencapai sasaran bisnis, perencanaan strategis, strategi manajemen, manajemen resiko, dan manajemen sumber daya, yang menjamin kebutuhan infrastruktur teknologi dan sumber daya manusia pada sasaran yang tepat. Sehingga bisa mendukung kinerja organisasi secara kontinyu, agar apa yang dilakukan pada pengembangan teknologi informasi dapat terus berkesinambungan dan mempunyai arahan yang jelas serta sesuai dengan rencana strategis dari STIKOM Artha Buana.

2. Tinjauan Pustaka

Alexander dalam penelitiannya membahas tentang evaluasi penerapan teknologi informasi di Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta dengan menggunakan model COBIT framework. Dalam mencapai tujuannya implementasi teknologi informasi merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Evaluasi dengan menggunakan model COBIT framework sangat berguna baik bagi pengguna pengembang teknologi informasi maupun para pengelola, agar pihak manajemen dapat melakukan perbaikan[4].

Budi, dkk, pada penelitiannya mengemukakan bahwa strategi peningkatan proses tata kelola teknologi informasi di Universitas XYZ, dengan menghitung tingkat kematangan (maturity level)masing-masing proses dalam domain Deliver and Support(DS)[5].

Adikara, dalam penelitiannya membahas tentang implementasi kerangka kerja COBIT 5, memberikan langkah-langkah untuk meningkatkan

kinerja serta rekomendasi perencanaan tata kelola di masa yang akan datang. Penelitian hanya melingkupi domain evaluate,direct, and monitoring proses 4 (EDM4) dari area tata kelola (Governance). Kelemahan penelitian ini terletak pada evaluasi yang dilakukan hanya pada area tata kelola saja tidak mengevaluasi dari area manajemen[6].

Teknologi Informasi

Teknologi informasi adalah istilah umum yang menjelaskan teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan, dan/atau menyebarkan informasi. Teknologi informasi menyatukan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan video. Contoh teknologi informasi bukan hanya berupa komputer pribadi, tetapi juga berupa telepon, TV, peralatan rumah tangga, dan peranti genggam modern (ponsel)[7].

Cobit 5

COBIT 5 merupakan generasi terbaru dari panduan ISACA yang membahas mengenai tata kelola dan manajemen IT. COBIT 5 merupakan update dari COBIT versi sebelumnya yakni COBIT 4.1. COBIT pertama kali dirilis tahun 1996 awalnya untuk bidang audit. COBIT 2 dalam bidang kontrol dirilis tahun 1999 sampai akhirnya COBIT terbaru COBIT 5 bidang tata kelola TI organisasi dirilis tahun 2012. Gambar 1 berikut ini menunjukkan evolusi dari COBIT[8].

Gambar 1. Evolusi COBIT Sumber: ISACA (2012)

Gambar 2 di bawah ini memberi gambaran tentang pemisahan tata kelola dan manajemen pada COBIT 5. Tata kelola meliputi EDM, sedangkan manajemen meliputi APO, BAI, DSS, dan MEA.

Gambar 2. Domain Tata Kelola dan Manajemen pada COBIT 5 (Sumber: ISACA, 2012. COBIT® 5: Enabling Processes. Rolling

Meadows: ISACA) 390

(3)

Prinsip Dasar Cobit 5

Berdasarkan penjelasan pada jurnal ISACA tahun 2012, Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT 5) secara umum memiliki 5 prinsip dasar yaitu:

a. Meeting Stakeholder Needs

Terdapat usaha dari perusahaan untuk menciptakan nilai bagi para stakeholder dengan menjaga keseimbangan antara realisasi manfaat, optimalisasi risiko, dan penggunaan sumber daya.

b. Covering the Enterprise End-to-end

COBIT 5 memadukan tata kelola IT dan tata kelola perusahaan.

c. Applying a Single Integrated Framework Terdapat banyak standar yang berkaitan dengan IT, masing-masing memberikan panduan pada subset dari kegiatan IT. COBIT 5 sejalan dengan standar lain yang relevan dan kerangka kerja pada tingkat tinggi. Dengan demikian, COBIT 5 dapat menjadi kerangka menyeluruh untuk tata kelola dan manajemen perusahaan.

d. Enabling a Holistic Approach

Tata kelola dan manajemen perusahaan yang efektif dan efisien membutuhan pendekatan holistik, dengan mempertimbangkan beberapa komponen yang

saling berinteraksi.

e. Separating Governance From Management COBIT 5 membuat perbedaan yang jelas antara tata kelola dan manajemen. Keduanya memiliki jenis aktivitas yang berbeda, memerlukan struktur organisasi yang berbeda dan memiliki tujuan yang berbeda.

Domain Cobit 5

Berdasarkan penjelasan pada jurnal ISACA tahun 2012, COBIT 5 framework dirancang dengan 5 domain yang masing-masing mencakup penjelasan rinci dan termasuk panduan secara luas dan bertujuan sebagai tata kelola dan manajemen IT perusahaan. Lima domain yang ada pada COBIT 5 adalah:

a. Evaluate, Direct, and Monitor (EDM) b. Align, Plan, and Organise (APO) c. Build, Acquire, and Implement (BAI) d. Deliver, Service, and Support (DSS) e. Monitor, Evaluate, and Assess (MEA)

Menurut ISACA (2012:45), dalam penilaian di tiap levelnya, hasil akan diklasifikasikan dalam empat kategori sebagai berikut:

1. N (Not achieved / tidak tercapai)

Dalam kategori ini tidak ada atau hanya sedikit bukti atas pencapaian atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 0-15%.

2. P (Partially achieved / tercapai sebagian) Dalam kategori ini terdapat beberapa bukti mengenai pendekatan, dan beberapa pencapaian atribut atas proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 15-50%.

3. L (Largely achieved / secara garis besar tercapai)

Dalam kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis, dan pencapaian signifikan atas proses tersebut, meski mungkin masih ada kelemahan yang tidak signifikan. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 50-85%.

4. F (Fully achieved / tercapai penuh)

Dalam kategori ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan lengkap, dan pencapaian penuh atas atribut proses tersebut. Tidak ada kelemahan terkait atribut proses tersebut. Range nilai yang diraih pada kategori ini berkisar 85-100%.

Ada enam tingkatan kapabilitas yang dapat dicapai oleh masing-masing proses, yaitu :

a. 0 Incomplete Process – Proses tidak lengkap; Proses tidak diimplementasikan atau gagal mencapai tujuannya. Pada tingkatan ini, hanya ada sedikit bukti atau bahkan tidak ada bukti adanya pencapaian sistematik dari tujuan proses tersebut.

b. 1 Performed Process – Proses dijalankan (satu atribut); Proses yang diimplementasikan berhasil mencapai tujuannya.

c. 2 Managed Process – Proses teratur (dua atribut); Proses yang telah dijalankan seperti di atas telah diimplementasikan dalam cara yang lebih teratur (direncanakan, dipantau, dan disesuaikan), dan produk yang dihasilkan telah ditetapkan, dikendalikan, dan dijaga dengan baik.

d. 3 Established Process – Proses tetap (dua atribut); Proses di atas telah diimplementasikan menggunakan proses tertentu yang telah ditetapkan, yang mampu mencapai outcome yang diharapkan.

e. 4 Predictable Process – Proses yang dapat diprediksi (dua atribut); Proses di atas telah dijalankan dalam batasan yang ditentukan untuk mencapai outcome proses yang diharapkan.

f. 5 Optimising Process – Proses Optimasi (dua atribut); Proses di atas terus ditingkatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi tujuan bisnis saat ini dan masa depan.

Keunggulan Bersaing

Keunggulan bersaing merupakan cerminan kinerja jangka panjang suatu organisasi. Keunggulan berasaing merupakan suatu acuan posisi organisasi 391

(4)

yang menjamin bagaimana keberlangsungan kinerja organisasi tersebut dimana dalam mencapai keunggulan kinerja tersebut, suatu organisasi menerapkan berbagai strategi agar mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan kinerja organisasi tersebut[9].

Keunggulan bersaing sebuah PTS harus didasarkan pada sumber daya khusus yang menjadi penghalang (barriers) aktivitas peniruan dan ancaman pengganti (imitation dan substitution) produk atau jasa PTS. Meningkatnya tekanan persaingan dapat menurunkan keunggulan bersaing PTS. Hal ini mengindikasikan bahwa bagi sebuah PTS, agar tetap bertahan hidup (survive) di tengah tekanan persaingan yang semakin tajam, PTS harus mengambil tindakan yang dapat mempertahankan dan memperkuat kompetensinya yang unik[10]. 3. Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Action Research (AR). Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengumpulkan data melalui metode interview, studi literatur dan kuisioner. Setelah dilakukan pengumpulan data, kemudian dilakukan analisa data menggunakan framework Control Objective for Information and related Technology (Cobit) 5.

Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kualitatif yang dipadukan dengan kuantitatif. Kasus yang diteliti adalah tingkat kematangan (maturity level) tata kelola teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang dan perencanaan strategi TI untuk strategi keunggulan bersaing. Evaluasi tata kelola teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang menggunakan framework COBIT 5.0 pada domain Evaluate, Direct, and Monitor (EDM), Align, Plan, and Organise (APO), Build, Acquire, and Implement (BAI), Deliver, Service, and Support (DSS), dan Monitor, Evaluate, and Assess (MEA). Alur penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 3. Alur Penelitian

4. Pembahasan

a. Gambaran Umum Objek Penelitian

Sekolah Tinggi Informatika Komputer (STIKOM) Artha Buana Kupang adalah suatu Lembaga Pendidikan Tinggi Swasta yang berlokasi di Jalan WJ. Lalamentik 116 Oebufu, Kecamatan Oebobo. Kota Madya Kupang, Propinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah Tinggi Informatika Komputer (STIKOM) Artha Buana Kupang berada dibawah naungan yayasan Gema Galgani dan didirikan pada tahun 2005.

Sasaran yang ingin dicapai Sekolah Tinggi Informatika Komputer (STIKOM) Artha Buana Kupang adalah :

i. Lulusan yang berkualitas, baik dalam aspek akademis maupun kepribadian.

ii. Perguruan Tinggi berbasis Teknologi Informasi dengan daya saing global.

iii. Mengembangkan sistem pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan professional iv. Meningkatkan jaringan kerja dengan institusi

lain dan stakeholder.

b. Pemetaan Proses Teknologi Informasi Pada penelitian ini penulis memetakan proses teknologi informasi berdasarkan domain Cobit 5, yaitu :

a. Pada domain EDM : EDM01, EDM02, EDM04, EDM05.

b. Pada domain APO : APO01, APO02, APO06, APO07, APO08, APO09.

c. Pada domain BAI : BAI03, BAI04, BAI05, BAI08, BAI10.

d. Pada domain DSS : DSS02, DSS03, DSS06. e. Pada domain MEA : MEA01, MEA02.

c. Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen Penelitian

Guna memperoleh kevalidan dan kesahihan data penelitian yang dimaksudkan untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan dapat digeneralisasikan, maka dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terhadap item-item kuesioner penelitian.

Hasil Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data penelitian, dan untuk mengetahui indeks validitas kuisioner tersebut digunakan rumus product moment correlation dari Pearson. Berikut hasil pengujian validitas dengan bantuan program SPSS for Windows 21.0 menunjukkan semua item kuesioner pada domain COBIT yaitu Evaluate, Direct, and Monitor (EDM); Align, Plan, and Organise (APO); Build, Acquire, and Implement (BAI); Deliver, Service, and Support (DSS); dan Monitor, Evaluate, and Assess (MEA) dinyatakan valid, dikarenakan semua item kuesioner tersebut memiliki nilai rhitung lebih besar dari rtabel

(0,4044). 392

(5)

Hasil Uji Reabilitas

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha instrumen dari masing-masing variabel penelitian yang diuji. Hasil uji reliabilitas berdasarkan perhitungan dengan menggunakan SPSS for Windows 21 diperoleh nilai koefisien cronbach’s alpha untuk kelima domain COBIT yaitu Evaluate, Direct, and Monitor (EDM); Align, Plan, and Organise (APO); Build, Acquire, and Implement (BAI); Deliver, Service, and Support (DSS); dan Monitor, Evaluate, and Assess (MEA) tersebut memiliki nilai koefisien cronbach’s alpha lebih besar dari 0,6. Maka kesimpulannya bahwa instrumen-instrumen penelitian tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data sesungguhnya.

d. Penentuan Tingkat Kematangan (Maturity Level)

Penentuan tingkat kematangan (Maturity Level) bukan hanya mengambarkan pengukuran sejauh mana STIKOM Artha Buana Kupang telah memenuhi standar proses pengelolaan dan pemanfaatan TI yang baik. Lebih jauh, tingkat dewasaan tersebut seharusnya dapat digunakan untuk peningkatan kesadaran kepentingan peningkatan pengelolaan TI sekaligus mengindentifikasikan prioritas dalam peningkatan yang dilakukan. Tingkat kematangan yang dimaksud merupakan representasi kematangan atau kedewasaan proses TI yang berlangsung di STIKOM Artha Buana Kupang (dalam bentuk nilai atau angka).

Adapun penentuan tingkat kematangan yang dilakukan pada tiap proses TI dan dilakukan terhadap semua level, mulai dari level 0 (nol) atau non-existence, hingga level 5 (lima) atau optimised berupa kuesioner perihal pelaksanaan proses TI dengan visi sistem informasi manajemen di STIKOM Artha Buana Kupang.

Penilaian tingkat kematangan setiap proses TI mengacu pada model ISO/IEC 15504. Rata-rata aktivitas dihitung dengan cara total skor aktivitas yang diperoleh dari jawaban kuesioner dibagi dengan jumlah responden.

Hasil dari pengolahan dan analisis data akan dinilai untuk kemudian disusun menjadi sebuah rekomendasi bagi STIKOM Artha Buana Kupang. Rekomendasi strategi yang disusun berdasarkan analisis hasil pemanfaatan teknologi informasi STIKOM Artha Buana yang diharapkan mampu menjadi referensi dalam menunjang strategi keunggulan bersaing bagi STIKOM Artha Buana. Selain itu, rekomendasi diharapkan mampu menjadi salah satu landasan kebijakan bagi STIKOM Artha

Buana dalam hal monitoring dan evaluasi. Tentunya hal ini akan memberi nilai tambah terhadap STIKOM Artha Buana Kupang.

Berikut hasil penelitian mengenai tingkat kematangan (maturity level) tata kelola teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang yang mengacu pada kerangka kerja COBIT 5.0. Berdasarkan perhitungan secara keseluruhan maka dapat ditunjukkan tingkat kematangan (maturity level) tata kelola teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang yang mengacu pada kerangka kerja COBIT 5.0 adalah sebagai berikut :

2,87 2,00 2,15 3,40 3,57 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00EDM APO BAI DSS MEA

Tingkat Kapabilitas Saat ini Target Kapabilitas

Gambar 4. Kapabilitas tingkat kematangan (maturity level) tata kelola teknologi informasi pada

STIKOM Artha Buana Kupang

e. Perencanaan Strategi Keunggulan Bersaing Mengacu dari hasil analisa berdasarkan kerangka COBIT 5.0, maka matury level STIKOM Artha Buana Kupang pada keseluruhan skor COBIT adalah EDM pada level 3, APO level 2, BAI level 2, DSS pada level 3 dan MEA pada level 4. Atau secara rata-rata tingkat kematangan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang adalah 2.8.

Dari kelima domain tersebut, domain APO dan BAI masih rendah dengan nilai 2, maka perlu dilakukan sosialisasi dan koordinasi yang intensif pada domain level yang paling rendah untuk mendukung terwujudnya visi dan misi serta menyusun dan menetapkan standar layanan teknologi informasi yang baku, dan bukan berdasarkan standar dari masing-masing individu. f. Penyusunan Perencanaan Strategi

Berikut adalah perencanaan Strategi untuk meningkatkan keunggulan bersaing pada STIKOM Artha Buana Kupang :

a. Manage IT Investment

Langkah awal dalam penyusunan perencanaan strategi keunggulan bersaing berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang adalah dengan 393

(6)

menetapkan dan memelihara suatu kerangka kerja keuangan yang meliputi biaya, manfaat, prioritas dalam anggaran, proses penganggaran formal dan manajernen terhadap anggaran. b. Assess and Manage IT Risk

Langkah kedua dalam penyusunan perencanaan strategi keunggulan bersaing berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang adalah membuat dan memelihara kerangka kerja untuk mengelola dan menilai risiko TI. Kerangka kerja ini mendokumentasikan dampak potensial pada tujuan organisasi yang disebabkan oleh suatu peristiwa yang tidak direncanakan diidentifikasi, dianalisa dan dinilai. Hasil penilaian dimengerti oleh para pemangku kepentingan untuk menyelaraskan risiko ke tingkat yang dapat diterima toleransi.

c. Manage Project

Langkah ketiga Sdalam penyusunan perencanaan strategi keunggulan bersaing berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang adalah melaksanakan kerangka kerja manajemen proyek untuk pengelolaan semua proyek TI. Kerangka kerja ini menjamin prioritas yang benar dan koordinasi dari semua proyek. d. Define anad Manage Service Level

Langkah keempat dalam penyusunan perencanaan strategi keunggulan bersaing berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang adalah membentuk sarana komunikasi yang efektif antara manajemen TI dan pelanggan bisnis mengenai layanan yang dibutuhkan diaktifkan dan didokumentasikan definisi dan kesepakatan pada layanan TI dan tingkat layanan.

e. Monitor and Evaluate IT Performance

Langkah kelima dalam penyusunan perencanaan strategi keunggulan bersaing berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang adalah manajemen kinerja TI yang efektif memerlukan proses pemantauan. Proses ini meliputi kinerja, mendefinisikan relevan indikator, pelaporan yang sistematis dan tepat waktu, cepat bertindak atas penyimpangan. Pemantauan diperlukan untuk memastikan bahwa hal yang benar dilakukan dan sejalan dengan arah dan kebijakan yang ditetapkan. f. Provide IT Governance

Langkah keenam dalam penyusunan perencanaan strategi keunggulan bersaing berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang adalah membangun kerangka kerja tata kelola yang efektif termasuk mendefinisikan struktur

organisasi, proses, kepemimpinan, peran dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan investasi TI yang selaras dan disampaikan sesuai dengan strategi perusahaan. 5. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Hasil pemetaan maturity level pada tata kelola teknologi informasi pada STIKOM Artha Buana Kupang yang mengacu pada kerangka kerja COBIT 5.0 yang menunjukkan bahwa: Domain Evaluate, Direct, and Monitor (EDM) pencapaiannya pada tingkat maturity level 3 (Established Process – Proses tetap). Domain Align, Plan, and Organise (APO) pencapaiannya pada tingkat maturity level 2 (Managed Process– Proses teratur). Domain Build, Acquire, and Implement (BAI) pencapaiannya pada tingkat maturity level 2 (Managed Process – Proses teratur). Domain Deliver, Service, and Support (DSS) pencapaiannya pada tingkat maturity level 3 (Established Process – Proses tetap). Dan Domain Monitor, Evaluate, and Assess (MEA) pencapaiannya pada tingkat maturity level 4 (Predictable Process – Proses yang dapat diprediksi).

b. Berdasarkan hasil kematangan pemanfaatan teknologi informasi saat ini, STIKOM Artha Buana Kupang perlu melakukan atau menyusun perencanaan strategi berdasarkan pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang keunggulan bersaing dalam institusinya. Adapun susunan strategi meliputi :

1) Tahap pertama, menetapkan dan memelihara suatu kerangka kerja keuangan yang meliputi biaya, manfaat, prioritas dalam anggaran, proses penganggaran formal dan manajernen terhadap anggaran. 2) Tahap kedua, membuat dan memelihara

kerangka kerja untuk mengelola dan menilai risiko TI.

3) Tahap ketiga, melaksanakan kerangka kerja manajemen proyek untuk pengelolaan semua proyek TI. Kerangka kerja ini menjamin prioritas yang benar dan koordinasi dari semua proyek.

4) Tahap keempat, membentuk sarana komunikasi yang efektif antara manajemen TI dan pelanggan bisnis mengenai layanan yang dibutuhkan diaktifkan dan didokumentasikan definisi dan kesepakatan pada layanan TI dan tingkat layanan. 5) Tahap kelima, manajemen kinerja TI yang

efektif memerlukan proses pemantauan. Proses ini meliputi kinerja mendefinisikan 394

(7)

relevan indikator, pelaporan yang sistematis dan tepat waktu kinerja, dan cepat bertindak atas penyimpangan. Tahap keenam, membangun kerangka kerja tata kelola yang efektif termasuk mendefinisikan struktur organisasi, proses, kepemimpinan, peran dan tanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan investasi TI yang selaras dan disampaikan sesuai dengan strategi perusahaan.

Saran

Beberapa saran yang berkaitan dengan pencapaian hasil yang optimal dari penerapan Framework Cobit 5 pada Pemanfataan Teknologi Informasi di STIKOM Artha Buana ini antara lain sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan kapabilitas tata kelola TI saat ini agar sesuai dengan target yang diinginkan, pengelola dapat mulai melakukan perbaikan pada proses yang saat ini masih berada pada kapabilitas tingkat 2 (Managed Process – Proses teratur, dilanjutkan dengan proses-proses yang saat ini berada pada kapabilitas tingkat 3 (Established Process – Proses tetap). Seperti melakukan audit tata kelola teknologi informasi ini sebaiknya dilakukan secara berkala, maksimal 1 tahun sekali. Tentunya perlu adanya pengawasan dari Kepala TI tentang pelaksanaan atau proses tata kelola Teknologi Informasi dalam STIKOM Artha Buana Kupang.

b. Mendokumentasikan setiap kegiatan perencanaan, dokumentasi kegiatan teknologi informasi, dan dokumentasi strategi teknologi informasi yang berkaitan dengan bisnis. c. Dari kelima domain APO dan BAI masing

rendah dengan nilai 2 maka perlu melakukan sosialisasi dan koordinasi yang intensif pada domain level yang lebih bawah untuk mendukung terwujudnya visi dan misi serta menyusun dan menetapkan standar layanan teknologi informasi yang baku, dan bukan berdasarkan standar dari masing-masing individu.

Daftar Pustaka

[1] Setiawan, 2008, Evaluasi Penerapan Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta dengan Menggunakan Model COBIT Framework. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) ISSN: 1907-5022, Yogyakarta.

[2] Goodhue, D. L., 1995, Understanding User Evolution of Information Systems, Journal of Management Science.

[3] Porter, Michael E, 1997. “Competitive Strategy:Techniques for Analyzing Industries and Competitors”, New York: Free Press. [4] Setiawan, Alexander, 2008, Evaluasi Penerapan

Teknologi Informasi di Perguruan Tinggi Swasta Yogyakarta dengan Menggunakan COBIT Framework. Tesis,. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

[5] Budi, Nova, Desi, 2012, Strategi Peningkatan Tata Kelola Teknologi Informasi Universitas XYZ Domain Deliver and Support (DS) Framework Cobit 4.0. Seminar Nasional Teknologi Informasi & Komunikasi Terapan (SEMANTIK) ISSN: 979-26-0255-0, Semarang [6] Adikara, 2013, Implementasi Tata Kelola

Teknologi Informasi Perguruan Tinggi Berdasarkan Cobit 5 pada Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Esa Unggul. Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia

[7] Williams, B. K., & Sawyer, S. C., 2007, Using Information Technology: Pengenalan Praktis Dunia Komputer dan Komunikasi (Edisi 7) (Penerjemah: Nur Wijayaning Rahayu & Th. Arie Prabawati). Yogyakarta: ANDI

[8] ISACA. COBIT 5. 2012

[9] Ferdinand, Augusty, 2002, Sustaianble Competitive Advantage : sebuah eksplorasi model konseptual, Research Paper Series, Seri Penelitian Manajemen No. 02/Mark/2003. [10] Reed, R. and R.J. DeFillippi, 1990, “Causal

Ambiguity, Barriers to Imitation and Sustainable Competitive Advantage, Academy of Management Review, Vol.15, No.1, pp.88-102.

Gambar

Gambar 1. Evolusi COBIT   Sumber: ISACA (2012)
Gambar 3. Alur Penelitian
Gambar 4. Kapabilitas tingkat kematangan (maturity level) tata  kelola teknologi informasi pada

Referensi

Dokumen terkait

Struktur kurikulum yang berlaku saat ini (KTSP: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), telah dirancang sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi satuan

Penelitian ini merupakan hasil penggabungan dan replikasi (mengulang) dari penelitian yang dilakukan oleh Restu Agusti dan Nastia (2014), Komang, dkk (2014), dan Rudi Lesmana

MODAL TARIK LELANG

diperhitungkan mulai dari tahapan awal perancangan hingga akhir perancangan. 3) Penggunaan golden ratio dalam suatu perancangan karya logo dimaksudkan sebagai suatu

Hasil analisis data menunjukkan bahwa tindak tutur direktif yang digunakan oleh pengajar bahasa Indonesia memiliki fungsi tuturan dengan indikator meminta,

Teknik rehabilitasi ekosistem terumbu karang menggunakan konsep “gardening of coral reef” ini akan menjadi studi yang menarik di Pulau Sempu dimana kondisi terumbu

Hal ini sesuai dengan penelitian Chertox dan Shoham Vardi (2008) yang menunjukan bahwa ibu-ibu yang melahirkan dengan seksio sesarea beresiko 3 kali lebih besar

pertama kali diresmikan pada tahun 2006 oleh Pimpinan Dayah beserta Kepala Sekolah SMP Babul Maghfirah. Gedung perpustakaan ini merupakan bantuan dari Partai Umno