i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK OPERASI BILANGAN CAMPURAN MENGGUNAKAN RECIPROCAL TEACHING STRATEGY PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI NGEMPLAK KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
DITA HIDAYAT
NIM. 115-12-005
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PE
LAJARAN MATEMATIKA MATERI POKOK OPERASI BILANGAN CAMPURAN MENGGUNAKAN RECIPROCAL TEACHING STRATEGY PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI NGEMPLAK KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN AJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
DITA HIDAYAT
NIM. 115-12-005
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
vi MOTTO
“MAN JADDA WAJADA”
(Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan
mendapatkannya).
“
TAK A
DA HASIL YANG MENGKHIANATI USAHA”
ِّ بَر
“Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan
Engkau adalah sebaik-baik yang memberi tempat."
(QS. Al-
Mu’minu
n: 29)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta
karunia-Nya, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah dan Ibuku tercinta, Bp. Salimin dan Ibu Sih Triyani serta kakak Novi
Widiyanti, Nenek Jini, Mbok Las yang selalu membimbingku,
memberikan doa, nasihat, yang selalu sabar, memberi kasih sayang, dan
motivasi dalam kehidupanku.
2. Dosen Pembimbing Skripsiku, Bp. Dr Winarno, M. Pd., yang selalu
memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama
vii
3. Keluarga Besar SD NEGERI NGEMPLAK TERAS BOYOLALI yang
telah memberikan dukungannya, ijinnya, motivasi, doa dan segala
bantuannya baik materil maupun nonmateril sehingga proses skripsi ini
dapat terselesaikan dengan lancar untuk penempuhan gelar sarjana ini.
4. Keluarga besar KONTRAKAN KARDUS Yang telah memberikan
dukungannya, motivasi dan doannya sehingga proses penempuhan gelar
sarjana ini bisa tercapai.
5. Teman teman terbaik saya Nur wahid setiawan, Aditya prianggoro,
Muhammad nurul fahmi, Swasti Putri palupi, Vina ardiyanti, Tri hartono,
Ahmad dedi yang memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya
dalam penempuhan gelar sarjana ini.
6. Keluarga besar PGMI C IAIN Salatiga, Salatiga dan Keluarga Besar
Makibao Futsal Club, Muhaimin, Adit, Didik, Dona, Nawir, Adri, Andre,
Dita, Senthe, Wawan, Dedi, Nyoz, Apit, Fahrurozi, Arafat, Black, Habib,
Tarom, Randika, Shokib, Sigit, Ula, Soma, Fai, Anang, Haryo, Kipli, Rifki,
Rozi, Dian, Om Mpe yang selalu menghibur dan memberikan doa serta
motivasinya dalam menempuh gelar sarjana ini.
7. Tim KKN IAIN Salatiga 2016 Desa Bugel kec. Sidorejo salatiga,mbak
Intan, Mbak Ika, Mas Aris, Mas Iliyas, Mas zaka warga yang selalu
memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam
ix
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan hidayahNya sehingga Laporan Penelitian ini dapat kami laksanakan dan
kami selesaikan sesuai rencana.
Pelaksanaan Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya pemberian
kesempatan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis sampaikan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. BapakSuwardi, M. Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd yang sangat sabar dan teliti di dalam
membimbing skripsi penulis.
5. Guru Kelas IV SD Negeri Ngemplak Bapak Sarwanto, S.Pd.
6. Bapak serta ibu yang takhenti-hentinya memberikan motivasi baik berupa
materil maupun spiritual.
7. Seluruhteman-teman PGMI angkatan2012..
x
ABSTRAK
Hidayat,Dita 2016/2017, Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika Materi Pokok Operasi Bilang Campuran Menggunakan Reciprocal Teaching Strategy pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Ngemplak Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembibing: Dr. Winarno S. Si, M, Pd
Kata Kunci: hasil belajar dan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Strategy
Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar adalah matematika. Matematika diajarkan di sekolah dasar bersifat deduktif dan objek kajian abstrak. Jika sifat matematika ini dikaitkan dengan traf berfikir siswa sekolah dasar yang masih berada dalam taraf operasional konkrit maka akan terjadi kegagalan dalam mempelajarinya. Kegagalan tersebut ditandai dengan rendahnya hasil belajar seperti yang dialami siswa kelas IV SD Negeri Ngemplak Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali. Hal ini disebabkan karena guru hanya menggunakan model konvesional dalam pembelajarannya sehingga pemahaman siswa tentang konsep sangat lemah. Berdasarkan uraian diatas penulis berusaha meningkatkan hasil belajar siswa serta performen guru dengan menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teaching Strategy Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu bagaimana model pembelajaran Reciprocal Teaching Strategy dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi pokoko operasi hitung bilangan campuran di kelas IV MI SD Negeri Ngemplak Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2016/2017.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas IV MI SD Negeri Ngemplak Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali yang berjumlah 16 siswa. Penelitian terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus melalui 4 tahapan yaitu 1) perencanaan, 2) Pelaksanaan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Pengambilan data melalui tes hasil belajar dan observasi aktivitas siswa. Indikator keberhasilan yang dicapai yaitu hasil tuntas belajar klasikal (nilai
≥68) mencapai 85%.
xi
menagalami kenaikan pada siklus I nilai yang tuntas sesuai KKM sebanyak 9 siswa atau 56,25% dan nilai rata-rata yang di peroleh 63,75. Sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak 15 siswa atau 87,5% dan nilai rata-rata yang di peroleh 81,25. didapati KKM kelas sebesar 87,5% telah mencapai target 85%, dan disimpulan bahwa penelitian ini dinyatakan berhasil. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran operasi hitung bilangan campuran dengan menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching Strategy meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan nilai rata-rata menunjukkan model pembelajaran
xii DAFTAR ISI
SAMPUL... i
LEMBAR BERLOGO ... ii
JUDUL ... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
MOTO DAN PERSEMBAHAN... vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
ABSTRAK ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR….………...xvi
DAFTAR LAMPIRAN….………...xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Hipotesis tindakan dan Indikator keberhasilan ... 5
E. Kegunaan Penelitian... 5
xiii
G. Metode Penelitian... 10
1.Rancangan Penelitian ... 10
2. Subjek Penelitian ... 12
3. Langkah-langkah ... 12
4. Instrumen Penelitian... 14
5. Pengumpulan Data ... 14
6. Analisis Data ... 15
H. Sistematikan Penulisan... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Hasil belajar ... 19
B. Penilaian Hasil ... 20
1. Belajar Pengertian Penilaian ... 20
2. Fungsi dan Tujuan Penilaian ... 20
3. Jenis dan Sistem Penilaian ... 21
C. Operasi Hitung Campuran ………….………...22
1. Operasi Hitung ... 22
2. Operasi Hitung Campuran... 24
D. Pengertian Reciprocal Teaching ... 27
E. Unsur-unsur dalam Strategi Pembelajaran ... 29
F. Langkah-langkah dalam Reciprocal Teaching………30
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Pelaksanaan Penelitian ... 32
1. Waktu pelaksanaan penelitian ... 32
2. Tempat penelitian ... 32
3. Keadaan Guru dan Siswa ... 33
xiv
1. Perencanaan ... 36
2. Pelaksanaan Tindakan ... 36
3. Pengamatan atau Observasi ... 40
4. Refleksi ... 41
C. Deskripsi Pelaksanaa Siklus II ... 42
1. Perencanaan ... 42
2. Pelaksanaan Tindakan ... 43
3. Pengamatan atau Observasi ... 46
4. Refleksi ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 51
1. Siklus I ... 52
2. Siklus II... 60
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 72
DAFTAR PUSTAKA ...
1 BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang masalah
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, baik di sekolah dasar sampai sekolah menengah. Menurut
Depdiknas (Antonius Cahya Prihandoko, 2006: 18). Matematika berfungsi
mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi
dan eksperimen, sebagai alat pemecahan masalah melalui pola pikir dan model
Matematika serta sebagai alatkomunikasi melalui simbol, grafik, diagram dalam
menjelaskan gagasan. Selainhal tersebut, Matematika juga berfungsi untuk melatih
siswa berfikir secaralogis, urut dan disiplin.Anggapan sebagian besar peserta didik
yang menyatakan bahwa pelajaran Matematika ini sulit adalah benar terbukti dari
hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah (UAS) masih sangat jauh dari standar yang
diharapkan.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia saat ini
adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para
guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu
mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Pelaksanaan proses
pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa
2
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang
diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari
(Susanto, 2013: 165).
Kondisi ini juga terjadi pada pembelajaran Matematika, yang
memperlihatkan bahwa selama ini proses pembelajaran Matematika di sekolah
dasar masih banyak yang dilaksanakan secara konvensional. Kegiatan belajar yang
tepat adalah kegiatan belajar yang berpusat pada siswa atau student centered. Pada kegiatan pembelajaran ini, aktivitas dan peransiswa lebih banyak daripada guru.
Kegiatan siswa untuk terlibat langsung sepertimelakukan pengamatan, eksperimen
dan penemuan akan berdampak pada meningkatnya hasil pembelajaran, sedangkan
guru berperan sebagai fasilitator para guru belum sepenuhnya melaksanakan
pembelajaran secara aktif dan kreatif dalam melibatkan siswa serta belum
menggunakan berbagai pendekatan pembelajaran yang bervariasi berdasarkan
karakter materi pelajaran. Selain itu ketersediaan alat peraga juga dapat
mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa.
Ketersediaan alat peraga membuat proses belajar dan mengajar di kelas
cenderung lebih menarik siswa dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Hal
ini terbukti bahwa dalam mengerjakan soal yang berhubungan dengan operasi
hitung, ditemukan banyak siswa yang masih mengalami kesulitan.Siswa
menggunakan jari atau menghitung dengan coretan yang berbentuk lidi pada buku
mereka. Hal ini mengakibatkan siswa membutuhkan waktu yang lama dalam
mengerjakan soal serta mengalami kesulitan dalam menerima penjelasan dari guru.
3
mengerti asal suatu bilangan dari operasi hitung yang dijelaskan guru di papan
tulis. Permasalahan ini membuat siswa tidak dapat menerima konsep materi yang
disampaikan guru.
Peranan penggunaan pendekatan pembelajaran di kelas apabila dilihat dari
kenyataan di lapangan banyak sekali dijumpai sekolahan-sekolahan yang belum
menggunakan pendekatan pembelajaran dalam pengajarannya di dalam kelas
secara maksimal dan kurang bervariasi. Melihat keadaan yang seperti itu maka
dapat dianalisis kekurangan dalam proses pembelajaran guna mengetahui
kendala-kendala dan hambatan yang ditemukan untuk perbaikan yang lebih baik dalam
proses pembelajaran yang berikutnya. Dalam melakukan perbaikan proses
pembelajaran dilakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
SD Ngemplak Teras adalah salah satu Sekolah Dasar Negeri yang ada di
Kecamatan Teras.SD ini telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran
(Kurikulum 2013), namun menurut hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa
terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan Kurikulum 2013. Salah satu kendala
utama adalah kurangnya antusias siswa untuk belajar, siswa lebih cenderung
menerima apa saja yang disampaikan oleh guru, diam dan enggan dalam
mengemukakan pertanyaan maupun pendapat.
Para siswa masih mengalami kesulitan dalam penyelesaian operasi hitung
bilangan, hal ini diketahui dari hasil belajar siswa mata pelajaran matematika
terutama pada tema operasi hitung bilangan campuran oleh siswa kelas SD
4
kegiatan belajar mengajar dikelas. Proses belajar mengajar yang masih
menggunakan metode tradisional yang besifat teacher-centered. Agar tema dari skripsi ini tidak meluas , penulis membuat skripsipenulis membuat penulisan
dalam skripsis ini berjudul Peningkatan hasil belajar siswa kelas 4\IV
matapelajaran Matematika materi pokok operasi bilangan menggunakan
Reciprocal Teaching Strategy di SD Ngemplak kecamatan Teras kabupaten Boyolali Tahun ajaran 2016/2017.
B.Rumusan masalah
Pengertian strategi Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti
mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:
- Apakah penerapan strategi pengajaran Reciprocal Teaching Strategy dapat meningkatkan kemampuan operasi bilangan campuran mata pelajaran
Matematika kelas IVSD N gemplak Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali
tahun ajaran 2106/2017?
C.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
Untuk mengetahui bahwa metode Reciprocal Teaching Strategydapat
meningkatkan hasil belajar siswa terhadapmateri operasi bilangan campuranpada
siswa kelas IV SD Ngemplak Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun ajaran
2016/2017?
5
Hasil suatu penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan di dalam perencanaan penelitian.Untuk
mengarahkan kepada hasil penelitian ini maka di dalam penelitian perlu
dirumuskan jawaban sementara dari penelitian ini. Adapun hipotesis dalam
penelitian ini adalah:
Penerapan metode Reciprocal TeachingStrategydapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi operasi bilangan campuran pada siswa kelas IV
Sekolah Dasar Ngemplak Kecamatan Teras Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2016/2017.
Indikator keberhasilan penerapan metode Reciprocal Teaching Strategybisa dikatakan efektif apabila yang diharapkan dapat tercapai. Adapun indikator yang
dapat dirumuskan adalah
1. Secara Individu
Adanya peningkatan hasil belajar Matematika materi operasi bilangan
campuranyaitu mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ≥ 68.
2. Secara Klasikal
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam pembelajaran Matematika,
khususnya materi operasi hitung bilangan presentasi nilai mendapatkan 85%
siswa mencapai KKM.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritik dan praktis.
6
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baru bagaimana
cara mengatasi permasalahan yang muncul dalam proses kegiatan belajar
mengajar khususnya dalam mata pelajaran Matematika untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila siswa tertarik untuk belajar,
maka hasil belajar dapat meningkat sehingga akan tercipta sumber daya
manusia yang handal dan dapat dipergunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Secara Praktis
Dengan melakukan penelitian tindakan kelas, diharapkan penelitian ini
dapat memberikan manfaat kepada:
a. Siswa
Dapat memberikan suasana pembelajaran yang menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
b. Guru
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk
memperkenalkan pembelajaran Matematika melalui penerapan metode
Reciprocal Teaching Strategy dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan siswa sehingga dapat tercipta pembelajaran yang
efektif dan efisien.
c. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Sebagai masukan bagi Madrasah, Mapeda dan jajaran terkait
untuk melakukan pembinaan guru dalam inovasi dan implementasi
7 F. Definisi Operasional
Untuk mendapatkankejelasan judul di atas, penulis memberikan definisi
operasional terhadap istilah-istilah yang ada. Dengan harapan agar tidak ada
kesalah pahaman dalam pemahaman judul yang penulis angkat. Adapun
istilah-istilah tersebut adalah:
1. Peningkatan
Menurut Poerwadarminta dalam Kamus besar Bahasa Indonesia
(2006: 1281) “Peningkatan adalah menaikan, mempertinggi, memperbesar.”
Maksudnya adalah usaha seseorang untuk memproleh nilai yang lebih dari
sebelumnya, dengan berbagai cara sesuai dengan peraturan yang ada.
2. Hasil Belajar
Apabila mendengar kata hasil belajar maka tak akan lepas dari kata
belajar. Belajar merupakan komponen yang paling vital dalam usaha
pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada
pendidikan. Seperti anggapan dari Syah (2010: 63). Belajar adalah kegiatan
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaran setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat tergantung
pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika siswa berada di sekolah
maupun lingkungan rumah dan keluarganya.
Menurut R. Gagne dalam Susanto (2013: 1).Belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah
8
dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dua konsep ini
menjadi terpadu dalam satu kegiatan dimana terjadi interaksi antara guru
dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah siswa menerima pengalaman belajarnya. Secara keseluruhan
pemahaman terhadap konsep dasar pembelajaran tidak akan sempurna jika
berhenti pada definisi atau proses. Maka perlu diuraikan apa yang
dihasilkan dari suatu proses pembelajaran. Bloom dalam Daryanto dan
Rahardjo (2012: 27) Mengemukakan tiga ranah hasil belajar yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik, untuk aspek kognitif terdiri dari enam tingkatan
yaitu: Pengetahuan, pemahaman, pengertian, aplikasi, analisa, sintesa, dan
eveluasi. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya proses belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara
keseluruhan baik yang menyangkut kognitif, afeksi psikomotor.
3. Reciprocal Teaching Strategy
Dalam Ibrahim sebagaimana dikutip Dakir (2009:18).Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran berupa kegiatan mengajarkan materi kepada teman. Pada model pembelajaran ini siswa berperan sebagai “guru”
untuk menyampaikan materi kepada teman-temannya.
Reciprocal TeachingStrategyadalah prosedur pengajaran atau dengan pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang
9
Dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching Strategy siswa
diajarkan empat strategi pemahaman dan pengaturan diri spesifik, yaitu
merangkum bacaan, mengajukan pertanyaan, memprediksi materi lanjutan,
dan mengklarifikasi istilah-istilah yang sulit dipahami. Untuk mempelajari
strategi-strategi tersebut guru dan siswa membaca bahan pelajaran yang
ditugaskan di dalam kelompok kecil, guru memodelkan empat
keterampilan tersebut di atas (Nur, 2004).
4. Mata Pelajaran Matematika
Sebagian besar orang berasumsi arti kata Matematika adalah
menghitung bilangan-bilangan dengan menggunakan rumus-rumus
tertentu. Padahal definisi Matematika sangatlah beragam menurut pendapat
Johnson dan Rising dalam Ismunamto (2011: 2) Matematika adalah pola
pikir, pola menorganisasikan pembuktian secara logis. Matematika adalah
pengetahuan tentang bentuk yang terorganisasi, sifat- sifat atau teori-teori
itu dibuat secara deduktif berdasarkan unsur-unsur yang didefinisikan atau
tidak didefinisikan, sifat-sifat atau teori-teori yang sudah dibuktikan
kebenarannya.
Erman Suherman, dkk (2003: 55) menyatakan bahwaMatematika yang
diajarkan di sekolah, yaitu Matematika yang diajarkan dipendidikan dasar
(SD dan SMP) dan pendidikan menengah (SMA dan SMK)disebut
Matematika sekolah. Matematika sekolah tersebut terdiri atas
10
kemampuan-kemampuandan membentuk pribadi yang berorientasi pada
kepentingan kependidikan dan perkembangan IPTEK.
G. Metode penelitian 1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penilitian tindakan kelas,
istilah dalam bahasa inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Menurut Arikunto dalam Suyadi (2011: 18) Penelitaian adalah kegiatan
mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan atau
metodologi tertentu unuk menemukan data akurat tentang hal-hal yang dapat
meningkatkan mutu objek yang diamati, Tindakan adalah Gerakan yang
dilakukan dengan sengaja dan terencana dengan tujuan tertentu, kelas adalah
tempat dimana terdapat sekelompok peserta didik yang dalam waktu
bersamaan menerima pelajaran yang sama.
Sedangkan menurut Suyanto dalam Basrowi dan Suwandi (2008: 26).
Penelitian tindakan kelas adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat
reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat
memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas
secara lebih profesional.
Berdasarkan definisi penelitian tindakan yang diberikan oleh
beberapa pakar di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan
kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang
dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan
11
penelitian tindakan kelas, agar permasalahan-permasalahan dalam
pembelajaran di dalam kelas dapat dipecahkan.
Adapun penelitian yang akan diteliti terdiri atas empat rangkaian
yang dilakukan secara berulang-ulang yakni berupa tahapan-tahapan
antara lain: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Gambar 1. 1 Siklus PenelitianMenurut Arikunto (2006: 20)
2. Subyek Penelitian
Menurut McMillan.J dan Schumacher (1989) pada Hadjar I,
(1996:133), Subjek penelitian adalah individu atau kelompok yang
berpartispasi dalam proses penelitian atau sumber dari data yang didapat.
Dalam proses Penelitian ini subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD
Ngemplak kecamatan Teras kabupaten Boyolali yang berjumlah 16 siswa.
Terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10siswi perempuan.Dan guru kelas IV
SD Ngemplak kecamatan Teras kabupaten Boyolali.
3. Langkah-Langkah Penelitian
Perencanaan
Pelaksanaan
Refleksi SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS IV Pelaksanaan
Pengamatan
12
Menurut Arikunto (2006: 20), menyatakan bahwa tahap-tahap dalam
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan penting,
meliputi: (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observation
(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi). Lebih jelasnya sebagai berikut: a. Tahap Rencana (planning)
Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh
rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1. Membuat rancangan pembelajaran dengan penerapan Pendekatan
Konstruktivisme (Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
2. Mempersiapkan sumber belajar.
3. Menyusun daftar pertanyaan untuk tanya jawab.
4. Mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan.
5. Menyusun lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian
perhatian siswa.
6. Menyusun lembar pengamatan aktivitas guru dalam pembelajaran.
7. Menyusun tes formatif untuk siswa.
8. Menyusun target yang diharapkan dalam penerapan pendekatan
konstruktivisme ini keberhasilan pembelajaran minimal memenuhi
Kriteria Ketuntasan Minimum.
b. Tahap Tindakan (action)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
13
tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.Dan
pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.
c. Tahap Pengamatan (observation)
Merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang berupa
penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang
tertulis pada RPP dan tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran
terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup. Dan
pada RPP bagian inti meliputi elaborasi, eksplorasi, dan konfirmasi.
d. Tahap Refleksi (reflection), meliputi:
1. Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2. Evaluasi hasil observasi.
3. Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan pada siklus I,
dan memperbaiki kelemahan siklus II pada siklus
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki
kinerja guru pada tahap selanjutnya, yaitu siklus IV dan selanjutnya.
4. Instrumen Penelitian
Bentuk instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data
penelitian adalah:
14
b. Silabus
c. Lembar pengamatan, digunakan untuk mengamati secara
langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran
Matematika materi Operasi Bilangan Campuran bulat dengan
menggunakan metode permaian
d. Lembar soal tes, digunakan sebagai materi kegiatan siswa untuk
mengukur hasil belajar, terkait materi operasi bilangan campuran.
5. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah
dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data
penelitian ini cara mengumpulkan data dengan menggunakan metode:
e. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu pengamatan langsung terhadap peserta didik
dengan memperhatikan tingkah lakunya secara teliti. Dalam setiap siklus
guru melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui sejauh
mana perhatian aktivitas, dan hasil belajar terhadap materi Matematika
yang diajarkan.
f. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswater hadap
mata pelajaran Matematika. Pada setiap siklus guru memberikan tes
tertulis untuk mengukur kemampuan siswa dalam pemahaman terhadap
15
g. Pedoman Dokumentasi
Digunakan untuk mendapatkan gambaran kegiatan dalam proses
pembelajaran Matematika materi operasi bilangan campuranbulat yang
menggunakan metode Reciprocal Teaching Strategy. 6. Analisis Data
Analisis data sangat diperlukan guna mengetahui hasil dan untuk
menarik kesimpulan yang logis berdasarkan datayang telah dikumpulkan
di setiap siklusnya.
h. Analisis Data Observasi Hasil Belajar Siswa
Data hasil observasi dianalisis untuk mengetahui hasil belajar siswa
yang berpedoman pada lembar observasi hasil belajar siswa. Penilaian
dilihat dari hasil skor pada lembar observasi yang digunakan. Presentase
diperoleh dari sekor pada lembar observasi dikualifikasikan untuk
menentukan seberapa besar meningkatnya hasil belajar siswa dalam
mengikuti pelajaran. Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar
siswa digunakan rumus sebagai berikut:
Menurut Djamarah(2005: 264-265) untuk menghitung nilai
keseluruhan yang didapatkan siswa menggunakan rumus perhitungan
sebagai berikut :
P = × 100%
Keterangan:
16 F = Frekuensi
N = Jumlah nilai keseluruhan
i. Analisis Tes Siswa
Untuk menilai rata-rata ulangan tes formatif digunakan
penghitungan dengan rumus:
M=
Keterangan:
M = Nilai rata-rata
∑X = Jumlah semua nilai kelas
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302)
H. Sitematika Penulisan
Dalam rangka untuk mempermudah para pembaca dalam mengikuti
uraian penyajian data penelitian ini, maka akan penulis paparkan sistematika
penulisan sebagai berikut:
1. Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman nota pembimbing,
halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman
abstrak, halaman kata pengantar, halaman daftar isi, daftar tabel, daftar
lampiran
17
a. Bab I memaparkan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian,
definisi oprasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.
b. Bab IV memaparkan tentang model pembelajaran Reciprocal
Teaching Strategy,dan operasi bilangan, materi operasi bilangan
menggunakan metode Reciprocal Teaching Strategy
c. Bab Vmemaparkan gambaran umum SD Negeri Ngemplak
kecamatan Teras kabupaten Boyolaliyang berisi tentang letak
geografis, dasar dan tujuan pendidikan, struktur organisasi, keadaan
guru, siswa dan karyawan serta keadaan sarana dan prasarana.
d. Bab IV pembahasan yang memaparkan kondisi awal sebelum
tindakan dilaksanakan dan kemudian memaparkan hasil pembahasan
dari analisis pembelajaran dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching Strategy dalam peningkatan hasil belajar materi Soperasi bilangan campuran siswa kelas IV SD Negeri Ngemplak Kecamatan
Teras Kabupaten Boyolali.
e. Bab V berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian
yang telah dilaksanakan, serta kesimpulan dan saran. Pada bagian
akhir terdapat daftar pustaka dilanjutkan lampiran-lampiran pada
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah suatu kemampuan yang berupa
ketrampilan dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh (Sam’s, 2010: 33). Hasil belajar dapat diperoleh sesudah mengikuti
proses belajar. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam
mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman
belajarnya (Sudjana, 2013:22).
Hasil belajar pada diri seseorang sering tidak langsung tampak tanpa
seseorang itu melakukan tindakan untuk memperlihatkan kemampuan yang
diperolehnya melalui belajar.Hasil belajar merupakan perubahan yang
mengakibatkan orang berubah dalam perilaku, sikap dan kemampuannya
(Sam’s, 2010: 34).
Menurut Sam’s (2010: 37) klasifikasi hasil belajar meliputi tiga ranah
yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.Sudjana (2013: 22)
Horward Kingley membagi tiga macam hasil belajar, yakni keterampilan dan
19
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan
instruksional, menggunakan hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara
garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotorik.
a. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspekpertama disebut kognitif tingkat rendah
dan keempat aspekberikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
b. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek,yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, daninternalisasi.
c. Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilandan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik,yakni gerakan
refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuanperseptual, keharmonisan
atau ketepatan, gerakan keterampilankompleks, dan gerakan ekspresif dan
intepretatif.
B.Penilaian Hasil
1. Belajar Pengertian Penilaian
Sudjana (2013: 3) penilaian adalah proses memberikan atau menentukan
nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu criteria tertentu, sedangkan
penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar
yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
20
a. Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswakepada para orang
tuanya.
Tujuan penilaian adalah sebagai berikut:
a. Mendiskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidangstudi atau mata
pelajaran yang ditempuhnya.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran disekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubahtingkah laku para siswa ke
arah tujuan pendidikan yangdiharapkan.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukanperbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikandan pengajaran serta strategi
pelaksanaannya.
d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihaksekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Jenis dan Sistem Penilaian
Menurut Djamarah (2006: 106) berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya,
penilaian prestasi belajar dapat digolongkan menjadi:
a. Penilaian Formatif
Penilaian ini digunakan untuk mengukur satu ataubeberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untukmemperoleh gambaran tentang daya
21
untukmemperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalamwaktu
tertentu.
b. Penilaian Subsumatif
Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan
dalam waktu tertentu.Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya
serap siswa untuk meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes
subsumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai rapot.
c. Penilaian Sumatif
Tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan
pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester, satu atau
dua tahun pelajaran.Tujuannya adalah untuk menetapakan tingkat atau taraf
keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode belajar tertentu.Hasil dari tes
sumatif ini dimanfaatkan untuk kenaikan kelas, menyusun peringkat
(ranking) atau sebagai ukuran mutu sekolah. C.Operasi Hitung Campuran
1. Operasi Hitung
Firmanawaty (2003: 16- 31) dalam bukunya mengemukakan maksud
“operasi” adalah pengerjaan.Operasi hitung atau pengerjaan hitung dapat
dilakukan terhadap semua jenis bilangan.Pengerjaan hitung mencakup
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
Notasi (simbol) yaitu lambang atau tanda yang mewakili suatu pernyataan
22
kalimat Matematika.Notasi yang dimaksud adalah penggunaan simbol untuk
menjalankan operasi penjumlahan (+), pengurangan (-), perkalian (x), dan
pembagian (:).
1) Penjumlahan
Penjumlahan merupakan kegiatan menggabungkan atau menyatukan
dua bilangan hingga diperoleh bilangan ketiga sebagai hasil hitung,
contohnya 3 + 2, kalimat tersebut merupakan kalimat penjumlahan yang
memiliki dua suku, yaitu 3 dan 2.
2) Pengurangan
Operasi pengurangan merupakan kebalikan operasi penjumlahan. Jika
suatu operasi penjumlahan diketahui jumlahnya dan salah satu sukunya
maka penyelesaiannya dapat dilakukan dengan operasi pengurangan,
contohnya 5 + ... = 9 dapat diselesaikan dengan 9 – 5 = ....
3) Perkalian
Perkalian merupakan penjumlahan berulang, misalnya 2 + 2 + 2 atau
bentuk lain 3 x 2. Pada kalimat 3 x 2 = 6, 3 dan 2 disebut faktor dari 6,
sedangkan 6 merupakan hasil perkalian 2 dan 3.
4). Pembagian
Operasi pembagian merupakan kebalikan operasi perkalian. Pembagian
digunakan untuk mencari suatu faktor jika hasil kali dan faktor lain
diketahui, misalnya 3 x ... = 6. Pada contoh tersebut, 6 sebagai hasil kali dan
3 sebagai faktor dari 6 telah diketahui.Dengan pemanfaatan operasi
23
menjadi 6 : 3 = .... Pembagian juga dapat didefinisikan sebagai pengurangan
berulang sehingga diperoleh hasil akhir 0. Contohnya, 12 : 2 bisa
dimaknakan berapa kali mengurangkan 12 dengan 2 sehingga hasil akhirnya
0. Contoh tan 12 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 – 2 = 0.Untuk mendapatkan hasil akhir
0, 12 harus dikurangi dengan 2 sebanyak 6 kali.
2. Operasi Hitung Campuran
Heruman (2010: 30) operasi hitung campuran adalah operasiatau
pengerjaan hitungan yang melibatkan lebih dari dua bilangan danlebih dari satu
operasi.Pengerjaan operasi hitung campuran merujukpada perjanjian
tertentu.Aturan penting dalam pengerjaan operasi hitung campuranmenurut
Marwiyanto (2008: 46) adalah sebagai berikut:
a. Perkalian dan pembagian lebih kuat daripada penjumlahan dan pengurangan.
b. Perkalian dan pembagian dikerjakan lebih dahulu daripadapenjumlahan dan
pengurangan.
c. Perkalian dan pembagian sama kuat, maka dikerjakan berurutandari kiri.
d. Penjumlahan dan pengurangan sama kuat, maka dikerjakanberurutan dari
kiri.
Surawa (2008: 14) juga berpendapat yang perlu diperhatikandalam
penyelesaian operasi hitung campuran antara lain:
a. Operasi pada tanda kurung dikerjakan terlebih dahulu
b. Perkalian dan pembagian adalah setara, maka yang lebih dahulu harus
24
c. Penjumlahan dan pengurangan adalah setara, mana yang lebih dahulu harus
dikerjakan lebih dahulu.
d. Perkalaian dan pembagian dikerjakan lebih dahulu, baru penjumlahan atau
pengurangan.
Contoh:
1) 26 + (7 – (-13)) = 26 + 20 = 46
2) -17 x 50 : (-5) = -850 : (-5) = 170
6 X 4 +10 =…….
Jawab :
( 6 X 4 ) + 10 = 24 + 10
= 34
15 + 2 X 8 =…….
Jawab : 15 + ( 2 x 8 ) = 15 + 16
= 31
Pada operasi hitung perkalian dan penjumlahan, yang di kerjakan lebih dahulu
adalah operasi perkalian.
6 x 7 – 12 =…….
Jawab: ( 6 x 7 ) – 12 = 42 – 12
= 30
40 – 3 x 9 =...
Jawab : 40 – ( 3 x 9 ) = 40 – 27
25
Pada operasi hitung perkalian dan pengurangan, yang di kerjakan lebih dahulu
adalah operasi perkalian.
30 : 6 + 8 =…….
Jawab : ( 30 : 6 ) + 8 = 5 + 8
= 13
15 + 20 : 4 =…….
Jawab : 15 + ( 20 : 5 ) = 15 + 5
= 20
Pada operasi hitung pembagian dan penjumlahan, yang di kerjakan lebih
dahulu adalah operasi pembagian.
28 -15 : 3 =…….
Jawab : 28 – ( 15 : 3 ) = 28 – 5
= 23
40 : 5 – 4 = …….
Jawab : ( 40 : 5 ) – 4 = 8 – 4
=4
Pada operasi hitung pembagian dan pengurangan, yang di kerjakan lebih
dahulu adalah operasi pembagian.
D. Pengertian Reciprocal Teaching
Pengertian Reciprocal Teaching dan konflik kognitif. Sebelum kita mengenal lebih jauh tentang apa itu Reciprocal Teaching dan konflik kognitif,
26
mengajar karena keduanya merupakan bagian dari pada dunia belajar
mengajar itu. Tentu sebagian dari kita sering mendengar apa itu, model
pembelajaran, metode pembelajaran, strategi pembelajaran, teknik
pembelajaran, ataupun taktik pembelajaran. Kelima hal tersebut sangatlah
berkaitan, dan merupakan faktor penting dalam menciptakan proses
pembelajaran di kelas yang optimal. Metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana
pembelajaran yang sebelumnya telah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran dari awal sampai akhir yang disajikan secara
khas oleh guru.Strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien.Berikutnya, Teknik pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang dilakukan seorang guru dalam mengimplementasikan suatu
metode pembelajaran secara spesifik. Dan yang terakhir adalah taktik
pembelajaran merupakan gaya seorang guru dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Dari uraian diatas tentu
sekarang kita sudah lebih mengerti tentang apa itu, metode, model, strategi,
teknik, serta taktik pembelajaran. Kelima hal tersebut tidak dipungkiri lagi,
merupakan faktor-faktor penting dalam menciptakan proses pembelajaran
yang efektif dan efisien. Sementara itu, letak Reciprocal Teaching dan konflik
kognitif tidaklah sama. Reciprocal Teaching termasuk dalam model
27
pembelajaran. Model pembelajaran Reciprocal Teachingmerupakan suatu
model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman
terhadap suatu tema belajar, dalam pembelajaran ini guru serta murid
memegang peranan penting pada tahap dialog tentang suatu topik (teks),
model pembelajaran ini terdiri dari empat aktivitas yaitu memprediksi
(prediction), meringkas (summarizing), membuat pertanyaan (questioning),
dan menjelaskan (clarifing).Model pembelajaran Reciprocal Teaching
pertama kali dikembangkan oleh Anne Marrie Polinscar dan Anne Brown.
Polinscarmenyatakan: “Reciprocal Teaching refers to an instructional activity that takes place in the form of a dialogue between teachers and student regarding segment of text. The dialogue is structured by use of four stretegies: Summarizing, question generating, clrarifying and predicting … “, (Ain Zaelan, 2005: 16) Yang berarti , “Reciprocal Teaching digambarkan sebagai aktifitas pembelajaran yang berlangsung dalam bentuk dialog antara guru
dengan siswa-siswanya mengenai bagian dari suatu teks. Aktivitas dialog
tersebut disusun dengan empat strategi yaitu merangkum, membuat
pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan) dan memprediksi ...”. Sementara
itu, Arend menyatakan Reciprocal Teaching adalah prosedur pengajaran atau pendekatan yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi
kognitif, serta membantu siswa memahami bacaan dengan baik (Ain Zaelan,
2005: 13).Arends pun berbicara tentang keefektivan Reciprocal Teaching
dalam membentuk siswa yang belajar mandiri. Siswa yang belajar mandiri
28
mengajukan pertanyaan sambil membaca suatu pokok bahasan dalam sebuah
buku atau mendengarkan penyampaian guru, dan siswa memiliki motivasi
untuk memantau keberhasilan belajarnya sendiri.
E. Unsur-unsur dalam Strategy Pembelajaran
Strategi pembelajaran Reciprocal Teaching yang merupakan variasi dari pembelajaran kooperatif tentunya juga memiliki unsur-unsur
pembelajaran berkelompok yang sama. Unsur-unsur tersebut yaitu: interaksi
langsung antar pesertadidik : para peserta didik bekerja dalam kelompok yang
beranggotakan 4 orang.
Ketergantungan positif: para peserta didik bekerjasama untuk
mencapai tujuan kelompok. Keterandalan individu: para peserta didik harus
menunjukkan bahwa mereka masing-masing menguasai kajian.
Keterampilan antar personal dan kelompok kecil: para peserta didik
harus diajari untuk bekerja sama dalam kelompok secara efektif agar tujuan
kelompok tercapai. (Iskandar, 2011: 94)
F. Langkah-langkah dalam Reciprocal Taching Strategy
Adapun langkah-langkah Reciprocal Teachingmenurut Palinscar dan Brown (dalam Supartini, 2005: 11) adalah sebagai berikut.
1. Pada tahapan awal pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin
tanya jawab dan melaksanakan keempat strategi Reciprocal Teaching yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, dan
29
2. Guru memberikan contoh bagaimana cara merangkum, menyusun
pertanyaan, menjelaskan kembali, dan memprediksi setelah selesai
membaca.
3. Dengan bimbingan guru, siswa dilatih menggunakan strategi Reciprocal Teaching.
4. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau tanpa
adanya guru.
5. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan
dengan penampilan siswa dan mendorong siswa berpartisipasi dalam
kegiatan tanya jawab.
30 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subjek Penelitian
1. Waktu pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 3 bulan Januari tahun
2017. Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini dilaksanakan selama
siswa kelas IV SD Negeri Ngemplak menempuh pembelajaran
semester II tahun ajaran 2016/2017.
2. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ngemplak yang beralamat
di dukuh Sukorejo, Desa Tawang Sari, kecamatan Teras kabupaten
Boyolali.penelitian di mulai tanggal 3 januari 2017
Tabel 3.1 Fasilitas Sarana dan Prasarana SD Negeri Ngemplak
No. Nama Jumlah Kondisi
1. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
2. Ruang Tata Usaha 1 Baik
3. Ruang Perpustakaan 1 Baik
4. Ruang Guru 1 Baik
5. Ruang Kelas 6 Baik
31
7. Toilet Guru 1 Baik
8. Toilet Siswa 2 Baik
9. Koperasi 1 Baik
10. Gudang 1 Baik
3. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru dan Staf
Tabel 3.2
Data Guru Dan Staff SD Negeri Ngemplak Boyolali
NO. NAMA NIP
1. SALIMIN, S.Pd 196508201991031013
2. SUROTO, S.Pd, SD 195809191979111006
3. SARWANTO, S.Pd 195904101978021002
4. SITI MUNZAINAB, Ama 195711151984052002
5. MARYANTO, S.Pd 196609281992111001
6. SRI MARGONO, S.Pd 196910102005011011
32
8. SITI ZULAIKHAH, S.Pd
9. ASIH SUSANTI, S.Pd
10. WAHYONO
b. Keadaaan Siswa Kelas IV Ngemplak Boyolali
Siswa kelas IV SD Negeri Ngemplak Teras Boyolali
berjumlah 16 Siswa, terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel: 3.3
Daftar Siswa KelasIV SD Negeri Ngemplak Boyolali
NO. NAMA JENIS KELAMIN
1. SISWA A Putri
2. SISWA B Putra
3. Siswa C Putri
4. Siswa D Putra
33
6. Siswa F Putri
7. Siswa G Putra
8. Siswa H Putri
9. Siswa I Putri
10. Siswa J Putri
11. Siswa K Putri
12. Siswa L Putri
13. Siswa M Putri
14. Siswa N Putra
15. Siswa O Putri
16. Siswa P Putra
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai
dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.Siklus pertama
dilaksanakan pada hari.Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
34
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat
RPP. Peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan
strategiReciprocal Teaching. Adapun tahap perencanaan meliputi:
1. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaranReciprocal Teaching. Pada mata pelajaran Matematika kelas IV.
2. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari 2017.
3. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
4. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. 5. Membuat instrumen penelitian yaitu:
a. Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku siswa
selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai
instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
b. Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika materi operasi hitung pecahan campuran.
6. Menyiapkan alat pembelajaran. 2. Pelaksanakan Tindakan
a. Pra Pembelajaran:
1. Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan
pembelajaran yang akan berlangsung.
2. Menyiapkan RPP.
35
b. Kegiatan Awal
1. Guru memasuki ruangan kelas dengan mengucapkan salam. 2. Guru membuka pelajaran dengan doa dengan penuh khidmad. 3. Guru menanyakan kabar siswa.
4. Guru mengecek kehadiran siswa.
5. Guru mempersilakan siswa untuk menyiapkan alat tulis.
6. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa.
7. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. c. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menyampaikan materi tentang operasi hitung pecahan
campuran.
2. Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat operasi hitung pecahan campuran.
Elaborasi:
a. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawabmemimpin
36
b. Guru menerangkan bagaimana cara menyusun pertanyaan,
menjelaskan kembali, memprediksi, dan merangkum setelah
membaca materi yang akan dipelajari.
c. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan
atau tanpa adanya guru.
d. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan
penilaianberkenaan dengan penampilan siswa untuk berpartisipasi
aktif dalam tanya jawab. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
maka langkah-langkah pembelajaran dalam model Reciprocal
Teaching Strategy yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok
2) Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengelompokkan siswa didasarkan pada kemampuan setiap
siswa. Hal ini bertujuan agar kemampuan setiap kelompok yang
terbentuk hampir sama. Setelah kelompok terbentuk mereka
diminta untuk mendiskusikanstudent worksheet yang telah diterima.
3) Membuat Pertanyaan (Question Generating)
Siswa membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas
kemudianmenyampaikannya di depan kelas.
37
Guru menyuruh salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil
temuannya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain
menanggapi atau bertanya tentanghasil temuan yang disampaikan.
5) Mengklarifikasi Permasalahan (Clarifying)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
dianggap sulit kepada guru. Guru berusaha menjawab dengan
memberi pertanyaan pancingan. Selain itu,guru mengadakan tanya
jawab terkait materi yang dipelajari untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman konsep siswa.
6) Memberikan soal latihan yang memuat Soal pengembangan
(Predicting). Siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara individu. Soal ini memuat soal pengembangan
dari materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar siswa
dapat memprediksi materi apa yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
7) Menyimpulkan materi yang dipelajari (Summarizing). Siswa diminta untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas.
Konfirmasi :
1) guru bertanya pada siswa tentang pemahaman mengenai materi
yang telah dipelajari.
2) guru memberi lembar evaluasi tentang kegiatan yang telah
dilakukan
38
a. Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan
bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
b. Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa
untuk belajar materi pembelajaran selanjutnya.
c. Guru menutup pelajaran dengan doa.
3. Pengamatan atau Observasi
Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap semua proses
tindakan,hasil tindakan, situasi tindakan, dan kendala-kendala tindakan.
Pada tahap observasi ini peneliti hanya melakukan proses penelitian dan
pengamatan terhadap kegiatan belajar megajar di kelas menggunakan
metode Reciprocal Teaching Stategy yang dilakukan oleh guru .
Pada tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, yaitu:
a. Memperhatikan Sikap dan perilaku peserta didik saat proses
pembelajaran sedang berlangsung.
b. Pengamat mengamati dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disiapkan untuk melakukan pengamatan.
4. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data
yangdiperoleh selama melakukan kegiatan observasi.Kegiatan refleksi
bertujuan untuk mengetahui kekurangan serta kelebihan yang terjadi
39
Tahap akhir dari siklus pertama ini, peneliti dapat menemukan
beberapa keberhasilan yang dicapai, diantaranya:
a. Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan
dari guru.
b. Sebagian siswa aktif mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung.
c. Sebagian siswa dapat menjawab soal-soal yang diberikan guru.
d. Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran
namun masih ada banyak kekurangan dalam pembelajaran tersebut,
diantaranya:
1. Dalam pembelajaran beberapa siswa kurang memperhatikan
penjelasan dari guru.
2. Keberanian siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan masih
kurang.
3. Untuk mengatasi kekurangan pada siklus I peneliti melakukan ide
perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak
terjadi kekurangan yang sama.
4. Guru lebih terampil dalam mengelola kondisi siswa pada saat
pembelajaran.
5. Memotivasi siswa agar lebih aktif di dalam kelas.
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Dalam pelaksanaan siklus ini terdiri dari empat tahapan yang dimulai
40
dilaksanakan pada hari.Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Sebelum peneliti melaksanakan penelitian, terlebih dahulu membuat RPP.
Peneliti menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching. Adapun tahap perencanaan meliputi:
1. Merencanakan proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
pembelajaran Reciprocal Teaching. Pada mata pelajaran Matematika kelas IV.
2. Menentukan waktu pelaksanaan siklus I yaitu pada hari 2017.
3. Menetapkan materi yang akan diajarkan pada siklus I.
4. Menyusun indikator yang akan dicapai setelah pembelajaran. 5. Membuat instrumen penelitian yaitu:
a. Lembar observasi untuk mengumpulkan data tentang perilaku siswa
selama proses pembelajaran. Lembar observasi digunakan sebagai
instrumen, karena hasil belajar bisa dicapai jika siswa benar-benar
mengikuti proses pembelajaran.
b. Tes formatif sebagai alat pengukur hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika materi operasi hitung pecahan campuran.
6. Menyiapkan alat pembelajaran.
41
1) Guru mengkondisikan siswa untuk tenang dan memperhatikan
pembelajaran yang akan berlangsung.
2) Menyiapkan RPP.
a. Menyiapkan lembar tes formatif (Lembar Kerja Siswa dan evaluasi).
b. Kegiatan Awal
1. Guru memasuki ruangan kelas dengan mengucapkan salam. 2. Guru membuka pelajaran dengan doa dengan penuh khidmad. 3. Guru menanyakan kabar siswa.
4. Guru mengecek kehadiran siswa.
5. Guru mempersilakan siswa untuk menyiapkan alat tulis.
6. Guru melakukan apersepsi dengan bertanya materi sebelumnya yang telah dipelajari oleh siswa.
7. Guru menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran. c. Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1. Guru menyampaikan materi tentang operasi hitung pecahan campuran.
2. Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat operasi hitung pecahan campuran.
Elaborasi:
1. Pada tahap awal pembelajaran, guru bertanggung jawab memimpin
42
Teaching yaitu menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali, memprediksi, dan merangkum.
2. Guru menerangkan bagaimana cara menyusun pertanyaan,
menjelaskan kembali, memprediksi, dan merangkum setelah
membaca materi yang akan dipelajari.
3. Selanjutnya siswa belajar untuk memimpin tanya jawab dengan atau
tanpa adanya guru.
4. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian
berkenaan dengan penampilan siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam tanya jawab. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka
langkah-langkah pembelajaran dalam model Reciprocal
Teachingyang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5. Mengelompokkan siswa dan diskusi kelompok
6. Siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil.
Pengelompokkan siswa didasarkan pada kemampuan setiap siswa.
Hal ini bertujuan agar kemampuan setiap kelompok yang terbentuk
hampir sama. Setelah kelompok terbentuk mereka diminta untuk
mendiskusikanstudent worksheet yang telah diterima. 7. Membuat Pertanyaan (Question Generating)
8. Siswa membuat pertanyaan tentang materi yang dibahas kemudian
menyampaikannya di depan kelas.
43
10. Guru menyuruh salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil
temuannya di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain
menanggapi atau bertanya tentanghasil temuan yang disampaikan.
11. Mengklarifikasi Permasalahan (Clarifying)
Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang
dianggap sulit kepada guru. Guru berusaha menjawab dengan
memberi pertanyaan pancingan. Selain itu,guru mengadakan tanya
jawab terkait materi yang dipelajari untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pemahaman konsep siswa.
12. Memberikan soal latihan yang memuat soal pengembangan
(Predicting). Siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara individu. Soal ini memuat soal pengembangan dari materi
yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat
memprediksi materi apa yang akan dibahas pada pertemuan
selanjutnya.
13 Menyimpulkan materi yang dipelajari (Summarizing). Siswa diminta
untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas
.
44
1. Guru melakukan refleksi dari kegiatan yang telah dilakukan dengan
bertanya tentang kesimpulan dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan
2. Guru menutup kegiatan pembelajaran, dan mengingatkan siswa untuk
belajar materi pembelajaran selanjutnya.
3. Guru menutup pelajaran dengan doa.
3. Pengamatan atau Observasi
Dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar
pengamatan, pada siklus II ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang
sangat baik. Siswa juga paham bagaimana proses pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaranReciprocal Teachingyang berlangsung, sehingga perhatian dan semangat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran mengalami peningkatan. Kondisi kelas juga sudah kondusif
dan siswa aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran.
4. Refleksi
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati bahwa hasil
belajar pada siklus II sudah jauh lebih baik dari siklus II, karena hampir
semua siswa dapat mengikuti proses pembelajaran secara aktif dengan
menggunakan Model Pembelajaran tipe Reciprocal TeachingSelain itu hasil observasi dan hasil nilai yang didapat juga menunjukkan perubahan hasil
yang sangat baik. Siswa juga terlihat lebih senang dan aktif selama proses
45
peran masing-masing.Akhirnya hasil belajar yang diperoleh dari siklus II ini
meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Refleksi pada siklus II yaitu
didapatkan satu pendekatan pembelajaran untuk mata pelajaran Matematika.
a. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Soal tes
Soal-soal yang digunakan untuk mengukur hasil belajar berupa soal.
Jumlah soal pada setiap akhir siklus sebanyak 10 soal yang berbentuk
isian.Jawaban yang benar diberi skor 10, dan yang salah diberi skor 0.
Soal yang diberikan mencakup materi yang telah disampaikan selama
proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran strategi
Reciprocal Teaching.
2. Observasi
Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan observasi adalah metode
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data melalui pengamatan
secara langsung terhadap subyek yang diteliti. Adapun observasi yang
dilakukan adalah observasi sistematis yang dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi sebagai instrumen pengamatan. Pada
penelitian ini, kolaborator dalam hal ini teman sejawat yang bertindak
mengamati pelaksanaan tindakan. Kolaborator mengamati aktivitas guru
46
Guru, hal-hal yang akan diobservasi dititik beratkan pada kesesuaian
langkah pembelajaran dengan sintaks yang ada dalam Reciprocal
Teaching Strategy.
Siswa, hal-hal yang diobservasi juga tidak jauh dari aktivitas-aktivitas
seperti yang terdapat dalam langkah-langkah pembelajaran menurut
Reciprocal Teaching.
3. Kamera untuk data dokumentasi.
Dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang
diperoleh.Dokumentasi tersebut berupa foto, RPP, LKS dan hasil
pekerjaan siswaselama kegiatan siswa saat proses pembelajaran
matematika berlangsung.
b. Pengembangan Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
2. Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (RPP)
3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
Dalam penelitian, lembar observasi digunakan untuk memantau
apakah penelitian tindakan sudah sesuai dengan langkah-langkah dalam
modelpembelajaran Reciprocal Teaching Strategy. Lembar observasi disusun dengan berpedoman pada langkah–langkah Reciprocal Teaching yaitu a)
question generating b) predicting c) clarifying d)summarizing
Pada tabel berikut ini disajikan kisi-kisi lembar observasi pelaksana