• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) - ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAHAN KABUPATEN JEPARA - UNISNU Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) - ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH PADA PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI PEMERINTAHAN KABUPATEN JEPARA - UNISNU Repository"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

2.1.Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan daerah adalah komponen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang digunakan untuk membiayai pembangunan dan melancarkan jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu tiap-tiap daerah harus mengupayakan agar pendapatan daerah dapat dipungut lebih intensif, dimana pada hakekatnya pengelolaan keuangan daerah berkaitan erat dengan pelaksanaandesentralisasidalam menyelenggarakan urusan pemerintahan.

Dalam rangka desentralisasi dibentuk daerah-daerah otonomi dengan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan daya guna penyelenggaraan pemerintah, terutama dalam hal pelayanan pada masyarakat dan pelaksanaan pembangunan daerah.

Pengertian Pendapatan Asli Daerah (PAD) menurut Nurlan darise, (2008 : 33) didefinisikan sebagai berikut :

"Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

(2)

pembangunan sehingga kemandirian otonomi daerah yang luas, nyata dabn bertanggung jawab dapat dilaksanakan.

2.1.1.Unsur-Unsur Penerimaan Daerah 2.1.1.1.Pendapatan Daerah

Pendapatan daerah adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Sesuai dengan pasal 6 UU No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang menyatakan bahwa pendapatan daerah bersumber :

a. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah bersumber dari : 1. Pajak daerah

2. Retribusi daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 4. Lain-lain PAD yang sah, yang termasuk dalam lain-lain

PAD yang sah meliputi :

a) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan

b) Jasa giro

(3)

d) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing

e) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh daerah.

b. Dana Perimbangan

Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

Dana Perimbangan terdiri atas : 1. Dana bagi hasil, bersumber dari :

a) Pajak, terdiri dari :

1) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

2) Bea Perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB)

3) Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh pasal 21

b) Sumber daya alam, terdiri atas : 1) Kehutanan

(4)

4) Pertambangan minyak bumi 5) Pertambangan gas bumi 6) Pertambangan panas bumi 2. Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan Keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

DAU untuk suatu daerah dialokasikan atas dasar celah fiskal dan alokasi dasar. Dimana celah fiskal adalah kebutuhan fiskal (merupakan kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum) dikurangi dengan kapasitas fiskal daerah (merupakan sumber pendanaan daerah yang berasal dari PAD dan Dana Bagi Hasil) dan alokasi dasar dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah.

Setiap kebutuhan pendanaan diukur secara berturut-turut dengan jumlah penduduk, luas wilayah, Indeks Kemahalan Konstruksi, Produk Domesik Regional Bruto per kapita, dan Indeks Pembangunan Manusia.

(5)

Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. Pemerintah menetapkan kriteria DAK yang meliputi kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.

Kriteria umum ditetapkan dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah dalam APBD. Kriteria khusus ditetapkan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan dan karakteristik daerah. Kriteria teknis ditetapkan oleh kementerian negara atau departemen teknis.

c. Lain-lain pendapatan, terdiri atas : 1. Pendapatan hibah

Hibah merupakan bantuan berupa uang, barang dan/atau jasa yang berasal dari Pemerintah, masyarakat, dan badan usaha dalam negeri atau luar negeri. Pendapatan hibah merupakan bantuan yang tidak mengikat.

2. Pendapatan Dana Darurat

(6)

tidak dapat ditanggulangi oleh daerah dengan menggunakan sumber APBD. Pemerintah dapat mengalokasikan Dana Darurat pada daerah yang dinyatakan mengalami krisis solvabilitas.

2.1.1.2.Pembiayaan

Pembiayaan bersumber dari :

a. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah. b. Penerimaan pinjaman daerah.

c. Dana cadangan daerah.

d. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan.

2.1.2.Upaya Penggalian Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah

(7)

Retribusi Daerah yang diubah dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, daerah Kabupaten atau Kota masih diberi peluang untuk menggali potensi sumber-sumber keuangannya. Peluang ini dapat dilaksanakan oleh pemerintah selain yang sudah ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan tersebut di atas, sepanjang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat.

2.2.Pajak Daerah

Pengertian pajak menurut Rachmat Soemitro (1997 : 23) adalah :

"Pajak ialah rakyat kepada negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan balas jasa timbal balik (tagen prestatie) yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membiayai

pengeluaran umum (public uitgaven), dan digunakan sebagai alat pencegah atau pendorong untuk mencapai tujuan yang ada di luar bidang keuangan".

Menurut Suparmoko dalam Devas (1990 : 94), pajak daerah adalah : "Pajak Daerah adalah pembayaran iuran oleh rakyat kepada pemerintah yang dapat dipaksakan dengan tanpa balas jasa secara langsung dapat ditunjuk".

(8)

“Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipasarkan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai pengeluaran Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah”.

Dengan demikian terdapat unsur-unsur pajak yaitu antara lain : a. Iuran rakyat kepada Pemerintah

b. Tanpa balas jasa secara langsung

c. Berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)

d. Untuk membiayai rumah tangga dan digunakan untuk mencapai tujuan di luar bidang keuangan.

Berdasarkan kewenangan untuk memungut pajak, maka pajak dibedakan menjadi dua, yaitu pajak daerah dan pajak pusat. Pajak pusat dietapkan dan dikelola oleh pemerintah pusat, sedangkan pajak daerah, pengelolaan dan penggunaannya diselenggarakan oleh daerah.

Untuk pajak daerah Kabupaten atau Kota yang dapat dipungut oleh pemerintah daerah ada 7 jenis, yaitu : pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak parkir dan pajak pengambilan bahan galian golongan C.

Di samping jenis pajak daerah tersebut, dengan Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten dapat menetapkan jenis pajak lain selama memenuhi kriteria sebagai berikut :

(9)

b. Obyek pajak terletak di wilayah Kabupaten atau daerah dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah dan hanya melayani masyarakat di wilayah daerah yang bersangkutan.

c. Potensinya memadai.

d. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif.

e. Memperhatikan dampak keadilan dan kemampuan masyarakat. f. Menjaga kelestarian lingkungan.

2.3. Retribusi Daerah

Pengertian Retribusi Daerah menurut Sutrisno, (1994 : 202) didefinisikan sebagai berikut :

"Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena memperoleh jasa, pekerjaan atau usaha milik daerah bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang diberikan oleh pemerintah daerah".

Menurut Suparmoko (Devas, 1990) yang dimaksud Retribusi Daerah adalah :

(10)

Jadi retribusi merupakan kontrak prestasi yang dapat dinikmati secara langsung oleh orang yang melakukan pembayaran retribusi tersebut. Setiap daerah mempunyai hak untuk mengadakan atau memungut retribusi daerah, sedangkan mengenai segala sesuatu yang ada kaitannya dengan pungutan diatur dalam undang-undang tersendiri. UU No. 34 Tahun 2000 menetapkan bahwa retribusi daerah yang dipungut oleh Pemerintah Kabupaten dapat dibagi jadi tiga golongan, yaitu :

a. Retribusi Jasa Umum

Jenis retribusi jasa umum ditetapkan dengan peraturan pemerintah berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Bersifat bukan pajak dan bersifat bukan retribusi jasa usaha atau retribusi perjanjian tertentu.

2. Jasa yang bersangkutan merupakan kewenangan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.

3. Jasa yang diberikan memberi manfaat khusus bagi orang pribadi atau badan yang diharuskan membayar retribusi, disamping untuk melayani kepentingan dan kemanfaatan umum.

4. Jasa tersebut layak untuk dikenakan retribusi

5. Tidak bertentangan dengan kebijakan nasional mengenai penyelenggaraanya.

(11)

7. Pungutan retribusi memungkinkan penyediaan jasa tersebut dengan tingkat dan atau kualitas pelayanan yang baik.

b. Retribusi Jasa Usaha

Jenis retribusi ini ditetapkan dengan peraturan Pemerintah berdasarkan kriteria sebagai berikut :

1. Bersifat bukan pajak dan bersifat retribusi jasa umum dan retribusi perjanjian tertentu.

2. Jasa yang bersangkutan adalah jasa yang bersifat komersial yang sebaikya disediakan oleh sektor swasta tetapi belum memadai atau terdapatnya Pajak Daerah yang dimiliki atau dikuasi daerah yang belum dimanfaatkan secara penuh oleh Pemerintah Daerah. c. Retribusi Perijinan Tertentu

Jenis retribusi ini ditetapkan Pemerintah Daerah, berdasakan kriteria sebagai berikut :

1. Perijinan tersebut termasuk kewenangan pemerintah yang diserahkan kepada daerah dalam rangka azas desentralisasi 2. Perijinan tersebut betul-betul diperlukan guna melindungi

kepentingan umum

(12)

Selain jenis dan golongan retribusi di atas, dengan Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten atau Kota dapat menetapkan jenis retribusi lainnya, selama masih sesuai dengan kewenangan otonominya dan memenuhi kriteria yang telah disebutkan di atas.

2.4.Penelitian Terdahulu

Peneliti yang dilakukan Nur cahyani, menganalisis penerimaan pajak hotel dan restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah untuk periode tahun 2000 sampai tahun 2006. Hasil penelitian ditunjukkan bahwa tingkat efisiensi unsur-unsur PAD Kabupaten Jepara dapat diketahui dengan perbandingan antara biaya pemungutan masing-masing unsur PAD yang meliputi : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Laba BUMD dan Penerimaan Lain yang Sah dengan realisasi penerimaan keempat unsur PAD tersebut pada saat periode satu tahun anggaran. Semakin kecil biaya pemungutan akan memperbesar tingkat efisiensi yang dicapai. Tingkat efisiensi unsur-unsur PAD Kabupaten Jepara untuk periode tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 berdasarkan standar efisiensi bahwa biaya pemungutan harus lebih kecil dari realisasi penerimaan, maka dari tahun 2000-2006 dapat dikatakan efisien.

(13)

ketahui adalah sumber penerimaan terbesar dari pendapatan asli daerah yang bisa dikatakan sebagai tolok ukur perekonomian kabupaten jepara.

(14)

2.5.Kerangka Pemikiran

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terdiri dari penerimaan pajak daerah, Retribusi Daerah,Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Pajak Daerah dan retribusi daerah adalah sebagian yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Jepara, yang dapat di gambarkan dengan kerangka sebagai berikut :

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Sumber : Konsep penelitian yang dikembangkan, 2009. Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

K O N T R I B U S I

Gambar

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Proses Penyajian Pemilihan Safeguard alternative untuk safe guard lingkungan dan safe guard pengadaan tanah dan permukiman kembali yaitu dengan memaparkan

Metode template matching cukup baik digunakan untuk aplikasi pengenalan uang kertas dollar Amerika walaupun uang dalam keadaan terbalik atau miring 1° searah maupun berlawanan

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, meliputi : (1) reduksi data, Dalam hal ini peneliti mencatat hasil wawancara serta

Hal ini sesuai dengan yang di kemukakan oleh Hurlock (1999) bahwa masa remaja merupakan masa yang penuh dengan masalah-masalah karena pada masa ini seseorang mengalami peralihan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suhu penetasan yang berbeda terhadap perkembangan embrio, waktu inkubasi, daya tetas telur dan abnormalitas larva ikan

Choirul Amin 70 Algoritma dan Struktur Data 1 KP002 XI 3 Moh... 698 Pengantar Teknologi Informasi KP121 XO 3 Yohannes

Tinjauan Pustaka merupakan usulan hasil-hasil penelitian sebelumnya dan sintesa dari pustaka pilihan yang relevan dan mendukung masalah, tujuan, dan metodologi yang akan

131 Latar belakang yang lain adalah karena situasi di Korintus pada saat itu adanya percabulan, maka kelompok asketisme mengajarkan untuk mendapat kerohanian