• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERBEDAAN JENIS KEMASAN TERHADAP KADAR AIR, SIFAT ORGANOLEPTIK, DAN UMUR SIMPAN PADA PRODUK POP MIE DAN INDOMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PERBEDAAN JENIS KEMASAN TERHADAP KADAR AIR, SIFAT ORGANOLEPTIK, DAN UMUR SIMPAN PADA PRODUK POP MIE DAN INDOMIE DI PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK. DIVISI NOODLE CABANG SEMARANG - Unika Repository"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

91.83%

Originality

8.17%

Similarity

368

Sources

Doc

v

s Internet

+

Library

Web sources:

Web sources:

24

1 sources found

1 sources found

(2)

64. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=72768&val=4696 0.38% 65. http://docplayer.info/41337696-Kata-kunci-susu-pemanasan-total-bakteri-ph-dan-melanoidin.html 0.38% 66. http://docplayer.info/104904-Kadar-serat-sifat-organoleptik-dan-rendemen-nugget-ayam-yang-dis… 0.38% 67. https://achmadfathony-spi.blogspot.com/2012/02/pengamatan-kemasan-produk-perikanan-di.html 0.34%

114. http://panggilakukhofiyaa.blogspot.com/2013/03/aplikasi-perubahan-kimia-pangan_30.html 0.21%

115. http://misskalabur.blogspot.com/2014/08/evaluasi-mutu-minyak-goreng.html 0.21%

116. http://mitawulandari.blogspot.com/2015/02/jurnal-etika-bisnis.html 0.21%

117. http://ervantoto.blogspot.com/2014/09/evaluasi-mutu-pangan-berdasarkan-minyak.html 0.21%

118. http://ervantoto.blogspot.co.id/2014/09/evaluasi-mutu-pangan-berdasarkan-minyak.html 0.21% 119. http://docplayer.info/46920001-Pembuatan-minyak-kelapa-secara-enzimatis-menggunakan-rimp… 0.21%

120. http://unhasteknologipangan.blogspot.com 0.21%

121. http://panggilakukhofiyaa.blogspot.co.id/2013/03/aplikasi-perubahan-kimia-pangan_30.html 0.21%

(3)
(4)

208. http://repository.unpas.ac.id/28495/2/TUGAS%20AKHIR_Yusra%20Saskia%20Nabila_123020… 0.15%

E

x

cluded as citation or reference Web sources: 8

cluded as citation or reference Web sources: 8

4

sources found

sources found

1. http://niceseafine.blogspot.com/2011/08 0.51%

2. http://ugiuntukgiziindonesia.blogspot.com/search/label/pengemasan%20makanan 0.51% 3. http://ugiuntukgiziindonesia.blogspot.com/2012/04/contoh-makalah-ibm-moisture-food.html 0.51% 4. http://atikshofy.blogspot.com/2012/01/edible-packaging-kemasan-bio-degradable.html 0.51% 5. http://pengemasanhasilpertanian.blogspot.com/2014/09/pengertian-kemasan.html 0.51% 6. https://ehajulaeha027.wordpress.com/2014/10/14/pengemasan-produk 0.51% 7. https://buyungchem.wordpress.com/bahan-pengemas-kertas-untuk-makanan 0.51%

8. http://fahridaainani.blogspot.com/2015/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html 0.51%

9. http://benkagoenk.blogspot.com 0.51%

10. http://posluhdesdesacijambu.blogspot.com/2011/10/pengemasan-produk.html 0.51%

(5)

29. http://nursholehfapetunja.blogspot.com/2015/07/laporan-semester-tekhnologi-hasil-ternak.html 0.17%

Petrus Ari Cahyadi -REVISI KP-4 JULI.docx 1%

Petrus Ari Cahyadi - 3 JULI.docx 1%

KP-NATALIA NUNGKI-10 NOV.docx 0.85%

15.I1.0132-Aurelia Adelia Putri-10 NOV.docx 0.83%

15.I1.0132-Aurelia Adelia Putri-13 NOV.docx 0.83%

(6)

15.I1.0100-VANESSA ATHALIA-2 JULI.docx 0.19%

14.I1.0029 Tan Rosana Evelyn-30 JUNI.docx 0.19%

RAYNALDO-KP-30 JUNI.doc 0.19%

15.I1.0073. Ganes Tirza Yemima-22 JUNI.doc 0.19%

ERNA WIDIA-18 MEI.docx 0.19%

15.I2.0003_Monica Dewi Permatasari-14 MEI.docx 0.19%

15.I2.0012 - TJAN STEFANIE-KP-3 MEI.docx 0.19%

15.I2.0019 Yohana Sugiarto (LAPORAN KP)-2 APRIL.docx 0.19%

15.i2.0020_cecilia meilani_plagscan KP-23 MARET.docx 0.19%

DESY P 13.70.0181-22 MARET.docx 0.19%

PASCALIN FIESTARIKA 17.C2.0003.docx 0.19%

15.I1.0177-Sui Tania Misshella-2 JULI.docx 0.17%

DAVITA-25 MEI.docx 0.15%

MARGARETA IKA-KP-16 MEI.docx 0.15%

BAGUS KRISTIAN-22 MEI.docx 0.15%

15.I1.0015-Ian Ariel Handoyo-KP-21 MEI.docx 0.15%

KATARINA KARTIKA-KP-17 MEI.docx 0.15%

AARON-REVISI-6 APRIL.docx 0.15%

ATRINA-8 MEI.doc 0.15%

FOSTERING GOOD OCB AN EXAMINATION GENDER DIFFERENCES OF INDO.pdf 0.15%

Grasia Vita Damayanti-AUDIT-3 MEI.docx 0.15%

TIRZA MARSELLY VALENTIA 2 Mei.docx 0.15%

AARON-10 APRIL.docx 0.15%

AARON-REVISI-9 APRIL.docx 0.15%

A3.docx 0.15%

Natasha R 5 April.docx 0.15%

JEAN KARMEL-KP-31 MEI.docx 0.15%

Angelika Soegiharto-9 JUNI.docx 0.15%

B6.docx 0.15%

SKRIPSI BAB I-5 GRES REVIS.docx 0.15%

14.C1.0010 anastasia anita.doc 0.15%

GRESILIA-AUDIT-5 JUNI.docx 0.15%

Atrina Febri Yuniarso-5 JUNI.doc 0.15%

GRESILIA-AUDIT-REVISI-6 JUNI.docx 0.15%

Marcella 28 Juni.docx 0.15%

15.I1.0172-Amalia Ayu Izzati-2 JULI.docx 0.15%

G1_SPRAY DRYING.pdf 0.15%

Elita Livia 2 April.docx 0.15%

Agustin Putri Ariani 4 April.docx 0.15%

PRAWITASARI-8 DES.docx 0.15%

AARON-31 MARET.docx 0.15%

Amelia Devina Santoso-14 FEB.docx 0.15%

ANGELA-SKRIPSI (revisi ujian).docx 0.15%

14.G1.0082 Amelia Devina Santoso PROPOSAL-6 Nov.docx 0.15%

(7)

Yoseva Anjelina 13.60.0221 - 6 Nov.docx 0.15%

AMELIA DEVINA-8 NOV.docx 0.15%

14.G1.0082 - Amelia Devina Santoso-8 NOV.docx 0.15%

SKRIPSI NOVIA ANGGRAINI -DAPUS.docx 0.15%

NOVIA ANGGRAINI -13 NOV.docx 0.15%

13.60.0221 Yoseva Anjelina.docx 0.15%

14.G1.0082 Amelia Devina Santoso.docx 0.15%

NOVIA ANGGRAINI (1).docx 0.15%

Tesis - Yoke Indira - 14e30061 - 4 DES.docx 0.15%

Grasia Vita Damayanti - 14.G1.0103 - Akuntansi Audit-15 JAN.docx 0.15%

13.60.0221 Yoseva Anjelina-31 MARET.docx 0.15%

14.G1.0208 AGATA SEKAR-13 FEB.docx 0.15%

14.I1.0073-Edwin Widjaja-15 FEB.docx 0.15%

KINTHAN-22 MARET.docx 0.15%

KINTHAN-REVISI 23 MARET.docx 0.15%

13.70.0117_Kristina Galuh Sista S-23 MARET REVISI.docx 0.15%

13.70.0174_YOSEFINE YOVITA-23 MARET.docx 0.15%

KINTHAN-23 MARET.docx 0.15%

KINTHAN-22 MARET FIX.docx 0.15%

13.40.0013 Gafika I.docx 0.15%

13.70.0117_Kristina Galuh Sista S-22 MARET (1).docx 0.15%

13.70.0174_YOSEFINE YOVITA-22 MARET.docx 0.15%

13.70.0117_Kristina Galuh Sista S-22 MARET.docx 0.15%

15.C2.0051-NI LUH DINA PARIANI HUKES-15 MARET.docx 0.15%

11.92.0079 MARIA PITASARI H-14 MARET.docx 0.15%

11.92.0079 MARIA PITASARI HARTATI-10 MARET.docx 0.15%

13.61.0012 Atrina Febri Yuniarso (atrinafebri@gmail.com)09.0.docx 0.15%

13.60.0221 Yoseva Anjelina-6 MARET.docx 0.15%

B2_SPRAY DRYING - Copy.pdf 0.13%

JOSHUA BINTORO-9 JUNI.docx 0.06%

YANDIKA-15 JUNI.docx 0.06%

Joshua Biantoro_15.I1.0134.docx 0.06%

Joshua Biantoro_15.I1.0134 (1).docx 0.06%

Library omitted sources:

Library omitted sources:

9

sources found

sources found

AURELIUS-2 JULI.docx 84.4%

AURELIUS-3 JULI.docx 84.4%

PUTRI BELLA-KP-8 NOV.docx 29.78%

Putri Bella-15NOV.docx 29.78%

CARLOS DARMA DWIKITA-KP-3 JULI.docx 7.5%

15.I1.0151 - CARLOS DARMA DWIKITA REVISI-3 JULI.docx 2.09%

KP-Eileen 6 Nov.docx 1.43%

EILEEN KP-8 NOV.docx 1.43%

Petrus Ari Cahyadi - 15.I1.0069-22 JUNI.docx 1%

E

E

x

cluded as citation or reference Library sources:

cluded as citation or reference Library sources:

2

sources found

sources found

G2_TPP FINAAA Freezing and Thawing.docx 0.17%

(8)

Proses Produksi

Pengayakan Tepung

Pada tahap ini, bahan tepung dimasukkan ke dalam screw dengan menggunakan

perbandingansesuai denganprodukmiyangakandiproduksi. Selanjutnyatepung yang

masukkedalamscrew, akan mengalami pengayakan kemudian masuk ke dalam mesin

mixer melalui pipa hisap. Menurut (ThomasPark, 1967) pengayakan bertujuan untuk

mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses

berikutnya dan mencegah oversizeke dalam proses pengolahan berikutnya. Dalam proses pengayakan, ukuran mesh yang digunakan adalah 20mesh.

Pencampuran

Pada prosesini,tepung yangsudahdiayak akandicampurdenganlarutanalkali. Kedua

bahan itu akan di campur didalam tanki pencampuran, kemudian adonan dicampur

hingga adonan yang didapatkan homogen. Menurut (Asih Priyatiet al,2016) proses

pengadukan berfungsi untuk membentuk jaringan gluten yang terdapat dalam terigu.

Ketika air ditambahkan, terigu akan mengalami proses pengadukan sehingga jaringan

glutenakanmulaiterbentuk. Alatpencampuriniterdiridaritempatuntukmenampung

bahan dan as stainless steel.As stainless steel yang bercabang tegak lurus berfungsi

untukmencampurkanbahanbakuyang berputar akibat adanyapulipenggerak. Proses

ini akan memakan waktu selama 8 menit untuk mi kecil dan 10-15menit untuk mi besar. Setelah adonan sudah homogen, maka adonan akan diarahkan menuju feeder.

Pembentukan Lembaran Adonan (Pressing) serat gluten dan membuat lembaran adonan. Selanjutnya, lembaran tersebut menuju

(9)

ketebalan lembaran adonan, jumlah untaian serta ada tidaknya cemarang benda asing

yang terdapat pada lembaran adonan.

Slitting & Waving

Proses ini merupakan pembuatan lembaran adonan menjadi untaian mi bergelombang

dengan menggunakan mesinslitter. Slittermemiliki standar ketebalannya sendiri- sendiri berdasarkan jenis mie yang mau diproduksi.

Pengukusan

Setelahmelewatimesinslitter, untaian mi akan masuk ke dalam steam boxyang dialiri menggunakan uap panas bersuhu ± 100oC. Pemanasan ini menyebabkan gelatinisasi pati dan koagulasi gluten. Penyerapan minyak akan berkurang ketika gelatinisasi. Kemudian

gelatinisasi dapat membuat mie menjadi lembut, serta mengubah daya rehidrasi dari mie

itu sendiri. Menurut Suyanti (2008), tahapan pengukusan dilakukan pada pembuatan mie kering maupun mie instant. Potongan mie dikukus agar kandungan airnya turun.

Pemanasan tersebut menyebabkan gelatinisasi dan koagulasi gluten sehingga mie

menjadi keras dan kuat, kenyal serta tidak menyerap minyak terlalu banyak saat

digoreng.

Pemotongan dan Pelipatan

Setelahprosessteaming selesai,kemudiandilanjutkandenagnpemotonganuntaianmi

denganmenggunakan cutter. Untaian mie dilipat menggunakan folder. Setelah itu akan

ditampung dalam wadah kotak kecil yang digunakan untuk mencetak mie.

Penggorengan

Sebelum dimasukan dalamfryer, dilakukan penirisan terhadap blok-blok mi agar mengurangi kandungan ari yang terkandung akibat proses pengukusan. Proses

penggorengan dilakukan dengan melewatkan blok mi di dalam mangkuk-mangkuk kecil

(10)

penggorengan bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari

bahandenganmenggunakan panas. Biasanya, kandunganair bahantersebutdikurangi

sampai batas sehingga mikroorganisme tidakdapattumbuh lagi di dalamnya (Winarno,

2002). Kadar air diturunkan dari 32-35%menjadi3%, dimana kadar air3%ini bertujuanagarmibisabertahanhingga7-8bulan.Minyakyangdigunakanjugasudah dipanaskan menggunakansteam boiler. Setelah prosespenggorengan selesai,dilakukan

penirisan.

Pendinginan

Setelah dilakukan penirisan, kotak-kotak mi dilewatkan pada proses pendinginan di dalamlorong-lorong dengan fan. Prosespendinginanbertujuan untukmelepaskansisa

uap panas dari produk dan membuat tekstur mie menjadi keras. Pada proses

pendinginan, suhu pada mi turun menjadi 30o-35oC.

Pengemasan

Sebelum dilakukanpengemasan,diletakkanbumbu atausausdanjuga minyakumbudi

atas blok mi sesuai dengan flavor yang diproduksi. Pengemasan menggunakan etiket

yang kemudian diletakkan dalam karton-karton. Menurut (Nurminah, 2002) pengemasandapat diartikansebagai perlindunganterhadap produkdari segalamacam

kerusakandenganmenggunakan suatuwadahtertentu,sehinggadapat melindungiatau

mengawetkan produk agar sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik.

(11)
(12)

BABV

PENGAWASAN MUTU

Pengawasan dan Pengendalian Mutu

Pengawasan dan pengendalian mutu pangan sangat diperlukan agar dapat menghasilkan

produk makanan dengan kualitas yang baik. Sistem pangan merupakan sesuatu yang

berhubungan mengenai pengawasan terhadap kegiatan maupun proses produksi serta

peredaran pangan sampai dikonsumsi oleh konsumen. Mutu pangan merupakan

penilaian terhadap keamanan pangan, komposisi gizi, serta standar dalam perdagangan makanan dan minuman.

Perusahaan diwajibkan menerapkan sistem mutu dalam semua rantai produk dimulai

dari pembelian, desain, procurement, dan produksi sampai distribusi dan penjualan.

Standar khusus dalam sistem mutu, diantaranya ISO9000yang merupakan standar manajemen mutu dan jaminan mutu. Seri ISO9000direvisi setiapenam tahun sekali

dan pada tahun2000dilakukan revisi ISO9000(Guler, Guillén, Macpherson, &

Guillen,2002). Menurut Badan Standar Nasional (2000) dalam revisi ISO tersebut terdapat empat standar utama , yaitu :

ISO 9000 : Sistem manajemen mutu-konsep dan peristilahan ISO 9001 : Sistem manajemen mutu-persyaratan

ISO 9004 : Sistem manajemen mutu-panduan ISO 10011 : Panduan pengauditan sistem mutu

Standar Pengawasan Mutu

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. DivisiNoodle Cabang Semarang memiliki standar pengawasanmutu.Standarisasidilakukansecaramenyeluruh,mulaidaribahan

baku, proses produksi, mesin dan peralatan, tenaga kerja, produk jadi, hingga produk

yang disimpan sampai batas umur simpan maksimum. Prawirosentono (2004) menambahkanbahwamutu dari produkakhirakan dipengaruhiolehmutubahanbaku

(13)

mulaidari penerimaanbahanbaku, penyimpananbahanbaku, dansebelumbahanbaku

digunakan untuk proses produksi. Mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP

Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang telah memenuhi standar dan

sertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi ISO (International Organization for Standardization).

Perusahaan sudah mempunyai sertifikat ISO22000, dimana ISO22000berkaitan dengan keamanan produk pangan dan sertifikat halal yang berlaku pada produk. ISO

22000merupakan standar sistem keamanan pangan global mulai dari mengawasi peralatan yangdigunakan serta seluruhrantaipasokan bahanpangan, mulaidaripetani,

produsen, pengolah, pengepak, transportasi, dan penjual.

Perusahaanmempunyai sertifikasidari badanakreditasiSGS International ofIndonesia

yaitu ISO 9001:2000 berkaitan dengan penerapan manajemen terhadap standar mutu

produk sehingga dapat menghasilkan produk yang bermutu baik dan sesuai dengan

standar yang telah berlaku. ISO9001:2000menjamin bahwa suatu perusahaan akan

memberikan produk sesuai dengan syarat yang ditentukan melalui permintaan dari

konsumen. Selain itu perusahaan bertanggung jawab mengenai kualitas produk yang

dihasilkan. Hal ini sesuai dengan slogan yang dimiliki oleh perusahaan yaituThe Symbol of Quality Food,maka perusahaan akan selalumenghasilkan produk-produk bermututinggidenganmenggunakanbahanbaku yangberkualitas sehingga memenuhi

standar mutu yang telah ditetapkan. Perusahaan melakukan pengawasan mutu

berdasarkan pada SOP (Standarts Operational Procedure) yang berlaku dengan

kebijakan perusahan serta mengikuti standar dari SNI 01-3551-2000 dan CODEX.

Pengawas Mutu

Pengawasan mutu yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: Incoming

QualityControl(PengawasanMutuBahanBaku),ProsesQualityControl(Pengawasan

(14)

Akhir). Pengawasanmutu dipimpin olehseorang BPDQC Manager,dan dilakukanoleh

Departemen PDQC dengan bantuan PDQC Supervisor dalam melaksanakan pengawasan

mutu.BPDQC bertanggungjawab mengendalikansemua kegiatan DepartemenPDQC

dalam aspek proses pengendalian mutu guna menjamin kelangsungan aktivitas perusahaan, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan kalibrasi di laboratorium

serta GNP dan HACCP di proses prduksi, mengendalikan semua kegiatanquality control mulai dari awal hingga hasil pengawasan mutu, mengatur dan merencanakan

pekerjaan, tenaga kerja, dan fasilitas kerja dalam batas standar baku yang selaras dengan

rencana manajemen, serta mengevaluasi kerja staf Departemen PDQC.

Incoming Quality Control (IQC)

Merupakan pengawasan mutu yang dilakukan terhadap bahan baku yang kemudian akan

digunakan dalam proses produksi sehingga produk yang dihasilkan tidak mengalami

penurunan mutu. Pengawasan mutu pada bahan baku dilakukan pada tepung terigu,

seasoning, minyak, dan pengemasan.

Quality Control Tepung Terigu dan Tepung Tapioka

Dalampengecekanini,zaktidak bolehbocor,labelzakharusterteradandapatdibaca dengan jelas, zakharus dalamkeadaan tersegelrapi, serta berat tepung terigu25 kg per

zakdanberattepungtapioka50kgperzak.Sedangkananalisaorganoleptikdilakukan

dengan cara melihat bentuk, warna, dan bau tepung, serta mengayak sampel tepung.

(15)

pengotor. Menurut SNI3751-2009bentuk tepung terigu yaitu serbuk dengan bau normal

(bebasdaribau asing),warna putihkhasterigu.Tepung yangdiayak harus bebasdari

kotoran, kepompong, danserangga. Kemudiananalisa kimiadilakukan denganmenguji

Untuk bahan baku minyak goreng, perusahaan menggunakan Minyak Kelapa Sawit

Bimoli. Dalam pengawasan mutu, minyak goreng yang baru datang dari supplier

diambil sampelnya dan dianalisa secara kimia dengan cara pengujian asam lemak

bebas/free fatty acid (FFA). Kadar FFA maksimal yang diizinkan berdasarkan SNI

7709-2012 tentang minyak kelapa sawit yaitu 0,3%.

Quality Control Seasoning

Pada bagian QCSeasoningdilakukanpengawasan mutu bumbu, minyak bumbu, kecap,

sambal, solid ingredient, dan chilli powder yang baru datang dari PT.Indofood CBP

FoodIngredientDivision (ICBP FID) Semarang. Pengawasan ini meliputi analisa fisik

dan kimia. Analisa fisik yang dilakukan yaitu penimbangan bumbu per sachet,

pengukuran panjang sambungan untuk bumbu tanpa potong, dan pengecekan kebocoran

kemasanbumbu. Setiapflavorbumbumemilikistandaryangberbeda berkaitandengan

berat bumbu dan panjang sambungan kemasan. Analisa kimia dengan cara menguji

kadar air bumbu. Menurut standar yang telah ditetapkan, kadar air bumbu mi reguler

maksimal 2,5%, sedangkan untuk bumbu mix sayuran kering maksimal 8%.

Quality Control Pengemas

Pengawasan mutu kemasan dilakukan oleh QC Pengemas. Untuk etiket, analisa yang

(16)

diukur menggunakan penggaris, sedangkan ketebalan etiket diukur menggunakan alat

bernama thickness gauge. Selanjutnya, analisa karton dengan cara menukur panjang,

lebar, dan tinggi karton, serta daya tumpuk karton. Kemudian analisa cup Pop Mie

meliputi pengukuran tinggi, diameter atas, diameter bawah, tebal bibir atas secara

vertikal,tebalcup, sertaberatcup. Pengukurantinggidandiametercup menggunakan

penggaris. Pengukuran pada tebal cup serta tebal bibir atas cup secaravertikal menggunakan jangka sorong.Pengukuran beratcup menggunakan timbangananalitik.

Selain itu, garpu Pop Mie dianalisa berdasarkan berat, panjang, dan kelendutan garpu.

Process Quality Controll (PQC)

SetelahIncomingQuality Control, pengawasan mutu terus dilakukan sepanjang proses

dengan mengamati warna, aroma, dan tekstur. Warna dan aroma dipastikan normal,

serta tekstur renyah. Pada minyak bumbu diihat warna, bau, dan rasanya. Warna

dipastikan jernih, serta bau dan rasa normal. Bumbu dianalisa berdasarkan warna,

aroma, tekstur, dan rasa. Warna bumbu dipastikan cerah dan normal, tekstur hablur

(tidak cacking) dan rasa normal. Untuk chilli powder analisa dilakukan dengan

mengamatiwarna,rasa,aroma,dantekstur. Warna,rasa,danaromadipastikannormal,

serta teksturhablur. Pada kecap dan minyak kecap analisa dilakukan berdasarkan warna

dan kekentalan. Warna dipastikan normal dan tidak terlalu kental (dapat mengalir).

Selanjutnya,analisabawanggorengdansolidingredientdilakukandenganmengamati

tekstur,kerenyahan,rasa, aroma,dan warna.Aroma,rasa, danwarna dipastikannormal

dan tekstur renyah. Selain itu, analisa terhadap air minum dan total dissolve solid (TDS)

(17)

laboratorium. AnalisaTDS bertujuanuntukmenentukan tahappegolahan limbahyang

harus dilakukan.

Outgoing Quality Controll (OQC)

Setelah melaluiIQC dan PQC, tahapakhir pengawasan mutu yaituOutgoing Quality

Control (OQC). Pada tahap ini, analisa dilakukan terhadap produk jadi yang siap untuk

didistribusikan.Pengawasanmutuyang dilakukan meliputipengecekan kode produksi

dan expired date, kebocoran kemasan, kelayakan karton, serta berat mi per bungkus.

Kode produksi dan expired date harus tertera dan terbaca dengan jelas. Kemasan mi dipastikantertutuprapat(tidakadakebocoran).Kartonyangdigunakanharuskuatdan

tersegel rapat. Berat mi per bungkus harus sesuai dengan berat yang tertera pada

kemasan. Beratmidiukur menggunakan timbangananalitik.Selainitu, OQCjugaturut

memastikan penataan gudang dan pendistribusian produk dengan sistem first in first out

(FIFO). Artinya, barang yang didistribusikan lebih awal akan diproduksi terlebih

(18)

BAB VI

TUGAS KHUSUS : PENGARUH PERBEDAAN JENIS KEMASAN TERHADAP

KADAR AIR, SIFAT ORGANOLEPTIK, DAN UMUR SIMPAN PADA PRODUK

POP MIE DAN INDOMIE

Latar Belakang

Mi instan yang diproduksi disertai dengan bahan pelengkap berupa bumbu, minyak

bumbu,chilipowder,dansolidingredient dalamsuatukemasan. Salahsatu produkmi

instan dari perusahaan ini adalah pop mie dan indomie. Kedua produk tersebut

diproduksi dalam kemasan yang berbeda. Indomie dikemas dalam kemasan plastik

berbahanPolypropylene sedangkan kemasan Pop Mie berbahan Polystirene. Bahan

kemasandalampembuatanproduk PopMiediproduksi sendiri oleh PT. IndofoodCBP

Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Kemudian Bahan kemasan dalampembuatanproduk Indomie diproduksiolehPT.SupernovaFlexible Packaging yang bekerjasama dengan perusahaan.

Kemasan yang baru datang dari supplier akan dianalisis kualitasnya dalam incoming

qualitycontrol.Halinidilakukansupayakemasanyangakandigunakanmemiikimutu yangbaikdansesuaistandaryangditetapkan. Analisayangdilakukanmeliputianalisa

fisik. Analisa fisik pada kemasan etiket indomie yang dilakukan seperti analisa ukuran,

berat,ketebalan,pitch,lebar,warna,gambarkemasan,tulisan, nomorSNI,dannomor

BPOM. Sedangkan pada kemasan Pop mie yang dianalisa berupa diameter atas,

diameter bawah,tebal bibiratas,tinggi, berat,ukuran, warna,gambar kemasan,tulisan,

nomor SNI, dan nomor BPOM. Kemudian Produk jadi Indomie juga akan dianalisis

kualitasnya dalam Process Quality Control (PQC). Pada PQC, analisa dilakukan

terhadap adonan mi dan blokmi, meliputikadar air selain itu, analisaorganoleptikjuga

dilakukan oleh QCShelf Life. Untuk blok mi, analisa dilakukan dengan mengamati

warna, aroma, dan tekstur. Warna dan aroma dipastikan normal, serta tekstur renyah.

(19)

danrasanormal.Bumbudianalisaberdasarkanwarna, aroma,tekstur,danrasa.Warna

umur simpan mi dan produk secara keseuruhan. Analisa yang dilakukan meliputi analisa

kimia dan fisik. Anlisa kimia yang dilakukan adalah pengujian kadar air. Menurut

(Raharja,2008) dalam melakukan analisa pada suatu populasi yang banyak perlu dilakukansampling. Apabilapadasampelyangdiujiterdapatbumbuyangtidak sesuai

denganstandar pada ketentuan A/R(accept/reject)tertentumaka akandikembalikan ke Supplier.

Tujuan

MengetahuipengaruhperbedaankemasanpadaprodukIndomiedanPopMieterhadap

kadar air,sifat organoleptik danumur simpanmi di PT. IndofoodCBP SuksesMakmur

Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.

Metode

Analisa Fisik Kemasan

Sebelum dilakukan analisa fisik, pada incoming bumbu perlu dicek kode batch, dan

tanggaldatang. Analisafisikyangdilakukanuntukmengawasi kualitasdaripacakging

itu sendiri antara lain pada kemasan e-tiket indomie yang dilakukan seperti analisa ukuran,berat,ketebalan,pitch,lebar,warna,gambarkemasan,tulisan,nomorSNI,dan

nomor BPOM.. Untuk berat roll e tiket dinyatakan dalam kilogram dengan berat antara

13,25-14.26 kg. Untuk ketebalannya dinyatakan dalam milimeter (mm) dengan toleransi

±2mm. Ketebalan e-tiket adalah25mm. Pitch nya dinyatakan dlm milimeter (mm) yaitu ukurannya adalah 170±2 mm dan lebare-tiketnya adalah 280±2 mm. Sedangkan pada kemasan Pop mie yang dianalisa berupa diameter atas, diameter bawah, tebal bibir

atas, tinggi, berat, ukuran, warna, gambar kemasan, tulisan, nomor SNI, dan nomor

(20)

mm;tebal bibir atas yaitu3,0-4,0mm sedangkan tingginya 105,0 –106,0mm. Kemasan juga harusdicek apakah ada yangsobek atau bocor. Kebocorankemasan juga

perlu diteliti agar uap air dan pengotor tidak masuk ke dalam blok mie atau bumbu. Uap

airyang kontaklangsungdenganblok mie ataubumbu dapatmeningkatkankadarair

blok mie dan bumbu sehingga akan memperpendek umur simpannya. Hal ini sesuai

dengan teori (Suradi,2005) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang

menyebabkan kerusakan dan penurunan mutu produk pangan yaitu kerusakan yang

disebabkan faktor Iingkungan seperti kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan

pangan, interaksi dengan oksigen, kehilangan dan penambahan cita rasa yang tidak

diinginkan, sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh sifat alamiah produk yang

dikemas, sepertiperubahan-perubahanfisikberupa pelunakan,pencoklatan,pemecahan emulsi. Analisa fisik ini dilakukan oleh Quality Control Pengemasan.

Analisa Kimia Bumbu dan Blok Mie

Analisakimiayang dilakukanadalah ujikadar airbumbudanblokmie, dimanakadar

air ini dapat menentukan umur simpan bumbu maupun blok mie. Setiap flavor memiliki standarkadarair yang berbeda.Makadariitu,umur simpanbeberapabrandada yang

berbeda. Antara lain Indomie memiliki umur simpan delapan bulan dan Pop Mie dengan

umursimpanenambulan. Umursimpaniniselainditentukanolehhasilakhirblok mi

dan kemasan serta ditentukan oleh bumbu dan bahan pelengkapnya. Analisa kimia

dilakukan oleh QC Analis di Laboratorium perusahaan.

Uji Kadar Air

Pengujian kadar air menggunakan metode pengeringan dengan oven

(thermogravimetri). Prinsip pengujiannya adalah mengeringkan sampel menggunakan ovendengansuhu 1030C-1070C hingga seluruhair menguapdan diperolehberattetap

dari sampel yang diujikan. Kadar air sampel merupakan selisih dari berat sampel

sebelum dikeringkan dengan berat sampel setelah dikeringkan yang kemudian

(21)

Bahan

Bahanyang digunakandalampengujiankadarair adalah blok midanbumbuIndomie

Goreng Ayam Bawang serta blok mie dan Bumbu Pop Mie Rasa Ayam Bawang Jumbo.

Alat

Alatyang digunakandalampengujiankadar air bumbuantaralainovenlistrik,neraca

analitik, desikator (berisi desikan aktif yang berwarna biru), cawan/botol timbang beserta tutupnya, serta penjepit.

Cara Kerja

Menurut (Untoro,Kusrahayu,&Setiani,2012) carakerjapengujiankadarairpertama- tamacawandantutupdikeringkandalamovenbersuhu 1030C-1070Cselama15menit,

lalu didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai ketelitian0,1 mg. Selanjutnya,sampelyangsudahdisiapkanditimbang sebanyak3-5gkedalamcawan. Setelahitu,cawanberisisampeldikeringkanmenggunakanovendengansuhu1030C - 1070C selama 3 jam. Setelah kering, cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator

(22)

Hasil Pengamatan

Analisa Kadar air Pop Mie dan Indomie Umur Simpan 1 Bulan

Hasil analisis kadar air pop mie dan indomie umur 1 bulan dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Analisa kadar air pop mie dan indomie bulan 1

Ulanga

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa kadar airbumbu dan blok mie dari indomie

berumur 1 bulan lebih rendah daripada pop mie berumur 8 bulan.

Analisa Kadar air Pop Mie dan Indomie Umur Simpan 8 Bulan

Hasil analisis kadar air pop mie dan indomie pada umur 8 bulan dapat dilihat pada tabel

2.

(23)

Uji Organoleptik

Hasil analisis uji organoleptik pada indomie dan pop mie berdasarkan umur simpannya dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Uji Organoleptik Indomie dan Pop Mie Umur

simpan

Produk Yang dianalisa Penampakan fisik

1 bulan Indomi e

Blok mie Renyah, tidak melempem, aroma mie

Bumbu Warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada gumpalan kecil

Pop mie Blok mie Renyah, tidak melempem, aroma mie

Bumbu Warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada gumpalan kecil

8 bulan Indomi e

Blok mie Renyah, sedikit melempem, aroma mie

Bumbu Mulai berubal, mulai lembab, Jika diremas/dipegang masih berbentuk granula Pop mie Blok mie Melempem, bau mulai menyimpang

Bumbu Terdapat gumplan basah, lembab, jika diremas atau dipegang tidak hancur, cacking

membatu/mengeras

Berdasarkan Tabel3, dapat kita lihat bahwa kemasandapatmempengaruhiumur simpandankeadaanfisikpada bumbudanblok mie PopMiesertaindomie. Rata- ratapada umur 1 bulan,blokmiepopmiedanindomiemasihbersifat renyah,tidak

melempem, aroma mie, sedangkan bumbu pop mie dan indomie juga terdapat hasil yang

sama yaitu memiliki warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada

gumpalankecil. Sedangkan padaumur 8bulansudahmengalamiperubahn fisikyang

sangat mencolok pada pop mie dibandingkan dengan indomie dari blok mie maupun

bumbunya, dimana pada indomie blok mie nya bersifat renyah, sedikit melempem,

aroma mie, sedangkan pada pop mie mulai melempem, bau mulai menyimpang.

(24)

masih berbentuk granula, sedangkan pada bumbu pop mie Terdapat gumplan basah,

(25)

BAB VII

PEMBAHASAN

Pengaruh kemasan dan kadar air terhadap umur simpan mie.

Pada tabel 1, dapat diketahui bahwa kadar air bumbu dan blok mie dari indomie

berumur 1 bulan lebih rendah daripada pop mie berumur 8 bulan.Sedangkan pada tabel

2, dapatdiketahui bahwa kadarair blok mie dan bumbuindomie berumur 8bulan lebih rendahdaripadapopmieberumur8bulan.MenurutSNI01-3551-2000,kadar Airmie

menggunakan proses penggorengan maksimal 10%,Sedangkan menggunakan proses pengeringanmaksimal14,5%.Kemudiandarikeduatabeltersebutdapatdilihatbahwa kadarair blok mie danbumbudaripopmie danindomieberumur8bulanlebihbesar

daripada yang berumur 1 bulan. Hal tersebut berarti semakin tinggi kadar air suatu

produk maka umur simpan produk tersebut menjadi lebih singkat. Hal ini diperkuat

dengan teori (Lee,Anema, & Klostermeyer,2004) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi penurunan mutu produk pangan adalah kadar air yang terkandung dalam

produk. Hasil penelitian ini sesuai dengan standar umur simpan yang ditetapkan

perusahaan, yaitu umur simpan Pop Mie lebih singkat daripada Indomie. Pop Mie

memiliki umur simpan selama enam bulan, sedangkan Indomie selama delapan bulan.

Jika dilihat dari pengaruh kemasannya, dapat disimpulkan bahwa pop mie dengan

kemasanPolystirenememiliki umur simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan

indomie dengankemasanPolipropylene dimana kadar air dari pop mie lebih tinggi dari

indomie baik di umur 1 bulan maupun 8 bulan. Hal tersebut diperkuat oleh teori,

dikatakanpada BPOMISSN 1829-9334tahun2008bahwaPolystirene bersifat kaku, transparan, rapuh, inert secara kimiawi, serta mempunyai struktur yang tersusun atas

butiran dengan kerapatan yang rendah, berbobot ringan, serta tidak mampu menghantar

panas sehingga merupakan insulator panas yang baik. Sedangkan, Menurut (Ricki

Gunawan,et al 2016) Polypropylene adalah jenis plastik yang memiliki sifat mekanis

yang baik dengan massa jenis yang rendah, ketahanan panas dan kelembaban, daya

tembus uapyang rendah serta memilikikestabilan dimensiyang baik. Kemasan dengan

permeabilitas tinggi dan waktu penyimpanan yang semakin lama menyebabkan

penyerapan air semakin besar sehingga kadar air meningkat. Hal ini sesuai denganteori

(26)

dipengaruhi oleh permeabilitas kemasan. Permeabilitas uap air kemasan merupakan

kemampuan uap air dalam menembus kemasan pada kondisi suhu dan RH tertentu,

sehingga uap dan permeabilitas berbanding lurus. Jika semakin kecil permeabilitas pada

kemasanmakadayatembusuapair jugaakan semakinkecil,ataupun sebaliknya.Sifat

kimiapolimer,strukturdasarpolimer,sifatkomponenpermanentmerupakansalahsatu

faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari permeabilitas.

Pengaruh kemasan dan kadar air terhadap sifat organoleptik mie.

Sifat Organoleptik adalah sifat dari bahan pangan yang dinilai dengan menggunakan

panca indra, merupakan penilaian yang bersifat subyektif. Penilaian cara ini banyak

disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat danlangsung (Soekarto, 1985). Pada ujiorganoleptikdilakukanpemeriksaanpadawarnapadabumbu,rasa,aroma,keadaan

fisikdan keadaansolid ingredientpada bumbu. Syarat mutubumbumenurut SNI01-

3709-1995tentang bumburempah-rempah ialah memiliki bau serta memiliki rasa yang

normal. Akan tetapi tetap diperhatikan juga parameter lain seperti warna, rasa,

fisik/teksturdanaroma.Padablokmiejugadilakukanpengujianorganoleptikmeliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Produk yang memenuhi standar akan dilakukan analisa

melempem, aroma mie, sedangkan bumbu pop mie dan indomie juga terdapat hasil yang

sama yaitu memiliki warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada

gumpalankecil. Sedangkan padaumur 8 bulansudahmengalamiperubahn fisikyang

sangat mencolok pada pop mie dibandingkan dengan indomie dari blok mie maupun

bumbunya, dimana pada indomie blok mie nya bersifat renyah, sedikit melempem,

aroma mie, sedangkan pada pop mie mulai melempem, bau mulai menyimpang.

Kemudianpadabumbuindomie, Mulai berubal,mulailembab,Jikadiremas/dipegang

masih berbentuk granula, sedangkan pada bumbu pop mie Terdapat gumplan basah,

(27)

Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau pengepakan suatu

produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada didalamnya bisa

terlindungi atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar

makanan atau bahan pangan yang belum diolah maupun yang telah mengalami

pengolahan dapat sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang baik (Suwaidah,

Achyadi,&Cahyadi,2014). Berdasarkanhasilpengamatantersebutdapatdisimpulkan bahwapopmiedengankemasanPolystirenememilikiumursimpanyanglebihpendek

dibandingkan dengan indomie dengan kemasanPolipropylene dimana berdasarkan sifat

organoleptikdapatdilihat bahwa popmie berumur8bulan telah mengalami perubahn

fisik yang signifikan pada pop mie dibandingkan dengan indomie dari blok mie

maupun bumbunya. Hal tersebut sesuai teori yang dijelaskan dalam sub bab

(28)

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pengawasan mutu pada kemasan dilakukan dengan Analisa fisik terhadap kemasan

indomie adalah analisaukuran, berat, ketebalan, pitch, lebar, warna, gambarkemasan,

tulisan, nomor SNI, dan nomor BPOM.

Pengawasan mutu pada kemasan dilakukan dengan Analisa fisik terhadap kemasan pop

mie yang dianalisa adalah diameteratas, diameterbawah, tebalbibiratas, tinggi,berat,

ukuran, warna, gambar kemasan, tulisan, nomor SNI, dan nomor BPOM.

Kadar air dapat mempengaruhi umur simpan mie, sehingga semakin tinggi kadar air

suatu produk maka umur simpan produk tersebut menjadi lebih singkat.

Semakin lama umur penyimpanan bumbu dan blok mie, maka akan mengalami

perubahan aroma, rasa, warna, tekstur fisik.dan penggumpalan (cacking).

Pop mie dengan kemasan Polystirene memiliki umur simpan yang lebih pendek

dibandingkan dengan indomie dengan kemasan berbahan Polipropylene.

Saran

Saya mengharapkan PT. IndofoodCBP Sukses MakmurTbk.DivisiNoodle Cabang Semarang

tetap menjaga kualitas produk dengan pengawasan mutu sesuai standar nasional maupun

(29)

DAFTAR PUSTAKA

AnwarR.W. (2012).StudiPengaruh SuhudanJenisBahanPangan TerhadapStabilitasMinyak. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1951

Asih Priyati, Sirajuddin Haji Abdullah, G. M. D. P. (2016). Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan

Biosistem, Vol.4, No. 1, Maret2016Pengaruh Kecepatan Putar Pengadukan Adonan

Terhadap Sifat Fisik Roti, 4(1), 217–221.

http://jrpb.unram.ac.id/index.php/jrpb/article/view/22

BPOM,2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta Institutions, and the Diffusion of Organizational Practices: The International Spread of

ISO 9000 Quality Certificates. Administrative Science Quarterly, 47(2), 207. https://doi.org/10.2307/3094804

Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta. http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/Kimia/article/view/1669

Lee, S. K., Anema, S., & Klostermeyer, H. (2004). The influence of moisture content on the rheological properties of processed cheese spreads. International Journal of Food Science and Technology, 39(7), 763–771. https://doi.org/10.1111/j.1365-2621.2004.00842.x

Nurminah, M. (2002). Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik Dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. USU Digital Library, 115. Retrieved from https://id.123dok.com/document/ky6j6moq-penelitian-sifat-berbagai-bahan-kemasan -plastik-dan-kertas-serta-pengaruhnya-terhadap-bahan.html

Matz, S.A. 1984. Snack Food Technology. The AVI Publishing. Co. Westport, Connecticut. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/food.19860300312

(30)

Raharja, S. (2008). Studi Empiris Mengenai Penerapan Metode Sampling Audit Dan Faktor- FaktorYang MempengaruhiPenggunaan MetodeSamplingAudit Oleh AuditorBpk, 15(1), 54–66. https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article/view/301

RickiGunawan,SyarfiDaud,E. yenie.(2016). Pengaruh SuhudanVariasi Rasio PlastikJenis

Polypropylene dan Plastik Polytyrene terhadap Yield dengan proses Pirolisis Ricki

Gunawan 1) , Syarfi Daud 2) , Elvi Yenie 3) 1), 1–6. https://www.neliti.com/publications/202240/pengaruh-suhu-dan-variasi-rasio-plastik-jenis -polypropylene-dan-plastik-polytyre

SNI 01-3551-2000. Mi Instan.Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.

SNI No: 01-3709-1995. Rempah-rempah Bubuk.

Soekarto, S.T., 1985, Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian, Bhratara Karya Yogyakarta. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/aaj/article/view/686

Suyanti.(2008). Membuat MieSehat Bergizidan Bebas Pengawet. Penebar Swadaya. Jakarta.

https://books.google.co.id/books?id=PBRrJ0QJ1-Suradi, K. (2005). Pengemasan BahanPangan HasilTernakDan Penentuan Waktu Kadaluarsa Oleh: Kusmajadi Suradi ABSTRAK. http://repository.unpad.ac.id/3791/

Suwaidah, I. S., Achyadi, N. S., &Cahyadi,W.(2014).Thestudyof leadleached fromwaste

paper packaging into fried foods. Panel Gizi Makan,37(2), 145–154.[In Bahasa Indonesia]. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/4018

Thomas Park. (1967). The University of Chicago Press. Journal of Political Economy, 75(2), 123–138. https://doi.org/10.1086/521238

XUntoro,N.S., Kusrahayu,&Setiani,B.E. (2012). Kadar Air,Kekenyalan,KadarLemakdan CitarasaBaksoDaging SapidenganPenambahanIkanBandengPresto(ChannosChannos

Forsk). Animal Agriculture, (1),1 567–583. Retrieved from http://ejournal -s1.undip.ac.id/index.php/aaj

(31)

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wulandari, A., Waluyo,S., & Waluyo,D. D. (2013). Prediksi UmurSimpan Kerupuk Kemplang

Gambar

Gambar 10. Diagram alir proses produksi mi instan pada PT. Indofood CBP Sukses
Tabel 1. Analisa kadar air pop mie dan indomie bulan 1
Tabel 3. Uji Organoleptik Indomie dan Pop Mie

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi yang berjudul “ PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN MENYIMPULKAN DAN PRESTASI

[r]

1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan

Analisis Kestabilan Transien di PT Indonesia Chemical Alumina ("PT ICA") dilakukan saat 2 generator baik turbin maupun engine yang aktif dengan memperhatikan

Berdasarkan hasil simulasi dari penelitian ini dengan menggunakan quadratic programming pada analisis dynamic economic dispatch dalam suatu sistem IEEE 30 bus dengan variasi

Hasil analisa deteksi eksentrisitas celah udara pada motor induksi melalui analisa frekuensi resolusi arus stator, dalam keadaan berbeban dan tidak berbeban, dengan

Proses penilihan dan penilaian kontraktor dengan menggunakan metode AHP ( Analytic Hierarchy Proses ) dan Fuzzy TOPSIS (Technique For Order Preference by Similarity

Perkembangan kinerja karyawan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Bina Usaha Utama Cabang Sokaraja Kabupaten Banyumas sebelum dan sesudah mengikuti program pendidikan