91.83%
Originality8.17%
Similarity368
SourcesDoc
v
s Internet
+
Library
Web sources:
Web sources:
24
1 sources found
1 sources found
64. http://download.portalgaruda.org/article.php?article=72768&val=4696 0.38% 65. http://docplayer.info/41337696-Kata-kunci-susu-pemanasan-total-bakteri-ph-dan-melanoidin.html 0.38% 66. http://docplayer.info/104904-Kadar-serat-sifat-organoleptik-dan-rendemen-nugget-ayam-yang-dis… 0.38% 67. https://achmadfathony-spi.blogspot.com/2012/02/pengamatan-kemasan-produk-perikanan-di.html 0.34%
114. http://panggilakukhofiyaa.blogspot.com/2013/03/aplikasi-perubahan-kimia-pangan_30.html 0.21%
115. http://misskalabur.blogspot.com/2014/08/evaluasi-mutu-minyak-goreng.html 0.21%
116. http://mitawulandari.blogspot.com/2015/02/jurnal-etika-bisnis.html 0.21%
117. http://ervantoto.blogspot.com/2014/09/evaluasi-mutu-pangan-berdasarkan-minyak.html 0.21%
118. http://ervantoto.blogspot.co.id/2014/09/evaluasi-mutu-pangan-berdasarkan-minyak.html 0.21% 119. http://docplayer.info/46920001-Pembuatan-minyak-kelapa-secara-enzimatis-menggunakan-rimp… 0.21%
120. http://unhasteknologipangan.blogspot.com 0.21%
121. http://panggilakukhofiyaa.blogspot.co.id/2013/03/aplikasi-perubahan-kimia-pangan_30.html 0.21%
208. http://repository.unpas.ac.id/28495/2/TUGAS%20AKHIR_Yusra%20Saskia%20Nabila_123020… 0.15%
E
x
cluded as citation or reference Web sources: 8
cluded as citation or reference Web sources: 8
4
sources found
sources found
1. http://niceseafine.blogspot.com/2011/08 0.51%
2. http://ugiuntukgiziindonesia.blogspot.com/search/label/pengemasan%20makanan 0.51% 3. http://ugiuntukgiziindonesia.blogspot.com/2012/04/contoh-makalah-ibm-moisture-food.html 0.51% 4. http://atikshofy.blogspot.com/2012/01/edible-packaging-kemasan-bio-degradable.html 0.51% 5. http://pengemasanhasilpertanian.blogspot.com/2014/09/pengertian-kemasan.html 0.51% 6. https://ehajulaeha027.wordpress.com/2014/10/14/pengemasan-produk 0.51% 7. https://buyungchem.wordpress.com/bahan-pengemas-kertas-untuk-makanan 0.51%
8. http://fahridaainani.blogspot.com/2015/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html 0.51%
9. http://benkagoenk.blogspot.com 0.51%
10. http://posluhdesdesacijambu.blogspot.com/2011/10/pengemasan-produk.html 0.51%
29. http://nursholehfapetunja.blogspot.com/2015/07/laporan-semester-tekhnologi-hasil-ternak.html 0.17%
Petrus Ari Cahyadi -REVISI KP-4 JULI.docx 1%
Petrus Ari Cahyadi - 3 JULI.docx 1%
KP-NATALIA NUNGKI-10 NOV.docx 0.85%
15.I1.0132-Aurelia Adelia Putri-10 NOV.docx 0.83%
15.I1.0132-Aurelia Adelia Putri-13 NOV.docx 0.83%
15.I1.0100-VANESSA ATHALIA-2 JULI.docx 0.19%
14.I1.0029 Tan Rosana Evelyn-30 JUNI.docx 0.19%
RAYNALDO-KP-30 JUNI.doc 0.19%
15.I1.0073. Ganes Tirza Yemima-22 JUNI.doc 0.19%
ERNA WIDIA-18 MEI.docx 0.19%
15.I2.0003_Monica Dewi Permatasari-14 MEI.docx 0.19%
15.I2.0012 - TJAN STEFANIE-KP-3 MEI.docx 0.19%
15.I2.0019 Yohana Sugiarto (LAPORAN KP)-2 APRIL.docx 0.19%
15.i2.0020_cecilia meilani_plagscan KP-23 MARET.docx 0.19%
DESY P 13.70.0181-22 MARET.docx 0.19%
PASCALIN FIESTARIKA 17.C2.0003.docx 0.19%
15.I1.0177-Sui Tania Misshella-2 JULI.docx 0.17%
DAVITA-25 MEI.docx 0.15%
MARGARETA IKA-KP-16 MEI.docx 0.15%
BAGUS KRISTIAN-22 MEI.docx 0.15%
15.I1.0015-Ian Ariel Handoyo-KP-21 MEI.docx 0.15%
KATARINA KARTIKA-KP-17 MEI.docx 0.15%
AARON-REVISI-6 APRIL.docx 0.15%
ATRINA-8 MEI.doc 0.15%
FOSTERING GOOD OCB AN EXAMINATION GENDER DIFFERENCES OF INDO.pdf 0.15%
Grasia Vita Damayanti-AUDIT-3 MEI.docx 0.15%
TIRZA MARSELLY VALENTIA 2 Mei.docx 0.15%
AARON-10 APRIL.docx 0.15%
AARON-REVISI-9 APRIL.docx 0.15%
A3.docx 0.15%
Natasha R 5 April.docx 0.15%
JEAN KARMEL-KP-31 MEI.docx 0.15%
Angelika Soegiharto-9 JUNI.docx 0.15%
B6.docx 0.15%
SKRIPSI BAB I-5 GRES REVIS.docx 0.15%
14.C1.0010 anastasia anita.doc 0.15%
GRESILIA-AUDIT-5 JUNI.docx 0.15%
Atrina Febri Yuniarso-5 JUNI.doc 0.15%
GRESILIA-AUDIT-REVISI-6 JUNI.docx 0.15%
Marcella 28 Juni.docx 0.15%
15.I1.0172-Amalia Ayu Izzati-2 JULI.docx 0.15%
G1_SPRAY DRYING.pdf 0.15%
Elita Livia 2 April.docx 0.15%
Agustin Putri Ariani 4 April.docx 0.15%
PRAWITASARI-8 DES.docx 0.15%
AARON-31 MARET.docx 0.15%
Amelia Devina Santoso-14 FEB.docx 0.15%
ANGELA-SKRIPSI (revisi ujian).docx 0.15%
14.G1.0082 Amelia Devina Santoso PROPOSAL-6 Nov.docx 0.15%
Yoseva Anjelina 13.60.0221 - 6 Nov.docx 0.15%
AMELIA DEVINA-8 NOV.docx 0.15%
14.G1.0082 - Amelia Devina Santoso-8 NOV.docx 0.15%
SKRIPSI NOVIA ANGGRAINI -DAPUS.docx 0.15%
NOVIA ANGGRAINI -13 NOV.docx 0.15%
13.60.0221 Yoseva Anjelina.docx 0.15%
14.G1.0082 Amelia Devina Santoso.docx 0.15%
NOVIA ANGGRAINI (1).docx 0.15%
Tesis - Yoke Indira - 14e30061 - 4 DES.docx 0.15%
Grasia Vita Damayanti - 14.G1.0103 - Akuntansi Audit-15 JAN.docx 0.15%
13.60.0221 Yoseva Anjelina-31 MARET.docx 0.15%
14.G1.0208 AGATA SEKAR-13 FEB.docx 0.15%
14.I1.0073-Edwin Widjaja-15 FEB.docx 0.15%
KINTHAN-22 MARET.docx 0.15%
KINTHAN-REVISI 23 MARET.docx 0.15%
13.70.0117_Kristina Galuh Sista S-23 MARET REVISI.docx 0.15%
13.70.0174_YOSEFINE YOVITA-23 MARET.docx 0.15%
KINTHAN-23 MARET.docx 0.15%
KINTHAN-22 MARET FIX.docx 0.15%
13.40.0013 Gafika I.docx 0.15%
13.70.0117_Kristina Galuh Sista S-22 MARET (1).docx 0.15%
13.70.0174_YOSEFINE YOVITA-22 MARET.docx 0.15%
13.70.0117_Kristina Galuh Sista S-22 MARET.docx 0.15%
15.C2.0051-NI LUH DINA PARIANI HUKES-15 MARET.docx 0.15%
11.92.0079 MARIA PITASARI H-14 MARET.docx 0.15%
11.92.0079 MARIA PITASARI HARTATI-10 MARET.docx 0.15%
13.61.0012 Atrina Febri Yuniarso (atrinafebri@gmail.com)09.0.docx 0.15%
13.60.0221 Yoseva Anjelina-6 MARET.docx 0.15%
B2_SPRAY DRYING - Copy.pdf 0.13%
JOSHUA BINTORO-9 JUNI.docx 0.06%
YANDIKA-15 JUNI.docx 0.06%
Joshua Biantoro_15.I1.0134.docx 0.06%
Joshua Biantoro_15.I1.0134 (1).docx 0.06%
Library omitted sources:
Library omitted sources:
9
sources found
sources found
AURELIUS-2 JULI.docx 84.4%
AURELIUS-3 JULI.docx 84.4%
PUTRI BELLA-KP-8 NOV.docx 29.78%
Putri Bella-15NOV.docx 29.78%
CARLOS DARMA DWIKITA-KP-3 JULI.docx 7.5%
15.I1.0151 - CARLOS DARMA DWIKITA REVISI-3 JULI.docx 2.09%
KP-Eileen 6 Nov.docx 1.43%
EILEEN KP-8 NOV.docx 1.43%
Petrus Ari Cahyadi - 15.I1.0069-22 JUNI.docx 1%
E
E
x
cluded as citation or reference Library sources:
cluded as citation or reference Library sources:
2
sources found
sources found
G2_TPP FINAAA Freezing and Thawing.docx 0.17%
Proses Produksi
Pengayakan Tepung
Pada tahap ini, bahan tepung dimasukkan ke dalam screw dengan menggunakan
perbandingansesuai denganprodukmiyangakandiproduksi. Selanjutnyatepung yang
masukkedalamscrew, akan mengalami pengayakan kemudian masuk ke dalam mesin
mixer melalui pipa hisap. Menurut (ThomasPark, 1967) pengayakan bertujuan untuk
mempersiapkan produk umpan (feed) yang ukurannya sesuai untuk beberapa proses
berikutnya dan mencegah oversizeke dalam proses pengolahan berikutnya. Dalam proses pengayakan, ukuran mesh yang digunakan adalah 20mesh.
Pencampuran
Pada prosesini,tepung yangsudahdiayak akandicampurdenganlarutanalkali. Kedua
bahan itu akan di campur didalam tanki pencampuran, kemudian adonan dicampur
hingga adonan yang didapatkan homogen. Menurut (Asih Priyatiet al,2016) proses
pengadukan berfungsi untuk membentuk jaringan gluten yang terdapat dalam terigu.
Ketika air ditambahkan, terigu akan mengalami proses pengadukan sehingga jaringan
glutenakanmulaiterbentuk. Alatpencampuriniterdiridaritempatuntukmenampung
bahan dan as stainless steel.As stainless steel yang bercabang tegak lurus berfungsi
untukmencampurkanbahanbakuyang berputar akibat adanyapulipenggerak. Proses
ini akan memakan waktu selama 8 menit untuk mi kecil dan 10-15menit untuk mi besar. Setelah adonan sudah homogen, maka adonan akan diarahkan menuju feeder.
Pembentukan Lembaran Adonan (Pressing) serat gluten dan membuat lembaran adonan. Selanjutnya, lembaran tersebut menuju
ketebalan lembaran adonan, jumlah untaian serta ada tidaknya cemarang benda asing
yang terdapat pada lembaran adonan.
Slitting & Waving
Proses ini merupakan pembuatan lembaran adonan menjadi untaian mi bergelombang
dengan menggunakan mesinslitter. Slittermemiliki standar ketebalannya sendiri- sendiri berdasarkan jenis mie yang mau diproduksi.
Pengukusan
Setelahmelewatimesinslitter, untaian mi akan masuk ke dalam steam boxyang dialiri menggunakan uap panas bersuhu ± 100oC. Pemanasan ini menyebabkan gelatinisasi pati dan koagulasi gluten. Penyerapan minyak akan berkurang ketika gelatinisasi. Kemudian
gelatinisasi dapat membuat mie menjadi lembut, serta mengubah daya rehidrasi dari mie
itu sendiri. Menurut Suyanti (2008), tahapan pengukusan dilakukan pada pembuatan mie kering maupun mie instant. Potongan mie dikukus agar kandungan airnya turun.
Pemanasan tersebut menyebabkan gelatinisasi dan koagulasi gluten sehingga mie
menjadi keras dan kuat, kenyal serta tidak menyerap minyak terlalu banyak saat
digoreng.
Pemotongan dan Pelipatan
Setelahprosessteaming selesai,kemudiandilanjutkandenagnpemotonganuntaianmi
denganmenggunakan cutter. Untaian mie dilipat menggunakan folder. Setelah itu akan
ditampung dalam wadah kotak kecil yang digunakan untuk mencetak mie.
Penggorengan
Sebelum dimasukan dalamfryer, dilakukan penirisan terhadap blok-blok mi agar mengurangi kandungan ari yang terkandung akibat proses pengukusan. Proses
penggorengan dilakukan dengan melewatkan blok mi di dalam mangkuk-mangkuk kecil
penggorengan bertujuan untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari
bahandenganmenggunakan panas. Biasanya, kandunganair bahantersebutdikurangi
sampai batas sehingga mikroorganisme tidakdapattumbuh lagi di dalamnya (Winarno,
2002). Kadar air diturunkan dari 32-35%menjadi3%, dimana kadar air3%ini bertujuanagarmibisabertahanhingga7-8bulan.Minyakyangdigunakanjugasudah dipanaskan menggunakansteam boiler. Setelah prosespenggorengan selesai,dilakukan
penirisan.
Pendinginan
Setelah dilakukan penirisan, kotak-kotak mi dilewatkan pada proses pendinginan di dalamlorong-lorong dengan fan. Prosespendinginanbertujuan untukmelepaskansisa
uap panas dari produk dan membuat tekstur mie menjadi keras. Pada proses
pendinginan, suhu pada mi turun menjadi 30o-35oC.
Pengemasan
Sebelum dilakukanpengemasan,diletakkanbumbu atausausdanjuga minyakumbudi
atas blok mi sesuai dengan flavor yang diproduksi. Pengemasan menggunakan etiket
yang kemudian diletakkan dalam karton-karton. Menurut (Nurminah, 2002) pengemasandapat diartikansebagai perlindunganterhadap produkdari segalamacam
kerusakandenganmenggunakan suatuwadahtertentu,sehinggadapat melindungiatau
mengawetkan produk agar sampai ke tangan konsumen dalam keadaan baik.
BABV
PENGAWASAN MUTU
Pengawasan dan Pengendalian Mutu
Pengawasan dan pengendalian mutu pangan sangat diperlukan agar dapat menghasilkan
produk makanan dengan kualitas yang baik. Sistem pangan merupakan sesuatu yang
berhubungan mengenai pengawasan terhadap kegiatan maupun proses produksi serta
peredaran pangan sampai dikonsumsi oleh konsumen. Mutu pangan merupakan
penilaian terhadap keamanan pangan, komposisi gizi, serta standar dalam perdagangan makanan dan minuman.
Perusahaan diwajibkan menerapkan sistem mutu dalam semua rantai produk dimulai
dari pembelian, desain, procurement, dan produksi sampai distribusi dan penjualan.
Standar khusus dalam sistem mutu, diantaranya ISO9000yang merupakan standar manajemen mutu dan jaminan mutu. Seri ISO9000direvisi setiapenam tahun sekali
dan pada tahun2000dilakukan revisi ISO9000(Guler, Guillén, Macpherson, &
Guillen,2002). Menurut Badan Standar Nasional (2000) dalam revisi ISO tersebut terdapat empat standar utama , yaitu :
ISO 9000 : Sistem manajemen mutu-konsep dan peristilahan ISO 9001 : Sistem manajemen mutu-persyaratan
ISO 9004 : Sistem manajemen mutu-panduan ISO 10011 : Panduan pengauditan sistem mutu
Standar Pengawasan Mutu
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. DivisiNoodle Cabang Semarang memiliki standar pengawasanmutu.Standarisasidilakukansecaramenyeluruh,mulaidaribahan
baku, proses produksi, mesin dan peralatan, tenaga kerja, produk jadi, hingga produk
yang disimpan sampai batas umur simpan maksimum. Prawirosentono (2004) menambahkanbahwamutu dari produkakhirakan dipengaruhiolehmutubahanbaku
mulaidari penerimaanbahanbaku, penyimpananbahanbaku, dansebelumbahanbaku
digunakan untuk proses produksi. Mi instan yang diproduksi oleh PT. Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang telah memenuhi standar dan
sertifikasi oleh SGS melalui sertifikasi ISO (International Organization for Standardization).
Perusahaan sudah mempunyai sertifikat ISO22000, dimana ISO22000berkaitan dengan keamanan produk pangan dan sertifikat halal yang berlaku pada produk. ISO
22000merupakan standar sistem keamanan pangan global mulai dari mengawasi peralatan yangdigunakan serta seluruhrantaipasokan bahanpangan, mulaidaripetani,
produsen, pengolah, pengepak, transportasi, dan penjual.
Perusahaanmempunyai sertifikasidari badanakreditasiSGS International ofIndonesia
yaitu ISO 9001:2000 berkaitan dengan penerapan manajemen terhadap standar mutu
produk sehingga dapat menghasilkan produk yang bermutu baik dan sesuai dengan
standar yang telah berlaku. ISO9001:2000menjamin bahwa suatu perusahaan akan
memberikan produk sesuai dengan syarat yang ditentukan melalui permintaan dari
konsumen. Selain itu perusahaan bertanggung jawab mengenai kualitas produk yang
dihasilkan. Hal ini sesuai dengan slogan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu“The Symbol of Quality Food”,maka perusahaan akan selalumenghasilkan produk-produk bermututinggidenganmenggunakanbahanbaku yangberkualitas sehingga memenuhi
standar mutu yang telah ditetapkan. Perusahaan melakukan pengawasan mutu
berdasarkan pada SOP (Standarts Operational Procedure) yang berlaku dengan
kebijakan perusahan serta mengikuti standar dari SNI 01-3551-2000 dan CODEX.
Pengawas Mutu
Pengawasan mutu yang dilakukan dibagi menjadi tiga bagian, antara lain: Incoming
QualityControl(PengawasanMutuBahanBaku),ProsesQualityControl(Pengawasan
Akhir). Pengawasanmutu dipimpin olehseorang BPDQC Manager,dan dilakukanoleh
Departemen PDQC dengan bantuan PDQC Supervisor dalam melaksanakan pengawasan
mutu.BPDQC bertanggungjawab mengendalikansemua kegiatan DepartemenPDQC
dalam aspek proses pengendalian mutu guna menjamin kelangsungan aktivitas perusahaan, bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan kalibrasi di laboratorium
serta GNP dan HACCP di proses prduksi, mengendalikan semua kegiatanquality control mulai dari awal hingga hasil pengawasan mutu, mengatur dan merencanakan
pekerjaan, tenaga kerja, dan fasilitas kerja dalam batas standar baku yang selaras dengan
rencana manajemen, serta mengevaluasi kerja staf Departemen PDQC.
Incoming Quality Control (IQC)
Merupakan pengawasan mutu yang dilakukan terhadap bahan baku yang kemudian akan
digunakan dalam proses produksi sehingga produk yang dihasilkan tidak mengalami
penurunan mutu. Pengawasan mutu pada bahan baku dilakukan pada tepung terigu,
seasoning, minyak, dan pengemasan.
Quality Control Tepung Terigu dan Tepung Tapioka
Dalampengecekanini,zaktidak bolehbocor,labelzakharusterteradandapatdibaca dengan jelas, zakharus dalamkeadaan tersegelrapi, serta berat tepung terigu25 kg per
zakdanberattepungtapioka50kgperzak.Sedangkananalisaorganoleptikdilakukan
dengan cara melihat bentuk, warna, dan bau tepung, serta mengayak sampel tepung.
pengotor. Menurut SNI3751-2009bentuk tepung terigu yaitu serbuk dengan bau normal
(bebasdaribau asing),warna putihkhasterigu.Tepung yangdiayak harus bebasdari
kotoran, kepompong, danserangga. Kemudiananalisa kimiadilakukan denganmenguji
Untuk bahan baku minyak goreng, perusahaan menggunakan Minyak Kelapa Sawit
“Bimoli”. Dalam pengawasan mutu, minyak goreng yang baru datang dari supplier
diambil sampelnya dan dianalisa secara kimia dengan cara pengujian asam lemak
bebas/free fatty acid (FFA). Kadar FFA maksimal yang diizinkan berdasarkan SNI
7709-2012 tentang minyak kelapa sawit yaitu 0,3%.
Quality Control Seasoning
Pada bagian QCSeasoningdilakukanpengawasan mutu bumbu, minyak bumbu, kecap,
sambal, solid ingredient, dan chilli powder yang baru datang dari PT.Indofood CBP
FoodIngredientDivision (ICBP FID) Semarang. Pengawasan ini meliputi analisa fisik
dan kimia. Analisa fisik yang dilakukan yaitu penimbangan bumbu per sachet,
pengukuran panjang sambungan untuk bumbu tanpa potong, dan pengecekan kebocoran
kemasanbumbu. Setiapflavorbumbumemilikistandaryangberbeda berkaitandengan
berat bumbu dan panjang sambungan kemasan. Analisa kimia dengan cara menguji
kadar air bumbu. Menurut standar yang telah ditetapkan, kadar air bumbu mi reguler
maksimal 2,5%, sedangkan untuk bumbu mix sayuran kering maksimal 8%.
Quality Control Pengemas
Pengawasan mutu kemasan dilakukan oleh QC Pengemas. Untuk etiket, analisa yang
diukur menggunakan penggaris, sedangkan ketebalan etiket diukur menggunakan alat
bernama thickness gauge. Selanjutnya, analisa karton dengan cara menukur panjang,
lebar, dan tinggi karton, serta daya tumpuk karton. Kemudian analisa cup Pop Mie
meliputi pengukuran tinggi, diameter atas, diameter bawah, tebal bibir atas secara
vertikal,tebalcup, sertaberatcup. Pengukurantinggidandiametercup menggunakan
penggaris. Pengukuran pada tebal cup serta tebal bibir atas cup secaravertikal menggunakan jangka sorong.Pengukuran beratcup menggunakan timbangananalitik.
Selain itu, garpu Pop Mie dianalisa berdasarkan berat, panjang, dan kelendutan garpu.
Process Quality Controll (PQC)
SetelahIncomingQuality Control, pengawasan mutu terus dilakukan sepanjang proses
dengan mengamati warna, aroma, dan tekstur. Warna dan aroma dipastikan normal,
serta tekstur renyah. Pada minyak bumbu diihat warna, bau, dan rasanya. Warna
dipastikan jernih, serta bau dan rasa normal. Bumbu dianalisa berdasarkan warna,
aroma, tekstur, dan rasa. Warna bumbu dipastikan cerah dan normal, tekstur hablur
(tidak cacking) dan rasa normal. Untuk chilli powder analisa dilakukan dengan
mengamatiwarna,rasa,aroma,dantekstur. Warna,rasa,danaromadipastikannormal,
serta teksturhablur. Pada kecap dan minyak kecap analisa dilakukan berdasarkan warna
dan kekentalan. Warna dipastikan normal dan tidak terlalu kental (dapat mengalir).
Selanjutnya,analisabawanggorengdansolidingredientdilakukandenganmengamati
tekstur,kerenyahan,rasa, aroma,dan warna.Aroma,rasa, danwarna dipastikannormal
dan tekstur renyah. Selain itu, analisa terhadap air minum dan total dissolve solid (TDS)
laboratorium. AnalisaTDS bertujuanuntukmenentukan tahappegolahan limbahyang
harus dilakukan.
Outgoing Quality Controll (OQC)
Setelah melaluiIQC dan PQC, tahapakhir pengawasan mutu yaituOutgoing Quality
Control (OQC). Pada tahap ini, analisa dilakukan terhadap produk jadi yang siap untuk
didistribusikan.Pengawasanmutuyang dilakukan meliputipengecekan kode produksi
dan expired date, kebocoran kemasan, kelayakan karton, serta berat mi per bungkus.
Kode produksi dan expired date harus tertera dan terbaca dengan jelas. Kemasan mi dipastikantertutuprapat(tidakadakebocoran).Kartonyangdigunakanharuskuatdan
tersegel rapat. Berat mi per bungkus harus sesuai dengan berat yang tertera pada
kemasan. Beratmidiukur menggunakan timbangananalitik.Selainitu, OQCjugaturut
memastikan penataan gudang dan pendistribusian produk dengan sistem first in first out
(FIFO). Artinya, barang yang didistribusikan lebih awal akan diproduksi terlebih
BAB VI
TUGAS KHUSUS : PENGARUH PERBEDAAN JENIS KEMASAN TERHADAP
KADAR AIR, SIFAT ORGANOLEPTIK, DAN UMUR SIMPAN PADA PRODUK
POP MIE DAN INDOMIE
Latar Belakang
Mi instan yang diproduksi disertai dengan bahan pelengkap berupa bumbu, minyak
bumbu,chilipowder,dansolidingredient dalamsuatukemasan. Salahsatu produkmi
instan dari perusahaan ini adalah pop mie dan indomie. Kedua produk tersebut
diproduksi dalam kemasan yang berbeda. Indomie dikemas dalam kemasan plastik
berbahanPolypropylene sedangkan kemasan Pop Mie berbahan Polystirene. Bahan
kemasandalampembuatanproduk PopMiediproduksi sendiri oleh PT. IndofoodCBP
Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang. Kemudian Bahan kemasan dalampembuatanproduk Indomie diproduksiolehPT.SupernovaFlexible Packaging yang bekerjasama dengan perusahaan.
Kemasan yang baru datang dari supplier akan dianalisis kualitasnya dalam incoming
qualitycontrol.Halinidilakukansupayakemasanyangakandigunakanmemiikimutu yangbaikdansesuaistandaryangditetapkan. Analisayangdilakukanmeliputianalisa
fisik. Analisa fisik pada kemasan etiket indomie yang dilakukan seperti analisa ukuran,
berat,ketebalan,pitch,lebar,warna,gambarkemasan,tulisan, nomorSNI,dannomor
BPOM. Sedangkan pada kemasan Pop mie yang dianalisa berupa diameter atas,
diameter bawah,tebal bibiratas,tinggi, berat,ukuran, warna,gambar kemasan,tulisan,
nomor SNI, dan nomor BPOM. Kemudian Produk jadi Indomie juga akan dianalisis
kualitasnya dalam Process Quality Control (PQC). Pada PQC, analisa dilakukan
terhadap adonan mi dan blokmi, meliputikadar air selain itu, analisaorganoleptikjuga
dilakukan oleh QCShelf Life. Untuk blok mi, analisa dilakukan dengan mengamati
warna, aroma, dan tekstur. Warna dan aroma dipastikan normal, serta tekstur renyah.
danrasanormal.Bumbudianalisaberdasarkanwarna, aroma,tekstur,danrasa.Warna
umur simpan mi dan produk secara keseuruhan. Analisa yang dilakukan meliputi analisa
kimia dan fisik. Anlisa kimia yang dilakukan adalah pengujian kadar air. Menurut
(Raharja,2008) dalam melakukan analisa pada suatu populasi yang banyak perlu dilakukansampling. Apabilapadasampelyangdiujiterdapatbumbuyangtidak sesuai
denganstandar pada ketentuan A/R(accept/reject)tertentumaka akandikembalikan ke Supplier.
Tujuan
MengetahuipengaruhperbedaankemasanpadaprodukIndomiedanPopMieterhadap
kadar air,sifat organoleptik danumur simpanmi di PT. IndofoodCBP SuksesMakmur
Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang.
Metode
Analisa Fisik Kemasan
Sebelum dilakukan analisa fisik, pada incoming bumbu perlu dicek kode batch, dan
tanggaldatang. Analisafisikyangdilakukanuntukmengawasi kualitasdaripacakging
itu sendiri antara lain pada kemasan e-tiket indomie yang dilakukan seperti analisa ukuran,berat,ketebalan,pitch,lebar,warna,gambarkemasan,tulisan,nomorSNI,dan
nomor BPOM.. Untuk berat roll e tiket dinyatakan dalam kilogram dengan berat antara
13,25-14.26 kg. Untuk ketebalannya dinyatakan dalam milimeter (mm) dengan toleransi
±2mm. Ketebalan e-tiket adalah25mm. Pitch nya dinyatakan dlm milimeter (mm) yaitu ukurannya adalah 170±2 mm dan lebare-tiketnya adalah 280±2 mm. Sedangkan pada kemasan Pop mie yang dianalisa berupa diameter atas, diameter bawah, tebal bibir
atas, tinggi, berat, ukuran, warna, gambar kemasan, tulisan, nomor SNI, dan nomor
mm;tebal bibir atas yaitu3,0-4,0mm sedangkan tingginya 105,0 –106,0mm. Kemasan juga harusdicek apakah ada yangsobek atau bocor. Kebocorankemasan juga
perlu diteliti agar uap air dan pengotor tidak masuk ke dalam blok mie atau bumbu. Uap
airyang kontaklangsungdenganblok mie ataubumbu dapatmeningkatkankadarair
blok mie dan bumbu sehingga akan memperpendek umur simpannya. Hal ini sesuai
dengan teori (Suradi,2005) yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang
menyebabkan kerusakan dan penurunan mutu produk pangan yaitu kerusakan yang
disebabkan faktor Iingkungan seperti kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan
pangan, interaksi dengan oksigen, kehilangan dan penambahan cita rasa yang tidak
diinginkan, sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh sifat alamiah produk yang
dikemas, sepertiperubahan-perubahanfisikberupa pelunakan,pencoklatan,pemecahan emulsi. Analisa fisik ini dilakukan oleh Quality Control Pengemasan.
Analisa Kimia Bumbu dan Blok Mie
Analisakimiayang dilakukanadalah ujikadar airbumbudanblokmie, dimanakadar
air ini dapat menentukan umur simpan bumbu maupun blok mie. Setiap flavor memiliki standarkadarair yang berbeda.Makadariitu,umur simpanbeberapabrandada yang
berbeda. Antara lain Indomie memiliki umur simpan delapan bulan dan Pop Mie dengan
umursimpanenambulan. Umursimpaniniselainditentukanolehhasilakhirblok mi
dan kemasan serta ditentukan oleh bumbu dan bahan pelengkapnya. Analisa kimia
dilakukan oleh QC Analis di Laboratorium perusahaan.
• Uji Kadar Air
Pengujian kadar air menggunakan metode pengeringan dengan oven
(thermogravimetri). Prinsip pengujiannya adalah mengeringkan sampel menggunakan ovendengansuhu 1030C-1070C hingga seluruhair menguapdan diperolehberattetap
dari sampel yang diujikan. Kadar air sampel merupakan selisih dari berat sampel
sebelum dikeringkan dengan berat sampel setelah dikeringkan yang kemudian
• Bahan
Bahanyang digunakandalampengujiankadarair adalah blok midanbumbuIndomie
Goreng Ayam Bawang serta blok mie dan Bumbu Pop Mie Rasa Ayam Bawang Jumbo.
• Alat
Alatyang digunakandalampengujiankadar air bumbuantaralainovenlistrik,neraca
analitik, desikator (berisi desikan aktif yang berwarna biru), cawan/botol timbang beserta tutupnya, serta penjepit.
• Cara Kerja
Menurut (Untoro,Kusrahayu,&Setiani,2012) carakerjapengujiankadarairpertama- tamacawandantutupdikeringkandalamovenbersuhu 1030C-1070Cselama15menit,
lalu didinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang sampai ketelitian0,1 mg. Selanjutnya,sampelyangsudahdisiapkanditimbang sebanyak3-5gkedalamcawan. Setelahitu,cawanberisisampeldikeringkanmenggunakanovendengansuhu1030C - 1070C selama 3 jam. Setelah kering, cawan berisi sampel didinginkan dalam desikator
Hasil Pengamatan
Analisa Kadar air Pop Mie dan Indomie Umur Simpan 1 Bulan
Hasil analisis kadar air pop mie dan indomie umur 1 bulan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Analisa kadar air pop mie dan indomie bulan 1
Ulanga
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa kadar airbumbu dan blok mie dari indomie
berumur 1 bulan lebih rendah daripada pop mie berumur 8 bulan.
Analisa Kadar air Pop Mie dan Indomie Umur Simpan 8 Bulan
Hasil analisis kadar air pop mie dan indomie pada umur 8 bulan dapat dilihat pada tabel
2.
Uji Organoleptik
Hasil analisis uji organoleptik pada indomie dan pop mie berdasarkan umur simpannya dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Uji Organoleptik Indomie dan Pop Mie Umur
simpan
Produk Yang dianalisa Penampakan fisik
1 bulan Indomi e
Blok mie Renyah, tidak melempem, aroma mie
Bumbu Warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada gumpalan kecil
Pop mie Blok mie Renyah, tidak melempem, aroma mie
Bumbu Warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada gumpalan kecil
8 bulan Indomi e
Blok mie Renyah, sedikit melempem, aroma mie
Bumbu Mulai berubal, mulai lembab, Jika diremas/dipegang masih berbentuk granula Pop mie Blok mie Melempem, bau mulai menyimpang
Bumbu Terdapat gumplan basah, lembab, jika diremas atau dipegang tidak hancur, cacking
membatu/mengeras
Berdasarkan Tabel3, dapat kita lihat bahwa kemasandapatmempengaruhiumur simpandankeadaanfisikpada bumbudanblok mie PopMiesertaindomie. Rata- ratapada umur 1 bulan,blokmiepopmiedanindomiemasihbersifat renyah,tidak
melempem, aroma mie, sedangkan bumbu pop mie dan indomie juga terdapat hasil yang
sama yaitu memiliki warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada
gumpalankecil. Sedangkan padaumur 8bulansudahmengalamiperubahn fisikyang
sangat mencolok pada pop mie dibandingkan dengan indomie dari blok mie maupun
bumbunya, dimana pada indomie blok mie nya bersifat renyah, sedikit melempem,
aroma mie, sedangkan pada pop mie mulai melempem, bau mulai menyimpang.
masih berbentuk granula, sedangkan pada bumbu pop mie Terdapat gumplan basah,
BAB VII
PEMBAHASAN
Pengaruh kemasan dan kadar air terhadap umur simpan mie.
Pada tabel 1, dapat diketahui bahwa kadar air bumbu dan blok mie dari indomie
berumur 1 bulan lebih rendah daripada pop mie berumur 8 bulan.Sedangkan pada tabel
2, dapatdiketahui bahwa kadarair blok mie dan bumbuindomie berumur 8bulan lebih rendahdaripadapopmieberumur8bulan.MenurutSNI01-3551-2000,kadar Airmie
menggunakan proses penggorengan maksimal 10%,Sedangkan menggunakan proses pengeringanmaksimal14,5%.Kemudiandarikeduatabeltersebutdapatdilihatbahwa kadarair blok mie danbumbudaripopmie danindomieberumur8bulanlebihbesar
daripada yang berumur 1 bulan. Hal tersebut berarti semakin tinggi kadar air suatu
produk maka umur simpan produk tersebut menjadi lebih singkat. Hal ini diperkuat
dengan teori (Lee,Anema, & Klostermeyer,2004) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi penurunan mutu produk pangan adalah kadar air yang terkandung dalam
produk. Hasil penelitian ini sesuai dengan standar umur simpan yang ditetapkan
perusahaan, yaitu umur simpan Pop Mie lebih singkat daripada Indomie. Pop Mie
memiliki umur simpan selama enam bulan, sedangkan Indomie selama delapan bulan.
Jika dilihat dari pengaruh kemasannya, dapat disimpulkan bahwa pop mie dengan
kemasanPolystirenememiliki umur simpan yang lebih pendek dibandingkan dengan
indomie dengankemasanPolipropylene dimana kadar air dari pop mie lebih tinggi dari
indomie baik di umur 1 bulan maupun 8 bulan. Hal tersebut diperkuat oleh teori,
dikatakanpada BPOMISSN 1829-9334tahun2008bahwaPolystirene bersifat kaku, transparan, rapuh, inert secara kimiawi, serta mempunyai struktur yang tersusun atas
butiran dengan kerapatan yang rendah, berbobot ringan, serta tidak mampu menghantar
panas sehingga merupakan insulator panas yang baik. Sedangkan, Menurut (Ricki
Gunawan,et al 2016) Polypropylene adalah jenis plastik yang memiliki sifat mekanis
yang baik dengan massa jenis yang rendah, ketahanan panas dan kelembaban, daya
tembus uapyang rendah serta memilikikestabilan dimensiyang baik. Kemasan dengan
permeabilitas tinggi dan waktu penyimpanan yang semakin lama menyebabkan
penyerapan air semakin besar sehingga kadar air meningkat. Hal ini sesuai denganteori
dipengaruhi oleh permeabilitas kemasan. Permeabilitas uap air kemasan merupakan
kemampuan uap air dalam menembus kemasan pada kondisi suhu dan RH tertentu,
sehingga uap dan permeabilitas berbanding lurus. Jika semakin kecil permeabilitas pada
kemasanmakadayatembusuapair jugaakan semakinkecil,ataupun sebaliknya.Sifat
kimiapolimer,strukturdasarpolimer,sifatkomponenpermanentmerupakansalahsatu
faktor yang dapat mempengaruhi nilai dari permeabilitas.
Pengaruh kemasan dan kadar air terhadap sifat organoleptik mie.
Sifat Organoleptik adalah sifat dari bahan pangan yang dinilai dengan menggunakan
panca indra, merupakan penilaian yang bersifat subyektif. Penilaian cara ini banyak
disenangi karena dapat dilaksanakan dengan cepat danlangsung (Soekarto, 1985). Pada ujiorganoleptikdilakukanpemeriksaanpadawarnapadabumbu,rasa,aroma,keadaan
fisikdan keadaansolid ingredientpada bumbu. Syarat mutubumbumenurut SNI01-
3709-1995tentang bumburempah-rempah ialah memiliki bau serta memiliki rasa yang
normal. Akan tetapi tetap diperhatikan juga parameter lain seperti warna, rasa,
fisik/teksturdanaroma.Padablokmiejugadilakukanpengujianorganoleptikmeliputi warna, aroma, rasa, dan tekstur. Produk yang memenuhi standar akan dilakukan analisa
melempem, aroma mie, sedangkan bumbu pop mie dan indomie juga terdapat hasil yang
sama yaitu memiliki warna normal, aroma normal, hablur sempurna dan tidak ada
gumpalankecil. Sedangkan padaumur 8 bulansudahmengalamiperubahn fisikyang
sangat mencolok pada pop mie dibandingkan dengan indomie dari blok mie maupun
bumbunya, dimana pada indomie blok mie nya bersifat renyah, sedikit melempem,
aroma mie, sedangkan pada pop mie mulai melempem, bau mulai menyimpang.
Kemudianpadabumbuindomie, Mulai berubal,mulailembab,Jikadiremas/dipegang
masih berbentuk granula, sedangkan pada bumbu pop mie Terdapat gumplan basah,
Pengemasan adalah suatu proses pembungkusan, pewadahan atau pengepakan suatu
produk dengan menggunakan bahan tertentu sehingga produk yang ada didalamnya bisa
terlindungi atau perlakuan pengamanan terhadap makanan atau bahan pangan, agar
makanan atau bahan pangan yang belum diolah maupun yang telah mengalami
pengolahan dapat sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang baik (Suwaidah,
Achyadi,&Cahyadi,2014). Berdasarkanhasilpengamatantersebutdapatdisimpulkan bahwapopmiedengankemasanPolystirenememilikiumursimpanyanglebihpendek
dibandingkan dengan indomie dengan kemasanPolipropylene dimana berdasarkan sifat
organoleptikdapatdilihat bahwa popmie berumur8bulan telah mengalami perubahn
fisik yang signifikan pada pop mie dibandingkan dengan indomie dari blok mie
maupun bumbunya. Hal tersebut sesuai teori yang dijelaskan dalam sub bab
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pengawasan mutu pada kemasan dilakukan dengan Analisa fisik terhadap kemasan
indomie adalah analisaukuran, berat, ketebalan, pitch, lebar, warna, gambarkemasan,
tulisan, nomor SNI, dan nomor BPOM.
Pengawasan mutu pada kemasan dilakukan dengan Analisa fisik terhadap kemasan pop
mie yang dianalisa adalah diameteratas, diameterbawah, tebalbibiratas, tinggi,berat,
ukuran, warna, gambar kemasan, tulisan, nomor SNI, dan nomor BPOM.
Kadar air dapat mempengaruhi umur simpan mie, sehingga semakin tinggi kadar air
suatu produk maka umur simpan produk tersebut menjadi lebih singkat.
Semakin lama umur penyimpanan bumbu dan blok mie, maka akan mengalami
perubahan aroma, rasa, warna, tekstur fisik.dan penggumpalan (cacking).
Pop mie dengan kemasan Polystirene memiliki umur simpan yang lebih pendek
dibandingkan dengan indomie dengan kemasan berbahan Polipropylene.
Saran
Saya mengharapkan PT. IndofoodCBP Sukses MakmurTbk.DivisiNoodle Cabang Semarang
tetap menjaga kualitas produk dengan pengawasan mutu sesuai standar nasional maupun
DAFTAR PUSTAKA
AnwarR.W. (2012).StudiPengaruh SuhudanJenisBahanPangan TerhadapStabilitasMinyak. http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/1951
Asih Priyati, Sirajuddin Haji Abdullah, G. M. D. P. (2016). Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan
Biosistem, Vol.4, No. 1, Maret2016Pengaruh Kecepatan Putar Pengadukan Adonan
Terhadap Sifat Fisik Roti, 4(1), 217–221.
http://jrpb.unram.ac.id/index.php/jrpb/article/view/22
BPOM,2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta Institutions, and the Diffusion of Organizational Practices: The International Spread of
ISO 9000 Quality Certificates. Administrative Science Quarterly, 47(2), 207. https://doi.org/10.2307/3094804
Ketaren, S. (2008). Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia Press. Jakarta. http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/Kimia/article/view/1669
Lee, S. K., Anema, S., & Klostermeyer, H. (2004). The influence of moisture content on the rheological properties of processed cheese spreads. International Journal of Food Science and Technology, 39(7), 763–771. https://doi.org/10.1111/j.1365-2621.2004.00842.x
Nurminah, M. (2002). Penelitian Sifat Berbagai Bahan Kemasan Plastik Dan Kertas Serta Pengaruhnya Terhadap Bahan Yang Dikemas. USU Digital Library, 1–15. Retrieved from https://id.123dok.com/document/ky6j6moq-penelitian-sifat-berbagai-bahan-kemasan -plastik-dan-kertas-serta-pengaruhnya-terhadap-bahan.html
Matz, S.A. 1984. Snack Food Technology. The AVI Publishing. Co. Westport, Connecticut. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1002/food.19860300312
Raharja, S. (2008). Studi Empiris Mengenai Penerapan Metode Sampling Audit Dan Faktor- FaktorYang MempengaruhiPenggunaan MetodeSamplingAudit Oleh AuditorBpk, 15(1), 54–66. https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fe3/article/view/301
RickiGunawan,SyarfiDaud,E. yenie.(2016). Pengaruh SuhudanVariasi Rasio PlastikJenis
Polypropylene dan Plastik Polytyrene terhadap Yield dengan proses Pirolisis Ricki
Gunawan 1) , Syarfi Daud 2) , Elvi Yenie 3) 1), 1–6. https://www.neliti.com/publications/202240/pengaruh-suhu-dan-variasi-rasio-plastik-jenis -polypropylene-dan-plastik-polytyre
SNI 01-3551-2000. Mi Instan.Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
SNI No: 01-3709-1995. Rempah-rempah Bubuk.
Soekarto, S.T., 1985, Penilaian Organoleptik untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian, Bhratara Karya Yogyakarta. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/aaj/article/view/686
Suyanti.(2008). Membuat MieSehat Bergizidan Bebas Pengawet. Penebar Swadaya. Jakarta.
https://books.google.co.id/books?id=PBRrJ0QJ1-Suradi, K. (2005). Pengemasan BahanPangan HasilTernakDan Penentuan Waktu Kadaluarsa Oleh : Kusmajadi Suradi ABSTRAK. http://repository.unpad.ac.id/3791/
Suwaidah, I. S., Achyadi, N. S., &Cahyadi,W.(2014).Thestudyof leadleached fromwaste
paper packaging into fried foods. Panel Gizi Makan,37(2), 145–154.[In Bahasa Indonesia]. http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/pgm/article/view/4018
Thomas Park. (1967). The University of Chicago Press. Journal of Political Economy, 75(2), 123–138. https://doi.org/10.1086/521238
XUntoro,N.S., Kusrahayu,&Setiani,B.E. (2012). Kadar Air,Kekenyalan,KadarLemakdan CitarasaBaksoDaging SapidenganPenambahanIkanBandengPresto(ChannosChannos
Forsk). Animal Agriculture, (1),1 567–583. Retrieved from http://ejournal -s1.undip.ac.id/index.php/aaj
Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Wulandari, A., Waluyo,S., & Waluyo,D. D. (2013). Prediksi UmurSimpan Kerupuk Kemplang