• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashion busana muslim yang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini Indonesia memiliki perkembangan fashionbusana muslim yang sangat pesat. Tidak hanya busana wanita, melainkan juga busana pria, mulai dari dewasa, remaja, dan anak-anak. Mengingat wanita yang lebih dominan dalam hal fashion, produk-produk busana muslim terutama untuk remaja dan dewasalah yang paling banyak mengalami perubahan dengan tempo yang cepat. Dengan waktu yang singkat, mode busana muslim wanita menampilkan rancangan baru.

Hal tersebut berdampak pada beberapa produsen busana muslim, baik yang berskala besar maupun produksi rumahan (home industry). Mereka selalu menginovasi produknya dengan berbagai mode baru agar mampu memperluas pangsa pasar, serta meningkatkan minat konsumen. Semakin hari, semakin muncul brand-brand baru busana muslim. Mereka berkreasi dengan berbagai ide, mulai dari busana modern, vintage, serta pengaruh trend busana dari luar (Sumber: http://lynehalim.com/index.php?route=pavblog/blog&id=23 diakses pada tanggal 11 Desember 2015).

Kini sangat banyak produsen yang memproduksi busana muslim wanita dengan berbagai model dan gaya, namun tidak untuk busana muslim pria. Hal ini membuat salah satu perusahaan konveksi berstatus Home Industry di daerah Bandung untuk menciptakan produk busana muslim pria dengan gaya yang berbeda, yaitu bergaya timur tengah. Perusahaan tersebut adalah Al-Ham.

(2)

2 Perusahaann Al-Ham memproduksi busana muslim pria, baik dewasa maupun anak-anak. Busana yang diproduksi berupa baju gamis dan jubah yang masing-masingnya terdiri dari 13 model gamis dan 18 model jubah. Masing-masing model memiliki bentuk dan bahan yang sama, namun yang membedakan yaitu terletak pada warna, aksesoris, dan desain/motif bagian dada dan leher. Jubah berupa baju terusan dari atas hingga mata kaki sedangkan gamis berupa satu stel baju yang terdiri dari atasan yang panjangnya hingga ke bawah lutut dan celana panjang. Saat ini, Al-Ham memiliki 16 orang pegawai dengan job desk yang berbeda-beda.

Perusahaan Home Industry Al-Ham membutuhkan persediaan bahan baku didalam gudangnya agar aktivitas produksinya berjalan lancar sehingga dapat memenuhi permintaan konsumen. Namun, permintaan konsumen tidak dapat diprediksi secara tepat dan akurat. Permintaan tersebut berjalan secara fluktuatif. Maka dari itu, suatu perusahaan khususnya perusahaan industri dituntut untuk memiliki persediaan barang di gudangnya agar stock barang yang dimiliki tidak kurang dan dapat memenuhi permintaan konsumen.

Persediaan adalah barang yang disimpan dalam suatu gudang guna memenuhi kebutuhan, baik itu yang menyangkut kepentingan produksi perusahaan maupun yang berkaitan dalam memenuhi kebutuhan penjualan. Dengan kata lain, persediaan dapat berupa barang mentah, barang setangah jadi, ataupun barang jadi. Dalam suatu perusahaan khususnya perusahaan industri, membutuhkan sejumlah persediaan bahan baku yang mampu memenuhi permintaan konsumen. Persediaan mempermudah atau memperlancar

(3)

3 berlangsungnya proses produksi yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikannya kepada konsumen (Baroto, 2002).

Kelancaran kegiatan produksi dapat ditentukan oleh kelancaran dari ketersediaannya bahan baku yang dibutuhkan bagi produksi. Kelancaran tersedianya bahan baku dapat ditentukan melalui pengelolaan dan pengendalian persediaan yang baik. Pengelolaan dan pengendalian persediaan yang baik akan mengurangi resiko terjadinya kekurangan persediaan (inventory shortage) dan meminimumkan biaya persediaan.

Perusahaan konveksi Home Industry Al-Ham belum memiliki pengendalian persediaan yang baik. Perusahaan belum mempunyai dasar dalam menentukan jumlah dan waktu yang seharusnya dalam melakukan pemesanan. Mereka hanya mengandalkan intuisi dalam menentukan jumlah kebutuhan persediaan bahan baku di gudang. Sehingga, jumlah yang terdapat di dalam gudang selalu melebihi dari permintaan (overstock). Hal ini akan berpengaruh pada total biaya persediaan yang mengakibatkan meningkatnya biaya pengeluaran perusahaan.

Home Industry Al-Ham memproduksi empat jenis produk dengan jumlah permintaan tertinggi berada pada produk jubah dewasa pada periode Januari hingga Desember 2015 yaitu sebesar 33.172 unit. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dan diagram pie berikut :

(4)

4 Tabel 1.1 Rekapitulasi Penjualan Produk Al-Ham

Bulan Januari-Desember 2015 Keterangan Model Penjualan (Unit) Jubah dewasa 33.172 Gamis dewasa 27.648 Jubah Anak 20.931 Gamis Anak 12.194 Jumlah 93.946

Sumber : Home Industry Al-Ham

Sumber : Home Industry Al-Ham

Gambar 1.1 Persentase Penjualan Produk Home Industry Al-Ham Bulan Januari hingga Desember 2015

Berdasarkan Tabel 1.1 dan Gambar 1.1 tersebut dapat diketahui bahwa, persentase produksi tertinggi diantara produk yang dihasilkan oleh Al-Ham antara bulan Januari hingga Desember tahun 2015 adalah jubah dewasa yaitu sebesar 35,31% dan produk lainnya seperti gamis dewasa sebesar 29,43% jubah anak sebesar 22,28% dan gamis anak sebesar 12,98%. Bahan baku yang diperlukan dalam melakukan produksi adalah kain, benang, dan kancing. Kain merupakan bahan baku yang paling dominan digunakan dari satu unit produk. Berdasarkan

35% 30% 22% 13% Jubah dewasa Gamis dewasa Jubah Anak Gamis Anak

(5)

5 hal tersebut, dalam penelitian ini hanya sebatas meneliti bahan baku kain dalam memproduksi produk Home Industry Al-Ham.

Persediaan bahan baku kain yang terdapat pada Home Industry Al-Ham termasuk ke dalam operational inventory untuk permintaan di bulan berikutnya, namun jumlah yang terdapat di dalam gudang selalu melebihi dari permintaan. Selain itu, perusahaan belum mempunyai dasar dalam menentukan jumlah dan waktu seharusnya pemesanan dilakukan. Sistem persediaan seperti ini mengakibatkan Home Industry Al-Ham selalu mengalami kelebihan persediaan (overstock). Tabel 1.2 menunjukkan jumlah permintaan yang telah dikonversi dari satuan unit menjadi satuan yard dan persediaan bahan baku yang tersedia di gudang dalam satuan yard. Sedangkan Gambar 1.2 merupakan perbandingan jumlah permintaan dengan bahan baku yang tersedia di dalam gudang yang menunjukkan adanya kelebihan persediaan (overstock) pada Home Indsutry Al-Ham.

Tabel 1.2 Jumlah Permintaan dan Persediaan Bahan Baku Kain Tersedia Januari-Desember 2015

Keterangan Model Permintaan (Yard) Persediaan Bahan Baku (Yard) Jubah dewasa 108.804 116.984 Gamis dewasa 105.893 111.790 Jubah Anak 30.978 35.638 Gamis Anak 21.078 25.800 Total 266.753 290.212

(6)

6

Sumber : Data Persediaan Home Industry Al-Ham

Gambar 1.2 Grafik Perbandingan Permintaan dan Bahan Baku Kain Tersedia Januari-Desember 2015

Tabel 1.3 Data Overstock Per Bulan Januari-Desember 2015

No. Bulan Persediaan

(yard) Kebutuhan Bahan Baku (Yard) Kelebihan Stok (Yard) Kelebihan Stok (%) Keterangan 1 Jan-15 12.444 12.058 386 3% overstock 2 Feb-15 21.249 17.948 3.687 17% overstock 3 Mar-15 26.967 27.554 3.100 10% overstock 4 Apr-15 20.000 17.508 5.592 24% overstock 5 Mei-15 15.378 14.556 6.414 31% overstock 6 Jun-15 38.029 33.429 11.014 25% overstock 7 Jul-15 19.053 17.115 12.952 43% overstock 8 Agust-15 25.000 9.391 28.561 75% overstock 9 Sep-15 15.000 33.739 9.822 23% overstock 10 Okt-15 44.196 37.516 16.502 31% overstock 11 Nov-15 26.274 27.654 15.122 35% overstock 12 Des-15 26.622 18.286 23.458 56% overstock Total 290.212 266.754

Overstock yang terjadi pada perusahaan Home Industry Al-Ham dapat dilihat dari adanya gap antara jumlah permintaan dan bahan baku yang tersedia.

255.000 260.000 265.000 270.000 275.000 280.000 285.000 290.000 295.000 Permintaan (Yard) Persediaan Bahan Baku (Yard)

(7)

7 Gap tersebut sebesar 23.459 yard atau sebesar 21.451 m, kurang lebih sekitar 429 ball. Dalam memenuhi kebutuhan bahan bakunya, perusahaan menggunakan metode kovensional berdasarkan intuisi dan pengalaman pemilik. Sehingga sering terjadi overstock yang berakibat pada menumpuknya persediaan dalam waktu yang lama, sehingga mempengaruhi biaya persediaan serta dapat mengakibatkan menurunnya kualitas bahan baku yang akan berakibat pula pada besarnya keuntungan perusahaan.

Berdasarkan masalah yang terjadi pada penentuan kuantitas pemesanan bahan baku, perlu dilaksanakan perencanaan persediaan bahan baku yang optimal dan efisien. Sehingga, penggunaan gudang dapat dimanfaatkan dengan optimal serta dapat meminimalkan biaya persediaan yang dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Persediaan yang harus ada di gudang dapat ditentukan menggunakan model persediaan yang sesuai dengan kondisi perusahaan. Model-model persedian tersebut dibagi menjadi dua yaitu model persediaan bebas (independent demand inventory system) yaitu permintaan terhadap satu jenis barang tidak tergantung dari permintaan barang lain dan model persediaan barang tidak bebas (dependent demand inventory system) yaitu permintaan satu jenis barang secara langsung berkaitan dengan permintaan barang lain.

Sistem persediaan juga dibedakan menurut permintaannya yaitu model pengendalian persediaan deterministik dan probabilistik. Model pengendalian persediaan deterministik adalah suatu model persediaan dimana parameter dari sistem pengendalian persediaan adalah dianggap selalu sama atau tidak akan

(8)

8 mengalami perubahan. Model ini tidak peka terhadap perubahan-perubahan permintaan, lead time maupun biaya-biaya yang timbul. Sedangkan Model pengendalian persediaan probabilistik adalah suatu model pengendalian persediaan dimana parameter dari sistem pengendalian tidak dapat diketahui dengan pasti atau bervariasi.

Home Industry Al-Ham merupakan perusahaan yang memproduksi barang jadi, maka dari itu Al-Ham termasuk kedalam model persediaan bebas (independent demand inventory system), dimana permintaan terhadap satu barang tidak bergantung pada barang lain dan juga memiliki permintaan yang tidak diketahui secara pasti atau berjalan secara fluktuatif. Berkaitan dengan hal tersebut, alat bantu yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode probabilistik dalam memperhitungkan jumlah pesanan dan persediaan yang optimal. Metode probabilistik itu sendiri adalah penyesuaian di dunia nyata karena permintaan dan waktu tunggu tidak selalu diketahui dan tidak selalu bersifat konstan (Heizer dan Render, 2015:757).

Dari asumsi di atas, penelitian ini menerapkan metode probabilistik dengan model Continuous Review (s,S) System yang bertujuan untuk mengurangi biaya pengeluaran perusahaan dengan cara meminimalkan total biaya persediaan dan sebagai alternatif usulan rencana produksi di masa yang akan datang. Sehingga perusahaan dapat memilih kebijakan mana yang lebih efisien dalam meminimalkan total biaya persediaan. Penelitian ini dideskripsikan dalam bentuk skripsi yang berjudul ‘‘Usulan Perbaikan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Probabilistik Continuous Review (s,S) System”.

(9)

9 1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku kain dalam kondisi exisitng Home Industry Al-Ham?

2. Bagaimana kinerja penerapan model Continuous Review (s,S) System dalam pengendalian bahan baku kain pada Home Indsutry Al-Ham?

3. Bagaimana rekomendasi terbaik dalam penerapan metode pengendalian persediaan bahan baku antara kondisi existing dan kondisi usulan pada Home Industry Al-Ham?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengendalian persediaan bahan baku kain pada kondisi existing Home Industry Al-Ham.

2. Mengetahui kinerja penerapan model Continuous Review (s,S) System dalam pengendalian bahan baku kain pada Home Indsutry Al-Ham.

3. Merekomendasikan penerapan metode pengendalian persediaan bahan baku yang lebih baik antara kondisi existing dan kondisi usulan pada Home Industry Al-Ham.

(10)

10 1.4 Manfaat Penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat dirasakan dan dimanfaatkan oleh semua pihak, antara lain :

1. Manfaat bagi mahasiswa

a) Memperoleh ilmu pengetahuan baik teori maupun praktek khususnya dibidang analisis manajemen persediaan bahan baku.

b) Memperoleh pengalaman tentang suasana berbisnis yang sesungguhnya.

c) Memperoleh kesempatan untuk menganalisis permasalahan persediaan bahan baku di suatu perusahaan.

2. Manfaat bagi pembaca

Dapat digunakan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan, serta dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian di masa yang akan datang.

3. Manfaat bagi perusahaan

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam hal pengendalian persediaan bahan baku di perusahaan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di Jalan Rancamekar No.8, Komplek Riung Bandung Permai, Bandung. Penelitian ini dilakukan selama 5 bulan mulai Oktober hingga Februari 2015.

Gambar

Gambar 1.1 Persentase Penjualan Produk Home Industry Al-Ham  Bulan Januari hingga Desember 2015
Tabel 1.2 Jumlah Permintaan dan Persediaan Bahan Baku  Kain Tersedia Januari-Desember 2015
Gambar 1.2 Grafik Perbandingan Permintaan dan Bahan Baku  Kain Tersedia Januari-Desember 2015

Referensi

Dokumen terkait

Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran terhadap Ilmu Manajemen Perkantoran, khususnya Pengendalian Persediaan Bahan Baku di

Values yang ada pada mahasiswa Universitas "X" yang tergolong kurang penting dibanding dengan value lainnya adalah value yang mengarah pada pengendalian diri

Konsumen dimudahkan dengan adanya internet dalam proses mencari informasi, informasi tersebut didapat dari media online yaitu youtube, selain itu dapat juga diperoleh

Mengevaluasi pencatatan akuntansi murabahah menurut PSAK 102 tentang murabahah dan penerapan pengendalian internal atas siklus pendapatan menurut COSO serta bagaimana

Di bab ini akan berisikan mengenai sistem pemesanan bahan baku, penilaian kinerja pemasok, analisa pemilihan pemasok serta pembahasannya dengan menggunakan metode Balance

Berdasarkan kajian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut di tiga KPP Pratama wilayah kota bandung dengan Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian

Dampak yang dirasakan dengan menurunnya jumlah pasokan kayu adalah industri kayu mengalami kesulitan untuk memperoleh bahan baku sehingga menyebabkan naiknya harga bahan baku

Berdasarkan latarbelakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk membuat sebuah skripsi dengan judul yaitu”Pengaruh Harga dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian