• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum dalam pendidikan memiliki kedudukan penting, karena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum dalam pendidikan memiliki kedudukan penting, karena"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

Kurikulum dalam pendidikan memiliki kedudukan penting, karena kurikulum berkaitan dengan penentuan arah/tujuan, isi, dan proses pendidikan yang memberikan pegangan bagi pelaksanaan pembelajaran serta menentukan bentuk dan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Karenanya kurikulum merupakam bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan ( Bab IX Pasal 37).

Pendidikan memiliki peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia, karena pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia, perkembangan seluruh aspek kepribadian manusia dan berkaitan langsung dengan pembentukan manusia, serta menentukan model manusia yang akan dihasilkan, (Sukmadinata Saodih Nana,2012 :38).

Kurikulum didefinisikan sebagai suatu rencana untuk mencapai hasil-hasil yang diharapkan, atau suatu rencana mengenai tujuan, hal yang dipelajari, dan hasil pembelajaran. Dari definisi tersebut, maka asumsi untuk pengembangan kurikulum menekankan pada keharusan pengembangan kurikulum yang terkonsep dan diinterpretasikan dengan cermat, sehingga mampu menghindari kurikulum

(2)

2

yang tidak berimbang dan inovasi jangka pendek dalam upaya yang terbatas dalam reformasi pendidikan. Pembelajaran adalah proses mengajar, yaitu menyiapkan lingkungan mengajar agar peserta didik dapat berinteraksi dengan orang, benda, tempat, dan ide melalui penyampaian kurikulum (Oemar Hamalik, 2011: 186).

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan yang kompleks.mulai dari penilaian kebutuhan, identifikasi hasil-hasil belajar yang diharapkan, serta persiapan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan pemenuhan kebutuhan budaya, sosial dan personal (Oemar Hamalik, 2011: 186 ).

Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting, karena jika kurikulum tidak mempunyai dasar pijakan /landasan yang kokoh, maka kurikulum tersebut akan mudah terombang ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia ( peserta didik)yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri (Hornby c.s dalam Redja Mudyaharjo, 2001: 8)

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Pentingnya peran kurikulum dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan manusia, penyusunan kurikulum tidak dapat dikerjakan sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan atas hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam (Sukmadinata Saodih Nana, 2012: 38).

Landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi, atau suatu prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam

(3)

3

mengembangkan kurikulum (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2011: 16).

B.Rumusan Masalah.

Berdasarkan masalah diatas rumusan masalah yang penulis dapatkan adalah :

1. Bagaimana memahami landasan–landasan pengembangan kurikulum yang dijadikan pijakan dalam mengembangkan kurikulum ?

C.Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, tujuan penulisan makalah adalah untuk memahami landasan-landasan kurikulum yang dijadikan pijakan dalam pengembangan kurikulum.

D.Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penulisan tersebut diatas ,manfaat penulisan makalah adalah untuk :

1. Memahami landasan pengembangan kurikulum .

2. Memiliki sikap positif bahwa setiap landasan pengembangan kurikulum harus dijadikan dasar pertimbangan dalam mengembangkan isi atau pelaksanaan proses pembelajaran sehingga program pendidikan /kurikulum yang diterapkan memiliki nilai manfaat yang optimal bagi peserta didik, masyarakat, bangsa, dan negara.

(4)

4 BAB II KAJIAN TEORI A.Pengertian

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan memperhatikan segala aspek dalam pelaksanaan pendidikan, yang memerlukan landasan yang kokoh agar mampu menopang jalannya pelaksanaan pendididkan dengan benar.

Landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari. (Hornby)

Landasan adalah dasar atau tumpuan. (KBBI)

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan atau proses kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan. (KBBI)

Kurikulum adalah merupakan suatu rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran)

Kurikulum menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.

Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di sekolah. (Muhaimin, 2003: 182 dalam Hamdani Hamid, 2012:19)

(5)

5

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses perencanaan yang kompleks, mulai dari penilaian kebutuhan, identifikasi hasil-hasil belajar yang diharapkan, serta persiapan pembelajaran untuk mencapai tujuan dan pemenuhan kebutuhan budaya, sosial dan personal (Oemar Hamalik, 2011: 186).

Landasan pengembangan kurikulum adalah suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dan dilihat dari aspek ruang lingkup pengembangan kurikulum, tersiarat ada sejumblah pilihan untuk melakukan pengembangan kurikulum. Menurut Oemar Hamalik (2011: 187) Landasan pengembangan kurikulum seharusnya dilaksanakan dengan memperhatikan goals (rumusan abtraks dan bersifat umum) dan objectives (bersifat khusus, operasional, dan pencapaiannya dalam jangka pendek). Memperhatikan aspek tersebut maka perumusan tujuan menjadi langkah pertama dalam pengembangan kurikulum. Landasan pengembangan kurikulum berkaitan dengan tujuan pendidikan dan psikologi pendidikan. Dari pendapat diatas, dapat difahami bahwa landasan pokok pengembangan kurikulum dikelompokkan dalam lima jenis sebagai berikut:

1. Landasan religius adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah agama yang dijadikan landasan penyusunan kurikulum, contoh : Iman dan taqwa, akhlakul karimah,pendidikan seumur hidup. (Soleh Hidayat, 2013)

(6)

6

2. Landasan filosofis adalah asumsi–asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai. (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2012: 43).

3. Landasan psikologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi. 4. Landasan sosial budaya adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari

sosiologi dan antropologi.

5. Landasan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan .

(7)

7 BAB III PEMBAHASAN

Landasan pengembangan kurikulum menurut Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran (2012: 16 ) memiliki peranan yang sangat penting, sehingga apabila kurikulum diibaratkan sebuah bangunan gedung yang tidak menggunakan landasan atau fondasi yang kuat, maka ketika diterpa angin /ada goncangan, bangunan gedung tersebut akan mudah roboh. Demikian halnya dengan kurikulum, bila tidak memiliki dasar pijakan yang kuat, maka kurikulum tersebut akan mudah terombang ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia atau peserta didik yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri.

Landasan pengembangan kurikulum dalam bahan uji publik kurikulum 2013 adalah:

Landasan Filosofis

-Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur,nilai

Akademik ,kebutuhan peserta didik dan mesyarakat

-Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi

Aspek Yuridis RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKAN -Perubahan metodologi pembelajaran

-Penataan kurikulum

INPRES NO.1 TAHUN 2010

(8)

8 Nasional:

Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai- nilai Budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa

Aspek konseptual -Relevansi

-Model Kurikulum Berbasis Kompetensi -Kurikulum lebih dari sekadar dokumen - Proses pembelajaran

Aktivitas belajar Output belajar Outcome belajar -Penilaian

Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi Penjenjangan penilaian

Robert S.Zais (1976) dalam Tim Pengembang Kurikulum, (2012:16), mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum, yaitu:

1.Philosophy and the nature of knowledge 2.Society and cultute

3.The individual 4.Learning theory

(9)

9

Menurut Hornby, landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari. Maka landasan pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, suatu asumsi, atau prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam pengembangan kurikulum.

Berdasarkan perbandingan kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa landasan pokok dalam pengembangan kurikulum adalah :

1. Landasan filosofis 2. Landasan psikologis 3. Landasan sosiollogis

4. Landasan IPTEK ( ilmu pengetahuan dan teknologi ).

Kurikulum bukan hanya mata pelajaran dan rencana pembelajaran, melainkan merupakan pengalaman siswa, guru, dan semua yang ikut melaksanakan pendidikan, baik yang diperoleh di dalam kelas maupun di luar kelas. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum adalah prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis dan efektivitas.

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang, serta jenis pendidikan, tanpa membedakan membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status social ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substasi komponen muatan wajib kurikulum, muatan local, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi, (Mahmud dalam Hamdani Hamid, 2012: 6).

(10)

10

Landasan pengembangan kurikulum, menurut Sholeh Hidayat (2013) meliputi :

1. Landasan religius 2. Landasan filosofis 3. Landasan psikologis 4. Landasan sosial budaya

5. Landasan IPTEK ( Ilmu pengetahuan dan teknologi )

1. Landasan religious

Landasan religius adalah seperangkat asumsi yang bersumber dari kaidah-kaidah agama yang dijadikan landasan penyusunan kurikulum, contoh : Iman dan taqwa, akhlakul karimah, pendidikan seumur hidup. ( Soleh Hidayat, 2013 ).

Tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU Sisdiknas yaitu UU No.20 Tahun 2003, menyatakan tentang sistem pendidikan nasional, yaitu : Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (Pasal 2 dan 3).

(11)

11

Kurikulum dikembangkan secara seimbang antara kepentingan jasmani dan rohani, duniawi dan ukhrawi (dunia dan akherat), materiil dan spiritual, itelektual dan emosional. Pengembangan kurikulum pendidikan yang berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah memuat prinsip-prinsip ketauhidan, kemanusian, dan prinsip keadilan, sehingga pendidikan dikembangkan dalam upaya mencapai kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).

Berkenaan dengan manusia sebagai makhluk Tuhan, dalam landasan religius manusia merupakan makhluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan, sehingga perlunya bimbingan yang mengarahkan sisi-sisi tersebut pada hal-hal positif.

Pendidikan di Indonesia mengacu pada pendidikan seumur hidup yang sejalan dengan firman Allah SWT. Surat Al-An’am ayat 162 yaitu Sesungguhnya sholatku, ibadahku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam “. Ayat ini menjelaskan bahwa manusia yang mengabdi kepada Allah semata berarti manusia yang telah menyerahkan seluruh kehidupannya kepada Allah, maka dia perlu mendapat pendidikan seumur hidupnya. Dan hadis Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan ”Belajar mulai dari buaian sampai ke pintu kubur” hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus menerus dari bayi sampai meninggal dunia (Martinis Yamin , 2012: 74). Landasan religius yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap keberagamaan, adapun peranan agama sebagai pedoman hidup, sehingga

(12)

12

memiliki fungsi, diantaranya: memelihara fitrah, memelihara jiwa, memelihara akal, dan memelihara keturunan.

Dari asumsi diatas jelas bahwa dalam melaksanakan pengembangan kurikulum tidak dapat terlepas pada landasan religius .

2. Landasan Filosofis

Landasan Filosofis adalah asumsi–asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan, dan hakikat nilai. (Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, 2012:43). Rumusan yang didapatkan dari hasil berfikir secara mendalam, analitis, logis, dan sistematis (filosofis) dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), maupun dalam bentuk pelaksanaan di sekolah. Filsafat pendidikan pada dasarnya merupakan penerapan dan pemikiran-pemikiran filosofis dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan (Hamdani Hamid, 2012: 47). Filsafat pendidikan Indonesia adalah Pancasila (Dakir, 2004: 75). Secara harfiah filosofis (filsafat) berarti “cinta akan kebijakan” (love of wisdom). Belajar berfilsafat menuntut untuk mengerti kebijakan dan dapat berbuat secara bijak, sehinggga dapat tahu dan mengetahui atau berpengetahuan. Filsafat mencakup keseluruhan pengetahuan manusia, berusaha melihat segala yang ada ini sebagai satu kesatuan yang menyeluruh dan mencoba mengetahui kedudukan manusia didalamnya. Sering dikatakan bahwa filsafat merupakan ibu dari segala ilmu (Sukmadinata Saodih Nana, 2012: 39).

(13)

13

Dalam ensiklopedia Indonesia asas berarti suatu kebenaran atau pendirian, atau yang dijadikan pokok suatu keterangan. Asas psikologi berarti kegiatan yang mengacu pada hal-hal yang bersifat psikologi (Dakir, 2004: 59).

Landasan psikologis adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari psikologi. Dalam proses pendidikan terjadi interaksi antar individu manusia, yaitu antara peserta didik dengan pendidik dan juga antara peserta didik dengan orang-orang yang lainnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya, karena kondisi psikologisnya. Kondisi psikologis manusia jauh lebih tinggi tarafnya dan lebih kompleks dibandingkan dengan binatang.

Berkat kemampuan-kemampuan psikologis yang lebih tinggi dan kompleks inilah sesungguhnya manusia menjadi lebih maju, lebih banyak memiliki kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan dibandingkan binatang. Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu yang dinyatakan dalam berbagai bentuk prilaku dalam interaksi dengan lingkungannya. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manifestasi dan ciri-ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak, perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor (Sukmadinata Saodih Nana, 2012: 45).

4. Landasan sosial budaya

Landasan sosial budaya adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antropologi. Salah satu ciri dari masyarakat berkembang, pada masyarakat kita dewasa ini berkembang cepat menuju masyarakat terbuka,

(14)

14

masyarakat informasi dan global. Maka terjadilah proses pembauran budaya, tradisi, nilai-nilai, pengetahuan, dan lain-lain.

Pola pekerjaan beralih dari pola agraris ke pola kehidupan industri. Pola kehidupan agraris memilik kesamaan hidup yang lebih santai, cara kerja yang teratur, rasa kerja sama yang tinggi, perubahan yang lamban, dan sebagainya. Dewasa ini jumlah wanita yang berpendidikan relative seimbang dengan pria, sebagai akibat dari emansipasi yang membuka kesempatan kepada kaum wanita untuk memperoleh pendidikan. Wanita memiliki peluang kerja yang sama besar dengan pria, keadaan ini membawa beberapa implikasi, baik bagi kehidupan sosial-pribadi para wanita, kehidupan keluarga, maupun dalam situasi kerja (Sukmadinata Saodih Nana, 2012: 58).

5. Landasan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi)

Landasan IPTEK (Ilmu pengetahuan dan teknologi) adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan. Teknologi merupakan cara untuk melakukan sesuatu guna memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal (hardware dan software) sehingga dapat memperpanjang, memperkuat, atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindera, dan otak manusia.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung maupun tidak langsung menuntut perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam memberikan isi atau materi bahkan bahan yang akan disampaikan dalam pendidikan. Hal ini menimbulkan pengaruh tak langsung, seperti menimbulkan problema baru yang menuntut pemecahan dengan

(15)

15

pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan baru yang dikembangkan dalam pendidikan (Sukmadinata Saodih Nana, 2012: 66).

(16)

16 BAB IV KESIMPULAN

Pendidikan mempunyai peranan sangat penting dalam keseluruhan aspek kehidupan manusia. Hal itu disebabkan pendidikan berpengaruh langsung terhadap perkembangan manusia. Pendidikan berkaitan langsung dengan pembentukan manusia, oleh karena itu pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkan.

Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan, tetapi memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut di masyarakat. Karena dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia yang lain dan asing terhadap masyarakatnya, tetapi manusia yang lebih bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral dalam seluruh kegiatan pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan. Sebagai suatu rancangan, kurikulum menentukan pelaksanaan dan hasil pendidikan.

Menurut Prof. Sholeh Hidayat, ada beberapa landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu:

1. Landasan Religius 2. Landasan Filosofis 3. Landasan Psikologis 4. Landasan Sosial-Budaya

(17)

17

5. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sedangkan, menurut Zais landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu:

1. Landasan Filosofis 2. Landasan Psikologis 3. Landasan Sosial-Budaya

4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Landasan pengembangan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting, karena jika kurikulum tidak mempunyai dasar pijakan /landasan yang kokoh, maka kurikulum tersebut akan mudah terombang ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia ( peserta didik)yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri (Hornby c.s dalam Redja Mudyaharjo, 2001: 8)

(18)

18

DAFTAR PUSTAKA

Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid, H. (2012). Pengembangan Kurikulum Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Sukmadinata, N.S. (1997). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

 Pencapaian kinerja keuangan tersebut lebih rendah dibandingkan pendapatan usaha dan laba bersih di periode sembilan bulan pertama di tahun sebelumnya yang

Manfaat hasil penelitian bagi penulis yaitu untuk menambah wawasan ilmu dan bertambah luasnya pengalaman serta dapat membandingkan teori yang didapat di bangku

Berdasarkan hasil penelitian mengenai fak- tor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan MTBS di Puskesmas Wilayah Kecamatan Sambas ter- hadap 40 responden dapat disimpulkan

Tabel 2 menunjukkan bahwa variabel yang se- cara statistik berhubungan dengan kecacatan kusta tingkat II adalah umur saat diagnosis > 15 tahun, ting- kat pendidikan,

Tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kolaborasi model pembelajaran direct instruction dengan guided note taking terhadap motivasi

Kafir tidak hanya mereka yang tidak percaya kepada Tuhan, tetapi juga termasuk mereka yang melawan segala usaha yang sungguh-sungguh untuk menata ulang struktur masyarakat agar

Ada beberapa cara untuk meningkatkan reliabilitas soal. Artinya, kita harus membuat soal yang kemungkinan bisa dijawab dengan benar oleh siswa pandai, tetapi tidak oleh siswa