• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

55 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pengembangan produk bahan pembelajaran merupakan serangakaian proses atau kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu produk pembelajaran berdasarkan teori pembelajaran yang telah ada. Oleh karena itu, jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Menurut Sugiyono (2013:150) metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut.

Pada penelitian ini, pengembangan menggunakan model ADDIE (Analysis,

Design, Development or Production, Implementation or Delivery and Evaluations).

Menurut Branch (2009:2), “ADDIE is an acronym from analyze, design, develop, implement and evaluate. ADDIE is a product development concept. The ADDIE concept is being applied here contructing performance-based learning”. Dalam bahasa Indonesia diartikan ADDIE merupakan singkatan dari menganalisis, merancang, mengembangkan, melaksanakan, dan mengevaluasi.Addie adalah konsep pengembangan produk.Konsep ADDIE sedang diterapkan di sini untuk membangun pembelajaran berbasis kinerja.Filosofi pendidikan untuk aplikasi ini ADDIE adalah

(2)

bahwa pembelajaran seharusnya berpusat kepada siswa, inovatif, otentik, dan inspiratif.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan media berdasarkan konsep ADDIE dapat dilihat pada gambar 3.1 berikut:

Revision Revision

Revision Revision

Gambar 3.1 Bagan pengembangan Model ADDIE (R.M. Branch, 2009:2)

Berikut ini rangkuman aktifitas ADDIE ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut:

3.2 Prosedur Pengembangan

Langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

3.2.1 Analysis (Analisis)

Menurut Branch (2009: 24) Tujuan dari analisis tahap ini adalah untuk mengidentifikasi penyebab kemungkinan untuk kesenjangan kinerja. Adapun prosedur dari tahapan analisis ini yaitu: memvalidasi kesenjangan kinerja,

Analyze

Implement Evaluate Design

(3)

menentukan tujuan instruksional, menganalisis peserta didik, sumber daya yang tersedia, dan menyusun rencana pengelolaan proyek.

1. Memvalidasi kesenjangan kinerja

Menurut Branch (2009:25) tujuan dari memvalidasi kesenjangan kinerja adalah untuk menghasilkan sebuah pernyataan yang berkaitan dengan sebuah masalah, mencari tahu penyebabnya dan terakhir mencari solusi dari kesenjangan atau masalah yang timbul.

2. Menentukan tujuan instruksional

Setelah menemukan masalah maka langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan instruksional. Menurut Branch (2009:33) menetapkan tujuan adalah untuk menghasilkan sesuatu yang merespon kesenjangan kinerja yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan keterampilan.

Berdasarkan masalah yang ditemukan oleh peneliti di SMP N 11 Muaro Jambi adalah kurangnya peran serta keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran dalam menggunakan buku pelajaran, maka peneliti mengembangkan bahan ajar

handout berbasis Saintifik dan Konstruktivisme. Serta dari bahan ajar handout ini bertujuan untuk melihat keefektifan dari menggunakan handout tersebut.

3. Menganalisis peserta didik

Menurut Branch (2009:37) adalah analisis peserta didik dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi kemampuan, pengalaman, preferensi, dan motivasi dari siswa. Analisis peserta didik ini dilakukan melalui angket dan test yang akan

(4)

diberikan kepada peserta didik. Sehingga dari analisis ini akan dijadikan kerangka acuan dalam menyusun materi pembelajaran.

4. Sumber daya yang tersedia

Langkah selanjutnya adalah sumber daya yang tersedia. Menurut Branch (2009:43) ada empat jenis sumber daya yang harus diketahui yaitu sumber konten, sumber daya teknologi, fasilitas pembelajaran, dan sumber daya manusia.

5. Menyusun rencana pengelolaan proyek

Menurut Branch (2009:52) pada tahap ini adalah menyusun rencana pengelolaan proyek. Dimana akan menegaskan tentang gambaran produk yang akan dihasilkan oleh peneliti pada tahap akhir pengembangan. Produk yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah suatu bahan ajar berupa handout dengan dengan berbasis saintifik dan konstruktivisme.

3.2.2 Design ( Perancangan )

Pada kegiatan perancangan ini merupakan dimulainya proses dari menetapkan tujuan belajar, merancang kegiatan belajar mengajar, merancang bahan ajar, merancang materi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

1. Pengadaan inventaris atau perihal yang dibutuhkan

Menurut Branch (2009:64) ada 4 langkah pengadaan inventarisasi atau perihal yang dibutuhkan yaitu ulangi pernyataan tujuan, menegaskan kembali tujuan instuksional, mengidentifikasi tugas-tugas kinerja utama, dan menentukan pengetahuan dan keterampilan prasyarat.

(5)

a. Ulangi pernyataan tujuan

Menurut Branch (2009:64) pernyataan tujuan telah berkembang sejak akhir tahap analisis. Oleh karena itu, pernyataan terbaru harus diulangi untuk memastikan bahwa semua pemangku kepentingan mengacu pada tujuan yang sama.

b. Menegaskan kembali tujuan instuksional

Pada tahap ini adalah menegaskan kembali tujuan instructional yang berkaitan dengan tujuan lain. Tujuan harus melengkapi pernyataan tujuan (Branch, 2009:65). Tujuan instruksional pada tahap ini adalah semua tujuan yang ada pada tahap analisis. Semua mulai direalisasikan untuk menghasilkan sebuah produk yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

c. Mengidentifikasi tugas-tugas kinerja utama

Menurut Branch (2009:65) pada tahap ini dilakukan mengidentifikasi tugas-tugas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan instruksional. Mengidentifikasi tugas-tugas penting ini dicapai melalui strategi pengumpulan data.

2. Menyusun tujuan kinerja

Tujuan dari menyusun tujuan kinerja yaitu komponen kondisi, komponen kinerja, dan komponen kriteria (Branch, 2009:68).

a. Komponen Kinerja

Pada komponen kinerja ini adalah apa yang akan siswa lakukan. b. Komponen Kondisi

Pada komponen kondisi merupakan situasi penting dimana kinerja yang akan dilakukan.

(6)

c. Komponen Kriteria

Pada komponen kriteria ini mencakup kualitas atau standar kinerja yang akan diterima.

3. Menghasilkan strategi pengujian

Menurut Branch (2009:71), tujuan dari menghasilkan strategi pengujian adalah untuk membuat item untuk menguji kemampuan siswa. Item yang dibuat oleh peneliti berupa soal post-test yang terlebih dahulu di ujicobakan kepada siswa yang telah mempelajari materi tersebut.

Revisi Desain

Pada tahap revisi ini dilakukan berdasarkan pertimbangan pendapat, komentar atau masukan dari para ahli mengenai produk yang telah dibuat. Tujuannya adalah untuk memperbaiki kelemahan produk setalah dilakukan validasi oleh tim ahli atau para ahli. Hasil dari revisi tersebut dapat menghasilkan kesempuarnaan produk handout yang yang ditelah dibuat.

3.2.3 Development (Pengembangan)

Development dalam model ADDIE berisi kegiatan realisasi rancangan produk (Mulyatiningsih, 2012:200). Dalam tahap design, telah disusun kerangka konseptual. Pada kerangka konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Pada tahap development dapat dilakukan langkah sebagai berikut:

(7)

1. Pembuatan Produk

Pada tahap desain telah dirancang diatas kertas desain handout yang akan dibuat, kemudian pada tahap ini dimulailah pembuatan produk yang sesuai dengan struktur yang telah dirancang tersebut.

2. Uji Coba

Pada tahap ini, setelah selesai produk yang didesain menjadi produk yang siap diimplementasikan maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji coba. Pada tahap ini juga dilakukan evaluasi untuk mendapatkan informasi mengenai kelayakan

handout yang dikembangkan, yakni: 1. Uji coba guru

Pada tahap ujicoba ini dilakukan Uji coba satu-satu ini dilakukan untuk memperoleh masukan tentang produk yang telah dikembangkan. Uji coba satu-satu ini dilakukan kepada 1 orang. Setelah dilakukan uji coba satu-satu produk di revisi.

Pada tahap ini uji coba dilakukan oleh 1 orang guru Matematika di SMP N 11 Muaro Jambi di Kelas VII SMP. Kepada mereka diminta untuk mengisi angket yang telah disediakan.

2. Uji coba kelompok kecil (small group trial)

Pada uji coba kelompok kecil dilakukan pada siswa SMP N 11 Muaro Jambi dalam skala terbatas. Subjek dari uji coba kelompok kecil ini terdiri atas 8-20 orang, dimana siswa yang dipilih dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam matematika yang dipilih secara acak. Kemudian, hasil dari uji coba perorangan ini dilakukan revisi produk.

(8)

Data yang diperoleh dari uji coba perorangan ini berupa angket tertutup dan siswa dapat berkomentar secara bebas dari bahan ajar handout yang dikembangkan. Setelah itu, peneliti dapat melakukan revisi produk dari apa yang telah ditanggapi oleh siswa. Pada tahap uji coba ini dilakukan post-test yang bertujuan untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan handout berbasis saintifik dan konstruktivisme.

3. Uji coba kelompok besar (field tryout)

Saran dari subjek uji coba kelompok kecil digunakan untuk memperbaiki media sebelum diuji coba pada kelompok besar. Uji coba ini melibatkan satu kelas VII SMP. Angket yang digunakan merupakan angket tertutup, serta pada tahap ini juga dilakukan post-test. Hal ini bertujuan untuk melihat tanggap siswa terhadap bahan ajar interaktif serta hasil belajar siswa apakah tes telah memenuhi standar yang telah ditetapkan. Data yang diperoleh berupa data kuantitatif. Setelah mendapatkan saran dan masukan Handout lalu diperbaiki, selanjutnya bahan ajar interaktif yang telah diuji coba di kelompok besar akandigunakan pada tahap implementasi.

4. Uji coba lapangan (Field Evaluation)

Pada tahap ini, dilakukan uji coba lapangan dimana menggunakan 1 kelas VII SMP. Hasil dari evaluasi lapangan ini menjadi dasar bagi pengembangan handout ini. Setelah dilakukan uji coba lapangan ini makan dilakukan revisi dengan tujuan agar dapat dimanfaatkan dan digunakan dilapangan.

(9)

3. Revisi Produk

Revisi produk dilakukan apabila pada saat uji coba produk ditemukan kelemahan dari handout berbasis saintifik dan konstruktivisme materi aritmatika sosial telah diujicobakan. Selanjutnya kelemahan tersebut dikurangi dengan cara memperbaiki desain,dan isi handout pada materi Aritmatika Sosial sesuai dengan komentar dan saran yang telah diberikan melalui angket.

3.2.4 Implementation (Implementasi)

Pada tahap ini diimplementasikan rancangan dan metode yang telah dikembangkan pada situasi nyata yaitu dikelas (Mulyatiningsih, 2012:201). Setelah produk direvisi, maka produk berupa handout berbasis saintifik dan konstruktivisme materi aritmatika social diimplementasikan dikelas sesungguhnya.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan yaitu:

1. Sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai peneliti memberikan handout kepada peserta didik yang didalamnya memuat standar kompetensi, kompetensi inti dan indikator yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran, dan materi yang akan dipelajari.

2. Pada tahap pendahuluan peneliti memberikan salam serta mengajak siswa berdo’a. Kemudian siswa diberi gambaran singkat untuk mengemukakan pengetahuan awalnya tentang konsep yang akan dibahas, memberitahukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan menjelaskan tahap-tahap pada pembelajaran yang akan diikuti siswa yakni siswa akan berdiskusi secara kelompok dengan menggunakan

(10)

handout berbasis saintifik dan konstruktivisme materi aritmatika sosial. Lalu, peneliti memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari materi ini.

3. Kemudian, pada tahap inti siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dengan tujuan agar siswa dapat menjalin kekompakan antar sesama. Didalam handout terdapat penggabungan antara saintifik dan konstruktivisme. Pada kegiatan mengamati,

handout disajikan dengan gambaran singkat untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dibahas yaitu dengan cara tanya jawab antara guru dan siswa mengenai aritmatika sosial, serta pada handout disajikan dengan gambar yang berhubungan dengan pokok bahasan. Kemudian pada tahap ini juga didalam

handout diberikan suatu permasalahan sesuai pokok bahasan dengan cara

mengamati yang bertujuan agar agar siswa dapat memahami konsep mengenai aritmatika sosial. Kemudian, tahap menanya handout ini juga memotivasi atau ingin menanyakan permasalahan yang sudah diberikan. Serta handout disajikan beberapa contoh yang harus dipahami oleh siswa. Jika peserta didik kurang memahami maka diberi kesempatan untuk bertanya kepada satu sama lain dalam diskusi kelompok terkait apa yang dipelajari. Selanjutnya siswa mengolah informasi dari apa yang didapat dari apa yang dipelajari oleh siswa mengenai materi aritmatika sosial. Kemudian, tahap menalar handout juga diberikan suatu soal mengenai materi tersebut dengan tujuan siswa dapat menyelesaikan masalah yang didapat. Pada tahap akhir yaitu mengkomunikasikan siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok masing-masing dengan menuliskan hasil diskusi pada tempat yang disediakan dalam handout. Peneliti membimbing

(11)

dan mengarahkan siswa pada jawaban yang benar setelah masing-masing kelompok mempresentasikan di depan kelas. Untuk lebih meningkatkan pemahaman siswa, peneliti memberikan beberapa soal latihan yang dikerjakan siswa dengan berdiskusi kelompok.

4. Kegiatan penutup, siswa menarik kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Dan untuk mengetahui kemampuan siswa setelah pembelajaran guru memberikan latihan soal kepada siswa. Serta tahap terakhir peneliti menutup pembelajaran dan memberikan angket respon pada siswa.

3.2.5 Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi dilakukan baik sebelum dan sesudah tahap implementasi, artinya sebagai langkah pengembangan dengan model ADDIE dilaksanakan evaluasi guna untuk menghasilkan bahan ajar yang efektif.

Menurut Branch (2009:154) ada 3 level evaluasi pada model ADDIE, yaitu: 1. Level 1 : Persepsi

2. Level 2 : Pengetahuan 3. Level 3 : Pelaksanaan

Pada pengembangan ini, dilakukan level 1 dan 2 karena untuk melihat efektivitas bahan ajar berupa handout yang dikembangkan dari tahap evaluasi. Sedangkan peneliti tidak menggunakan level 3, karena pada level ini untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa yang diterapkan dalam lingkungan otentik.

(12)

Pada tahap evaluasi dilakukan post–test untuk melihat hasil belajar siswa setelah menggunakan handout berbasis saintifik dan konstruktivisme sebagai pengujian keefektifan handout yang dikembangkan.

3.3 Uji Coba Produk 3.3.1 Desain Uji Coba

Desain uji coba adalah produk awal yang dibuat oleh penulis sebelum divalidasi dan diujicobakan sehingga belum mengalami revisi. Kemudian, desain uji coba ini diberikan kepada validator materi dan desain yang akan menilai produk yang dibuat. Sehingga penulis mengetahui kelemahan-kelemahan dari bahan ajar handout

yang dikembangkan.

3.3.2 Subjek Uji Coba

Subjek uji coba pengembangan ini adalah satu orang guru matematika di sekolah guna menanggapi tentang bahan ajar handout, serta sasaran pemakai dari produk ini adalah siswa kelas VII SMP N 11Muaro Jambi.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Berdasarkan sifatnya, jenis data terbagi atas 2 yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian pengembangan ini, jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013:23), data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka (skoring). Dan berdasarkan cara memperoleh, sumber data yang digunakan adalah data primer. Data tersebut diperoleh dari data validasi materi dan

(13)

desain handout dari para ahli, data tanggapan atau respon guru dan siswa terhadap isi, desain, dan kebahasaan handout serta data hasil belajar siswa melalui post-test setelah menggunakan handout. Sehingga handout yang digunakan dikatakan valid. Handout

yang telah valid selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui efektifivitas.

3.5 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013:102). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini adalah angket dan post-test.

Angket tertutup diberikan kepada tim ahli untuk memvalidasi produk dari segi materi dan desain, pada uji coba perorangan untuk melihat tanggapan guru, uji coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar, dan persepsi siswa terhadap produk secara keseluruhan. Soal yang diberikan pada post-test berupa tes objektif.

1. Angket

Menurut Sugiyono (2013:142) kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Adapun angket yang digunakan pada penelitian ini adalah angket tertutup.

Angket/kusioner tertutup adalah kusioner yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang dipilih. Angket tertutup akan diberikan pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk melihat validasi para ahli materi, desain, respon/tanggapan guru dan siswa

(14)

terhadap handout yang dikembangkan. Kemudian pada angket ini juga diberikan komentar dan saran berupa data kualitatif.

Angket yang diberikan dengan menggunakan rating scale dengan 5 kategori yaitu: 5 (Sangat baik), 4 (Baik), 3 (Sedang), 2 (Tidak baik), 1 (Sangat -tidak baik) sebagai instrumen validasi untuk menilai kelayakan handout yang dikembangkan.

Adapun kisi-kisi instrumen validasi ahli materi dan desain dapat dilihat pada tabel 3.1 yaitu:

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Validasi Ahli Materi Handout

VARIABEL INDIKATOR NO

Kecermatan isi

Valid 1

Selaras 2

Mutakhir 3

Ketepatan cakupan isi

Keluasan sesuai dengan tujuan instruksional 4

Kedalaman sesuai dengan tujuan instruksional 5

Keutuhan konsep 6

Ketercernaan

Logis 7

Runtut 8

Cukup contoh dan ilustrasi 9

Format konsisten 10

Ada penjelasan relevansi 11

Ada penjelasan manfaat 12

Perwajahan

Ragam bahasa komunikatif 13

Kata singkat dan lugas 14

Ada daftar senarai 15

Paragraf memiliki gagasan utama 16

Kalimat-kalimat dalam paragraf terpadu 17

Kalimat-kalimat dalam paragraf konsisten 18

Ilustrasi

Narasi tidak terlalu padat 19

Ada bagian kosong 20

Grafik dan gambar bermakna 21

Penomoran benar

22 Penomoran konsisten

Huruf menarik 23

Huruf tidak mendukungkan 24

Kelengkapan komponen

Ada ilustrasi

25 Ilustrasi menarik

(15)

VARIABEL INDIKATOR NO

Ilustrasi komunikatif Ada uraian

26 Ada latihan

Ada umpan balik

27

Ada penguatan

Sumber: (Lestari :2012)

Kemudian validasi yang dilakukan oleh tim ahli adalah validasi desain produk. Adapunkisi-kisi instrumen validasi desain Handout berbasis saintifik dan konstruktivisme dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini:

Table 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Validasi Desain Handout

Indikator Deskriptor Item

1. Mengamati

1. Bahan ajar mengarahkan siswa mengamati fenomena lingkungan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan topik matematika tertentu

2. Bahan ajar mengarahkan siswa mengamati objek matematika yang abstrak

1 2

2. Menanya

3. Bahan ajar mengarahkan siswa membangkitkan rasa ingin tahu, minat, dan perhatian siswa tentang suatu tema atau topik pembelajaran

4. Bahan ajar mendorong dan menginspirasi siswa untuk aktif belajar serta mengembangakan pertanyaan dari dan untuk dirinya sendiri.

5. Bahan ajar mengarahkan untuk membangkitkan keterampilan siswa dalam berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberikan jawaban secara logis, sistematis, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar

3 4 5

3. Menalar

6. Bahan ajar mengarahkan siswa untuk bernalar dengan menarik kesimpulan dari fenomena khusus untuk hal-hal yang bersifat umum.

7. Bahan ajar mengarahkan siswa untuk bernalar dengan menarik kesimpulan dari fenomena umum menuju pada hal yang bersifat khusus.

6 7

4. Mencoba

8. Bahan ajar mengarahkan siswa diberi kesempatan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh pada proses mengamati, menanya, menalar dengan cara menyelesaikan permasalahan tentang sistem persamaan linear dan kuadrat yang berhubungan dengan konsep matematika atau peristiwa sehari-hari.

(16)

Pada tabel 3.1 diberikan untuk angket penilaian validasi ahli materi sebanyak 27 pertanyaan. Sedangkan pada tabel 3.2 diberikan penilaian validasi desain sebanyak 10 pertanyaan.

Adapun kisi-kisi instrumen penilaian guru terhadap handout adalah:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Pada Penilaian Uji Coba Produk Handout Untuk Guru

Variabel Deskriptor Ítem

(1) (2) (3) handout berbasis saintifik dan konstruktivisme pada materi aritmatika sosial di kelas VII

1. Kesesuaian materi dengan KI-KD-Indikator 1 2. Kebenaran substansi materi pada handout 2 3. Kesesuaian materi pada handout dengan kurikulum yang

berlaku dan mengacu ke kurikulum yang berlaku 3 4. Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran 4 5. Uraian materi pada handout disertai contoh dan latihan 5 6. handout isinya mampu menarik perhatian dan minat siswa

untuk mempelajarinya 6

7. handout ditulis dan disajikan dengan baik 7 8. Pemilihan kata, konteksnya mudah dipahami siswa 8 9. Sistematis, runtut dan alur materi jelas 9 10. Tata letak tulisan, gambar di setiap halaman seimbang 10 11. Perbedaan handout berbasis saintifik dan konstruktivisme

pada materi aritmatika sosial dengan handoutkonvensional 11 12. Latihan dapat dipahami dan dikerjakan siswa 12 13. handout berbasis saintifik dan konstruktivisme pada materi

aritmatika sosial mempermudahsiswa dalam memahami materi yang disajikan

13 14. Handout yang dikembangkan sesuai dengan tingkat

kemampuan siswa 14

15. Materi dan soal padahandout berbasis saintifik dan

konstruktivisme pada materi aritmatika sosial menekankan pada pemahamankonsep siswa

15

5.Membentuk jejaring

9. Bahan ajar mengarahkan siswa membentuk jejaring melalui penugasan-penugasan belajar secara kolaboratif.

10. Bahan ajar mengarahkan siswa untuk membentuk jejaring melalui pembelajaran kolaboratif, kolaborasi dilaksanakan oleh guru dan siswa atau antar siswa.

9

(17)

Kemudian kisi-kisi instrumen penilaian siswa terhadap uji coba handout dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4Kisi-kisi Angket Pada Penilaian Uji Coba Produk Handout Untuk Siswa

Variabel Indikator Deskriptor Item

handout berbasis saintifik dan konstruktivisme pada materi aritmatika sosial Fungsi media Handout

1. Handout sebagai sumber belajar 1 2. Bahasa yang digunakan pada Handout dapat

dipahami 2

3. Handout mampu menarik dan memfokuskan

perhatian siswa 3

4. Handout dapat mendorong siswa aktif untuk

melakukan kegiatan pembelajaran 4

handout berbasis saintifik dan konstruktivisme pada materi aritmatika sosial Manfaat media Handout

5. Handout membangun komunikasi yang baik

antara guru dan siswa 5

6. Handout memberikan kesempatan siswa

untuk belajar mandiri 6

7. Handout berbasis saintifik dan

konstruktivisme pada materi aritmatika sosial membuat siswa merasa tertarik untuk

mempelajari materi

7 8. Latihan yang terdapat pada handout sesuai

dengan materi 8

9. Penggunaan gambar dan contoh soal pada handout merupakan pendukung dalam penguasaan materi

9 10. Keberadaan handout penting bagi siswa untuk

menguasai materi 10

2. Tes Hasil Belajar Siswa

Pada tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melakukan proses pembelajaran matematika menggunakan Handout berbasis Saintifik dan konstruktivisme adalah tes objektif berupa pilihan ganda dengan empat alternatif pilihan jawaban. Agar tes yang digunakan berkualitas, soal tes uji coba terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis item. Analisi ini digunakan untuk

(18)

mengetahui validitas tes, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas dari soal tersebut.

a. Validitas Tes

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2008:65). Dalam penelitian ini, untuk mengukur validitas tes digunakan validitas isi. Validitas isi dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara merincikan materi berdasarkan kurikulum.

Menurut Arikunto (2008:72), untuk menguji validitas digunkaan rumus Korelasi Product Momen yaitu:

(∑ )(∑

√{ ∑ (∑ ) }{ ∑ (∑ ) }

b. Taraf Kesukaran

Menurut Arikunto (2008:207), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Besarnya indeks kesukaran soal ditentukan dengan rumus :

Dimana:

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes.

(19)

Untuk mengetahui besarnya indeks kesukaran, kriteria yang digunakan adalah:

: Sukar

: Sedang

: Mudah

Kriteria soal yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah soal yang mempunyai indeks kesukaran mudah, sedang, dan sukar.

c. Daya Beda

Menurut Arikunto (2008:211), daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah).

Rumus Daya beda soal :

Dimana:

D = Indeks diskriminasi atau daya pembeda JA = Banyak peserta kelompok atas

JB = Banyak peserta kelompok bawah

BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

(20)

PB = = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar.

Dengan kriteria nilai D adalah : D = Negatif : Jelek sekali 0,00 ≤ D < 0,20 : Jelek (poor)

0,20 ≤ D < 0,40 : Cukup ( satisfactory) 0,40 ≤ D < 0,70 : Baik (good)

0,70 ≤ D ≤ 1,00 : Baik Sekali (excellent)

Nilai D negatif berarti semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif dibuang saja (Arikunto, 2008:218). Soal yang dipakai dalam penelitian pengembangan ini adalah soal dengan kriteria D baik, baik sekali dan cukup.

d. Reliabilitas

Reliabilitas didefinisikan sebagai korelai kuadrat antara skor prolehan dan skor sebenarnya, yang juga merupakan rasio antara variansi skor sebenarnya dengan variansi skor perolehan. Dalam bahasa lain reliabilitas dapat diartikan sebagai taraf kepercayaan (Wahidmurni, 2010:96). Untuk menentukan reliabilitas tes, rumus yang digunakan adalah rumus K-R 20 sebagai berikut:

* + * ∑ +dengan ∑ (∑ ) Dimana :

r11 = Reabilitas tes secara keseluruhan

(21)

qi = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah i n i iq p

1

= Jumlah hasil kali pi dan qi

S2 = Variansi dari tes n = Banyak item

Xi = Skor total butir soal

N = Jumlah peserta tes

Sebagai kriteria penghitung reliabilitas soal didasarkan pada ketentuan di bawah ini :

0,00 ≤ r11< 0,20 : reliabilitas sangat rendah

0,20 ≤ r11< 0,40 : reliabilitas rendah

0,40 ≤ r11< 0,60 : reliabilitas cukup

0,60 ≤ r11< 0,80 : reliabilitas tinggi

0,80 ≤ r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi

Soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memilki reabilitas sangat tinggi, tinggi, dan cukup.

3.6 Teknik Analisis Data

Pada teknik analisis data ini, data yang dianalisis adalah angket yang divalidasi oleh ahli atau pakar materi maupun desain produk, dan hasil tes belajar matematika.

(22)

a. Validasi Materi dan Validasi Desain

Analisis kevalidan handout berbasis saintifik dan konstruktivisme dilakukan terhadap angket penilaian validasi ahli materi dan desain. Instrument ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk untuk diujicobakan disertai komentar dan saran yang diberikan dengan tujuan agar dilakukan revisi produk.

Pada penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket tertutup. Skala yang digunakan dalam angket pengembangan ini adalah rating scale. Dimana memiliki skor 1,2,3,4, dan 5 yaitu dengan nilai yang sangat tidak baik, tidak baik, sedang, baik, dan sangat baik.

Menurut Yamasari (2010:4) menghitung skor persentase dari tiap pertanyaan, yaitu dengan rumus:

Keterangan:

= Persentase respon dengan kriteria tertentu = Jumlah nilai rata-rata responden

= Jumlah skor maksimum

Dari persentase yang telah diperoleh, ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif.

Tabel 3.5 Range Persentase dan Kriteria Kualitatif

No. Interval Kriteria

1 81% - 100% Sangat Baik

2 61% - 80% Baik

(23)

4 21% - 40% Buruk

5 0% - 20% Buruk Sekali

Sumber: Riduwan (2012:89)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa bahan ajar dikatakan layak jika berada pada kualitas sangat baik, baik atau sedang. Sedangkan untuk butir penilaian yang mendapat kualitas buruk dan buruk sekali makan perlu dilakukan revisi.

b. Angket Tanggapan Guru dan Siswa

Pada penelitian ini, angket yang digunakan adalah angket tertutup dimana pada akhirnya guru dan siswa memberikan suatu komentar atau saran secara bebas mengenai bahan ajar yang telah dikembangkan dengan tujuan untuk merevisi bahan ajar tersebut.

Skala yang digunakan dalam angket pengembangan ini adalah rating scale. Dimana memiliki skor 1,2,3,4, dan 5 yaitu dengan nilai yang sangat tidak baik, tidak baik, sedang, baik, dan sangat baik.

Menurut Yamasari (2010:4) menghitung skor persentase dari tiap pertanyaan, yaitu dengan rumus:

Keterangan:

= Persentase respon siswa dengan kriteria tertentu = Jumlah nilai tiap sub variabel

(24)

Dari persentase yang telah diperoleh, ditransformasikan ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif.

Tabel 3.6 : Range Persentase dan Kriteria Kualitatif

No. Interval Kriteria

1 81% - 100% Sangat Baik 2 61% - 80% Baik 3 41% - 60% Sedang 4 21% - 40% Buruk 5 0% - 20% Buruk Sekali Sumber: Riduwan (2012:89)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa bahan ajar dikatakan layak jika berada pada kualitas sangat baik, baik atau sedang. Sedangkan untuk butir penilaian yang mendapat kualitas buruk dan buruk sekali makan perlu dilakukan revisi.

c. Data Tes Hasil Belajar

Dalam penelitian ini, untuk melihat keefektifan hasil belajar menggunakan bahan ajar handout ini yaitu dengan melaksanakan post-test. Dari hasil post-test tersebut dilihat persentase ketuntasan yang dicapai oleh siswa setelah menggunakan handout ini pada materi aritmatika sosial.

Perhitungan persentase ketuntasan siswa berpatokan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SMP N 11 Muaro Jambi yaitu 70 dengan standar ketuntasan kelas adalah 70%. Untuk menghitung persentase ketuntasan siswa dilakukan perhitungan menggunakan rumus persentase (Riduwan, 2008:89) sebagai berikut:

(25)

Dimana:

= Persentase jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM = Jumlah siswa yang nilainya mencapai atau melebihi nilai KKM = banyaknya siswa

Sehingga, pada penelitian ini hasil post-test yang dilakukan mengacu kepada syarat ketuntasan kelas yaitu 70%. Jadi, bahan ajar berupa handout yang dikembangkan efektif untuk digunakan.

Gambar

Gambar 3.1 Bagan pengembangan Model ADDIE (R.M. Branch, 2009:2)
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Validasi Ahli Materi Handout
Table 3.2 Kisi-kisi Instrumen Penilaian Validasi Desain Handout
Tabel  3.3  Kisi-kisi  Angket  Pada  Penilaian  Uji  Coba  Produk  Handout  Untuk  Guru
+4

Referensi

Dokumen terkait

Akuntansi Manajemen Sektor public &amp; system pengendalian Manjemen Sektor Publik Pemahaman terhadap pengertian akuntansi dan system perencanaan dan pengendalian

Percobaan ini bertujuan untuk meneliti kemampuan pembentukan buah dan biji, termasuk kecocokan persilangan ( compatible mating ) pada tiga varietas/klon ubijalar (Sari, Beta-1 dan

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa biasa pada saat terjadi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesadaran wajib pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, dan persepsi tentang ketegasan sanksi

Berdasarkan angket, peserta didik menunjukkan respon positif, yaitu (1) Hampir seluruhnya peserta didik sangat setuju (77,1%) bahwa penggunaan komik sebagai media

Dari hasil penelitian di atas dapat disarankan bahwa tindakan konservasi ekosistem perlu dilakukan agar habitat dapat menghadirkan karakteristik ekosistem yang

Perlakuan pakan campuran dengan formulasi (T. Costatum 18 x 10 4 sel / ml) memberikan hasil yang lebih baik terhadap pertumbuhan kerang Totok, berat basah jaringan lunak

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru siklus I menunjukan jumlah sekor perolehan pada pertemuan I diperoleh persentase 78,5% dan pada pertemuan II sekor perolehan aktivitas