• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) JELOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) JELOK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR

(PLTA) JELOK

Akbar Kurnia Octavianto (L2F008103)

1

, Dr. Ir. Hermawan,DEA.

2

1

Mahasiswa dan

2

Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang

Abstrak- Pada masa sekarang ini kebutuhan akan sumber tenaga listrik sangat besar seiring

bertambahnya jumlah penduduk makin besar pula listrik yang dibutuhkan dan perkembangan di berbagai aspek seperti industri, ekonomi, dan pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan sumber tenaga listik yang mampu mencukupi semua aspek tersebut.

Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui bentuk energi listrik. Pada pusat pembangkit, sumber daya primer seperti bahan bakar fosil (minyak, gas alam, dan batubara), hidro, panas bumi dan nuklir diubah menjadi energi listrik. Pada dasarnya semua tipe pembangkit listrik tenaga air memiliki prinsip proses produksi tenaga listrik yang hamper sama, mungkin yang membedakan produksi bentuk dan ukuran dari peralatan pembangikit yang digunakan.

Perencanaan pembangkitan adalah suatu proses kegiatan perencanaan yang rumit yang bertujuan untuk mencari dan memilih suatu rencana yang optimal diantara beberapa alternatif rencana yang tersedia. Rencana yang optimal tersebut harus memenuhi total biaya pembangkitan yang minimum dengan batasan keandalan, lingkungan dan ketersediaan pendanaan.

kata kunci: Teknik tenaga listrik, PLTA, Perencanaan pembangkit operasi I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pada masa sekarang ini kebutuhan akan sumber tenaga listrik sangat besar seiring bertambahnya jumlah penduduk makin besar pula listrik yang dibutuhkan dan perkembangan di berbagai aspek seperti industri, ekonomi, dan pertanian. Oleh karena itu dibutuhkan sumber tenaga listik yang mampu mencukupi semua aspek tersebut.

Kebutuhan energi merupakan hal yang sangat penting dalam seluruh kehidupan manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Salah satu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan lagi dalam kehidupan manusia pada masa sekarang ini adalah kebutuhan energi listrik. Pemanfaatan energi listrik ini secara luas telah digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, komersial, instansi pemerintah, industri dan sebagainya.

Secara tradisional potensi air digunakan sebagai sumber air baku bagi air minum,

kegiatan rumah tangga sehari-hari seperti mandi, memasak dan mencuci. Selain itu air sungai juga digunakan untuk irigasi lahan pertanian. Di daerah-daerah yang aliran air sungainya menuruni suatu ketinggian, air dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Prinsip kerja pembangkit listrik tenaga air adalah mengubah energi potensial air pada ketinggian tertentu menjadi energi putar mekanis dengan menggunakan turbin air. Energi mekanis tersebut kemudian diubah menjadi listrik menggunakan generator.

1.2 Tujuan

a. Menambah informasi dan pengetahuan mengenai prinsip yang dipelajari selama kuliah dengan aplikasinya di lapangan. b. Mengetahui tata cara pembuatan rencana

operasi di pembangkit

c. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi perencanaan operasi pada PLTA Jelok d. Mengetahui prosentase keandalan hasil

(2)

e. Mengetahui apa saja pengaruh pertimbangan target operasi PLTA Jelok.

1.3 Batasan Masalah

Dalam laporan kerja praktek ini hanya membahas perencanaan operasi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Jelok, tidak membahas masalah pembangkitan umum PLTA Jelok secara detail.

II. Tinjauan Pustaka

Salah satu sarana pemenuhan energi listrik yaitu dengan dibangun sebuah pembangkit listrik tenaga air. Didalam sebuah pembangkit listrik tenaga air tersebut terdapat sarana-sarana penunjang untuk melakukan proses produksi energi listrik diataranya yaitu generator, turbin, transformator, dan lain-lain. Keseluruhan peralatan tersebut saling berkaitan satu sama lain. Jika sebuah peralatan tersebut mengalami kerusakan maka akan menghambat proses produksi tenaga listrik.

2.1 Sistem Pembangkit Listrik

Generator akan mengubah energi mekanis pada poros turbin menjadi energi listrik, melalui transformator penaik tegangan ( step-up transformer) energi listrik ini kemudian dikirim melalui saluran transmisi bertegangan tinggi menuju pusat beban. Peningkatan tegangan dimaksudkan untuk mengurangi jumlah arus yang mengalir pada saluran transmisi. Dengan demikian saluran transmisi bertegangan tinggi akan membawa aliran arus yang rendah dan berarti mengurangi rugi panas (heat loss) I2 . R yang menyertainya.

Elemen pokok sistem tenaga dapat dilihat pada diagram blok sistem pembangkit dibawah ini :

Gambar 1 Diagram Blok Sistem Tenaga Listrik

2.2 Prinsip Pembangkitan Tenaga Air

Pembangkitan tenaga air adalah suatu bentuk perubahan tenaga dari tenaga air dengan ketinggian dan debit tertentu menjadi tenaga listrik, dengan menggunakan turbin air dan generator. Daya (power) yang dihasilkan dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :

P = 9,8 H Q (kW)

Dimana: P = Tenaga yang dikeluarkan secara teoristis

H= Tinggi jatuh air efektif (m) Q= Debit air (m3/s)

Pada umumnya tenaga air ekonomislah yang dianggap sebagai potensi tenaga air. Namun dengan kemajuan dibidang tenologi dan perubahan konsep tentang ekonomi potensi tenaga air, maka kategori potensial tenaga air ekonomis dan potensi tenaga air diperluas hingga meliputi tenaga air teoritis, dan tidak ada perbedaan yang tegas.

2.3 Sumber Air dan Pemakaian Air PLTA Jelok

Air berfungsi sebagai penggerak mulai dari turbin air yang berasal dari Rawa Pening yaitu danau alam yang merupakan penampungan dari sungan Candi Dukuh, Sungai Prapak, dan sungai-sungai lain disekitarnya. Keadaan sumber air ini adalah sebgai berikut:

a. Keadaan maksimum pada musim penghujan:

 Tinggi permukaan dari permukaan air laut = ±463,600 m

 Luas permukaan = ±2620 Ha

 Volume Rawa Pening = ±35,3 x 106 m3

b. Keadaan minimum/musim kemarau:

 Tinggi permukaan dari permukaan air laut = ±460,50 m

(3)

 Volume Rawa Pening = ±13 x 106 m3

2.4 Perencanaan Operasi Pembangkit Secara Umum

Perencanaan pembangkitan adalah suatu proses kegiatan perencanaan yang rumit yang bertujuan untuk mencari dan memilih suatu rencana yang optimal diantara beberapa alternatif rencana yang tersedia. Rencana yang optimal tersebut harus memenuhi total biaya pembangkitan yang minimum dengan batasan keandalan, lingkungan dan ketersediaan pendanaan. Hal ini dilakukan dengan mempertimbangkan ketidakpastian yang ada dalam perencanaan pembangkitan, seperti :

 Berapa persen perkiraan pertumbuhan beban per tahun

 Perkiraan ketersediaan dan harga bahan bakar

 Bentuk kurva beban

 Ketersediaan alternatif unit pembangkit baru , dan lain-lain.

2.5 PLTA Run Off River

Umumnya air yang mengalir pada perbedaan ketinggian terletak di daerah hulu, sehingga pembendungan air untuk mendapatkan ketinggian jatuh air berpengaruh pada volume aliran air di daerah hilir. Karena air memiliki fungsi lain terutama untuk irigasi pertanian dan air baku bagi keperluan air minum dan keperluan rumah tangga lainnya maka pembangunan bendungan yang dapat mengganggu kuantitas aliran air ke hilir.

Solusi untuk mencegah terjadinya konflik penggunaan air adalah tidak melakukan pembendungan dan membiarkan air mengalir pada aliran alaminya. Pembangkit yang menggunakan teknik ini dikenal sebagai pembangkit listrik tenaga air run off river seperti pada PLTA Jelok.

Karena difungsikan pada aliran alaminya, maka pembangkit jenis ini umumnya digunakan di pembangkit-pembangkit skala

kecil dari skala minihidro dan mikrohidro yang daya keluarannya berkisar antara 300 kW sampai dengan 10 MW. Selain itu pembangkit ini juga beroperasi 24 jam sesuai dengan kondisi aliran air alaminya.

III. Analisa Dan Pembahasan

3.1 Perencanaan Operasi PLTA Jelok

Perencanaan operasi pada PLTA jelok yang terpenting berdasarkan jumlah atau debit air yang ada. Musim juga sangat berpengaruh pada proses pembangkitan PLTA karena sangat membutuhkan pasokan air. Kemudian perencanaan operasi yang lain adalah jatah air dari direktorat jenderal sumber daya air dibawah kementrian pekerjaan umum, dan yang terakhir perencanaan operasi pada PLTA Jelok.

1. Musim

Letak geografis Indonesia menyebabkan wilayah Indonesia memiliki iklim muson, yang berpengaruh terhadap perubahan musim di Indonesia.

 Musim Hujan

Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yang bertekanan minimum. Angin Muson Barat ini banyak membawa uap air, sehingga di sebagian besar wilayah Indonesia mengalami musim hujan.

 Musim Kemarau

Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksi- mum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.

(4)

Pembahasan

Pada musim penghujan operasi pada PLTA dapat berjalan optimal dan maksimal. Karena dari 4 mesin (15 MW) yang dimiliki dapat beroperasi semua sehingga daya yang dihasilkan dapat mencapai dari target yang diharapkan dan bahkan melebihi target atau surplus.

Sebaliknya pada musim kemarau yaitu terjadi pada bulan april sampai oktober PLTA Jelok mulai mengurangi operasi mesin generator karena ketersediaan air yang berkurang. Pada musim kemarau biasanya dari 4 unit dimatikan 2 unit atau 3 unit tergantung kapasitas air yang tersedia dan pertimbangan lainnya dari lifetime atau jam kerja dari mesin itu sendiri.

2. Jatah Air Dari Direktorat Jendral Sumber Daya Air

Profil Direktorat Jendral Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum yang beroperasi di wilayah waduk rawa pening merupakan daerah kerja Balai Besar Wilayah sungai Pemali-Juana, yang bertugas untuk mengontrol penggunaan air yang ada di wilayah kerjanya, penggunaan air tidak sembarangan digunakan atau dimanfaatkan seenaknya karena akan dapat merusak suatu sistem ekosistem pada daerah tertentu.

Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana bertugas melaksanakan pengelolaan sumber daya air yang meliputi perencanaan, pelaksanan konstruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai. Balai Besar Wilayah Sungai Pemali - Juana menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;

b. Pengelolaan sumber daya air yang meliputi konservasi sumber daya air, pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumberdaya air dan

pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai;

c. Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai;

d. Pengelolaan sistem hidrologi;

Struktur Organisasi di Direktorat Jendral Sumber Daya Air

Gambar 2 Struktur Organisasi Dirjen SDA

Pembahasan

Pemanfaatan air harus dapat dikontrol dengan baik oleh Dirjen SDA agar ketersediaan air dapat terus dijaga, dan tidak merusak ekosistem yang berada pada wilayah tertentu. Penggunaan yang besar dan seenaknya saja tanpa dikontrol dapat menyebabkan kerusakan alam sekitar, maka dari itu Dirjen SDA bertugas untuk mengontrolnya.

Jatah air yang digunakan di PLTA Jelok diatur sepenuhnya oleh Dirjen SDA, jadi rencana operasi harian PLTA Jelok bergantung dari jatah air yang diberikan oleh Dirjen SDA tadi yang dikontrol langsung menggunakan Dam Tuntang yang terletak di sungai tuntang yang operasionalnya di operasikan oleh pegawai dari PLTA Jelok atas arahan dari Dirjen SDA.

Pada saaat musim kemarau penjatahan air dilakukan sangat ketat. Air dari rawa pening

(5)

tidak hanya digunakan untuk PLTA Jelok melainkan untuk irigasi dan penggunaan air lainnya sehingga harus benar-benar dijaga

penggunaanya.

3. Perencanaan Taret Operasi

Perencanaan target operasi dari PLTA Jelok merupakan perencanaan tahunan yang dirancang atau disusun sendiri oleh manajemen PLTA Jelok yang digunakan untuk mengetahui operasi yang akan dilakasanakan pada bulan-bulan tertentu.

Contoh Perhitungan kWh Tiap Bulan Pada PLTA Jelok

Contoh perhitungan rata-rata keluaran kWh PLTA Jelok :

Diket : Daya yang dikirim per jam : ± 15 MW Perhitungan : 15 MW = 15.000 kW per jam Untuk 1 hari = 15.000 x 24 jam =

360.000 kWh/Hari

Untuk 1 bulan = 360.000 x 30 hari = 10.800.000 kWh/ Bulan

Tabel 1 Rencana produksi & realisasi kWh PLTA Jelok tahun 2011

Tabel 2 Rencana & realisasi pemakaian sendiri PLTA Jelok tahun 2011

Perencanaan atau target operasi pada tabel diatas khususnya pada PLTA Jelok didasarkan pada :

1. Kapasitas mesin ( Daya output mesin) 2. Musim

3. Rata-rata realisasi selama 5 atau 10 tahun yang berturut- turut.

Kapasitas mesin yaitu merupakan kemampuan mesin untuk menghasilkan daya keluaran maksimal apabila di PLTA Jelok total daya yang dapat dihasilkan maksimal sekitar 15 MW. Musim sangat berpengaruh sekali dalam pengoperasian PLTA Jelok, ketika jumlah air banyak seperti pada musim penghujan maka target yang ditetapkan pasti besar atau maksimal. Hal yang mempengaruhi target atau rencana operasi PLTA Jelok juga didapatkan dari rata-rata realisasi 5 atau 10 tahun terakhir karena hasilnya tidak jauh berbeda maka dapat dijadikan salah satu pengaruh terhadap rencana operasi PLTA Jelok. Dapat kita lihat perencanaan target operasi total produksi pada bulan juli realisasinya melampaui target itu dikarenakan masih musim hujan sehingga debit air yang ada di rawa pening masih besar dan jatah penggunaan dari Dirjen SDA masih banyak untuk PLTA Jelok.

Triwulan Bulan Rencana

(Target) Realisasi selisih

Surplus % Total % I Januari 14.012 14.956 944 6,74 106,74 Pebruari 12.844 13.776 932 7,26 107,26 Maret 14.384 14.997 613 4,26 104,26 II April 14.404 14.273 -131 -0,91 99,09 Mei 13.512 15.194 1.682 12,45 112,45 Juni 11.896 13.990 2.094 17,60 117,60 III Juli 17.784 14.910 -2.874 -16,16 83,84 Agustus 10.964 11.142 178 1,62 101,62 September 10.380 12.869 2.489 23,98 123,98 IV Oktober 10.592 9.399 -1.193 -11,26 88,74 November 11.892 Desember 13.200 Jumlah 155.864 1.045,57 Rata-rata 87,13

Triwulan Bulan Rencana (Target) Realisasi selisih Surplus % Total % I Januari 9,103,416 10,807,104 1.703.688 18,71 118,71 Pebruari 8,813,384 9,349,199 535.815 6,08 106,08 Maret 10,585,720 10,824,121 238.401 2,25 102,25 II April 10,605,164 11,063,668 458.504 4,32 104,32 Mei 9,518,208 11,404,008 1.885.800 19,81 119,81 Juni 8,284,432 9,439,199 1.154.767 13,94 113,94 III Juli 7,063,540 10,633,007 3.569.467 50,53 150,53 Agustus 4,855,324 6,149,682 1.294.358 26,66 126,66 September 3,671,220 5,593,357 1.922.137 52,36 152,36 IV Oktober 4,016,408 4,616,843 600.435 14,95 114,95 November 6,064,364 Desember 8,259,764 Jumlah 90,840,964 89,880,188 13,363,352 209,61 1.209,62

(6)

Perhitungan Prosentase Produksi kWh PLTA Jelok

 Jumlah kWh untuk beban maksimal 15 MW selama 1 tahun :

Diket : jumlah kWh yang dihasilkan untuk 1 bulan : 10.800.000 kWh

Jumlah kWh yang dihasilkan untuk 1 tahun : jumlah kWh per bulan x 12 bulan= 10.800.000 x 12 = 129.600.000 kWh

 Jumlah kWh realisasi tahun 2011 : Dengan permisalan pada bulan November dan Desember hasil kWh realisasi mendekati jumlah kWh pada target perencanaan :

November = 6.500.000 kWh Desember = 8.600.000 kWh Jadi :

Jumlah total kWh realisasi yang dihasilkan 1 tahun = 104.980.188 kWh

Nilai prosentase produksi PLTA Jelok

Jadi didapatkan produksi pada PLTA Jelok sebesar 81 % dari total produksi jika dengan beban maksimal 15 MW. Hal tersebut dapat dikatakan bahwa PLTA Jelok memiliki keandalan sistem produksi yang baik, karena hampir pada tiap bulannya PLTA Jelok mampu menghasilkan jumlah kWh diatas target yang ditentukan.

Tabel 3 Total Produksi bulan Juli pada PLTA Jelok

Gambar 3 Grafik Operasi Unit

Dapat dilihat dari grafik diatas didapatkan kesimpulan bahwa operasi harian dari awal juli hingga akhir juli cenderung menurun walaupun hasil kWh melebihi target, hal ini dikarenakan sudah memasuki musim kemarau sehingga air yang ada di waduk rawa

- 4 8 12 16 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 U ni t / M W tanggal

Grafik Operasi Unit

Juli - Agustus 2011

Unit Operasi Beban

URAIAN Min Max Unit Operasi 2 4 Beban 6.00 15.00 Elevasi 461.63 462.80 Buangan 0.50 2.00 Flow Penstock 1 2.72 7.53 Flow Penstock 2 3.05 8.47 Flow total 6.41 15.65 Temp Trafo Eksitasi #1 - 39.60 Temp Trafo Eksitasi #2 - 38.90 Temp Trafo Eksitasi #3 - 40.40 Temp Trafo Eksitasi #4 - 42.70 Temp Bantalan Turbin #1 - 58.10 Temp Bantalan Turbin #2 - 58.50 Temp Bantalan Turbin #3 - 58.30 Temp Bantalan Turbin #4 - 56.20 Produksi 24 jam 163.63 375.68

(7)

pening menyusut sehingga penggunaanya harus dibatasi.

IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan

1. Berhasilnya opersional kerja dari suatu PLTA adalah karena kerjasama, komunikasi dan koordinasi secara baik diantara para unsur pelaksananya, dari unsur pimpinan sampai para teknisinya. PLTA Jelok telah dikelola dengan system manajemen yang baik dan dilaksanakan oleh teknisi-teknisi professional.

2. Perencanaan operasi pembangkit PLTA Jelok didasarkan dari 3 hal yaitu musim, jatah air dari Dirjen Sumber Daya Air dan yang terakhir yaitu perencanaan target operasi.

3. PLTA merupakan pembangkit yang paling murah biaya operasionalnya karena menggunakan bahan bakar yang tersedia secara banyak dan gratis oleh alam yaitu sumber daya air.

4. PLTA merupakan proyek yang sangat vital/penting guna menunjang pembangunan, sistem pengawasan dan evaluasi secara rutin di PLTA Jelok amat menentukan dalam pengendalian proses operasionalnya, sehingga PLTA Jelok dapat dijamin keamanan dan kehandalannya.

4.2 Saran

1.

Perlu adanya penambahan efektivitas keandalan dari hasil daya keluaran yang dihasilkan PLTA Jelok minimal lebih besar dari 80 %

2.

Pengelola PLTA Jelok diharapkan memberikan kebijaksanaan menambah jumlah personelnya yang bertugas untuk memberikan pengarahan serta bimbingan pada mahasiswa praktikan, sehingga kehadiran para mahasiswa tidak mengganggu jadwal kerja.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Lister,“Mesin dan Rangkaian Listrik”, Edisi keenam, Erlangga, Jakarta, 1993. [2] Marsudi, Ir. Djiteng, “Pembangkitan

Energi Listrik”, Erlangga, Jakarta,

2005.

[3] Theraja. BL, “Electrical Technology ”, S. Chand & Company LTD,Ram Nagar, New Delhi, 1994. [4] www.indonesiapower.co.id [5] www.google.co.id [5] www.pu.go.id BIODATA PENULIS Akbar Kurnia Octavianto (L2F008103) lahir di Semarang 06 Oktober 1990, menempuh pendidikan di SDN Banyumanik 02, SMPN 21 Semarang, SMAN 12 Semarang, Dan saat ini masih menempuh pendidikan di Teknik Elektro Univertsitas Diponegoro Semarang konsentrasi ketenagaan

Semarang, November 2011 Mengetahui dan Mengesahkan, Dosen Pembimbing

Dr. Ir Hermawan, DEA

Gambar

Gambar 1 Diagram Blok Sistem Tenaga Listrik
Gambar 2 Struktur Organisasi Dirjen SDA  Pembahasan
Tabel    1    Rencana  produksi  &  realisasi  kWh  PLTA Jelok tahun 2011
Tabel  3    Total  Produksi  bulan  Juli  pada  PLTA  Jelok

Referensi

Dokumen terkait

Dengan inI kami mengundang Saudara untuk mengikuti Pembuktian Kualifikasi Jasa Konsultansi dengan Sistem Seleksi Sederhana untuk :. Perencanaan Teknis Pembangunan Kawasan

(2004) pada tikus, menyebutkan bahwa supple- mentasi zat besi pada tikus hamil lebih efektif pengaruhnya terhadap peningkatan Hb dan hasil kehamilan apabila

Gambaran Umum Objek Penelitian .... Karaketristik Responden

Ekstrak kayu manis dengan pelarut heksana, 100 % dapat menghambat karena pelarut heksana merupakan pelarut yang paling dominan untuk mengekstrak minyak yang terkandung dalam

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga.. Tesis

• Grup dapat melakukan penetapan yang tidak terbatalkan untuk investasi utang yang memenuhi kriteria biaya perolehan diamortisasi atau FTVOCI sebagai diukur

Harus diakui, sebuah rencana bisa jadi tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi dengan sebuah rencana keuangan kita dapat mendefinisikan tujuan-tujuan keuangan kita,

12 a) Tepi daun bergerigi membentuk struktur mirip duri, bentuk daun lanset, percabangan batang berseling, rhizoid bercabang dua, pleurokarpus, seta