• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KABUPATEN PACITAN Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten yang terletak di pantai selatan pulau Jawa dan memiliki

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KABUPATEN PACITAN Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten yang terletak di pantai selatan pulau Jawa dan memiliki"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

2.1 LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KABUPATEN PACITAN

Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten yang terletak di pantai selatan karakteristik wilayah perbukitan

administrasi Kabupaten Pacitan

Pemerintahan Daerah yang ditindaklanju

Desa, maka di Kabupaten Pacitan telah terjadi pengembangan wilayah terutama di desa yang mana terjadi pemekaran desa berjumlah 7 (tujuh) desa. Hal ini mengakibatkan perubahan wilayah administrasi K

Pacitan dari sebelumnya 12 kecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa menjadi 12 kecamatan, 5 kelurahan dan 166 desa (total 171 desa/kelurahan

dan 7º 55’ - 8º 17’ Lintang Selatan. Adap – sebelah Timur

– sebelah Selatan – sebelah Barat – sebelah Utara

Untuk lebih jelasnya orientasi wilayah Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada Peta 2.1,

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PACITAN

LETAK GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI KABUPATEN PACITAN

Kabupaten Pacitan merupakan kabupaten yang terletak di pantai selatan pulau J perbukitan (85% dari luas wilayah) dan merupakan kawasan ekokarst.

Kabupaten Pacitan setelah diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka di Kabupaten Pacitan telah terjadi pengembangan wilayah terutama di desa yang mana terjadi pemekaran desa berjumlah 7 (tujuh) desa. Hal ini mengakibatkan perubahan wilayah administrasi K

ecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa menjadi 12 kecamatan, 5 kelurahan dan desa/kelurahan) dengan letak geografis berada antara 110º 55’

8º 17’ Lintang Selatan. Adapun batas-batas administrasi Kabupaten Pacitan : Kabupaten Trenggalek

: Samudera Indonesia

: Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah) : Kabupaten Ponorogo

orientasi wilayah Kabupaten Pacitan dapat dilihat pada Peta 2.1,

BAB II.

GAMBARAN UMUM KABUPATEN PACITAN

pulau Jawa dan memiliki merupakan kawasan ekokarst. Adapun wilayah Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang ti dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka di Kabupaten Pacitan telah terjadi pengembangan wilayah terutama di desa yang mana terjadi pemekaran desa berjumlah 7 (tujuh) desa. Hal ini mengakibatkan perubahan wilayah administrasi Kabupaten ecamatan, 5 kelurahan dan 159 desa menjadi 12 kecamatan, 5 kelurahan dan ) dengan letak geografis berada antara 110º 55’ - 111º 25’ Bujur Timur

(2)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

(3)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

2.1.1. GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK A. IKLIM

Kabupaten Pacitan seperti daerah lainnya di Pulau Jawa dipengaruhi oleh iklim Tropika basah dengan 2 musim yaitu musim hujan (bulan Oktober

pencatatan selama 24 tahun terakhir curah hujan mencapai 2300 mm per tahun. Curah hujan bulanan maksimum rata-rata 416 mm yang terjadi pada bulan Januari dan curah hujan bulanan minimum rata

mm yang terjadi pada bulan Agustus. Suhu rata

Analisis terhadap data iklim sangat penting dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan pembangunan, baik di bidang teknik sipil maupun pertanian. Untuk keperluan analisis data iklim di

Pacitan, maka telah dikumpulkan data curah hujan dan hari hujan dari 12 Stasiun Pengamat Hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan dan data unsur iklim lainnya (temperatur udara, kelembapan udara, penyinaran matahari, dan kecepatan ang

Tulakan.

1) Curah Hujan dan Hari Hujan

Berdasarkan data curah hujan yang berhasil dihimpun Kabupaten Pacitan dari 12 stasiun pengamat hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan menunjukkan bahwa rata

hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 2.023 mm/tahun (Teg (Purwosari), dengan

rata-Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan basah(>200 mm) berlangsung antara Oktober sampai Sedangkan bulan kering (<100

2.2).

2) Temperatur Udara, Kelembapan Udara, Penyinaran Matahari, dan Kecepatan Angin. Temperatur udara rata-rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku adalah 27,7 maksimum 300C. Sedangkan temperatur udara rata

26,40C, dengan temperatur maksimum 31,3

tinggi. Kelembapan udara rata 92,9%. Kecepatan angin rata

iklim Tulakan 63,2 km/hari. Penyinaran matahari tergolong sedang dan rendah. Rata matahari bulanan di stasiun iklim Pr

Rata-rata radiasi matahari di stasiun iklim Pringkuku 439,1 cal/cm Tulakan 356,2 cal/cm2/hari.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK

Kabupaten Pacitan seperti daerah lainnya di Pulau Jawa dipengaruhi oleh iklim Tropika basah dengan 2 musim yaitu musim hujan (bulan Oktober-April) dan musim kemarau (bulan

April-pencatatan selama 24 tahun terakhir curah hujan mencapai 2300 mm per tahun. Curah hujan bulanan rata 416 mm yang terjadi pada bulan Januari dan curah hujan bulanan minimum rata

mm yang terjadi pada bulan Agustus. Suhu rata-rata 270C sedangkan kecepatan angin antara 30

Analisis terhadap data iklim sangat penting dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan pembangunan, baik di bidang teknik sipil maupun pertanian. Untuk keperluan analisis data iklim di

Pacitan, maka telah dikumpulkan data curah hujan dan hari hujan dari 12 Stasiun Pengamat Hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan dan data unsur iklim lainnya (temperatur udara, kelembapan udara, penyinaran matahari, dan kecepatan angin) dari stasiun iklim Pringkuku dan stasiun iklim

Curah Hujan dan Hari Hujan

Berdasarkan data curah hujan yang berhasil dihimpun Kabupaten Pacitan dari 12 stasiun pengamat hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan menunjukkan bahwa rata

hujan tahunan di wilayah ini berkisar antara 2.023 mm/tahun (Tegalombo) sampai 2.746 mm/tahun -rata hari hujan tahunan berkisar antara 98 hari/tahun hingga 134 hari/tahun. Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan basah(>200 mm) berlangsung antara Oktober sampai Sedangkan bulan kering (<100 mm) umumnya berlangsung pada bulan Mei sampai September

Temperatur Udara, Kelembapan Udara, Penyinaran Matahari, dan Kecepatan Angin. rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku adalah 27,70

C. Sedangkan temperatur udara rata-rata bulanan di Stasiun iklim Tulakan adalah C, dengan temperatur maksimum 31,30C. Kelembapan udara rata-rata daerah ini tergolong

tinggi. Kelembapan udara rata-rata bulanan di stasiun Pringkuku adalah 97,7%,

92,9%. Kecepatan angin rata-rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku 52 km/hari, sedangkan di stasiun iklim Tulakan 63,2 km/hari. Penyinaran matahari tergolong sedang dan rendah. Rata

matahari bulanan di stasiun iklim Pringkuku 47,4%, sedangkan di stasiun iklim Tulakan tercatat 32,7%. rata radiasi matahari di stasiun iklim Pringkuku 439,1 cal/cm2/hari, sedangkan di stasiun iklim

/hari.

Kabupaten Pacitan seperti daerah lainnya di Pulau Jawa dipengaruhi oleh iklim Tropika basah dengan -Oktober). Berdasarkan pencatatan selama 24 tahun terakhir curah hujan mencapai 2300 mm per tahun. Curah hujan bulanan rata 416 mm yang terjadi pada bulan Januari dan curah hujan bulanan minimum rata-rata 53 C sedangkan kecepatan angin antara 30-50 km/jam. Analisis terhadap data iklim sangat penting dalam kaitannya dengan berbagai kegiatan pembangunan, baik di bidang teknik sipil maupun pertanian. Untuk keperluan analisis data iklim di wilayah Kabupaten Pacitan, maka telah dikumpulkan data curah hujan dan hari hujan dari 12 Stasiun Pengamat Hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan dan data unsur iklim lainnya (temperatur udara, in) dari stasiun iklim Pringkuku dan stasiun iklim

Berdasarkan data curah hujan yang berhasil dihimpun Kabupaten Pacitan dari 12 stasiun pengamat hujan yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Pacitan menunjukkan bahwa rata-rata curah alombo) sampai 2.746 mm/tahun rata hari hujan tahunan berkisar antara 98 hari/tahun hingga 134 hari/tahun. Curah hujan tertinggi jatuh pada bulan basah(>200 mm) berlangsung antara Oktober sampai April. mm) umumnya berlangsung pada bulan Mei sampai September (tabel

Temperatur Udara, Kelembapan Udara, Penyinaran Matahari, dan Kecepatan Angin.

0C, dengan temperatur

rata bulanan di Stasiun iklim Tulakan adalah rata daerah ini tergolong rata bulanan di stasiun Pringkuku adalah 97,7%, sedangkan di Tulakan rata bulanan di stasiun iklim Pringkuku 52 km/hari, sedangkan di stasiun iklim Tulakan 63,2 km/hari. Penyinaran matahari tergolong sedang dan rendah. Rata-rata penyinaran ingkuku 47,4%, sedangkan di stasiun iklim Tulakan tercatat 32,7%. /hari, sedangkan di stasiun iklim

(4)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Banyaknya Curah Hujan per Bulan Menurut Kecam

Kecamatan Jan Feb Donorojo 235 257 Punung 223 193 Pringkuku 242 262 Pacitan 196 104 Kebonagung 257 298 Arjosari 257 290 Nawangan 338 413 Bandar 435 239 Tegalombo 228 228 Tulakan 276 160 Ngadirojo 182 265 Sudimoro 174 205

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan, 2010

B. MORFOLOGI LAHAN

Morfologi Kabupaten Pacitan sebagian besar (49%) merupakan wilayah agak bergunung sampai bergunung dengan kemiringan lahan >40, dan lainnya berupa lahan dengan bentuk wilayah datar

(lereng 0-8%) yang menempati wilayah 17%, lahan bergelombang (8 agak berbukit (lereng 26-40%) yang menempati wilayah ± 28%.

dijumpai di beberapa wilayah, yakni di dataran aluvium Sungai Grindulu di Pacitan dan dataran aluvium muara Sungai lorog. Lahan bergelombang dapat dijumpai di daerah Kebonagung, Ngadirojo, dan Pringkuku, serta di berbagai kecamatan lain dalam luasan sempit (spot

Lahan agak berbukit hingga berbukit menyebar merata di tiap kecamatan. Namun yang paling luas adalah di Pringkuku, Tegalombo, dan Tulakan. Sedangkan lahan agak bergelombang hingga bergunung (>40%) banyak dijumpai di Arjosari, Nawangan, Tegalombo, dan Tulakan luasan masing

wilayah dapat dilihat pada tabel 2.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Tabel 2.a

Banyaknya Curah Hujan per Bulan Menurut Kecamatan (mm

Bulan

Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept

316 132 340 123 87 13 411 248 303 316 129 102 14 330 257 229 286 98 157 25 493 306 251 399 143 119 10 361 430 282 616 233 159 120 552 366 251 364 97 97 31 261 396 283 255 190 35 136 248 574 401 351 88 70 23 318 387 376 264 101 155 35 224 384 246 665 101 229 29 365 478 231 523 125 212 36 335 398 351 443 283 259 86 391

Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan, 2010

Morfologi Kabupaten Pacitan sebagian besar (49%) merupakan wilayah agak bergunung sampai bergunung dengan kemiringan lahan >40, dan lainnya berupa lahan dengan bentuk wilayah datar

8%) yang menempati wilayah 17%, lahan bergelombang (8-15%) menempati wilayah ± 2,5%, lahan 40%) yang menempati wilayah ± 28%. Dataran datar hingga berombak dapat dijumpai di beberapa wilayah, yakni di dataran aluvium Sungai Grindulu di Pacitan dan dataran aluvium muara Sungai lorog. Lahan bergelombang dapat dijumpai di daerah Kebonagung, Ngadirojo, dan Pringkuku,

ai kecamatan lain dalam luasan sempit (spot-spot).

Lahan agak berbukit hingga berbukit menyebar merata di tiap kecamatan. Namun yang paling luas adalah di Pringkuku, Tegalombo, dan Tulakan. Sedangkan lahan agak bergelombang hingga bergunung

dijumpai di Arjosari, Nawangan, Tegalombo, dan Tulakan luasan masing yah dapat dilihat pada tabel 2.1b

atan (mm3)

Okt Nop Des

288 263 379 289 250 305 270 166 356 324 221 244 533 274 295 348 361 437 128 421 449 183 373 562 147 217 524 670 369 346 323 496 298 302 590 307

Morfologi Kabupaten Pacitan sebagian besar (49%) merupakan wilayah agak bergunung sampai bergunung dengan kemiringan lahan >40, dan lainnya berupa lahan dengan bentuk wilayah datar-berombak 15%) menempati wilayah ± 2,5%, lahan Dataran datar hingga berombak dapat dijumpai di beberapa wilayah, yakni di dataran aluvium Sungai Grindulu di Pacitan dan dataran aluvium muara Sungai lorog. Lahan bergelombang dapat dijumpai di daerah Kebonagung, Ngadirojo, dan Pringkuku,

Lahan agak berbukit hingga berbukit menyebar merata di tiap kecamatan. Namun yang paling luas adalah di Pringkuku, Tegalombo, dan Tulakan. Sedangkan lahan agak bergelombang hingga bergunung dijumpai di Arjosari, Nawangan, Tegalombo, dan Tulakan luasan masing-masing bentuk

(5)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN Kecamatan Arjosari Bandar Donorojo Kebonagung Nawangan Ngadirojo Pacitan Pringkuku Punung Sudimoro Tegalombo Tulakan Total

Sumber: RTRW Kabupaten Pacitan 2009 Keterangan:

E(41-60) = Daerah agak bergunung dengan kemiringan 41 F (>60) = Daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 60%

C. GEOLOGI

Kondisi geologi wilayah Pacitan umumnya berupa vulkanik dan kars. Sejumlah besar erupsi serta bentuk kerucut, dengan material

bahan vulkanik lepas. Semua bahan vulkanik itu membentuk pegunungan ( morfologi yang berbukit-bukit dan bergunung

Di bagian selatan sepanjang pantai kondisi geologinya berupa satuan karst dengan bahan penyusun batu gamping. Secara garis besar wilayah Kabupaten Pacitan dapat dikelompokkan ke dalam 3 satuan wilayah morfologi, yaitu:

1) Morfologi Perbukitan

Morfologi perbukitan merupakan wilayah terluas, mencakup 80% luas daerah. Satuan morfologi ini menempati daerah dengan kemiringan terjal, dengan bukit

hingga 800 meter di atas muka air laut. Satuan ini disusun oleh b

sedimen. Morfologi berbentuk tonjolan yang terdapat di beberapa tempat merupakan batuan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Tabel 2.b

Morfologi Lahan Kabupaten Pacitan

Kemiringan Luas total

kawasan dengan kemiringan > 40% E (41-60) F (>60) 2.948 6.223 9.171 2.996 2.217 5.213 1.543 2.342 3.885 3.602 1.331 4.933 4.150 3.360 7.510 2.471 3.555 6.026 1.318 1.264 2.582 2.166 1.168 3.334 1.114 2.786 3.900 2.384 1.576 3.960 3.971 6.597 10.568 4.965 2.486 7.451 33.628 34.905 68.533

Sumber: RTRW Kabupaten Pacitan 2009-2028

= Daerah agak bergunung dengan kemiringan 41-60% = Daerah bergunung dengan kemiringan lebih dari 60%

Kondisi geologi wilayah Pacitan umumnya berupa vulkanik dan kars. Sejumlah besar erupsi serta kerucut, dengan material-material hasil letusannya berbentuk padat batu gamping serta lain bahan vulkanik lepas. Semua bahan vulkanik itu membentuk pegunungan (otogenesa

bukit dan bergunung-gunung dengan perbedaan relief topografik yang cukup besar. Di bagian selatan sepanjang pantai kondisi geologinya berupa satuan karst dengan bahan penyusun batu gamping. Secara garis besar wilayah Kabupaten Pacitan dapat dikelompokkan ke dalam 3 satuan wilayah

Morfologi perbukitan merupakan wilayah terluas, mencakup 80% luas daerah. Satuan morfologi ini menempati daerah dengan kemiringan terjal, dengan bukit-bukit dan gunung-gunung kecil menjulang hingga 800 meter di atas muka air laut. Satuan ini disusun oleh batuan gunungapi dan batuan sedimen. Morfologi berbentuk tonjolan yang terdapat di beberapa tempat merupakan batuan

Luas total asan dengan kemiringan % 78,34 44,42 35,61 39,51 60,54 62,83 33,49 25,08 35,84 55,11 10.568 70,80 46,10 68.533 49,31

Kondisi geologi wilayah Pacitan umumnya berupa vulkanik dan kars. Sejumlah besar erupsi serta material hasil letusannya berbentuk padat batu gamping serta lain-lain

otogenesa) menghasilkan relief topografik yang cukup besar. Di bagian selatan sepanjang pantai kondisi geologinya berupa satuan karst dengan bahan penyusun batu gamping. Secara garis besar wilayah Kabupaten Pacitan dapat dikelompokkan ke dalam 3 satuan wilayah

Morfologi perbukitan merupakan wilayah terluas, mencakup 80% luas daerah. Satuan morfologi ini gunung kecil menjulang atuan gunungapi dan batuan sedimen. Morfologi berbentuk tonjolan yang terdapat di beberapa tempat merupakan batuan

(6)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

daerah ini antara lain S. Grindulu,

lebih banyak dipengaruhi oleh sesar dan kekar daripada kedudukan lapisan batuan. Derajat pelapukan pada satuan ini cukup tinggi, ditunjukkan oleh tanah pelapukan yang setempat mencapai tebal lebih dari 10 meter.

Satuan Karst menyebar di sepanjang pantai selatan, terutama disusun oleh batu gamping, yang setempat bersifat tufan. Gejala karst di daerah ini ditunjukkan oleh adanya gua batu gamping, aliran sungai bawah tanah, dolina, dan uvala.

laut merupakan bentukan hasil erosi, yang umumnya disusun oleh batu gamping terumbu. Bentuk bukitnya yang beragam seperti kerucut, kerucut terpancung

dipengaruhi oleh ragam batu

S. Baksoko yang kelurusannya dipengaruhi oleh sistem retakan.

2) Morfologi Dataran

Satuan dataran berupa aluvium, sebarannya sangat terbatas, yakni di sepanjang aliran sungai besar. Setempat satuan ini menempati daerah pinggirannya pantai yang sempit. Dataran aluvial yang cukup luas diantaranya dijumpai di dataran Pacitan di daerah hilir S. Grindulu dan dataran Lorog di sekitar S. Lorog.

D. KAWASAN RAWAN BANJIR

Titik-titik rawan kejadian

keberadaan sungai - sungai utama yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog, Sungai Pagotan, Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Daerah yang masuk kedalam kawasan rawan banjir adalah

wilayah Kecamatan Arjosari, Pacitan dan Kebonagung

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

daerah ini antara lain S. Grindulu, S. Bawur, S. Pagotan, S. Lorog, dan S. Baksoko

lebih banyak dipengaruhi oleh sesar dan kekar daripada kedudukan lapisan batuan. Derajat pelapukan pada satuan ini cukup tinggi, ditunjukkan oleh tanah pelapukan yang setempat mencapai tebal lebih

Satuan Karst menyebar di sepanjang pantai selatan, terutama disusun oleh batu gamping, yang setempat bersifat tufan. Gejala karst di daerah ini ditunjukkan oleh adanya gua batu gamping, aliran sungai bawah tanah, dolina, dan uvala. Bukit-bukit kecil berjulang antara 20-50 meter di atas muka air laut merupakan bentukan hasil erosi, yang umumnya disusun oleh batu gamping terumbu. Bentuk bukitnya yang beragam seperti kerucut, kerucut terpancung, meja, tabung, dan sebagainya dipengaruhi oleh ragam batugamping penyusunnya. Sungai besar yang memotong satuan ini adalah

soko yang kelurusannya dipengaruhi oleh sistem retakan.

Satuan dataran berupa aluvium, sebarannya sangat terbatas, yakni di sepanjang aliran sungai empat satuan ini menempati daerah pinggirannya pantai yang sempit. Dataran aluvial yang cukup luas diantaranya dijumpai di dataran Pacitan di daerah hilir S. Grindulu dan dataran Lorog di

KAWASAN RAWAN BANJIR

titik rawan kejadian banjir di wilayah Kabupaten Pacitan sangat erat kaitannya dengan sungai utama yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog, Sungai Pagotan, Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Daerah yang masuk kedalam kawasan rawan banjir adalah

josari, Pacitan dan Kebonagung seperti terlihat pada peta 2.b.

Baksoko. Kelurusannya lebih banyak dipengaruhi oleh sesar dan kekar daripada kedudukan lapisan batuan. Derajat pelapukan pada satuan ini cukup tinggi, ditunjukkan oleh tanah pelapukan yang setempat mencapai tebal lebih

Satuan Karst menyebar di sepanjang pantai selatan, terutama disusun oleh batu gamping, yang setempat bersifat tufan. Gejala karst di daerah ini ditunjukkan oleh adanya gua batu gamping, aliran 50 meter di atas muka air laut merupakan bentukan hasil erosi, yang umumnya disusun oleh batu gamping terumbu. Bentuk , meja, tabung, dan sebagainya gamping penyusunnya. Sungai besar yang memotong satuan ini adalah

Satuan dataran berupa aluvium, sebarannya sangat terbatas, yakni di sepanjang aliran sungai-sungai empat satuan ini menempati daerah pinggirannya pantai yang sempit. Dataran aluvial yang cukup luas diantaranya dijumpai di dataran Pacitan di daerah hilir S. Grindulu dan dataran Lorog di

banjir di wilayah Kabupaten Pacitan sangat erat kaitannya dengan sungai utama yang ada yaitu Sungai Baksoko, Sungai Lorog, Sungai Pagotan, Sungai Bawur dan terutama Sungai Grindulu. Daerah yang masuk kedalam kawasan rawan banjir adalah sebagian

(7)
(8)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

E. HIDROLOGI

Secara hidrologis wilayah Kabupaten Pacitan

Grindulu, DAS Baksoko, DAS Lorog, DAS Pagotan, dan DAS Bawur. Daerah Aliran Sungai Grindulu memiliki topografi datar hingga bergunung dengan elevasi tertinggi 1.100 m di atas permukaan air laut (Gunung Gembes) dan mempunyai wilayah paling besar yaitu meliputi 9 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Tulakan, Punung, Pringkuku, Tegalombo, Nawangan, dan Bandar. Luas DAS kurang lebih 1.500 km2 dengan panjang kurang lebih 52 km.

Dominasi penguasaan lahan tegalan oleh penduduk setempat telah berdampak pada perkembangan kondisi tanah permukaan lahan DAS Grindulu yaitu 61,29% merupakan tanah dengan solum sangat tipis dan dijumpai singkapan batuan induk litosol. Kondisi demikian mengakibatkan mu

yang berdampak pada tingginya tingkat sedimentasi yang terjadi di DAS Grindulu. Hail perhitungan erosi secara kasar dengan memperhatikan karakteristik tanah, pola penggunaan lahan dan pengelolaan lahan serta kondisi topografi menunjukkan bahwa tingkat ero

tidak akan terangkut tanah kurang lebih 60 ton ha/tahun (maks yang dapat ditolerir 12,5 ton/ha/th).

Disamping aliran permukaan, di Kecamatan Pringkuku dan Donorojo terdapat aliran bawah permukaan (sungai bawah tanah) yang mengalir melalui sistem

rumit, dan berkembang pada batugamping (karst) fasies terumbu, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan debit dari sumber sungai bawah tanah ini menca

tabel 2.1 dan peta 2.c.

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Pacitan

No

1 Das Bengawan Solo

2 3 4 DAS Grindulu 6 DAS Baksoko 7 DAS Pagotan 8 DAS Lorog 9 DAS Bawur Sumber : BBWS, 2012

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

logis wilayah Kabupaten Pacitan terdiri dari 5 daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Grindulu, DAS Baksoko, DAS Lorog, DAS Pagotan, dan DAS Bawur. Daerah Aliran Sungai Grindulu memiliki topografi datar hingga bergunung dengan elevasi tertinggi 1.100 m di atas permukaan air laut (Gunung mbes) dan mempunyai wilayah paling besar yaitu meliputi 9 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Tulakan, Punung, Pringkuku, Tegalombo, Nawangan, dan Bandar. Luas DAS kurang

dengan panjang kurang lebih 52 km.

nguasaan lahan tegalan oleh penduduk setempat telah berdampak pada perkembangan kondisi tanah permukaan lahan DAS Grindulu yaitu 61,29% merupakan tanah dengan solum sangat tipis dan dijumpai singkapan batuan induk litosol. Kondisi demikian mengakibatkan mudah terkikisnya lapisan yang berdampak pada tingginya tingkat sedimentasi yang terjadi di DAS Grindulu. Hail perhitungan erosi secara kasar dengan memperhatikan karakteristik tanah, pola penggunaan lahan dan pengelolaan lahan serta kondisi topografi menunjukkan bahwa tingkat erosi di DAS Gridulu sangat tinggi setiap tahun paling tidak akan terangkut tanah kurang lebih 60 ton ha/tahun (maks yang dapat ditolerir 12,5 ton/ha/th).

Disamping aliran permukaan, di Kecamatan Pringkuku dan Donorojo terdapat aliran bawah bawah tanah) yang mengalir melalui sistem lorong gua atau saluran bawah tanah yang rumit, dan berkembang pada batugamping (karst) fasies terumbu, berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan debit dari sumber sungai bawah tanah ini mencapai 176,70 l/det sebagaimana dijelaskan pada

Tabel 2.1

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Pacitan

Nama DAS Luas Debit (m

Das Bengawan Solo DAS Wiroko 21.669,27

DAS Kali Madiun 371.591,58 DAS Solo Hulu 19.412,81

Grindulu 71.518,68 DAS Baksoko 16.463,30 DAS Pagotan 11.811,97 DAS Lorog - DAS Bawur 1.349,70 Sumber : BBWS, 2012

terdiri dari 5 daerah aliran sungai (DAS) yaitu DAS Grindulu, DAS Baksoko, DAS Lorog, DAS Pagotan, dan DAS Bawur. Daerah Aliran Sungai Grindulu memiliki topografi datar hingga bergunung dengan elevasi tertinggi 1.100 m di atas permukaan air laut (Gunung mbes) dan mempunyai wilayah paling besar yaitu meliputi 9 kecamatan yaitu Kecamatan Pacitan, Kebonagung, Arjosari, Tulakan, Punung, Pringkuku, Tegalombo, Nawangan, dan Bandar. Luas DAS kurang

nguasaan lahan tegalan oleh penduduk setempat telah berdampak pada perkembangan kondisi tanah permukaan lahan DAS Grindulu yaitu 61,29% merupakan tanah dengan solum sangat tipis dan dah terkikisnya lapisan top soil yang berdampak pada tingginya tingkat sedimentasi yang terjadi di DAS Grindulu. Hail perhitungan erosi secara kasar dengan memperhatikan karakteristik tanah, pola penggunaan lahan dan pengelolaan lahan si di DAS Gridulu sangat tinggi setiap tahun paling tidak akan terangkut tanah kurang lebih 60 ton ha/tahun (maks yang dapat ditolerir 12,5 ton/ha/th).

Disamping aliran permukaan, di Kecamatan Pringkuku dan Donorojo terdapat aliran bawah ng gua atau saluran bawah tanah yang rumit, dan berkembang pada batugamping (karst) fasies terumbu, berdasarkan penelitian yang pernah ebagaimana dijelaskan pada

Debit (m3/dtk) - - - - - - - -

(9)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN No Nama Sungai 1 Grindulu 2 Lorog 3 Baksoko 4 Pagutan 5 Bawur 6 Kebonagung 7 Asem Gandok 8 Tinatar 9 Ponggok 10 Teleng 11 Tengi 12 Cangkring 13 Pradah 14 Brungkah

Sumber : Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Tabel 2.c

Daftar Sungai Kabupaten Pacitan

Panjang (km) Lebar (m) Permukaan Dasar 70,00 97,00 64,67 51,77 74,00 49,33 25,34 42,00 28,00 33,73 26,00 17,33 12,27 24,00 16,00 18,43 32,00 21,33 28,22 44,00 29,33 11,74 59,00 39,33 13,87 23,00 15,33 5,59 25,00 16,67 8,31 62,00 41,33 17,26 67,00 44,67 31,17 35,00 23,33 25,41 65,00 43,33

Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pacitan, 2012

Kedalaman (m) Dasar 64,67 10,78 49,33 8,22 28,00 4,67 17,33 5,78 16,00 5,33 21,33 7,11 29,33 4,89 39,33 6,56 15,33 5,11 16,67 5,56 41,33 6,89 44,67 7,44 23,33 3,89 43,33 7,22

(10)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

(11)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

F. JENIS TANAH

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Pacitan sangat beragam, di Kabupaten Pacitan dijumpai 8 (delapan) jenis tanah, Yakni regosol, aluvial, koluvial, podsolik, kambisol,

tanah yang di jumpai di Pacitan sebagaimana

No PPT (1983) 1 Aluvial 2 Koluvial 3 Mediteran 4 Kambisol 5 Podsolik 6 Oksisol 7 Rendzina 8 Litosol 9 Regosol Total

Sumber: RTRW Kabupaten Pacitan Sebagai Sub Koridor Pengembangan Kawasan Pansela Tengah

Berdasarkan tabel di atas, Litosol, mediteran, dan kambisol merupakan jenis tanah dominan di Pacitan. Ketiga jenis tanah ini umumnya menempati wilayah berbukit hing

tanah lainnya yang juga cukup luas terdapat di wilayah ini adalah koluvial dan rendzina. Koluvial banyak dijumpai di daerah dataran kaki bukit dengan lereng datar. Jenis tanah lainnya, yakni aluvial, oksisol, podsolik, dan regosol hanya dijumpai dalam luasan yang sempit dan spot

dataran aluvium Sungai Grindulu dan Sungai Lorog. Sedangkan oksisol hanya dijumpai dalam luasan yang sangat kecil berasosiasi dengan podsolik di daerah agak berbukit hingga berbuk

Regosol dijumpai di daerah pesisir pantai Teluk Pacitan.

2.1.2. PENGGUNAAN LAHAN

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan dikelompokkan ke dalam: hutan lebat, hutan belukar, hutan buatan, kebun campuran, tegalan, sawah, permukim

dijelaskan dalam tabel 2.e dan Peta 2. Pacitan dalam angka.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Pacitan sangat beragam, di Kabupaten Pacitan dijumpai 8 (delapan) jenis tanah, Yakni regosol, aluvial, koluvial, podsolik, kambisol, mediteran, rendzina, dan litosol. Jenis tanah yang di jumpai di Pacitan sebagaimana dijelaskan pada tabel 2.d

Tabel 2.d

Jenis Tanah Kabupaten Pacitan

Tata Nama

Soil Taxonomy USDA (2000) Ha

Tropaquept 5.980,43 Dystrandept 20.623,37 Tropaquept 32.155,33 Dystrandept 24.872,25 Tropudult 514,82 Haplorthox 4.061,49 Millisols 15.548,70 Dystropept 35.168,19 Tropopsament 138.987,16

RTRW Kabupaten Pacitan Sebagai Sub Koridor Pengembangan Kawasan Pansela Tengah

Berdasarkan tabel di atas, Litosol, mediteran, dan kambisol merupakan jenis tanah dominan di Pacitan. Ketiga jenis tanah ini umumnya menempati wilayah berbukit hing

tanah lainnya yang juga cukup luas terdapat di wilayah ini adalah koluvial dan rendzina. Koluvial banyak dijumpai di daerah dataran kaki bukit dengan lereng datar. Jenis tanah lainnya, yakni aluvial, oksisol, dijumpai dalam luasan yang sempit dan spot-spot. Aluvial banyak dijumpai di dataran aluvium Sungai Grindulu dan Sungai Lorog. Sedangkan oksisol hanya dijumpai dalam luasan yang sangat kecil berasosiasi dengan podsolik di daerah agak berbukit hingga berbuk

Regosol dijumpai di daerah pesisir pantai Teluk Pacitan.

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan dikelompokkan ke dalam: hutan lebat, hutan belukar, hutan buatan, kebun campuran, tegalan, sawah, permukiman, tanah, danau, dan sungai

dan Peta 2.d yang bersumber dari RTRW Kabupaten Pacitan 2009

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Pacitan sangat beragam, di Kabupaten Pacitan dijumpai 8 (delapan) mediteran, rendzina, dan litosol. Jenis-Jenis

Luas Ha % 5.980,43 4,30 20.623,37 14,84 32.155,33 23,14 24.872,25 17,.90 514,82 0,37 4.061,49 2,92 15.548,70 11,19 35.168,19 25,30 62,57 0,05 138.987,16 100,00

RTRW Kabupaten Pacitan Sebagai Sub Koridor Pengembangan Kawasan Pansela Tengah, 2005

Berdasarkan tabel di atas, Litosol, mediteran, dan kambisol merupakan jenis tanah yang dominan di Pacitan. Ketiga jenis tanah ini umumnya menempati wilayah berbukit hingga bergunung. Jenis tanah lainnya yang juga cukup luas terdapat di wilayah ini adalah koluvial dan rendzina. Koluvial banyak dijumpai di daerah dataran kaki bukit dengan lereng datar. Jenis tanah lainnya, yakni aluvial, oksisol, spot. Aluvial banyak dijumpai di dataran aluvium Sungai Grindulu dan Sungai Lorog. Sedangkan oksisol hanya dijumpai dalam luasan yang sangat kecil berasosiasi dengan podsolik di daerah agak berbukit hingga berbukit di wilayah Tulakan.

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan dikelompokkan ke dalam: hutan lebat, hutan belukar, an, tanah, danau, dan sungai sebagaimana yang bersumber dari RTRW Kabupaten Pacitan 2009-20028 serta

(12)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Luas Penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan

Kecamatan Tanah Untuk Bangunan Tegal/Huma Donorojo 195,10 Punung 183,77 Pringkuku 171,77 Pacitan 310,55 Kebonagung 178,80 Arjosari 162,40 Nawangan 239,76 Bandar 283,02 Tegalombo 294,34 Tulakan 540,04 Ngadirojo 402,83 Sudimoro 190,95 Jumlah 3.153,33

Sumber: Pacitan dalam angka, 2011

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Tabel 2.e

Luas Penggunaan lahan di Kabupaten Pacitan

Tegal/Huma Tanaman Kayu-Kayuan Hutan Rakyat, kebun Hutan Negara Lainnya 781,31 678,77 8.380,38 77,30 4.643,18 2.294,46 2.275,47 9,30 2.290,38 8.550,96 610,47 172,00 1.050,16 1.693,72 2.637,21 782,70 299,50 3.036,45 4.949,86 765,10 14,35 1.787,31 1.057,09 8.416,88 579,08 81,70 1.430,54 6.857,43 932,70 75,30 2.688,02 1.179,57 4.586,56 409,40 4.242,97 2.629,33 5.215,17 41,10 1.286,04 4.342,61 2.984,05 4.931,05 - 1.546,28 2.406,16 2.679,27 2.506,16 16,30 1.278,15 1.355,99 3.404,13 18,00 29.890,58 45.213,78 34968,97 1214,25 11530,99 2011 Lainnya Jumlah 711,87 0.824,73 771,49 0.177,67 1.050,16 12.845,74 780,66 504,34 1.787,31 0.731,87 536,97 10.834,12 938,54 10.474,27 910,22 10.056,79 1.286,04 3.708,95 1.546,28 14.344,03 785,08 8.795,80 426,37 6.673,59 11530,99 125.971,90

(13)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

(14)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Sedangkan pembagian wilayah Kabupaten Pacitan disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini:

No Kecamatan 1 Donorojo 2 Punung 3 Pringkuku 4 Pacitan 5 Kebonagung 6 Arjosari 7 Nawangan 8 Bandar 9 Tegalombo 10 Tulakan 11 Ngadirojo 12 Sudimoro Total

Sumber : Pacitan Dalam Angka,

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Sedangkan pembagian wilayah Kabupaten Pacitan disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini:

Tabel 2.2

Pembagian Wilayah Kabupaten Pacitan

Kecamatan Jumlah Desa Luas (km2)

12 109,09 13 108,81 13 132,93 25 77,11 19 124,85 17 117,06 9 124,06 8 117,34 11 149,26 16 161,61 18 95,91 10 71,86 171 1.389,89 2009

Sedangkan pembagian wilayah Kabupaten Pacitan disajikan pada Tabel 2.2 di bawah ini:

Persentase 109,09 7,85% 108,81 7,83% 132,93 9,56% 77,11 5,55% 124,85 8,98% 117,06 8,42% 124,06 8,93% 117,34 8,44% 149,26 10,74% 161,61 11,63% 95,91 6,90% 71,86 5,17% 1.389,89 100%

(15)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

(16)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

2.2 KEPENDUDUKAN

Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan suatu wilayah. Dengan mengetahui karakteristik kependudukan suatu wilayah, maka usaha

kebutuhan pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan yang telah ditetapkan.

Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, persebaran dan kepadatan penduduk, proyeksi penduduk, komposisi penduduk dan karakteristik sosial budaya.

2.2.1 JUMLAH DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan selama sepuluh tahun terakhir (2001 mengalami penurunan, yaitu 543.252 jiwa pada tahun 2001 menjadi

adalah data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Pacitan 2.3.

Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan

Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2006 2007 2008 Donorojo 40.251 40.251 40.680 40.825 Punung 35.594 35.594 35.973 36.062 Pringkuku 32.156 32.156 32.499 32.630 Pacitan 64.774 64.774 65.464 65.646 Kebonagung 44.833 44.833 45.329 45.479 Arjosari 39.448 39.448 39.869 39.987 Nawangan 49.891 49.891 50.422 50.586 Bandar 43.497 43.497 43.960 44.108 Tegalombo 50.065 50.065 50.598 50.731 Tulakan 77.374 77.374 78.182 78.307 Ngadirojo 43.639 43.639 44.104 44.250 Sudimoro 29.633 29.633 28.949 30.033

Sumber : Pacitan dalam Angka

Jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk sampai dengan tahun 2010 sebanyak 15.123 jiwa

memiliki kecenderungan bertambah. Namum demikian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pacitan cenderung menurun, salah satu faktor diantaranya adalah migrasi penduduk ke daerah lain. Kondisi ini akan

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan suatu wilayah. Dengan mengetahui karakteristik kependudukan suatu wilayah, maka usaha-usaha untuk penyediaan fasilitas dan kebutuhan pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan

Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju pertumbuhan sebaran dan kepadatan penduduk, proyeksi penduduk, komposisi penduduk dan karakteristik

DAN PERTUMBUHAN PENDUDUK

Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan selama sepuluh tahun terakhir (2001 , yaitu 543.252 jiwa pada tahun 2001 menjadi 540.881 jiwa pada tahun 201 adalah data jumlah penduduk per Kecamatan di Kabupaten Pacitan dari tahun 2001-201

Tabel 2.3

Jumlah dan Kepadatan Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun

Jumlah Penduduk Jumlah KK

Tahun 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 40.825 34.986 10.843 10.881 10.521 10.521 10.371 36.062 33.919 9.721 9.754 9.732 10.512 9.741 32.630 29.694 9.267 9.299 9.188 7.008 9.039 65.646 73.086 18.308 18.372 17.590 24.658 20.054 45.479 42.667 11.788 11.829 11.460 10.512 11.340 39.987 38.646 10.865 10.903 10.516 10.512 10.777 50.586 46.084 17.342 17.402 19.032 14.016 12.722 44.108 41.789 11.820 11.861 12.764 14.055 12.298 50.731 48.049 13.612 13.660 14.184 14.080 13.416 78.307 77.266 21.834 21.910 20.650 21.120 21.584 44.250 44.707 11.878 11.919 12.851 14.976 12.510 30.033 29.988 7.764 7.791 8.766 7.040 7.168,0 alam Angka

Jika dibandingkan dengan hasil sensus penduduk Tahun 2000, maka terjadi pertambahan penduduk sampai dengan tahun 2010 sebanyak 15.123 jiwa. Sehingga pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun memiliki kecenderungan bertambah. Namum demikian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pacitan un, salah satu faktor diantaranya adalah migrasi penduduk ke daerah lain. Kondisi ini akan Dalam perencanaan tata ruang, data dan analisa kependudukan merupakan salah satu faktor yang sangat penting, mengingat penduduk merupakan subyek dan obyek pembangunan suatu wilayah. Dengan ha untuk penyediaan fasilitas dan kebutuhan pelayanan pada masa mendatang dapat diperkirakan sesuai dengan perhitungan-perhitungan

Beberapa hal pokok kependudukan yang akan dibahas meliputi jumlah dan laju pertumbuhan sebaran dan kepadatan penduduk, proyeksi penduduk, komposisi penduduk dan karakteristik

Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Pacitan selama sepuluh tahun terakhir (2001-2010) jiwa pada tahun 2010. Berikut ini 2010 seperti pada tabel

proyeksinya untuk 5 tahun

Tingkat Pertumbuhan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 10.371 3,354 1,78 1,07 0,36 -0,22 9.741 2,738 0,42 1,06 0,25 -0,24 9.039 2,474 1,39 1,07 0,40 0,13 20.054 2,591 0,35 1,07 0,28 1,53 11.340 2,360 0,44 1,11 0,33 -0,26 10.777 2,320 0,68 1,07 0,30 0,25 12.722 5,543 0,96 1,06 0,33 -0,21 12.298 5,437 1,16 1,06 0,34 0,46 13.416 5,007 1,41 1,06 0,26 0,48 21.584 4,836 0,27 1,04 0,16 0,12 12.510 2,727 0,46 1,07 0,33 0,58 7.168,0 4,939 0,88 1,07 0,28 0,46

Tahun 2000, maka terjadi pertambahan penduduk Sehingga pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun memiliki kecenderungan bertambah. Namum demikian laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pacitan un, salah satu faktor diantaranya adalah migrasi penduduk ke daerah lain. Kondisi ini akan

(17)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

mempengaruhi rencana pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan. penduduk Kabupaten Pacitan dapat dilihat tabel seperti terlihat

Proyeksi Pertumbuhan Kecamatan Jumlah Penduduk Tahun 2010 Donorojo 34.986 Punung 33.919 Pringkuku 29.694 Pacitan 73.086 Kebonagung 42.667 Arjosari 38.646 Nawangan 46.084 Bandar 41.789 Tegalombo 48.049 Tulakan 77.266 Ngadirojo 44.707 Sudimoro 29.988

Sumber : Hasil Analisis, 2012

2.2.2 PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

Distribusi penduduk Kabupaten Pacitan

Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan 77.266 jiwa (14,30%), sedangkan Kecamatan

paling sedikit yaitu 29.694 jiwa

2010 adalah 390 jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di kepadatan sebesar 957 jiwa/km2,

Jumlah Desa, Luas Kecamatan, Jumlah Penduduk, Rata

Km2, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pacitan

No Kecamatan Jumlah

Desa

1 Donorojo 12

2 Punung 13

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

mempengaruhi rencana pengembangan di wilayah Kabupaten Pacitan. Sedangkan proyeksi pertumbuhan penduduk Kabupaten Pacitan dapat dilihat tabel seperti terlihat dibawah ini.

Tabel 2.f

Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Tiap Kecamatan di Kabupaten Pacitan Tahun

Jumlah Penduduk R (%) Jumlah Penduduk Tahun Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 34.986 -0,22 34908 34869 34842 34822 33.919 -0,24 33837 33795 33767 33746 29.694 0,13 29736 29754 29766 29775 73.086 1,53 74203 74761 75133 75412 42.667 -0,26 42555 42499 42461 42432 38.646 0,25 38742 38789 38820 38843 46.084 -0,21 45986 45937 45904 45879 41.789 0,46 41980 42075 42138 42185 48.049 0,48 48279 48393 48469 48526 77.266 0,12 77358 77403 77433 77455 44.707 0,58 44965 45094 45179 45243 29.988 0,46 30125 30193 30238 30271 Hasil Analisis, 2012

PERSEBARAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

Kabupaten Pacitan tersebar secara merata untuk masing Kecamatan dengan jumlah penduduk paling banyak adalah Kecamatan Tulakan dengan

0%), sedangkan Kecamatan Pringkuku merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk (5,50%). Kepadatan penduduk rata-rata di Kabupaten Pacitan

jiwa/km2. Kepadatan penduduk paling tinggi adalah di Kecamatan jiwa/km2,

Tabel 2.g

Jumlah Desa, Luas Kecamatan, Jumlah Penduduk, Rata-rata Penduduk Per Desa, Kepadatan Penduduk per Km2, dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Pacitan Tahun 2010

Tahun Dasar (2000) Luas Kecamatan Jumlah Penduduk Rata-rata Penduduk Per Desa 525.758 109,09 40.367* 2.916 525.758 107,91 36.115* 2.609

Sedangkan proyeksi pertumbuhan

Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2015

2015 34806 33729 29782 75635 42409 38861 45859 42222 48571 77473 45294 30298

tersebar secara merata untuk masing-masing kecamatan. dengan jumlah penduduk merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk Kabupaten Pacitan pada Tahun Kecamatan Pacitan dengan tingkat

rata Penduduk Per Desa, Kepadatan Penduduk per Tahun 2010 Kepadatan Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk 321 -0,22 314 -0,24

(18)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN No Kecamatan Jumlah Desa 4 Pacitan 25 5 Kebonagung 19 6 Arjosari 17 7 Nawangan 9 8 Bandar 8 9 Tegalombo 11 10 Tulakan 16 11 Ngadirojo 18 12 Sudimoro 10

Sumber : Pacitan dalam Angka

*data penduduk hasil registrasi tahun 2011

2.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH 2.3.1 PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan keuangan Kabupaten Pacitan diperoleh dari penerimaan langsung dan tidak langsung. Penerimaan langsung diperoleh dari penerimaa

kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain

diperoleh digunakan untuk pembiayaan kegiatan di Kabupaten Pacitan.

seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah teruta

atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembi

hasil investasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digun pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain,

yang diperoleh Kabupaten Pacitan pada tahun 2011 adalah

2.3.2 KAPASITAS KEUANGAN DAERAH

Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir kinerja pelaksanaan APBD mengalami peningkatan yang signifikan, terutama ditopang dari

meningkat menjadi Rp.684.406.828.893,00

Pada sisi PAD kecenderungannya terus meningkat dari tahun ke tahun, Pada tahun 2007 sebesar Rp.16.806.457.228,81

Berikut disajikan tabel rata – rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah tahun 200

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Tahun Dasar (2000) Luas Kecamatan Jumlah Penduduk Rata-rata Penduduk Per Desa 525.758 76,38 70.873* 2.923 525.758 124,85 45.515* 2.246 525.758 117,07 40.145* 2.273 525.758 124,05 52.144* 5.120 525.758 117,35 45.878* 5.224 525.758 149,45 53.520* 4.368 525.758 161,61 86.688* 4.829 525.758 94,22 49.306* 2.484 525.758 71,05 33.803* 2.999

: Pacitan dalam Angka, 2011

tahun 2011 yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kab. Pacitan

KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH PENDAPATAN DAERAH

Pendapatan keuangan Kabupaten Pacitan diperoleh dari penerimaan langsung dan tidak langsung. Penerimaan langsung diperoleh dari penerimaan pajak masyarakat, retribusi daerah

kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. Penerimaan pajak yang diperoleh digunakan untuk pembiayaan kegiatan di Kabupaten Pacitan. Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup de

atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan hasil investasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal pemerintah.

ang diperoleh Kabupaten Pacitan pada tahun 2011 adalah 44.996.860.737,00

KAPASITAS KEUANGAN DAERAH

Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir kinerja pelaksanaan APBD mengalami peningkatan yang signifikan, terutama ditopang dari Dana Perimbangan. Pada tahun 2007 sebesar Rp.

684.406.828.893,00 pada tahun 2011.

kecenderungannya terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan rata 16.806.457.228,81 dan meningkat menjadi Rp.29.488.179.487,72 rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah tahun 200

Kepadatan Penduduk Laju Pertumbuhan Penduduk 957 1,53 342 -0,26 330 0,25 371 -0,21 356 0,46 322 0,48 478 0,12 474 0,58 422 0,46

yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kab. Pacitan

Pendapatan keuangan Kabupaten Pacitan diperoleh dari penerimaan langsung dan tidak langsung. , retribusi daerah, hasil pengelolaan Penerimaan pajak yang Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan ma dimaksudkan untuk menutup defisit dan ayaan antara lain dapat berasal dari pinjaman, dan kan untuk pembayaran kembali pokok yertaan modal pemerintah. Total penerimaan

Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir kinerja pelaksanaan APBD mengalami peningkatan yang sebesar Rp.448.341.853.486,00

dengan rata-rata 15,49%. 29.488.179.487,72 pada tahun 2011. rata pertumbuhan realisasi pendapatan daerah tahun 2007 s/d 2011:

(19)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

No Uraian

A PENDAPATAN

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

1.1.1 Pajak Daerah 3.677.694.217,00

1.1.2 Retribusi Daerah 11.156.656.423,90

1.1.3 Bagian Laba Usaha Daerah

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 6.316.315.627,79

1.2 DANA PERIMBANGAN 448.341.853.486,00

1.2.1 Bagian Hasil Pajak dan Bukan Pajak 27.232.853.486,00

1.2.2 Dana Alokasi Umum 371.997.000.000,00

1.2.3 Dana Alokasi Khusus 49.112.000.000,00

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 32.075.313.050,00

1.3.1 Hibah 10.122.365.231,00

1.3.2 Dana Perimbangan dari Propinsi 18.956.380.219,00

1.3.3 Dana Penyesuaian otonomi khusus 2.996.567.600,00

1.3.4 Bantuan Keuangan dari Propinsi

JUMLAH PENDAPATAN 427.593.297.678,25

B BELANJA

Tabel.2.4

Rata–Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2007 s/d 2011 Kabupaten Pacitan

Tahun 2007 2008 2009 3.677.694.217,00 4.170.577.618,00 4.876.459.117,00 5.155.151.458,00 11.156.656.423,90 12.365.333.135,03 16.731.537.493,38 17.923.822.016,17 839.118.602,46 1.222.258.104,90 1.805.264.804,79 1.617.267.165,11 6.316.315.627,79 5.934.137.216,42 4.253.446.418,22 4.791.938.848,44 448.341.853.486,00 500.978.588.258,00 520.650.372.832,00 534.435.121.450,00 27.232.853.486,00 32.864.274.258,00 30.306.732.832,00 40.760.726.450,00 371.997.000.000,00 406.718.314.000,00 429.136.640.000,00 435.690.795.000,00 49.112.000.000,00 61.396.000.000,00 61.207.000.000,00 57.983.600.000,00 32.075.313.050,00 31.907.503.899,00 47.188.828.576,00 131.792.082.116,00 10.122.365.231,00 8.482.424.088,00 86.819.730,00 824.269.635,00 18.956.380.219,00 18.660.728.613,00 22.074.842.846,00 27.845.307.573,00 2.996.567.600,00 4.195.851.198,00 18.351.031.000,00 67.320.004.908,00 - 568.500.000,00 6.676.135.000,00 35.802.500.000,00 427.593.297.678,25 502.406.951.407,15 556.578.398.231,35 595.505.909.241,39 2010 2011 5.155.151.458,00 6.102.820.379,00 17.923.822.016,17 11.413.775.988,00 1.617.267.165,11 3.052.789.076,00 4.791.938.848,44 24.427.475.294,00 534.435.121.450,00 684.406.828.893,00 40.760.726.450,00 42.852.184.893,00 435.690.795.000,00 589.829.914.000,00 57.983.600.000,00 51.724.730.000,00 131.792.082.116,00 138.784.899.915,00 824.269.635,00 833.864.732,00 27.845.307.573,00 26.770.701.023,00 67.320.004.908,00 111.180.334.160,00 35.802.500.000,00 - 595.505.909.241,39 695.715.383.053,72

(20)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

No Uraian

1 Belanja Tidak Langsung 278.222.123.403,99

2 Belanja Langsung 200.953.820.283,45

3 Jumlah Belanja 479.175.943.687,44

Surplus/Defisit Anggaran 23.231.006.699,56 Sumber: APBD Kab. Pacitan, 2007-2011

Tahun 2007 2008 2009 278.222.123.403,99 351.282.978.400,00 405.015.785.902,00 520.515.875.364,00 200.953.820.283,45 235.732.206.311,00 193.704.031.820,00 159.926.656.507,00 479.175.943.687,44 587.015.184.711,00 598.719.817.722,00 680.442.531.871,00 23.231.006.699,56 (30.439.606.480,00) (3.213.908.481,00) 15.272.851.182,00 2010 2011 520.515.875.364,00 570.148.800.482,00 159.926.656.507,00 277.504.777.195,00 680.442.531.871,00 847.653.577.677,00 15.272.851.182,00 10.583.368.424,00

(21)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

2.3.3 DATA REALISASI BELANJA MODAL SANITASI

Realisasi belanja sanitasi di Kabupaten Pacitan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan terutama di Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan (DCTK). Pada Tahun 2007 di Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan tidak dianggarkan kegiatan sanitasi, teta

untuk kegiatan sanitasi, demikian juga dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan, Kantor Lingkungan Hidup, dan Dinas Kesehatan. Akan tetapi pada Bappeda dan PM serta Bappemas dan Pemdes mulai tahun 2007 s/d tahun 2011 belum pernah dianggarkan untuk kegiatan sanitasi, seperti dijelaskan pada tabel 2.

Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir

No Anggaran 2007

(Rp)

a b

1 Dinas Bina Marga dan Pengairan 4.525.187.000 2 DCTK 3 KLH 668.893.000 4 Dinkes 34.337.500 5 Bappeda dan PM 6 Bappemas dan Pemdes 7 Dan lain-lain Total 5.228.417.500

Sumber : DPPKA Kab.Pacitan Tahun

2.3.4 KEMAMPUAN FISKAL/RUANG FISKAL DAERAH

Kemampuan fiskal Kabupaten Pacitan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 hal ini terlihat indeks kemampuan fiskal Ka

bawah ini:

Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah

2007 2008 2009 2010

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

DATA REALISASI BELANJA MODAL SANITASI

Realisasi belanja sanitasi di Kabupaten Pacitan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan terutama di Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan (DCTK). Pada Tahun 2007 di Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan tidak dianggarkan kegiatan sanitasi, tetapi mulai pada tahun 2008 s/d

, demikian juga dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan, Kantor Lingkungan Hidup, dan Dinas Kesehatan. Akan tetapi pada Bappeda dan PM serta Bappemas dan Pemdes mulai tahun 2007 s/d

2011 belum pernah dianggarkan untuk kegiatan sanitasi, seperti dijelaskan pada tabel 2.

Tabel 2.5

Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir

2007 (Rp) 2008 (Rp) 2009 (Rp) 2010 (Rp) c d e 4.525.187.000 3.963.035.550 631.199.500 1.420.440.500 - 5.171.817.600 3.176.847.000 1.636.807.612 668.893.000 323.919.600 510.498.200 707.635.300 34.337.500 - - - - - - - - - - - 5.228.417.500 9.458.772.750 4.318.544.700 3.764.883.412 DPPKA Kab.Pacitan Tahun, 2012

KEMAMPUAN FISKAL/RUANG FISKAL DAERAH

Kemampuan fiskal Kabupaten Pacitan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011

hal ini terlihat indeks kemampuan fiskal Kabupaten Pacitan tahun 2007-2011, seperti terlihat pada tabel di

Tabel.2.6

Kemampuan Fiskal Kabupaten Pacitan Indeks Kemampuan Fiskal/Ruang Fiskal Daerah

(IRFD)

0.1727 Data tidak tersedia

0.1724 0.1684

Realisasi belanja sanitasi di Kabupaten Pacitan dari tahun ke tahun terjadi peningkatan terutama di Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Kebersihan (DCTK). Pada Tahun 2007 di Dinas Cipta Karya Tata Ruang 2008 s/d 2011 dianggarkan , demikian juga dengan Dinas Bina Marga dan Pengairan, Kantor Lingkungan Hidup, dan Dinas Kesehatan. Akan tetapi pada Bappeda dan PM serta Bappemas dan Pemdes mulai tahun 2007 s/d

2011 belum pernah dianggarkan untuk kegiatan sanitasi, seperti dijelaskan pada tabel 2.5.

Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per Penduduk 5 Tahun Terakhir

2010 (Rp) 2011 (Rp) f g 1.420.440.500 - 1.636.807.612 5.432.565.000 707.635.300 2.140.180.750 - 59.947.060 - - - - - - 3.764.883.412 7.572.745.750

Kemampuan fiskal Kabupaten Pacitan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 tergolong rendah, seperti terlihat pada tabel di

Rendah - Rendah Rendah

(22)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

2.3.5 DATA PETA PEREKONOMIAN DAERAH

PDRB harga konstan sektor perekonomian di Kabupaten Pacitan mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Disisi lain tingkat inflasi mengalami

menjadi 4,34 pada tahun 2011.

Data No Deskripsi 1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp) (M) 2 Pendapatan perKapita Kabupaten Pacitan (Rp) 4.182.062.410 3 Upah Minimum Regional Kabupaten Pacitan (Rp) 4 Inflasi (%) 5 Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sumber: DPPKA Kab.Pacitan Tahun

2.4 TATA RUANG WILAYAH

2.4.1 RENCANA SISTEM PERKOTAAN

Wilayah Kabupaten Pacitan terdiri dari 12 kecamatan. Jenis kegiatan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan, seperti fasilitas perbelanjaan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, serta fasilitas rekreasi dan olahraga, untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.

Adapun hirarki kawasan perkotaan dan Ibukota Kecamatan di Kabupaten Pacitan adalah sebagai berikut:

1) Kawasan perkotaan Pacitan dengan hirarki K II/C/2);

2) Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat Kegiatan Lokal (PKL)

meliputi: Ibukota Kecamatan Punung, Ibukota Kecamatan Ngadirojo, dan Ibukota Kecamatan Bandar;

3) Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan hirarki K meliputi: Ibukota Kecamatan Donorojo, Ibukota Kecama

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

DATA PETA PEREKONOMIAN DAERAH

PDRB harga konstan sektor perekonomian di Kabupaten Pacitan mengalami peningkatan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011. Disisi lain tingkat inflasi mengalami penurunan dari 6,91% pada tahun 2007

Tabel 2.7

Data Perekonomian Umum Daerah 5 Tahun Terakhir

2007 2008 2009 1.296.177 1.368.386 1.451.408 4.182.062.410 4.812.117.650 5.345.643.430 6.199.643.430 450.000 500.000 600.000 6.91 9.03 4.38 5.16 5.57 6.07

DPPKA Kab.Pacitan Tahun, 2012

TATA RUANG WILAYAH

RENCANA SISTEM PERKOTAAN

Wilayah Kabupaten Pacitan terdiri dari 12 kecamatan. Jenis kegiatan yang akan dikembangkan dengan kebutuhan, seperti fasilitas perbelanjaan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, serta fasilitas rekreasi dan olahraga, untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.

ki kawasan perkotaan dan Ibukota Kecamatan di Kabupaten Pacitan adalah sebagai

Kawasan perkotaan Pacitan dengan hirarki K-1 berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW

Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat Kegiatan Lokal (PKL)

meliputi: Ibukota Kecamatan Punung, Ibukota Kecamatan Ngadirojo, dan Ibukota Kecamatan

Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan hirarki K meliputi: Ibukota Kecamatan Donorojo, Ibukota Kecamatan Pringkuku, Ibukota Kecamatan PDRB harga konstan sektor perekonomian di Kabupaten Pacitan mengalami peningkatan dari tahun penurunan dari 6,91% pada tahun 2007

2010 2011 1.546.167 1.648.83 6.199.643.430 6.893.143.950 630.000 705.000 7.11 4.34 6.53 6.64

Wilayah Kabupaten Pacitan terdiri dari 12 kecamatan. Jenis kegiatan yang akan dikembangkan dengan kebutuhan, seperti fasilitas perbelanjaan, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas peribadatan, serta fasilitas rekreasi dan olahraga, untuk penyelenggaraan dan pengembangan

ki kawasan perkotaan dan Ibukota Kecamatan di Kabupaten Pacitan adalah sebagai

1 berfungsi sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW

Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat Kegiatan Lokal (PKL) dengan hirarki K-2 meliputi: Ibukota Kecamatan Punung, Ibukota Kecamatan Ngadirojo, dan Ibukota Kecamatan

Ibukota Kecamatan yang berfungsi sebagai pusat Pelayanan Kawasan (PPK) dengan hirarki K-3 tan Pringkuku, Ibukota Kecamatan

(23)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Kebonagung, Ibukota Kecamatan Arjosari, Ibukota Kecamatan Tegalombo, Ibukota Kecamatan Nawangan, Ibukota Kecamatan Tulakan, Ibukota Kecamatan Sudimoro.

Disamping itu terdapat Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu pusat pel kegiatan skala desa/kelurahan atau beberapa kampung.

Keterangan:

Orientasi Pergerakan dari PPK menuju PKL Orientasi Pergerakan dari PKL menuju PKW

Adapun rencana hirarki pusat pelayanan wilayah, rencana pengembangan jumlah penduduk dan rencana sistem kegiatan produksi

adalah sebagai berikut: 1) Kecamatan Pacitan

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

sentra kegiatan sektor pariwisata, Sektor industri makanan

peristirahatan, Industri pengalengan ikan dan sektor pertambangan, serta sektor industri produksi batik tulis.

b. Adanya percepatan pertumbuhan, dengan asumsi sudah berfungsinya Jalan Lintas Selatan Selatan.

c. Target Jumlah penduduk untuk Kec 150.000 jiwa.

PKL

Punung

PPK

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Kebonagung, Ibukota Kecamatan Arjosari, Ibukota Kecamatan Tegalombo, Ibukota Kecamatan Nawangan, Ibukota Kecamatan Tulakan, Ibukota Kecamatan Sudimoro.

Disamping itu terdapat Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) yaitu pusat pelayanan yang melayani kegiatan skala desa/kelurahan atau beberapa kampung.

Rencana Sistem Pusat Perkotaan

Orientasi Pergerakan dari PPK menuju PKL Orientasi Pergerakan dari PKL menuju PKW

Adapun rencana hirarki pusat pelayanan wilayah, rencana pengembangan jumlah penduduk dan rencana sistem kegiatan produksi ekonomi basis tiap kecamatan di Kabupaten Pacitan hingga tahun 2028

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-1, dengan fungsi sebagai PKW II/C/2 dan sentra kegiatan sektor pariwisata, Sektor industri makanan minuman ringan dan peristirahatan, Industri pengalengan ikan dan sektor pertambangan, serta sektor industri produksi batik tulis.

Adanya percepatan pertumbuhan, dengan asumsi sudah berfungsinya Jalan Lintas Selatan

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pacitan sebagai PKW II/C/2 adalah 100.000

PKL PKL PKW Bandar Ngadirojo Pacitan PPK PPK PPK PPK PPK

Kebonagung, Ibukota Kecamatan Arjosari, Ibukota Kecamatan Tegalombo, Ibukota Kecamatan

ayanan yang melayani

Adapun rencana hirarki pusat pelayanan wilayah, rencana pengembangan jumlah penduduk dan ekonomi basis tiap kecamatan di Kabupaten Pacitan hingga tahun 2028

1, dengan fungsi sebagai PKW II/C/2 dan minuman ringan dan peristirahatan, Industri pengalengan ikan dan sektor pertambangan, serta sektor industri

Adanya percepatan pertumbuhan, dengan asumsi sudah berfungsinya Jalan Lintas Selatan

amatan Pacitan sebagai PKW II/C/2 adalah

100.000-PPK

(24)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

2) Kecamatan Punung

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K sebagai sentra kegiatan kelautan.

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Punung sebaga jiwa.

c. Wilayah sentra sektor industri produksi mainan anak yang terbuat dari kayu jati dan sentra produksi keramik/ gerabah seni.

3) Kecamatan Bandar

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

sebagai sentra produksi dan kegiatan industri pertanian, pertambangan, dan merupakan kawasan strategis agropolitan.

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Bandar sebagai PKL adalah 50.000 4) Kecamatan Ngadirojo

a. Diarahkan sebagai kecamatan

sentra kegiatan sektor perikanan dan kelautan (budidaya keramba), pertambangan dan sektor industri produksi batik tulis dan sale pisang.

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Ngadirojo sebagai PKL jiwa

5) Kecamatan Donorojo

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai sentra kegiatan tanaman perkebunan (kapas), rumput laut dan kacang

merah.

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Donorojo sebagai PPK adalah 25.000 jiwa.

6) Kecamatan Pringkuku

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengum

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pringkuku sebagai PPK adalah 25.000 jiwa.

c. Sebagai sentra produksi kelapa. 7) Kecamatan Kebonagung

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K Kota Kecamatan dan kegia

serta gula merah.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2, dengan fungsi sebagai PKL dan kegiatan sebagai sentra kegiatan kelautan.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Punung sebagai PKL adalah 50.000

Wilayah sentra sektor industri produksi mainan anak yang terbuat dari kayu jati dan sentra produksi keramik/ gerabah seni.

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2, dengan fungsi sebagai PKL dan keg sebagai sentra produksi dan kegiatan industri pertanian, pertambangan, dan merupakan kawasan strategis agropolitan.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Bandar sebagai PKL adalah 50.000 Kecamatan Ngadirojo

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-2, dengan fungsi PKL dan kegiatan sebagai sentra kegiatan sektor perikanan dan kelautan (budidaya keramba), pertambangan dan sektor industri produksi batik tulis dan sale pisang.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Ngadirojo sebagai PKL

Kecamatan Donorojo

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai sentra kegiatan tanaman perkebunan (kapas), rumput laut dan kacang-kacangan sebagai pengepul, industri perkayuan, biofuel dan gul

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Donorojo sebagai PPK adalah 25.000

Kecamatan Pringkuku

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pringkuku sebagai PPK adalah 25.000

Sebagai sentra produksi kelapa. Kecamatan Kebonagung

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan sentra produksi kelapa serta gula merah.

2, dengan fungsi sebagai PKL dan kegiatan

i PKL adalah 50.000-100.000

Wilayah sentra sektor industri produksi mainan anak yang terbuat dari kayu jati dan sentra

2, dengan fungsi sebagai PKL dan kegiatan sebagai sentra produksi dan kegiatan industri pertanian, pertambangan, dan merupakan

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Bandar sebagai PKL adalah 50.000-100.000 jiwa.

2, dengan fungsi PKL dan kegiatan sebagai sentra kegiatan sektor perikanan dan kelautan (budidaya keramba), pertambangan dan

adalah 50.000-100.000

3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai sentra kegiatan tanaman perkebunan (kapas), kacangan sebagai pengepul, industri perkayuan, biofuel dan gula

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Donorojo sebagai PPK adalah 25.000-50.000

3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Pringkuku sebagai PPK adalah 25.000-50.000

3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu tan utama sebagai pusat pengumpul dan sentra produksi kelapa

(25)

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Kebonagung sebagai PPK adalah 25.000 jiwa.

8) Kecamatan Arjosari

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Arjosari sebagai PPK adalah 25.000 9) Kecamatan Nawangan

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan merupakan strategis agropolitan.

b. Sebagai sentra produksi sektor pertambangan. c. Target Jumlah penduduk

jiwa.

10) Kecamatan Tegalombo

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul serta sebagai sentra produksi jahe gajah.

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tegalombo sebagai PPK adalah 25.000 jiwa

11) Kecamatan Tulakan

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengu

b. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tulakan sebagai PPK adalah 25.000

c. Sebagai sentra produksi sektor pertanian (kelapa, jeruk manis, kolong), dan sektor pertambangan.

12) Kecamatan Sudimoro

a. Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K

Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul. b. Diarahkan sebagai kawasan strategis pengembangan PLTU.

c. Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Sudimoro sebagai PPK adalah 25.000 jiwa.

d. Sebagai sentra produksi kelapa, pertambangan.

2.4.2 RENCANA SISTEM PERDESAAN

Pembangunan kawasan pedesaan dititikberatkan pada pembangunan pertanian.

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN PACITAN

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Kebonagung sebagai PPK adalah 25.000

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Arjosari sebagai PPK adalah 25.000 Kecamatan Nawangan

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan merupakan

strategis agropolitan.

Sebagai sentra produksi sektor pertambangan.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Nawangan sebagai PPK adalah 25.000

Kecamatan Tegalombo

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul serta sebagai sentra produksi

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tegalombo sebagai PPK adalah 25.000

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tulakan sebagai PPK adalah 25.000

Sebagai sentra produksi sektor pertanian (kelapa, jeruk manis, kolong), dan sektor

Kecamatan Sudimoro

Diarahkan sebagai kecamatan dengan hirarki K-3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul.

Diarahkan sebagai kawasan strategis pengembangan PLTU.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Sudimoro sebagai PPK adalah 25.000

produksi kelapa, pertambangan.

RENCANA SISTEM PERDESAAN

Pembangunan kawasan pedesaan dititikberatkan pada pembangunan pertanian.

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Kebonagung sebagai PPK adalah 25.000-50.000

3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Arjosari sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa.

3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul dan merupakan kawasan

untuk Kecamatan Nawangan sebagai PPK adalah 25.000-50.000

3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu Kota Kecamatan dan kegiatan utama sebagai pusat pengumpul serta sebagai sentra produksi

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tegalombo sebagai PPK adalah 25.000-50.000

3, dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Tulakan sebagai PPK adalah 25.000-50.000 jiwa. Sebagai sentra produksi sektor pertanian (kelapa, jeruk manis, kolong), dan sektor

dengan fungsi sebagai PPK, Pusat Ibu

Target Jumlah penduduk untuk Kecamatan Sudimoro sebagai PPK adalah 25.000-50.000

Gambar

tabel 2.1 dan peta 2.c.

Referensi

Dokumen terkait