BAB V
PENUTUP
Dalam bagian penutup akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Kesimpulan mencakup hasil pembobotan dan urutan peringkat dari setiap tingkatan hierarki. Saran mencakup rekomendasi peneliti kepada Apotek Sehat Farma dan penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dari hasil dan pembahasan mengenai evaluasi kinerja pemasok pada Apotek Sehat Farma:
1. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), berikut adalah peringkat pemasok obat (PBF) berdasarkan kinerja:
1) Apotek Medika Farma
Apotek Medika Farma memiliki kinerja paling baik. Hal itu ditunjukkan dengan bobot penilaian kinerja paling tinggi yaitu sebesar 0,300. Bobot penilaian tersebut tertinggi diantara keempat pemasok obat (PBF) lainnya.
2) Enseval Putera Megatrading
Envesal Putera Megatrading memiliki kinerja paling baik kedua. Envesal Putera Megatrading memiliki bobot penilaian sebesar 0,277. 3) Anugerah Phramindo Lestari
4) Mensa Bina Sukses
Mensa Bina Sukses berada pada peringkat keempat dengan bobot penilaian sebesar 0,133.
5) Antar Mitra Sembada
Antar Mitra Sembada berada di peringkat kelima atau terakhir yaitu dengan bobot penilaian sebesar 0,130.
2. Berdasarkan hasil penilaian Analytic Hierarchy Process (AHP), berikut adalah urutan peringkat kriteria utama untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat (PBF):
1) Kriteria Kualitas
Kriteria kualitas merupakan kriteria yang paling penting untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat (PBF) pada Apotek Sehat Farma. Hal itu dikarenakan kriteria kualitas memiliki bobot penilaian paling besar di antara kriteria utama lainnya yaitu sebesar 0,471.
2) Kriteria Pengiriman
Kriteria pengiriman merupakan kriteria terpenting kedua untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat setelah kualitas dengan bobot penilaian 0,369.
3) Kriteria Layanan
Kriteria layanan menjadi kriteria terpenting terakhir untuk mengevaluasi kinerja pemasok obat dengan bobot penilaian sebesar 0,159.
3. Berikut adalah peringkat kinerja pemasok obat berdasarkan kriteria kualitas: 1) Enseval Putera Megatrading
Enseval Putera Megatrading memiliki kinerja paling baik berdasarkan kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,284.
2) Apotek Medika Farma
Apotek Medika Farma memiliki kinerja terbaik kedua berdasarkan kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,281.
3) Anugerah Phramindo Lestari
Anugerah Phramindo Lestari berada pada peringkat ketiga dengan bobot penilaian sebesar 0,173.
4) Antar Mitra Sembada
Antar Mitra Sembada berada pada peringkat keempat dengan bobot penilaian sebesar 0,151.
5) Mensa Bina Sukses
Mensa Bina Sukses memiliki kinerja paling rendah berdasarkan kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,111.
4. Berikut adalah peringkat kinerja pemasok obat berdasarkan kriteria pengiriman:
1) Apotek Medika Farma
Apotek Medika Farma memiliki kinerja paling baik berdasarkan kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,350.
2) Enseval Putera Megatrading
Enseval Putera Megatrading memiliki kinerja terbaik kedua berdasarkan kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,252.
Anugerah Phramindo Lestari berada pada peringkat ketiga dengan bobot penilaian sebesar 0,144.
4) Mensa Bina Sukses
Mensa Bina Sukses berada pada peringkat keempat dengan bobot penilaian sebesar 0,133.
5) Antar Mitra Sembada
Antar Mitra Sembada memiliki kinerja paling rendah berdasarkan kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,121
5. Berikut adalah peringkat kinerja pemasok obat berdasarkan kriteria layanan: 1) Enseval Putera Megatrading
Enseval Putera Megatrading memiliki kinerja paling baik berdasarkan kriteria layanan dengan bobot penilaian sebesar 0,308.
2) Apotek Medika Farma
Apotek Medika Farma memiliki kinerja terbaik kedua berdasarkan kriteria layanan dengan bobot penilaian sebesar 0,252.
3) Mensa Bina Sukses
Mensa Bina Sukses Lestari berada pada peringkat ketiga dengan bobot penilaian sebesar 0,198.
4) Anugerah Phramindo Lestari
Anugerah Phramindo Lestari berada pada peringkat keempat dengan bobot penilaian sebesar 0,156.
5) Antar Mitra Sembada
Antar Mitra Semabada memiliki kinerja paling rendah berdasarkan kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,087.
6. Berikut adalah urutan peningkat sub-kriteria untuk menilai kriteria kualitas pemasok obat:
1) Sub-kriteria kualitas barang menjadi sub-kriteria terpenting pertama pada kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,573.
2) Sub-kriteria konsistensi menjadi sub-kriteria terpenting kedua pada kriteria kualitas dengan bobot penilaian sebesar 0,259
3) Sub-kriteria pemberian garansi menjadi sub-kriteria terpenting ketiga atau terakhir pada kriteria kualitasdengan bobot penilaian sebesar 0,169.
7. Berikut adalah urutan peningkat sub-kriteria untuk menilai kriteria pengiriman pemasok obat:
1) Sub-kriteria ketepatan jadwal pengiriman menjadi sub-kriteria terpenting pertama pada kriteria pengirimandengan bobot penilaian sebesar 0,548.
2) Sub-kriteria kesesuaian terhadap pesanan menjadi sub-kriteria terpenting kedua pada kriteria pengirimandengan bobot penilaian sebesar 0,248.
3) Sub-kriteria ketepatan jumlah barang menjadi sub-kriteria terpenting ketiga atau terakhir pada kriteria pengirimandengan bobot penilaian sebesar 0,203.
8. Berikut adalah urutan peningkat sub-kriteria untuk menilai kriteria layanan pemasok obat:
1) Sub-kriteria ketersediaan stok menjadi sub-kriteria terpenting pertama pada kriteria layanan dengan bobot penilaian sebesar 0,576.
2) Sub-kriteria respon terhadap komplain menjadi sub-kriteria terpenting kedua pada kriteria pengirimandengan bobot penilaian sebesar 0,318. 3) Sub-kriteria pemberian informasi menjadi sub-kriteria terpenting
ketiga atau terakhir pada kriteria pengiriman dengan bobot penilaian sebesar 0,106.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, saran-saran yang dapat peneliti berikan kepada apotek dan penelitian selanjutnya diantaranya:
1. Berdasarkan bobot nilai yang telah diketahui, peneliti menganjurkan kepada Apotek Sehat Farma untuk melanjutkan kerja sama dengan pemasok yang memiliki bobot nilai tertinggi. Dalam hal ini pemasok Apotek Medika Farma dan Enseval Putera Megatrading adalah pemasok obat yang memiliki bobot nilai tertinggi. Keduanya memiliki bobot nilai yang tidak berbeda jauh.
2. Apotek dianjurkan untuk melakukan evaluasi kinerja terhadap para pemasok obat untuk memantau kinerja para pemasok obat secara berkelanjutan. Evaluasi berkelanjutan sangat diperlukan mengingat Apotek Sehat Farma akan memiliki konsumen yang lebih banyak lagi seiring dengan program Jaminan Kesehatan Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah yang efektif pada 1 Januari 2014 mendatang.
3. Apotek Sehat Farma perlu membuat catatan mengenai pemasok. Hal tersebut dikarenakan sampai saat ini Apotek Sehat Farma belum memiliki catatan baik berupa hard copy maupun soft copy mengenai pemasok. Catatan tersebut akan sangat membantu dalam melakukan evaluasi kinerja para pemasok obat (PBF) di masa yang akan datang. Catatan tersebut diantaranya terkait dengan pengiriman, kualitas, dan layanan. Catatan tentang pengiriman bermanfaat untuk mengetahui para pemasok obat (PBF) sudah tepat waktu dalam mengirimkan pesanan obat. Catatan tentang kualitas bermanfaat untuk mengetahui seberapa sering para pemasok mengirimkan obat dalam kondisi reject atau rusak. Catatan tentang
4. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan untuk mengetahui latar belakang objek penelitian agar tidak salah dalam menentukan kriteria dan sub-kriteria. Dalam penelitian ini kriteria harga tidak diperlukan, namun untuk penilaian kinerja pemasok dengan Analytic Hierarchy Process (AHP) pada objek lain mungkin kriteria harga diperlukan.
5. Kekurangan pada penelitian ini adalah jumlah sampel yang diteliti kecil (5 pemasok obat) yang memungkinkan terjadinya subjektivitas penilaian dari para responden. Namun, peneliti berpendapat jika jumlah pemasok yang dipilih terlalu banyak, maka semakin besar kemungkinan untuk terjadinya inkonsistensi penilaian dari responden. Mayoritas inkonsistensi penilaian terjadi dikarenakan proses membandingkan banyak elemen sangat melelahkan bagi para responden dan akan berpengaruh pada penilaian responden. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sebaiknya sebelum memilih jumlah pemasok yang akan diteliti diadakan focus group discussion (FGD) oleh pihak apotek. FGD dilakukan bertujuan untuk mensosialisasikan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) kepada karyawan apotek agar karyawan apotek mampu untuk memberikan penilaian yang akurat dan konsisten. Selain itu FGD dilakukan untuk memilih sejumlah sampel pemasok yang penting untuk dievaluasi kinerjanya. Dengan adanya FGD, dapat diperoleh informasi mengenai daftar pemasok yang krusial dalam memberikan pasokan obat baik berdasarkan jumlah dan jenis obat yang dibutuhkan oleh apotek.