• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPA MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW KELAS V SDN 002 TANAH GROGOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI HASIL BELAJAR IPA MATERI ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW KELAS V SDN 002 TANAH GROGOT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

265

PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW KELAS V

SDN 002 TANAH GROGOT

Misnawati

SDN 002 Tanah Grogot

Abstrak: Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh informasi

bahwa tingkat penguasaan dan pemahaman mata pelajaran IPA menunjukkan prestasi belajar masih sangat rendah. Hal ini ditandai oleh (1) Siswa kesulitan menjawab soal-soal latihan pada tes akhir, (2) Rendahnya respon siswa terhadap penjelasan guru. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan prestasi hasil belajar IPA materi organ tubuh manusia dan hewan setelah digunakan pembelajaran kooperatif jigsaw pada kelas V SDN 002 Tanah Grogot. Pelaksanaaan perbaikan menggunakan Classroom Action Research (Penelitian Tindakan Kelas). Tindakan yang dilakukan terdiri dari dua tindakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu planning, acting, observing, dan reflecting. Adapun kelas yang diteliti adalah siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot dengan jumlah siswa 30 orang. Hasil penelitian pada siklus I adalah jumlah nilai 1965 dengan nilai rata-rata 65,5 dan ketuntasan belajar 60%. Pada siklus II jumlah nilai meningkat menjadi 2475 dengan nilai rata-rata 81,2 dan ketuntasan belajar 96,7%. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan hewan siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot.

Kata Kunci : Pembelajaran Kooperatif Jigsaw, Prestasi Hasil Belajar, IPA

Pendidikan nasional yang berda-sarkan pancasila dan Undang-Undang Da-sar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi seorang anak, untuk menentukan masa depan mereka. Namun kualitas pendidikan Indonesia saat ini masih tergolong rendah, padahal untuk membangun bangsa diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas disegala bidang. Misalnya, seorang peserta didik tidak hanya menguasai satu pelajaran namun mereka dituntut untuk menguasai

semua mata pelajaran yang diajarkan salah satunya adalah pelajaran IPA.

Pembelajaran IPA yang berhasil, ditunjukkan dengan tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pe-lajaran yang diajarkan, biasanya dinyata-kan dengan nilai. Peran guru sangat pen-ting dalam pencapaian keberhasilan proses pembelajaran, karena para guru yang lebih mengetahui kondisi perkembangan siswa di kelas.

Proses pembelajaran yang dila-kukan guru dalam mata pelajaran IPA masih berpusat pada guru. Padahal seha-rusnya proses pembelajaran yang sedang berlangsung harus banyak mengaktifkan siswa untuk belajar agar mampu berubah dari belum mampu menjadi mampu.

(2)

Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. Menurut Gagne (1984) belajar adalah suatu proses dimana suatu organisma ber-ubah perilakunya sebagai akibat penga-laman.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan, diperoleh informasi bahwa tingkat penguasaan dan pemahaman mata pelajaran IPA menunjukkan prestasi bela-jar masih sangat rendah. Hasil nilai mata pelajaran IPA di kelas V SDN 002 Tanah Grogot materi organ tubuh manusia dan hewan dinyatakan belum tuntas karena belum mencapai kriteria ketuntasan mini-mal (KKM). KKM mata pelajaran IPA kelas V SDN 002 Tanah Grogot adalah 65. Dari 30 siswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 65 ke atas atau hanya 30 % siswa yang mendapat nilai sesuai dengan KKM. Sementara 70 % siswa dinyatakan belum tuntas dalam pembelajaran.

Keadaan ini diduga disebabkan oleh ketidakefektifan pengelolaan pembe-lajaran yang dilakukan guru. Dalam me-ngelola pembelajaran guru belum meng-gunakan metode dan strategi pembelajaran yang tepat bagipeserta didik.Menurut Dra. Roestiyah. N.K. (1989:1), Guru harus me-miliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Adapun hasil analisis masalah penelitian sebagai berikut; Siswa kesulitan menjawab soal-soal latihan pada tes akhir, Rendahnya respon siswa terhadap penjelasan guru, Siswa pasif dalam mengikuti pembelajaran, proses pembelajaran yang monoton dan kurang variasi serta cenderung mengarah pada dominasi guru. Untuk meningkatkan pe-nguasaan materi pembelajaran Pendidikan IPA materi organ tubuh manusia dan hewan, maka dilaksanakan perbaikan de-ngan membimbing siswa yang kesulitan dalam mengerjakan soal, memotivasi keaktifan siswa dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan kebutuhan

siswa, menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi yaitu menggunakan pem-belajaran kooperatif jigsaw. Pempem-belajaran kooperatif Jigsaw adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 secara heterogen. Metode ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan kawan-kawan dari uni-versitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Staving dan kawan-kawannya. Me-lalui metode jigsaw kelas dibagi menjadi beberapa tim yang anggotanya terdiri dari 5 atau 6 dan karakteristik yang heterogen. Bahan akademik yang disajikan siswa dalam bentuk tes dan tiap siswa bertan-ggung jawab untuk mempelajari suatu bagian dari bahan akademik tersebut.

Pada anggota dari berbagai tim yang berbeda memiliki tanggung jawab mempelajari suatu bagian akademik yang sama dan selanjutnya berkumpul untuk saling membantu untuk mengkaji bahan tersebut. Kumpulan siswa semacam itu disebut “kelompok pakar”(ekspert group). Selanjutnya siswa yang berada dalam ke-lompok pakar kembali ke keke-lompok semu-la (home teams) untuk mengajar anggota lain mengenai materi yang telah dipelajari dalam kelompok pakar setelah diadakan pertemuan dan diskusi dalam “home

teams” para siswa dievaluasi secara

invidual mengenai bahan yang telah di-pelajari. Dalam metode jigsaw versi Slavin, penskoran dilakukan seperti meto-de STAD. Individu atau tim yang memper-oleh skor tinggi diberi penghargaan memper-oleh guru.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (Classroom Action Rese-arch) yaitu suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagi langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan

(3)

sendi-rinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang me-nyangkut perencanaan, tindakan, penga-matan,dan refleksi (Kemmis & Mc Taggart, 1993). Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus 1 membahas tentang materi organ tubuh manusia dan pada siklus 2 membahas materi organ tubuh hewan.

Siklus I

1.

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:

a. Menyusun rencana pembelajaran pembelajaran (RPP) materi organ tubuh manusia.

b. Membuat alat peraga yang dibutuhkan dalam pembelajaran c. Menyiapkan instrument penelitian

berupa pedoman pengamatan bagi guru dan siswa.

d. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)

e. membuat soal tes evaluasi belajar.

2.

Pelaksanaan Tindakan

a. Guru membagi siswa dalam ke-lompok heterogen masing-masing terdiri dari 5 atau 6 anggota, usahakan kelompok tersebut imbang menurut prestasi aka-demik, jenis kelamin dan bila perlu asal suku.

b. Guru mengambil satu dari masing-masing kelompok yang dibentuk asli untuk dijadikan kelompok ahli (pakar).

c. Guru menugaskan kepada kelom-pok pakar untuk memahami alat pernapasan pada manusia dalam kehidupan sehari-hari dibimbing oleh guru.

d. Kelompok pakar kembali pada kelompok semula dan menjelaskan kepada teman-teman sekolompok-nya.

e. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas-tugas mereka pada saat belajar kelompok, dan mem-buat langkah-langkah pengerjaan di papan tulis.

f. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing ke-lompok dan membimbing mereka mengerjakan soal.

g. Guru memperhatikan setiap ke-lompok pada saat mengerjakan soal.

h. Diadakan tes secara individual setelah satu atau dua kali perte-muan.

i. Guru membuat nilai tes dan nilai rata-rata kelas.

j. Guru memberikan kepada peng-hargaan kepada kelompok ber-dasarkan skor yang diperoleh.

3.

Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran. Adapun yang diamati adalah kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Melalui kegiatan observasi ini, peneliti dibantu oleh observer (pengamat). Observasi dila-kukan sejak pelaksanaan tindakan siklus I sampai siklus berikutnya.

4.

Refleksi

Pada tahap ini, peneliti ber-sama observer mendiskusikan kembali hasil tindakan pada siklus I dengan melihat langkah-langkah yang sudah dicapai dan melihat kekuarangan-kekurangan dari langkah-langkah/ tin-dakan yang sudah dilakukan, yang nantinya akan diperbaiki pada siklus atau tindakan berikutnya.

Siklus II

1.

Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi:

(4)

a. Menyusun rencana pembelajaran pembelajaran (RPP) materi organ tubuh manusia dan hewan.

b. Membuat alat peraga yang di-butuhkan dalam pembelajaran c. Menyiapkan instrument penelitian

berupa pedoman pengamatan bagi guru dan siswa.

d. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS)

e. membuat soal tes evaluasi belajar.

2.

Pelaksanaan Tindakan

a. Guru membagi siswa dalam ke-lompok heterogen masing-masing terdiri dari 5 atau 6 anggota, usa-hakan kelompok tersebut imbang menurut prestasi akademik, jenis kelamin dan bila perlu asal suku. b. Guru mengambil satu dari

masing-masing kelompok yang dibentuk asli untuk dijadikan kelompok ahli (pakar).

c. Guru menugaskan kepada kelom-pok pakar untuk memahami materi alat pernapasan hewan dibimbing oleh guru.

d. Kelompok pakar kembali pada kelompok semula dan menjelaskan kepada teman-teman sekelompok-nya.

e. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas-tugas mereka pada saat belajar kelompok, dan mem-buat langkah-langkah pengerjaan di papan tulis.

f. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada masing-masing ke-lompok dan membimbing mereka mengerjakan soal.

g. Guru memperhatikan setiap ke-lompok pada saat mengerjakan soal.

h. Diadakan tes secara individual se-telah satu atau dua kali pertemuan. i. Guru membuat nilai tes dan nilai

rata-rata kelas.

j. Guru memberikan kepada peng-hargaan kepada kelompok ber-dasarkan skor yang diperoleh.

3.

Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran. Adapun yang diamati adalah kegiatan guru dan siswa pada proses pembelajaran. Melalui kegiatan observasi ini, peneliti dibantu oleh observer (pengamat).

4.

Refleksi

Pada tahap ini, peneliti ber-sama observer mendiskusikan kembali hasil tindakan pada siklus I dengan melihat langkah-langkah yang sudah dicapai dan melihat kekuarangan-kekurangan dari langkah-langkah/ tin-dakan yang sudah dilakukan, yang nantinya akan diperbaiki pada siklus atau tindakan berikutnya.

HASIL PENELITIAN

1. Sebelum Perbaikan (Pra Siklus)

Kondisi sebelum perbaikan, dapat peneliti sajikan melalui tabel daftar nilai sebelum perbaikan mata pelajaran IPA (tabel 1).

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa kondisi sebelum per-baikan hasil belajar siswa sangat rendah pada mata pelajaran IPA kelas V materi organ tubuh manusia dan hewan di SDN 002 Tanah Grogot. Dan dari 30 siswa hanya 10 siswa yang tuntas dalam pembelajaran (30%).

Siklus 1 Perencanaan

Pada kegiatan perencanaan peneliti membuat rencana pelaksanaan pembe-lajaran (RPP) materi alat pernapasan pada manusia. Membuat/menyediakan alat peraga alat peraga pernapasan manusia. Menyiapkan instrument penelitian pedo-man pengamatan bagi guru dan siswa.

(5)

Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) dan membuat soal tes evaluasi belajar.

Tabel 1. Nilai Sebelum Perbaikan Mata Pelajaran IPA

No Nilai Frekuensi Jumlah

1 40 1 40 2 45 0 0 3 50 7 350 4 55 1 55 5 60 11 660 6 65 3 195 7 70 6 420 8 80 1 80 Jumlah 30 1800 Rata-rata 60.0 Ketuntasan 30% Pelaksanaan Tindakan

Guru membagi siswa dalam kelom-pok heterogen masing-masing terdiri dari 5 anggota, kelompok tersebut imbang me-nurut prestasi akademik, jenis kelamin dan asal suku. Guru mengambil satu dari masing-masing kelompok yang dibentuk asli untuk dijadikan kelompok ahli (pakar) berdasarkan prestasi akademik. Guru melakukan apersepsi dengan menggunakan alat peraga berupa alat pernapasan pada manusia dan menanyakan kepada siswa tentang gambar tersebut. Guru menugas-kan kepada kelompok pakar untuk mema-hami pernapasan pada manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok pakar kembali pada kelompok semula dan menjelaskan kepada teman-teman seke-lompoknya. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas-tugas mereka pada saat belajar kelompok, dan membuat langkah-langkah pengerjaan di papan tulis. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang

alat pernapasan pada manusia kepada masing-masing kelompok dan membim-bing mereka mengerjakan soal.

Tabel 2. Hasil Nilai Siklus I

No Nilai Frekuensi Jumlah

1 40 0 0 2 45 0 0 3 50 3 150 4 55 1 55 5 60 8 480 6 65 9 585 7 70 5 350 8 75 1 75 9 80 1 80 10 85 0 0 11 90 1 90 12 95 0 0 13 100 1 100 Jumlah 30 1965 Rata-rata 65.5 Ketuntasan 60%

Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai dari pada sebelum diadakan perbaikan pembelajaran. Jumlah nilai pada sebelum perbaikan yaitu 1800, pada siklus I terdapat peningkatan yaitu 1965 dengan nilai rata-rata kelas 65,5 dan ketuntasan belajar 60%.

Gambar 1. Perolehan Nilai Siklus I

0 5 10 15 20 25 30 35 Frekuensi

(6)

Berdasarkan grafik pada gambar 1, perolehan nilai siswa pada siklus I yaitu, yang memperoleh nilai 50 adalah 3 siswa, nilai 55 adalah 1 siswa, nilai 60 adalah 8 siswa, nilai 65 adalah 9 siswa, nilai 70 adalah 5 siswa, nilai 75 adalah 1 siswa, nilai 80 adalah 1 siswa, nilai 90 adalah 1 siswa, dan nilai 100 adalah 1 siswa.

Observasi

Tabel 3. Hasil Observasi (Guru) Siklus I

No Aspek yang diobservasi Kua litas 1 Melakukan Apersepsi B 2 Memotivasi siswa C 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran B 4 Menggunakan metode pembelajaran jigsaw C 5 Melibatkan siswa secara aktif C

6 Mengadakan tanya jawab B

7 Bimbingan pada siswa yang kurang mampu C

8 Memberikan latihan sebagai

evaluasi B

Hasil observasi guru pada proses perbaikan pembelajaran siklus I adalah sebagai berikut, guru dalam memulai pembelajaran menggunakan appersepsi untuk menarik perhatian siswa dan mempersiapkan siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. Kualitas appersepsi guru pada pembelajaran ter-masuk dalam kategori baik. Guru dalam memotivasi siswa dalam kategori cukup, kualiatas menyampaikan tujuan pembela-jaran dalam kategori baik, kualitas meng-gunakan metode pembelajaran jigsaw dalam kategoricukup, melibatkan siswa secara aktif dalam kategori cukup, mengadakan tanya jawab dalam kategori

baik, bimbingan pada siswa yang kurang mampu dalam kategori cukup, dan mem-berikan latihan sebagai evaluasi dalam kategori baik.

Tabel 4. Hasil Observasi (Siswa) Siklus I

No Aspek yang diobservasi Kuali tas 1 Keaktifan siswa C

2 Kerjasama siswa dalam

kelompok B

3 Pemahaman siswa C

Hasil observasi siswa yang di-lakukan pengamat pada siklus I adalah sebagai berikut, kualitas keaktifan siswa termasuk dalam kategori baik, kerjasama siswa dalam kelompok dalam kategori baik, dan pemahaman siswa dalam kategori cukup.

Refleksi

Berdasarkan hasil nilai dan pengamatan pada siklus I, peneliti dan pengamat merefleksikan hasil nilai dan pengamatan yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Hasil nilai pada siklus I adalah 1965 dengan nilai rata-rata 65,5. Ketuntasan belajar 60%. Rata-rata kelas yang se-harusnya dicapai minimal 70 dan ketuntasan kelas minimal 75%.

2. Hasil pengamatan guru dapat di-nyatakan hanya 50% dalam kategori baik sehingga masih banyak keku-rangan-kerkurangan pada proses pem-belajaran yang harus diperbaiki. Hasil pengamatan siswa siswa juga masih dalam kategori cukup.

Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti dan pengamat memutuskan utuk melanjutkan perbaikan ke siklus beri-kutnya yaitu melaksanakan perbaikan penelitian pada siklus II.

(7)

Siklus 2 Perencanaan

Pada kegiatan perencanaan siklus 2 tidak jauh beda dengan siklus 1, yang membedakan adalah penggunaan alat pe-raga. Pada siklus 1 alat peraga yang di-gunakan yaitu gambar alat pernapasan manusia, sedangkan pada siklus 2 alat pe-raga yang digunakan yaitu LCD proyektor.

Pelaksanaan Tindakan

Guru membagi siswa dalam ke-lompok heterogen masing-masing terdiri dari 5 anggota, kelompok tersebut imbang menurut prestasi akademik, jenis kelamin dan asal suku. Guru mengambil satu dari masing-masing kelompok yang dibentuk asli untuk dijadikan kelompok ahli (pakar) berdasarkan prestasi akademik. Guru melakukan apersepsi dengan menggunakan LCD proyektor dan menayangkan alat pernapasan pada hewaan. Guru menu-gaskan kepada kelompok pakar untuk me-mahami pernapasan pada hewan dalam kehidupan sehari-hari. Kelompok pakar kembali pada kelompok semula dan men-jelaskan kepada teman-teman sekelom-poknya. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tugas-tugas mereka pada saat belajar kelompok, dan membuat langkah-langkah pengerjaan di papan tulis. Guru membagikan lembar kerja siswa tentang alat pernapasan pada hewan kepada masing-masing kelompok dan mem-bimbing mereka mengerjakan soal.

Hasil penelitian pada siklus II (tabel 5) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai dari pada perbaikan pembelajaran siklus. Jumlah nilai pada siklus I yaitu 1965, pada siklus II terdapat peningkatan yaitu 2475 dengan nilai rata-rata kelas 81,2 dan ketuntasan belajar 96,7%.

Tabel 5 Hasil Nilai Siklus II

No Nilai Frekuensi Jumlah

1 40 0 0 2 45 0 0 3 50 0 0 4 55 0 0 5 60 1 60 6 65 2 170 7 70 10 700 8 75 1 75 9 80 5 400 10 85 0 0 11 90 3 270 12 95 0 0 13 100 8 800 Jumlah 30 2475 Rata-rata 81.2 Ketuntasan 96.7%

Grafik 2 Perolehan Nilai siklus II

Berdasarkan grafik di atas, pero-lehan nilai siswa pada siklus II yaitu, yang memperoleh nilai 60 adalah 1 siswa, nilai 65 adalah 3 siswa, nilai 70 adalah 10 sis-wa, nilai 75 adalah 1 sissis-wa, nilai 80 adalah 5 siswa, nilai 90 adalah 4 siswa, dan nilai 100 adalah 9 siswa. 0 5 10 15 20 25 30 35 Frekuensi

(8)

Observasi

Tabel 4.6 Hasil Observasi (Guru) Siklus II

N

o Aspek yang diobservasi

Kuali tas 1 Melakukan Apersepsi A 2 Memotivasi siswa A 3 Menyampaikan tujuan pembelajaran A 4 Menggunakan metode pembelajaran jigsaw A 5 Melibatkan siswa secara

aktif B

6 Mengadakan tanya jawab A 7 Bimbingan pada siswa

yang kurang mampu B

8 Memberikan latihan

sebagai evaluasi A

Hasil observasi guru pada proses perbaikan pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut, guru dalam memulai pem-belajaran menggunakan appersepsi untuk menarik perhatian siswa dan memper-siapkan siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. Kualitas apersepsi guru pada pembelajaran termasuk dalam kategori sangat baik. Guru dalam memo-tivasi siswa dalam kategori sangat baik, kualitas menyampaikan tujuan pembe-lajaran dalam kategori baik, kualitas menggunakan metode pembelajaran jigsaw dalam kategori sangat baik, melibatkan siswa secara aktif dalam kategori baik, mengadakan tanya jawab dalam kategori baik, bimbingan pada siswa yang kurang mampu dalam kategori baik, dan mem-berikan latihan sebagai evaluasi dalam kategori baik.

Tabel 4.7 Hasil Observasi (Siswa) Siklus II

Hasil observasi siswa yang di-lakukan pengamat pada siklus I adalah sebagai berikut, kualitas keaktifan siswa termasuk dalam kategori sangat baik, kerjasama siswa dalam kelompok dalam kategori sangat baik, dan pemahaman siswa dalam kategori baik.

Refleksi

Berdasarkan hasil nilai dan pengama-tan pada siklus II, peneliti dan pengamat merefleksikan hasil nilai dan pengamatan yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Hasil nilai pada siklus II adalah 2475 dengan nilai rata-rata 81,2. Ketun-tasan belajar 96,7%. Rata-rata kelas dan ketuntasan belajar telah me-menuhi standar indikator keberhasilan yaitu 70 dan 75%.

2. Hasil pengamatan guru dapat di-nyatakan dalam kategori sangat baik. Hasil pengamatan siswa juga sudah termasuk kriteria sangat baik.

Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti dan pengamat memutuskan untuk tidak melanjutkan perbaikan.

PEMBAHASAN Siklus I

Berdasarkan hasil nilai dan penga-matan guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti dan pengamat, hasil nilai yang diperoleh pada siklus I adalah 1965 dengan nilai rata-rata 65,5. Walaupun sudah terdapat peningkatan hasil nilai rata-rata kelas, namun nilai tersebut belum men-capai kriteria yang ditetapkan yaitu nilai rata-rata kelas 70. Dari 30 siswa yang tuntas dalam pembelajaran hanya 18 siswa (60%) masih terdapat 12 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian perbaikan ke jenjang selanjutnya yaitu pada siklus II. No Aspek yang diobservasi Kualit

as 1 Keaktifan siswa A 2 Kerjasama siswa dalam

kelompok A

(9)

Hasil observasi bagi guru masih dalam kategori cukup, guru dalam melak-sanakan proses perbaikan pembelajaran masih belum terbiasa menggunakan me-tode pembelajaran jigsaw sehingga guru masih kebingungan menggunakan metode tersebut. Kualitas appersepsi guru pada pembelajaran termasuk dalam kategori baik karena guru melakukan appersepsi dengan menggunakan alat peraga tentang alat pernapasan manusia sehingga siswa fokus terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru dalam memotivasi siswa dalam kategori cukup guru kurang memotivasi siswa yang tidak aktif dalam kelompok dan cenderung membiarkan siswa tersebut. Kualitas menyampaikan tujuan pembelajaran dalam kategori baik, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan yaitu siswa dapat mendeskripsikan energi panas. Kualitas menggunakan metode pembelajaran jigsaw dalam kategori cukup, guru kurang menguasai metode pembelajaran jigsaw guru masih kebingungan dalam mene-rapkan metode pembelajaran. Melibatkan siswa secara aktif dalam kategori cukup, guru kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran guru cenderung menguasai kelas. Mengadakan tanya jawab dalam ka-tegori baik, pada kegiatan akhir pembelajaran melakukan tanya jawab tentang materi yang telah di sampaikan. Bimbingan pada siswa yang kurang mampu dalam kategori cukup, ada beberapa siswa yang belum paham tentangmateri pelajaran, namun guru tidak melakukan bimbingan pada siswa tersebut. Guru memberikan latihan sebagai evaluasi dalam kategori baik. Guru memberikan evaluasi secara individu pada akhir pembelajaran.

Hasil observasi pada siswa, kualitas keaktifan siswa termasuk dalam kategori baik walaupun masih ada beberapa siswa yang belum aktif, namun

ada beberapa siswa yang mulai aktif dalam pembelajaran, kerjasama siswa dalam kelompok dalam kategori baik siswa yang pintar sudah mulai bisa melakukan kerjasama dalam kelompok, namun ada juga siswa yang belum bisa bekerjasama dalam kelompok. Kerjasama dalam kelompok didominasi oleh siswa yang pandai dan siswa yang akrab dengan kelompoknya, pemahaman siswa dalam kategori cukup, siswa yang belum paham tentang materi pelajaran belum berani untuk bertanya kepada guru sehingga pemahaman tentang materi pembelajaran masih kurang dikuasai.

Siklus II

Berdasarkan hasil nilai dan penga-matan guru dan siswa yang dilakukan oleh peneliti dan pengamat, hasil nilai yang di-peroleh pada siklus II adalah 2475 dengan nilai rata-rata 81,2 terdapat peningkatan hasil nilai rata-rata kelas yang memuaskan. Dari 30 siswa yang tuntas dalam pem-belajaran adalah 29 siswa (96,7%) hanya 1 siswa yang belum tuntas dalam pembe-lajaran. Oleh sebab itu, peneliti memu-tuskan untuk tidak melanjutkan penelitian. Hasil observasi bagi guru masih dalam kategori sangat baik, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, guru mem-perbaiki setiap kekurangan atau kesalahan yang dilakukan sehingga guru dalam melaksanakan proses perbaikan pembe-lajaran masih sudah terbiasa menggunakan metode pembelajaran jigsaw sehingga guru tidak kebingungan menggunakan metode tersebut. Kualitas appersepsi guru pada pembelajaran termasuk dalam kategori baik karena guru melakukan appersepsi dengan menggunakan alat peraga berupa LCD proyektor untuk menampilkan alat pernapasan pada hewan sehingga siswa lebih fokus terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru dalam memo-tivasi siswa dalam kategori sangat baik guru memotivasi siswa yang tidak aktif

(10)

dalam kelompok. Guru melibatkan siswa secara aktifdan memberikan waktu untuk bertanya bagi siswa yang belum menguasai materi pelajaran dan membimbing siswa yang belum paham tentang pelajaran serta memberikan evaluasi secara individu pada akhir pembelajaran.

Hasil observasi pada siswa, ke-aktifan siswa lebih meningkat siswa yang belum aktif dalam pembelajaran mulai aktif karena guru menggunakan feedback/ umpan balik dalam setiap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh siswa. Kerjasama siswa dalam kelompok dan pemahaman siswa juga meningkat ber-dasarkan hasil nilai siswa yaitu hanya 1 siswa yang belum tuntas dalam pem-belajaran. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan hewan siswa

kelas V SDN 002 Tanah Grogot tahun 2011.

PENUTUP Kesimpulan

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran IPA materi organ tubuh manusia dan hewan siswa kelas V SDN 002 Tanah Grogot 2011. Hasil penelitian pada siklus I adalah jum-lah nilai 1965 dengan nilai rata-rata 65,5 dan ketuntasan belajar 60%. Pada siklus II jumlah nilai meningkat menjadi 2475 dengan nilai rata-rata 81,2 dan ketuntasan belajar 96,7%.

Saran

Guru diharapkan selalu membimbing dan mengarahkan siswanya agar aktif dan dapat berinteraksi dalam pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan metode jigsaw dalam pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

3F/Kelompok Tujuh. (2011). Makalah

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw.

Http://makalah-jigsaw_1402.html. Azhar, A. 2007. Media

Pembelajaran.Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada.

Riadi, M. (2012). Model Pembelajaran

Jigsaw.

Http://model-pembela-jaran-jigsaw pengertian.html. Sulistyanto, H & Wiyono, E (2008). Ilmu

Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Suryanti dkk, 2008.Model-Model

Pembe-lajaran Inovatif. Surabaya:

Universitas Negeri Surabaya. Tim Penyusun KTSP, 2007. Kurikulum

Satuan Tingkat Pendidikan. Wayan, I. 2010. 8 Standar Nasional

Pendidikan. Jakarta: Az-Zahra

Book’s.

Winataputra, S.U.dkk, 2006. Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta:

Gambar

Tabel 2. Hasil Nilai Siklus I  No  Nilai  Frekuensi  Jumlah
Tabel 5 Hasil Nilai Siklus II  No Nilai Frekuensi Jumlah
Tabel 4.6 Hasil Observasi (Guru) Siklus II  N

Referensi

Dokumen terkait

Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan secara langsung pada objek penelitian yang dilakukan di Pengadilan Agama Bukittinggi,

snowball throwing adalah siswa kelas IV-A baik pada SDN Ende 5 maupun SDI Ende 10 yang berjumlah 48 siswa, sedangkan kelompok kontrol di mana pembelajarannya

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, diketahui bahwa kenaikan temperatur pada tahap sintesis 2- iodoheksana memberikan dampak signifikan pada nilai konversi

Uang harian perjalanan dinas tidak diberikan lagi kepada PNS yang telah diberi tugas untuk menyelenggarakan kegiatan sidang/konferensi yang dihadiri pejabat setingkat Menteri

Aplikasi sistem informasi dapat diakses pengguna dimana saja dengan dukungan koneksi jaringan ke aplikasi sistem informasi yang lancar dan tidak terputus menjadi salah satu

Bidang Keagamaan (Total JKEM bidang ini minimal 1.200 menit) No Subbidang, Program, dan Kegiatan Frek

menyelesaikan penelitian skripsi dengan judul ‘’ PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERHADAP AKTIVITAS, KAPASITAS MAKROFAG DAN JUMLAH

Penulisan Ilmiah ini juga menggunakan Visual Basic.NET sebagai tampilan antarmukanya (interface) dan membahas cara-cara pembuatan suatu aplikasi pengolah data dengan