• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari sebuah negara. Keberadaan desa secara hukum diakui dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari sebuah negara. Keberadaan desa secara hukum diakui dalam"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang Masalah

Desa merupakan bentuk pemerintahan terkecil yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari sebuah negara. Keberadaan desa secara hukum diakui dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan ketentuan ini, desa diberi pengertian sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Hal itu menyebabkan desa memiliki arti penting sebagai basis penyelenggara pelayanan publik dan memfasilitasi pemenuhan hak-hak masyarakat lokal. Secara sosiologis desa merupakan sebuah gambaran dari satu kesatuan masyarakat atau komunitas penduduk yang bertempat tinggal dalam suatu lingkungan dimana masyarakat saling mengenal, corak kehidupan mereka relatif homogen serta banyak bergantung pada alam.

Pemahaman desa di atas menempatkan desa sebagai suatu organisasi pemerintahan yang memiliki kewenangan tertentu untuk mengurus dan mengatur warga atau komunitasnya. Dengan posisi tersebut, desa memiliki peran yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan pemerintahan nasional secara luas. Desa menjadi garda terdepan dalam menggapai keberhasilan dari berbagai urusan dan program pemerintah. Hal ini juga sejalan apabila dikaitkan dengan komposisi penduduk Indonesia menurut sensus terakhir pada tahun 2010 bahwa sekitar 50.21

(2)

% penduduk Indonesia saat ini masih bertempat tinggal di pedesaan (Badan Pusat Statistik, 2010). Maka menjadi sangat logis apabila pembangunan desa menjadi prioritas utama bagi kesuksesan pembangunan nasional.

Pembangunan desa mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka pembangunan nasional dan pembangunan daerah, karena di dalamnya terkandung unsur pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta menyentuh secara langsung kepentingan sebagian besar masyarakat yang bermukim di perdesaan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam pembangunan desa pemerintahan desa berkedudukan sebagai subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, sehingga desa memiliki kewenangan, tugas dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri. Dalam menyelengarakan kewenangan, tugas, dan kewajiban desa dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan maka dibutuhkan sumber pendapatan desa.

Salah satu program pemerintah pusat kepada desa adalah penyediaan dan penyaluran dana desa yang bersumber pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) disamping sumber pendapatan lainnya. Dana desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat (Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah

(3)

Tertinggal, dan fTransmigrasi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2015 Tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran Pendatapan dan Belanja Negara serta Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan, Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa menyatakan bahwa Dana Desa disalurkan oleh pemerintah kepada kabupaten/kota. Penyaluran Dana Desa sebagaimana dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari RKUN ke RKUD. Dana Desa disalurkan oleh kabupaten/kota kepada Desa. Penyaluran Dana Desa dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari RKUD ke rekening kas Desa.

Penyaluran Dana Desa setiap tahap dilakukan paling lambat pada minggu kedua. Penyaluran Dana Desa setiap dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah diterima di kas Daerah. Penyaluran Dana Desa dari RKUN ke RKUD dilakukan dengan syarat :

a. Peraturan bupati/walikota mengenai tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa telah disampaikan kepada Menteri.

b. APBD kabupaten/kota telah ditetapkan.

c. Penyaluran Dana Desa dari RKUD ke rekening kas Desa dilakukan setelah APB Desa ditetapkan.

d. Dalam hal APBD belum ditetapkan, penyaluran Dana Desa dilakukan setelah ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota.

(4)

Dana desa merupakan anggaran yang cukup besar sehingga pengelolaannya harus benar-benar diperhatikan, sebab jika tidak dana yang tersedia akan habis percuma atau bahkan akan terjadi penyelewengan. Pengelolaan memang sangat diperlukan dalam suatu kegiatan gunanya untuk mengatur semua kegiatan, agar kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Tanpa adanya pengelolaan yang benar dalam suatu kegiatan tentu akan membuat kegiatan tersebut berjalan dengan tidak teratur. Begitu juga dengan dana desa membutuhkan pengelolaan. Pengelolaan adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Secara umum pengelolaan dana desa meliputi pengalokasian dana desa atau prioritas penggunaan dana desa dan tahapan atau proses dalam pengelolaan dana desa itu sendiri.

Pengelolaan dana desa akan melibatkan berbagai pihak baik individu maupun kelompok sehingga penggunaannya tepat sasaran. Sejatinya pengelolaan dana desa harus melibatkan seluruh elemen yang ada dalam masyarakat. Keikutsertaan berbagai elemen dalam pengelolaan dana desa untuk menjaimn terpenuhinya asas demokrasi, keadilan dan gotong royong sebab dana desa merupakan kepentingan seluruh masyarakat. Namun, untuk mengoptimalkan pengelolaan dana desa pemerintah telah menetapkan pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dana desa. Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dana desa merupakan kelompok yang dibentuk secara resmi oleh pemerintah desa untuk mengelola dana desa selama periode tahun tertentu. Pemilihan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dana desa harus berdasarkan mekanisme yang sudah ditetapkan yaitu musyawarah untuk mufakat yang dihadiri berbagai stakeholder dalam masyarakat desa.

(5)

Dalam mengelola dana desa akan tersimpul relasi atau hubungan antara Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dengan elemen lain dalam masyarakat seperti pemerintah desa, tokoh masyarakat, kelompok sosial, masyarakat dan pendamping desa. Relasi tersebut merupakan hubungan kekuasaan yang menunjukkan adanya hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap pihak dalam pengelolaan dana desa. Relasi kekuasaan yang terbentuk tersebut dalam rangka penentuan berbagai kebijakan dan keputusan terkait dengan pengelolaan dana desa. Relasi tersebut dapat berbentuk kemitraan atau kerjasama maupun dalam bentuk dukungan.

Relasi kekuasaan merupakan suatu bentuk hubungan sosial yang menunjukkan hubungan yang tidak setara, hal ini disebabkan dalam kekuasaan terkandung unsur pemimpin. Coleman (2008 : 79) mengatakan bahwa relasi kekuasaan satu pelaku atas pelaku lain dapat terjadi ketika seorang individu memiliki hak untuk mengontrol tindakan-tindakan tertentu dari individu lainnya. Dalam pengelolaan dana desa, relasi yang tidak setara ditunjukkan adanya perbedaan hak dan tanggungjawab masing-masing aktor. Setiap aktor memiliki porsi (peran) masing-masing dalam mempengaruhi setiap kebijakan dan keputusan dalam rangka pengelolaan dana desa.

Desa Purba Dolok merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara. Desa Purba Dolok termasuk salah satu desa dengan kategori sangat tertinggal diantara 14 (empat belas) desa yang ada di Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara. Letak desa sangat terpencil sehingga cenderung terisolir dari daerah luar. Perjalanan menuju Desa Purba Dolok dapat ditempuh melalui Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Hingga saat ini, belum ada jalan lintas yang menghubungkan Desa Purba Dolok

(6)

dengan ibukota kecamatan dan ibukota kabupaten. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara, pada tahun 2016 jumlah penduduk Desa Purba Dolok ialah sebanyak 1342 jiwa yang terdiri atas 168 kepala keluarga (KK). Penduduk tersebut tersebar dalam lima dusun yakni Dusun Singalingali, Dusun Sibintang, Dusun Huta Batu, Dusun Huta Godang dan Dusun Hutator.

Secara sosiologis, penduduk Desa Purba Dolok tergolong sangat homogen. Mayoritas penduduk Desa Purba Dolok merupakan etnis Batak Toba yang terdiri dari beberapa sub marga yang mana marga Purba dan Manalu merupakan marga mayoritas. Pada awalnya Desa Purba Dolok merupakan desa kerajaan yang dihuni oleh keturunan marga Purba dan Manalu. Akan tetapi saat ini kelompok marga semakin beragam yang disebabkan oleh adanya migrasi dan perkawinan yang dilakukan oleh masyarakat lokal dengan masyarakat luar. Mayoritas masyarakat Desa Purba Dolok bekerja sebagai petani perkebunan karet dan petani ladang berpindah dengan komoditas utama pertanian yakni padi, cabe, ubi dan nilam. Sistem pemerintahan ditandai dengan adanya dualisme kekuasaan yaitu perpaduan sistem kerajaan dan demokrasi. Sistem kerajaan hingga kini masih dipraktikkan dalam kehidupan masyarakat terutama dalam sistem pemerintahan disamping sistem pemerintahan legal formal. Sistem kerajaan pada masyarakat Desa Purba Dolok sangat erat kaitannya dengan konsep relasi sosial suku Batak yaitu Dalihan Natolu (Tiga Tungku) yang terdiri dari Hula-Hula, Dongan Tubu dan Ianakhon. Di Desa Purba Dolok, relasi kekuasaan antara Hula-Hula, Dongan Tubu dan Ianakhon sangat tegas. Raja huta (penghulu desa) merupakan manifestasi kekuasaan pihak Hula-Hula (sekaligus dongan tubu dari pihak raja), sedangkan

(7)

Namora Huta atau Namora Boru merupakan manifestasi dari kekuasaan pihak Ianakhon.

Pada tahun 2015 Desa Purba Dolok memperoleh anggaran dana desa sebanyak Rp 255.172.000(dua ratus lima puluh lima juta seratus tujuh puluh dua ribu rupiah) yang dipergunakanuntuk pengaspalan jalan dan pembuatan gorong-gorong dari Desa Batuarimo menuju Dusun Singali-Ngali. Adapun tahun 2016 Desa Purba Dolok memperoleh anggaran dana desa sebesar Rp 591.208.176 (lima ratus sembilan puluh satu juta dua ratus delapan ribu seratus tujuh puluh enam rupiah). Dana desa tahun 2016 digunakan untuk pembangunan jalan yang menghubungkan Dusun Sibintang dengan Dusun Huta Tor sepanjang 1,1 kilometer dan parit sepanjang 170 meter.

Program dana desa berdampak positif terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Purba Dolok. Pertumbuhan ekonomi masyarakat menunjukkan kondisi positif yang ditandai dengan kemampuan masyarakat untuk membeli sejumlah kebutuhan sekunder dan tersier seperti sepeda motor, mobil, perhiasan dan lain sebagainya. Aksesibilitas juga berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pendidikan yang mana jumlah anak yang melanjutkan pendidikan ke jenjang menengah bahkan perguruan tinggi semakin baik. Harga jual komoditas pertanian masyarakat juga semakin meningkat karena akses untuk mencari pasar yang baru semakin luas. Sebelumnya masyarakat sering terjebak dalam perangkap kemiskinan yang diciptakan oleh para toke. Akan tetapi, disamping sisi positif tersebut pembangunan yang diinisiasi oleh program dana desa juga berdampak negatif bagi kehidupan masyarakat. Budaya konsumerisme mulai merasuki kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh peningkatan jumlah pendapatan.

(8)

Penghargaan terhadap nilai-nilai tradisi juga mulai mengerus seiring masuknya teknologi informasi seperti televisi dan telepon seluler.

Pengelolaan dana desa menjadi wewenang desa yang mesti terjabarkan dalam peraturan desa (Perdes) tentang anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes). Akan tetapi, dalam implementasinya sering kali terjadi penyimpangan aturan dalam pengelolaan keuangan desa dalam hal ini dana desa. Dwipayana & Sutoro (2003 : 47) mengatakan bahwa dalam pengelolaan keuangan dan pelayanan masyarakat di desa, seringkali hanya dikelola oleh segelintir elit. Masyarakat tidak memperoleh informasi secara transparan bagaimana keuangan dikelola, seberapa besar keuangan desa yang diperoleh dan dibelanjakan, bagaimana transparansi prosedur dan biaya administratif dan lain-lain. Hal ini diperkuat juga dengan hasil penelitian Kurnia (2011) yang menyatakan bahwa dalam pengelolaan keuangan desa terjadi kompromi antar elit desa yang menyebabkan terjadinya sentralisme dan persekongkolan antara perangkat desa termasuk memanipulasi alokasi dana desa. Partisipasi dan keterlibatan masyarakat desa tidak telihat dalam melakukan kritik secara keras maupun tindakan-tindakan protes terhadap kepala desa dan badan permusyawaratan desa. Peraturan undang-undang yang telah ada hanyalah sebagai tulisan belaka, yang dalam aplikasinya pemerintahan di tingkat desa tidak sesuai dengan mekanisme yang telah tertulis. Relasi kekuasaan dalam pemerintah desa bersifat sentralistik, dan sosial budaya masyarakat desa secara sosiologis masih menerapkan prinsip-prinsip lama yang sangat sulit hilang, yaitu pola relasi kekuasaan pemerintahan desa yang mendekati nilai-nilai korupsi, kolusi dan nepotisme. Elemen-elemen lain yang ada di desa juga tidak mempunyai kekuasaan yang signifikan dalam penentuan

(9)

kebijakan-kebijakan desa. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang relasi kekuasaan dalam pengelolaan dana desa di desa Purba Dolok Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara.

1.2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah ialah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan jalan pemecahannya. Dengan kata lain, perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti (Usman & Purnomo, 2009 : 27). Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ialah bagaimana relasi kekuasaan dalam pengelolaan dana desa di Desa Purba Dolok Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara ? Relasi kekuasaan yang dimaksud ialah sebagai berikut :

1. Siapa yang memiliki kekuasaan dalam pengelolaan dana desa ?

2. Dari mana sumber kekuasaan aktor yang terlibat dalam pengelolaan dana desa ?

3. Bagaimana kekuasaan dioperasikan dalam pengelolaan dana desa ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ialah pernyataan mengenai apa yang hendak dicapai. Usman dan Purnomo (2009 : 30) menyatakan bahwa tujuan penelitian dicantumkan dengan maksud agar kita maupun pihak lain yang membaca dapat mengetahui dengan pasti apa tujuan penelitian yang sesungguhnya. Tujuan dilakukannya penelitian ini ialah untuk mengetahui dan memetakan relasi

(10)

kekuasaan dalam pengelolaan dana desa di Desa Purba Dolok Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk pengembangan ilmu Sosiologi Pembangunan dan Sosiologi Politik serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk kajian-kajian keilmuan pada masa yang akan datang.

1.4.2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis penelitian ini ialah untuk mengasah kemampuan peneliti dalam mengkaji berbagai kebijakan atau program yang dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini terkait dengan konsentrasi keilmuan yang digeluti peneliti saat ini yakni sebagai calon perencana sosial dan pembangunan. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat sebagai masukan untuk pemerintah Desa Purba Dolok dan secara umum kepada pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan adanya penelitian ini pemerintah dapat melakukan evaluasi program-program pembangunan khususnya pembangunan masyarakat pedesaan serta dapat menentukan model pembangunan yang memperhatikan lokalitas masyarakat.

1.5. Defenisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk mempermudah dan memfokuskan penelitian. Konsep adalah defenisi abstrak mengenai gejala atau realita atau suatu pengertian yang nantinya akan

(11)

menjelaskan suatu gejala (Suyanto & Sutinah, 2005 : 49). Selain itu, konsep juga berfungsi sebagai panduan bagi peneliti untuk menindaklanjuti penelitian tersebut serta menghindari timbulnya kekacauan akibat kesalahan tafsir dalam penelitian. Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian adalah sebagai berikut :

1. Relasi Kekuasaan

Relasi kekuasaan adalah suatu hubungan antar dua individu atau lebih, atau antara individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok terkait dengan pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut kebijakan dan kepentingan masyarakat. Relasi kekuasaan menghasilkan hubungan sosial yang tidak setara, hal ini disebabkan dalam kekuasaan terkandung unsur pemimpin dan yang dipimpin. Kebijakan yang dimaksud dalam penelitian ini ialah pengelolaan dana desa yang ditujukan untuk pembangunan jalan di Desa Purba Dolok. Untuk menganalisis relasi kekuasaan dalam penelitian ini akan diajukan beberapa pertanyaan mendasar seperti siapa yang memiliki kekuasaan atau dari mana kekuasaan itu bersumber, bagaimana kekuasaan beroperasi atau dengan cara apa kekuasaan itu dioperasikan oleh aktor-aktor dalam masyarakat.

2. Dana Desa

Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan

(12)

untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dana desa yang dimaksud dalam penelitian ini ialah dana yang diperuntukkan untuk pembangunan infrastruktur jalan di Desa Purba Dolok. Dana desa tersebut diperoleh berdasarkan usulan kepala desa yang tertuang dalam anggaran pendapatan desa setiap tahunnya yang disahkan oleh bupati Kabupaten Tapanuli Utara.

3. Desa

Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain adalahkesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa). Desa Purba Dolok merupakan desa sangat tertinggal yang dihuni oleh masyarakat dengan karakteristik homogen ditinjau dari aspek suku, agama, pekerjaan, kelas sosial, pendidikan, dan lain sebagainya.

4. Pemerintahan Desa

Pemerintahan Desa adalah lembaga perpanjangan pemerintah pusat yang memiliki peran strategis dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan NKRI. Pemerintahan

(13)

desa Purba Dolok terdiri atas Kepala Desa dan perangkatnya seperti Sekretaris Desa (sekdes), Badan Permusyaratan Desa (BPD), dan Kepala Urusan (Kaur). Kepala Desa merupakan pimpinan tertinggi dalam struktur kepemimpinan desa dibantu seorang Sekretaris Desa. Dalam hal pengelolaan dana desa, Kepala Desa dibantu sekretaris desa yang berfungsi untuk menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan dan pengelolaan dana desa. Adapun Badan Permusyawaratan Desa merupakan perwakilan masyarakat sebagai representasi pelaksanaan demokrasi dalam desa. Disamping itu juga terdapat raja huta dan namora huta (penghulu kampung) yang merupakan keturunan raja-raja pemuka kampung. Mayoritas raja huta dan namora huta merupakan keturunan marga Purba, Manalu dan Silaban. Raja huta dan namora huta memimpin setiap dusun atau huta. Kekuasaan raja huta dan namora huta dibatasi oleh wilayah teritorial (huta atau dusun). Hingga saat ini keberadaan raja huta dan namora huta tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Desa Purba Dolok karena merupakan warisan turun temurun. Raja huta dan

namora huta berfungsi sebagai perwakilan masyarakat dalam

menyuarakan aspirasi serta sebagai kontrol sosial yang berfungsi mengendalikan tindakan setiap penduduk.

5. Keuangan Desa

Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa. Keuangan desa

(14)

yang dimaksud dalam penelitian ini ialah dana desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berdasarkan usulan dari pemerintah desa yang disahkan oleh bupati.

6. Pengelolaan Dana Desa

Pengelolaan dana desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran, penatausahaan, pengawasan, pelaporan, dan pertanggungjawaban dana desa. Pengelolaan dana desa sangat terkait dengan aktor-aktor yang berperan terutama perangkat desa. Dalam setiap tahapan pengelolaan dana desa tersebut akan dideskripsikan bagaimana relasi kekuasaan yang terbentuk antar aktor sehingga diperoleh kesimpulan secara komprehensif. Dalam hal pengelolaan ini juga dapat dianalisis apakah proses pengelolaan dana desa telah sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat serta bagaimana potensi praktik-praktik penyalahgunaan dana desa.

7. Konsep Dos Ni Roha

Konsep Dos Ni Roha merupakan sebuah model pengambilan keputusan yang dianut masyarakat batak Toba pada kegiatan musyawarah atau rapat. Konsep ini memiliki makna bahwa setiap keputusan yang dihasilkan harus berdasarkan kesepakatan, kebersamaan dan mengedepankan asas kepentingan bersama di atas kepentingan individu atau golongan. Dalam pengelolaan dana konsep ini digunakan pada saat musyawarah pembahasan dana desa yang meliputi pembahasan anggaran, penetapan prioritas pembangunan dan pemilihan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) dana desa.

Referensi

Dokumen terkait

Yoyok Sugiantoro Dan Isharijadi : Pengaruh Personalization, Computer Self Efficacy, Dan Trust .... 86 mekanisme operasional dari transaksi yang dilakukan. Upaya tinggi

Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 2002 tentang Badan Pengatur Penyediaan dan Pendistribusian Bahan Bakar Minyak dan Kegiatan Usaha Pengangkutan Gas Bumi

Menurut Bapak apakah sarana dan prasarana yang tersedia di madraah ini sudah terpenuhi dengan baik dan dapat menunjang pelaksanaan pembelajaran membaca Alquran?.?.

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan, penyertaan dan kasih-Nya, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “ Pengetahuan Pasien Tentang Obat

Berdasarkanpenelitianmenunjukkan bahwa gelatin yang diperoleh dari pencucian dengan air mengalir sebanyak 5 x berat bahan kulit kaki ayam (P5), rerata waktu yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak rumput laut Eucheuma cottonii sebagai senyawa antibakteri khususnya dalam menghambat pertumbuhan

Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs); berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang, kebutuhan untuk menunjukkan

Untuk menentukan matriks array orthogonal yang sesuai yaitu pada array matriks orthogonal L9 ( 3 4 ), artinya bahwa dalam melakukan percobaan dengan 4 faktor dan 3 level