• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan peningkatan penduduk lanjut usia dua tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009 (U.S. Census Bureau, International Data Base, 2009).

Pertambahan jumlah lansia di beberapa negara, salah satunya Indonesia, telah mengubah profil kependudukan baik nasional maupun dunia. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk lansia di Indonesia berjumlah 18,57 juta jiwa, meningkat sekitar 7,93% dari tahun 2000 yang sebanyak 14,44 juta jiwa. Perkirakan jumlah penduduk lansia di Indonesia akan terus bertambah sekitar 450.000 jiwa per tahun. Tahun 2025 jumlah penduduk lansia di Indonesia akan sekitar 34,22 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2010).

Meningkatnya usia harapan hidup penduduk Indonesia membawa implikasi bertambahnya jumlah lanjut usia. Bahkan ada yang menyatakan abad 21 ini merupakan abad lanjut usia (era of population aging). Lanjut usia perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan nasional. Demikian lanjut usia mempunyai pengalaman luas dari sumber daya manusia (Sari, K, 2010).

Adapun karakteristik lanjut usia yang mempengaruhi kesehatan lanjut usia, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor usia, jenis kelamin, pekerjaan, tingkat pendidikan, motivasi, dukungan keluarga serta dukungan sosial terhadap lansia dalam pemeliharaan kesehatan lanjut usia (Tamher, 2009). Pemeliharaan kesehatan yang dilakukan lanjut usia adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pemerintah demi mencapai lanjut usia yang sehat dan bahagia dalam lanjut usia.

(2)

Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya usia. Perubahan terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal (otot dan tulang) dan jaringan lain (jaringan ikat, jaringan lunak) yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan rematik. Artinya, dalam keadaan normal, lansia pasti mengalami rematik (Faisal, 2009).

Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi orang lanjut usia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan-perubahan yang mengarah pada perubahan yang negatif. Kemunduran kemampuan fisik ini diakibatkan dengan adanya berbagai macam penyakit yang mulai menyerang termasuk salah satunya adalah nyeri sendi.

Nyeri sendi merupakan istilah yang tidak spesifik untuk menggambarkan berbagai keluhan dan kelainan yang mengenai sistem locomotor yang melibatkan sendi, otot, jaringan ikat, jaringan lunak di sekitar sendi dan tulang.

Terminologi nyeri sendi tidak mengarahkan kepada sebuah diagnosa, melainkan menggambarkan sekumpulan keluhan mengenai sistem muskuloskeletal. Ada banyak golongan penyakit yang menyebabkan munculnya keluhan nyeri sendi. Proses degeneratif (penuaan) jelas meningkatkan resiko menderita keluhan nyeri sendi, namun perlu dicatat bahwa penderita nyeri sendi pun juga muncul pada usia yang lebih muda.

Nyeri sendi yang sering dijumpai pada lansia adalah osteoartritis, osteoporosis, tendinitis, bursitis, fibromyalgia, low back pain, artropati kristal bukan gout, gout artritis, rheumatoid artritis, dan sebagainya (Faisal, 2009). Nyeri sendi dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut tidak selalu

(3)

mengalami atau menderita nyeri sendi. Timbulnya kejadian nyeri sendi ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti (Ismayadi, 2004).

Menurut cacatan WHO bahwa penderita gangguan sendi di Indonesia mencapai 81% dari total populasi, dari jumlah tersebut hanya 29% yang pergi ke dokter, sedangkan 71% cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang dijual bebas. Gejala awal yang dirasakan penduduk yang menderita pirai, antara lain pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas dan gangguan gerak dari sendi yang terserang yang terjadi mendadak (Zuljasri, 2005).

Perawat komunitas dituntut untuk berperan sebagai pendidik dalam memberikan pendidikan kesehatan dan menjadi role model, sehingga akan meningkatkan pengetahuan masyarakat (Iqbal, 2006). Pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Masyarakat dengan pengobatan yang baik tentang nyeri sendi akan meningkatkan derajat kesehatannya dalam upaya mencegah terjadinya nyeri sendi di masyarakat tersebut (Notoatmodjo,S 2003).

Keluarga mempunyai peran utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya. Peranan keluarga dalam perawatan lansia antara lain menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi serta memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spritual bagi lansia (Maryam,dkk, 2008). Menurut Friedman (1998), keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang merupakan klien penerima asuhan keperawatan, keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan keperawatan yang diperlukan bagi anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Salah satu dari keluarga mengalami masalah kesehatan, maka system didalam keluarga akan terganggu.

Dukungan keluarga merupakan suatu proses hubungan antar anggota keluarga dengan adanya hubungan timbal balik, umpan balik dan

(4)

keterlibatan emosional. Ini merupakan strategi preventif yang paling baik, yang bertujuan untuk meningkatkan dukungan sosial keluarga yang adekuat dalam membantu anggota keluarga yang mempertahankan kesehatan. Keluarga yang baik akan berpengaruh positif, sedangkan keluarga yang kurang baik akan berpengaruh negatif bagi perkembangan lansia. Pemanfaatan pelayanan kesehatan yang telah diatur oleh pemerintah dengan dikelola oleh setiap wilayah kerja puskesmas yang bertujuan peningkatan kesehatan khusunya bagi lansia dengan diadakan program pelayanan kesehatan (Wahyuni, 2012).

Hasil penelitian ( Hidayat, & Aisyah, 2010), menjelaskan bahwa peran keluarga sangat mempengaruhi terhadap status kesehatan lansia, disimpulkan bahwa jika peran keluarga baik maka diharapkan status kesehatan lansia juga baik dan sebaliknya jika peran keluarga kurang, maka status kesehatan pada lansia juga buruk.

Data menurut Dinas Kesehatan Kota Semarang (2012) diketahui jumlah usia lanjut usia ≥ 60 tahun yang berada di wilayah kerja puskesmas Candi Lama sejumlah 769 jiwa. Hasil studi pendahuluan di wilayah Jomblang dengan lansia yang berobat di posyandu lansia pada bulan April 2013, jumlah lansia sebanyak 96 jiwa. Terdapat penurunan pengobatan di posyandu lansia dari bulan sebelumnya 131 jiwa. Tanggal 21 Mei 2013, peneliti melakukan wawancara langsung kepada 10 lansia dan hasil dari wawancara 7 dari 10 lansia mengatakan saat timbul sakit nyeri sendi atau cuma sakit kepala biasanya minum obat dengan obat yang di belinya di warung-warung tanpa resep dokter dan 3 dari 10 lansia mengatakan saat dirinya sakit langsung datang ke puskesmas atau posyandu lansia dengan minum obat dengan resep dokter.

Berkaitan dengan fenomena tersebut, maka dalam penelitian ini peneliti berkeinginan untuk mengkaji tentang karakteristik lanjut usia, dukungan keluarga dan penggunaan obat dengan kejadian nyeri sendi pada lansia dengan judul penelitian “Hubungan karakteristik lanjut usia,

(5)

dukungan keluarga dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.” B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: Adakah hubungan karakteristik lanjut usia, dukungan keluarga dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas Candi Lama Semarang.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan karakteristik lansia, dukungan keluarga dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas Candi Lama Semarang.

2. Tujuan Khusus

a. Mendiskripsikan karakteristik lanjut usia yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status perkawinan di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

b. Mendiskripsikan dukungan keluarga di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

c. Mendiskripsikan penggunaan obat nyeri sendi di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

d. Menganalisis hubungan usia dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

e. Menganalisis hubungan jenis kelamin dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

f. Menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

(6)

g. Menganalisis hubungan pekerjaan dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

h. Menganalisis hubungan status perkawinan dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

i. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

j. Menganalisis hubungan karakteristik yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan dan dukungan keluarga dengan penggunaan obat nyeri sendi pada lansia di kelurahan jomblang wilayah kerja puskesmas candi lama semarang.

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Puskesmas Candi Lama

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam rangka untuk meningkatkan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan diposyandu lansia.

b. Bagi Keluarga lansia

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada keluarga supaya memberikan dukungan kepada lansia untuk mengetahui kejadian nyeri sendi pada lansia. Sehingga lansia dapat mencapai derajat kesehatan dan mutu kehidupannya untuk mencapai masa tua yang sehat, mandiri dan produktif.

c. Bagi Peneliti.

Hasil penelitian ini dapat menambah informasi dalam mengembangkan wawasan dan pengetahuan penulis khususnya dalam keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga.

(7)

E. Ruang Lingkup Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang keperawatan yaitu keperawatan gerontik dan keperawatan keluarga.

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No. Judul & Peneliti Metode Penelitian Hasil 1.

2.

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Posyandu Lansia Jetis Desa Krajan Kecamatan Weru Kabupaten Sukoharjo ( Handayani & Wahyuni, 2012)

Hubungan Peran Keluarga Dalam Perawatan Kesehatan Terhadap Status Kesehatan Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Mojo Kecamatan Gubeng Surabaya ( Hidayat, & Aisyah, 2010)

Peneltian analitik dengan desain penelitian cross

sectional. Populasi lansia

yang berusia 60-74 tahun, sampel 100 orang, Pengambilan data dengan wawancara dan kuesioner

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelatif antarvariabel. Populasi penelitian ini adalah 136 lansia yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas mojo Surabaya. Dengan random sampling dipilih sebanyak 75 lansia. Pengambilan data dengan kuesioner.

Hasil peneltian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia dalam mengikuti posyandu lansia.

Peran keluarga sangat mempengaruhi terhadap status kesehatan lansia, d isimpulkan bahwa jika peran keluarga itu baik maka diharapkan status kesehatan lansia juga baik dan sebaliknya jika peran keluarga kurang, maka status kesehatan pada lansia juga buruk. dalam perawatan kesehatan lansia baik yaitu 32 (43%) responden dari 75 responden. Sebagian status kesehatan lansia dinyatakan sehat yaitu ditunjukkan dengan status kesehatan sehat 43 lansia (57%) dari 75 lansia. Terdapat hubungan peran keluarga dalam perawatan kesehatan

(8)

terhadap status kesehatan lansia dengan p = 0,00 dengan α = 0,05.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya terletak pada lokasi, waktu, sampel dan variabel yang diteliti. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Jomblang wilayah kerja Puskesmas Candi Lama Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional dengan metode kuesioner pada sampel lansia yang ada di Kelurahan Jomblang.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi karakteristik lansia,dukungan keluarga, dan penggunaan obat di kelurahan jomblang. Variabel bebas penelitian ini adalah karakteristik lansia dan dukungan keluarga, dan penggunaan obat sedangkan variabel terikatnya adalah nyeri sendi.

Referensi

Dokumen terkait

serta Bupati dan Muspida Wonosobo/ juga jajaran pejabat dari kesatuan lain//. Penyerahan ke 14 jenazah dilakukan oleh Bupati Wonosobo Trimawan H yang

Terima Kasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus dimana karena berkat dan rahmatNya, penulis dapat melakukan segala hal, sehingga penulis juga dapat

Berdasarkan latar belakang tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Kualitas Layanan Dan Kepuasan Pelanggan Terhadap Minat Pembelian Ulang di

Untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model discovery learning pada subtema pemanfaatan kekayaan alam di Indonesia agar hasil belajar

(12) Format Surat Pertanggungjawaban Administratif Bendahara Pengeluaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Format Surat Pertanggungjawaban Fungsional Bendahara

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan brand communication dan service quality terhadap brand trust dalam membentuk brand loyalty pada bank Bri kantor cabang Solo Slamet

Menerapkan prosedur cara menyusun (menentukan resultan) tiga buah gaya atau lebih yang bekerja pada satu titik tangkap dengan cara analitis dan grafis. Verifikasi Teman Sejawat

Berdasarkan Penetapan Penunjukan Langsung nomor: 08/PAN-PL/DB-DM/2012 tanggal 18 Juni 2012 untuk Pekerjaan Pengadaan Database ABI/Inform Global Edition, ProQuest Research