• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Koleksi Terbitan Berseri

Koleksi terbitan berseri merupakan salah satu koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994) bahwa “terbitan berseri biasanya direncanakan untuk terbit terus menerus dalam jangka waktu yang tidak terbatas, dikelola oleh sekelompok orang yang pada umumnya disebut redaksi (p. 13).”

Menurut Siregar (1998) terbitan berseri terbagi kedalam 12 jenis terbitan, antara lain :

1. Umum, adalah majalah yang memuat tulisan-tulisan berbagai bidang tertentu, seperti warna sari, Inti Sari, dan lain-lain.

2. Khusus adalah majalah yang memuat tulisan-yulisan tentang bidang tertentu, seperti kesehatan, kedokteran, manajemen, pendidikan, komputer, dan lain-lain. Jenis terbitan berkala :

1. Majalah (magazine)

2. Serial (serials) termasuk periodical, annual laporan tahunan, year book (buku tahunan), proceeding.

3. Bulletin, diterbitkan oleh badan pemerintah, perkumpulan, badan lain, biasanya diberi nomor urutan.

4. Pamplet (pamphlet), terdiri dari beberapa halaman tanpa jilid. 5. Abstrak (abstract)

6. Annual.

7. Brosur (brochure)

8. Kumulatif (commulative), merupakan bibliografi untuk satu tahun atau periode tertentu.

9. Harian (daily), surat kabar.

10. Jurnal (journal), penerbitan khusus oleh satu badan perkumpulan, memuat hal yang baru dan laporan untuk hal-hal khusus.

11. Berita (news/bulletin)

12. laporan (reports), diterbitkan oleh badan tertentu, instansi (p. 15).

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

2.2. Jurnal

Jurnal merupakan salah satu koleksi perpustakaan yang dibutuhkan oleh pengguna untuk menemukan informasi tentang penemuan ilmiah terkini (current). Dalam hal pengelompokkan koleksi perpustakaan, pada dasarnya jurnal termasuk ke dalam kategori koleksi serial.

(2)

“Journal is the collection and periodic publication or transmission of news and the result of research through media (p. 1)”

Artinya bahwa jurnal merupakan suatu koleksi dan terbitan berkala atau transmisi mengenai berita dan hasil-hasil penelitian mengenai media.

Sedangkan Lasa (1994) mengemukan bahwa “jurnal ialah terbitan dalam bidang tertentu oleh instansi, badan, organisasi profesi maupun lembaga keilmuan. Terbit secara berkala dan teratur berisi informasi ilmiah, hasil penelitian, prosiding seminar, maupun pertemuan ilmiah yang lain (p. 16)”.

Dari pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa jurnal merupakan suatu terbitan berkala yang berbentuk majalah yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan.

2.2.1 Jenis-jenis Jurnal

Pada umumnya jurnal terbagi ke dalam dua jenis yaitu jurnal tercetak dan jurnal elektronik. Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi, jenis jurnal makin beraneka ragam, sebagaimana Chen (2001) mengkategorikan jenis jurnal sebagai berikut :

(1) Print Only (P), These were titles that are only available in print format, (2) Electronic Priced Separately (E), These were journals with electronic version that were available with surcharge or were priced separately, (3) Combination Price (C), these were the electronic version of print journals that were offered “free online” with print subscription, (4), Aggregated Pricing (A), titles that were available for purchase as a collection through publisher (p. 365).

Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa jurnal terbagi atas 4 (empat) jenis, antara lain:

1. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk tercetak. 2. Jurnal yang hanya terbit dalam bentuk elektronik.

3. Jurnal versi elektronik dari jurnal yang terbitan tercetak. 4. Jurnal elektronik yang terbit hanya dalam bentuk online.

2.2.2 Jurnal Tercetak

Sebagai sumber informasi mutakhir jurnal tercetak dan jurnal elektronik merupakan salah satu unsur dalam upaya menyebarkan ilmu pengetahuan terkini kepada pengguna perpustakaan.

(3)

Dalam Buku Pegangan Gaya Penulisan, Rifai (1995) mengemukakan bahwa Jurnal tercetak adalah terbitan berkala yang berbentuk pamplet berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. Bila dikaitkan dengan kata ilmiah di belakang kata jurnal berarti terbitan berkala yang berbentuk pamplet yang berisi bahan ilmiah yang sangat diminati orang saat diterbitkan (p. 57- 95).

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jurnal tercetak merupakan terbitan berkala yang isinya bersifat informasi ilmiah mengenai penemuan suatu karya mutakhir dalam kajian ilmu pengetahuan yang banyak diminati pengguna yang membutuhkan informasi.

2.2.3 Jurnal Elektronik

Pada umumnya telah diketahui bahwa jurnal elektronik merupakan jurnal yang berbentuk digital/tidak tercetak atau dikenal dengan jurnal online, sebagaimana para pakar berikut mendefinisikan tentang jurnal elektronik, antara lain :

Tresnawan (2005), mengemukakan bahwa “Jurnal elektronik adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi bentuk elektronik, biasanya terdiri dari tiga format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf) (p. 1)”.

Adapun menurut LIPI (2005), “Jurnal elektonik (e-journal) adalah sarana berbasis web untuk mengelola sebuah jurnal ilmiah maupun non ilmiah. Sarana ini disediakan sebagai wadah bagi pengelola, penulis dan pembaca karya-karya ilmiah (p. 1)”.

Dari pendapat di atas, dapat dinyatakan bahwa jurnal elektronik merupakan jurnal yang tersedia melalui media elektronik atau web yang telah diformat secara khusus untuk dapat diakses oleh pengguna yang membutuhkan informasi ilmiah.

2.2.3.1 Jurnal Elektronik Berbasis Web

Jurnal elektronik yang hanya tersedia pada basis web memberikan pelayanannya pada internet atau word wide web, sehingga dalam pemanfaatannya membutruhkan seperangkat teknologi komputer yang terkoneksi ke internet.

Menurut Bradley dikutip oleh Muntashir (2005), “pada dasarnya jurnal online adalah suatu jurnal yang dikonversi kedalam bentuk digital dan ditempatkan pada database yang hanya dapat diakses melalui internet (p. 9)”.

(4)

Sesuai dengan pendapat di atas, bahwa jurnal berbasis web atau yang dikenal dengan jurnal online merupakan jurnal dalam waktu mengaksesnya membutuhkan seperangkat teknologi komputer yang terkoneksi ke internet.

2.3 Pemanfaatan Jurnal Elektronik

Pemanfaatan jurnal elektronik merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna dalam menggunakan jurnal dalam hal mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam jurnal bersifat ilmiah serta mutakhir dan melingkupi barbagai cabang ilmu pengetahuan.

Definisi di atas merupakan pengembangan dari pengertian pemanfaatan menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003) yang menyatakan bahwa “Pemanfaatan mengandung arti yaitu proses, cara, dan perbuatan memanfaatkan sesuatu untuk kepentingan sendiri (p. 711)”.

2.4 Perbandingan Jurnal Elektronik dengan Jurnal Tercetak

Jurnal elektronik merupakan bagian dari koleksi terbitan berseri dimana memiliki kelebihan-kelebihan dibandingkan dengan jurnal tercetak. Hal ini menyebabkan pengguna lebih memilih menggunakan jurnal elektronik dibandingkan jurnal tercetak, selain hemat waktu juga menghemat biaya dan tenaga, sesuai dengan pendapat Tresnawan (2005) yang menyatakan bahwa:

Dibandingkan dengan jurnal tercetak jurnal elektronik memiliki beberapa kelebihan, diantaranya dari segi kemuktahiran. Jurnal elektronik sering kali sudah terbit sebelum jurnal cetak diterbitkan sehingga dalam kecepatan penerimaan informasi jauh lebih menguntungkan (p. 2).

Selanjutnya mengenai perbandingan jurnal elektronik dengan jurnal tercetak menurut Tresnawan (2005) dapat dipaparkan pada tabel berikut ini :

(5)

Tabel 1. Perbandingan Jurnal Elektronik dan Jurnal Tercetak

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jurnal elektronik lebih banyak memiliki nilai lebih dibandingkan dengan jurnal tercetak baik dari aspek kemuktahiran, penyimpanan, serta pemanfaatannya. Dengan adanya kelebihan yang dimiliki jurnal elektronik dapat lebih memudahkan pengguna dalam mencari informasi khususnya dalam hal penelusuran jurnal online/elektronik, namun disamping itu jurnal elektronik memiliki kelemahan dimana untuk mengakses jurnal harus melalui komputer yang tentunya membutuhkan energi listrik, jadi apabila terjadi pemadaman listrik jurnal online tidak dapat diakses.

Perpustakaan dalam hal ini tentunya perlu meyediakan koleksi selain koleksi tercetak yang sudah ada demi memenuhi tuntutan perkembangan IPTEK yang sedang terjadi yaitu salah satunya dengan menyediakan koleksi elektronik.

Tresnawan (2004) menyatakan bahwa “Salah satu sumber informasi di internet untuk pengembangan layanan perpustakaan adalah jurnal elektronik (e-journal) (p. 1)”. Dengan adanya koleksi elektronik diharapkan perpustakaan dapat menyediakan informasi sesuai dengan kriteria informasi yang di butuhkan oleh sivitas akademika yaitu cepat, hemat waktu, biaya serta tenaga, dan terkini.

No Kriteria Elektronik Tercetak

1 Kemuktahiran Mutakhir Mutakhir

2 Kecepatan Cepat Lambat

3 Penyimpanan Sangat mengirit tempat Makan Tempat

4 Pemanfaatan 24 Jam Terbatas Jam buka

5 Kesempatan akses Bisa bersamaan Antri

6 Penelusuran Otomatis tersedia Harus dibuat

7 Waktu penelusuran Cepat Lama

8 Keamanan Lebih aman Kurang aman

9 Manipulasi Dokumen

Sangat mudah Tidak bisa 10 Langganan dengan

harga yang sama

Judul biasa lebih Banyak

Judul lebih sedikit 11 Harga total

Langganan

(6)

2.5 Strategi Pemanfaatan/Penelusuran Jurnal Elektronik

Ketika pengguna informasi membutuhkan informasi yang cepat dan tepat, pengguna informasi harus melakukan strategi penelusuran informasi, yang salah satunya yaitu menelusur dengan memasukkan keyword ke dalam search engine yang telah tersedia. Dikaitkan dengan kegiatan perpustakaan perlunya strategi penelusuran informasi Pendit (2008) yang menyatakan bahwa:

Dibidang perpustakaan dan informasi, keberakasaraan informasi ini segera dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkana secara benar sejumlah informasi yang tersedia di internet. Hal yang perlu di perhatikan dalam memanfaatkan teknologi internet ini pengguna (user) diharapkan memiliki pengetahuan atau keterampilan dalam menelusur informasi serta mengetahui strategi penelusuran agar dalam penelusuran bisa lebih efektif dan efisien (p. 119).

Mengingat hal tersebut di atas maka pengetahuan tentang strategi penelusuran jurnal elektronik perlu dimiliki oleh siapa saja yang memanfaatkan internet sebagai sumber dalam mencari informasi (jurnal elektronik) agar pemakaian fasilitas on-line yang tersedia dapat dimanfaatkan secara maksimal. Secara singkat mengapa strategi penelusuran jurnal elektronik di internet ini diperlukan karena:

1. Informasi yang tersedia sangat banyak dan luas dan beraneka ragam. 2. Untuk memperoleh informasi yang relevan.

3. Untuk menghamat waktu pencarian. 4. Untuk mempermudah pencarian.

2.6 Konsep Kebutuhan Informasi

Pada dasarnya setiap manusia butuh akan informasi, dimana dengan adanya informasi menjadikan manusia itu sendiri kaya akan pengetahuan baik itu yang bersifat ilmiah maupun sosial.

Menurut Krikelas yang dikutip oleh Ishak (1983), pengertian kebutuhan informasi sebagai berikut, “…when the current state of possessed knowledge is less than needed, yang berarti bahwa kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong untuk mencari informasi (p. 5).”

(7)

Pada umumnya pengguna perpustakaan membutuhkan informasi yang cepat dan beragam, artinya pengguna perpustakaan tidak hanya membutuhkan informasi sesuai bidang yang sedang didalami tetapi juga sering kali membutuhkan informasi lain untuk memperkaya ilmunya, untuk itu dibutuhkan adanya pelayanan perpustakaan yang senantasa dapat memuaskan pengguna perpustakaan. Mendukung pernyataan di atas, Chaudry (1993) mengemukakan:

Bila pengelola informasi bisa memahami kebutuhan informasi pemakai, maka akan membantu dalam pengembangan layanan perpustakaan, diantaranya: a) peningkatan apa saja yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan layanan yang sudah ada, b) usaha apa saja yang harus dilakukan agar layanan dan sumber informasi perpustakaan diketahui secara lebih baik oleh pemakai, dan c) program kerja apa saja yang dapat dijalankan untuk mempertemukan layanan yang ada dengan kebiasaan pencarian informasi pemakai (p. 8).

Bagi pihak perpustakaan sebagai penyedia informasi, dengan memahami kebutuhan informasi pemakai dapat menjadikan tujuan perpustakaan akan lebih mudah tercapai.

Sehubunga dengan kebutuhan informasi pengguna. Chowdhury (1999), menyatakan bahwa kebutuhan informasi merupakan suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi permasalahan tentang subjek tertentu. Selanjutnya Chowdhury (1999) menyatakan bahwa sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain:

a) mempunyai konsep yang relatif, b) berubah pada periode tertentu,

c) berbeda antara satu orang dengan orang lain, d) dipengaruhi oleh lingkungan,

e) sulit diukur secara kuantitas, f) sulit diekspresikan,

g) seringkali berubah setelah seseorang menerima informasi lain (p. 92).

Sedangkan menurut Hartono (2000) “Informasi dapat didefinisikan sebagai hasil pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berarti bagi penerimanya yang menggambarkan suatu kejadian (events) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan”(p. 692).

(8)

Sesuai dengan pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa definisi kebutuhan informasi adalah sesuatu yang datang dari diri sesorang atas tuntutan untuk mengetahui sesuatu dalam rangka mengatasi segala kekurangan pengetahuannya.

2.6.1 Jenis Kebutuhan Informasi

Jenis kebutuhan informasi bagi pengguna informasi sangat beraneka ragam. Berikut ini beberapa pengertian tentang jenis kebutuhan informasi menurut beberapa para ahli.

Taylor (1996 ), Taylor membagi empat lapisan atau tingkatan yang dipikirkan manusia sebelum sebuah kebutuhan benar-benar dapat terwujud secara pasti :

1. Kebutuhan yang mendalam (visceral need)

yaitu ketika informasi itu benar-benar belum dikenali sebagai kebutuhan, sebab belum dapat dikatkan dengan pengalaman-pengalaman seseorang dalam hidupnya atau hal ini sering juga disebut sebagai kebutuhan.

2. Kebutuhan yang disengaja (concius need)

ketika seseorang mulai mencari apa sesungguhnya informasi yang ia butuhkan sehingga ia mnecari informasi tersebut.

3. Kebutuhan yang dibentuk (formalized need)

yaitu ketika seseorang mulai secara lebih jelas dan terpadu dapat mengenali kebutuhan informasinya, dan mungkin di saat inilah ia baru dapat menyatakan kebutuhannnya kepada orang lain.

4. Kebutuhan yang dirumuskan (compromised need)

yaitu ketika seseorang mengubah-ubah rumusan kebutuhannya karena mengantisipasi, atau bereaksi dengan kondisi tertentu (p.178).

Sedangkan Yusuf (1995) mengemukakan bahwa “Informasi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:

1. Informasi Lisan, informasi ini disamping jumlahnya sangat banyak, sulit diukur dan dibuktikan dan juga kurang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan manusia pada umumnya.

2. Informasi Terekam, informasi ini paling bermanfaat dan banyak digunakan oleh berbagai kalangan, baik secara perorangan maupun dalam bermasyarakat, berorganisasi, dan bergaul sesame anggota masyarakat pada umumnya, terutama bergaul yang bertujuan mengembangkan diri kearah yang lebih baik (p. 10)”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Diao yang dikutip Mustangimah (1998), bahwa:

Kebutuhan informasi ada 3 macam, yaitu kebutuhan informasi objektif, kebutuhan informasi subjektif, dan kebutuhan informasi yang terpenuhi. Kebutuhan informasi objektif yaitu kebutuhan informasi yang seharusnya ada apabila seorang ingin mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi

(9)

subjektif yaitu kebutuhan informasi yang disadari oleh seorang sebagai persyaratan untuk mencapai tujuan (p. 5).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa jenis kebutuhan informasi yang mutakhir, spesifik, objektif dan pengembang bagi pengetahuan manusia sehingga dapat menyelesaikan masalah.

2.6.2 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi

Manusia membutuhkan informasi karena adanya faktor-faktor tertentu yang mendorongnya untuk mencari informasi, sesuai dengan pendapat Nicholas yang dikutip oleh Ishak (2006), Ada lima faktor yang mempengaruhi kebutuhan informasi pemakai, yaitu:

a) Jenis pekerjaan,

b) Personalitas, yaitu aspek psikologi dari pencari informasi, meliputi, ketepatan, ketekunan mencari informasi, pencarian secara sistematis, motivasi dan kemauan menerima informasi dari teman, kolega dan atasan, c) Waktu,

d) Akses, yaitu menelusur informasi secara internal (di dalam organisasi) atau eksternal (di luar organisasi), dan

e) Sumber daya teknologi yang digunakan untuk mencari informasi (p. 93). Sedangkan Menurut Sulistyo-Basuki (2004) kebutuhan informasi ditentukan oleh:

1. Kisaran informasi yang tersedia;

2. Penggunaan informasi yang akan digunakan;

3. Latar belakang, motivasi, orientasi profesional, dan karakteristik masing- masing pemakai;

4. Sistem sosial, ekonomi, dan politik tempat pemakai berada; dan 5. Konsekuensi penggunaan informasi (p. 396).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi sebagai bagian dari tuntutan kehidupannya, penunjang kegiatannya, dan pemenuhan kebutuhannya. Rasa ingin tahu seseorang timbul karena ingin selalu berusaha menambah pengetahuannya.

Gambar

Tabel 1. Perbandingan Jurnal Elektronik dan Jurnal Tercetak

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui manfaat intervensi fisioterapi berupa Infra Red dan Terapi Latihan dalam mengurangi nyeri diam, tekan dan gerak pada area inchisi , meningkatkan

Reaksi pasar atas pengumuman laba yang ditentukan melalui cummulative abnormal return selama periode pengamatan (saat dilakukan pengumuman laba sampai dengan enam hari setelah

(1) Dengan jumlah anggaran pendapatan negara dan hibah tahun anggaran 2004 sebesar Rp403.769.529.330.000,00 (empat ratus tiga triliun tujuh ratus enam puluh sembilan miliar

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda dengan jumlah kunjungan individu sebagai variabel dependen dan enam variabel sebagai

Seperti yang telah dikemukakan dalam Pendahuluan dan Rumusan Masalah, bahwa penelitian ini bermaksud untuk meneliti dan mendeskripsikan strategi komunikasi integrasi interkoneksi

Produk luaran yang nanti akan dihasilkan adalah Kue Klemis yang merupakan jajanan tradisional siap saji dengan bahan dasar tepung ketan yang dilengkapi dengan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan anak dalam menyimak adalah karena guru menerapkan karakteristik Whole Brain Teaching seperti pengkondisian kelas yang baik

Pada Penulisan Ilmiah ini penulis akan membahas mengenai pembuatan web Penjualan Produk Mulia Sejahtera Networking dengan menggunakan PHP, yaitu bahasa berbentuk skrip yang